Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL BAHASA INDONESIA

“Pengaruh Lingkungan dalam Perkembangan


Remaja Secara Psikologis ”

Igal Mulki Nasrullah

XII MIPA 2

Ganeas No.5, Talaga, Majalengka | Call : (0233) 319373 | Email :


sman1talaga@yahoo.com
Pengaruh Lingkungan Terhadap Remaja

Pengaruh Lingkungan Keluarga

Lingkungan yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak pada masa remaja tidak
terbatas hanya pada kondisi di luar rumah saja, melainkan juga termasuk kondisi di rumah sang
anak itu sendiri. Beberapa pengaruh lingkungan dalam perkembangan remaja yaitu antara lain:

1. Pola Asuh
Lingkungan yang pertama kali menanamkan pengaruhnya kepada anak adalah dari
keluarganya sendiri, terutama orang tua. Peran keluarga dalam perkembangan remaja berasal dari
pola asuh dalam keluarga. Pola asuh yang diterapkan pada anak akan memberi pengaruh yang
sangat besar terhadap perkembangan karakternya kelak. Sikap orang tua yang tidak memberi pola
asuh positif akan berdampak terhadap perkembangan anak ketika remaja, Contoh sikap mau
menang sendiri, terlalu mengatur, tidak mau mendengarkan pendapat anak dan kemauan anak,
akan membuat anak menjadi takut salah, tidak percaya diri, sehingga ia akan sulit bersosialisasi.
Sebaliknya jika orang tua terlalu permisif, maka anak akan tumbuh tanpa empati dan pengertian
terhadap orang lain, dan lain sebagainya.
2. Hubungan orang tua
Bentuk hubungan orang tua akan turut menjadi salah satu pengaruh lingkungan dalam
perkembangan remaja. Kedua orang tua yang hubungannya harmonis dengan satu sama lain akan
menciptakan iklim yang kondusif dalam pengasuhan anak. Sebaliknya jika orang tua selalu
bertengkar, maka anak dapat tumbuh menjadi anak yang merasa tidak aman secara psikologis dan
sulit mempercayai orang lain. Begitu juga dengan kondisi keluarga yang tidak lengkap akan
mempengaruhi perkembangan anak.

3. Pendidikan keagamaan dari orang tua


Pemberian pendidikan agama pada anak ditujukan agar anak dapat berkembang menjadi
orang yang dapat mengetahui dan menjauhi hal – hal yang tidak baik dan dilarang dalam agama,
serta mengetahui dan melakukan hal yang diperintahkan oleh agamanya. Norma agama menjadi
salah satu pengaruh lingkungan dalam perkembangan remaja agar nilai – nilai kehidupan pun
tidak bergeser sehingga anak dapat membentengi diri dari pengaruh buruk di lingkungannya.

4. Nilai kesusilaan dari lingkungan


Kesusilaan yaitu hal – hal yang berkaitan dengan orang lain seperti pengaruh dalam
bersopan santun, kemampuan bekerja sama, bertenggang rasa, saling menghormati sesama
manusia, menghargai orang lain, saling memahami dan lain – lainnya. Gangguan psikologis pada
remaja, dan fakta psikologi remaja juga  berhubungan oleh pengaruh gaya hidup terhadap remaja.
5. Mempengaruhi kepribadian anak
Lingkungan sekitar anak akan memberi pengaruh terhadap perkembangan kepribadian
anak dalam hal pembentukan keberanian, memiliki rasa malu yang sewajarnya, kejujuran,
kemandirian, budi pekerti yang dapat dilakukan melalui teladan orang tua dan orang dewasa
lainnya yang ada di sekitar anak. Ketidak pedulian orang tua terhadap hal – hal tersebut akan
menjadi pengaruh lingkungan dalam perkembangan remaja yang buruk, karena tanpa bimbingan
tersebut anak tidak akan dapat membentengi dirinya dari pengaruh buruk pula.

6. Tingkat ekonomi keluarga


Perilaku beresiko dari remaja bisa datang dari kondisi sosial ekonominya. Resiko ysng
dibawa oleh kondisi kemiskinan merupakan satu penyebab besar dari kegagalan sosial dan
akademis. Kondisi perekonomisn keluarga merupakan salah satu pemegang peranan penting dari
perawatan dasar yang diterima seorang anak. Misalnya, akses terhadap fasilitas kesehatan atau
fasilitas anak usia dini lainnya. Anak yang tumbuh dalam kemiskinan memiliki resiko lebih besar
dalam mengembangkan masalah perilaku dan mudah terekspos terhadap kekerasan dan perbuatan
ilegal. Mereka juga akan beresiko tumbuh menjadi remaja yang agresif, depresi, dan penuh
kemarahan.

Pengaruh Lingkungan Sekolah

Pengaruh lingkungan dalam perkembangan remaja lainnya dapat berasal dari lingkungan
sekolah anak. Pada umumnya orang tua memilih sekolah untuk anak dengan harapan yang besar
bahwa sekolah dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap tumbuh kembang dan
pendidikan anak.

1. Lingkungan sekolah yang kondusif


Anak akan mendapatkan pengaruh yang baik dari lingkungan sekolah yang kondusif dan
mendukung suasana belajar mengajar yang baik, sehingga anak tidak saja mendapatkan
pengalaman secara akademis namun juga mendapatkan berbagai pengalaman lainnya seperti cara
bersosialisasi, pemahaman agama, moral, dan lain sebagainya.
2. Menanamkan disiplin pada remaja
Ketertiban dan keteraturan pada sekolah anak dapat memperkuat penanaman akan
perilaku disiplin dan teratur pula pada anak remaja, yang telah ditanamkan oleh orang tua di
rumah. Suasana sekolah yang tidak teratur dan kacau akan memperkuat kesan dalam pikiran
seorang anak bahwa kedisiplinan tidak diperlukan. Bahayanya, anak – anak remaja akan terbiasa
dengan kekacauan, tanpa peraturan, tidak memiliki rasa hormat, bahkan cenderung menjadi orang
yang brutal dan agresif.

3. Kondisi belajar mengajar yang kondusif


Untuk dapat belajar dengan baik tentunya kondisi sekolah anak haruslah sangat
mendukung. Suasana belajar yang tidak kondusif akan menyebabkan anak sulit menangkap
pelajaran yang diberikan, akibatnya perkembangan kognitif anak remaja pun akan terganggu.
Prestasi belajar anak bisa menjadi turun dan berperilaku yang melenceng dari norma masyarakat
karena merasa mengalami kekurangan di bidang akademik, bahkan bisa tampak gejala gangguan
mental pada remaja.
4. Belajar mengendalikan diri
Sekolah tanpa aturan yang jelas dan batasan yang jelas bisa menyebabkan anak tidak
memiliki pengendalian diri. Misalnya, anak tidak akan menaruh hormat kepada guru dan orang
tua. Akibatnya anak – anak terutama yang memasuki usia remaja akan sulit dikendalikan
sehingga menimbulkan suasana sekolah yang kacau dan munculnya berbagai mamsalah
kenakalan remaja.

5. Pengaruh guru terhadap remaja


Tuntutan akademis yang besar di sekolah dapat membuat anak mengalami gangguan
mental atau tekanan psikologis. Untuk itu diperlukan peranan guru pembimbing agar dapat
mengarahkan tekanan yang dialami anak agar lebih dapat diterima dan dikelola oleh anak. Guru
wali kelas atau guru pembimbing kesiswaan dapat mengambil peran tersebut. Jika anak tidak
mendapatkan bimbingan yang sepantasnya, sudah pasti pengaruh lingkungan dalam
perkembangan remaja tidak akan menjadi baik, malah sebaliknya, akan merusak perkembangan
remaja.

Pengaruh lingkungan masyarakat

Diluar sekolah, anak akan bersosialisasi dengan teman dan masyarakat di sekitarnya.
Kedua golongan ini dapat memberikan pengaruh yang cukup kuat, antara lain:
1. Membentuk rasa percaya diri anak remaja
Teman – teman merupakan lingkungan yang mempengaruhi keputusan yang akan
diambil oleh seorang remaja. Teman anak mungkin akan menantang satu sama lain untuk menjadi
individu yang lebih baik atau justru mempengaruhi satu sama lain untuk meniru perilaku yang
negatif. Pengaruh lingkungan dalam perkembangan remaja yang berasal dari teman mungkin juga
dapat mempengaruhi pencapaian prestasi akademik seorang remaja, kemampuan sosial dan
kemampuannya untuk membuat keputusan.

2. Membentuk pengalaman religius remaja


Remaja yang hidup dalam lingkungan religius tentunya juga akan mendapatkan pengaruh
yang berkaitan dengan keagamaannya. Sebaliknya, jika remaja tidak tumbuh dalam lingkungan
yang dapat memberikan pengaruh terhadap kondisi religiusnya tentu ia tidak akan memiliki
pegangan berarti dalam hidup, tidak memiliki tujuan hidup dan juga pengetahuan mengenai
moral, etika, serta hal yang benar dan salah.

3. Mempengaruhi pengambilan keputusannya


Keputusan yang akan diambil seorang remaja kurang lebih akan dipengaruhi oleh teman
– teman dan lingkungannya. Pada usia remaja, seseorang masih mendasarkan keputusan yang
diambilnya pada penerimaan lingkungan terdekatnya. Dengan kata lain, seorang remaja masih
sangat mudah terpengaruh dengan kondisi lingkungan sekitarnya saat membuat keputusan.

4. Menentukan hal yang benar dan salah


Begitu pula dalam penentuan mengenai hal yang benar dan salah, seorang remaja kerap
kali mengetahui bahwa apa yang akan dilakukannya tersebut benar atau salah, akan tetapi
pengaruh lingkungan bisa saja membuat seorang remaja mengambil keputusan yang keliru,
walaupun dia sebetulnya mengetahui keputusan mana yang baik untuk dilakukan.

5. Pengaruh dari media dan teknologi


Pesatnya perkembangan media dan teknologi saat ini membuat kebanyakan orang tua
tidak dapat menyamai pengetahuan anak mereka mengenai teknologi terbaru, terutama
pengetahuan mengenai teknologi yang dimiliki para remaja. Media dan teknologi dapat memiliki
pengaruh positif atau negatif terhadap anak – anak masa kini. Media dapat menjadi sumber
informasi berguna bagi remaja, berhubungan dengan kebudayaan, politik dan kewaspadaan sosial
pada remaja, mereka juga dapat memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai lingkungan
dan masyarakatnya. Pengaruh negatif termasuk kekerasan, kebencian, bahasa vulgar dalam musik
dan film, adegan seks eksplisit, stereotipe SARA, gambaran yang tidak realistis mengenai
kehidupan dan lain sebagainya akan dialami remaja apabila orang tua tidak memberikan
pengawasan yang layak.

6. Mempengaruhi rasa peduli anak


Perkembangan teknologi yang pesat juga beresiko mempengaruhi perkembangan sikap
anak yang berkaitan dengan kepeduliannya terhadap satu sama lain. Hal ini disebabkan
kecanduan terhadap gadget mendorong remaja untuk tidak peduli pada keadaan lingkungan
sekitarnya dan cenderung asyik dengan kegiatan serta urusannya sendiri. Kondisi ini akan
menciptakan remaja – remaja yang individual dan tidak peka terhadap lingkungan. Ketahuilah
juga pengaruh budaya dalam perkembangan remaja dan pengaruh tata krama dalam
perkembangan remaja.
Seperti yang dapat kita lihat, lingkungan adalah kondisi terpenting jika berhubungan
dengan pengaruh lingkungan dalam perkembangan remaja. Semakin berpendidikan seseorang,
maka semakin baik pula lingkungan yang dapat ia berikan kepada keluarganya, termasuk kepada
anak dan masa depan mereka. Sangat penting untuk membangun hubungan yang kuat dan saling
percaya dengan anak – anak Anda. Dengan demikian, selain melengkapi diri dengan ilmu dan
dukungan kepada anak yang beranjak remaja, Anda juga dapat mengurangi kesempatan anak
remaja terjerumus ke dalam perilaku beresiko dan membuat perbedaan dalam pengasuhan remaja
oada masa kini.

Pengaruh lingkungan masyarakat yang toxic terhadap konsep diri

 toxic sendiri berarti Racun, dengan istilah kata toxic itu berarti hubungan yang tidak
sehat. Tetapi, bagaimana jika kita tinggal di lingkungan yang toxic? untuk para remaja,
dimana  mereka sedang mecari jati diri, dan salah pergaulan karena lingkunan yang  toxic dan
efek pada diri mereka seperti apa setelah menuju kedewasaaRemaja

Toxic sendiri dikatakan sebagai racun dalam sebuah hubungan, khususnya di


lingkungan masyarakat, seperti kakak, adik, saudara, orang tua, teman, tetangga, hingga orang
yang kita tidak kenal. Pada kasus ini kita akan membahas tentang remaja. bagaimana seorang
remaja yang baru ingin memulai mencari jati dirinya di fase remaja, tinggal di
lingukan toxic hingga menuju kedewasaan. Ketika seorang remaja tersebut memasuki fase
dewasa, efek apa yang akan di terima oleh remaja tersebut, beberapa remaja mengatakan
bahwa, efek nya sangat buruk bagi diri mereka, mereka tidak bisa membedakan etika, ketika
berbicara dengan teman, guru, orang tua, dan orang yang baru mereka jumpai. Dan adab kurang
sopan bisa menjadi kebiasaan bagi diri mereka di kemudian hari. Bedasarkan beberapa survei,
kaum adam lebih banyak yang mengalami hal ini, jika dibandingkan dengan kaum hawa. Jadi
bisa disimpulkan, Kebanyaakan pelaku toxic sendiri, berasal dari kaum adam di lingkunkan
masyarakat. Para pelaku toxic memiliki alasan tersediri kenapa mereka memilih bergaul di
lingkungan toxic. tetapi ketika melihat dari kacamata public, para remaja ini sebenarnya, masih
takut, jika dihadapkan pada tanggung jawab atas perbuatan mereka, terhadap masyarakat,
keluarga dan, kerabat. Berikut, beberapa contoh toxic para remaja di lingkunkan masyarakat,
yaitu:

Tampil menawan (charming)


Meski salah satu ciri toxic adalah menawan, bukan berarti semua orang termasuk didalamnya,
biasanya para remaja ini, mahir membuat mereka di sayangi oleh banyak orang. Joseph H.
Baskin, seorang psikiater di cleaveland clinic foundation mengatakan, : ”Terlepas dari asal usul
perilaku buruk, biasanya mereka dapat mengait hati seseorang untuk menjadi sabahat, pacar,
atau keluarga dengan cara halus”.

Bercanda Berlebihan
Dalam pertemanan, saling bercanda dan menggoda adalah, hal yang normal. Namun tau nga
sih, beberapa remaja melakukan hal tersebut secara berlebihan, dikarenakan efek salah bergaul
di lingkunganya.

Suka playing victim
Nah, hal ini yang sering terjadi di lingunkan para remaja, dimana ketika dihadapkan pada
kesalahan yang dilakukan, remaja toxic tersebut berusaha membalikan keadaan dengan
membuat kamu merasa kesal. Mereka belajar sejak dini, untuk memanipulatif emosi orang lain
untuk menghidari perasaan negative dalam diri mereka sendiri. Para korban yang terkena
dampak dari toxic ,remaja ini, mulai dari stress , menurunkan rasa percaya diri, bahkan sampai
Mengakhiri Hidup. Di saat umur para remaja tersebut memasuki 20 tahun, maka toxic di dalam
diri mereka mulai memudar bahkan ada yang menghilang, karena di umur 20 tahun seorang
remaja mulai memasuki fase kedewasaan, dimana remaja tersebut berfikir bahwa hidup dalam
toxic bisa menyebabkan seperti hal yang sudah di jelaskan di atas. Beberapa dari mereka mulai
merubah gaya hidup. Seperti berfikir dari berbagai aspek, bertanggung jawab dalam hal
apapun, meminta maaf jika salah. 
Daftar Pustaka

https://dosenpsikologi.com/pengaruh-lingkungan-dalam-perkembangan-remaja

https://www.hipwee.com/narasi/pengaruh-lingkungan-masyarakat-yang-toxic-terhadap-konsep-diri-remaja/

Hildayani, R., Sugianto, M., Tarigan, R., & Handayani, E. (2014). Psikologi perkembangan anak.

Satriawan, N., & Karyanta, N. A. (2016). Hubungan antara Konsep Diri dengan Toxic Disinhibition Online
Effect pada Siswa SMK N 8 Surakarta. Wacana, 8(2).

Anda mungkin juga menyukai