A. Latar Belakang
Proses Pendidikan dilakukan tidak hanya membekali siswa dengan berbagai ilmu
pengetahuan, namun Pendidikan harus berorientasi pada bagaimana pemberian bekal bagi
siswa agar dapat menjalani kehidupan sosialnya dengan baik setelah lulus dari sekolah.
Pendidikan diartikan sebagai proses mengubah tingkah laku agar siswa menjadi manusia
dewasa yang mampu hidup mandiri sebagai anggota masyarakat dalam kehidupan
sosialnya.
berorientasi pada kecakapan akademik dan kehidupan social. Kecakapan social diartikan
sebagai kemampuan diri dalam menghadapi berbagai macam masalah dalam kehidupan
social. Oleh karena itu guru sebagai tenaga pengajar harus secara kontekstual berperan aktif
dalam praktek pengajaran secara akademik dan social dengan harapan siswa mampu
Menurut Depiknas (Aldilla, 2016) kecakapan akademik dan sosial sering kali
disebut juga kecakapan intelektual atau kemampuan berpikir secara ilmiah dan social, pada
menghubungkan antara satu dan lainnya, merumuskan hipotesis serta merancang dan
sosial harus dimiliki oleh siswa yang bertujuan agar dapat mengembangkan pola piker
adalah kecakapan yang dimiliki seseorang yang didapat dari pembelajaran intelektual yang
digunakan untuk menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa
tertekan, kemudian secara proaktif mencari serta menemukan solusi sehingga akhrinya
mampu mengatasinya. Adanya kecakapan akademik dan sosial yang didapatkan dari
pengalaman belajar siswa dapat mengilhami mereka Ketika menghadapi problema dalam
kehidupan sesungguhnya.
Pendidikan nasional bertujuan utnuk berkembangnnya potensi siswa agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga demokratis dan bertanggung jawab.
perilaku-perilaku seperti yang disebutkan dalam system Pendidikan nasional pasal 3 tahun
2003. Dalam hal ini karakter dapat ditemukan sikap-sikap seseorang terhadap dirinya,
terhadap orang lain, terhadap tugas tugas yang dipercayakan kepadannya (A.sobri, 2013).
Pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan benar dan salah akan tetapi lebih dari itu
Pendidikan karater menanamkan kebiasaan baik sehingga siswa menjadi paham yang mana
benar dan salah mampu merasakan nilai yang baik dan bisa melakukannya. Pendidikan
karakter yang baik dengan kata lain harus melibatkan bukan saja aspek pengetahuan yang
baik namun mengedepankan aspek perilaku yang baik. Pendidikan karakter menekankan
pada kebiasaan yang terus menerus dipraktikan dan dilakukan (Alimin, 2014)
Kecakapan akademik dan social dapat didapatkan dengan baik melalui efektifitas
salah satu standar mutu Pendidikan dan seringkali diukur dengan tercapainya tujuan atau
diartikan sebagai ketetapan dalam mengelola suatu situasi. Efektifitas belajar merupakan
diharapkan untuk mengubah prilaku siswa kea rah positif dan lebih baik sesuai dengan
potensi dan perbedaan yang dimiliki untuk mencapai tujuan pembelakajran yang telah
ditetapkan. (Rohmawati)
Salah satu upaya membentuk kecakapan akadamik dan social siswa adalah dengan
cara membekali siswa dengan kemampuan intelektual hal ini didapatkan dari sejauh mana
efektifitas belajar yang dapat diwujudkan guru dalam proses belajar mengajar. Efektifitas
belajar dikatakan efektif apabila memenuhi standar dari poin-poin tentang kecakapan
Penelitian ini dilakukan di salah satu smp di kota cilegon yaitu smp 7 cilegon yang
dimana sekolah tersebut masih menerapkan kurikulum K13 dan telah merencanakan
kurikulum merdeka namun masih belum diketahui kapan pastinya kurikulum merdeka
tersebut diterapkan karena ingin memeastikan dari kesiapan guru dan fasilitas serta modul
yang akan digunakan nantinnya dalam proses belajar mengajar. Di smp 7 cilegon juga
potensi siswa ekstra kurikuler disini yaitu di antarannya pramuka, paskibra, futsal, basket,
voli, taekwondo, silat dan padus. Dibidang akademik sendiri telah meraih berbagai macam
prestasi misalnya mampu menjuarai lomba MIPA dan cerdas cermat sekota cilegon dan
disisi non akademik smp 7 juga memiliki prestasi dimana salah satu siswa yang mengikuti
ekskul taekwondo mampu meraih juara 3 dalam ajang lomba taekwondo yang
diselenggarakan oleh TNI serta lomba futsal mampu meraih juara 2 pada lomba liga siswa
se-cilegon.
