DISEKOLAH DASAR
VIOLENCE AGAINST CHILDREN'S CULTURING DISCIPLINE AT SCHOOL
BASE
Email : dewiputri123batubara@gmail.com
ABSTRACT
This article discusses violence against inculcating discipline in children at school, which of
course is children with an age range of 7-12 years, and the object in this discussion is the
schoolchildren. And this violence can come from friends, or teachers (people who educate),
regarding discipline. we already know, that discipline is the most important thing that must be
applied in the world, in society and at school. Especially in elementary school, where the age is
still very young, who must understand all the rules, discipline, mutual respect from the bottom.
to this child, it is not very good for the child, because it can attack the child physically, and
mentally, so most likely the child is even lazy to go to school, so the consequences are fatal to
the inculcation of the discipline. children who do not have discipline, are angry, lazy, and like to
fight, and that usually happens due to mental pressure, right? he faced at school.
Keywords : violence.discipline This article also discusses a little about the new program,
namely child-friendly schools, to create good cooperation between teachers and students in
schools without any elements of violence or discrimination.
ABSTRAK
Artikel ini membahas mengenai kekerasan terhadap penanaman disiplin anak
disekolah,yang tentunya anak dengan kisaran umur 7-12 tahun,dan objek dalam pembahasan ini
adalah anak di sekolah dasar tersebut.dan kekerasan tersebut bisa datang dari orang tua ,maupun
gurunya ( orang yang mendidik),mengenai disiplin sudah kita ketahui,bahwa disiplin itu hal
paling utama yang harus diterapkan dalam dunia,di masyarakat maupun di sekolah.Terutama di
sekolah dasar,dimana umur masih sangat belia,yang harus memahami segala
aturan,displin,saling menghormati dari dasarnya.kekerasan terhadap penanaman disiplin kepada
anak ini,sangat tidak baik untuk anak,karena,dapat menyerang fisik,maupun mental
anak,sehingga kemungkina besar anak malah malas untuk pergi bersekolah,sehingga akibatnya
fatal terhadap penanaman disiplin tersebut.dan kemungkina besar setelah anak tersebut
dewasa,maka akan tumbuh menjadi anak yang tidak memiliki disiplin,pemarah,malas,dan suka
melawan,dan hal itu biasaya terjadi akibat tekanan mental yang dihadapinya semasa sekolah.
Artikel ini juga membahas sedikit tentang program baru yaitu sekolah ramah anak,untuk
membuat kerjasama yang baik antara guru dan siswa disekolah tanpa adanya unsur kekerasan
atau diskriminasi.
Kata kunci : kekerasan,disiplin
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Secara umum dan harfiah seorang anak,harus diajarkan sejak dini untuk memiliki
disiplin terutama di lingkungan yang luas baik di masyarakat maupun disekolah. Sebagai
orangtua sebagai tiang utama dalam pembentukan karakter anak haruslebih ekstra lagi
untuk membimbing, karena tentu anak adalah harapan bangsa dimasa depan,yang harus
mempunyai disiplin yang tinggi,dan disiplin.dam setelah dari orang tua maka disiplin
selanjutnya akan ditanamkan di sekolah yang diarjarkan oleh seorang guru.disini kita
akan memandang bagaimana cara guru untuk menanamkan disiplin kepada anak didik
tersebut.terutama pada sekolah dasar
Karakter anak harus dibentuk sejak dini,,dan salah satu dari karakter itu adalah
disiplin.apabila orangtua acuh terhadap disiplin anak maka tentunya anak akan tumbuh
menjadi seorang pribadi yang lebih keras kepala,namun, jika orangtua berperan aktif
dalam petumbuhan anak dan melatihnya,maka anak anak akan lebih mudah untuk
menerima nasihat.terutama bagi anak.di sekolah dasar (SD) seorang pengajar harus
melatih disiplin anak,agar dapat menghargai waktu,mengargai orang lain,tertib,menerima
pendapat orang lain,selalu mengerjakan tugas,tidak telat sekolah,dan tidak membuat
masalah disekolah maupun diluar sekolah.namun kita ketahui bahwa seorang anak kecil
tenyunya masih labil,ada yang susah diatur dan sebagian mudah diatur,mungkin disini
kita berfokus pada anak yang susah diatur,selain dari anak, guru disekolah juga,ada yang
sabar dalam menerapkan disiplin kepada anak,dan ada juga yang memiliki emosional
yang tinggi kepada anak,jika guru salah dalam menerapkan disiplin kepada anak,contoh
menghukumnya dengan cara kekrasan seperti yang diatur dalam undang undang nomor
23,tahun 2002 yang menyatakan bahwa “ Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.”disini
ditegaskan bawa setiap anak berhak,hidup tumbuh,dalam artian anak bebas belajar dari
kesalahan tanpa merasakan serangan fisik dari seorang guru.
Guru yang tmungkin mudah meluapkan emosi ini tentunya akan mudah marah
terhadap anak yang tidak disiplin disekolah.seperti anak yg telat datang sekolah,anak yg
ribut dalam kelas,anak yang tidak menyelesaikan pekerjaan rumah,dan anak yang
bertengkar dengan temannya,serta hal lain yang melanggar nilai disiplin anak disekolah
.sehingga menyebabkan kekerasan,seperti,mencubit anak,menjewer telinga
anak,menepuk kepala bahkan menyuruh anak didik lari mengelilingi lapangan. mungkin
bagi sebagian orang, ini adalah hal yang biasa untuk mengukum anak agar jera,namun
hal ini justru berakibat fatal,karena perlakuan buruk seperti ini akan membuat anak
menjadi anak yang bebal,kebal dan malas untuk pergi bersekolah.undang undang yang
mengatur ini dalam pasal 23 tahun 2022 tentang perlindungan anak,bagi sebagian
sekolah sudah menjalankan undang2 ini,namun untuk sebagian sekolah dasar
menghukum anak dengan kekerasan fisik,masih ditemukan.
Lantas pada pembahasan kali ini,jika undang undang tersebut telah dicetuskan,mengapa
masih ada sekolah yang melanggar aturan tersebut?,bagaimanakah sebenarnya hal yang
baik untuk menerapkan disiplin anak tanpa menyerang fisik maupun mentalnya?dan
bagaimana studi kasus suatu sekolah dasar yang masih melakukan kekerasan fisik dalam
melatih disiplin anak.
B. RUMUSAN MASALAH
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menganalilis berbagai kekerasan anak terhadap penerapan disiplin
di sekolah.mengamati tingkat kekerasan yang anak alami dalam penerapan disiplin
deisekolah disini saya menggunakan metode kualitatif dalam mencari sumber atau info
mengenai kekerasan anak,saya mendapatkan sumber dari berbagai media internet
maupun media social,serta dari beberapa jurnal maupun sebagian artikel.
D. TUJAUN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian yag dilakukan secara metode kualitatif ini
adalah,untuk mengetahui,di zaman sekarang ini berapa banyak kekerasan yang dialami
oleh anak saat belajar untuk disiplin,dan undang undang yang mengatur mengani
kekerasan anak,serta sudah dijalankan kah undang undang tersebut? Serta bagaimana
cara yang baik dan benar untuk mengajarka anak disiplin disekolah.
KESIMPULAN
Disiplin adalah cara orang tua ataupun guru,untuk mengajarkan anak sesuatu yang benar
ataupun salah,penyebab kekerasan paling tinggi disekolah adalah saat menerapkan
disiplin kepada anak didik. Dan cara untuk mendidik anak adalah dengan cara yang
positif dan eektif bukan denga sebuah kekerasan. Berdasarkan penelitian kualitatif
ini,dapat disimpulkan bahwa,kekerasan di sekolah saat mengajarkan anak untuk disiplin
cukup besar,dapat dilihat di studi kasus suatu artikel yag di terbitkan oleh universitas
dahlan Yogyakarta,kekerasan anak disekolah terhadap penerapan disiplin mencapai
87,6%.dan melakukan kekerasan pada anak disekolah sangat tidak dibenarkan,karena
dapat merusak mental,psikis,semangat seorang anak.selain dari itu anak juga akan
membenci guru maupun dirinya sendiri,kemudian di usia selajutnya,semakin dewasa
maka akan semakin tidak terarah,maka mari kita sama sama untuk mematuhi berjalannya
undang undang,untuk tidak melakukan kekerasan pada anak di sekolah ( undang undang
no 23 tahun 2022 ) ,tidak melakukan diskriminasi untuk alasan apapun,dan menjalankan
program sekolah ramah anak,yaitu program yang secara sadar berupaya menjamin dan
memenuhi hak-hak anak dalam setiap aspek kehidupan secara terencana dan bertanggung
jawab. Prinsip utama adalah non diskriminasi kepentingan, hak hidup serta penghargaan
terhadap anak.
Penerapan disiplin kepada anak memang hal yang paling penting,agar jalan anak untuk
mencapai suatu hal menjadi lebih ter arah,namun mengajarkan disiplin dengan cara yang
baik tanpa membuat siswa merasa terancam,dan mengajarkan anak dengan cara yang
positif agar tidak menimbulkan masalah kepada anak di usia selanjutnya,serta anak tidak
mengalami masalah dikemudian hari,dan yang paling penting untuk diketahui guru
maupun orang tua saat menerapkan disiplin pada anak adalah,mengajarkan mereka
dengan penuh kasih sayang,tanpa adanya suatu kekerasan.
SARAN
1. Melalui artikel jurnal ini sekiranya bisa dijadikan sebagai panduan guru maupun
orang tua dalam mendisplinkan anak dengan cara yang layak dan mematuhi
aturan perundang undangan yang mengatur tentang perlindungan anak.
2. Bagi mahasiswa apalagi calon guru,perlunya mengetahu serta mempelajari suatu cara
untuk membuat anak didik disiplin tanpa kekerasan dan tanpa melakukan
diskriminasi
3. Untuk masyarakat perlunya untuk menjalankan aturan pemerintah serta
undang undang dengan baik dan benar agar tidak terjadi hal yang tidak kita
inginkan.
DAFTAR PUSTAKA
isdikbud.langsakota.go.id/berita/sekolah-ramah-anak-dalam-satuan-pendidikan
2015), Contoh kasus kekerasan terhadap Anak dan Dampaknya, diakses dari
www/ayahbunda.co.id/ artikelbalita,psikologi.
Berkowitz, L. (1993). Emotional Behavior. Mc. Graw-Hill Inc. Covey, S. (1998). The 7
Habits of Highly Effective Teens. New York: A Fireseide Book