Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar


menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab (Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 3). Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional secara efektif dan efisien
diperlukan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan berkualitas adalah pendidikan yang dapat
mengembangkan seluruh potensi peserta didik sehingga membentuk insan yang berkarakter,
manusia yang cerdas baik secara intelektual, emosional maupun spiritual. Pendidikan
diharapkan mampu menyiapkan masyarakat Indonesia yang berkualitas dan berkompeten
sehingga mampu bersaing dengan Negara lain. Pencapaian kesuksesan dalam dunia
pendidikan Indonesia tidak dapat dipisahkan dari kualitas tenaga pendidik atau PNS. Pendidik
yang berkualitas dan berkompeten akan mampu menghasilkan peserta didik yang berkualitas
dan berkompeten pula

Dalam rangka menciptakan sumber daya ASN yang memenuhi nilai-nilai karakter,
punya akuntabilitas, nasionalisme tinggi, etika publik yang luhur, memiliki komitmen mutu,
dan anti korupsi. Maka perlu dilakukan perbaikan sumber daya manusia melalui pendidikan
dan pelatihan (Diklat) sesuai dengan Peraturan Pemerintahan Nomor 11 tahun 2017 tentang
manajemen PNS pada bab 5 tentang pengembangan kompetensi PNS. Ditetapkan bahwa
salah satu jenis diklat yang strategis untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN
menjadi profesional adalah Diklat Prajabatan atau pelatihan dasar (latsar). Penyelenggaraan
Latsar bertujuan untuk membentuk PNS yang profesional, yaitu PNS yang karakternya
dibentuk oleh nilai-nilai dasar profesi PNS, yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika publik, Komitmen mutu, Anti korupsi). Untuk mewujudkan hal tersebut CPNS
melakukan inovasi berupa kegiatan aktualisasi untuk mengatasi permasalahan di Unit
kerjanya.
Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen dari proses pembelajaran
yang kehadirannya akan sangat menentukan tingkat keberhasilan dari pembelajaran yag
dilakukan. Ketepatan pemilihan metode akan berdampak positif bagi meningkatnya tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Karena itu pendukung-pendukung dari keberhasilan proses

1
pembelajaran perlu dihadirkan, pengkajian tentang metode yang tepat juga menjadi hal yang
perlu dilakukan agar metode yang diterapkan sesuai dengan kondisi siswa dan pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
Proses pembelajaran di sekolah seringkali terlihat monoton, guru banyak
menggunakan metode klasikal seperti metode ceramah dan tanya jawab, sehingga siswa
cenderung pasif saat proses belajar mengajar berlangsung. Selain itu, jumlah jam pelajaran
yang padat dan mata pelajaran yang banyak menuntut guru untuk kreatif dan inovatif dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Terdapat banyak metode pembelajaran yang dapat
digunakan guru untuk menyiasati agar siswa aktif saat mengikuti proses pembelajaran,
sehingga berdampak pada peningkatan pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan.
Selain itu guru harus memperhatikan keselarasan metode dengan materi yang akan diajarkan.
Hal ini akan menghindari kerancuan saat proses pembelajaran berlangsung.
Metode merupakan pondasi awal untuk mencapai suatu tujuan pendidikan dan
menjadi asas keberhasilan pembelajaran. Terkait dengan metode pembelajaran, di dalam Al-
Qur’an juga dijelaskan mengenai metode pembelajaran yang baik yaitu terdapat dalam Q.S.
An-Nahl ayat 125, yang berbunyi :

Artinya: “serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk”

Dari penjelasan ayat diatas, bahwa salah satu faktor penentu keberhasilan dalam
proses pembelajaran adalah metode yang tepat. Rasulullah SAW sangat berhasil dalam
berdakwah karena beliau dapat menyampaikan pesan yang tepat kepada orang yang tepat dan
dengan cara yang tepat.
Berangkat dari masalah diatas, maka perlu untuk menerapkan metode yang dapat
meningkatkan pemahaman siswa khususnya dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
(SKI), maka salah satu metode yang digunakan adalah metode pembelajaran Role Playing.
Diharapkan dengan penggunaan metode tersebut dapat membuat siswa terlibat aktif dan
meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

2
B. Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan aktualisasi ini adalah untuk meningkatkan pemahaman
siswa kelas XI IPA 1 pada pembelajaran SKI menggunakan metode Role Playing.
C. Manfaat
Adapun manfaat kegiatan Aktualisasi ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah, sangat bermanfaat dalam rangka memperbaiki sistem pembelajaran,


sedangkan bagi guru yang lain hasil Aktualisasi dapat digunakan sebagai referensi
dalam memilih dan menerapkan suatu strategi, metode, atau media yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
2. Bagi Guru dengan terlaksananya kegiatan Aktualisasi maka guru dapat mengetahui
strategi, media ataupun metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kompetensi
dasar pembelajaran, sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang
diajarkan.
3. Bagi Siswa, Agar siswa lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan
guru sehingga diharapkan mereka bisa merealisasikan pelajaran yang diperoleh
di sekolah dalam kehidupan sehari-hari khususnya pemahaman yang menyeluruh
tentang pembelajaran SKI.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan aktualisasi meliputi tugas pokok dan fungsi di Madrasah
Aliyah Negeri 2 Konawe Selatan sebagai guru mapel SKI. Aktualisasi ini berlangsung
dari tanggal 04 November – 07 Desember 2019.

3
BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI

A. Gambaran Umum Unit Kerja

1. Profil Madrasah

Madrasah Aliyah Negeri 2 Konawe Selatan merupakan lembaga pendidikan

berciri khas Islam dibawah naungan Kementerian Agama kabupaten Konawe Selatan.

Lembaga ini didirikan pertama kali pada tahun 1996 atas inisiatif warga disekitar

madrasah. Kemudian dalam perkembangannya, madrasah ini dialih statuskan menjadi

madrasah negeri pada tahun 2009 dengan luas lahan 10.000 m 2.

Madrasah Aliyah Negeri 2 Konawe Selatan berada di jalan poros Andoolo Utama,

kabupaten Konawe Selatan yang berjarak sekitar 98 kilo meter dari Ibu kota Provinsi

Sulawesi Tenggara, sekitar 5 Km dari pusat pemerintahan kecamatan Buke dan sekitar 7

Km dari pusat pemerintahan kabupaten Konawe Selatan. Wilayah MAN 2 Konawe

Selatan sangat strategis karena berdekatan dengan beberapa sekolah mulai dari jenjang

sekolah dasar hingga kejuruan, serta fasilitas umum lainnya seperti pasar, perkantoran

dan puskesmas. MAN 2 Konawe Selatan mempunyai dua program jurusan yaitu jurusan

IPA dan IPS, dibawah kepemimpinan Bapak Pranoto, S.Pd,M.Pd. Selain itu diterapkan

budaya Islami seperti pelaksanaan sholat Dhuhadan sholat dzuhur berjamaah, membaca

Al-qur’an serta ceramah singkat setiap selesai sholat dzuhur. Selain itu, ada beberapa

kegiatan ekstra kulikuler yang rutin dilaksanakan seperti baca tulis Al-qur’an, pramuka,

dan kegiatan olahraga.

2. Struktur organisasi

Adapun struktur organisasi MAN 2 Konawe Selatan adalah sebagai berikut :

4
B. Visi dan Misi Madrasah
1. Visi MAN 2 Konawe Selatan
“ Berakhlak mulia serta unggul dalam prestasi dengan berpijak pada Iman dan taqwa
(IMTAQ) dan Ilmu pengetahuan (IPTEK)”
2. Misi MAN 2 Konawe Selatan
Untuk mengimplementasikan visi yang telah ditetapkan, maka misi Madrasah Aliyah

Negeri 2 Konawe Selatan adalah:

1) Melaksanakan proses pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien.


2) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga
sekolah.
3) Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya.
4) Menumbuhkan dan mendorong keunggulan dalam penerapan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni.
5) Menerapkan teknologi dan informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran
dan pengelolaan sekolah.
6) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama Islam dalam
kehidupan sehari-hari.
7) Meningkatkan dan mengoptimalkan sarana dan prasarana.

5
8) Meningkatkan hubungan kerja sama yang harmonis antar stake holder.
9) Menerapkan manajemen partisifatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah
dan lembaga terkait.
10) Mendorong lulusan yang berkualitas, berprestasi, berakhlak mulia, dan bertaqwa
kepada Allah SWT.
3. Nilai-nilai dasar Organisasi
Nilai-nilai atau bahasa tepatnya values merupakan tuntunan atau pedoman yang
mendasari bagaimana seseorang atau sebuah organisasi berfikir, mengambil keputusan,
bersikap dan bertindak. Nilai-nilai juga bisa diartikan gambaran dialog yang selalu
terjadi dalam diri kita, yang menentukan apa yang penting dan apa yang tidak. Apa yang
boleh dan apa yang tidak boleh. Apa yang bener dan apa yang salah. Nilai-nilai
merupakan dasar tertentu, acuan dan motor penggerak motivasi, sikap dan tindakan.
Nilai-nilai organisasi adalah apa yang secara aktual menjadi praktek dari
organisasi tersebut dan apa yang disaksikan, diyakini, dipercaya, dilakukan dan
dipraktekkan oleh para karyawan di organisasi. Nilai-nilai dalam organisasi dapat dirunah
melalui dua jalur dan keduanya harus ditempuh secara bersamaan. Karena jika tidak maka
perubahan nilai-nilai akan mengalami kepincangan dalam prakteknya.
Pada prinsipnya pengembangan budaya kerja merupakan proses yang panjang dan
tidak mudah, harus dilakukan secara terus menerus, dengan atrategi yang tepat dan
konsisten. Untuk mengembangkan budaya kerja yang baru, hal yang pertama harus
dilakukan adalah merumuskan nilai-nilai yang dipercaya akan membawa organisasi
mencapai visi dan menuntaskan misinya. Hal penting yang harus diingat dalam
merumuskan nilai-nilai organisasi, adalah bahwa nilainilai harus didasarkan pada
praktik yang dikenal dan dapat dilaksanakan setiap pegawai di lingkungan
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.

Nilai – nilai tersebut harus berakar pada apa yang sesungguhnya berlaku dalam
organisasi dari hari ke hari untuk menjadi lebih baik.Sumber nilai dapat diambil dari nilai-
nilai yang terkandung dalam :

1) Ajaran agama;

2) Falsafah negara;

3) Kebiasaan yang berkembang baik dalam masyarakat/adat.

6
Menteri Agama, Lukman Hakim Saefuddin meluncurkan program budaya kerja
di lingkungan Kementerian Agama. Program budaya kerja tersebut dibentuk atas
kerjasama antara Kementerian Agama dengan Emotional Spiritual Quotient (ESQ).
Adapun alasan diperlukan nilai-nilai dasar budaya kerja ini karena adanya
ketidakberesan budaya kerja di Kementerian Agama, sehingga diperlukan
sebuahperubahan. Hal ini sejalan dengan semangat Revolusi Mental yang diamanatkan
Presiden Joko Widodo.Adapun 5 Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama, yakni :

1) Integritas

Integritas adalah keselarasan antara hati, pikiran, perkataan, dan perbuatan yang
baik dan benar. Indikasi positif dari nilai yang satu ini adalah bertekad dan berkemauan
untuk berbuat yang baik dan benar; berpikiran positif, arif, dan bijaksana dalam
melaksanakan tugas dan fungsi; mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku;
menolak korupsi, suap, atau gratifikasi. sedangkan Indikasi negatifnya adalah
melanggar sumpah dan janji pegawai/jabatan; melakukan perbuatan rekayasa atau
manipulasi dan; menerima pemberian dalam bentuk apapun di luar ketentuan. Dalam
implementasi aktualisasi kegiatan Integritas sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran
pengetahuan antara guru dengan siswa melalui metode pembelajaran yang digunakan.

2) Profesionalitas

Profesionalitas adalah bekerja secara disiplin, kompeten, dan tepat waktu dengan
hasil terbaik. Indikasi Positif dari nilai profesionalitas adalah melakukan pekerjaan
sesuai kompetensi jabatan; disiplin dan bersungguh-sungguh dalam bekerja; melakukan
pekerjaan secara terukur; melaksanakan dan menyelesaikan tugas tepat waktu dan;
menerima reward and punishment sesuai dengan ketentuan. Indikasi negatifnya adalah
melakukan pekerjaan tanpa perencanaan yang matang; melakukan pekerjaan tidak
sesuai dengan tugas dan fungsi; malas dalam bekerja; melakukan pekerjaan dengan
hasil yang tidak sesuai dengan standar.

3) Inovasi

Inovasi adalah menyempurnakan yang sudah ada dan mengkreasi hal baru yang
lebih baik. Indikasi positifnya adalah selalu melakukan penyempurnaan dan perbaikan
berkala dan berkelanjutan; bersikap terbuka dalam menerima ide-ide baru yang
konstruktif; meningkatkan kompetensi dan kapasitas pribadi; berani mengambil terobosan

7
dan solusi dalam memecahkan masalah dan; memanfaatkan tekhnologi informasi dan
komunikasi dalam bekerja secara efektif dan efesien. Indikasi negatifnya adalah merasa
cepat puas dengan hasil yang dicapai; bersikap apatis dalam merespons kebutuhan
stakeholder dan user; malas belajar, bertanya, dan berdiskusi dan; bersikap tertutup
terhadap ide – ide pengembangan.

4) Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah bekerja secara tuntas dan konsekuen. Indikasi positifnya
adalah menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tepat waktu; berani mengakui
kesalahan, bersedia menerima konsekuensi, dan melakukan langkah – langkah
perbaikan; mengatasi masalah dengan segera dan; komitmen dengan tugas yang
diberikan. Sementara indikasi negatifnya adalah lalai dalam melaksanakan tugas;
menunda – nunda dan/atau menghindar dalam melaksanakan tugas; selalu merasa benar
dan suka menyalahkan orang lain; menolak resiko atas hasil pekerjaan; memilih – milih
pekerjaan sesuai dengan keinginan pribadi dan; menyalahgunakan wewenang dan
tanggung jawab.

5) Keteladanan

Keteladanan adalah menjadi contoh yang baik bagi orang lain. Indikasi
positifnya, berakhlak terpuji; memberikan pelayanan dengan sikap yang baik, penuh
keramahan, dan adil; membimbing dan memberikan arahan kepada bawahan dan teman
sejawat dan; melakukan pekerjaan yang baik dimulai dari diri sendiri. Indikasi negatifnya,
berakhlak tercela; melayani dengan seadanya dan sikap setengah hati; memperlakukan
orang berbeda – beda secara subjektif; melanggar peraturan perundang- undangan dan;
melakukan pembiaran terhadap bentuk pelanggaran.

