Anda di halaman 1dari 31

METODE

PENGEMBANGA
N SOSIAL
EMOSIONAL
Faktor dan kondisi yang
MODUL mempengaruhi sosial,
4 emosional dan karakter
anak
Anggota kelompok 4
1. Mahardian Utami Putri
2. Venus Zeaneda
3. Anafatul Masulah
4. Hikmatul Laily Agustin
Faktor Pendukung Dan Penghambat Sosial
Emosional Anak
A. Mengapa perkembangan sosial emosional anak beragam?

Perkembangan dan pertumbuhan yang dialami setiap individu khususnya pada


periode anak-anak tidak dapat dikatakan selalu stabil dan bergerak terus ke
arah positif. Perkembangan tersebut bergerak dan seringkali mengikuti
stimulasi dari unsur-unsur yang menghampirinya., apalagi jika unsur
perkembangan yang dimaksudbersifat sensitive seperti perkembangan sosial
emosional.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional

Banyak faktor yang mempengaruhi stabilitas emosi dan kesanggupan sosial anak, baik yang berasal
dari anak itu sendiri maupun yang berasal dari luar dirinya.

Faktor-faktor yang dianggap potensial mempengaruhi kedua dimensi perkembangan, yaitu:

1. Berbagai Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Anak


Terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak TK, bahkan hingga mampu
menimbulkan gangguan yang mencemaskan para pendidik (Setiawan, 1995)
Faktor itu adalah:

a) Keadaan dalam diri individu


Keadaan diri seperti usia, keadaan fisik, intelegensi, peran seks (Hurlock, 1980) dapat memengaruhi
perkembangan emosi individu. Yang paling menonjol adalah kecacatan tubuh yang seringkali dianggap
sebagai kekurangan. Perilaku yang umumnya terjadi yaitu mudah tersinggung, merasa rendah diri. Lebih
jauh lagi, anak akan menjadi pribadi yang antisosial bahkan ingin menghancurkan diri dan lingkungannya
akibat frustrasi yang kuat. Harus ada tindakan preventif untuk menghindari dampak serius dari pengaruh
emosi yang timbul dari dalam diri anak. Tindakan preventif pertama yang dilakukan adalah dengan
membangun semangat dalam diri anak dan membangun kesadaran bahwa kekurangannya tersebut
merupakan sebuah kewajaran dan semua anak memiliki kekurangan masing-masing. Jika kesadaran telah
terbangun maka upaya selanjutnya adalah menurunkan reaksi-reaksi negative yang sering muncul. Jika
tahap kedua berhasil dilakukan harus diikuti dengan membangkitkan semangat anak untuk berperan
kembali dalam lingkungan bahkan bisa diarahkan untuk menjadi berprestasi serta berkompetis
b. Konflik-konflik dalam proses perkembangan

dalam menjalani fase-fase perkembangan tiap anak harus melalui beberapa macam konflik. Ada anak yang
dapat dengan sukses menjalaninya dan ada juga anak yang mengalami hambatan.

Adapun faktor yang menjadi penghambat sbb:

- Sebab lingkungan
Dalam lingkungan terdapat tiga macam lingkungan yang mempengaruhi perkembangan sosial dan
kepribadiannya. Tiga faktor tersebut adalah:

1) Lingkungan keluarga
2) Lingkungan sekitar
3) Lingkungan sekolah

Berikut penjelasannya
1. Lingkungan keluarga

jika secara umum ekspresi anak cenderung ditolak oleh lingkungannya maka hal-hal tesebut memberi
isyarat bahwa emotional security (kematangan dan ketahanan emosi) yang ia dapatkan dari keluarganya
kurang memadai sebab keluarga adalah lingkungan pertama dan utama yang mempengaruhi
perkembangan emosi dan kepribadian individu. Keluarga adalah lembaga pertumbuhan dan belajar awal
yang dapat mengantarkan anak menuju pertumbuhan dan belajar selanjutnya. Gaya pengasuhan yang
diperoleh anak dari keluarganya sangat berpengaruh terhadap perkembangan emosinya.

