Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

STRATEGI PENGEMBANGAN ETIKA PROFESI GURU


Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Profesi GuruDosen
Pengampu : Dr. MUH. DAHLAN, M.A

OLEH :
KELOMPOK 3
LISA 2120203886208049
NORASIKIN 2120203886208040
MARIANA 2120203886208050
NABILAH DEVI 2120203886208048
NISWATUN HASANAH 2120203886208045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PAREPARE

2023
ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita haturkan kehadirat Allah swt atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya yang begitu besar, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Etika Profesi Guru yang berjudul " Strategi Pengembangan Etika Profesi Guru"
ini dapat diselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Guru,
dan juga kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih memiliki kekurangan.
Oleh karena itu, kepada para pembaca kami harapkan saran dan kritik dari kalian
demi kesempurnaan makalah yang kami buat selanjutnya. Semoga makalah ini
benar-benar bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi kami.

Parepare, 19 November 2023

Kelompok 3

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Pengertian Strategi Pengembangan Etika Profesi Guru...............................3
B. Strategi Pengembangan Etika Profesi Guru
BAB III PENUTUP.......................................................................................10
A. Kesimpulan.......................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................v

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan pengkondisian situasi pembelajaran bagi peserta


didik guna memungkingkan mereka mempunyai kompetensi-kompetensi yang
dapat bermanfaat bagi kehidupan. Dalam hal ini jelas menuntut kualitas
penyelengaraan pendidikan yang baik serta pendidik (guru) yang profesional, agar
kualitas hasil pendidikan yang dapat benar-benar berperan optimal dalam
kehidupan masyarakat. Guru memiliki peran yang sangat esensial bagi mutu
pendidikan di Indonesia. Guru menjadi salah satu faktor yang menentukanberhasil
atau tidaknya proses pembelajaran disamping kurikulum sarana dan prasarana.

Guru memiliki tugas utama yakni, mendidik, mengajar, membimbing dan


mengevaluasi peserta didik. Tugas utama tersebut tentunya tersebut akan menjadi
sangat efektif apabila guru memiliki dderajat profesional tertentu yang meliputi
komptensi disertai etika yang baik. Menurut Undang-undang Nomor 14 tahun
2005 kompetensi yang harus dimiliki guru meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi keperibadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Keempat
kompetensi tersebut dalam praktiknya merupakan satu kesatuan yang utuh.

Etika Profesional guru merupakan ilmu atau kode etik yang telah disepakati
dalam menjalankan profesi keguruan yang mengarah pada profesionalisme guru.
Profesionalisme guru harus didukung oleh kompetensi yang standar harus dikuasai
oleh para guru profesional. Maka guru yang profesional adalah guru yang atau
pendidik yang mampu menjalankan tugas kependidikan dengan baik sesuai dengan
standart kompetensi yang ada untuk keprofesionalan guru.

Guru adalah jabatan profesi, untuk itu seorang guru harus mampu
melaksanakan tugasnya secara profesional, salah satu wujud guru yang
profesional adalah harus memiliki strategi mendesain suasana belajar mengajar
yang efektif. Seseorang guru dapat dianggap profesional bila mampu
melaksanakan tugasnya dengan senantiasa berasaskan pada etika kerja,
independen (bebas dari tekanan pihak lain), cepat (produktif), tepat (efektif),
efisien dan inovatif serta didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan prima dengan
1
memperhatikan unsurunsur ilmu atau teori yang sistematis (Getteng & Rosdiana,
2020).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian media pembelajaran tiga dimensi?
2. Sebutkan jenis-jenis media pembelajaran tiga dimensi?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian Strategi Pengembangan Etika Profesi Guru
2. Untuk mengetahui Strategi Pengembangan Etika Profesi Guru

2
3. Sebutkan jenis-jenis media pembelajaran tiga dimensi?
D. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian media pembelajaran tiga dimensi
2. Untuk mengetahui jenis-jenis media pembelajaran tiga dimens

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pengembangan Etika Profesi Guru

Pengembangan etika profesi guru merupakan kegiatan dalam rangka


menyeseuaikan kemampuan profesional guru dengan tuntutan pendidikan,
pengajaran dan sikap. Pengembangan profesi guru pada dasarnya adalah
peningkatan kompetensi guru atau derajat seorang guru baik dalam
pembentukan etika juga pengajaran.

Salah satu upaya pengembangan profesi guru dengan cara peningkatan dan
pengembangan keterampilan dapat diperoleh melalui proses pembelajran.
Pengembangan profesional guru dipelajari dan disajikan dalam sastra relevan.
Secara umum pengembangan etika profesi guru dimaksudkan untuk
merangsang, memelihara, mengimplementasikan serta meningkatkan
kompetensi guru dalam memcahkan masalah pendidikan dan pembelajaran
yang berdampak pada peningkatan pembentukan karakter dan mutu belajar
peserta didik.