4. Nilai-nilai dasar ANEKA

Untuk dapat mewujudkan fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa, maka diperlukan
ASN yang profesional, kompeten dan berintegritas yang berkarakter ANEKA. Karakter
ANEKA yaitu mempunyai nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Adapun inti penjelasan terkait nilai-nilai ANEKA
adalah sebagai berikut:

1) Akuntabilitas

8
Akuntabilitas hampir memiliki kesamaan makna dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Namun, keduanya memiliki konsep yang berbeda. Akuntabilitas 9 adalah
kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai, sedangkan responsibilitas adalah
kewajiban untuk bertanggungjawab.Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Amanah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai
publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:

a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan,

antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;

b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan

PNS dalam politik praktis;

c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan pelayanan publik;

d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai

penyelenggara pemerintahan.

Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu menyediakan kontrol

demokratis, mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, serta meningkatkan

efisiensi dan efektivitas. Pengambilan keputusan secara akuntabel dan beretika berarti

dapat membuat keputusan dan tindakan yang tepat dan akurat. Sebuah keputusan yang

akuntabel dan beretika sangat penting dalam menjaga kepercayaan dan keyakinan terhadap

masyarakat dalam pekerjaan pemerintahan.

Dalam praktiknya, penempatan kepentingan umum berarti bahwa memastikan

tindakan dan keputusan yang berimbang dan tidak bias; bertindak adil dan mematuhi

prinsip-prinsip dan prosess, Akuntabel dan transparan, melakukan pekerjaan secara penuh,

efektif dan efisien, berperilaku sesuai dengan standar sektor publik, kode sektor publik

etika sesuai dengan organisasinya, serta mendeklarasikan secara terbuka bila terjadi

9
adanya potensi konflik kepentingan. Untuk menciptakan lingkungan organisasi yang

akuntabel, maka diperlukan beberapa aspek yang merupakan indikator dari nilai dasar

akuntabilitas, antara lain kepemimpinan, integritas, tanggung jawab, keadilan,

kepercayaan, keseimbangan, kejelasan, dan konsistensi. Sementara itu, indikator adanya

akuntabilitas pada pelaksanaan pemerintahan antara lain:

a. Terciptanya komunikasi antara pemerintah dan masyarakat;

b. Terwujudnya masyarakat madani yang berintegrasi dengan pemerintah;

c. Terciptanya Good Governance dan tercapainya tujuan nasional yakni Indonesia

Jaya;

d. Adanya dukungan serta legitimasi masyarakat terhadap Pemerintah;

e. Adanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah;

f. Masyarakat mendukung dan melaksanakan kebijakan Pemerintah.

2) Nasionalisme

Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan. Nasionalisme

memiliki pokok kekuatan dalam menilai kecintaan individu terhadap bangsanya. Salah

satu cara untuk menumbuhkan semangat nasionalisme adalah dengan menanamkan dan

mengamalkan nilai - nilai Pancasila. Pengamalan nilai - nilai luhur yang terkandung

didalamnya oleh setiap penyelenggara negara, baik di pusat maupun di daerah.

Seorang PNS dituntut untuk memiliki perilaku mencintai tanah air Indonesia

(nasionalisme) dan mengedepankan kepentingan nasional. Nasionalisme merupakan salah

satu perwujudan dari fungsi PNS sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Dalam

menjalankan tugas, seorang ASN senantiasa harus mengutamakan dan mementingkan

persatuan dan kesatuan bangsa. Kepentingan kelompok, individu, golongan harus

disingkirkan demi kepentingan yang lebih besar yaitu kepentingan bangsa dan Negara

diatas segalanya.

10
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, PNS harus berpegang pada prinsip adil

dan netral. Adil dalam artian tidak boleh berperilaku diskriminatif serta harus obyektif,

jujur, transparan. Sementara bersikap netral adalah tidak memihak kepada salah satu

kelompok atau golongan yang ada. Dengan bersikap netral dan adil dalam melaksanakan

tugasnya, PNS akan mampu menciptakan kondisi yang aman, damai, dan tentram di

lingkungan kerja dan masyarakat sekitar.

Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia

terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip

nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa

Indonesia senantiasa, menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan

bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan

sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan Negara, bangga sebagai bangsa

Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri, mengakui persamaan

derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa,

menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang

rasa.

3) Etika Publik

Etika Publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik atau

buruk, benar atau salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan

publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Etika merupakan

sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna

menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup caracara dalam pengambilan

keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan yang buruk serta

mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nilai-nilai yang dianut.

11
Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok

khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-

ketentuan tertulis. Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam pasal 4

Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, yakni:

a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;

b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik

Indonesia 1945 serta pemerintah yang sah;

c. Mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia;

d. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;

e. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;

f. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;

g. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;

h. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;

i. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah;

j. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya

guna, berhasil guna, dan santun;

k. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;

l. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;

m. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;

n. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan

o. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat

sistem karir.

Kode etik dan kode perilaku sesuai dengan pasal 5 Undang-undang Nomor 5 Tahun

2014 tentang ASN, bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik

mengatur perilaku agar pegawai ASN:

12
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi

b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;

c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;

d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;

e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang

berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan

perundangundangan dan etika pemerintahan;

f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara

g. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung jawab,

efektif, dan efisien;

h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;

i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain

yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;

j. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan

jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri

sendiri atau untuk orang lain;

k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN;

dan

l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin

pegawai ASN.

Adapun manfaat dari nilai etika dalamorganisasi, diantaranya adalah kebersamaan,

empati, kepedulian, kedewasaan, orientasi organisasi, respek, kebajikan, integritas,

inovatif, keunggulan, keluwesan, dan kearifan. Setiap jenjang Pemerintahan memiliki

lingkup kekuasaan masing-masing yang dipegang oleh pejabatnya. Semakin tinggi dan

luas kekuasaan seorang pejabat, semakin besar juga implikasi dari penggunaan kekuasaan

13
bagi warga masyarakat. Oleh sebab itu, azas etika publik mensyaratkan agar setiap bentuk

kekuasaan pejabat dibatasi dengan norma etika maupun norma hukum.

4) Komitmen Mutu

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance)

sudah menjadi keniscayaan di era reformasi saat ini. Berbagai upaya telah dilakukan untuk

mewujudkan keniscayaan tersebut, namun dalam implementasinya masih belum sesuai

dengan harapan. Penyelengaraan pemerintahan yang berorientasi pada layanan prima

sudah tidak bisa ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan

publik.

Paradigma pemerintah harus segera berubah, dari pola paternalisitik dan feodal

yang selalu minta dilayani, menjadi pola pemerintahan yang siap melayani dan senantiasa

mengedepankan kebutuhan dan keinginan masyarakat sebagai stakeholder pemerintah.

Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab PNS, semua harus dilaksanakan secara

optimal agar dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat. Aspek utama yang menjadi

target stakeholder adalah layanan yang komitmen pada mutu, melalui penyelenggaraan

tugas secara efektif, efisien dan inovatif.

Komitmen mutu merupakan pemahaman konsep mengenai efektivitas, efisiensi,

inovasi, dan mutu penyelenggaraan Pemerintah. Ekeftivitas merupakan sejauh mana

sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Sementara efisien merupakan

jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Efisien ditentukan

oleh berapa banyak bahan baku, biaya, dan tenaga yang dibutuhkan untuk mencapai

sebuah tujuan. Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakterisitik utama

yang dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang

telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga

14
dapat memberikan kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya,

waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan.

Sementara inovasi, muncul karena adanya dorongan kebutuhan

organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi

disekitarnya. Di sisi lain, mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk,

jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan

konsumen atau pengguna. Adapun nilai - nilai dasar komitmen mutu adalah efektivitas,

efisiensi, inovasi, dan berorientasi pada mutu. Kemudian ukuran menilai mutu layanan,

yaitu tangible (nyata/bukti langsung), reliability (kehandalan), responsiveness (cepat

tanggap), competence (kompetensi), access (kemudahan), courtesy (keramahan),

communication (komunikasi), credibility (kepercayaan), security (keamanan), dan

understanding the customer (pemahaman pelanggan). Selain itu, ada beberapa indicator

nilai – nilai dasar komitmen mutu diantaranya adalah efektif, efisien, inovatif, mutu,

adaptif, responsive, dan perbaikan berkelanjutan.

5) Anti Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang berarti perbuatan

yang tidak baik, buruk, dapat disuap dan tidak bermoral. Sedangkan tidak pidana korupsi

berarti tindakan melanggar hukum yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja

oleh seseorang atau sekelompok orang yang dapat dipertanggungjawabkan oleh peraturan

perundang-undangan. Berdasarkan UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi, bahwa korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan melakukan

perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat

merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Sedangkan pada UU No. 20

Tahun 2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi antara lain:

15
1. Kerugian Keuangan Negara,

2. suap-menyuap,

3. pemerasan,

4. perbuatan curang,

5. penggelapan dalam jabatan,

6. benturan kepentingan dalam pengadaan, dan

7. gratifikasi.

Anti korupsi dapat diidentifikasi ke dalam 9 (sembilan) nilai yang terdiri dari nilai-

nilai anti korupsi, yaitu:

a. Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat didefinisikan sebagai sebuah tindakan

maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang.

b. Kepedulian adalah mengindahkan, memerhatikan dan menghiraukan. Rasa

kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar.

c. Kemandirian berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak banyak

bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal.

d. Kedisiplinan adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan.

e. Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu.

f. Kerja keras didasari dengan adanya kemauan di dalam kemauan terkandung

ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian keberanian.

g. Kesederhanaan yaitu dibiasakan untuk tidak hidup boros

h. Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela

kebenaran.

i. Keadilan adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak. Menempatkan

segala sesuatu pada tempatnya. Untuk menjadi PNS yang professional, hendaknya

kita memiliki karakter ANEKA. Marilah kita implementasikan nilai-nilai ANEKA

16
dalam kehidupan kita seharihari. Penulis berharap, melalui tulisan yang sederhana

ini, nilai-nilai ANEKA dapat tersosialisasikan kepada seluruh pegawai ASN,

sehingga dapat diaktualisasikan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

5. Kedudukan dan Peran Aparatur Sipil Negara


1. Manajemen ASN

Manajemen ASN berkaitan dengan mengatur SDM yaitu ASN untuk menunjang

pembangunan NKRI. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan

Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi

politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih

menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia

sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.

Berikut ini indikator nilai manajemen ASN:

a. Kepastian Hukum

b. Profesionalitas

c. Porporsionalitas

d. Keterpaduan

e. Delegasi

f. Netralitas

g. Kesejahtraan

2. Pelayanan Publik

Pelayanan publik dapat disimpulkan sebagai pemberian layanan atau melayani

keperluan orang atau masyarakat dan/atau organisasi lain yang mempunyai 16 kepentingan

pada organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ditentukan dan

ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan. Indikator nilai

pelayanan publik adalah :

17
a. Kesederhanaan

b. Kejelasan

c. Kepasatian waktu

d. Akurat

e. Keamanan

3. Whole of Goverment (WoG)

WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang

menyatukan upaya - upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam

ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan – tujuan

pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya

WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan

sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan - urusan yang relevan. Berikut

indikator nilai WoG, yaitu :

a. Koordinasi

b. Sinkronisasi

c. Kolaborasi

d. Komunikasi

18
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Unit Kerja
Rancangan aktualisasi ini dilalukan di Unit kerja pada MAN 2 Konawe Selatan
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Konawe Selatan.
B. Identifikasi Isu
Rancangan aktualisasi ini dibuat berdasarkan analisis masalah pada Madrasah Aliyah
Negeri 2 Konawe Selatan. Dalam hal ini isu ditemukan pada kegiatan akademik sekolah.
dimana pada MAN 2 Konawe Selatan ditemukan “Masih rendahnya pemahaman siswa
terhadap pembelajaran SKI”

C. Gagasan Pemecahan Isu


Berdasarkan isu yang ditemukan pada unit kerja perlu Peningkatan pemahaman siswa
terhadap pembelajaran SKI dalam implementasi metode role playing pada siswa kelas XI IPA
1 di MAN 2 Konawe Selatan

D. Kegiatan dan Tahapan Rancangan Kegiatan Aktualisasi


Adapun kegiatan dan tahapan rancangan kegiatan aktualisasi yanga akan dilakukan
guna memecahkan isu yang ditemukan yaitu sebagai berikut:

19
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil terhadap Visi-
Pelatihan Organisasi
Misi
1 2 3 4 5 6 7
1. Mengajukan  Merencanakan jadwal  Jadwal dan bahan Sebelum saya konsultasi dengan Terlaksananya Dengan
konsep konsultasi pertemuan konsultasi dengan pimpinan, terlebih dahulu saya konsultasi mengajukan
pelaksanaan dengan pimpinan pimpinan mengatur jadwal pertemuan sekaligus konsep
metode Role dengan cermat (Etika Publik) dan persetujuan pelaksanaan
Playing dan melakukan konsultasi dengan dengan pimpinan metode
meminta  Konsultasi kepada  Surat Persetujuan sopan (Etika Publik) serta dan gurru SKI atas pembelajaran role
persetujuan pimpinan guna Pimpinan, Notulen, menggunakan bahasa Indonesia pengajuan konsep playing akan
dengan pimpinan mendapatkan Foto yang baik (Nasionalisme) pelaksanaan menguatkan nilai
persetujuan dan sekaligus mendapatkan metode Role Integritas dan
dukungan mentor persetujuan dengan penuh rasa Playing dapat tanggung jawab.
tanggung jawab (Akuntabilitas). memberikan
Selain berkonsultasi dengan kontribusi
pimpinan, saya juga melakukan terhadap
koordinasi dengan guru SKI organisasi
 Melakukan koordinasi  Notulen dari guru SKI dengan penuh tanggung jawab “Unggul dalam
dengan para guru SKI dan Foto dokumentasi (Akuntabilitas) dan membangun prestasi dengan
terkait konsep metode kerjasama yang dilandasi berpijak pada
pembelajaran role kejujuran dan kepercayaan Iman dan taqwa
Playing (Akuntabilitas) demi berjalannya (IMTAQ) dan
aktualisasi yang efektif dan efisien.
Ilmu
(Komitmen Mutu)
pengetahuan
(IPTEK)”(visi)
serta
meningkatkan
kerja sama yang
harmonis antar
stake holder
(misi 8)
2 Persiapan  Menyediakan bahan ajar  Dokumen berupa Ditunjukkan dengan saya Terpilihnya materi Dengan persiapan
Pelaksanaan yang dibutuhkan terkait RPP, Foto memilih materi yang akan yang akan pelaksanaan

