PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka menciptakan sumber daya ASN yang memenuhi nilai-nilai karakter,
punya akuntabilitas, nasionalisme tinggi, etika publik yang luhur, memiliki komitmen mutu,
dan anti korupsi. Maka perlu dilakukan perbaikan sumber daya manusia melalui pendidikan
dan pelatihan (Diklat) sesuai dengan Peraturan Pemerintahan Nomor 11 tahun 2017 tentang
manajemen PNS pada bab 5 tentang pengembangan kompetensi PNS. Ditetapkan bahwa
salah satu jenis diklat yang strategis untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN
menjadi profesional adalah Diklat Prajabatan atau pelatihan dasar (latsar). Penyelenggaraan
Latsar bertujuan untuk membentuk PNS yang profesional, yaitu PNS yang karakternya
dibentuk oleh nilai-nilai dasar profesi PNS, yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika publik, Komitmen mutu, Anti korupsi). Untuk mewujudkan hal tersebut CPNS
melakukan inovasi berupa kegiatan aktualisasi untuk mengatasi permasalahan di Unit
kerjanya.
Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen dari proses pembelajaran
yang kehadirannya akan sangat menentukan tingkat keberhasilan dari pembelajaran yag
dilakukan. Ketepatan pemilihan metode akan berdampak positif bagi meningkatnya tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Karena itu pendukung-pendukung dari keberhasilan proses
1
pembelajaran perlu dihadirkan, pengkajian tentang metode yang tepat juga menjadi hal yang
perlu dilakukan agar metode yang diterapkan sesuai dengan kondisi siswa dan pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
Proses pembelajaran di sekolah seringkali terlihat monoton, guru banyak
menggunakan metode klasikal seperti metode ceramah dan tanya jawab, sehingga siswa
cenderung pasif saat proses belajar mengajar berlangsung. Selain itu, jumlah jam pelajaran
yang padat dan mata pelajaran yang banyak menuntut guru untuk kreatif dan inovatif dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Terdapat banyak metode pembelajaran yang dapat
digunakan guru untuk menyiasati agar siswa aktif saat mengikuti proses pembelajaran,
sehingga berdampak pada peningkatan pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan.
Selain itu guru harus memperhatikan keselarasan metode dengan materi yang akan diajarkan.
Hal ini akan menghindari kerancuan saat proses pembelajaran berlangsung.
Metode merupakan pondasi awal untuk mencapai suatu tujuan pendidikan dan
menjadi asas keberhasilan pembelajaran. Terkait dengan metode pembelajaran, di dalam Al-
Qur’an juga dijelaskan mengenai metode pembelajaran yang baik yaitu terdapat dalam Q.S.
An-Nahl ayat 125, yang berbunyi :
Artinya: “serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk”
Dari penjelasan ayat diatas, bahwa salah satu faktor penentu keberhasilan dalam
proses pembelajaran adalah metode yang tepat. Rasulullah SAW sangat berhasil dalam
berdakwah karena beliau dapat menyampaikan pesan yang tepat kepada orang yang tepat dan
dengan cara yang tepat.
Berangkat dari masalah diatas, maka perlu untuk menerapkan metode yang dapat
meningkatkan pemahaman siswa khususnya dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
(SKI), maka salah satu metode yang digunakan adalah metode pembelajaran Role Playing.
Diharapkan dengan penggunaan metode tersebut dapat membuat siswa terlibat aktif dan
meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).
2
B. Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan aktualisasi ini adalah untuk meningkatkan pemahaman
siswa kelas XI IPA 1 pada pembelajaran SKI menggunakan metode Role Playing.
C. Manfaat
Adapun manfaat kegiatan Aktualisasi ini adalah sebagai berikut :
3
BAB II
1. Profil Madrasah
berciri khas Islam dibawah naungan Kementerian Agama kabupaten Konawe Selatan.