Guru yang profesinal adalah guru yang mampu mengembangkan inovasi


serta menyadari dirinya sebagai pribadi yang dipanggil untuk mendampingi
peserta didik dalam belajar. Sehingga guru secara terus-menerus perlu
mengembangkan pengetahuannya tentang bagaimana seharusnya peserta
didik itu belajar. Perwujudannya jika terjadi kegagalan pada peserta didik,
guru terpanggil untuk menemukan akar penyebabnya dan mencari solusi
terkait permasalahan.

B. Strategi Pengembangan Etika Profesi Guru

Pengembangan etika profesional guru tentunya selalu mendapatkan


perhatian secara global, karena guru berperan penting dalam mencerdaskan
bangsa dan sebagai sentral pendidikan karakter. Tugas yang mulia yang

4
diambang seorang guru tersebut menjadi berat karena bukan saja guru harus
mempersiapkan generasi muda segagai penerus yang mampu bersaing namun
juga unggul dari segi karakter.

Dalam jurnal ekonomi dan pedidikan yang ditulis oleh mustofa dijelaskan
beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk menciptakan iklim yang kondusif
bagi pengembangan etika profesional guru.

1. Strategi Perubahan Pradigma

Strategi ini dimulai dengan mengubah pradigma birokrasi agar


mampu mengembangkan diri sendiri sebagai institusi yang
beriorentasi pelayanan, bukan dilayani. Strategi perubahan
paradigma dapat dilakukan melalui pembinaan guna
menumbuhkan penyadaran akan peran dan fungsi birokrasi dalam
konteks pelayanan masyarakat.

2. Strategi Debirokratisasi

Strategi ini dimaksudkan untuk mengurangi tingkatan yang dapat


menghambat pada pengembangan diri guru. Strategi tersebut
memerlukan metode operasional agar dapat dilaksanakan.
Sementara strategi debirokratisasi dapat dilakukan dengan cara
mengurangi dan menyederhanakan berbagai prosedur yang dapat
menjadi hambatan bagi pengembangan diri guru serta menyulitkan
pelayanan bagi masyarakat.

Pengembangan etika keprofesian guru idealnya banyak berasal dari


prakarsa lembaga. Atas dasar ini, diasumsikan munculnya proses pembiasaan,
yang kemudian guru dapat tumbuh dengan sendirinya. Tentu saja semua itu
berawal dari prakarsa guru secara individual. Yang ditawarkan oleh R.D.
Lansbury (Pahrudin, 2015) yang dapat dijadikan sebagai kerangka dalam
merumuskan strategi pengembangan yakni:
1. Pendekatan karakteristik, berupaya memunculkan karakter yang
melekat dalam suatu profesi, sehingga profesi itu benar-benar
dijalankan sesuai dengan tuntunan profesional.
2. Pendekatan institusional, pendektan yang lebih memandang
5
profesionalitas sebagai suatu proses konstitusional atau
perkembangan asosional
3. Pendekatan legalistik, merupakan upaya profesionalisasi yang
menekankan pada adanya pengakuan suatu profesi oleh negara.

Dari pendekatan diatas, dapat dirumuskan strategi dalam pengembangan


profesionalitas kedalam tiga level yaitu: pertama, upaya upaya
profesionalisasi yang dilakukan oleh guru secara pribadi agar mereka dapat
meningkatkan kualitas keprofesionalan, dengan atau tanpa bantuan pihak lain.
Dengan kata lain dapat dikatakan sebagai pelatihan mandiri. Kedua,
pengembangan yang dilakukan oleh manajemen lembaga melalui berbagai
kebijakan manajerial yang dilakukan. Kedua level ini dapat diaktegorikan
dalam strategi mikro pengembangan etika profesional guru. Sedangkan level
ketiga adalah upaya pengembangan pada level makro yang menjadi tanggung
jawab pemerintah dan masyarakat secara luas dalam kerangka manajemen
pendidikan nasional.
a. In-House Training (IHT)

Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan yang dilaksanakan


secara internal di kelompok kerja guru, sekolah, atau tempat lain
yang ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan. Strategi
pembinaan melalui IHT dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa
sebagian kemampuan dalam meningkatkan kompetensi dan karier
guru tidak harus dilakukan secara eksternal, tetapi bisa juga secara
internal dengan cara dilakukan oleh guru yang memiliki kompetensi
yang belum dimiliki guru lain. Program ini diharapkan dapat
menghemat waktu dan biaya.
b. Program magang
Program magang merupakan pelatihan yang dilaksanankan di dunia
kerja atau industri yang relevan dalam rangka meningkatkan
kompetensi profesional guru. Program magang ini diperuntukkan
bagi guru dan dapat dilakukan selama periode tertentu misalnya,
magang di sekolah. Program magang ini dipilih dengan alasan
bahwa keterampilan tertentu yang memerlukan pengalaman nyata.

