Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU

KECERDASAN EMOSIONAL

AKTIVITAS PERKEMBANGAN SOSIAL


EMOSIONAL

Dosen: Ya’Julianto,M.Psi.

Nama:
Lapis Sendawasih
E872120002
KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA
KALIMANTAN WILAYAH XI SEKOLAH TINGGI
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP
MELAWI KAMPUS WILAYAH PERBATASAN
ENTIKONG 2021
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap anak yang lahir ke dunia, sangat rentan dengan berbagai masalah.
Masalah yang dihadapi anak, terutama anak usia dini, biasanya berkaitan
dengan gangguan pada proses perkembangannya. Bila gangguan tersebut
tidak segera diatasi maka akan berlanjut pada fase perkembangan
berikutnya yaitu fase perkembangan anak sekolah. Pada gilirannya,
gangguan tersebut dapat menghambat proses perkembangan anak yang
optimal. Dengan demikian, penting bagi para orang tua dan guru untuk
memahami permasalahan-permasalahan anak agar dapat meminimalkan
kemunculan dan dampak permasalahan tersebut serta mampu memberikan
upaya bantuan yang tepat.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan perkembangan sosial emosional dan


moral?
2. Apa sajakah Permasalahan Sosial yang sering terjadi pada anak usia
dini?
3. Apa sajakah permasalahan Emosional yang sering terjadi pada anak
usia dini?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian perkembangan sosial emosional dan


moral
2. Untuk mengetahui permasalah sosial yang terjadi
pada anak usia dini
3. Untuk mengetahui permasalahan emosional yang terjadi pada anak
usia dini
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Sosial dan Emosional


1. Pengertian Sosial
Menurut Plato (Nugraha, 2005:1-13) secara potensial (fitrah) manusia
dilahirkan sebagai makhluk sosial (zoon politicon). Syamsuddin
(1995:105) mengungkapkan bahwa “sosialisasi adalah proses belajar
untuk menjadi makhluk sosial”, sedangkan menurut Loree (Nugraha,
1970 : 86) “sosialisasi merupakan suatu proses dimana individu
(terutama) anak melatih kepekaan dirinya terhadap rangsangan-
rangsangan sosial terutama tekanan-tekanan dan tuntutan kehidupan
(kelompoknya) serta belajar bergaul dengan dengan bertingkah laku,
seperti orang lain di dalam lingkungan sosialnya.
Muhibin (1999:35) mengatakan bahwa perkembangan sosial
merupakan proses pembentukan social self (pribadi dalam
masyarakat), yakni pribadi dalam keluarga, budaya, bangsa dan
seterusnya. Adapun Harlock (1978 : 250) mengutarakan bahwa
perkembangan sosial merupakan pemerolehan kemampuan berperilaku
yang sesuai dengan tuntutan sosial.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perkembangan sosial adalah
kemampuan seseorang dalam berperilaku di dalam lingkungan
sekitarnya (masyarakat) yang sesuai dengan tuntutan sosial (norma,
nilai atau harapan sosial). Sumber : (Nugraha, 2005 : 1.13)

2. Pengertian Emosional

Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri seseorang, dapat berupa perasaan
senang atau tidak senang, perasaan baik atau buruk. didefinisikan sebagai
“berbagai perasaan yang kuat”. Perasaan benci, takut, marah, cinta, senang dan
kesedihan. Macam-macam perasaan tersebut adalah gambaran dari emosi.
Goleman (1995:441) menyatakan bahwa “emosi merujuk pada suatu perasaan
atau pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta
seraikaian kecenderungan untuk bertindak”.

Syamsudin (1990:69) mengemukakan bahwa “emosi merupakan suatu suasana


yang kompleks (a complex feeling state) dan getaran jiwa (stid up state) yang
menyertai atau muncul sebelum atau sesudah terjadnya perilaku”.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan
emosional adalah suatu keadaan yang kompleks, dapat berupa perasaan ataupun
getaran jiwa yang ditandai oleh perubahan biologis yang muncul menyertai
terjadinya suatu perilaku. Sumber : (Nugraha, 2005 : 1.2)
Book Dictionary (1994: 690) emosi didefinisikan sebagai “berbagai perasaan
yang kuat”. Perasaan benci, takut, marah, cinta, senang dan kesedihan. Macam-
macam perasaan tersebut adalah gambaran dari emosi. Goleman (1995:441)
menyatakan bahwa “emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran-pikiran
khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta seraikaian kecenderungan
untuk bertindak”.

Syamsudin (1990:69) mengemukakan bahwa “emosi merupakan suatu suasana


yang kompleks (a complex feeling

state) dan getaran jiwa (stid up state) yang menyertai atau muncul sebelum atau
sesudah terjadnya perilaku”.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan emosional


adalah suatu keadaan yang kompleks, dapat berupa perasaan ataupun getaran jiwa
yang ditandai oleh perubahan biologis yang muncul menyertai terjadinya suatu
perilaku. Sumber : (Nugraha, 2005 : 1.2)
B. Permasalahan Sosial dan Emosional pada Anak
Usia Dini

a.  Perkembangan Pemahaman Diri


Pemahaman diri mencakup berbagai hal, seperti kesadaran diri (self-
awareness), pengenalan diri (self-recognition), konsep diri (self-
concept), dan harga diri (self-esteem).
b. Perkembangan Hubungan Sosial
Pada masa kanak-kanak awal, hubungan sosial dengan teman
sebayanya menjadi meningkat, terutama dalam konteks bermain.
Dalam pengamatannya terhadap perilaku anak usia 2-5 tahun, Parten
(2014 : 4.43) mengidentifikasi enam kategori perilaku anak di masa
kanak-kanak dalam bermain sosial dan non sosial.

C. Permasalahan Sosial dan Emosional pada


Anak Usia Dini

Menurut Undang-Undang bagi Pendidikan Individu Penyandang cacat


(IDEA) bahwa gangguan sosial emosi yaitu ketidak mampuan atau
mengatur hubungan interpersonal yang memuaskan dengan teman sebaya
dan guru.
Rolf, Edelbrock dan Strauss menemukan bahwa anak-anak dengan
masalah perkembangan sosial emosi cenderung memiliki hambatan yang
besar dalam pertemanan, penyesuaian sosial, tingkah laku dan dan
akademis apabila dibandingkan dengan kelompok anak yang normal.

1. Permasalahan Perilaku Sosial

Menurut Nugraha (2005:11) berikut adalah beberapa permasalahan yang


biasa dihadapi oleh anak usia dini diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Maladjustment
Individu yang penyesuaian dirinya buruk disebut maladjustment.
Anak yang demikian sering disebut sebagai anak yang bermasalah.
Ada dua jenis maladjustment, yaitu sebagai berikut:
1) Anak puas terhadap tingkah lakunya, tetapi
lingkungan sosial tidak dapat menerima. Misalnya saja anak
bersikap sangat bossy, sok kuasa. Si anak sendiri tidak merasa
ada yang salah pada dirinya, sementara lingkungan tidak bisa
menerima itu.
2) Tingkah laku diterima lingkungan sosial, tetapi
menimbulkan konflik yang berkepanjangan pada anak misalnya
anak berpenampilan sopan, ramah, dan memiliki segala perilaku
yang dapat diterima oleh lingkungan, padahal itu bukan tingkah
laku yang sebenarnya ingin ia tampilkan. Anak melakukan hal
itu karena terpaksa (atau bisa juga karena takut).

b. Egosentrisme
Seseorang dikatakan egosentris bila lebih
peduli terhadap dirinya sendiri daripada
orang lain. Mereka lebih banyak berpikir dan
bicara mengenai diri sendiri dan aksi mereka semata-mata untuk kepentingan
pribadi.
Umumnya, anak-anak masih egosentris dalam berpikir dan berbicara.

c. Anak yang Terisolasi


Isolated child merupakan anak yang terisolasi dari lingkungannya. Ia mengalami
masalah penerimaan sosial. Hal ini dapat terjadi karena sikap dan perilaku anak
yang kurang disukai teman-temannya. Atau anak sendiri yang tidak suka
melakukan interaksi sosial, dan menjalin hubungan pertemanan. Untuk
mengidentifikasi anak yang mengalami masalah penerimaan sosial, kita dapat
melakukan sosiometri untuk menemukan siapakah anak yang paling disukai dan
yang paling tidak disukai.
d. Agresif
Agresif merupakan tingkah laku menyerang baik secara fisik maupun verbal atau
baru berupa ancaman yang disebabkan adanya rasa permusuhan. Tingkah laku ini
sering kali muncul sebagai reaksi terhadap frustasi, misalnya karena dilarang
melakukan sesuatu.

e. Negativisme
Negativisme adalah perlawanan terhadap tekanan dari pihak lain untuk
berperilaku tertentu. Perilaku ini biasanya dimulai pada anak usia dua tahun dan
mencapai puncaknya antara usia tiga sampai enam tahun. Ekspresi fisiknya mirip
dengan ledakan kemarahan, namun secara bertahap berubah menjadi penolakan
secara lisan untuk menuruti perintah. Masa ini biasa juga disebut sebagai masa
“berkata tidak” karena hampir semua hampir semua permintaan dijawab anak
dengan berkata “tidak”.

f. Pertengkaran
Pertengkaran merupakan perselisihan pendapat yang mengandung kemarahan.
Perilaku ini umumnya dimulai apabila seseorang melakukan penyerangan
terhadap orang lain yang tidak beralasan.

g. Mengejek dan Menggertak


Mengejek merupakan serangan secara lisan terhadap orang lain, sedangkan
menggertak merupakan serangan yang bersifat fisik. Dengan dua perilaku ini si
penyerang melampiaskan dendamnya dan menyaksikan ketidakenakan korban
akibat perilakunya.

h. Perilaku yang Sok Kuasa


Perilaku sok kuasa adalah perilaku yang berkecenderungan untuk mendominasi
orang lain atau menjadi “bos”. Perilaku ini pada umumnya tidak disukai oleh
lingkungan sosial.

i. Prasangka
Menurut Hurlock (1991:11.13) prasangka ini terbentuk pada masa kanak-kanak
tatkala anak melihat adanya perbedaan sikap dan penampilan di antara mereka,
dan perbedaan ini dianggap sebagai tanda kerendahan. Pada perkembangan
selanjutnya prasangka muncul karena individu tidak berpikir positif terhadap
kejadian yang dialaminya.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perkembangan sosial adalah kemampuan seseorang dalam berperilaku di


dalam lingkungan sekitarnya (masyarakat) yang sesuai dengan tuntutan
sosial (norma, nilai atau harapan sosial) dan keadaan yang kompleks,
dapat berupa perasaan ataupun getaran jiwa yang ditandai oleh perubahan
biologis yang muncul menyertai terjadinya suatu perilaku.

B. Saran

Berbagai faktor dapat mempengaruhi perkembangan sosio emosional


anak, kita harus membimbing anak agar dapat tumbuh berkembang dengan
optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Hildayani, Rini, dkk. 2014. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : Universitas


Terbuka.
Hurlock, E.B. 1978. Child Development. Tokyo : McGraw Hill. Inc. International
Student ed.
Nugraha, Ali, dkk. 2005. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta : Universita
Terbuka.
Syamsuddin, A. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya.
http://catatannyasulung.blogspot.co.id/2012/11/perkembangan-moral-pada-anak-
anak.html (diakses pada tanggal 02 Desember 2017)

Anda mungkin juga menyukai