PENDAHULUAN
Pelaksanaan Pendidikan Islam merupakan kegiatan untuk merealisasikan
rancana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan pendidikan islam
secara efektif dan efisien, dan akan memiliki nilai jika dilaksanakan dengan
efektif dan efisien.1
Dasar pelaksanaan pendidikan islam terutama adalah al Qur’an dan al
Hadist firman Allah :
1
Fatah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2004), h. 37
Artinya: dan Demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami.
sebelumnya kamu tidaklah mengetahui Apakah Al kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui
Apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan Dia
siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar-
.benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus
2
Anwar Chairul, Hakikat Manusia Dalam Pendidikan Sebuah Tujuan Filosofi, (Yogyakarta:
Suka-pres,2014),h.73.
SNP dan SPM Pendidikan Dasar dan menengah sebenarnya merupakan
bentuk implementasi dari upaya untuk mewujudkan mutu pendidikan secara
lebih baik. Sebab yang menjadi acuan dari penjaminan mutu pendidikan di
Indonesia adalah tiga hal pokok, yaitu SPM , SNP, dan Standar mutu pendidikan
di atas SNP.
Pendidikan tidak terlepas dari manajemen, secara semantis kata
manajemen yang umum digunakan saat ini berasal dari kata kerja to manage
yang berarti mengurus, mengatur, mengemudikan, mengendalikan, menagani,
mengelola, menyelenggarakan, menjalankan, melaksanakan, dan memimpin.
Manajemen pendidikan adalah gabungan dari kata yang mempunyai sisi makna
yaitu “manajemen” dan “Pendidikan”. Secara sederhana, manajemen pendidikan
dapat diartikan sebagai manajemen yang dipratikan dalam dunia pendidikan
dengan spesifikasi dan ciri-ciri khas yang ada dalam dunia pendidikan.
Pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan
manusia yang berpikir, dan salah satu faktor penting dalam menjunjung
pembangunan nasional, sesuai dengan tujuan dan cita cita mencerdaskan
kehidupan bangsa yang telah tertuang pada pembukaan UUD 1495 alinea
keempat. Pendidikan juga merupakan hak dan kewajiban yang harus ditempuh
oleh setiap warga negara Indonesia. Pendidikan selain kebutuhan pokok manusia
juga bertujuan mendukung pembangunan tetapi juga dengan tujuan
meningkatkan mutu sumberdaya manusia, sehingga pendidikan tidak dapat
dihiraukan begitu saja.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Replubik indonesia Nomor 19
Tahun 2005 tentang Pasal 2 Standar Nasional Pendidikan pada Pasal 2 ayat 3
menyatakan bahwa Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara
terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan
kehidupan lokal, nasional dan gelobal.38
Dalam pasal 2 tersebut diatur bahwa ruang lingkup standar nasional
pendidikan terdiri dari delapan ruang lingkup, meliputi (1) standar isi, (2)
standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga
kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7)
standar pembiyaan, dan (8) standar penilaian. Juga berpedoman pada panduan
3
Kemendiknas, Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (2003) . Diakses dari (http://www.kemdikbud.go.id// pada tanggal 02 Mei 2023 jam 20.00
WIB
yang telah disusun oleh Badan Satuan Nasional Pendidikan (BSNP). Pada
pengelolaan pendidikan juga didalam nya harus memperhatikan dan
menempatkan mutu sebagai alat untuk memperbaiki serta untuk
menyempurnakan pendidikan yang ada.
Upaya meningkatkan mutu pendidikan melalui standarisasi pengelolaan
pendidikan dasar membutuhkan kesanggupan semua pihak untuk melakukan
perubahan. Dalam hal ini kepala sekolah harus dapat memimpin perubahan
tersebut dengan mengajak semua warga sekolah untuk belajar kembali
bagaimana mengelola pendidikan. Kepala sekolah harus dapat menjaga agar
tetap ada komitmen untuk melakukan perubahan, inovasi dan perbaikan.
Sebagai manajer harus dapat mendesain struktur organisasi, dan membangun
budaya organisasi (sekolah) yang terbuka, tumbuh dan berani ambil resiko.4
Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, relevansi, dan efisiensi manajemen
pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan peubahan
kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan
pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Terwujudnya
layanan dalam penyelenggaraan pendidikan yang bermutu merupakan kewajiban
pemerintah.5
Pencapaian mutu sekolah melalui kegiatan akreditasi diarahkan pada
peningkatan kualitas sekolah, melihat dan memperoleh gambaran kinerja
sekolah yang sebenarnya, sebagai alat pembinaan, pengembangan, dan
peningkatan mutu pendidikan di sekolah, kelayakan sekolah dalam
penyelenggaraan dan pelayanannya, serta memberikan gambaran menyeluruh
bagi masyarakat tentang tingkat sekolah dimana anaknya berada dengan
sekolah-sekolah lainnya.6
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan dan penelitian
lapangan (field research) untuk mendeskripsikan dan menganalisis sistem
penjaminan mutu PAI berdasarkan SNP di Madrasah. Teknik pengumpulan data
yang digunakan meliputi studi pustaka, wawancara, observasi, dan dokumentasi.
4
Mugi Rahayu. Pelaksanaan Standar Pengelolaan Pendidikan di Sekolah Dasar. Jurnal
Penelitian Ilmu Pendidikan. (Volume 8, Nomor 1, Maret 2015). h. 4
5
Yusuf Hadijaya. Administrasi Pendidikan. Perdana Publishing : Medan 2012. h. 33
6
Asep Suryana. Akreditasi, Sertifikasi dan Upaya Penjaminan Mutu Pendidikan.UPI Bandung.
(2007) h. 11
Studi pustaka dilakukan dengan telaah buku-buku karya Az-Zarnuji tentang
konsep akhlak peserta didik. Wawancara dilakukan dengan pemangku kebijakan
sekolah dan pelaksana pengelola sekolah. Observasi dilakukan terhadap kondisi
fisik sekolah, kegiatan pembelajaran, dan kegiatan siswa. Dokumentasi juga
digunakan untuk mencari data pendukung melalui dokumen-dokumen yang
relevan.7
A. Mutu Pendidikan
Istilah mutu atau kualitas yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu
quality yakni memberikan arti bahwa kualitas adalah suatu standar atau
ukuran dari sesuatu ketika dibandingkan dengan hal lain yang sama.
Berdasarkan istilah tersebut, dalam konteks pendidikan, pengertian mutu
mengacu pada masukan, proses, luaran, dan dampaknya. Mutu masukan
dapat dilihat dari beberapa sisi, yaitu:8
a. Memiliki kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia
seperti kepala sekolah, guru, laboran, staf tata usaha, dan siswa.
b. Memenuhi atau tidaknya kriteria masukan material berupa alat peraga,
buku-buku, kurikulum, prasarana, sarana sekolah, dan lain-lain.
c. Memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang berupa perangkat lunak,
seperti peraturan, struktur organisasi, dan deskripsi kerja.
d. Memiliki mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan, seperti
visi, motivasi, ketekunan, dan cita-cita.
e. Hasil pendidikan dipandang bermutu jika mampu melahirkan
keunggulan akademik dan ekstrakurikuler pada peserta didik yang
dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesaikan
program pembelajaran
7
Moleong and Surjaman, Metodologi Penelitian Kualitatif.
8
Sudarwan, Deanim. Visi Baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi ke Lembaga
Akademik. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 53
bermutu apabila lulusan cepat terserap di dunia kerja, gaji wajar, semua
pihak mengakui kehebatan lulusan dan merasa puas. 9 Sedangkan Mutu
pendidikan menurut Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan adalah tingkat kecerdasan kehidupan bangsa
yang dapat diraih dari penerapan SNP.
9
Usman, Husaini. Manajemen: Teori, Praktik, dan Reset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), h. 513
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah. Untuk menjamin
mutu pendidikan perlu juga ada pengawasan untuk memastikan proses
pendidikan berjalan sesuai tujuan.
Kontrol pendidikan merupakan hal yang penting dan mendasar baik
pada pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Kontrol dalam hal apa
yang diajarkan, bagaimana cara menyampaikannya, disampaikan oleh siapa,
dan mekanisme apa yang harus dilibatkan di dalamnya pemantauan,
evaluasi, dan peninjauan? Selain itu, bagaimana seharusnya para pelajar agar
berhasil.
Seperti yang disampaikan oleh Sallis, pengontrol mutu atau pengawas
biasanya melakukan kontrol mutu. Inspeksi dan pengujian adalah metode
pengendalian kualitas yang paling umum, dan banyak digunakan dalam
pendidikan untuk menentukan apakah standar terpenuhi. Jaminan mutu
berbeda dengan kontrol mutu. Selama proses berjalan, jaminan mutu untuk
mencegah kesalahan yang terjadi berulang. Jaminan kualitas merancang
kualitas ke dalam proses untuk mencoba memastikan bahwa produk tersebut
diproduksi sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Untuk menjamin mutu barang atau jasa maka perlu ada sistem yang
dikenal dengan sistem penjaminan mutu yang memastikan proses berjalan
sesuai dengan standar mutu yang dijaga dengan mengikuti prosedur yang
telah ditetapkan olah sistem penjaminan mutu.
DAFTAR PUSTAKA
Asep Suryana. Akreditasi, Sertifikasi dan Upaya Penjaminan Mutu Pendidikan. UPI
Bandung. 2007
Sudarwan, Deanim. Visi Baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi ke Lembaga
Akademik. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Usman, Husaini. Manajemen: Teori, Praktik, dan Reset Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara, 2009