Anda di halaman 1dari 6

TUGAS EVALUASI

ORIENTASI PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA (PPPK)

BULLIYING DI SEKOLAH

Di susun Oleh :

Nama : Nursani, S.Pd


NIPPPK : 198511212022212006
Kelas/Angkatan : 1/1
No. Absen : 26
Unit Kerja : SMP Negeri 2 Sosa Timur Satu Atap

PEMERINTAH KABUPATEN PADANG LAWAS


BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
TAHUN 2023

1
A. Latar Belakang
Bullying adalah salah satu bentuk dari perilaku agresi dengan kekuatan dominan pada
perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang dan dari waktu kewaktu terhadap
seseorang korban yang tidak mempertahankan dirinya dengan mudah.
Kasus bullying ini marak terjadi tidak hanya dimasyarakat namun kasus ini terjadi di
dunia pendidikan yang membawa berbagai pihak semakin prihatin termasuk komisi
perlindungan anak. Berbagai cara dilakukan untuk menghindari kejadian bullying di
sekolah termasuk salah satunya komnas perindungan anak mendesak kepihak sekolah
untuk lebih melindungi dan memperhatikan murid-muridnya. Menurut komisi perlindungan
anak (KPKI) indonesia merupakan negara denga kasus bullying di skeolah yang paling
banyak pelapor masyarakat ke komisi perlindungan anak.

B. Bullying di Sekolah
Gambaran perilaku bullying yang meliputi; Bentuk-bentuk perilaku bullying dan
karakteristik pelaku, faktor penyebab terjadinya bullying, dampak perilaku bullying dan
upaya penanganan yang telah dilakukan guru gambaran perilaku bullying di sekolah
seperti bullying fisik; memukul, meninju,menendang, menampar, mendorong dan memalak.
Bentuk bullying verbal yaitu memukul, menonjok dan memanggil dengan sebutan yang
buruk. Adapun karakteristik pelaku kurang empati dan mudah marah. Faktor yang
mempengaruhi perilaku bullying yaitu :
1. Pengalaman masa kecil
2. Kurang perhatian orang tua
3. Dukungan dari teman sebaya
4. Fakor kepribadian pelaku
Dampak perilaku bullying disekolah adalah hubungan sosial dengan teman sekelas
yang tidak baik karena dijauhi akibat perlikunya. Bentuk penanganan perilaku bullying yang
dilakukan oleh guru adalah tehnik yang lebih pada pemberian nasehat. Kesekolah remaja
ditingkat sekolah menengah sudah menjadi bagian fenomena umum yang memprihatikan.
Salah satu masalah yang berkembang disekoah adalah kecenderungan siswa melakukan
perilaku bullying, perilaku bullying telah lama menjadi bagian dari dinamika yang ada
disekolah.
2
Bullying merupakan suatu tindakan negatif yang dilakukan seseorang secara berulang,
dari waktu kewaktu. Unsur-unsur yang terkandung dalam pengertian bullying yakni antara
lain keinginan untuk menyakiti, tindakan negatif, ketidakseimbangan kekuatan,
kesenangan yang dirasakan oleh pelaku dan rasa tertekan dipihak korban.
Bullying merupakan tindakan yang tidak dibenarkan agama memang benar, kahan
tidak membalasnya, tapi bisa jadi korban akan menuntutnya kelak di akhirat. Perilaku
perundungan merupakan perilaku yang dapat merugikan untuk diri sendiri atau orang lain.
Upaya dalam mengatasi dan mencegah munculnya masalah perundungan (bullying)
memerlukan kebijakan yag bersifat menyeluruh oleh karena itu diperlukan keterulibatan
seluruh komponen sekolah mulai dari guru, siswa, kepala sekolah sampai orang tua siswa
yag bertujuan adalah untuk dapat menyadarkan seluruh komponen sekolah tentang
bahaya dari perundungan (bullying).
Bentuk sikap yang ditunjukkan oleh pelaku bullying tidak patut dicontoh. Adapun
permasalahan perundungan (bullying) verba yang dilakukan siswa berupa mencemooh
dan mengintimidasi.
C. Analisis Perilaku Bullying di Sekolah
Contoh Kasus
Kasus pada anak kelas 6 sekolah dasar yang bernama PAN
Korban adalah salah satu kelas 6 sekolah dasar yang berumur 14 tahun memiliki
postur tubuh kurus dan dengan rambt yang tipis dan memiliki tahi lalat di pipi kanan yang
membuat PAN memiliki khas tersendiri.
PAN berasal dari keluarga yang tidak mampu, ayahnya bekerja sebagai salah satu
usaha dagang yang bertepat dijalan sedangkan ibunya merupakan ibu rumah tangga yang
tidak hanya megurus PAn namun juga mengurus kedua kakaknya PAN memiliki dua
saudara perempuan dan PAN merupakan satu satunya anak laki-laki sehingga PAN
dipenuhi dengan rasa kasih sayang dalam keluarga. Namun seiring berjalannya waktu
PAN tumbuh namun pertumbuhannya tidak seperti anak sebayanya ia jarang melakukan
kontak mata jika diajak bicara, kurang respon atau tidak tegor. Walaupun namanya di
panggil sehingga PAN lebih banyak berdiam didalam rumah saja ternyata PAN memilki
perilaku tidak wajar seperti mudah menangis atapun tertawa yang tidak jelas juga
kemampuan berbahasa kurang lancar sehingga PAN disekolah sebagai bahan ejekan
teman-temannya. Seorang guru yang juga pernah mengajak PAN ketika kelas 2,
memperhatikan PAN memang sering sekali sibuk dengan dunianya sendiri sehingga ia
terlihat berbeda dengan teman-temannya yang lain untuk itu karena perbedaan tersebut
PAN menjadi bahan ejekan disekolah.