Lembaga ini didirikan pertama kali pada tahun 1996 atas inisiatif warga disekitar
Madrasah Aliyah Negeri 2 Konawe Selatan berada di jalan poros Andoolo Utama,
kabupaten Konawe Selatan yang berjarak sekitar 98 kilo meter dari Ibu kota Provinsi
Sulawesi Tenggara, sekitar 5 Km dari pusat pemerintahan kecamatan Buke dan sekitar 7
Selatan sangat strategis karena berdekatan dengan beberapa sekolah mulai dari jenjang
sekolah dasar hingga kejuruan, serta fasilitas umum lainnya seperti pasar, perkantoran
dan puskesmas. MAN 2 Konawe Selatan mempunyai dua program jurusan yaitu jurusan
IPA dan IPS, dibawah kepemimpinan Bapak Pranoto, S.Pd,M.Pd. Selain itu diterapkan
budaya Islami seperti pelaksanaan sholat Dhuhadan sholat dzuhur berjamaah, membaca
Al-qur’an serta ceramah singkat setiap selesai sholat dzuhur. Selain itu, ada beberapa
kegiatan ekstra kulikuler yang rutin dilaksanakan seperti baca tulis Al-qur’an, pramuka,
2. Struktur organisasi
4
B. Visi dan Misi Madrasah
1. Visi MAN 2 Konawe Selatan
“ Berakhlak mulia serta unggul dalam prestasi dengan berpijak pada Iman dan taqwa
(IMTAQ) dan Ilmu pengetahuan (IPTEK)”
2. Misi MAN 2 Konawe Selatan
Untuk mengimplementasikan visi yang telah ditetapkan, maka misi Madrasah Aliyah
5
8) Meningkatkan hubungan kerja sama yang harmonis antar stake holder.
9) Menerapkan manajemen partisifatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah
dan lembaga terkait.
10) Mendorong lulusan yang berkualitas, berprestasi, berakhlak mulia, dan bertaqwa
kepada Allah SWT.
3. Nilai-nilai dasar Organisasi
Nilai-nilai atau bahasa tepatnya values merupakan tuntunan atau pedoman yang
mendasari bagaimana seseorang atau sebuah organisasi berfikir, mengambil keputusan,
bersikap dan bertindak. Nilai-nilai juga bisa diartikan gambaran dialog yang selalu
terjadi dalam diri kita, yang menentukan apa yang penting dan apa yang tidak. Apa yang
boleh dan apa yang tidak boleh. Apa yang bener dan apa yang salah. Nilai-nilai
merupakan dasar tertentu, acuan dan motor penggerak motivasi, sikap dan tindakan.
Nilai-nilai organisasi adalah apa yang secara aktual menjadi praktek dari
organisasi tersebut dan apa yang disaksikan, diyakini, dipercaya, dilakukan dan
dipraktekkan oleh para karyawan di organisasi. Nilai-nilai dalam organisasi dapat dirunah
melalui dua jalur dan keduanya harus ditempuh secara bersamaan. Karena jika tidak maka
perubahan nilai-nilai akan mengalami kepincangan dalam prakteknya.
Pada prinsipnya pengembangan budaya kerja merupakan proses yang panjang dan
tidak mudah, harus dilakukan secara terus menerus, dengan atrategi yang tepat dan
konsisten. Untuk mengembangkan budaya kerja yang baru, hal yang pertama harus
dilakukan adalah merumuskan nilai-nilai yang dipercaya akan membawa organisasi
mencapai visi dan menuntaskan misinya. Hal penting yang harus diingat dalam
merumuskan nilai-nilai organisasi, adalah bahwa nilainilai harus didasarkan pada
praktik yang dikenal dan dapat dilaksanakan setiap pegawai di lingkungan
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.
Nilai – nilai tersebut harus berakar pada apa yang sesungguhnya berlaku dalam
organisasi dari hari ke hari untuk menjadi lebih baik.Sumber nilai dapat diambil dari nilai-
nilai yang terkandung dalam :
1) Ajaran agama;
2) Falsafah negara;
6
Menteri Agama, Lukman Hakim Saefuddin meluncurkan program budaya kerja
di lingkungan Kementerian Agama. Program budaya kerja tersebut dibentuk atas
kerjasama antara Kementerian Agama dengan Emotional Spiritual Quotient (ESQ).