Gaya pengasuhan tidak peduli membuat anak impulsive dan gaya pengasuhan otoriter membuat anak
menjadi seorang pemarah (Hadits, 1995)
2. Lingkungan sekitar

Kondisi lingkungan sekitar anak juga sangat berpengaruh pada perkembangan emosional dan
kepribadiannya dan bahkan mungkin dapat mengganggunya, diantaranya:

a) Daerah yang terlalu padat peduduk

Hasil penelitian di bebarapa negara yang padat penduduk , diketahui bahwa anak-anak setidaknya
mendapatkan 6 stimulus negative dan 1 stimulus positif, misalkan bentuk yang paling sering dijumpi
adalah anak dimarahi dengan tidak ditunjukkan kesalahannya secara tepat, bahkan seringkali dicerca
secara berlebihan (Nugraha, 2000). Akan sangat berbeda jika anak berada di dalam lingkungan yang
standard an seimbang, di lingkungan ini anak akan mendapatkan perlakuan lebih sesuai dengan taraf
perkembangan emosionalnya.
b) daerah yang memiliki angka kejahatan tinggi

Perilaku kejahatan orang dewasa akan sangat mempangaruhi baik langsung maupun tidak langsung pada
anak prasekolah. Anak-anak yang tinggal bersama mereka yang berperilaku kejahatan akan semakin
tinggi pula mengalami gangguan emosi. Akibatnya mereka akan menjadi pribadi yang penakut, tingkat
kecemasannya selalu tinggi, tidak mandiri secara sosial maupun secara emosi, takut ditinggal atau
bepergian sendiri. Ketakutan yang dirasakan saat kecil akan berdampak hingga dewasa dan mungkin akan
mengakibatkan perilaku yang merepotkan orang lain. Untuk itu peran guru hendaklah menyadari betapa
pentingnya memperkenalkan dasar-dasar berperilaku pada anak sehingga perilaku yang ditampilkannya
tidak mengundang pihak lain berbuat jahat pada dirinya.
c) kurangnya fasilitas rekreasi

kegiatan ini sangat berguna bagi perkembangan emosional anak. Kesenangan-kesenangan yang
didapatkan saat rekreasi bukan hanya membantu anak dalam mengatur dan mengendalikan emosinya,
tetapi juga sangat positif menunjang pembentukan kecerdasan anak.

d) tidak adanya aktifitas yang diorganisasi dengan baik untuk anak

anak adalah sosok yang aktif. Dinamika dan spontanitas untuk bergerak pada anak prasekolah sangat
tinggi sehingga banyak yang menyimpulkan bahwa periode prasekolah adalah periode bermain. Dengan
aktivitas yng terorganisasi, lingkungan dapat disetting sesuai dengan tututan perkembangan emosi yang
diharapkan, begitu pula sarana dan prasarana sebagai bagian dari aktivitas anak-anak dapat disediakan
dan dikemas sesuai dengan kebutuhan perilaku.
3. lingkungan sekolah

sekolah mempunyai tugas membantu anak-anak dalam perkembangan emosi dan kepribadiannya dalam
suatu kesatuan, tetapi sekolah sering juga menjadi penyebab timbulnya gangguan emosi pada anak.

Lingkungan sekolah yang dapat mempengaruhi perkembangan emosi pada anak, yaitu:
● Hubungan yang kurang harmonis antara guru dan anak
● Hubungan yang kurang harmonis dengan teman-temannya
2. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak

Soetarno (1989) berendapat bahwa ada dua faktor utama yang mempengaruhi perkembangan sosial anak,
yaitu lingkungan keluarga dan faktor dari luar keluarga. Kedua faktor tersebut dilengkapi oleh Hurlock
(1978) dengan faktor ketiga yaitu faktor pengalaman awal yang diterima anak.

Adapun faktor tersebut di atas terkait dengan keluarga dan yang banyak berpengaruh terhadap
perkembangan sosial anak adalah hal-hal yang berkaitan dengan:

a. status sosial keluarga


b. keutuhan keluarga
c. sikap dan kebiasaan orang tua
Adapun faktor dari luar keluarga, bahwasanya pengalaman sosial awal di
luar keluarga melengkapi pengalaman di dalam keluarga dan merupakan
penentu yang penting bagi sikap sosial dan pola perilaku anak. Jika anak
senang berhubungan dengan orang luar maka anak akan terdorong untuk
berperilaku dengan cara yang dapat diterima orang luar tersebut, karena
hasrat terhadap pengakuan dan penerimaan sosial sangat kuat pada masa
akhir anak-anak.
Adapun faktor pengaruh pengalaman sosial awal, pengalaman sosial awal sangat
menentukan perilaku kepribadian selanjutnya. Banyaknya pengalaman bahagia
yang diterima maka akan berdampak positif di masa dewasanya, pun sebaliknya.
Dalam penelitian Waldrop dan Halyerson ditemukan bahwa sosiobilitas anak pada
umur 2,5 tahun dapat digunakan untuk meramalkan sosiobilitas pada usia 7,5
tahun. Oleh karena itu, sikap dan perilaku cenderung menetap maka ada keharusan
meletakkan dasar yang baik pada tahap awal perilaku sosial pada setiap anak.
Untuk itu berilah anak prasekolah pengalaman awal sosial yang benar, bahkan
paling benar dan menyenangkan maka selanjutnya mereka akan menjadi manusia
sosial yang benar pula. Inilah makna bahwa usia prasekolah disebut sebagai
golden ages.
Menurut Sri Deliana (2000) faktor yang bersifat menghambat perkembangan sosial pada anak, yaitu:
a. tingkah laku agresif
tingkah laku agresif ini tampak sejak usia 2th hingga 4 th, terlihat dari seringnya anak TK saling
menyerang secara fisik. Penyerangan dapat pula berupa serangan verval, misalnya mengejek, mencaci, dan
memperolok temannya.

b. daya suai (kemampuan beradaptasi) kurang


kemampuan adaptasi anak yang kurang biasanya terjadi karena ruang lingkup anak untuk
mengembangkan perkembangan sosialnya hanya berkutat di satu area saja seperti hanya sekitar rumah dan
sekolah.

c. pemalu
sebenarnya sikap pemalu ini dianggap wajar dan normal, biasanya anak mennjukkan rasa malu ketika
bertemu dengan orang-orang yang baru dikenalnya. Rasa malu berlebihan yang tidak wajar apabila anak
merasa malu juga kepada orang yang sudah dikenalnya. Anak akan merasa cemas dan takut terhadap penilaian
orang lain kepadanya.
d. anak manja
suatu sikap orang tua yang selalu mengalah atau membatalkan perintah hanya karena anak menangis
dan menjerit.

e. perilaku berkuasa
perilaku ini muncul di usia 3th dan semakin meningkat dengan bertambahnya kesempatan. Menurut
Deliana (2000) anak perempuan usia 3th cenderung merasa lebih berkuasa dibandingkan anak laki-laki.

f. perilaku merusak
ledakan amarah yang dilakukan anak disertai dengan melempar atau merusak barang yang ada di
sekitarnya. Tidak peduli itu miliknya sendiri atau orang lain, semakin hebat marahnya semakin luas
tindakan merusaknya.
C. Menyikapi berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial
emosional anak

Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan sosial dan emosional anak, untuk itu peran
pendidik untuk dapat mengendalikannya sangatlah dibutuhkan, di antaranya:

● Perilaku terpenting seorang pendidik adalah memilik kesanggupan dan kemampuannya yang memadai
untuk mengenali anak dan karakteristik perkembangan sosial emosional anak.
● Pendidik harus mampu menciptakan lingkungan yang kondusif dan sesuai dengan tuntutan
perkembangan emosi dan sosial anak.
● Melengkapi kemampuan diri dalam menghilangkan dan menekan atau mengurangin faktor penyebab
dan hal-hal negatif.
Ketiga hal tersebut adalah sikap utama namun sulit dilakukan oleh seorang
pendidik karena memang terkadang dibutuhkan pelatihan dan pendidikan
khusus. Frekuensi dan durasi berinteraksi dengan anak merupakan pelajaran
berharga untuk meningkatkan apresiasi dan pemahaman diri. Untuk itulah
ada istilah learning by doing atau belajar melalui berbuat/tindakan, dan
untuk menghargai proses tersebut kita bisa menyebutnya dengan istilah
experience is the best teacher, pengalaman adalah guru terbaik.
Kondisi penduduk dan penghambat
perkembangan sosial emosional anak

A. Berbagai Kondisi yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Emosional


Anak.