3
Selain itu guru juga bertanya kepada teman PAN yang sempat kesekolah dengan
berniad ingin meminjam buku sekolah. Masih buk teman-teman tidak panggil dia PAN bu
tapi Dila namya kayak perempuan dia bu suka dia menangis (teman PAN).
Dari hasil penelitian guru PAN mendapat perilaku bullying dalam bentuk kontak verbal
langsung seperti mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi
panggilan, mencela, mengejek, mengintimidasi, memaki dan menyebarkan gosip.
Faktor penyebab terjadinyan bulllying
Faktor penyebab terjadinya perilaku pada kasus ini dipengaruhi atau dilatar belakangi oleh
kondisi yang didasari subjek faktor kepribadian dan perikaku serta lingkungan individu
saling berinteraksi dan saling mempengaruhi dan merespon situasi atau kondisi yang
terjadi pada pelaku.
a. Status sosial ekonomi keluarga
b. Tingkat pendidikan orang tua
c. Komposisi keluarga (kedekatan,perceraian/kawin lagi)
d. Gaya pengasuh orang tua
Upaya penanganan perilaku bullying disekolah
Perilau bullying yang dilakukan pelaku dapat ditangani dengan menggunakan
bimbingan dan konseling. “ketika ada laporandari siswa mengganggu temannya dipanggil
keruangan untuk dikasih teguran dengan membuat pernyataan didalam buku kasus dan
juga diberi sanksi pelanggaranannya sanksinya seperti menyapu, membersihkan
mushalla”. guru BK juga bisa mengatakan bahwa apabila ada anak yang membuly
temannya maka dipanggil untuk dikonseling atau diberikan surat pemberitahuan kepada
orang tuanya sebagai bentuk kerja sama dengan orang tua siswa. “kalau dilihat dari tingkat
pelanggaran dan jenis pelangaran yang dilakukan maka terlebih dahulu dipanggil dan
dikonseling, dinasehati. Namun jiika pelakunya mengulangi perbuatannya seperti memukul
temannya dikasih sansi pemberitahuan kepada orang tua.
Beberapa hal yang terkait dengan intervensi sekolah untuk menghentikan dan
mencegah perlikau bullying adalah:
1. Melalui pendekatan kedesiplinan dengan menyadarkan kepada selutuh warga sekolah
bahwa bullying dalam bentuk apapun tidak dapat ditolelir.
2. Melakukan penguatan kepada korban bullying dengan melatih dan keasertifan siswa.
3. Melakukan mediasi atau pelaku dan korban dengan memberikan pengertian bahwa rasa
rasa aman dan nyaman adalah hak dan milik seluruh siswa.
4. Melakukan atau mengadakan kegiatan regreasi bersama.
5. Melakukan atau mendorong aktifitas bimbingan kelompok dengan membuat
gambar/poster tentang pencegahan bullying atau stop bullying.
4
6. Memberikan cara untuk berbagi keprihatian dan meningkatkan empati dengan membaca
buku cerita tentang bullying diskusi serta bermain drama.
Sementara uapaya pencegahan untuk memutus siklus bullying adalah peran serta