Adapun alasan diperlukan nilai-nilai dasar budaya kerja ini karena adanya
ketidakberesan budaya kerja di Kementerian Agama, sehingga diperlukan
sebuahperubahan. Hal ini sejalan dengan semangat Revolusi Mental yang diamanatkan
Presiden Joko Widodo.Adapun 5 Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama, yakni :
1) Integritas
Integritas adalah keselarasan antara hati, pikiran, perkataan, dan perbuatan yang
baik dan benar. Indikasi positif dari nilai yang satu ini adalah bertekad dan berkemauan
untuk berbuat yang baik dan benar; berpikiran positif, arif, dan bijaksana dalam
melaksanakan tugas dan fungsi; mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku;
menolak korupsi, suap, atau gratifikasi. sedangkan Indikasi negatifnya adalah
melanggar sumpah dan janji pegawai/jabatan; melakukan perbuatan rekayasa atau
manipulasi dan; menerima pemberian dalam bentuk apapun di luar ketentuan. Dalam
implementasi aktualisasi kegiatan Integritas sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran
pengetahuan antara guru dengan siswa melalui metode pembelajaran yang digunakan.
2) Profesionalitas
Profesionalitas adalah bekerja secara disiplin, kompeten, dan tepat waktu dengan
hasil terbaik. Indikasi Positif dari nilai profesionalitas adalah melakukan pekerjaan
sesuai kompetensi jabatan; disiplin dan bersungguh-sungguh dalam bekerja; melakukan
pekerjaan secara terukur; melaksanakan dan menyelesaikan tugas tepat waktu dan;
menerima reward and punishment sesuai dengan ketentuan. Indikasi negatifnya adalah
melakukan pekerjaan tanpa perencanaan yang matang; melakukan pekerjaan tidak
sesuai dengan tugas dan fungsi; malas dalam bekerja; melakukan pekerjaan dengan
hasil yang tidak sesuai dengan standar.
3) Inovasi
Inovasi adalah menyempurnakan yang sudah ada dan mengkreasi hal baru yang
lebih baik. Indikasi positifnya adalah selalu melakukan penyempurnaan dan perbaikan
berkala dan berkelanjutan; bersikap terbuka dalam menerima ide-ide baru yang
konstruktif; meningkatkan kompetensi dan kapasitas pribadi; berani mengambil terobosan
7
dan solusi dalam memecahkan masalah dan; memanfaatkan tekhnologi informasi dan
komunikasi dalam bekerja secara efektif dan efesien. Indikasi negatifnya adalah merasa
cepat puas dengan hasil yang dicapai; bersikap apatis dalam merespons kebutuhan
stakeholder dan user; malas belajar, bertanya, dan berdiskusi dan; bersikap tertutup
terhadap ide – ide pengembangan.
4) Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah bekerja secara tuntas dan konsekuen. Indikasi positifnya
adalah menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tepat waktu; berani mengakui
kesalahan, bersedia menerima konsekuensi, dan melakukan langkah – langkah
perbaikan; mengatasi masalah dengan segera dan; komitmen dengan tugas yang
diberikan. Sementara indikasi negatifnya adalah lalai dalam melaksanakan tugas;
menunda – nunda dan/atau menghindar dalam melaksanakan tugas; selalu merasa benar
dan suka menyalahkan orang lain; menolak resiko atas hasil pekerjaan; memilih – milih
pekerjaan sesuai dengan keinginan pribadi dan; menyalahgunakan wewenang dan
tanggung jawab.
5) Keteladanan
Keteladanan adalah menjadi contoh yang baik bagi orang lain. Indikasi
positifnya, berakhlak terpuji; memberikan pelayanan dengan sikap yang baik, penuh
keramahan, dan adil; membimbing dan memberikan arahan kepada bawahan dan teman
sejawat dan; melakukan pekerjaan yang baik dimulai dari diri sendiri. Indikasi negatifnya,
berakhlak tercela; melayani dengan seadanya dan sikap setengah hati; memperlakukan
orang berbeda – beda secara subjektif; melanggar peraturan perundang- undangan dan;
melakukan pembiaran terhadap bentuk pelanggaran.
Untuk dapat mewujudkan fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa, maka diperlukan
ASN yang profesional, kompeten dan berintegritas yang berkarakter ANEKA. Karakter
ANEKA yaitu mempunyai nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Adapun inti penjelasan terkait nilai-nilai ANEKA
adalah sebagai berikut:
1) Akuntabilitas
8
Akuntabilitas hampir memiliki kesamaan makna dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Namun, keduanya memiliki konsep yang berbeda. Akuntabilitas 9 adalah
kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai, sedangkan responsibilitas adalah
kewajiban untuk bertanggungjawab.Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Amanah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai
publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan,
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
efisiensi dan efektivitas. Pengambilan keputusan secara akuntabel dan beretika berarti
dapat membuat keputusan dan tindakan yang tepat dan akurat. Sebuah keputusan yang
akuntabel dan beretika sangat penting dalam menjaga kepercayaan dan keyakinan terhadap
tindakan dan keputusan yang berimbang dan tidak bias; bertindak adil dan mematuhi
prinsip-prinsip dan prosess, Akuntabel dan transparan, melakukan pekerjaan secara penuh,
efektif dan efisien, berperilaku sesuai dengan standar sektor publik, kode sektor publik
etika sesuai dengan organisasinya, serta mendeklarasikan secara terbuka bila terjadi
9
adanya potensi konflik kepentingan. Untuk menciptakan lingkungan organisasi yang
akuntabel, maka diperlukan beberapa aspek yang merupakan indikator dari nilai dasar
Jaya;
2) Nasionalisme
memiliki pokok kekuatan dalam menilai kecintaan individu terhadap bangsanya. Salah
satu cara untuk menumbuhkan semangat nasionalisme adalah dengan menanamkan dan
mengamalkan nilai - nilai Pancasila. Pengamalan nilai - nilai luhur yang terkandung
Seorang PNS dituntut untuk memiliki perilaku mencintai tanah air Indonesia
satu perwujudan dari fungsi PNS sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Dalam
disingkirkan demi kepentingan yang lebih besar yaitu kepentingan bangsa dan Negara
diatas segalanya.
10
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, PNS harus berpegang pada prinsip adil
dan netral. Adil dalam artian tidak boleh berperilaku diskriminatif serta harus obyektif,
jujur, transparan. Sementara bersikap netral adalah tidak memihak kepada salah satu
kelompok atau golongan yang ada. Dengan bersikap netral dan adil dalam melaksanakan
tugasnya, PNS akan mampu menciptakan kondisi yang aman, damai, dan tentram di
terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip
nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan
sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan Negara, bangga sebagai bangsa
Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri, mengakui persamaan
derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa,
rasa.
3) Etika Publik
Etika Publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik atau
buruk, benar atau salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Etika merupakan
sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna
keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan yang buruk serta
11
Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok
khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-
ketentuan tertulis. Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam pasal 4
j. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
sistem karir.
Kode etik dan kode perilaku sesuai dengan pasal 5 Undang-undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang ASN, bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik
12
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN;
dan
pegawai ASN.
lingkup kekuasaan masing-masing yang dipegang oleh pejabatnya. Semakin tinggi dan
luas kekuasaan seorang pejabat, semakin besar juga implikasi dari penggunaan kekuasaan
13
bagi warga masyarakat. Oleh sebab itu, azas etika publik mensyaratkan agar setiap bentuk
4) Komitmen Mutu
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance)
sudah menjadi keniscayaan di era reformasi saat ini. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
sudah tidak bisa ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan
publik.
Paradigma pemerintah harus segera berubah, dari pola paternalisitik dan feodal
yang selalu minta dilayani, menjadi pola pemerintahan yang siap melayani dan senantiasa
Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab PNS, semua harus dilaksanakan secara
optimal agar dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat. Aspek utama yang menjadi
target stakeholder adalah layanan yang komitmen pada mutu, melalui penyelenggaraan
sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Sementara efisien merupakan
jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Efisien ditentukan
oleh berapa banyak bahan baku, biaya, dan tenaga yang dibutuhkan untuk mencapai
sebuah tujuan. Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakterisitik utama
yang dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang
telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga
14
dapat memberikan kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya,
disekitarnya. Di sisi lain, mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk,
jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen atau pengguna. Adapun nilai - nilai dasar komitmen mutu adalah efektivitas,
efisiensi, inovasi, dan berorientasi pada mutu. Kemudian ukuran menilai mutu layanan,
understanding the customer (pemahaman pelanggan). Selain itu, ada beberapa indicator
nilai – nilai dasar komitmen mutu diantaranya adalah efektif, efisien, inovatif, mutu,
5) Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang berarti perbuatan
yang tidak baik, buruk, dapat disuap dan tidak bermoral. Sedangkan tidak pidana korupsi
berarti tindakan melanggar hukum yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja
oleh seseorang atau sekelompok orang yang dapat dipertanggungjawabkan oleh peraturan
Pidana Korupsi, bahwa korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
15
1. Kerugian Keuangan Negara,
2. suap-menyuap,
3. pemerasan,
4. perbuatan curang,
7. gratifikasi.
Anti korupsi dapat diidentifikasi ke dalam 9 (sembilan) nilai yang terdiri dari nilai-
a. Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat didefinisikan sebagai sebuah tindakan
c. Kemandirian berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak banyak
kebenaran.
i. Keadilan adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak. Menempatkan
segala sesuatu pada tempatnya. Untuk menjadi PNS yang professional, hendaknya
16
dalam kehidupan kita seharihari. Penulis berharap, melalui tulisan yang sederhana
Manajemen ASN berkaitan dengan mengatur SDM yaitu ASN untuk menunjang
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia
sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
a. Kepastian Hukum
b. Profesionalitas
c. Porporsionalitas
d. Keterpaduan
e. Delegasi
f. Netralitas
g. Kesejahtraan
2. Pelayanan Publik
keperluan orang atau masyarakat dan/atau organisasi lain yang mempunyai 16 kepentingan
pada organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ditentukan dan
17
a. Kesederhanaan
b. Kejelasan
c. Kepasatian waktu
d. Akurat
e. Keamanan
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan – tujuan
WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan
sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan - urusan yang relevan. Berikut
a. Koordinasi
b. Sinkronisasi
c. Kolaborasi
d. Komunikasi
18
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Unit Kerja
Rancangan aktualisasi ini dilalukan di Unit kerja pada MAN 2 Konawe Selatan
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Konawe Selatan.
B. Identifikasi Isu
Rancangan aktualisasi ini dibuat berdasarkan analisis masalah pada Madrasah Aliyah
Negeri 2 Konawe Selatan. Dalam hal ini isu ditemukan pada kegiatan akademik sekolah.
dimana pada MAN 2 Konawe Selatan ditemukan “Masih rendahnya pemahaman siswa
terhadap pembelajaran SKI”
19
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil terhadap Visi-
Pelatihan Organisasi
Misi
1 2 3 4 5 6 7
1. Mengajukan Merencanakan jadwal Jadwal dan bahan Sebelum saya konsultasi dengan Terlaksananya Dengan
konsep konsultasi pertemuan konsultasi dengan pimpinan, terlebih dahulu saya konsultasi mengajukan
pelaksanaan dengan pimpinan pimpinan mengatur jadwal pertemuan sekaligus konsep
metode Role dengan cermat (Etika Publik) dan persetujuan pelaksanaan
Playing dan melakukan konsultasi dengan dengan pimpinan metode
meminta Konsultasi kepada Surat Persetujuan sopan (Etika Publik) serta dan gurru SKI atas pembelajaran role
persetujuan pimpinan guna Pimpinan, Notulen, menggunakan bahasa Indonesia pengajuan konsep playing akan
dengan pimpinan mendapatkan Foto yang baik (Nasionalisme) pelaksanaan menguatkan nilai
persetujuan dan sekaligus mendapatkan metode Role Integritas dan
dukungan mentor persetujuan dengan penuh rasa Playing dapat tanggung jawab.
tanggung jawab (Akuntabilitas). memberikan
Selain berkonsultasi dengan kontribusi
pimpinan, saya juga melakukan terhadap
koordinasi dengan guru SKI organisasi
Melakukan koordinasi Notulen dari guru SKI dengan penuh tanggung jawab “Unggul dalam
dengan para guru SKI dan Foto dokumentasi (Akuntabilitas) dan membangun prestasi dengan
terkait konsep metode kerjasama yang dilandasi berpijak pada
pembelajaran role kejujuran dan kepercayaan Iman dan taqwa
Playing (Akuntabilitas) demi berjalannya (IMTAQ) dan
aktualisasi yang efektif dan efisien.