kecakapan akademik siswa melalui praktikum berbasis guide inqury pada konsep system
pernafasan dengan hasil bahwa nilai rata-rata kecakapan akademik siswa kelas XI ipa 7
SMA negeri 3 kota serang sebesar 77,7(kategori baik)yang terdiri dari 4 aspek yaitu aspek
Berdasarkan penelitian terdahulu dari suprapto mukti Nugroho yang berjudul upaya
siswa mampu mengidentifikasi vaariabel dengan benar, 58% siswa dapat menjelaskan
hubungan antar variable 72% siswa dapat mengajukan hipotesis dengan benar 76%
yang berjudul pengaruh Pendidikan karakter terhadap pengembangan diri pada siswa smpn
pengembangan diri pada siswa sebesar 29,7% yang aspek paling tinggi adalah aspek
religious dengan kategori baik sedangkan pengembangan diri dengan aspek potensi moral
berkategori baik.
sebelumnya yaitu variable terikat yang digunakan oleh peneliti adalah kecakapan akademik
dan social yang diteliti karena dapat melihat dampak dari efektifitas belajar yang menjadi
salah satu factor mendukung siswa dalam menjalani kehidupan sosialnya. Subjek menjadi
sarana yaitu siswa SMP diamana pada masa SMP merupakan tahap remaja awal atau masa
peralihan dari anak-anak menuju remaja awal yang bisa dibilang sangat terpengaruh
dengan lingkungannya.
untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan kecakapan akademik dan social dan
akademik dan social pada siswa SMP 7 cilegon” hal ini untuk melihat apakah terdapat
pengaruh antara kecakapan akademik dan social terhadap efektifitas belajar pada siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini
C. Tujuan Penelitian
pengaruh Pendidikan karakter terhadap kecakapan akademik dan social pada siswa
di SMPN 7 cilegon
D. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukan penelitian ini peneliti berharap agar hasil dari penelitian dapat
membawa banyak manfaat yang dipandang secara teoritis ataupun secara praktis
1. Manfaat Teoritis
dan sosial
2. Manfaat Praktis
b. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan menjadi acuan dan bahan bacaan
karakter dan kecakapan akademik dan social pada siswa smp 7 cilegon
E. Hipotesis Penelitian
Ho:tidak dapat pengaruh Pendidikan karakter dan kecakapan akademik dan social
F. Definisi Operasional
sehingga siswa mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai nilai yang
secara umum namun mengarah kepada kegiatan yang bersifat keilmuan dan
social.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan karakter
1. Pengertian Pendidikan
utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, adil dan sejahtera. Pendidikan
dapat membawa pengaruh besar terhadap penigkatan kualitas dan perilaku hidup
Undang undang nomer 20 tahun 2003 tentang system Pendidikan nasional juga
menjelaskan Pendidikan adalah usaha sadar dan rencana untuk mewujudkan sarana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
2. Penegertian Karakter
watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari internalisasi
sebagai kebajikan yang dipercayai dan digunakan sebagai landasan cara berpikir, cara
melihat sesuatu dan bertindak yang pada dasarnya terdiri dari sejumlah nilai, moral dan
norma seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain.