20
aktualisasi pelaksanaan metode dokumentasi diajarkan secara cermat dan diajarkan dengan aktualisasi
Kegiatan role playing teliti (Etika Publik), dan menggunakan kegiatan
Pembelajaran Penentuan hari (waktu) metode Role pembelajaran
Role Playing. yang jelas dan konsisten Playing serta metode role
 Menentukan waktu  Dokumen jadwal dalam proses pembelajaran penyusunan playing akan
skenario bersama menguatkan nilai
pelaksanaan pembelajaran (Akuntabilitas), serta guru sejawat dapat Profesionalitas
pembelajaran SKI bekerja sama dengan teman memberikan Inovasi
dengan menggunakan sejawat untuk menyusun kontribusi Tanggung Jawab
metode role playing skenario dengan penuh rasa terhadap
tanggung jawab (Anti organisasi
Korupsi), berperilaku “Unggul dalam
sopan santun dalam prestasi dengan
 Menyusun serta  Foto dokumentasi, berdiskusi (Etika Publik), berpijak pada
menyiapkan skenario catatan dengan penuh rasa Iman dan taqwa
bersama dengan guru tanggung jawab sebagai (IMTAQ) dan
sejawat untuk guru.(Akuntabilitas) Ilmu
membantu proses pengetahuan
pembelajaran di kelas (IPTEK)” serta
misi MAN 2
Konawe Selatan
yaitu
Melaksanakan
proses
pembelajaran
dan bimbingan
secara efektif
dan efisien (misi
1)

21
3 Pelaksanaan  Mengawali kegiatan  Daftar hadir siswa, Sebelum melaksanakan Pelaksanaan Dengan
Pembelajaran pembelajaran di Foto pembelajaran dengan metode kegiatan yang pelaksanaan
role Playing Kelas dengan role playing, saya mengecek diawali degan pembelajaran
dengan mengecek daftar Daftar Hadir Siswa berdoa dilanjutkan metode Role
pembahasan hadir siswa, dengan Sopan (Etika dengan Playing dapat
Publik) serta Membaca Doa menjelaskan menguatkan nilai
“Khalifah- membaca Doa dan
dan Memotivasi Siswa untuk metode Profesionalitas
khalifah yang memotivasi Siswa pembelajaran role Inovasi
terkenal dari senantiasa Bertakwa
playing, peserta Tanggung Jawab
Bani Umayyah  Menjelaskan kepada  Buku bahan ajar, Kepada Allah Subhanahu didik memainkan
Siswa Kelas XI siswa terkait materi Foto Wataala (Nasionalisme). perannya masing-
IPA 1 MAN 2 “Khalifah-khalifah Dalam memberikan materi, masing dengan
Kendari yang terkenal dari harus ada kejelasan, baik serta guru di
Bani Umayyah” Akuntabilitas- dengan akhir
menggunakan bahasa Indonesia pembelajaran
 Menerapkan  Dokumentasi yang baik dan benar memberikan
Pembelajaran Role (Nasionalisme-Cinta Bahasa kesimpulan
Playing kepada peserta Indonesia). Selain itu, harus terhadap proses
menyadari dan memiliki rasa pembelajaran,
didik dengan
merupakan
pembagian kelompok tanggung jawab sebagai wujud
perwujudan
kerja nilai Akutabilitas. Pada “Berakhlak mulia
masing-masing pada pembelajaran dengan metode serta unggul
pokok pembahasan ini, siswa diharapkan responsif- dalam prestasi
“Khalifah-khalifah Komitmen Mutu, diawali dengan berpijak
yang terkenal dari dengan pembagian kelompok pada Iman dan
Bani Umayyah” secara mandiri - Anti Korupsi. taqwa (IMTAQ)
dan menerapkan kerja sama, dan Ilmu
 Peserta didik  Daftar peran siswa, Nasionalisme. Tiap siswa pengetahuan
memainkan perannya doumentasi memainkan peran tanggung (IPTEK)” (visi)
masing-masing jawab dan berani, - Anti serta
tentang Khalifah- Korupsi Dalam memberikan menumbuhkan
khalifah yang kesimpulan, terwujud nilai dan mendorong
terkenal dari Bani Akuntabilitas- Jujur dan

22
Umayyah sesuai Transaparan, memberikan keunggulan
kelompok kerja komentar dengan sejujur- dalam penerapan
masing-masing yang jujurnya dan terbuka mengenai ilmu
telah ditentukan. hasil pengamatan pribadi pengetahuan,
dengan sikap sopan santun teknologi dan
 Guru memberikan  Catatan (Etika Publik) agar dapat seni. (Misi 4)
kesimpulan secara diterima baik oleh siswa.
umum mengenai peran
masing-masing dalam
mengimplementasikan
metode role playing
4 Melaksanakan  Memberikan Soal tes  Dokumen soal test Dalam membuat soal, guru Dengan Dengan
Evaluasi terhadap Evaluasi kepada Siswa mempertimbangkan seluruh Pemberian tes melaksanakan
model terkait materi yang aspek penilaian secara efektif- evaluasi terkait evaluasi terhadap
pembelajaran telah diajarkan Komitmen Mutu, pembelajaran metode
Role Playing pada selanjutnya siswa dengan pembelajaran role
materi Khalifah- mengerjakan tes dengan playing dapat
khalifah yang
menggunakan menguatkan nilai
mandiri dan penuh tanggung metode role
terkenal dari Bani  Memberi penilaian jawab- Etika Publik. Dalam Profesionalitas
Umayyah kelas  Dokumen daftar playing, Tanggung Jawab
Kepada peserta memeriksa hasil evaluasi
XI IPA 1 nilai siswa pemberian nilai
didik yang telah siswa. Guru melakukannya
dengan tanggung jawab- dan reward serta
menerapkan refleksi dan
metode role Akuntabilitas serta
memberikan nilai yang adil – follow up
playing merupakan
Anti Korupsi. Guru
kemudian memberikan perwujudan
 Memberi reward  Foto Kelompok kompetisi antar kelompok sikap berakhlak
kepada kelompok terbaik, hadiah yang sederhana serta mulia serta
peserta didik yang kelompok terbaik memberikan kado kecil Unggul dalam
berhasil melaksanakan sebagai bentuk kepedulian prestasi dengan
perannya dengan baik guru terhadap usaha siswa- berpijak pada
Anti Korupsi. selanjutnya Iman dan taqwa
siswa memberikan kesan (IMTAQ) dan
secara responsif-Komitmen Ilmu

23
 Membuat sesi refleksi  Kesan dari siswa Mutu dan Jujur-Etika publik pengetahuan
terhadap kegiatan terkait hasil pelaksanaan (IPTEK) (visi)
aktualisasi pembelajaran dengan metode serta Mendorong
ini. Dalam memberikan lulusan yang
catatan, guru menuliskannya berkualitas,
 Follow up kegiatan  Catatan dengan transparan- berprestasi,
siswa pasca evaluasi Akuntabilitas sesuai keadaan berakhlak mulia,
sebenarnya, agar dapat dan bertaqwa
dilakukan perbaikan
kepada Allah
selanjutnya-Komitmen
Mutu. SWT. (Misi 10)

5 Melaksanakan  Meminta persetujuan  Surat Persetujuan, Sebelum melakukan Dengan Dengan


kegiatan dengan pimpinan dan Foto diseminasi tentang metode mendapatkan pelaksanaan
diseminasi terkait WaKamad Kurikulum pembelajaran role playing, persetujuan kegiatan sosialisasi
pelaksanaan untuk melaksanakan saya meminta persetujuan dengan terkait pelaksanaan
metode diseminasi dengan pimpinan dan pimpinan, guru metode
pembelajaran role  Menyediakan tempat  Foto WaKamad Kurikulum dengan serta pembina
pembelajaran role
playing kepada diseminasi playing kepada
bahasa yang baik OSIS,
seluruh warga  Menyiapkan bahan  Dokumen hasil
(Nasionalisme) dan sopan tersedianya
seluruh warga
sekolah di MAN 2 seminar diseminasi pelaksanaan metode sekolah, dapat
Konawe Selatan role playing (etika publik), kemudian tempat dan menguatkan nilai
menyediakan tempat terlaksananya Keteladanan,
pelaksanaan sosialisasi sosialisasi inovasi dan
dengan efektif dan efisien dilakukan tanggung jawab.
(Komitmen mutu), dalam sebagai
 Melaksanakan  Notulen saran/kritik, mempersiapkan diseminasi, perwujudan
diseminasi foto dokumentasi saya menyampaikan materi “Berakhlak
dengan jelas dan transparan mulia serta
(akuntabilitas). Dalam unggul dalam
pelaksanaan diseminasi, prestasi dengan
menggunakan bahasa berpijak pada
Indonesia yang baik dan Iman dan taqwa
benar (Nasionalisme) dengan (IMTAQ) dan

24
sikap sopan dan ramah Ilmu
(Etika Publik) dalam pengetahuan
menanggapi respon dari (IPTEK)” (visi)
peserta diseminasi. serta
Menerapkan
manajemen
partisifatif
dengan
melibatkan
seluruh warga
sekolah dan
lembaga terkait.(
Misi 9)

25
26

Anda mungkin juga menyukai