Ilmu
(Komitmen Mutu)
pengetahuan
(IPTEK)”(visi)
serta
meningkatkan
kerja sama yang
harmonis antar
stake holder
(misi 8)
2 Persiapan Menyediakan bahan ajar Dokumen berupa Ditunjukkan dengan saya Terpilihnya materi Dengan persiapan
Pelaksanaan yang dibutuhkan terkait RPP, Foto memilih materi yang akan yang akan pelaksanaan
20
aktualisasi pelaksanaan metode dokumentasi diajarkan secara cermat dan diajarkan dengan aktualisasi
Kegiatan role playing teliti (Etika Publik), dan menggunakan kegiatan
Pembelajaran Penentuan hari (waktu) metode Role pembelajaran
Role Playing. yang jelas dan konsisten Playing serta metode role
Menentukan waktu Dokumen jadwal dalam proses pembelajaran penyusunan playing akan
skenario bersama menguatkan nilai
pelaksanaan pembelajaran (Akuntabilitas), serta guru sejawat dapat Profesionalitas
pembelajaran SKI bekerja sama dengan teman memberikan Inovasi
dengan menggunakan sejawat untuk menyusun kontribusi Tanggung Jawab
metode role playing skenario dengan penuh rasa terhadap
tanggung jawab (Anti organisasi
Korupsi), berperilaku “Unggul dalam
sopan santun dalam prestasi dengan
Menyusun serta Foto dokumentasi, berdiskusi (Etika Publik), berpijak pada
menyiapkan skenario catatan dengan penuh rasa Iman dan taqwa
bersama dengan guru tanggung jawab sebagai (IMTAQ) dan
sejawat untuk guru.(Akuntabilitas) Ilmu
membantu proses pengetahuan
pembelajaran di kelas (IPTEK)” serta
misi MAN 2
Konawe Selatan
yaitu
Melaksanakan
proses
pembelajaran
dan bimbingan
secara efektif
dan efisien (misi
1)
21
3 Pelaksanaan Mengawali kegiatan Daftar hadir siswa, Sebelum melaksanakan Pelaksanaan Dengan
Pembelajaran pembelajaran di Foto pembelajaran dengan metode kegiatan yang pelaksanaan
role Playing Kelas dengan role playing, saya mengecek diawali degan pembelajaran
dengan mengecek daftar Daftar Hadir Siswa berdoa dilanjutkan metode Role
pembahasan hadir siswa, dengan Sopan (Etika dengan Playing dapat
Publik) serta Membaca Doa menjelaskan menguatkan nilai
“Khalifah- membaca Doa dan
dan Memotivasi Siswa untuk metode Profesionalitas
khalifah yang memotivasi Siswa pembelajaran role Inovasi
terkenal dari senantiasa Bertakwa
playing, peserta Tanggung Jawab
Bani Umayyah Menjelaskan kepada Buku bahan ajar, Kepada Allah Subhanahu didik memainkan
Siswa Kelas XI siswa terkait materi Foto Wataala (Nasionalisme). perannya masing-
IPA 1 MAN 2 “Khalifah-khalifah Dalam memberikan materi, masing dengan
Kendari yang terkenal dari harus ada kejelasan, baik serta guru di
Bani Umayyah” Akuntabilitas- dengan akhir
menggunakan bahasa Indonesia pembelajaran
Menerapkan Dokumentasi yang baik dan benar memberikan
Pembelajaran Role (Nasionalisme-Cinta Bahasa kesimpulan
Playing kepada peserta Indonesia). Selain itu, harus terhadap proses
menyadari dan memiliki rasa pembelajaran,
didik dengan
merupakan
pembagian kelompok tanggung jawab sebagai wujud
perwujudan
kerja nilai Akutabilitas. Pada “Berakhlak mulia
masing-masing pada pembelajaran dengan metode serta unggul
pokok pembahasan ini, siswa diharapkan responsif- dalam prestasi
“Khalifah-khalifah Komitmen Mutu, diawali dengan berpijak