Tohomas lichcona (Dalmeri, 2014) mendefinisikan seseorang yang berkarakter
merupakan suatu sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral, yang
dimanifestasikan dalam Tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur,
Mengacu pada pengertian diatas karakter adalah sesuatu yang dimiliki setiap individu
yang menjadi ciri khas individu tersebut yang berupa watak, akhlak, kepribadian yang
3. Pendidikan Karakter
Mansur (Citra, 2012) Pendidikan karakter adalah Pendidikan budi pekerti yang
melibatkan aspek teori pengetahuan, perasaan dan Tindakan. Lebih lanjut tohomas
lichona (Citra, 2012) tanpa 3 aspek tersebut maka Pendidikan karakter tidak efektif dan
yang mendapatkan Pendidikan karakter yang baik, akan menjadi anak yang cerdas.
masa depan. Seorang anak dengan kecerdasan emosi yang baik akan berhasil dalam
Pendidikan karakter adalah usaha aktif dalam membentuk kebiasaan yang baik
sehingga sifat individu telah terbentuk sejak kecil, sebuah usaha untuk mendidik
individu agar dapat mengambil keputusan yang baik dan mempraktekannya dalam
kehidupan sehari hari, sehingga setiap individu dapat memberikan kontribusi positif
kepada lingkungannya (Muhsin, 2015). Lebih lanjut bahwa proses Pendidikan karakter
atau Pendidikan akhlak dipandang sebagai usaha sadar dan terencana, bukan usaha
yang sifatnya terjadi secara kebetulan. Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai
usaha yang sungguh sungguh dalam memahami, membentuk, memupuk nilai nilai etis,
baik untuk diri sendiri maupun untuk masyarakat dan lingkungan sosialnnya (Dalmeri,
2014)
suatu system yang direncanakan dalam membentuk nilai karakter baik individu yang
Pendidikan karakter dalam seting sekolah adalah sebagai pembelajaran yang mengarah
pada penguatan pengembangan perilaku didasarkan pada suatu nilai tertentu yang
sekolah
warga negara yang memiliki nilai nilai budaya dan karakter bangsa
b) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku siswa yang terpuji dan sejalan dengan
bangsa
berwawasan kebangsaan
yang aman, jujur, penuh kreatifitas dan persahabatan, serta dengan rasa
satuan Pendidikan dalam hal ini sekolah, masyarakat sipil, masyarakat politik,
penekanan pada penanaman nilai nilai social dalam diri siswa yang bertujuan
untuk diterimannya nilai nilai social tertentu oleh siswa, berubahnya nilai nilai
siswa yang tidak sesuai dengan nilai social yang diinginkan. Dalam membentuk
nilai ini metode yang digunakan dalam proses pembelajran yaitu keteladanan,
penguatan positif dan negative, simulasi, permainan peran, dan lain lain.
mendorong siswa utnuk berpikir aktif tentang masalah masalah moral, maupun
karakter digunakan untuk membangun dan mengembangkan karakter yang mulia dari
peserta didik dengan mempraktikan dan mengajarkan nilai nilai moral dan
pengambilan keputusan yang berada dalam hubungan sesame manusia, lingkungan dan
sang pencipta.
Thomas lichona (Dalmeri, 2014) menyatakan terdapat 2 aspek penting dalam nilai
a) Religious sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain dan hidup
runkun dengan pemeluk agama lain. Nilai nilai karakter religious antara lain:
dan pekerjaan
etnis, pendapat, sikap, dan Tindakan orang lain yang berbeda dengan
dirinnya
pada lingkungan, membangun sinergi dengan orang lain, bersikap baik terhadap
menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
bangsa.
6) Kasih saying dan kepedulian, sikap dan Tindakan yang selalu ingin
membutuhkan.
7) Kritis, cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak
dan kewajiban dirinnya dan orang lain. Rasa ingin tahu, sikap dan
B. Kecakapan akademik
berpikir rasional yang masih bersifat umum dimana kecakapan akademik sudah
Menurut Wika Santi (Khalimah, 2016) kecakapan akademik merupakan salah satu
jenis life skill yang bersifat spesifik atau yang dimiliki seseorang dibidang
akademik yang dimana keterampilan ini dapat berguna dalam kehidupan siswa
seperti menemukan gagasan memecahkan masalah dan dapat berpikir secara kritis.