Hurlock ( 1993) mengungkapkan ada 3 kondisi utana yag dapat mempengaruhi perkembangan sosial
emosional anak yaitu :

1. Kondisi fisik
2. Kondisi psikologi
3. Kondisi lingkungan
1. Kondisi fisik
Apabila kondisi tubuh terganggu karena kelelahan,kesehatan yang buruk atau perubahan yang berasal dari
perkembangan maka akan mengalami emosi yang meninggi.adapun kondisi-kondisi fisik yang mengganggu adalah
sebagai berikut :
a. Kesehatan yang buruk : disebabkan oleh gizi buruk,gangguan pencernaan atau penyakit.apabila sesorang
mengalami kondisi kesehatan yang buruk yang berlangsung lama hingga mengganggu aktivitas hal tersebut
dapat mengakibatkan mudah marah terhadap orang lain.
b. Kondisi yang merangsang , seperti kaligata atau eksim,penyakit kulit termasuk rasa gatal,apalagi jika terdapat
pada bagian-bagian yang terbuka akan menyebabkan si penderita menutup diri dan mungkin menjadi minder.
c. Setiap gangguan kronis,seperti penyakit asma tau penyakit kencing manis,penyakit kronis kadang membuat si
penderita putus asa hingga ingin mengakhiri hidup. 
d. Perubahan kelenjar. Terutama pada masa puber.gangguan kelenjar mungkin juga disebabkan oleh stress emosi
yang kronis,misalnya pada kecemasan yang mengambang ( free floting anxiety)
2. Kondisi psikologi.

Kondisi psikologi dapat mempengaruhi emosi anatara lain:


a. Tingkat intelektual dibawah rata-rata,anak dengan intelektualnya rendah
mempunya pengendalian emosi yang rendah dibandingkan gengan anak yang
pandai pada tingkat umur yang sama.
b. Kegagalan mencapai tingkatan aspirasi,kegagalan yang berulang-ulang dapat
mengakibatkan timbulnya keadaan cemas sedikt atau banyak.
c. Kecemasan setelah pengalaman emosi tertentu yang sangat kuat.contoh akibat
lanjutan dari pengalaman yang menakutkan akan mengakibatkan anak takut
kepada setiap situasi yang dirasakan mengancam.
3. Kondisi Lingkungan

Ketegangan yang terus-menerus, jadwal yang ketat,dan terlalu banyaknya


pengalaman yang menggelisahkan yang merangsang anak secara berlebihan akan
berpengaruh pada emosi anak.
a. Ketegangan yang disebabkan oleh pertengkaran dan perselisihan yang terus
menerus.
b. Ketegangan yang berlebihan serta disiplin yang otoriter
c. Sikap orang tua yang selalu mencemaskan atau terlalu melindungi
d. Suasana otoriter disekolah
Sedang kan menurut Setiawan ( 1995) factor penyebab terjadinya
ganggyuan tingkah laku adalah sebagai berikut :

a. Efek disiplin orang tua yang terlalu ketat


b. Hukuman terhadap respons sosial yang kurang tepat
c. Konsekuensi pemberian hadiah sebagai ganjaran bagi tingkah laku yang
mengisolasikan diri dari orang lain.
d. Kurangnya kesempatan untuk belajar dan melatih keahlian.
e. Adanya contoh-contoh tingkah laku yang tidak pantas .
B. PENCIPTAAN KONDISI IDEAL BAGI PENGEMBANGAN SOSIAL
EMOSIONAL ANAK