yang terkenal dari dengan pembagian kelompok pada Iman dan
Bani Umayyah” secara mandiri - Anti Korupsi. taqwa (IMTAQ)
dan menerapkan kerja sama, dan Ilmu
Peserta didik Daftar peran siswa, Nasionalisme. Tiap siswa pengetahuan
memainkan perannya doumentasi memainkan peran tanggung (IPTEK)” (visi)
masing-masing jawab dan berani, - Anti serta
tentang Khalifah- Korupsi Dalam memberikan menumbuhkan
khalifah yang kesimpulan, terwujud nilai dan mendorong
terkenal dari Bani Akuntabilitas- Jujur dan
22
Umayyah sesuai Transaparan, memberikan keunggulan
kelompok kerja komentar dengan sejujur- dalam penerapan
masing-masing yang jujurnya dan terbuka mengenai ilmu
telah ditentukan. hasil pengamatan pribadi pengetahuan,
dengan sikap sopan santun teknologi dan
Guru memberikan Catatan (Etika Publik) agar dapat seni. (Misi 4)
kesimpulan secara diterima baik oleh siswa.
umum mengenai peran
masing-masing dalam
mengimplementasikan
metode role playing
4 Melaksanakan Memberikan Soal tes Dokumen soal test Dalam membuat soal, guru Dengan Dengan
Evaluasi terhadap Evaluasi kepada Siswa mempertimbangkan seluruh Pemberian tes melaksanakan
model terkait materi yang aspek penilaian secara efektif- evaluasi terkait evaluasi terhadap
pembelajaran telah diajarkan Komitmen Mutu, pembelajaran metode
Role Playing pada selanjutnya siswa dengan pembelajaran role
materi Khalifah- mengerjakan tes dengan playing dapat
khalifah yang
menggunakan menguatkan nilai
mandiri dan penuh tanggung metode role
terkenal dari Bani Memberi penilaian jawab- Etika Publik. Dalam Profesionalitas
Umayyah kelas Dokumen daftar playing, Tanggung Jawab
Kepada peserta memeriksa hasil evaluasi
XI IPA 1 nilai siswa pemberian nilai
didik yang telah siswa. Guru melakukannya
dengan tanggung jawab- dan reward serta
menerapkan refleksi dan
metode role Akuntabilitas serta
memberikan nilai yang adil – follow up
playing merupakan
Anti Korupsi. Guru
kemudian memberikan perwujudan
Memberi reward Foto Kelompok kompetisi antar kelompok sikap berakhlak
kepada kelompok terbaik, hadiah yang sederhana serta mulia serta
peserta didik yang kelompok terbaik memberikan kado kecil Unggul dalam
berhasil melaksanakan sebagai bentuk kepedulian prestasi dengan
perannya dengan baik guru terhadap usaha siswa- berpijak pada
Anti Korupsi. selanjutnya Iman dan taqwa
siswa memberikan kesan (IMTAQ) dan
secara responsif-Komitmen Ilmu
23
Membuat sesi refleksi Kesan dari siswa Mutu dan Jujur-Etika publik pengetahuan
terhadap kegiatan terkait hasil pelaksanaan (IPTEK) (visi)
aktualisasi pembelajaran dengan metode serta Mendorong
ini. Dalam memberikan lulusan yang
catatan, guru menuliskannya berkualitas,
Follow up kegiatan Catatan dengan transparan- berprestasi,
siswa pasca evaluasi Akuntabilitas sesuai keadaan berakhlak mulia,
sebenarnya, agar dapat dan bertaqwa
dilakukan perbaikan
kepada Allah
selanjutnya-Komitmen
Mutu. SWT. (Misi 10)
24
sikap sopan dan ramah Ilmu
(Etika Publik) dalam pengetahuan
menanggapi respon dari (IPTEK)” (visi)
peserta diseminasi. serta
Menerapkan
manajemen
partisifatif
dengan
melibatkan
seluruh warga
sekolah dan
lembaga terkait.(
Misi 9)
25
26