Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PROPOSAL METODE PENELITIAN KUANTITATIF

( Hubungan Pelayanan Guru Bimbingan Dan


Konseling Dengan Kedisiplinan
Belajar Siswa )

Di Susun Oleh :
Nama : Khaeruddin Hd
Stambuk : C1B119089
Kelas : A
Jurusan : Sosiologi - 019
Dosen : Aryuni Salpiana Jabar, S.P., M.Si
Mata Kuliah : Metode Penelitian Kuantitatif

Falkultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Halo Oleo

Kendari

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan manusia di
masa depan. Pendidikan dapat mengembangkan berbagai potensi yang
dimilikinya secara optimal, yaitu pengembangan potensi individu yang setinggi-
tingginya dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai
dengan tahap perkembangan serta karakteristik lingkungan fisik dan lingkungan
sosio budaya di mana dia hidup. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang
sangat kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka pendidikan dapat
dilihat dan dijelaskan dari berbagai sudut pandang, seperti dari sudut pandang
psikologi, sosiologi dan antropologi, ekonomi, politik, komunikasi dan
sebagainya.

Pendidikan mempunyai banyak bentuk. Salah satu bentuk lembaga pendidikan


yang formal adalah sekolah. Sekolah merupakan tempat pendidikan formal yang
didalamnya terdapat aturan-aturan yang mana harus ditaati oleh seluruh
komponen sekolah tersebut. Sekolah merupakan tempat dimana seseorang
mendapatkan pendidikan, pengajaran serta ketrampilan hidup dalam berhubungan
dengan orang lain. Menurut Prayitno (1999, 25) pengembangan manusia
seutuhnya hendaknya mencapai pribadi-pribadi yang pendiriannya matang,
dengan kemampuan sosial yang menyejukan, kesusilaan yang tinggi, dan
keimanan serta ketaqwaan yang dalam. Dimana pengembangan manusia
seutuhnya tersebut bisa didapatkan dalam proses pendidikan seperti di sekolah.
Namun, dalam proses pendidikan juga banyak dijumpai permasalahan yang
dialami oleh anak-anak, remaja, dan pemuda yang menyangkut dimensi
kemanusiaan mereka. Lebih lanjut Prayitno mengemukakan bahwa permasalahan
yang dialami oleh para siswa di sekolah sering kali tidak dapat dihindari meski
dengan pengajaran yang baik sekalipun. Hal tersebut juga disebabkan oleh karena
sumber-sumber permasalahan siswa banyak yang disebabkan oleh hal-hal di luar
sekolah.

Realita dalam observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMPN 1 Pakisaji


menunjukkan bahwa beberapa siswa mengalami kendala dalam belajarnya yang
berasal dari dalam diri karena ketidakdisiplinan mereka dalam mengatur waktu
belajarnya. Ketidakdisiplinan ini terlihat dari kegiatan belajar siswa yang
dipadukan dengan aktifitas sehari-hari (bermain).Hal ini berakibat timbulnya
permasalahan belajar bagi siswa.

Dalam hal ini permasalahan siswa tidak boleh dibiarkan begitu saja, termasuk
perilaku siswa yang tidak dapat mengatur waktu untuk melakukan aktifitas belajar
sesuai dengan apa yang dibutuhkan, diatur, atau diharapkan. Jika pengaturan
waktu berdasarkan kesadaran sendiri maupun arahan pihak lain tidak dilakukan
dengan disiplin maka semuanya akan menjadi kacau. Demikian pula dengan
kedisiplinan siswa dalam melakukan aktifitas belajar dipadukan aktifitas lain
dalam kehidupan sehari-hari. Disinilah pelayanan guru bimbingan dan konseling
diperlukan untuk mendampingi mereka. Oleh karena itu, peran kita sebagai guru
BK menghadapi siswa yang seperti itu adalah mengarahkan agar siswa
mempunyai kelompok belajar sendiri di rumah, berkolaborasi dengan orang tua
siswa yang bersangkutan untuk memantau dan memotivasi belajar anak agar
mereka bisa disiplin dalam belajar. Pelayanan guru bimbingan dan konseling
hendaknya berjalan secara efektif membantu siswa mencapai tujuan-tujuan
perkembangannnya dan mengatasi permasalahannya termasuk membimbing para
siswa untuk berperilaku disiplin. Pelayanan guru bimbingan dan konseling
merupakan peran yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dalam
mengatasi berbagai permasalahan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Permasalahan tersebut mencakup permasalahan yang terjadi di lingkungan
sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Manfaat bimbingan dan konseling
yang dilakukan oleh guru bimbingan konseling cukup penting bagi seorang siswa
untuk mengatasi berbagai permasalahan termasuk dalam mengatasi permasalahan
pribadi siswa.
Berpijak pada paparan di atas, maka diasumsikan bahwa apabila siswa dapat
mengatur waktu belajarnya dengan baik dan pelayanan guru Bimbingan
Konseling dapat berjalan secara efektif maka mereka akan dapat berdisiplin
dalam belajar dan mendapatkan hasil belajar sesuai dengan yang mereka
butuhkan dan yang mereka harapkan. Kenyataan asumsi tersebut dapat terjadi di
setiap sekolah, seperti halnya di SMPN 1 Pakisaji, oleh karena itu peneliti tertarik
untuk mengkaji.

