Anda di halaman 1dari 14

SISTEM PENJAMINAN MUTU PAI BERDASARKAN STANDAR

NASIONAL PENDIDIKAN DI MADRASAH


Cicah Nurhidayah
Program Pascasarjana Pendidikan Agama Islam
cicahammar@gmail.com
Alka Kianda
Program Pascasarjana Pendidikan Agama Islam
alkakph5@gmail.com
Fakhruddin
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup
fakhruddinzidan@gmail.com
Emmi Kholilah Harahap
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup
emmiharahap57@gmail.com
Abstrak
Sistem penjaminan mutu Pendidikan Agama Islam (PAI) berdasarkan
Standar Nasional Pendidikan di Madrasah merupakan aspek penting dalam
meningkatkan kualitas pendidikan Islam. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis sistem penjaminan mutu PAI di Madrasah
berdasarkan Standar Nasional Pendidikan. Metode penelitian yang digunakan
meliputi studi kepustakaan, penelitian lapangan, serta teknik pengumpulan data
berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa sistem penjaminan mutu PAI di Madrasah melibatkan
pengembangan kurikulum yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama Islam,
penerapan metode pengajaran yang efektif, serta evaluasi yang berkelanjutan
terhadap proses dan hasil pembelajaran. Selain itu, penelitian juga
mengungkapkan pentingnya peran pemangku kebijakan sekolah dan pelaksana
pengelola sekolah dalam memastikan kualitas pendidikan Islam yang
berkualitas.
Kata Kunci: sistem penjaminan mutu, Pendidikan Agama Islam, Standar
Nasional Pendidikan, Madrasah, karakter peserta didik

PENDAHULUAN
Pelaksanaan Pendidikan Islam merupakan kegiatan untuk merealisasikan
rancana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan pendidikan islam
secara efektif dan efisien, dan akan memiliki nilai jika dilaksanakan dengan
efektif dan efisien.1
Dasar pelaksanaan pendidikan islam terutama adalah al Qur’an dan al
Hadist firman Allah :

1
Fatah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2004), h. 37
          
          
       
Artinya: dan Demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami.
sebelumnya kamu tidaklah mengetahui Apakah Al kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui
Apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan Dia
siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar-
.benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus

Dan Hadist dari Nabi Muhammad SAW yang artinya : “Sesungguhnya


orang yang mu’min yang paling dicintai oleh allah ialah orang yang senantiasa
tegak taat kepada-Nya, sempurna akal pikirannya, serta mengamalkan ajaran-
Nya selama hayatnya, maka beruntung dan memperoleh kemenangan ia” (al
Ghaali, Ihya Ulumudin)
Dari ayat dan hadist di atas tadi maka bisa diambil kesimpulan, bahwa al
Qur’an dan Hadist tersebut telah menerangkan bahwa nabi adalah benar-benar
telah memberi petunjuk kepada jalan yang lurus dan benar, sehingga beliau
memerintahkan kepada umatnya agar saling memberi petunjuk, memberikan
bimbingan, serta penyuluhan, dan pendidikan islam. Bagi umat islam merupakan
fondasi utama keharusan berlangsungnya pendidikan. Karena ajaran islam
bersifat universal yang kandungannya sudah tercakup seluruh aspek kehidupan
ini.
Pendidikan sebagai bagian penting bagi kehidupan manusia karena
sekaligus membedakan manusia dengan makhluk yang lain. Jadi, pendidikan
merupakan usaha manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan yang didapat
baik dari lembaga formal maupun non formal dalam membantu proses
transformasi sehingga dalam menghasilkan kualitas yang diinginkan.2
Pendidikan tidak terlepas dari hakikat dan tujuan penciptaan manusia
sebagaimana Islam menegaskan misi penciptaan manusia adalah dalam rangka
menunaikan peran kekhalifahan di atas muka bumi. Peran kekhalifahan ini
berarti memimpin, mengelola dan memelihara hidup serta kehidupan untuk
mendapatkan tujuan kedamaian, keharmonisan, kesejahteraan yang merupakan
wujud dari kasih sayang Allah SWT.

