Anda di halaman 1dari 4

MARAKNYA KASUS PEMBULLYAN ANAK SD

Naila Rachma Tsani

Universitas Negeri Malang

naila.rachma.2301516@students.um.ac.id

Abstrak

Sekolah merupakan tempat untuk belajar dan mencari ilmu. Tempat untuk mendidik dan
mengembangkan potensi anak dari usia dini. Sekolah Dasar (SD) merupakan awal dasar
untuk mengembangkan dan menanamkan hal-hal yang positif untuk membentuk karakter
baik anak. Namun, banyak sekali permasalahan yang terjadi dalam lingkup sekolah.
Khususnya yang dialami guru dalam mendidik siswa siswinya. Salah satunya adalah
kenakalan anak. Berdasarkan hasil wawancara, permasalahan anak SD yang paling banyak
adalah perundungan atau bullying. Bullying sekarang marak dilakukan oleh anak SD. Baik
melalui perundungan dalam bentuk perkataan ataupun perbuatan.
Kata Kunci : Bullying, Cyberbullying, Perilaku Sosial

PENDAHULUAN
Saat ini, banyak kasus bullying yang terjadi di lingkungan sekolah. Mulai dari anak sekolah
dasar hingga jenjang yang tinggi seperti perkuliahan. Kasus bullying ini sempat menjadi
pembicaraan masyarakat karena seringnya kasus bullying ini terjadi di lingkungan sekolah.
Bahkan, kasus bullying ini sampai membuat seseorang meninggal dunia. Kemungkinan kasus
ini terjadi disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut bisa diperoleh dari lingkungan
sosial, keluarga atau yang lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
permsalahan yang paling banyak terjadi di lingkungan sekolah dasar. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan deskriptif, yaitu penelitian
yang menghasilkan data pemecahan masalah melalui kata-kata, ucapan, atau tulisan. Jenis
penelitian ini adalah studi kasus. Pengumpulan data ini dilakukan dengan dua cara yaitu
wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian, anak-anak sekolah dasar saat ini
sudah mengenal tentang bullying. Kasus yang paling banyak terjadi akhir-akhir ini adalah
bullying.
PENGERTIAN BULLYING
Bullying diasumsikan sebagai tindakan yang menggunakan kekuasaan dalam menyakiti
seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga
korban menjadi tertekan, trauma, dan tidak berdaya. Bullying merupakan pola perilaku,
bukan kejadian yang terjadi sekali. Anak-anak yang melakukan bullying biasanya berasal dari
status sosial yang lebih tinggi, seperti anak-anak yang lebih besar, lebih kuat, atau dianggap
populer sehingga dapat menyalahgunakan posisinya (Unicef, 2020). Kasus bullying tidak
hanya terjadi pada pelajar SMP dan SMA saja, tapi anak sekolah dasar juga termasuk dalam
hal ini. Dimana korban yang sering diejek teman sekelasnya hingga korban berkeinginan
untuk berhenti sekolah, menjauhi hubungan sosial, sering melamun (pemurung), bahkan
bunuh diri. Berdasarkan hasil wawancara, kasus bullying paling banyak dilakukan anak
sekolah dasar adalah melalui perkataan. Mereka sering mengejek atau mengolok-olok teman-
temannya. Awalnya hal itu dipikir untuk bercanda, namun korban pembullyan ini sampai
menangis dan menjauhi teman-temannya agar tidak diejek lagi. Hal ini, berpengaruh pada
semnagat anak untuk sekolah. Mereka yang sering dibully memilih untuk tidak pergi ke
sekolah karena takut dijauhi atau diejek teman-temannya. Dampak dari bullying sangatlah
berbahaya bagi anak-anak. Selain efek fisik dari bullying, anak-anak dapat mengalami
masalah kesehatan mental dan emosional, termasuk depresi dan kecemasan, yang dapat
menyebabkan penurunan prestasi di sekolah.