Perkembangan emosi anak usia prasekolah sangat kuat sekali karena anak-anak mudah keluar
dari focus dalam arti bahwa ia mudah terbawa ledakan-ledakan emosi sehingga menjadiakn
mereka sulit dibimbing dan diarahkan.penyebabnya kelelahan akibat aktivitas fisik maupun
psikologis yang terlalu tinggi.Menciptakan dan menyediakan kondisi yang dapat menjamin
terkendalinya emosi anak dengan memfasilitasi dan menyiapkan kondisi yang dapat membantu
anak melakukan interaksi sosial serta neningkatkan keterampilan anak dalam bersosialisasi.s
eperti mengikuti kegiatan dilembaga PAUD dengan intensitas yang tinggi (baik secara fisik atau
mental) dengan mengikuti kegiatan mendengarkan cerita atau bermain bebas sehingga
keseimbangan dan kepekaan sosial anak secara positif akan tetap seimbang dan terprlihara.
Dan sebagai pendidik dapat secara kreatif menciptakan
lingkungan yang selaras sehingga perkembangan emosi
dan sosial anak dapat saling terbangun secara utuh dalam
suatu nkondisi yang diciptakan.
Kondisi pendukung dan penghambat
perkembangan karakter anak
A. Factor utama yang mempengaruhi perkembangan karakter

Para ahli berupaya mengidentifikasikan berbagai factor utama yang


mempengaruhi perkembangan karakter pada setiap individu. Campbell dan Bond
(1982) mengajukan ada delapan factor utama yang berpengaruh dalam
perkembangan karakter,moral,dan perilaku individu factor-faktor tersebut
adalah :
a. Ketururan ( heredity)
b. Pengalaman anak usia dini ( early childhood experience)
c. Pengaruh rekan (peer influence)
d. Kondisi umum fisik dan lingkungan sosial (the
general physical an sosial environment)
e. Media komunikasi(the communications media)
f. Materi yang diajarkan di sekolah-sekolah dan lembga
lain
g. Situasi khusus dan berperan yang memancing
berperilaku tertentu.
B. FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL YANG
MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN KARAKTER

Yang dimaksud faktor kelembagaan dalam konteks pendidikan anak


usia dini diantaranya TK/RA (Taman Kanak-kanak/Raudhatul Atfal),
kober/Kb (Kelompok bermain), TPA (Taman Penitipan Anak), SPS
(Satuan PAUD Sejenis) dll
Lembaga pendidikan di era kini merupakan faktor kunci dalam membangun karakter pada anak. oleh
karena itu hendaklah setiap lembaga PAUD menjadi solusi dalam menyelesaikan maslah-maslah yang
berkaitan dengan pendidikan karakter pada anak usia dini. Setiap lenvaga PAUD harus dapat
meningkatkan perannya, sehingga sumbangannya dalam pembangunan karakter pada anak semakin
tinggi.

ciri lembaga PAUD yang menerapkan prinsipp-prinsip pendidikan karakter terhadap anak didiknya
sebagai berikut,
a. Senanriasa mempromosikan nilai-nilai etika sebagai dasar karakter yang baik
b. Berupaya menanamkan karakter secara komprehensif yang mencakup pemikiran, perasaan dan
perilaku
c. Mempromosikan nilai-nilai karakter secara proaktif melalui semua bagian darikehidupan dan
kegiatan lembaga PAUD
d. Adanya kepedulian terhadap seluruh anggota masyarakat lembaga PAUD
e. Memberikan kesempatan pada setiap anak untuk senantiasa bertindak sesuai nilai moral/karakter
f. Kurikulum karakter dilaksanakan secara bermakna dan menantang serta
menghargai setiap anak
g. Ada upaya mengembangkan ‘motivasi intrinsik’ pada setiap anak dalam
menanamkan karakternya
h. Memiliki profesional (pendidik, guru) yang mampu memberikan contoh
nilai karakter dan moral
i. Mengembangkan kepemimpinan moral dari para pendidik dan peserta
didik
j. Merekrut orang tua dan anggota masyarakat sebagai mitra penuh dalam
pengembangan karakter anak
k. Lembaga mengevaluasi perkembangan dan kemajuan karakter peserta
didik dan juga kemajuan karakter pendidik, guru, dan stafnya
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai