Anda di halaman 1dari 23

STANDAR MUTU MANAJAMEN PEMBELAJARAN DI INDONESIA

"KASUS SEKOLAH DAN MADRASAH"

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajamen Mutu
Pembelajaran PAI Magister Pendidikan Agama Islam Pada Program
Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu

Dosen Pengampu :
Dr. Hj. Adawiyah Pettalongi, M.Pd
Dr. Azma, M.Pd

Oleh:
ANDRY LUCKY AHMAD
NIM: 02111322024

MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PROGRAM PASCASARJANA


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) DATOKARAMA PALU
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat fundamental dan sangat

strategis karena melalui pendidikan suatu bangsa itu bangkit dan berkembang,

program mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan suatu cita-cita negara

sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan undang-undang dasar negara

Republik Indonesia. Berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah dan lembaga

pendidikan yang mengemban tugas pendidikan dalam meningkatkan mutu

pendidikan.

Mutu pendidikan di Indonesia telah terlihat mengalami banyak kemajuan,

dengan berbagai macam program yang dilakukan pemerintah untuk terus

meningkatkan kualitas pendidikan. Pemerintah sudah merencanakan

programprogram dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang agar

program peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia terjadi secara

berkelanjutan.

Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu pilar pokok dalam

membangun pendidikan di Indonesia, karena jika pendidikan sudah bermutu, maka

akan menghasilkan sumber daya manusia yang cerdas dan kompetitif. Untuk

mewujudkan program peningkatan mutu pendidikan yang berkelanjutan, maka hal

tersebut diperjelas dengan adanya Peraturan Pemerintah (PP) No 57 Tahun 2021

1
2

tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), yang merupakankriteria minimal

tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah di Indonesia (pasal 1 Nomor 17 UU

20/2003 tentang Sisdiknas dan pasal 3 PP.19/2005 tentang SNP), dimana SNP

berfungsi sebagai dasar dari perencanaan,pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan

pada setiap jenjang pendidikan untuk mewujudkan pendidikan nasional yang

bermutu. Standar mutu pendidikan ini diperlukan sebagai barometer dinamika

progresifitas pendidikan.

Namun ironisnya berdasarkan data UNESCO tahun 2013 menyebutkan

Indonesia menduduki peringkat 121 dari 185 negara ditinjau dari mutu

pendidikannya. Hasil survei kemampuan pelajar yang diteliti oleh Programme for

International Student Assessment (PISA) pada tahun 2020 di Paris, menempatkan

Indonesia di peringkat ke-71 dari 76 negara. 2 Data ini menjadikan posisi

pendidikan Indonesia di peringkat enam terbawah, masih jauh di bawah negara-

negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam. Survei PISA merupakan

rujukan dalam menilai kualitas pendidikan di dunia, yang menilai kemampuan

membaca, matematika dan sains. Hal ini menunjukkan bahwa mutu pendidikan di

Indonesia masih perlu ditingkatkan. Standar Nasional Pendidikan yang telah

dirumuskan pemerintah bila diimplementasikan dengan baik maka mutu

pendidikan akan semakin lebih baik.

Lembaga pendidikan di ciptakan untuk mengantarkan peserta didik dalam

meningkatkan perilaku yang positif, salah satu usaha yang dilakukan dengan
3

manajemen pengelolaan pendidikan dengan baik, arah pekerjaan yang jelas,

landasan yang mantap, dan cara-cara mendapatkan yang transparan. Dengan

demikian, manajeman dalam arti mengatur segala sesuatu agar dilakukan dengan

baik, tepat dan tuntas merupakan halyang harus dilakukan untuk mengantarkan

pserta didik mencapai manusia yang seutuhnya.

Manajemen Mutu Terpadu Sekolah merupakan salah satu di antara ketiga

pilar pelaksanaan manajemen berbasis sekolah. Ada dua hal yang menjadi

penekanan utama dalam pelaksanaan Manajemen Mutu Terpadu Berbasis Sekolah

yaitu prinsip transparansi dan akuntabilitas. Tranparansi yang dimaksudkan disini

adalah adanya kemudahan akses bagi semua stake holder dan publik untuk

memperoleh informasi yang berkaitan dengan penyelenggaraan sekolah mulai dari

Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan laporan pelaksanaannya, informasi tentang

perkembangan kemajuan belajar peserta didik dan sebagainya. Sedangkan

akuntabilitas dimaksudkan bahwa semua rencana kerja dan pelaksanaannya dapat

dipertanggungjawabkan kepada semua stakeholder.

Madrasah sebagai lembaga pendidikan formal sudah dikenal sejak awal

abad ke 11 atau 12 M, yaitu sejak dikenal adanya madrasah Nidzamiyah yang

didirikan di Baghdad oleh Nizam Al-Mulk, Pendirian madrasah ini telah

memperkaya khasanah lembaga pendidikan dilingkungan masyarakat Islam,

karena pada masa sebelumnya masyarakat Islam hanya mengenal pendidikan

tradisional yang diselenggarakan di masjid-masjid dan daral-khuttab. Dalam


4

prinsipnya, madrasah merupakan pendidikan yang sama dengan pendidikan umum,

tetapi lebih menekankan pendidikan Islam secara intensif dan mendalam.

Perbedaan prinsip antara pendidikan umum dan pendidikan Islam adalah bahwa

dalam Islam tidak terdapat sistem pendidikan yang baku, melainkan hanya terdapat

nilai-nilai moral dan etis yang seharusnya mewarnai sistem pendidikan tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Mutu Manajamen Pembelajaran di Indonesia.

2. Bagaimana Mutu Manajamen Pembelajaran di Sekolah.

3. Bagaimana Mutu Manajamen Pembelajaran di Madrasah.

C. Tujuan

1. Mengetahui Mutu Manajamen Pembelajaran di Indonesia.

2. Mengetahui Mutu Manajamen Pembelajaran di Sekolah.

3. Mengetahui Mutu Manajamen Pembelajaran di Madrasah.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Mutu Manajamen Pembelajaran di Indonesia.


Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.

Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia

menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius

menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik

diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu

menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa,

mengembangkan manusia seutuhnya yang meliputi:

1. Manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

2. Manusia berbudi pekerti luhur

3. Manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan

4. Manusia yang memiliki kesehatan jasmani rohani

5. Manusia yang memiliki kepribadian mantap dan mandiri.

6. Manusia yang memiliki tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan

Dengan demikian, untuk mengefektifkan pencapaian tujuan pendidikan

tersebut berbagai upaya yang dilakukan. Secara nasional kebijakan agar pencapaian

tujuan pendidikan nasional tercapai menurut amanat UUD 1945, dimana negara

melalui pemerintah bertanggung jawab dalam upaya mencerdaskan bangsa, adalah

5
6

dengan merevisi UU Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989. Oleh karena

itu, barbagai upaya yang dilakukan ke arah perbaikan mutu pendidikan, dapat

dilihat dari rencana strategis yang sedang dilaksanakan saat ini, yaitu sesuai dengan

arah kebijakan pembangunan pendidikan untuk kurun waktu sampai dengan tahun

2004, tentang dalam GBHN 1994-2004 meliputi:

1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh

pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju

terciptanya manusia Indonesia berkualitas tinggi dengan peningkatan

anggaran pendidikan secara berarti;

2. Meningkatkan kemampuan akademik dan profesinal serta meningkatkan

jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan sehingga tenaga pendidik

mampu berfungsi secara optimal, terutama dalam peningkatan

pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat mengembalikan wibawa

lembaga dan tenaga kependidikan

3. Melakukan pembaharuan sistem pendidikan termaksud pembaruan

kurikulum, berupa diversifikasi kurikulum untuk melayani

kebaragaman peserta didik, penyusunan kurikulum yang bersifat

nasional dan lokal sesuai denga kepentingan setempat, serta

diversifikasi jenis pendidikan secara profesinal;

4. Memberdayakan lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar sekolah

sebagai psan pembudayaan nilai, sikap, dan kemampuan, serta


7

meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat yang didukung oleh

sarana dan prasarana memadai.

5. Melakukan pembaruan dan pemantapan sistem pendidikan nasional

berdasarkan prinsip desentralisasi, otonomi keilmuan dan manjemen.

6. Meningkatkan kualitas lemdik yang diselenggarakan oleh masyarakat

maupun pemerintah untuk memantapkan sistem pendidikan yang

efektif dan efisien dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni.

7. Mengembangkan kualitas SDM sedini mungkin secara terarah/ terpadu/

menyeluruh melalui berbagai upaya proaktik dan reaktif oleh seluruh

komponen bangsa secara secra optimal disertai dengan hak dan

dukungan dan lindungan sesuai potensinya.

8. Meningkatkan penguasaan, pengambangan dan pemanfaatan ilmu

pengetahuanan teknologi, termaksud teknologi bangsa sendiri dalam

dunia usaha, terutama usaha kecil, menengah dan koperasi guna

meningkatkan daya saing produk yang berbasis sumber daya lokal1

Oleh karena itu, sangat penting bagi pembangunan nasional untuk

memfokuskan peningkatan mutu pendidikan. Pendidikan yang bermutu akan

diperoleh pada sekolah yang bermutu, dan sekolah yang bermutu akan

menghasilkan SDM yang bermutu pula.

1
Muhyi Batubara, Sosiologi Pendidikan (Jakarta: PT Ciputat Press 2004) 53.
8

Ada tiga faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan yaitu :

1) kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan

pendekatan educational production function atau input-input analisis

yang tidak consisten;

2) penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik;

3) peran serta masyarakat khususnya orang tua siswa dalam

penyelenggaraan pendidikan sangat minim.2

Berdasarkan penyebab tersebut dan dengan adanya era otonomi daerah

yang sedang berjalan maka, salah satu kebijakan strategis yang diambil Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dalam meningkatkan mutu pendidikan

untuk mengembangkan SDM adalah Manajemen peningkatan mutu berbasis

sekolah (school based management) dimana sekolah diberikan kewenangan untuk

merencanakan sendiri upaya peningkatan mutu secara keseluruhan. MPMBS ini

merupakan sebuah strategi untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam

pengambilan keputusan penting tentang penyelenggaraan pendidikan secara

mandiri.

B. Mutu Manajamen Pembelajaran di Sekolah

Sekolah memiliki “teamwork” yang kompak, cerdas dan dinamis.

Kebersamaan (teamwork) merupakan karakteristik yang dituntut oleh sekolah yang

menerapkan peningkatan mutu, karena output pendidikan merupakan hasil kolektif

2
Moh. Iwan Apriyadi. http://cinusian.blogspot.co.id/2010/02/manajemen-peningkatan-mutu-
pendidikan.html. di Akses 3 April 2023
9

warga sekolah, bukan hasil individual. Karena itu, budaya kerjasama antar fungsi

dalam sekolah, antar individu dalam sekolah, harus merupakan kebiasaan hidup

sehari- hari warga sekolah.

Sekolah memiliki kewenangan (kemandirian) Sekolah memiliki

kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi sekolahnya, sehingga dituntut

untuk memiliki kemampuan dan kesanggupan kerja yang tidak selalu

menggantungkan pada atasan. Untuk menjadi mandiri, sekolah harus memiliki

sumber daya yang cukup untuk menjalankan tugasnya.

Partisipasi yang tinggi dari warga sekolah dan masyarakat Sekolah yang

menerapkan peningkatan mutu, memiliki karakteristik bahwa partisipasi

masyarakat merupakan bagian kehidupannya. Hal ini dilandasi oleh keyakinan

bahwa makin tinggi tingkat partisipasi, makin besar rasa memiliki; makin besar

rasa memiliki, makin besar pula rasa 127 tanggung jawab; dan makin besar rasa

tanggung jawab, makin besar pula dedikasinya.

Sekolah memiliki keterbukaan (transparansi) manajemen

Keterbukaan/transparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan karakteristik

sekolah yang menerapkan peningkatan mutu. Keterbukaan/transparansi ini

ditunjukkan dalam pengambilan keputusan, perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan, penggunaan uang, dan sebagainya, yang selalu melibatkan pihak-pihak

terkait sebagai alat kontrol.


10

Sekolah melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan Fungsi

evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka meningkatkan mutu peserta didik

dan mutu sekolah secara keseluruhan dan secara terus menerus. Perbaikan secara

terus menerus harus merupakan kebiasaan warga sekolah. Tiada hari tanpa

perbaikan. Karena itu, system mutu yang baku sebagai acuan bagi perbaikan harus

ada. System mutu yang dimaksud harus mencakup organisasi, tanggung jawab,

prosedur, proses dan sumber daya untuk menerapkan manajemen mutu.

Sebagai kelanjutan dari terbitnya UU Nomor 20/2003, telah terbit juga

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,

yang didalamnya memuat ketentuan mengenai delapan standar, yaitu:

1. Standar Kompetensi Lulusan

2. Standar Isi

3. Standar Proses

4. Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

5. Standar Sarana dan Prasarana

6. Standar Pengelolaan

7. Standar Pembiayaan Pendidikan

8. Standar Penilaian Pendidikan

Langkah Langkah Standar Mutu Pendidikan Sesuai Standar Nasional Pendidikan,

dalam pelaksanaannya sebagai berikut:


11

1. Standar Kompetensi Lulusan

Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah

digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik.

Standar Kompetensi Lulusan tersebut meliputi standar kompetensi lulusan minimal

satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal

kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.

2. Standar Isi

Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi

minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis

pendidikan tertentu. Standar isi 128 tersebut memuat kerangka dasar dan struktur

kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender

pendidikan.

3. Standar Proses

Standar Proses ialah pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik

serta psikologis peserta didik. Selain itu, dalam proses pembelajaran pendidik

memberikan keteladanan. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses

pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan


12

pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang

efektif dan efisien.

4. Standar Pendidikan dan TenagaKependidikan

Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen

pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang dimaksudkan

di atas adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang

pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan

sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

5. Standar Sarana dan Prasarana

Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,

peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan

habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.Setiap satuan pendidikan wajib

memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan

pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang

laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya

dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi,

dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang

teratur dan berkelanjutan.


13

6. Standar Pengelolaan

Standar Pengelolaan terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni standar pengelolaan

oleh satuan pendidikan, standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah dan standar

pengelolaan oleh Pemerintah.

7. Standar Pembiayaan Pendidikan

Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya

personal. Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di atas meliputi

biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan

modal kerja tetap.Biaya personal sebagaimana dimaksud pada di atas meliputi

biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti

proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.Biaya operasi satuan

pendidikan sebagaimana dimaksud di atas meliputi:

1. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang

melekat pada gaji,

2. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan

3. Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa

telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,

transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya

8. Standar Penilaian Pendidikan

Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri

atas:
14

1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik;

2. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan

3. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.

Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi terdiri atas:

1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik; dan

2. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi.

3. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi sebagaimana

dimaksud di atas diatur oleh masing-masing perguruan tinggi sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku

Penetapan standar-standar diatas bertujuan untuk menjamin mutu

pendidikan nasional dalam rangka pencerdasan kehidupan bangsa dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Standar tersebut juga memiliki

fungsi sebagai dasar perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan untuk

mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Untuk mengembangkan,

memantau pelaksanaan, dan mengevaluasi pencapaian standar tersebut telah

dibentuk Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang merupakan badan

mandiri/independen yang secara struktural bertanggungjawab kepada Mendiknas.

Dalam PP tersebut dinyatakan bahwa setiap sekolah/madrasah dapat

mengembangkan kurikulum berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan

Standar Isi (SI) dan berpedoman kepada panduan yang ditetapkan oleh Badan

Standar Nasional Pendidikan (BSNP).


15

C. Mutu Manajamen Pembelajaran di Madrasah

Permasalahan dari lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal

adalah mengenai mutu atau kualitas hasil pendidikan (output). Mutu telah

menjadikeharusan yang tidak terbantahkan. Mutu merupakan indikator penting

efektivitas suatu lembaga pendidikan. Setelah menentukan standar mutu

pendidikan yang optimal, maka tugas selanjutnya adalah berupaya agar mutu

pendidikan yang tadinya sudah dirumuskan agar terus menerus meningkat. Upaya

dalam meningkatkan mutu pendidikan ini dapat ditempuh dari berbagai aspek,

misalnya memperbaiki sarana dan prasarana, memilih pemimpin yang tepat,

mengatur pengelolaan yang baik, mengatur sistem dan kebijakan yang tepat,

ataupun mengelola pembelajaran dengan baik.

Untuk menentukan pembelajaran yang mampu menghasilkan peserta didik

yang sesuai dengan standar mutu pendidikan yang sudah ditentukan, maka

diperlukan adanya manajemen yang baik dan tertata. Beberapa bentuk manajemen

pembelajaran yang dapat meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah adalah:

a. Penentuan kurikulum yang tepat sesuai dengan kondisi madrasah dengan

mengacu pada kurikulum departemen agama

Ada perubahan, dan pada saat ini kurikulum yang telah di tetapkan

oleh departemen untuk madarasah menggunakan kurikulum K13. Dan di

dalam lembaga pendidikan madarasah mengembangkan kurilulum tersebut

menggunakan kurikulum yang sesuai dan dapat memenuhi standar


16

kemampuan siswa dan keadaan siswa yang ada di lembaga madrasah

tersebut.

Dan pastinya Masing-masing lembaga pendidikan pasti memiliki

ukuran tersendiri dalam menilai mutu pendidikan. Namun, tiap lembaga

pendidikan juga memiliki kebijakan untuk menentukan standar pendidikan

secara detail dalam bentuk suatu rumusan yang akan dijadikan sebuah

acuan dalam mengelola lembaganya dan menghasilkan lulusan yang sesuai

dengan harapan. Untuk menciptakan desain standar mutu yang optimal,

diperlukan suatu visi dan misi yang jelas, serta mampu memberikan

rumusan-rumusan kebijakan serta tujuan-tujuan yang terukur dengan

menciptakan suasana yang memberdayakan seluruh warga suatu lembaga

pendidikan untuk melakukan yang terbaik.

b. Pengadaan literasi keagamaan

Dalam penggandaan literasi keagamaan ini madrasah

meimplementasikan buku keagamaan berbasis K13 dan menggabungkan

sumber buku keagamaan berbasis kurikulum KTSP, agar sistem

pembelajaran disekolah dapat terlaksana sesuai dengan standarisasi

pembelajaran.

c. Mengatur jadwal pembelajaran

Di setiap sekolah, kegiatan yang rutin dilakukan setiap tahun

pelajaran baru atau setiap semester adalah membuat/mengatur/menyusun


17

jadwal pelajaran. Dalam pembuatannya memerlukan keseriusan kerja. Jika

tidak teliti maka jadwal yang dibuat menjadi kurang sempurna yang

berakibat pada guru yang akan mengajar maupun siswa yang belajar akan

terjadi bentrok pertemuan kelas. Apalagi jumlah kelas dan guru yang

banyak, sehingga tidak dipungkiri lagi diperlukan adanya perangkat lunak

yang digunakan untuk membantu kegiatan ini.

d. Pengelolaan fasilitas madrasah

Pengelolaan fasilita madrasah Menurut Hadiyanto dan Subijanto,

bahwa sarana prasarana pendidikan sebagai sub sistem dari pendidikan di

sekolah memiliki fungsi yang tidak terlepas dari proses pembelajaran

tersebut yang memiliki unsur fisik dan psikis.3 Menurut Dirjen Dikdasmen

Depdikbud, bahwa fungsi sarana pendidikan yang berupa alat

pembelajaran/ pelajaran, alat peraga/praktik dan media pendidikan dalam

proses pembelajaran sangat penting guna mencapai tujuan pendidikan.

Sarana pendidikan tersebut terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran

sehingga berfungsi sebagai alat yang dapat memperlancar dan

mempermudah penangkapan pengertian dalam proses interaksi antar guru

dan murid. Dalam keadaan tertentu fungsi sarana pendidikan sangat

menentukan sehingga jika sarana itu tidak ada, maka kegiatan pembelajaran

tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya dan tujuan yang telah ditetapkan

3
Hadiyanto dan Subijanto. . Pengembalian kebebasan guru untuk mengkreasi iklim kelas dalam
manajemen berbasis sekolah http//:www.depdiknas.go.id. di Akses 3 April 2023
18

akan sulit untuk dicapai. Dengan adanya sarana pendidikan yang lengkap

tentu saja akan memudahkan guru dalam menyampaikan pesan

pembelajarannya kepada siswa.4

e. Mengadakan diskusi dan koordinasi bersama stakeholder terkait

Dengan mengadakannya diskusi dan koordinasi antara sekolah dan

masyarakat sangat mendukung kemajuan sekolah. Oleh karnanya dapat

memberikan masukan dan pendapat untuk ke berlangsungan madrasah.

Dengan adanya dukungan dari stakeholder dapat menyebabkan sekolah

lebih maju dan lebih bermutu.

4
Dirjen Dikdasmen Depdikbud. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan di Sekolah. (Jakarta:
Depdikbud.1997)
BAB III
PENUTUP
Manajamen Mutu Pembelajaran Indonesia

1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya manusia

Indonesia berkualitas tinggi dengan peningkatan anggaran pendidikan secara

berarti;

2. Meningkatkan kemampuan akademik dan profesinal serta meningkatkan

jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan sehingga tenaga pendidik mampu

berfungsi secara optimal, terutama dalam peningkatan pendidikan watak dan

budi pekerti agar dapat mengembalikan wibawa lembaga dan tenaga

kependidikan

3. Melakukan pembaharuan sistem pendidikan termaksud pembaruan kurikulum,

berupa diversifikasi kurikulum untuk melayani kebaragaman peserta didik,

penyusunan kurikulum yang bersifat nasional dan lokal sesuai denga

kepentingan setempat, serta diversifikasi jenis pendidikan secara profesinal;

4. Memberdayakan lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar sekolah sebagai

psan pembudayaan nilai, sikap, dan kemampuan, serta meningkatkan

partisipasi keluarga dan masyarakat yang didukung oleh sarana dan prasarana

memadai.

5. Melakukan pembaruan dan pemantapan sistem pendidikan nasional berdasarkan

prinsip desentralisasi, otonomi keilmuan dan manjemen.

19
20

6. Meningkatkan kualitas lemdik yang diselenggarakan oleh masyarakat maupun

pemerintah untuk memantapkan sistem pendidikan yang efektif dan efisien

dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

7. Mengembangkan kualitas SDM sedini mungkin secara terarah/ terpadu/

menyeluruh melalui berbagai upaya proaktik dan reaktif oleh seluruh

komponen bangsa secara secra optimal disertai dengan hak dan dukungan dan

lindungan sesuai potensinya.

8. Meningkatkan penguasaan, pengambangan dan pemanfaatan ilmu

pengetahuanan teknologi, termaksud teknologi bangsa sendiri dalam dunia

usaha, terutama usaha kecil, menengah dan koperasi guna meningkatkan daya

saing produk yang berbasis sumber daya lokal

Manajamen Mutu Pembelajaran Sekolah

1. Standar Kompetensi Lulusan

2. Standar Isi

3. Standar Proses

4. Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

5. Standar Sarana dan Prasarana

6. Standar Pengelolaan

7. Standar Pembiayaan Pendidikan

8. Standar Penilaian Pendidikan

Manajamen Mutu Pembelajaran Madrasah


21

a. Penentuan Kurikulum yang tepat sesuai dengan kondisi madrasah

dengan mengacu pada kurikulum dapertemen agama.

b. Pengadaan Literasi Keagamaan

c. Mengatur Jadwal Pembelajaran

d. Pengelolaan Fasilitas Madrasah

e. Mengadakan diskusi dan koordinasi Bersama StakeHolder terkait


DAFTAR PUSTAKA

Dirjen Dikdasmen Depdikbud. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan di Sekolah.

(Jakarta: Depdikbud.1997)

Hadiyanto dan Subijanto. . Pengembalian kebebasan guru untuk mengkreasi iklim

kelas dalam manajemen berbasis sekolah http//:www.depdiknas.go.id. di

Akses 3 April 2023

Moh. Iwan Apriyadi. http://cinusian.blogspot.co.id/2010/02/manajemen-

peningkatan-mutu- pendidikan.html. di Akses 3 April 2023

Muhyi Batubara, Sosiologi Pendidikan (Jakarta: PT Ciputat Press 2004)

Anda mungkin juga menyukai