2
Anwar Chairul, Hakikat Manusia Dalam Pendidikan Sebuah Tujuan Filosofi, (Yogyakarta:
Suka-pres,2014),h.73.
SNP dan SPM Pendidikan Dasar dan menengah sebenarnya merupakan
bentuk implementasi dari upaya untuk mewujudkan mutu pendidikan secara
lebih baik. Sebab yang menjadi acuan dari penjaminan mutu pendidikan di
Indonesia adalah tiga hal pokok, yaitu SPM , SNP, dan Standar mutu pendidikan
di atas SNP.
Pendidikan tidak terlepas dari manajemen, secara semantis kata
manajemen yang umum digunakan saat ini berasal dari kata kerja to manage
yang berarti mengurus, mengatur, mengemudikan, mengendalikan, menagani,
mengelola, menyelenggarakan, menjalankan, melaksanakan, dan memimpin.
Manajemen pendidikan adalah gabungan dari kata yang mempunyai sisi makna
yaitu “manajemen” dan “Pendidikan”. Secara sederhana, manajemen pendidikan
dapat diartikan sebagai manajemen yang dipratikan dalam dunia pendidikan
dengan spesifikasi dan ciri-ciri khas yang ada dalam dunia pendidikan.
Pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan
manusia yang berpikir, dan salah satu faktor penting dalam menjunjung
pembangunan nasional, sesuai dengan tujuan dan cita cita mencerdaskan
kehidupan bangsa yang telah tertuang pada pembukaan UUD 1495 alinea
keempat. Pendidikan juga merupakan hak dan kewajiban yang harus ditempuh
oleh setiap warga negara Indonesia. Pendidikan selain kebutuhan pokok manusia
juga bertujuan mendukung pembangunan tetapi juga dengan tujuan
meningkatkan mutu sumberdaya manusia, sehingga pendidikan tidak dapat
dihiraukan begitu saja.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Replubik indonesia Nomor 19
Tahun 2005 tentang Pasal 2 Standar Nasional Pendidikan pada Pasal 2 ayat 3
menyatakan bahwa Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara
terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan
kehidupan lokal, nasional dan gelobal.38
Dalam pasal 2 tersebut diatur bahwa ruang lingkup standar nasional
pendidikan terdiri dari delapan ruang lingkup, meliputi (1) standar isi, (2)
standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga
kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7)
standar pembiyaan, dan (8) standar penilaian. Juga berpedoman pada panduan
3
Kemendiknas, Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (2003) . Diakses dari (http://www.kemdikbud.go.id// pada tanggal 02 Mei 2023 jam 20.00
WIB
yang telah disusun oleh Badan Satuan Nasional Pendidikan (BSNP). Pada
pengelolaan pendidikan juga didalam nya harus memperhatikan dan
menempatkan mutu sebagai alat untuk memperbaiki serta untuk
menyempurnakan pendidikan yang ada.
Upaya meningkatkan mutu pendidikan melalui standarisasi pengelolaan
pendidikan dasar membutuhkan kesanggupan semua pihak untuk melakukan
perubahan. Dalam hal ini kepala sekolah harus dapat memimpin perubahan
tersebut dengan mengajak semua warga sekolah untuk belajar kembali
bagaimana mengelola pendidikan. Kepala sekolah harus dapat menjaga agar
tetap ada komitmen untuk melakukan perubahan, inovasi dan perbaikan.
Sebagai manajer harus dapat mendesain struktur organisasi, dan membangun
budaya organisasi (sekolah) yang terbuka, tumbuh dan berani ambil resiko.4
Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, relevansi, dan efisiensi manajemen
pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan peubahan
kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan
pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Terwujudnya
layanan dalam penyelenggaraan pendidikan yang bermutu merupakan kewajiban
pemerintah.5
Pencapaian mutu sekolah melalui kegiatan akreditasi diarahkan pada
peningkatan kualitas sekolah, melihat dan memperoleh gambaran kinerja
sekolah yang sebenarnya, sebagai alat pembinaan, pengembangan, dan
peningkatan mutu pendidikan di sekolah, kelayakan sekolah dalam
penyelenggaraan dan pelayanannya, serta memberikan gambaran menyeluruh
bagi masyarakat tentang tingkat sekolah dimana anaknya berada dengan
sekolah-sekolah lainnya.6
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan dan penelitian
lapangan (field research) untuk mendeskripsikan dan menganalisis sistem
penjaminan mutu PAI berdasarkan SNP di Madrasah. Teknik pengumpulan data
yang digunakan meliputi studi pustaka, wawancara, observasi, dan dokumentasi.

