Di Susun Oleh :
Nama : Khaeruddin Hd
Stambuk : C1B119089
Kelas : A
Jurusan : Sosiologi - 019
Dosen : Aryuni Salpiana Jabar, S.P., M.Si
Mata Kuliah : Metode Penelitian Kuantitatif
Kendari
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam hal ini permasalahan siswa tidak boleh dibiarkan begitu saja, termasuk
perilaku siswa yang tidak dapat mengatur waktu untuk melakukan aktifitas belajar
sesuai dengan apa yang dibutuhkan, diatur, atau diharapkan. Jika pengaturan
waktu berdasarkan kesadaran sendiri maupun arahan pihak lain tidak dilakukan
dengan disiplin maka semuanya akan menjadi kacau. Demikian pula dengan
kedisiplinan siswa dalam melakukan aktifitas belajar dipadukan aktifitas lain
dalam kehidupan sehari-hari. Disinilah pelayanan guru bimbingan dan konseling
diperlukan untuk mendampingi mereka. Oleh karena itu, peran kita sebagai guru
BK menghadapi siswa yang seperti itu adalah mengarahkan agar siswa
mempunyai kelompok belajar sendiri di rumah, berkolaborasi dengan orang tua
siswa yang bersangkutan untuk memantau dan memotivasi belajar anak agar
mereka bisa disiplin dalam belajar. Pelayanan guru bimbingan dan konseling
hendaknya berjalan secara efektif membantu siswa mencapai tujuan-tujuan
perkembangannnya dan mengatasi permasalahannya termasuk membimbing para
siswa untuk berperilaku disiplin. Pelayanan guru bimbingan dan konseling
merupakan peran yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dalam
mengatasi berbagai permasalahan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Permasalahan tersebut mencakup permasalahan yang terjadi di lingkungan
sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Manfaat bimbingan dan konseling
yang dilakukan oleh guru bimbingan konseling cukup penting bagi seorang siswa
untuk mengatasi berbagai permasalahan termasuk dalam mengatasi permasalahan
pribadi siswa.
Berpijak pada paparan di atas, maka diasumsikan bahwa apabila siswa dapat
mengatur waktu belajarnya dengan baik dan pelayanan guru Bimbingan
Konseling dapat berjalan secara efektif maka mereka akan dapat berdisiplin
dalam belajar dan mendapatkan hasil belajar sesuai dengan yang mereka
butuhkan dan yang mereka harapkan. Kenyataan asumsi tersebut dapat terjadi di
setiap sekolah, seperti halnya di SMPN 1 Pakisaji, oleh karena itu peneliti tertarik
untuk mengkaji.
KAJIAN PUSTAKA
Mulyono (1993: 1) menjelaskan bahwa dalam surat edaran yang berkaitan dengan
gerakan disiplin nasional mengartikan disiplin adalah sikap hidup dan perilaku
yang mencerminkan tanggung jawab terhadap kehidupan tanpa paksaan dari luar.
Disiplin belajar dalam penelitian ini yang dimaksudkan adalah suatu rentetan
kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan sikap hidup yang
mencerminkan tanggung jawab terhadap kehidupan tanpa paksaan dari luar dalam
rangka untuk mencapai tujuan. Jadi disiplin belajar merupakan suatu sikap mental
yang mengandung kerelaan tanpa paksaan untuk melakukan rentetan kegiatan
dalam rangka menunaikan tugas dan tanggung jawab sebagai siswa, sebagai
individu yang belajar dalam rangka mencapai tujuan.
Konsep disiplin berkaitan dengan tata tertib, aturan, atau norma dalam kehidupan
bersama (yang melibatkan orang banyak). Menurut Moeliono (1993: 208) disiplin
artinya adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, aturan, atau
norma, dan lain sebagainya. Sedangkan pengertian siswa adalah pelajar atau anak
(orang) yang melakukan aktifitas belajar ( Ibid: 849). Dengan demikian disiplin
siswa adalah ketaatan (kepatuhan) dari siswa kepada aturan, tata tertib atau norma
di sekolah yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar.
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah telah diterima dan menjadi suatu
pekerjaan yang tugas dan ruang lingkupnya cukup penting dalam mendukung
keberhasilan pendidikan. Lebih jauh, mengingat bahwa sumber permasalahan
anak-anak, remaja, dan pemuda sebagian besar berada di luar sekolah, dan lagi
pula bahwa permasalahan yang dialami manusia tidak hanya terdapat disekolah,
maka pelayanan bimbingan dan konseling perlu menjangkau daerah-daerah yang
lebih luas di luar sekolah.
2.3. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
- H0= tidak ada hubungan antara pelayanan bimbingan Konseling dengan
kedisiplinan belajar siswa KLS 1 SMPN PAKISAJI.
- Ha= ada hubungan antara pelayanan bimbingan Konseling dengan kedisiplinan
belajar siswa KLS 1 SMPN PAKISAJI.
-
BAB III
METODE PENELITIAN
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan kurang lebih selama 1 bulan mulai bulan
desember 2021 sampai bulan januari 2021 di SMPN 1 Pakisaji.
Adapun populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII sebanyak 150 orang.
Secara rinci populasi dikemukan dalam tabel 1 berikut.
A 18 20 38
B 15 21 36
C 16 22 38
D 15 23 38
Jumlah 64 86 150
b. Sampel Penelitian
Arikunto (1998: 120) menjelaskan pengertian sampel penelitian ini adalah
sebagian atau wakil dari keseluruhan (jumlah) yang akan diteliti .
Warsito (1992: 51) menjelaskan sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi
sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian, artinya sebagian populasi yang
mewakili seluruh populasi.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sampel yang
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sebagian dari jumlah keseluruhan siswa
yang dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian. Berpijak pada pendapat di
atas, maka sampel penelitian ini diambil 20% dari populasi yang ada yaitu
sebanyak 30 siswa, hal ini dilakukan karena jumlah populasi dianggap terlalu
banyak, dan pemilihannya dilakukan secara acak. Adapun alasan menggunakan
kelas VII karena akan dipersiapkan untuk menghadapi ujian semester.
Sampel Penelitian
Tabel 2
Kelas Populasi Sampel 20% Jumlah VII Putra Putri Putra Putri Sampel
A 18 20 4 4 8
B 15 21 3 4 7
C 16 22 3 4 7
D 15 23 3 5 8
JUMLAH 64 86 13 17 30
2. Dokumentasi.
Teknik studi dokumen, terutama untuk keperluan data tentang keadaan siswa,
guru dan berbagai dokumen sekolah yang relevan dengan keperluan pengumpulan
data penelitian ini. Langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data melalui
teknik studi dokumentasi dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data-data
yang berhubungan dengan keadaan siswa seperti data pribadi, dan data tentang
kegiatan siswa.
3. Teknik Observasi.
Teknik ini dilakukan untuk mengamati berbagai keadaan siswa. Langkah dalam
pengumpulan data melalui teknik observasi adalah mengamati menggunakan
lembar observasi tentang semua aktivitas siswa selama pelaksanaan penelitian
yaitu saat melakukan pembelajaran.
- Slameto. 1995. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
- Mahmud, Dimyati. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
- Surini. 2010.Hubungan Motivasi Belajar Dengan Disiplin Belajar Siswa
.Semarang : Proposal Skripsi.
- http://fahrielbanjari.blogspot.com/2012/01/proposal-penelitian-kuantitatif.html