A. Pendahuluan
1950, pada Pasal 10 ayat (2) dinyatakan bahwa belajar disekolah-sekolah agama yang
telah mendapat pengakuan dari menteri agama dianggap telah memenuhi kewajiban
belajar.
Puluhan bahkan ratusan, mungkin juga ribuan kebijakan telah dikeluarkan oleh
ketinggalan melakukan inovasi untuk meningkatkan mutu input dan output madrasah.
Walaupun ada juga beberapa madrasah yang mutunya setigkat dengan sekolah-
sekolah dilingkungan diknas. Namun madrasah yang seperti itu, jumlahnya masih
sebagai salah satu lembaga pendidikan di Indonesia harus memenuhi kriteria minimal
dalam sistem pendidikannya, baik itu standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaam, standar
Menurut Mujamil Qomar, madrasah yang dikatakan bermutu adalah madrasah yang
mampu menjadikan anak yang asalnya lambat menjadi anak yang pandai melalui
pada upaya menjadikan input yang baik melalui proses yang sangat baik untuk
menghasilkan output yang unggul/istimewa; input yang sedang melalui proses yang
istimewa menghasilkan output yang baik sekali; dan input yang rendah melalui
yang unggul dan berprestasi. Menurut Oemar Hamalik pengertian mutu dapat dilihat
dari segi normatif dan deskriptif. Dari segi normatif mutu belajar dalam pendidikan
1
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam; Strategi Baru Pengelolaan Lembaga
Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 208
dilihat dari produk pendidikan yakni manusia terdidik, sedangkan dari segi deskriptif
mutu dapat dilihat dari hasil tes prestasi belajar peserta didik.2
madrasah sangat penting dilakukan karena akan mempengaruhi kualitas dari proses
pendidikan dan lulusan dari pendidikan madrasah tersebut baik secara langsung
B. Pembahasan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mutu didefinisikan ”kadar, taraf atau
derajat, kualitas.”3 Menurut Umaedi, secara umum mutu mengandung makna ”derajat
(tingkat) keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun
jasa.”4 Menurut Elliot, mutu adalah sesuatu yang berbeda untuk orang yang berbeda
dan tergantung pada waktu dan tempat atau dikatakan sesuai dengan tujuan.5
2
Oemar Hamalik, Evaluasi Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), h. 33
3
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1997), h. 677
4
Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Grasindo, 2010), h. 554
5
Ibid., h. 555
Sedangkan pendapat lain mendefinisikan mutu berkenaan dengan penilaian
bagaimana suatu produk memenuhi kriteria, standar atau rujukan tertentu.6 Menurut
Husaini Usman mutu adalah produk atau jasa yang sesuai dengan standar mutu yang
telah ditetapkan.7
dimaksud dengan mutu madrasah adalah suatu gambaran kualitas proses dan hasil
pendidikan madrasah yang sesuai dengan tujuan atau kriteria yang ditentukan.
Dengan demikian mutu madrasah dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif.
oleh swasta dengan implikasinya sistem akreditasi yang belum mapan, penyebaran
madrasah belum merata pada setiap komunitas umat Islam, jumlah guru kurang
memadai, penempatan guru tidak merata, kualitas mengajar guru masih rendah,
mutu madrasah secara nasional yang jelas dan memiliki komitmen tinggi terhadap
6
Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2007), h. 169
7
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), h. 410.
8
Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, (Jakarta: PT Gemawindu
Pancaperkasa, 2000), h. 127.
aspirasi yang terus berkembang dan berubah secara sangat cepat. Karena itu
kemungkinan perubahan situasi dan kondisi. Dalam kaitan ini, kearifan rekayasa bagi
kegiatan yang tepat sasaran, merupakan persyaratan personil yang terlibat dalam
Untuk maksud tersebut dikemukakan beberapa hal yang menjadi dasar upaya
pada tingkat literal maupun konseptual. Hal ini penting lantaran hasil
Bertolak dari cara pandang ini maka pembangunan madrasah di Indonesia harus
mengacu kepada ajaran Islam dalam berbagai segi dan kegiatannya. Pada dataran
Hal tersebut dijelaskan Allah SWT dalam firman-Nya di surat An-Nahl ayat
64:
Artinya: “dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan
agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan
menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman” (An-Nahl: 64)10
ayat 29:
Artinya: “ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan
2) Madrasah sebagai lembaga pendidikan umum yang beciri khas agama Islam,
9
Ibid., h. 128-129
10
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 2001), h. 411
11
Ibid., h. 736
pendidikan umum yang sederajat. Pendidikan pada madrasah memiliki fungsi
dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. Demikian juga halnya dengan
seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab
kehidupan. Sudah barang tentu hal ini dengan memperhitungkan kondisi daerah,
swasta ke arah yang menjadi visi rencana pengembangan harus dilakukan secara
mengakibatkan program antar periode jabatan pejabat jadi tidak dalam satu
atas kegiatan pembinaan, lantaran aspirasi yang berubah terlalu cepat dan
fasilitas non fisik (seperti perangkat supervisi guru), pengadaan dan peningkatan
mutu staf pengajar, pengadaan dan peningkatan mutu staf tata usaha, rangsangan
13
Ibid., hal.129
14
Ibid., hal.130
Menurut Mujamil Qomar ada beberapa strategi yang ditawarkan dalam
1) Merumuskan visi, misi dan tujuan lembaga secara jelas dan berusaha keras
mewujudkannya melalui kegiatan riil sehari-hari.