4
Mugi Rahayu. Pelaksanaan Standar Pengelolaan Pendidikan di Sekolah Dasar. Jurnal
Penelitian Ilmu Pendidikan. (Volume 8, Nomor 1, Maret 2015). h. 4
5
Yusuf Hadijaya. Administrasi Pendidikan. Perdana Publishing : Medan 2012. h. 33
6
Asep Suryana. Akreditasi, Sertifikasi dan Upaya Penjaminan Mutu Pendidikan.UPI Bandung.
(2007) h. 11
Studi pustaka dilakukan dengan telaah buku-buku karya Az-Zarnuji tentang
konsep akhlak peserta didik. Wawancara dilakukan dengan pemangku kebijakan
sekolah dan pelaksana pengelola sekolah. Observasi dilakukan terhadap kondisi
fisik sekolah, kegiatan pembelajaran, dan kegiatan siswa. Dokumentasi juga
digunakan untuk mencari data pendukung melalui dokumen-dokumen yang
relevan.7
A. Mutu Pendidikan
Istilah mutu atau kualitas yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu
quality yakni memberikan arti bahwa kualitas adalah suatu standar atau
ukuran dari sesuatu ketika dibandingkan dengan hal lain yang sama.
Berdasarkan istilah tersebut, dalam konteks pendidikan, pengertian mutu
mengacu pada masukan, proses, luaran, dan dampaknya. Mutu masukan
dapat dilihat dari beberapa sisi, yaitu:8
a. Memiliki kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia
seperti kepala sekolah, guru, laboran, staf tata usaha, dan siswa.
b. Memenuhi atau tidaknya kriteria masukan material berupa alat peraga,
buku-buku, kurikulum, prasarana, sarana sekolah, dan lain-lain.
c. Memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang berupa perangkat lunak,
seperti peraturan, struktur organisasi, dan deskripsi kerja.
d. Memiliki mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan, seperti
visi, motivasi, ketekunan, dan cita-cita.
e. Hasil pendidikan dipandang bermutu jika mampu melahirkan
keunggulan akademik dan ekstrakurikuler pada peserta didik yang
dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesaikan
program pembelajaran

Hakikatnya, mutu di bidang pendidikan meliputi mutu input, proses,


output, dan outcome. Input pendidikan dinyatakan bermutu jika siap
berproses. Proses pendidikan bermutu apabila mampu menciptakan suasana
yang PAIKEMB (Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif,
Menyenangkan, dan Bermakna). Output, dinyatakan bermutu jika hasil
belajar akademik dan non akademik siswa tinggi. Outcome, dinyatakan

7
Moleong and Surjaman, Metodologi Penelitian Kualitatif.
8
Sudarwan, Deanim. Visi Baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi ke Lembaga
Akademik. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 53
bermutu apabila lulusan cepat terserap di dunia kerja, gaji wajar, semua
pihak mengakui kehebatan lulusan dan merasa puas. 9 Sedangkan Mutu
pendidikan menurut Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan adalah tingkat kecerdasan kehidupan bangsa
yang dapat diraih dari penerapan SNP.

Berdasarkan hal tersebut, pengertian mutu dalam konteks pendidikan


mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Proses pendidikan
yang bermutu melibatkan berbagai input seperti bahan ajar, metode
pembelajaran, sarana sekolah, dukungan administrasi, dan sarana prasarana
serta sumber daya lainnya untuk menciptakan suasana sekolah yang
kondusif. Mutu dalam pendidikan untuk menjamin kualitas input, proses,
produk/output, dan outcome sekolah sehingga dapat meningkatkan
akuntabilitas sekolah. Input pendidikan dinyatakan bermutu jika siap
diproses, masalah mutu harus menjadi perhatian termasuk dalam bidang
pendidikan. Oleh karena itu, masalah mutu dalam dunia pendidikan harus
menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah dan
masyarakat. Mengingat masih diperlukan upaya yang serius guna
meningkatkan mutu pendidikan serta persaingan global dalam bidang
pendidikan yang menunjukkan kecenderungan makin meningkat dengan
baik.