6
c. Kemitraan Sekolah
Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat dilaksanakan antara
sekolah yang baik dan sekolah yang kurang baik, antara sekolah
negeri atau sekolah swasta. Pembinaan lewat mitra sekolah
diperlukan dengan alasan bahwa agar terjadi transfer nilai-nilai
kebaikan dari beberapa keunikan dan kelebihan yang dimiliki mitra
kepada mitra lain. Misalnya dalam bidang manajemen sekolah.
d. Belajar Jarak Jauh
Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat dilaksanakan tanpa
menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat
tertentu, melainkan dengan sistem pelatihan internet dan sejenisnya.
Pelatihan jarak jauh dilakukan dengan pertimbangan bahwa tidak
semua guru terutama di daerah terpencil dapat mengikuti pelatihan
di tempat-tempat pembinaan yang ditunjuk seperti di ibu kota
kabupaten atau provinsi.
e. Pelatihan Berjenjang dan Khusus
Pelatihan jenis ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pelatihan yang
diberi wewenang, dimana program disusun secara berjenjang mulai
dari jenjang dasar, menengah, lanjut, dan tinggi. Jenjang pelatihan
disusun berdasarkan tingkat kesulitan dan jenis kompetensi.
Sedangkan pelatihan khusus (spesialisasi) disediakan berdasarkan
kebutuhan khusus atau disebabkan adanya perkembangan baru
dalam keilmuan tertentu.
f. Kursus singkat di perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya
Kursus singkat dimaksudkan untuk melatih meningkatkan
kemampuan guru dalam beberapa kemampuan seperti kemampuan
melakukan penilitian tindakan kelas. Menyusun karya ilmiah,
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran.
g. Pembinaan internal oleh sekolah
Pembinaan internal ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan
guruguru yang memiliki kewenangan membina, melalui rapat dinas,
rotasi tugas mengajar, pemberian tugas-tugas internal tambahan, dan
diskusi dengan rekan sejawat.
7
h. Pendidikan lanjut Pembinaan guru melalui pendidikan lanjut juga
merupakan alternatif bagi peningkatan kualifikasi dan kompetensi
guru. Pengikutsertaan guru dalam pendidikan lanjut ini dapat
dilaksanakan dengan memberikan tugas belajar baik dalam maupun
luar negeri bagi guru yang berprestasi. Pelaksanaan pendidikan
lanjut ini akan menghasilkan guru-guru pembina yang dapat
membantu guru-guru lain dalam upaya pengembangan profesi.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Strategi Pengembangan profesionalitas Etika guru didefinisikan sebagai


upaya yang dilakukan untuk meningkatkan taraf atau derajat profesi seorang guru
yang menyangkut kemampuan guru, baik penguasaan materi ajar atau penguasaan
metodologi pengajaran, serta sikap keprofesionalan guru menyangkut motivasi
dan komitmen guru dalam menjalankan tugas sebagai guru.

Strategi dalam pengembangan profesionalitas dapat dirumuskan kedalam


tiga level yaitu: pertama upaya-upaya profesionalisasi yang dilakukan oleh guru
secara pribadi agar mereka dapat meningkatkan kualitas keprofesionalan, dengan
atau tanpa bantuan pihak lain. Dengan kata lain dapat dikatakan sebagai pelatihan
mandin. Kedua, pengembangan yang dilakukan oleh manajemen lembaga melalui
berbagai kebijakan manajerial yang dilakukan. Kedua level ini dapat
diaktegorikan dalam strategi mikro pengembangan profesional guru. Sedangkan
level ketiga adalah upaya pengembangan pada level makro yang menjadi
tanggung jawab pemerintah dan masyarakat secara luas dalam kerangka
manajemen pendidikan nasional.

Dengan mengikuti Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru


yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan guru, diharapkan dapat
meningkatkan mutu pembelajaran dan meningkatkan mutu layanan bimbingan
dan konseling yang pada akhirnya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia
secara berkelanjutan.

B. Saran
Strategi Pengembangan Frofesi Guru memberikan Media tiga dimensi bisa
memberikan peningkatan mutu guru. Diharapkan bagi pembaca guru supaya lebih
meningkatkan dan juga mengembangkan profesinya sehingga menjadi guru yang
lebih profesional dan berkualitas dalam upaya menambah wawasan dan
memperkaya pengetahuan peserta didik.

9
DAFTAR PUSTAKA
Ana-Maria Petrescu, M. N. (2015). Innovative Aspects of the PROFILES
Professional Development Programme Dedicated to Science Teachers.
Procedia – Social and Behavioral Sciences 19, 1355-1360.
SANTO ALOYSIUS LIDI.” Unika Santu Paulus Ruteng, 2022. Avalos, B.
(2011). Teacher professional development in Teaching and Teacher
Education over ten years. Teaching and Teacher Education, 27, 10-20

Lilies, Noorjanah. 2014. Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui Penulisan


Karya Tulis Ilmiah Bagi Guru Profesional di SMA NEGERI 1 KAUMAN
KABUPATEN TULUNGAGUNG. Tulungagung: Jurnal Humanity, Vol.
10.No. 1.
Pahrudin, 2015. Peningkatan Kinerja dan Pengembangan Profesionalitas Guru
Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia. Surakarta:
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. Soewarni, E.
(2004). Kebijakan Pedoman Pengembangan Profesi. Jakarta: Rajawali Press

Anda mungkin juga menyukai