orang tua, peran seorang konselor di instansi pendidikan dan peran lingkungan. Sikap
yang bijaksana dan arti sangat diperlukan dalam menangani bullying. Upaya untuk
memperkecil bahkan meredakan perlikau bullying disekolah harus terus dilakukan
termasuk mengurangi kehadiran orang-orang yang mendukung tersebut seorang guru
wajib menegaskan menangani bullying harus dengan sikap yang tegas tetapi bijaksana.
D. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
kasus pada anak kelas 6 yang bernama PAN yang dilakukan teman-temannya tidak
mempunyai rasa empati, tidak peduli pada teman, mempermalukan, mendorong teman
yang lemah sebagai sasaran tidak mau bertanggung jawab atas tindakan tidak memiliki
pandangan hidup kedepan atau masa bodoh terhadap akibat dari perbuatannya. Faktor-
faktor yang menyebabkan peserta didik berprilaku bullying yaitu subjek harus memiliki
tubuh yang kurus dengan rambut yang tipis dan memiliki tahi lalat dipipi kanan, sehingga
teman-teman mengejeknya seperti perempuan kurangnya ketegasan dan kesadaran
orang tua dalam mendidik anak dan sayang orang tua kepada anaknya yang
mengakibatkan perilaku bullying semena-mena terhadap temannya yang mempunyai
kekurangan pada fisik si korban upaya yag dilakukan atau bantuan yang sesuai untuk
menggunakan konseling behaviosal dan konseling spritual islam.
2. Saran
Untuk menatasi peserta didik yang berperilaku bullying disarankan perlunya kerja sama
yag intensif dalam membingbing dan memperhatikan perilku subjek, kasus di sekolah
anatara guru bimbingan konseling, guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua subjek kasus
teman dekat subjek kasus dan subjek kasus yaitu dengan cara guru bimbingan dan
konseling hendaknya memberikan bimbingan sosial secara intensif agar peserta didik
mampu bersosalisasi dengan baik sehingga terhindar dari perilaku bullying. Guru mata
pelajaran hendaknya membimbing subjek kasus dengan baik agar subjek kasus lebih
paham akan taggung jawabnya sebagai pelajar dan memiliki kepribadian yang baik. Wali
kelas hendaknya memantau perkembangan fositif subjek kasus terus memberikan
bimbingan secara continiu. Orang tua subjek kasus hendaknya memantau nilai agama dan
moral secara continiu serta sabar dalam membimbing subjek kasus teman dekat subjek
kasus hendaknya mengingatkan subjek kasus memperbaiki perilakunya dan memberikan
gambaran positif terhadap apa yang harus dilakukan subjek kasus sebagai pelajar, subjek
5
kasus hendaanya berusaha memperbaiki diri dalam bersosialisasi dengan teman dan
belajar memahami orang lain secara baik agar tidak terjadi dan terhindar dari perilaku
bullying.

Anda mungkin juga menyukai