B. Penjaminan Mutu Pendidikan


Pemerintah telah menggulirkan SNP sebagai patokan mutu
pendidikan. Dalam rangka mengukur mutu suatu satuan pendidikan maka
dapat dilihat kesesuaian antara SNP dengan kondisi satuan pendidikan yang
nyata. Untuk memastikan apakah SNP tersebut dilakukan oleh satuan
pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan maka perlu ada jaminan
mutu dalam wadah penjaminan mutu pendidikan.
Penjaminan mutu pendidikan adalah suatu mekanisme yang
sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan untuk memastikan bahwa seluruh
proses penyelenggaraan pendidikan telah sesuai dengan standar mutu,
seperti yang tertera dalam Permendikbud Nomor 28 Tahun 2016 tentang

9
Usman, Husaini. Manajemen: Teori, Praktik, dan Reset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), h. 513
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah. Untuk menjamin
mutu pendidikan perlu juga ada pengawasan untuk memastikan proses
pendidikan berjalan sesuai tujuan.
Kontrol pendidikan merupakan hal yang penting dan mendasar baik
pada pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Kontrol dalam hal apa
yang diajarkan, bagaimana cara menyampaikannya, disampaikan oleh siapa,
dan mekanisme apa yang harus dilibatkan di dalamnya pemantauan,
evaluasi, dan peninjauan? Selain itu, bagaimana seharusnya para pelajar agar
berhasil.
Seperti yang disampaikan oleh Sallis, pengontrol mutu atau pengawas
biasanya melakukan kontrol mutu. Inspeksi dan pengujian adalah metode
pengendalian kualitas yang paling umum, dan banyak digunakan dalam
pendidikan untuk menentukan apakah standar terpenuhi. Jaminan mutu
berbeda dengan kontrol mutu. Selama proses berjalan, jaminan mutu untuk
mencegah kesalahan yang terjadi berulang. Jaminan kualitas merancang
kualitas ke dalam proses untuk mencoba memastikan bahwa produk tersebut
diproduksi sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Untuk menjamin mutu barang atau jasa maka perlu ada sistem yang
dikenal dengan sistem penjaminan mutu yang memastikan proses berjalan
sesuai dengan standar mutu yang dijaga dengan mengikuti prosedur yang
telah ditetapkan olah sistem penjaminan mutu.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Konsep Mutu Pendidikan Islam
Engkoswara dan Komariah ( 2010:304 ) berpendapat tentang Mutu sesuatu
bisa barang atau jasa, Barang yang bermutu adalah barang yang santa bernila
bagi seseorang, barang tersebut secara fisik sangat bagus, indah dan elegan
mewah, antilk,tidak ada cacatnya dan ukuran lainnya bisas bernilai kebaikan (
goddness ), keindahan ( beauty), kebenaran (truth) dan idealitas.
Mutu sebagai paduan sifat-sifat produk, yang menunjukan kemampuannya
dalam memenuhi kebutuhan konsumen baiksecara langsung atau tidak langsung
dalam kebutuhan yang dinyatakan maupun yang tersirat, masa kini dan masa
depan.
Sama halnya dalam dunia pendidikan perhatian pada mutu sebagai agenda
utama dalam proses pendidikan. Sedangdinaengan produk, jasa manusia,proses,
dan lingkungan yang memenuhi atau yang melebihi harapan.
Menurut KI Hjar Dewantara dalam buku engkoswara (2010:4) pada waktu
sistem pendidikan mulai berkembang dengan melalui Perguruan Taman Baca
Siswa mengartikan pendidikan sebagai upaya suatu bangsa untuk memelihara
dan mengembangkan benih turunan bangsa itu.,untuk itu manusia harus di
kemabngkan jiwa dan raganya dengan menggunakan segala alat pendidikan dan
didasarkan adata istiadat bangsa itu.
Juran (1994 :10-13) mendevinisikan Mutu sebagai kecocokan untuk
pemakaian ( time for use ) lebih lanjut dia ber pendapat bahwa mutu M Besar