1.2. Rumusan Masalah


Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Adakah hubungan antara pelayanan guru bimbingan dan konseling dengan
kedisiplinan belajar siswa?
2. Sejauh mana hubungan pelayanan guru bimbingan dan konseling dengan
kedisiplinan belajar siswa terjadi?

1.3. Tujuan & Manfaat Penelitian


a. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pelayanan guru bimbingan dan
konseling dengan kedisiplinan belajar siswa.
2. Untuk mendeskripsikan kedisiplinan belajar siswa SMPN 1 Pakisaji
3. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara pelayanan guru bimbingan dan
konseling dengan kedisiplinan belajar siswa itu terjadi.
b. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang kami lakukan maka manfaat penelitian tersebut adalah,
sebagai berikut:
1. Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu pendidikan
terutama dikaitkan dengan hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan belajar anak.
2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka
penyempurnaan konsep maupun implementasi praktik pendidikan sebagai upaya
yang strategis dalam pengembangan kualitas sumberdaya manusia.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori


a. Diskripsi Teori
Kedisiplinan Belajar Siswa di Sekolah.
Masalah disiplin berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dan harus
ditaati. Disiplin bukan hanya mempunyai arti taat atau patuh pada peraturan atau
ketentuan yang datang dari orang lain, lembaga atau pemerintah, namun aturan-
aturan tersebut juga datang dari diri sendiri yang merupakan kesadaran, kerelaan
untuk melaksanakan rencana kegiatan yang telah direncanakan. Seorang yang
disiplin berarti tingkah laku dan keputusannya dilakukan dengan sadar dan rela,
sesuatu yang memungkinkan dapat menjadikan dirinya sebagai orang yang taat
pada peraturan yang berlaku. Sukardi (2003: 102) menjelaskan disiplin diartikan
sebagai suatu rentetan kegiatan atau latihan yang berencana yang dianggap perlu
untuk mencapai tujuan.

Mulyono (1993: 1) menjelaskan bahwa dalam surat edaran yang berkaitan dengan
gerakan disiplin nasional mengartikan disiplin adalah sikap hidup dan perilaku
yang mencerminkan tanggung jawab terhadap kehidupan tanpa paksaan dari luar.

Disiplin belajar dalam penelitian ini yang dimaksudkan adalah suatu rentetan
kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan sikap hidup yang
mencerminkan tanggung jawab terhadap kehidupan tanpa paksaan dari luar dalam
rangka untuk mencapai tujuan. Jadi disiplin belajar merupakan suatu sikap mental
yang mengandung kerelaan tanpa paksaan untuk melakukan rentetan kegiatan
dalam rangka menunaikan tugas dan tanggung jawab sebagai siswa, sebagai
individu yang belajar dalam rangka mencapai tujuan.
Konsep disiplin berkaitan dengan tata tertib, aturan, atau norma dalam kehidupan
bersama (yang melibatkan orang banyak). Menurut Moeliono (1993: 208) disiplin
artinya adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, aturan, atau
norma, dan lain sebagainya. Sedangkan pengertian siswa adalah pelajar atau anak
(orang) yang melakukan aktifitas belajar ( Ibid: 849). Dengan demikian disiplin
siswa adalah ketaatan (kepatuhan) dari siswa kepada aturan, tata tertib atau norma
di sekolah yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar.

Dari pengertian tersebut, kedisiplinan siswa dapat dilihat dari ketaatan


(kepatuhan) siswa terhadap aturan (tata tertib) yang berkaitan dengan jam belajar
di sekolah, yang meliputi jam masuk sekolah dan keluar sekolah, kepatuhan siswa
dalam berpakaian, kepatuhan siswa dalam mengikuti kegiatan sekolah, dan lain
sebagainya. Sedangkan Bentuk-bentuk dari kedisiplinan belajar ini dapat dilihat
dari kegiatan belajar di sekolah, belajar mengisi waktu luang, dan belajar
melaksanakan tugas sekolah. Tekun dan dinamis mengikuti ke seluruh program
belajar di sekolah, tertib catatan dan tertib mencatat, dan tidak suka membolos
atau tidak masuk tanpa ijin atau meninggalkan sebagian jam pelajaran,
memanfaatkan waktu luang untuk diskusi atau belajar di perpustakaan sekolah,
dan melaksanakan tugas ekstrakurikuler, belajar sesuai program yang disusun,
dan belajar sesuai waktu secara teratur.Semua aktifitas siswa yang dilihat
kepatuhannya adalah berkaitan dengan aktifitas pendidikan di sekolah, yang juga
dikaitkan dengan kehidupan di lingkungan luar sekolah.