Anak-anak yang menghadapi risiko lebih tinggi untuk di-bully seringkali adalah anak-anak
yang berasal dari masyarakat yang terpinggirkan, anak-anak dari keluarga berpenghasilan
rendah, anak-anak dengan penampilan atau ukuran tubuh yang berbeda, atau anak-anak
penyandang disabilitas. Bullying dapat terjadi baik secara langsung maupun online. Contoh
yang sering terjadi di online dinamakan Cyberbullying. Cyberbullying sering terjadi melalui
media sosial,seperti whatsapp atau instagram, email, dan platform online lainnya tempat
anak-anak berinteraksi. Tidak seperti bullying secara langsung, Cyberbullying dapat
menjangkau korban di mana saja dan kapan saja. Hal ini dapat menyebabkan bahaya besar,
karena dapat dengan cepat menjangkau khalayak luas dan dapat menyebabkan korban trauma
berat untuk membuka media sosial.

Dengan dampak yang bisa dibilang cukup memprihatinkan untuk korban bullying, maka
diperlukan pencegahan secepatnya. Kita harus berani mengungkapkan apa yang terjadi.
Berani melaporkan jika menjadi korban bullying. Kita percaya diri dalam mengadapi
tindakan tersebut dengan berani, menyimpan bukti bullying agar dapat dilaporkan. Jangan
pernah takut dalam berbicara ataupun melaporkan meski diancam oleh pelaku, tetap bergaul
dengan teman-teman yang bisa membuat kita percaya diri dan selalu berpikir positif. Namun,
semua itu juga harus ada dukungan baik dari pihak sekolah maupun orang tua. Orang tua
sangat penting dalam hal mendukung keputusan yang benar untuk anaknya, agar anaknya
dapat menunjukkan keberanian untuk menunjukkan kebenaran. Karena anak-anak sangat
percaya dengan orang tua mereka. Adapun beberapa cara dalam mencegah terjadinya
bullying yang dapat dilakukan di sekolah. Sekolah dapat memulainya dengan memberi
edukasi tentang bullying dan pencegahannya. Sekolah juga harus bisa mendampingi siswanya
agar tindakan bullying ini tidak terjadi. Selalu melakukan sosialisasi agar anak-anak tetap
ingat dan tidak sampai terjadi bullying.

Pencegahan bullying ini dapat dilakukan apabila dapat dukungan penuh dari warga sekolah.
Semua warga sekolah harus bekerja sama agar pencegahan ini berhasil. Cegah anak menjadi
pelaku bullying, agar kehidupan di sekolah berjalan baik dan dapat menghasilkan prestasi
untuk membanggakan bangsa dan negara.

SIMPULAN

Bullying merupakan tindakan yang dapat melukai mental maupun fisik korban. Untuk itu,
kita harus mewaspadai tindakan bullying di kalangan anak anak SD. Dimulai dari sosialisasi
untuk anak-anak tentang bullying, agar mereka bisa menciptakan lingkungan pertemanan
yang baik tanpa ada tindakan bullying.
DAFTAR PUSTAKA
Kompasiana, Permasalahan pada Anak Sekolah Dasar dalam Pembelajaran, Lingkungan, dan
Pergaulan di Sekolah (Januari,2023),
https://www.kompasiana.com/aventuzt31/63c3befe08a8b530d21fd845/permasalahan-pada-
anak-sekolah-dasar-dalam-pembelajaran-lingkungan-dan-pergaulan-di-sekolah
ganto.co, Bullying di usia sekolah, Janniba Arifah (2022),
https://www.ganto.co/artikel/886/bullying-di-usia-sekolah.html
Unicef, Cara Membicarakan Bullying dengan Anak, Fauzan Ijazah (2020)
https://www.unicef.org/indonesia/id/cara-membicarakan-bullying-dengan-anak-anda?
gclid=EAIaIQobChMIv_OAnbPmggMVqapmAh0kjgDLEAAYASAAEgLWQvD_BwE

Anda mungkin juga menyukai