dan M kecil berarti mutu dalam arti sempit yang di berikan setiap bagian
organisasi atau setiap aktifitas yang tidak selalu terkait dengan kebutuhan
pelanggan.
Mengenai pengertian pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2012), secara etimologi berasal dari kata bahasa Yunani, yakni paedagogie,
terdiri atas dua suku kata yakni paes yang berarti anak, dan again yang berarti
membimbing. Jadi paedagogie berarti bimbingan yang diberikan
kepada anak.
Konsep pendidikan, MJ Langefeled berpendapat (2010:5) pendidikan
adalah bimbingan atau petolongan yang di berikan oleh orang dewasa kepada
perkembangan anak untuk mencapai kedewasaan dengan tujuan agar anak
cukup cakap melaksakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang
lain, dengan kata lain membimbing anak mencapai kedewasaan.
Dalam hal ini, antara nilai Ilahiyah dan nilai rasionalitas tidak terdapat
paradoksa antara satu dengan yang lainnya. Dikatakan demikian karena pada
dasarnya nilai-nilai Ilahiyah tidak ada yang bertentangan dengan rasionalitas.
Prinsip inilah yang dijadikan prinsip dasar untuk melaksanakan proses
kependidikan Islam. Antara teori dengan proses operasionalisasi saling berkaitan
dan saling menunjang antara satu dengan yang lainnya, bahkan saling
memperkokoh.
Prinsip dasar mutu pendidikan harus bertumpu pada gagasan yang dialogis
nilai ketuhanan dan rasionalitas. Dengan kata lain bahwa terdapat kesesuaian
antara pengalaman empiris yang terdiri atas fakta atau informasi dengan nilai
Ilahiyah untuk diolah menjadi teori yang valid yang menjadi tempat berpijaknya
suatu ilmu pengetahuan yang ilmiah.
Bila kata "mutu" disatukan dengan kata "pendidikan" dalam sebuah
variabel, maka yang dimaksud adalah kualitas pendidikan adalah kadar
prestasi yang diraih oleh peserta didik melalui proses pembelajaran, atau
tingkat kecakapan kognitif, afektif, dan psikomotorik pada peserta didik.
Mutu pendidikan yang sering diperbincangkan akhir-akhir ini, masih
sebatas konsep. Berbagai cara berpikir telah dikembangkan untuk mencoba
memberikan suatu pengertian tentang mutu pendidikan, dalam kenyataannya
konsepsi tentang mutu itu masih tetap bergerak dalam bentuk-bentuknya yang
masih bersifat rethorical, artinya bahwa mutu pendidikan masih bergerak dari
gagasan satu kegagasan lain dan belum diterjemahkan secara tepat ke dalam
ukuran dan tindakan yang lebih nyata.
Keberhasilan mutu pendidikan di perlukan adanya dukungan dari manajer
puncak akan melakukan dukungan untuk perubahan yang di anggap perlu dalam
melaksanakan strategi pencapaian mutu pendidikan.Tim Dosen AP( 2009: 303)
Menurut H.A.R. Tilaar (2015), bahwa ketidakmampuan lembaga
pendidikan menengah dalam mempersiapkan lulusannya di dunia kerja, karena
terkait dengan fungsi kelembagaan. H.A.R. Tilaar beranggapan bahwa tidak
mungkin lembaga pendidikan menengah mempersiapkan lulusannya yang siap
pakai, tetapi yang lebih tepat dan benar adalah siap latih, dengan sebuah asumsi:
(pertama) tidak mungkin lembaga pendidikan mengikuti perkembangan dunia
kerja yang berubah dengan cepat. (kedua) Lembaga pendidikan biasanya
tercecer dari perkembangan ilmu pengetahuan dan aplikasinya dalam dunia
industri.
Menurut Dedi Supriadi, (2016) bahwa keterbukaan terhadap masyarakat
disebabkan karena adanya hubungan yang erat antara dunia pendidikan dengan
industri dan masyarakat. Dimana masyarakat menyisihkan dana untuk
membiayai pendidikan dan sebaliknya lembaga pendidlikan menyediakan
program-program pendidikan yang berkelanjutan yang dibutuhkan masyarakat.