Pelayanan Guru Bimbingan dan Konseling

Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah telah diterima dan menjadi suatu
pekerjaan yang tugas dan ruang lingkupnya cukup penting dalam mendukung
keberhasilan pendidikan. Lebih jauh, mengingat bahwa sumber permasalahan
anak-anak, remaja, dan pemuda sebagian besar berada di luar sekolah, dan lagi
pula bahwa permasalahan yang dialami manusia tidak hanya terdapat disekolah,
maka pelayanan bimbingan dan konseling perlu menjangkau daerah-daerah yang
lebih luas di luar sekolah.

Prayitno (1999, 30) menyatakan bahwa keberadaan pelayanan bimbingan dan


penyuluhan berperan untuk :
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya
menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan;

Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing.

Dalam Penjelasan PP Nomor 29 Tahun 1990 menyebutkan bahwa : Bimbingan


dalam rangka menemukan siswa dimaksudkan untuk membantu siswa mengenal
kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya. Bimbingan dalam rangka
mengenal lingkungan dimaksudkan untuk membantu siswa menyesuaikan diri
dengan lingkungan sosial, ekonomi, budaya, serta alam yang ada. Bimbingan
dalam rangka merencanakan masa depan mempersiapkan diri untuk langkah yang
dipilihnya setelah tamat belajar pada sekolah menengah serta kariernya di masa
depan. Bimbingan dan konseling mempunyai tujuan umum untuk membantu
individu untuk mencapai perkembangan secara optimal sesuai dengan bakat,
kemampuan, minat, dan nilai-nilai serta terpecahkan masalah-masalah yang
dihadapi oleh konseli. Salah satu tujuan umum adanya pelayanan bimbingan dan
koseling di sekolah adalah untuk membantu siswa agar dapat mandiri dengan ciri
mampu memahami dan menerima diri sendiri dan lingkunganya, membuat
keputusan dan rencana yang realistis, mengarahkan diri sendiri dengan keputusan
dan rencananya itu serta pada akhirnya mewujudkan diri sendiri. Tujuan khusus
bimbingan dan konseling langsung terkait pada arah perkembangan klin dan
masalah-masalah yang dihadapi. Tujuan-tujuan khusus Bimbingan dan konseling
merupakan penjabaran dari tujuan umum yang dikaitkan dengan permasalahan
konseli baik yang menyangkut perkembangan maupun kehidupannya.
Sebagai guru BK kita mempunyai peran yang sangat penting dalam membimbing
siswa yang mempunyai permasalahan dalam belajar, seperti halnya kedisiplinan
belajar. Dalam permasalahan kedisiplinan belajar sebagai seorang guru BK kita
harus tanggap dengan adanya permasalahan tersebut dan bisa mengidentifikasi
adanya masalah dan penyebab dari masalah tersebut dan apa yang akan dilakukan
atau diberikan kepada siswa yang mempunyai masalah dengan kedisplinan dalam
belajar.

2.2. Kerangka Berfikir


Berdasarkan hasil studi pendahuluan sebagaimana yang diuraikan pada latar
belakang masalah dan rumusan masalah tersebut, serta memperhatikan teori dan
konsep yang mendukung, maka dapat diungkapkan kerangka berfikir penelitian
yang menggambarkan hubungan antara variable bebas (pelayanan bimbingan dan
konseling) dan variable tergantung (kedisiplinan belajar siswa) sebagai berikut:

- Kedisiplinan belajar siswa (tidak bisa mengatur waktu dalam belajar)(Y)


- Pelayanan guru Bimbingan dan Konseling (x)

2.3. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
- H0= tidak ada hubungan antara pelayanan bimbingan Konseling dengan
kedisiplinan belajar siswa KLS 1 SMPN PAKISAJI.
- Ha= ada hubungan antara pelayanan bimbingan Konseling dengan kedisiplinan
belajar siswa KLS 1 SMPN PAKISAJI.
-
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian
yang bersifat kuantitatif, karena hasil data dari angket yang diperlukan untuk
mengungkap masalah dalam bentuk skor angka data kuantitatif yang selanjutnya
diolah dan diuji dengan teknik analisis statistika.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian


a. Tempat Penelitian
Pemilihan dan penetapan lokasi penelitian ini adalah di SMPN 1 Pakisaji. Adapun
pemilihan lokasi tersebut dengan alasan sebagai berikut:
1. Adanya relevansi masalah yang akan diteliti di sekolah tersebut.
2. Lokasi relatif dekat dengan domosili peneliti, sehingga mudah dijangkau dan bisa
lebih efisien (waktu dan biaya).

b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan kurang lebih selama 1 bulan mulai bulan
desember 2021 sampai bulan januari 2021 di SMPN 1 Pakisaji.