2) Membangun kepemimpinan yang profesional
3) Menyiapkan tenaga pendidik yang profesional
4) Menyempurnakan strategi rekrutmen siswa
5) Memberikan kesadaran kepada siswa tentang pentingnya belajar
6) Merumuskan kurikulum sesuai dengan kebutuhan siswa
7) Menggali strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa
8) Menggali sumber keuangan yang produktif
9) Membangun sarana pembelajaran yang memadai
10) Mengkondisikan lingkungan belajar yang kondusif
11) Meningkatkan kesejahteraan pegawai
12) Mewujudkan etos kerja yang tingggi
13) Memberikan pelayanan yang prima
14) Mempublikasikan kualitas proses dan hasil pembelajaran
15) Membangun jaringan kerjasama dengan pihak-pihak lain
16) Menjalin hubungan erat dengan masyarakat
17) Beradaptasi dengan budaya lokal
18) Menyinkronkan kebijakan-kebijakan lembaga dengan kebijakan
pendidikan nasional.15
wewenang dan tanggung jawab kepada) madrasah untuk menentukan apa yang
15
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam; Strategi Baru Pengelolaan Lembaga
Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 55
2. Contoh Implementasi Peningkatan Mutu Madrasah
merupakan salah satu contoh strategi yang dapat digunakan dalam meningkatkan
menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi peserta didik.
didefinisikan sebagai penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh
kebutuhan mutu madrasah atau untuk mencapai tujuan mutu madrasah dalam
suatu konsep yang menawarkan kerjasama yang erat antara madrasah, masyarakat
kepada keinginan pemberian kemandirian kepada madrasah untuk ikut terlibat secara
16
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008), h. 239
17
Ibid.
aktif dan dinamis dalam rangka proses peningkatan kualitas pendidikan melalui
adalah model manajemen yang memberi otonomi lebih besar pada madrasah dan
pendidikan nasional.19
dalam program desentralisasi bidang pendidikan, yang ditandai adanya otonomi luas
ide tentang pengambilan keputusan pendidikan yang diletakkan pada posisi paling
diharapkan lebih mandiri dan mampu menentukan arah pengembangan yang sesuai
dengan kondisi dan tuntutan lingkungan masyarakatnya. Atau dengan perkataan lain,
18
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 195
19
Depdiknas, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah: Buku I Konsep dan
Pelaksanaan, (Jakarta: Direktorat SLP Dirjen Dikdasmen Sepdiknas, 2001), h. 3
20
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 196
21
Departemen Agama RI, Manajemen Berbasis Madrasah, (Jakarta: Ditjen Kelembagaan
Agama Islam, 2004), h. 3
madrasah harus mampu mengembangkan program yang relevan dengan kebutuhan
madrasah.
dengan menerapkan Manajemen Berbasis Madrasah ini maka delapan prinsip tersebut
kinerja madrasah terutama untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Namun
22
Husaini Usman, Op. Cit., h. 498
6) Adanya guidelines dari departemen terkait sehingga mampu mendorong
proses pendidikan di madrasah secara efisien dan efektif. Guidelines
jangan sampai berupa peraturan-peraturan yang mengekang dan
membelenggu madrasah.
7) Madrasah harus memiliki transparansi dan akuntabilitas yang minimal
diwujudkan dalam laporan pertanggungjawaban setiap tahunnya.
8) Penerapan Manajemen Berbasis Madrasah harus diarahkan untuk
pencapaian kinerja madrasah dan lebih khusus lagi adalah peningkatan
pencapaia belajar siswa.
9) Implementasi diawali dengan sosialisasi dari konsep-konsep
Manajemen Berbasis Madrasah, identifikasi peran masing-masing,
mengadakan pelatihan-pelatihan terhadap peran barunya, implementasi
proses pembelajaran, evaluasi atas pelaksanaan di lapangan dan
dilakukan perbaikan-perbaikan.23
23
Nurkolis, Strategi Sukses Implementasi MBS, dalam http://www.artikel.us/nurkolis/ 2 Mei
2009
24
Mulyono, Op. Cit., h. 253,
bersama yang dilakukan untuk mendayagunakan semua sumber daya baik manusia,
uang, bahan dan peralatan serta metode untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif
Sebagaimana yang dikemukakan Rohiat bahwa salah satu faktor yang dapat
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut jelaslah bahwa salah satu upaya yang
25
Rohiat, Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik, (Bandung: Refika Aditama, 2010),
h. 49
26
Nurkholis, Op. Cit., h. 23
27
E. Mulyasa, E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), h. 25
C. Kesimpulan
1. Mutu madrasah adalah suatu gambaran kualitas proses dan hasil pendidikan
madrasah yang sesuai dengan tujuan atau kriteria yang ditentukan. Dengan
kegiatan pendidikannya.
dan efisien.
e. Semua pihak harus memahami peran dan tanggung jawabnya secara sungguh-
sungguh.
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 2001)
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006)
Rohiat, Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik, (Bandung: Refika Aditama,
2010)