Untuk mencapai sinergitas atas tuntutan dunia kerja dengan tingkat
kebutuhan masyarakat, maka perbincangan mengenai mutu pendidikan
merupakan wacana yang aktual di dalam mendongkrak dan menghasilkan
lulusan yang kualified. Mutu diartikan sebagai kesesuaian (fitness) atau relefansi
keluaran pendidikan dengan kebutuhan.
Upaya peingkatan mutu pendidikan perlu adanya komunikasi dalam suatu
organisasi yang berorientasi mutu perlu di tempuh dengan cara yang berfariasi
agar pesan yang di komunikasikan tersampaikan secara efektif kepada manajer
puncak.secara idealnya manajer puncak melakukan pertemuan dengan bawahan
secara pribadi untuk menyampaikan informasi, memberikan pengarahan dan
menjawab pertanyaan yanga akan berkembang di masyarakat.
B. Penjaminan dan Pengendalian Mutu Pendidikan Islam
Penjamin Mutu adalah proses penentuan dan Penjaminan mutu atau
pemenuhan syarat mutu pengelolaan pendidikan secara istiqamah dan
berkelanjutan sehingga para stakeholders dan pihak lain yang berkepentingan
mendapatkan manfaat. Penjaminan mutu digunakan untuk menetapkan syarat-
syarat mutu dari semua elemen yang bekerja dalam organisasi atau transformasi
alumni yang meliputi pendekatan pembelajaran aktif, kolaboratif, kooperatif,
konstruktif dan tuntas.
Penjaminan dan pengendalian mutu adalah berhubungan dengan proses
yang saling dan memerlukan data tentang kinerja dan mutu tenaga pendidik,
program lembaga pendidikan. Penjaminan mutu mengarah pada peningkatan
mutu. Proses penjaminan mutu mencakup bidang yang akan dicapai beserta
prioritas pengembangan, menyajikan data perencanaan yang didasarkan pada
bukti serta pengambilan keputusan, dan mendukung budaya peningkatan yang
berkelanjutan. Mutu hasil pendidikan di tingkat pendidikan dasar dan menengah
di Indonesia dinilai berdasarkan delapan standar pendidikan nasional BSNP.
SPPMP untuk pendidikan dasar dan menengah mencakup: penilaian mutu
pendidikan, (b) analisis dan pelaporan mutu pendidikan dan (c) peningkatan
mutu pendidikan.
Maksud dari Penjaminan dan pengendalian adalah meningkatkan mutu,
validitas data dan penggunaan data tentang penjaminan mutu untuk
memastikan bahwa:
1. pengumpulan data cukup dilakukan sekali saja
2. informasi dan data yang terkumpul valid,
3. data yang di kumpulkan dapat dipakai untuk penjaminan mutu, dalam
peningkatan mutu
4. data yang telah dianalisis dapat digunakan untuk tujuan pengembangan
kebijakan, alokasi sumber daya, perencanaan dan peningkatan mutu.
Penerapan penjaminan mutu pendidikan Islam diarahkan pada Standar
Nasional Pendidikan, dengan memerhatikan yg utama pada kinerja sekolah,
kinerja kepala sekolah, dan kinerja guru. Hal yang menjadi perhatian utama
adalah:
1. Standar Isi
Persoalan isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kemampuan
yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi
bahan utama, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang
harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
2. Standar proses
Mengenai proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan. Proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik
3. Standar kompetensi lulusan
Kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar kompetensi
lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan
peserta didik dari satuan pendidikan.
4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
Pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan
prajabatan dan keharusan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam
jabatan. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