3.3. Populasi & Sampel


a. Populasi
Margono (2000: 121) menjelaskan bahwa populasi adalah seluruh individu yang
menjadi perhatian dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Warsito
(1992: 49) menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang
dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, perusahaan,
atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam
suatu penelitian.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksudkan populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa yang
dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian.

Adapun populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII sebanyak 150 orang.
Secara rinci populasi dikemukan dalam tabel 1 berikut.

Tabel 1.Keadaan Populasi Penelitian Tahun Pelajaran 2011/2012

Kelas Siswa Jumlah VII Putra Putri

A 18 20 38

B 15 21 36

C 16 22 38

D 15 23 38

Jumlah 64 86 150

b. Sampel Penelitian
Arikunto (1998: 120) menjelaskan pengertian sampel penelitian ini adalah
sebagian atau wakil dari keseluruhan (jumlah) yang akan diteliti .

Warsito (1992: 51) menjelaskan sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi
sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian, artinya sebagian populasi yang
mewakili seluruh populasi.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sampel yang
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sebagian dari jumlah keseluruhan siswa
yang dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian. Berpijak pada pendapat di
atas, maka sampel penelitian ini diambil 20% dari populasi yang ada yaitu
sebanyak 30 siswa, hal ini dilakukan karena jumlah populasi dianggap terlalu
banyak, dan pemilihannya dilakukan secara acak. Adapun alasan menggunakan
kelas VII karena akan dipersiapkan untuk menghadapi ujian semester.

Sampel Penelitian

Tabel 2

Kelas Populasi Sampel 20% Jumlah VII Putra Putri Putra Putri Sampel

A 18 20 4 4 8

B 15 21 3 4 7

C 16 22 3 4 7

D 15 23 3 5 8

JUMLAH 64 86 13 17 30

3.4. Teknik Sampling


Dari hasil yang diketahui dari data tersebut maka, teknik yang digunakan dalam
penentuan sampel siswa kelas VII adalah menggunakan Random Sampling. Hal
ini karena penelitian dilakukan dengan memilih siswa secara acak.

3.5. Teknik Pengumpulan Data


Beberapa teknik dalam pengumpulan data penelitian ini dilakukan sebagai berikut
:
1. Teknik Angket.
Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah dengan teknik angket untuk data
variabel tentang pelayanan guru BK dengan kedisiplin belajar siswa.
Langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data melalui angket dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mempersiapkan kisi-kisi dan indikator angket.
b. Membuat pertanyaan sesuai dengan indikator angket yang telah ditentukan, dan
selanjutnya dikonsultasikan pada Dosen Pembimbing.
c. Melakukan try out angket dan menganalisis hasil try out.
d. Menyebarkan angket pada siswa untuk penelitian.
e. Melakukan analisis hasil penelitian

2. Dokumentasi.
Teknik studi dokumen, terutama untuk keperluan data tentang keadaan siswa,
guru dan berbagai dokumen sekolah yang relevan dengan keperluan pengumpulan
data penelitian ini. Langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data melalui
teknik studi dokumentasi dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data-data
yang berhubungan dengan keadaan siswa seperti data pribadi, dan data tentang
kegiatan siswa.

3. Teknik Observasi.
Teknik ini dilakukan untuk mengamati berbagai keadaan siswa. Langkah dalam
pengumpulan data melalui teknik observasi adalah mengamati menggunakan
lembar observasi tentang semua aktivitas siswa selama pelaksanaan penelitian
yaitu saat melakukan pembelajaran.

3.6. Teknik Analisis Data


Penelitian ini untuk mengungkap tentang hubungan pelayanan guru Bimbingan
Konseling dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VII SMPN 1 Pakisaji tahun
pelajaran 2011/2012. Adapun teknik analisis data korelasi product moment
dengan menggunakan program SPSS versi 15 (Santoso, 2006: 269). yaitu dengan
Product Moment :
rXY =nrXY
= Koefisien Korelasi X dan Y
= Produk dari X dan Y
= Kuadrat dari Variabel X
= Kuadrat dari Variabel Y
N = Jumlah Responden.
DAFTAR PUSTAKA

- Slameto. 1995. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
- Mahmud, Dimyati. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
- Surini. 2010.Hubungan Motivasi Belajar Dengan Disiplin Belajar Siswa
.Semarang : Proposal Skripsi.
- http://fahrielbanjari.blogspot.com/2012/01/proposal-penelitian-kuantitatif.html

Anda mungkin juga menyukai