2. Aspek Akademik Skill
anatar satu dengan yang lain oleh karena itu akademik skill memiliki 4 aspek yaitu:
sugiono (Khalimah, 2016) mendefinisikan variable adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang,obejek atau kegitan yang mempunyai variasi tertentu yang
siswa menentukan apa yang menjadi sebab dan yang menjadi akibat dari suatu
fenomena maka siswa dapat menghubungkan variable yang ada setelah mereka
terhadap suatu masalah yang belum tentu kebenarannya sehingga siswa dituntut
untuk berpikir secara empiris yang berkonsisten pada pengetahuan yang sudah
ada.
secara kritis dan seksama mengenai berbagai aspek yang dipertimbangkan dan
harus dapat diupayakan dalam menganalisis suatu fenomena yang didsarkan atas
suatu fenomena.
Menurut (Sari (2011) terdapat beberapa aspek dalam meningkatkan kecakapan akademik.
informasi serta guru mengarahkan siswa tidak salah dalam melakukan rumusan
masalah.
untuk bertanya hak apa saja yang menyangkut dalam mengidentifikasi suatu
masalah
manusia lain. Kerja sama bukan sekedar kerja sama tetapi kerja
salah.
kecakapan diri.
perkembangannya.
penyiapan karir.
secara benar mengenai nilai nilai kehidupan sehari hari yang dapat
mengedepankan nilai nilai religi, teori, solidaritas, ekonomi, dan cita rasa
(Arti, 2014)
Menurut depdiknas (Wahab, 2017) ada beberapa ciri ciri dari proses
berikut:
dengan benar
yaitu:
yang efektif.
d) Accepting differences(menerima perbedaan). Kemampuan siswa
berbagai pihak.
mencari pekerjaan.
Siswa mampu menciptakan gaya hidup sehat bagi tubuh dan pikiran
serta memilih aktifitas yang bermanfaat bagi fisik dan mental serta
Menurut Santrock masa remaja adalah masa periode transisi masa anak
anak menuju dewasa yang akan mengalami perubahan secara biologis, social
masa remaja berusia 10 tahun sampai 20 tahun. Pada masa ini ericson
artinya adalah pencarian identitas dan kebingungan identitas. Pada masa ini
remaja coba menemukan tentang siapa diri mereka sebenarnya dan kemana
meraka akan melangkah dalam hidupnya. Jika remaja berhasil melewati masa
tersebut dengan baik denga jalan positif, maka akan tercipta identitas positif.
Namun jika suatu identitas dipaksakan oleh orang tua, maka remaja tidak
berhasil melewati masa remaja tersebut dengan baik sehingga akan terjadi
Remaja awal adalah remaja yang berusia 11 sampai 14 tahun. Remaja awal
biassanya berada pada akhir sekolah dasar sampai dengan smp. Perubahan yang
terjadi pada masa ini sangat cepat, baik perubahan fisik dan kapasitas
perubahan fisik dan mental yang cepat yaitu adaptasi dan penerimaan keadaan
tubuh yang berubah. Dalam hal karakteristik pada fase ini anak tidak mau
diperlakukan sebagai anak anka lagi, mulai sadar akan dirinya sendiri,
pemberani, dinamis, berbicara dan berbuat keras, ingin selalu dikagumi, mulai
melakukan sosialisasi eksploratif, dan ingin mendapat penghargaan (Alfajri,
2020)
Sosial
akan dirinya bukan anak anak lagi mulai sadar akan dirinya dan mulai sering
dapat melewati fase ini dengan baik diperlukan karakter yang baik melalui
melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab dan menghormati
orang lain.
9. Kerangka Berpikir
Pendidikan Kecakapan
Karakter AKkademik &
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode
kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan metode analisis statistic yang dikumpulkan
melalui proses pengukuran serta menekankan hasil analisis data yang berupa angka (Azwar,
2017).
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu jenis penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang melakukan analisis hanya sampai pada taraf
deskripsi yaitu terbatas pada gambaran data secara factual. Data diolah dan disajikan secara
singkat dan sistematik sehingga mudah dibaca dan dipahami serta disimpulkan (Azwar, 2017).
a) Populasi
Adapun populasi penelitian ini yakni seluruh siswa SMPN 7 cilegon 843
dengan pembagian kelas 7 sebanyak 294 siswa, kelas 8 sebanyak 279 siswa
siswa(http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/indeks/php/come/profil/c0b16157-
yang dimiliki oleh populasi (Azwar, 2017). Adapun metode penentuan sampel
yang digunakan penelitian ini adalah rumus slovin dengan taraf kepercayaan
90% atau 10% kesalahan yang bertujuan untuk mengetahui proporsi siswa
N=n
1 + Ne²
Keterangan :
n : Jumlah Sampel
N : Populasi
E : Jumlah Kesalahan
N=n
1 + Ne²
= 843
1+843 (0.01)²
= 843
8.43
= 100 Sampel
Dari data populasi siswa di SMPN 1 Cilegon berjumlah 843 siswa,
digunakan rumus slovin, maka sampel yang digunakan sebesar 100 orang. Setelah
dengan rumus
ni = Ni x n
N
Keterangan :
Ni : Jumlah populasi
Berdasarkan Rumus diatas, maka sampel yang digunkan pada tiap kelas dalam
1) Kelas 7
ni = Ni x n = 294 x 100
n 843
= 34.8 = 35
2) Kelas 8
ni = Ni x n = 279 x 100
n 843
= 33
3) Kelas 9
ni = Ni x n = 270 x 100
n 843
= 32
Dendan demikian sebaran sampel yang digunakan berdasarkan kelas dalam
No Kelas Jumlah
1 Kelas 7 35
2 Kelas 8 33
3 Kelas 9 32
Total 100
3. Instrument Penelitian
pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang
informasi yang lengkap mengenai suatu masalah, fenomena alam maupun social.
yang akurat yaitu dengan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu
fenomena tertentu. Skala tersebut memuat pernyataan yang bersifat faforable dan
pernyataan yang tidak mendukung. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis
lichona(dalmeri 2014). Skala ini memuat beberapa item yang mewakili kedua
aspek tersebut yang terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable dengan
marketable skill, healty lifestyle dan save responsibility yang dikemukakan oleh
Washington(DJ 2017). ). Skala ini memuat beberapa item yang mewakili kedua
aspek tersebut yang terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable dengan
A. Skala
menentukan Panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat
kuantitatif. Skala yang digunakan adalah skala liker untuk mengukur sikap,
sebagai materi materi tertulis yang menyediakan informasi berupa catatan, buku,
surat kabar dan sebagainya. Adapun data dokumentasi dalam penelitian ini yaitu
A. Uji Validitas
validitas berasal dari kata validity yang memiliki makna kebenaran dan keabsahan. Ari
kunto (Machali, 2017). Validitas adalah ukuran yang menunjukan keandalan atau
kesalihan suatu alat ukur. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan produk
momen dengan aplikasi computer spss 2016. menurut Sugiono(2016) kriteria item
B. Uji Reliabilitas
reliabilitas adalah sejauh mana hasil proses pengukuran dapat dipercaya. Hasil suatu
pengukuran akan dapat dipercaya apabila dalam beberap kali pelaksanaa pengukuran
terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil relative yang sama. Azwar(2017)
mengindikasikan bahwa instrument dikatakan reliable jika memiliki nilai cronbach alpha
minimal 0,7.
6. Kriteria Pembanding
tingkat skala pendidikan karakter dan pengembangan diri di bagi menjadi 5 (lima)
kategorisasi yaitu, sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah
B. Rearata Aspek
Koefesien Kategori
>4,2 Sangat Tinggi
>3,4 – 4,2 Tinggi
>2,6 – 3,4 Sedang
>1,8 – 2,6 Rendah
≤ 1,8 Sangat Rendah
7. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi Produk Moment
Pearson. Pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu
variabel dependen. Adapun uji korelasi Produk Moment Pearson digunakan untuk