5. Standar sarana dan prasarana


Sarana dan prasarana adalah kepentingan nasional pendidikan yang
berkaitan dengan kriteria minimal tentang tempat belajar, berolahraga,
beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, untuk bermain,
berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi
dan komunikasi. (1) Setiap lembaga pendidikan wajib memiliki sarana yang
meliputi perabot, peralatan pendidikan, alat pendidikan, sumber belajar
lainnya,bahan habis pakai, dan yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang berkelanjutan. (2) Setiap satuan pendidikan wajib
memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan
pendidikan, ruang guru, ruang tatausaha, perpustakaan, laboratorium,
bengkel kerja, ruang unit produksi, rumah makan, instalasi daya dan jasa,
tempat berolah raga, tempat shalat, bermain.
Pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan
padatingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar
tercapaiefisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
6. Standar Penilaian Pendidikan
Penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan aturan/ prosedur, dan penilaian hasil belajar peserta didik.
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri
atas: a. penilaian hasil belajar oleh pendidik; b. penilaian hasil belajar oleh
satuan pendidikan; dan c. penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
Mutu madrasah tergambar dari setiap proses mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
pendidikan.menjadi kesatuan utuh dan dilakukan sebaik mungkin secara
terus menerus, dari awal sudah dimulai dengan benar ,menghindari
kesalahan,cermat, dan memberikan pelayanan yang memuaskan kepada
kostumer. Engkoeswara ( 306 )
Sebagai salah satu indikator mutu pendidikan nasional membutuhkan
pengelola profesional (kepala madrasah) dengan menerapkan gaya
demokratis, memiliki kualifikasi pemimpin yang cakap, memahami dan
mengakomodasi tuntutan dan aspirasi bawahan dan mitra kerjanya.
Keberhasilan pencapaian tujuan madrasah ditentukan oleh faktor peranan
kepala madrasah sebagai manajer, karena pengelola madrasah pada intinya
mengatur agar seluruh potensi madrasah berfungsi secara optimal dalam
mendukung tercapainya tujuan madrasah".
KESIMPULAN
Adapun yang dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan mutu
pendidikan Islam di Madrasah, diperlukan perhatian terhadap semua komponen
pendidikan, seperti kurikulum, metode pengajaran, evaluasi, dan pengelolaan
sekolah. Selain itu, penting untuk memperkuat pemahaman dan penerapan nilai-
nilai Islam dalam pendidikan, dengan fokus pada pembentukan karakter dan
moral peserta didik melalui program pembelajaran yang terintegrasi dengan
ajaran Islam dan kegiatan ekstrakurikuler. Kerjasama yang baik antara
pemangku kebijakan sekolah, pengelola sekolah, guru, siswa, dan komite
sekolah juga perlu didorong dalam menjalankan sistem penjaminan mutu
pendidikan Islam. Selanjutnya, penelitian lebih lanjut harus dilakukan untuk
terus mengembangkan dan memperbaiki sistem penjaminan mutu pendidikan
Islam di Madrasah, dengan mempertimbangkan perkembangan terbaru dalam
pendidikan dan tuntutan kebutuhan masyarakat. Dengan tindakan-tindakan ini,
diharapkan mutu pendidikan Islam di Madrasah dapat terus meningkat,
membentuk karakter yang mulia, dan memberikan kontribusi yang positif bagi
masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Asep Suryana. Akreditasi, Sertifikasi dan Upaya Penjaminan Mutu Pendidikan. UPI
Bandung. 2007

Anwar Chairul, Hakikat Manusia Dalam Pendidikan Sebuah Tujuan Filosofi,


Yogyakarta: Suka-pres,2014

Fatah, Nanang, “Landasan Manajemen Pendidikan”.Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, 2004

Mugi Rahayu. Pelaksanaan Standar Pengelolaan Pendidikan di Sekolah Dasar. Jurnal


Penelitian Ilmu Pendidikan. (Volume 8, Nomor 1, Maret 2015)

Moelong Lexy J, Metodologi. Penelitian Kualitatif,. Bandung: Remaja Rosdakarya.


2013

Nasution. Metode Research. Jakarta:PT Bumi Aksara, 2014


Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2012

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta,


2015 Cetakan ke 5

Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program PendidikaN. Jakarta: Bumi Aksara. 2010

Sudarwan, Deanim. Visi Baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi ke Lembaga
Akademik. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Supriadi, Dedi. 2016. Manajemen Citra danMartabat Guru.Yogyakarta:


AdicitaKarya Nusa.

Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI ,Manajemen Pendidikan , penerbit


Alpabeta cet,ke 4. April 2011 bandung

Tilaar, H.A.R. 2015. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional dalam


Persfektif Abad 21. Magelang: Indonesia Tera.

Usman, Husaini. Manajemen: Teori, Praktik, dan Reset Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara, 2009

Yusuf Hadijaya. Administrasi Pendidikan. Medan : Perdana Publishing 2012

Kemendiknas, Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional, (2003) . Diakses dari (http://www.kemdikbud.go.id//
pada tanggal 02 Mei 2023 jam 20.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai