Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ANDRY LUCKY AHMAD

NIM : 02111322024
JURUSAN : S-2 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI-2)
MATA KULIAH : PAI MULTIKULTURAL (UJIAN AKHIR SEMESTER)

PENDIDIKAN DASAR MULTIKULTURAL TERHADAP BULLYING DI


LINGKUNGAN SMA NEGERI 1 BANAWA SELATAN

A. Latar Belakang
Bullying menjadi fenomena yang tidak asing lagi di telinga kita, banyak kasus

hingga menimbulkan kematian atas tindakan bullying ini, tak banyak juga memakan

korban yang tidak sedikit, bullying kerap dianggap hal biasa dilingkungan peserta didik,

bahkan mereka tidak sadar sedang dan dalam melakukan pembullyian terhadap teman

sebaya bahkan tingkat yang lebih tinggi darinya atau bisa dikatakan usia lebih dari pelaku

pembullyian. Di lingkungan sekolah contoh nya banyak guru menganggap mereka hanya

sekedar bermain saja dan itu dijadikan hal yang wajar dan tidak termaksud kasus, hal-hal

seperti itulah yang membuat pelaku semakin percaya diri akan tindakannya tanpa adanya

hukuman bahkan teguran akan perbuatannya.

Di lingkungan SMAN 1 Banawa Selatan contohnnya banyak siswa melakukan

bahkan tanpa sadar mereka melakukan pembullyian yang dimana dirinya sendiri

mengaggap itu sebagai permainan bahkan dianggap sebagai candaan, guru di SMAN 1

Banawa Selatan turut andil dan khawatir akan kasus-kasus yang seperti ini dan banyak

mereka di panggil oleh kesiswaan menganggap itu hal biasa bahkan menyalahkan korban

atas tindakan dan tidak merasa bersalah dengan apa yang telah pelaku lakukan terhadap

korban. Terkadang kita sebagai guru bukan hanya sebagai pengajar tapi juga sebagai
pemdidik karna peran guru sangat penting dimana di guguh serta di tiru perkataan maupun

perbuatannya.

B. Fakta Lapangan

Kasus yang paling sering dilaporkan dan ditangani dalam pembullyian di sekolah

adalah menyembunyikan barang temannya, menggunakan motor teman maupun adik

kelasnya tanpa izin, serta mengolok-olok keluarga bahkan diri temannya yang kurang baik

dari segi tubuh (anggota badan) maupun secara mental (prilaku), memindah-mindahkan

meja belajar teman kelasnya bahkan merusak serta mencoret-coret. Mungkin kasus-kasus

diatas pernah kita dengar dan bahkan sering tanpa sadar kita menganggap itu hal biasa, dan

itu menjadi pendukung atas tindakan peserta didik (pelaku) dalam melakukan aksinya dan

bisa sangat berbahanya yang dianggap sudah menjadi kebiasaan dan menjadi aktifitas yang

wajar.

Guru yang menjadi orang tua di sekolah menjadi peran penting dalam hal ini diluar

tugas kesiswan, BK dan Wali kelas. Guru mata pelajaran juga memegang point penting

dalam-dalam kasus seperti ini bukan hanya diam serta menganggap itu hal wajar, guru di

SMAN 1 Banawa Selatan selalu mengingatkan serta memberitahukan hal-hal seperti

kurang baik dan tidak boleh, banyak guru disana juga masih butuh dalam multikultural

karna beberapa masih fokus pada diri sendiri dan bersifat tidak mau ambil pusing prihal

tersebut.

C. Analisis Fakta
Bullying merupakan salah satu dari sekian banyak permasalahan di dunia

pendidikan. Di lingkungan sekolah terutama, tindakan bullying ini kerap terjadi baik

terhadap teman sebaya maupun yang lebih muda. Bahkan tak jarang terjadi sang pelaku
bullying lebih muda dari sang korban bullying. Bullying ini sendiri salah satu permasalahan

yang memang cukup sulit untuk di hilangkan. Ketika seseorang telah melakukan bullying

terhadap orang lain maka ia akan cenderung melakukannya secara berulang-ulang dan

bahkan bisa menjadi kebiasaan. Bahkan bullying ini bisa membudaya ketika dilakukan

terus-menerus, berulang kali dan secara sadar bahkan menjadi contoh untuk ditiru oleh

orang lain. Bullying ini sendiri biasa terjadi akibat adanya perbedaan diantara korban

maupun pelaku. Ketika seseorang merasa orang lain itu berbeda dengannya maka ia akan

merasa bahwa orang yang berbeda itu bukanlah setara dengannya. Ketika orang-orang

menyadari sebuah perbedaan adalah sebuah masalah, maka tindakan bullying ini memiliki

kesempatan untuk terjadi. Orang yang memiliki kekuatan dan memiliki kekuasaan dapat

menindas orang yang lebih lemah akibat adanya perbedaan.

Bullying identik dengan tindakan yang keras, negatif , ancaman, agresif, terjadi

ketidak adilan dan ketidak seimbangan. Oleh karena itu terdapat 3 bentuk

bullying menurut Coloroso yaitu

1. Verbal bullying ( tindakan bullying berupa kata-kata yang dapat menyakiti)

yang dapat berbentuk name-calling (memberi nama julukan), taunting

(ejekan), belittling (meremehkan), cruel criticsm (kritikan yang kejam),

personal defamation (fitnah secara personal), racist slurs (menghina ras),

sexually suggestive (bermaksud/bersifat seksual) atau sexually abusive

remark (ucapan yang kasar).

2. Physical nullying (tindakan bullying secara fisik) yang dapat berbentuk

tindakan menampar, memukul, mencekik, mencolek, meninju, menendang,


menggigit, menggores, memelintir, meludahi, merusak pakaian atau barang

dari korban.

3. Relational bullying (tindakan bullying melalui pengurangan interaksi atau


hubungan) yang berupa pengabaian, pengisolasian, pengeluaran,

penghindaran.

D. Rekomendasi Penyelesaian
Sebagai guru tentunya kita memiliki solusi hingga penyelesaian masalah

diantaranya ialah :

1. Guru mata pelajaran sebelum melakukan pembelajaran selalu memberikan

motivasi tentang multikultural, mengenai perbedaan serta menegur bahkan

melarang hal-hal yang berbau pembullyian

2. Wali kelas yang menjadi wali di setiap kelas harus cepat dalam merespon

laporan-laporan guru mata pelajaran yang dianggap mulai muncul sifat-sifat

serta tindakan pembullyian

3. BK berperan penting dimana menangani kasus bukan menggunakan kekerasan

tetapi memberikan pemahaman yang menimbulkan dampak positif terhadap

pelaku dan memberikan motivasi terhadap korban.

4. Kesiswaan turut andil dan bahkan berperan penting untuk selalu mengontrol

tindakan serta aktivitas peserta didik mengenai pembullyian.

5. Kepala sekolah selalu memberikan paham multikultural di setiap apel pagi agar

peserta didik paham dan memaknai perbedaan serta keragaman.

Anda mungkin juga menyukai