0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
16 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang analisis bullying pada anak sekolah dasar. Dibahas penyebab, dampak, dan solusi bullying. Penyebab utama bullying adalah ketidakseimbangan antara pelaku dan korban seperti ukuran tubuh atau status sosial. Dampaknya meliputi gangguan mental, prestasi akademik menurun, bahkan putus sekolah. Solusinya adalah peningkatan komunikasi antara sekolah, orang tua, dan siswa serta pendidikan
Dokumen tersebut membahas tentang analisis bullying pada anak sekolah dasar. Dibahas penyebab, dampak, dan solusi bullying. Penyebab utama bullying adalah ketidakseimbangan antara pelaku dan korban seperti ukuran tubuh atau status sosial. Dampaknya meliputi gangguan mental, prestasi akademik menurun, bahkan putus sekolah. Solusinya adalah peningkatan komunikasi antara sekolah, orang tua, dan siswa serta pendidikan
Dokumen tersebut membahas tentang analisis bullying pada anak sekolah dasar. Dibahas penyebab, dampak, dan solusi bullying. Penyebab utama bullying adalah ketidakseimbangan antara pelaku dan korban seperti ukuran tubuh atau status sosial. Dampaknya meliputi gangguan mental, prestasi akademik menurun, bahkan putus sekolah. Solusinya adalah peningkatan komunikasi antara sekolah, orang tua, dan siswa serta pendidikan
Analisis Bullying pada Anak terutama Anak Sekolah Dasar
#Penyebab Bullying pada Anak Penyebab bullying pada anak ada banyak faktor. Namun yang sering ditemukan yaitu adanya ketidakseimbangan antara pelaku dengan korban. Bisa berupa ukuran badan, fisik, kepandaian komunikasi, gender hingga status sosial. Selain itu, adanya penyalahgunaan ketidakseimbangan kekuatan untuk kepentingan pelaku dengan cara mengganggu atau mengucilkan korban. Penyebab lain yang menyertai biasanya terkait lingkungan pergaulan yang salah dan pengaruh teman sebaya dan lain-lain. Karena untuk usia SD, anak ada di fase ketekunan versus rendah diri. Percaya diri vs rendah diri sering terjadi di sekolah. Selain itu, bullying kurang mendapat perhatian sehingga jatuh korban. Perhatian yang kurang ini bisa disebabkan karena memang efek bullying yang tidak tampak secara langsung. Juga tidak terendus karena banyak korban yang tidak melapor; entah itu karena takut, malu atau diancam maupun karena alasan yang lain. Bullying secara kasat mata tampak seperti guyonan biasa kepada anak-anak. Jangan kira ini tidak menimbulkan dampak serius. Ejekan atau olokan secara verbal sangat berbahaya bagi anak. Biasanya orang tua dan guru menganggap teguran sudah cukup untuk mengakhiri candaan di sekolah. Padahal, ini sebenarnya luka psikis atau emosional yang lebih dalam serta menyakitkan dan efeknya bisa jangka panjang. Kemudian juga karena minimnya pengetahuan guru dan orang tua tentang bullying dan dampaknya terhadap anak. Pengetahuan ini sangat penting untuk melihat apakah masalah di sekitar anak serius atau tidak. #Dampak Bullying Bagi Anak Bagi anak yang menjadi korban, tentu saja berdampak pada masalah kesehatan mental mereka. Anak merasa terisolasi secara sosial, tidak memiliki teman dekat atau sahabat dan tidak memiliki hubungan baik dengan orang tua. Ini bisa menjadi trauma panjang. Trauma ini mempengaruhi penyesuaian diri anak dengan lingkungan, terutama sekolah. Beberapa penelitian menunjukan, bullying menjadi faktor utama yang bisa mempengaruhi prestasi akademik hingga putus sekolah. Bagi anak yang menjadi pelaku, bullying bisa membuat si pelaku memiliki empati yang minim dalam interaksi sosial. Biasanya mengalami perilaku abnormal, hiperaktif hingga prososial. Ini berkaitan dengan respons pelaku terhadap lingkungan sosial sekitarnya. Ada juga, lanjutnya, anak yang jadi korban plus jadi pelaku bullying. Ini tingkat gangguan mentalnya menjadi lebih besar. Anak-anak di level ini merupakan individu yang mengalami prososial, hiperaktif. Ini menjadi lebih besar dan lebih mengkhawatirkan. Karena itu perlu perhatian dan tindakan yang tepat dari sekolah maupun orang tua. #Solusi untuk Mengatasi Bullying Bagaimana Solusinya? Iklim sekolah harus diperhatikan. Sekolah harus punya program pencegahan, intervensi maupun sosialisasi yang efektif. Sinergi antara sekolah dan orang tua sangat penting dibangun dan diperkuat lagi. Komunikasi yang aktif sekolah dan orang tua penting dilakukan. Orang tua perlu mengetahui detail informasi mengenai perkembangan sekolah dan anak mereka. Jika perlu sekolah punya divisi khusus yang menangani komunikasi dengan orang tua. Sekolah bisa membuka hotline yang setiap saat bisa orang tua hubungi. Bisa juga sekolah membuat website interaktif. Hal lain yang penting diperhatikan juga yaitu memperbaiki komunikasi antara orang tua dan anak di rumah. Pola asuh yang baik adalah yang bisa memberikan kesempatan kepada anak mengungkapkan apa yang ada di pikiran dan hatinya. #Peran Guru Kenapa Bullying bisa terjadi? Dimana peran guru? Perlu ditandaskan lagi sebagai tenaga kependidikan guru tidak hanya berperan sebagai penyampai materi pelajaran tetapi juga berperan sebagai pendidik (Maria, 2014). Guru seharusna selalu menanamkan pada anak didiknya supaya bisa percaya diri berani dalam kebenaran. Sehingga ketika anak didiknya dalam posisi yang benar kemudian dibully temannya, dia bisa melawan, dan hasilya kegiatan bullying tersebut tidak terjadi lagi. Kebanyakan guru sekarang ini menngabaikan tentang kewajibannya sebagai pendidik dan tidak sedikit pula mereka yang mengabaikan tentang dampak bulyying atau mereka menganggap bahwa seperti itu adalah hal yang wajar bahkan tanpa disadari terkadang gurunya juga melakukan tindakan tidak terpuji semcam itu. Anak didik itu perlu diajari tidak hanya dimarahi. Jadi jangan hanya memarahi anak didiknya yang sering menakali temannya tapi sebagai guru juga harus mengajari anak didiknya untuk tidak melakukan bullying, paling tidak degan menerapkan pada diriya sendiri dengan cara tidak melakukan bullying kepada anak didiknya. Banyak kasus yang terjadi guru biasanya mengatakan kepada anak didiknya hal yang yang kurang pas. Misalnya mengatakan “kamu itu selalu terlambat masuk kelas”, “kamu itu pemalas” dan lain lain. Hal semacam itu sudah termasuk bullying kalau itu dilakukan secara berulang-ulang, dan perkataan tadi akan termindset di fikiran anak dan mereka akan merasa “oh iya aku itu pemalas” sehigga jadilah mereka pemalas yang sesungguhnya. Penting untuk disampaikan pengetahuan tentang bullying kepada guru dan peserta didik. Supaya mereka sama-sama sadar bahwasanya hal seremeh itu menyebabkan akibat yang sangat fatal. Seorang pendidik harus mengerti bagaimana mengatasi siswa yang suka membully. Seorang pendidik harus tahu bagaimana latar belakang siswa yang memiliki “perilaku yang berbeda” sehingga bisa menerapkan metode yang tepat untuk mengatasi siswa tersebut. Sebagai peserta didik juga jangan sampai memeberikan peluang untuk di bully, karena kasus bullying bisa terjadi jika ada celah di dalamnya. Selagi dalam koridor kebenaran jangan takut, harus berani melawan untuk menegakkan kebenaran.