Anda di halaman 1dari 2

YAYASAN SHINE PAPUA BARAT

SHINE SECONDARY SCHOOL SORONG


Jl. Basuki Rahmat Km. 9.5, Kec. Sorong Timur, Kota Sorong, Papua Barat Daya 98412
Distrik Sorong Kota, Kota Sorong.
Email : shineschoolsorong@gmail.com

Mengenal pentingnya kesehatan mental pada remaja dan kasus bully di


sekolah
Para guru sekalian, Kasus bullying di Sekolah Meningkat Selama 2023. Terdapat 2.355 kasus
pelanggaran terhadap perlindungan anak. Dari sekian laporan yang masuk tersebut, 837 kasus
terjadi di lingkup satuan pendidikan, antara lain: Anak yang sebagai korban bullying atau
perundungan: 87 kasus.
Apasih penyebab orang melakukan bullying? Dan apakah hal tersebut berdampak kepada
kesehatan mental seseorang?
Bullying adalah perilaku agresif yang berulang, disengaja, dan memiliki tujuan untuk
menyakiti, merendahkan, atau mendominasi orang lain secara emosional, fisik, atau mental.
Tindakan bullying bisa terjadi dalam berbagai konteks, seperti di sekolah, tempat kerja,
lingkungan online (cyberbullying), atau di tempat umum. Dampak bullying secara umum
terhadap kesehatan mental korban yaitu ia mengalami trauma terhadap pelaku, depresi yang
mengakibatkan penurunan konsentrasi, penurunan rasa tidak percaya diri, muncul keinginan
membully sebagai bentuk balas dendam, phobia sosial dengan ciri takut dilihat atau
diperhatikan di depan umum, gangguan kecemasan yang berlebihan, putus sekolah, dan
bunuh diri.
Contoh kasus di Indonesia adalah seorang siswa SD Banyuwangi bunuh diri dengan cara
gantung diri. Setelah polisi selidiki, ternyata motif bunuh diri adalah korban merasa depresi
karena perundungan atau bullying. Korban sering di ejek tidak punya bapak maupun anak
yatim. keluarga mengatakan bahwa korban sering terlihat murung sepulang sekolah.
Penyebab bullying dan hubungannya dengan kesehatan mental:
Pertama, Mengalami trauma emosional. Meskipun trauma pribadi tidak memberikan alasan
kepada siapa pun untuk menyakiti orang lain, terkadang trauma dapat memberi kamu
wawasan tentang cara kerja orang tersebut. Seringkali, orang-orang yang dengan sengaja
mengintimidasi orang lain merasa tersakiti karena pengalaman hidup mereka yang sulit atau
mereka tidak memiliki keterampilan mengatasi rasa sakit mereka dengan cara yang sehat
sehingga mereka mengungkapkan rasa sakit hati mereka kepada orang lain.
Kedua, Merasa tidak aman. Komunitas yang memiliki tingkatan status sosial yang rendah,
bisa saja memiliki kecenderungan penindasan untuk mengejek orang lain demi keuntungan
sosial. Mereka pada akhirnya merasa tidak aman dan menindas orang lain sebagai cara untuk
menyesuaikan diri atau membuat diri mereka merasa superior.
Ketiga, pernah ditindas. Orang-orang yang melakukan perundungan juga terkadang pernah
merasakan perundungan itu sendiri. Itulah sebabnya mereka merundung orang lain juga untuk
mendapatkan rasa aman dan perlindungan diri sendiri.
Bagaimana caranya kita menghentikan bully di sekolah?
Pertama, Edukasi tentang bullying. Langkah pertama untuk mencegah bullying adalah
dengan mengedukasi siswa tentang bullying. Siswa perlu memahami apa itu bullying, jenis-
jenis , dan dampak negatif dari bullying. Edukasi tentang bullying dapat dilakukan oleh guru,
orang tua, atau pihak sekolah lainnya. Edukasi dapat dilakukan melalui kegiatan belajar
mengajar, sosialisasi, atau kampanye anti-bullying.
Kedua, Ciptakan lingkungan sekolah yang aman. Lingkungan sekolah yang aman dapat
membantu mencegah bullying. Sekolah perlu menciptakan lingkungan yang mendukung dan
inklusif, di mana semua siswa merasa aman dan diterima. Sekolah dapat menciptakan
lingkungan sekolah yang aman dengan menerapkan kebijakan anti-bullying, membentuk tim
anti-bullying, dan menyediakan layanan konseling bagi siswa.
Terakhir, aktif melibatkan orang tua. Guru bisa melibatkan orang tua dalam penanganan
bullying. Saat ada kejadian yang mengarah pada perilaku bullying, guru bisa
menginformasikan hal tersebut pada orang tua pelaku maupun orang tua korban. Hal ini agar
orang tua juga memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan anak-anaknya terkait cara
bersikap. Sebaliknya, orang tua korban dapat mengajari mereka keterampilan sehingga
mereka tahu cara melakukan intervensi ketika bullying terjadi.
Sebelum saya mengakhiri pidato ini, saya ingin mengajak kita semua untuk lebih peduli
terhadap kesehatan mental kita sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Kesehatan mental
adalah aspek penting dari kehidupan kita yang tidak boleh diabaikan. Mari bersama-sama
menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung di sekolah dan di masyarakat, di mana
tidak ada tempat untuk tindakan bullying atau diskriminasi. Sekian pidato saya, bila ada salah
kata dan menyinggung, saya mohon minta maaf. Terimakasih.

Sharon Eleora, Secondary 9

Anda mungkin juga menyukai