Anda di halaman 1dari 23

Api Perdamaian

Dimainkan oleh: nn

Untuk                : Semua golongan keanggotaan, putera/puteri


Motivasi            : Keterampilan, Disiplin
Perlengkapan  : Kotak Korek Api dengan isinya 3 buah; Tali Rafia/Benang Rami secukupnya, Lilin
dan potongan Kaso atau Batu,   sejumlah anggota peserta lomba.

Teknik pelaksanaan:
1.    Kelompok dikumpulkan dalam bentuk lomba, setiap kelompok mengirimkan satu anggotanya
untuk menjadi peserta kegiatan.
2.    Anggota lainnya menjadi supporter, tetapi tidak boleh melalui garis yang sudah ditentukan. Untuk
itu, Pembantu Pembina akan mengawasi kelompok ini.
3.    Sekitar 10 – 12 meter dihadapan masing-masing peserta kegiatan, di letakkan sebatang Lilin.
4.    Tempat kegiatan sebaiknya menggunakan tempat yang rata.
5.    Potongan Kaso atau Batu diikat dengan Tali Rafia/Benang Rami, dikalungkan kepada setiap
peserta, dengan ukuran: kalau peserta membungkuk dan menundukkan sedikit kepalanya, maka
potongan Kaso atau Batu dapat menyentuh korek api yang di letakkan di tanah.
6.    Kotak Korek Api yang berisi tiga batang Korek Api di letakkan dibawah dihadapan peserta,
diantara kedua kakinya.
7.    Pembina mengantar kegiatan dengan satu bungkus cerita yang berintikan perdamaian, dan
kepada setiap peserta akan membawa Api Perdamaian ke satu tempat yang telah ditentukan. Ini
adalah perbuatan yang terpuji.
8.    Pluit tanda mulai dibunyikan, semua peserta berusaha menarik kotak Korek Api dengan Tali
Rafia/Benang Rami yang ada Potongan Kaso/Batunya untuk dapat segera sampai di tempat
adanya Lilin.
9.    Jika sudah sampai, maka peserta mengambil kotak Korek Api dan menyalakan Lilin serta
menegakkannya di tempat tersebut.
10. Seandainya tiga batang Korek Api sudah habis, dan Lilin belum juga hidup, maka peserta
tersebut termasuk kelompok yang kalah.

Penilaian:
Untuk menentukan pemenangnya, yang dinilai antara lain:
1.    Usaha yang dilakukan oleh peserta, bagaimana ia mencoba menarik Kotak Korek Api dengan alat
bantu yang ada, dengan sungguh-sungguh. 
2.    Bisa saja seorang pemain yang berusaha mengelabui Kakak Pembinanya, dengan mendorong
Kotak Koprek Api dengan kakinya, agar cepat sampai di tujuannya. Jika ini terjadi, hendaknya
Pembina dapat memberi peringatan kepada anggota tersebut, untuk tidak melakukan hal serupa
itu, karena tindakan tersebut tidak sportif/tidak jujur.
3.    Kecepatan yang dicapai oleh seorang peserta merupakan penghargaan tersendiri, karena ia telah
berusaha dengan segala daya dan berbagai teknik untuk memenangkan lomba.
4.    Menyalakan Lilin di tempat terbuka bukanlah hal yang mudah, apalagi jika ada angin yang akan
mengganggu, sedangkan batang Korek Api yang ada sangat terbatas, dan mungkin juga Kotak
Korek Apinya sempat menyentuh tempat yang basah, sehingga tidak berfungsi,
Oleh karenanya pemberian penilaian dari hasil akhir, Lilin dapat hidup, batang Korek Api tidak
terpakai habis, akan sangat menentukan siapa yang akan jadi pemenangnya.

Evaluasi:
Dari permainan ini diharapkan peserta mendapat kepercayaan diri, bahwa dengan usaha yang
sungguh-sungguh, akan mendapatkan hasil yang baik, dan ia telah menjalankan amanah yang
diberikan oleh kelompoknya.

Catatan:
Permainan dapat diulang dengan peserta yang baru hanya dua kali saja.

Bola Kolong
Dimainkan oleh : Herry Chusaerry Irfan, Cilacap – Jawa Tengah

Untuk                : Penggalang putera/puteri


Motivasi            : Disiplin
Perlengkapan  : Bola terbuat dari rotan, Tongkat regu
Teknik pelaksanaan:
Jumlah pemain masing-masing tim 10 orang; seorang sebagai penjaga gawang dan sembilan orang
penyerang. Berbeda dengan permainan sepak bola, disini penjaga gawang berada di belakang
tim lawan (menjaga gawang yang berada di wilayah tim lawan).
Tanda-tanda gawang serta garis batas permainan di buat dengan bahan yang ada dari alam
sekitarnya.
Pembina dan Pembantu Pembina berperan sebagai Wasit dan Hakim garis.
Aba-aba sebagai tanda dimulainya permainan dilakukan oleh Pembina dengan meniupkan Pluit;
selanjutnya Bola yang dilempar keatas oleh Pembina di tengah barisan diantara dua tim, akan
diperebutkan.
Penjaga gawang memegang tongkat regu untuk menolak bola yang dimasukkan oleh tim lawan.
Sedangkan bola yang di lempar oleh anggota timnya, akan di biarkan masuk ke gawang. Jika
bola masuk kegawang, maka tim tersebut sudah mendapat point satu; demikian seterusnya.
Waktu permainan bisa ditentukan sesuai kebutuhan, boleh saja berganti tempat, jika memang di
perlukan; namun sebaiknya tidak menggunakan waktu istirahat, karena permainan ini hanya
sebagai selingan saja, mengisi sebagian waktu latihan.

Penilaian:
Untuk menentukan pemenangnya, sangatlah jelas disini, bahwa berapa bola yang dapat masuk
gawang lawan?. Namun Pembina sebaiknya pula mengadakan penilaian secara pribadi, melihat
siapa saja anak yang disiplin, jujur, semangat juangnya sangat baik, ada kerjasama tim, ada
kepemimpinan dan lain sebagainya yang sangat diperlukan untuk perkembangan pribadi anggota
itu sendiri.

Evaluasi:
Dari permainan serupa ini, Pembina dapat mencatat perkembangan atau perubahan sikap moral
peserta didiknya, apakah ada kemajuan ? atau malah mundur? ; Untuk selanjutnya, secara
pribadi Pembina disarankan menyampaikan selamat bagi mereka yang ada kemajuan dan
menasehati bagi anggota yang masih statis atau ada kemunduran; mencari tahu kenapa
demikian, apakah ada masalah pribadinya yang perlu mendapat perhatian dan bantuan
Pembina? Bila anak itru memang mempunyai masalah, maka Pembina sebaiknya membantu
mencari jalan keluar yang baik.

Catatan:
Permainan ini dapat dilakukan untuk semua golongan anggota Gerakan       Pramuka.
Khusus untuk puteri, sebaiknya menggunakan seragam training atau       memakai kulot.

Estafet Karet
Dimainkan oleh : H.Masitah, Tanjung – Kalimantan Timur

Untuk                : Siaga, Penggalang putera/puteri


Motivasi            : Gotong royong, Usaha, Konsentrasi, Tekun
Perlengkapan  : Tali, Karet gelang, Pentul korek api atau Tusuk gigi.

Teknik pelaksanaan:
Para peserta dikumpulkan dalam bentuk barisan ber-syaf, untuk mendapat penjelasan dari Pembina,
atas kegiatan yang akan dilaksanakan.
Jumlah peserta sebaiknya sama, antara barisan yang di muka dan barisan yang di belakang,
sehingga dapat diukur kemampuan kelompok dalam hal kerjasama dan keberhasilannya. Jika
jumlah peserta ada yang lebih satu dari salah satu kelompok, sebaiknya peserta tersebut menjadi
supporter dan berperan membantu Pembina (sebaiknya yang tidak main adalah Pimpinan
Kelompok atau Wakilnya).
Setelah memberikan penjelasan, Pembina membagikan sebatang pentul korek api atau tusuk gigi
kepada setiap peserta, yang kemudian diletakkan di mulut setiap peserta (bagian yang ada
pentulnya berada diluar mulut/kalau yang di gunakan pentul korek api)
Langkah berikutnya memberikan aba-aba rentangkan tangan, bergerak ke kiri, sehingga jarak antara
peserta sekitar satu setengah meter.
Kemudian Pembina memberikan aba-aba hadap kanan dan jarak antara kelompok sekitar empat
meter.
Pada anak pertama diberikan 10 karet gelang yang di letakkan pada batang korek api. Jika aba-aba
pelaksanaan dibunyikan, maka anggota nomor dua berlari ke anggota pertama kemudian
mengambil satu karet, dengan mengkaitkan batang korek api yang ada dimulutnya kemudian
kembali ketempatnya, lalu anggota nomor tiga mengambil karet dari anggota nomor dua,
kemudian kembali ketempatnya, selanjutnya demikian, hingga anggota yang terakhir.
Setelah karet dari anggota nomor dua diambil oleh anggota nomor tiga, maka anggota nomor dua
mengambil lagi karet dari anggota nomor satu dan demikian seterusnya hingga karet pada
anggota nomor satu habis.

Penilaian:
Karena kegiatan ini merupakan lomba kelompok. maka penilaian secara umum diberikan kepada
kelompok yang berhasil. Berhasil disini berarti dapat selesai lebih dahulu, sedikit sekali
kesalahan atau kegagalan, misalnya ada karet yang terjatuh. Juga dinilai dari kerjasama
anggota, kepemimpinan dan kedisiplinan.

Evaluasi:
Permainan serupa ini baik sekali dilakukan untuk menjalin kerjasama kelompok. Jika ada satu atau
dua orang anggota yang belum dapat berperan secara baik, maka selayaknya Pembina
memberikan saran kepada mereka tentang bagaimana melaksanakan kegiatan ini dan dukungan
kepada kelompoknya, dalam arti kata, bahwa setiap anggota seharusnya berusaha semaksimal
mungkin agar kelompoknya berhasil menjadi juara.

Catatan:
Permainan ini dapat dilakukan oleh semua golongan keanggotaan, putera/puteri

Hasta Karya
Dimainkan oleh : Iskandar A.B. – Bukit Datuk - Dumai

Untuk                : Siaga, Penggalang, Penegak, putera/puteri


Motivasi            :  Keterampilan, Kepemimpinan, Kerjasama
Perlengkapan  : Daun Akasia (basah & kering) secukupnya, Lem, Jarum, Karton

Teknik pelaksanaan:
Peserta dikumpulkan dalam bentuk regu lomba. Pembina menjelaskan tentang lambang Gerakan
Pramuka adalah “Tunas Kelapa”. Kenapa menggunakan lambang Tunas Kelapa ?

Kenapa bukan tunas Durian atau lainnya ? Karena dapat tumbuh di mana saja di bumi Indonesia ini,
dan jika di tanam serta dirawat dengan baik, diberi pupuk, maka akan menjadi pohon Kelapa
yang tumbuh tinggi dan lurus, yang mengkiaskan cita-cita anggota Gerakan Pramuka, pohon
Kelapa yang banyak buahnya. Mulai dari akar, batang, daun, lidi, buahnya sangat bermanfaat
bagi kehidupan manusia. Kesemuanya itu mengkiaskan kepada anggota Gerakan Pramuka, agar
dapat berlatih dengan baik, berdisiplin sesuai bunyi Satya dan Dharma Pramuka, sehingga bila
dewasa kelak akan menjadi manusia yang berguna bagi nusa, bangsa dan agamanya, berjiwa
Pancasila dan siap membangun negara.

Kemudian Pembina memanggil para Pemimpin untuk menerima Lem, Jarum, Karton, dan
menugaskan kepada semua anggota untuk menyusun dan membuat lambang Tunas Kelapa di
atas Karton yang tersedia. Daun yang di pilih adalah daun Akasia, boleh yang masih basah dan
dapat pula yang kering. (Jika tidak terdapat pohon Akasia di sekeliling tempat latihan, dapat
diganti dengan daun lainnya).

Pembina memberikan waktu 15 menit untuk penugasan ini.


Setelah itu, selesai atau tidak selesai, semuanya berhenti melaksanakan tugas ini dan
mengumpulkan hasilnya kepada Pembina.

Penilaian:
Kepada kelompok yang dapat dengan baik menyelesaikan tugasnya, sistem beregunya berjalan
dengan baik, kepemimpinannya juga jelas, tiap angguta bekerja sesuai dengan tugasnya, dan
hasil akhir pekerjaan membentuk gambar Tunas Kelapa ada variasi/hiasan, kepadanya dapat
dinyatakan kelompok yang berhasil dan dapat diberikan penghargaan.

Evaluasi:
Pengenalan Lambang Gerakan Pramuka dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, salah
satunya adalah cara mengerjakannya seperti tersebut diatas ini. Untuk kelompok Penggalang
keatas, kegiatan ini dapat di tingkatkan menjadi satu bentuk usaha yang dapat menghasilkan
dana, dan dana tersebut dapat digunakan untuk kegiatan lainnya. Misalnya saja membentuk
Lambang Tunas Kelapa dari tanah liat atau gibs, sehingga dapat digunakan sebagai hiasan di
rumah atau sebagai cinderamata.

Catatan:
Kegiatan ini dapat dilakukan untuk semua golongan keanggotaan.

HUT

Dimainkan oleh : M.Amin, Balikpapan – Kalimantan Timur

Untuk                :  Siaga, Penggalang, Penegak, putera / puteri


Motivasi            :  Ketangkasan, Kepemimpinan, Kerjasama, Usaha
Perlengkapan  :  Ban mobil, Tali dan Tiang/pohon, Obat-obatan ringan

Teknik pelaksanaan:
Peserta didik disiapkan dalam bentuk barisan berbanjar, sesuai dengan kelompoknya masing-
masing.
Kakak Pembina memberitahukan bahwa dalam rangka Peringatan Hari Pramuka, maka kita akan
melakukan satu kegiatan bakti yang cukup menantang. Karena itu, pada hari ini kita akan
melaksanakan satu dari sekian kegiatan bakti, yaitu menerobos terowongan yang badan
terowongan itu selalu bergerak.
Terowongan yang dimaksudkan disini adalah susunan ban mobil yang digantungkan dengan
menggunakan tali, pada sepasang tiang atau pohon, jarak ketinggian dari tanah cukup setinggi
lutut Pramuka, hal ini untuk mencegah kecelakaan. Jumlah ban mobil disesuaikan dengan usia
peserta didik, misalkan untuk Siaga cukup tiga buah saja, sedangkan untuk Penggalang sebagai
kegiatan awal, boleh menggunakan lima buah ban.
Secara bergantian, tiap kelompok membawa anggotanya untuk menerobos terowongan tersebut,
sedangkan Kakak Pembina dapat melihat bagaimana Sistem Beregu dilaksanakan,
Kepemimpinan, Kerjasama Anggota Regu, Usaha dan Waktu.

Penilaian:
Sistem Beregu, memberikan penilaian kepada Pimpinan kelompok, bagaimana ia mengatur dan
memperhatikan kelompoknya, karena tidak semua anggota senang atau berani untuk mengikuti
kegiatan ini. Kelompok yang berhasil yaitu yang dapat menyelesaikan tugas dalam waktu yang
cepat, ada Pimpinan yang mengatur dan ada musyawarah kelompok untuk memberikan
pendapat, serta ada kerjasama kelompok.

Evaluasi:
Selesai melaksanakan kegiatan, semua peserta dikumpulkan, diajak berpendapat, apakah kegiatan
ini menyenangkan atau tidak?, dan untuk kegiatan serupa berikutnya, tantangan dapat lebih di
tingkatkan, antara lain jumlah ban mobil, jarak pasang antara ban mobil dan ketinggian dari
tanah.
Atau susunan ban mobilnya disusun keatas, tapi ada jarak antara ban yang satu dengan yang
lainnya, kemudian bagian yang paling atas di kaitkan dengan cabang pohon yang kuat. Untuk ini
memulainya dapat dari bawah ban atau dari ban yang paling atas, setelah manaiki pohon
tersebut.

Catatan:
Kegiatan serupa ini dapat pula dilakukan oleh puteri, asal saja:
  Pembinanya harus puteri,
  Semua peserta memakai pakaian senam atau kulot
  Tidak ada putera disekitar kegiatan

Kelom Raksasa

Dimainkan oleh : Satini – Jakarta Utara

Untuk                : Siaga puteri


Motivasi            : Gotong-royong, Disiplin
Perlengkapan  : Kelom yang berukuran panjang, dapat dipakai lima Siaga, sesuai jumlah Barung,
Pluit Polisi / Bendera Semaphore, Obat-obatan ringan.

Teknik pelaksanaan:
Usai Upacara Pembukaan, Bu-Cik memanggil Siaga-siaga dari tempat yang agak jauh, sekitar 8 – 10
meter dari tempat upacara.
Siaga-siaga dikumpulkan dalam bentuk barisan lomba. Untuk mengkonsentrasikan Siaga-siaga
mengikuti kegiatan berikutnya, Bu-Cik mengajak Siaga-siaga bernyanyi, dan setelah selesai
menyanyi bersama, Bu-Cik langsung menjelaskan maksud permainan “Kelom Raksasa”, yang
akan diikuti oleh semua Barung.
Sesuai dengan kebutuhan pemakai Kelom, yaitu hanya lima Siaga yang akan ikut bermain, sedang
selebihnya akan menjadi supporter yang akan memberikan semangat kepada Barungnya agar
dapat menang.
Supporter tidak boleh meninggalkan tempatnya, oleh karenanya dihadapan tempat berdiri Barung,
dibentangkan seutas tali sebagai pembatas. Begitu juga sebagai titik akhir lomba, juga
dibentangkan seutas tali.
Perwakilan Barung sebanyak lima orang diminta untuk maju dan mengenakan Kelom Raksasa yang
telah disediakan sekitar satu meter dari tempat start. Setelah semua perwakilan Barung
menyatakan siap, maka Bu-Cik dapat memberikan aba-aba yang menyatakan lomba dimulai.
Aba-aba dapat menggunakan Pluit atau Bendera Semaphore.

Penilaian:
Kelompok yang berhasil lebih dahulu sampai ketempat finish, dengan sedikit kesalahan, dapat
dinyatakan sebagai pemenangnya. Yang dinilai disini, antara lain Kepemimpinan, yaitu
bagaimana Sang Pemimpin mengajak anggotanya untuk memenangkan lomba ini, juga
kerjasama tim dan usaha.

Evaluasi:
Jika pemerannya Siaga, sebaiknya jarak tempuhnya diperpendek, dan permainan berada di atas
tanah yang berumput dan datar. Jarak antara satu kelompok dengan kelompok lainnya,
sebaiknya sekitar dua  sampai tiga meter, untuk mencegah terjadinya benturan kelompok, jika
ada kelompok yang terjatuh. Jika jumlah pemain sebanyak lima orang dianggap terlalu banyak
dan tantangannya terlalu, berat, untuk pemula dapat dilakukan dengan tiga pemain saja dahulu,
kemudian pada kegiatan berikutnya tantangan di tambah lagi, demikian seterusnya.

Catatan:
  Kegiatan ini dapat pula dilakukan untuk putera dan puteri dari segala umur, asal saja untuk
kegiatan puteri, tidak boleh ada putera yang menonton disekitar arena pelaksanaannya.
  Anggota puteri menggunakan kulot atau seragam senam.

Kim Penglihatan

Dimainkan oleh : Tatik Ngadiono, Cimanggis – Bogor – Jawa Barat

Untuk                : Siaga puteri


Motivasi            : Melatih daya ingat, Melatih konsentrasi
Perlengkapan  : Alat tulis, Benda yang ada di sekitar tempat latihan, Pluit   Polisi

Teknik pelaksanaan:
Siaga dikumpulkan dalam bentuk setengah lingkaran. Bunda dan Bu-Cik berada dihadapan para
Siaga. Dihadapan Bunda, dibawah, terdapat sesuatu yang ditutup oleh kertas Koran.
Bunda mengajak kepada para Siaga untuk melihat benda-benda pusaka dibawah ini, yang waktunya
Bunda berikan hanya tiga menit saja. Setelah itu, Bunda membuka kertas Koran penutup dan
tampak disana bertebaran beberapa benda, seperti: pinsil, buku catatan, garisan, kancing baju,
sapu tangan, daun Angsana, bunga Kembang Sepatu, dan beberapa benda lainnya.
Kemudian Bunda menutupnya kembali dengan Koran seperti semula, sehingga benda-benda tadi
tidak tampak oleh para Siaga, dan masing-masing Siaga diminta mencatat benda apa saja yang
tadi dilihatnya.
Sebelum memanggil para Siaga, Bunda sudah menyiapkan benda-benda tersebut dan menutupnya
dengan kertas Koran.

Penilaian:
Kegiatan ini merupakan kegiatan perorangan, namun dapat pula di jadikan kegiatan kelompok.
Karena kegiatan perorangan, maka yang dinilai adalah perorangan. Hasil yang dicapai, dengan
jumlah catatan benda terbanyak, berarti yang bersangkutan punya daya ingat yang baik dan
serius memperhatikan kegiatan ini, kepadanya dapat dinyatakan sebagai pemenang.

Evaluasi:
Kegiatan ini baik sekali dilaksanakan, agar peserta didik peduli dengan lingkungannya, mengenal
berbagai macam benda.
Jumlah benda yang diletakkan pada kegiatan berikutnya sebaiknya meningkat, dan dengan benda
lainnya yang jarang di temukan oleh peserta didik, atau benda-benda yang baru.

Catatan:
  Kegiatan ini dapat diberikan untuk semua golongan anggota Gerakan Pramuka, putera / puteri.
  Dapat pula di tugaskan kerja kelompok / tidak perorangan.
  Materi yang di tunjukkan tidak selalu harus disiapkan dan dibentangkan diatas kertas, kemudian
ditutup dengan kertas atau kain, tetapi dapat saja dengan mengajak para Pramuka ke satu
ruangan, dan di tugaskan mencatat benda apa saja yang mereka lihat, atau menggambarkan
susunan  meja, kursi, lemari dan kursi tamu yang terdapat di ruangan yang tadi dilihatnya pada
sehelai kertas.

Karapan Sapi

Dimainkan oleh : Ngadiono, Sungai Pakning – Riau Daratan

Untuk                : Siaga putera


Motivasi            :  Ketangkasan. kerjasama
Perlengkapan  : Tali Rafia atau Kapur atau Tongkat Kayu, Pluit Polisi, Obat-obatan ringan

Teknik pelaksanaan:
Sebelum mengumpulkan Siaga, Yanda dan Pak-Cik menyiapkan perlengkapan permainan dan
tempat bermain. Diusahakan arena bermain diatas rumput yang baik, tanahnya rata, tidak
berlubang dan berbatu.
Ada garis yang menunjukkan tempat start dan garis tempat finish yang dibuat dari bentangan tali
Rafia, atau Kapur atau Tongkat kayu.
Kemudian Yanda mengumpulkan Siaga dalam bentuk Barung lomba, menjelaskan bahwa kita akan
mengadakan Karapan Sapi, dijelaskan sedikit bahwa Karapan Sapi itu adalah sejenis kegiatan
yang biasa dilakukan oleh masyarakat Madura, dan untuk kegiatan ini, Yanda meminta agar ada
4 sukarelawan yang siap untuk bermain dari setiap Barungnya.
Kemudian Yanda dan Pak-Cik menyiapkan tim  Karapan Sapi dari masing-masing Barung tersebut,
dengan cara:
1.    Orang pertama berdiri tegak, kedua tangannya berada disamping badan dan telapak tangan
dihadapkan kebelakang.
2.    Orang ke dua berdiri dibelakang orang pertama, agak kekanan sedikit, tangan kanannya
memegang bahu kanan orang pertama sedangkan  tangan kirinya memegang erat tangan kanan
orang pertama.
3.    Orang ke tiga berdiri dibelakang orang pertama, agak kekiri sedikit, sejajar dengan orang kedua,
tangan kirinya memegang bahu kiri orang pertama, dan tangan kanannya memegang erat tangan
kiri orang pertama.
4.    Orang ke empat naik ke atas tangan orang ke dua dan ke tiga, kakinya berpijak pada kedua
tangan yang di kaitkan di kiri dan kanan, dan kedua tangannya berpegang pada bahu orang
pertama.
5.    Pak-Cik memeriksa pegangan tangan dan posisi tim karapan sapi, jika sudah cukup baik, maka
perlombaan sudah dapat dimulai.
6.    Jika semua tim sudah siap, maka Yanda akan memberikan aba-aba sebagai tanda di mulainya
lomba, dan tim Karapan Sapi akan melaju di mulai dari titik start untuk mencapai garis finish.

Penilaian:
Point-point nilai kejuaraan berupa Pemimpin yang dapat berperan dengan baik, mengatur kesiapan
anggotanya; kerjasama anggota dan terampil serta dapat melaksanakan kegiatan ini.
Tentunya keberhasilan sampai di tempat finish lebih dahulu juga menjadi catatan tambahan nilai.

Evaluasi:
Yanda memberikan evaluasi atas hasil yang di capai oleh para perwakilan  Barung, misalnya
kerjasamanya cukup baik, Siaga-siaganya luar biasa semangatnya, dan sebagainya, sehingga
anak merasa diperhatikan dan dihargai usahanya, tergugah untuk terus mengikuti latihan.

Catatan:
  Kegiatan ini bisa di-ulang satu kali lagi dengan pemain yang baru.
  Kegiatan serupa ini dapat dilakukan untuk kelompok anggota putera lainnya.
  Pengenalan bentuk-bentuk kegiatan daerah lain sebaiknya juga dapat  dituangkan dalam bentuk
permainan pramuka, sehingga Siaga-siaga  mengenal lebih jauh tentang permainan daerah, hal
ini dapat pula  sebagai wujud terjalinnya ikatan persaudaraan.

Mengumpulkan Bahan Bangunan

Dimainkan oleh : Atty, Tomang – Jakarta Barat

Untuk                : Penggalang, Penegak, putera/puteri


Motivasi            : Gotong royong, Kepemimpinan
Perlengkapan  : Pluit Polisi
Teknik pelaksanaan:
Kelompok disiapkan dalam bentuk regu lomba. Pembina memberikan penjelasan tentang kegiatan
dengan bungkus cerita yang mudah dipahami dan menarik. Misalkan saja, bahwa sehubungan
dengan Sanggar kita sudah mulai tampak kerusakannya, maka sebaiknya kita membetulkannya
sekarang, jangan sampai menunggu kerusakan menjadi lebih besar lagi.
Untuk itu kita perlu mengumpulkan bahan bangunan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhannya.
Kepada para Pemimpin Kelompok diminta maju menghadap Pembina, dan kepada mereka diberikan
tugas mengumpul bahan bangunan yang huruf awalnya terdapat pada kata “ Pramuka Indonesia
“, dengan catatan bahwa jika ada dua huruf yang sama, maka bahan bangunannya tidak boleh
sama, misalkan saja huruf a pertama untuk bahan asbes dan huruf a kedua untuk bahan
alumunium
Bahan dikumpulkan dari temuan disekitar tempat latihan, dalam waktu tidak lebih dari 15 menit.
Setelah menerima instruksi tersebut, para Pemimpin Kelompok kembali ke kelompoknya dan segera
mendiskusikannya dengan anggota kelompok.
Jika ada pluit sebagai tanda kegiatan dimulai, maka para Pemimpin Kelompok segera
menginstruksikan kepada anggotanya untuk mencari bahan-bahan yang dimaksud.
Dalam batas waktu yang di tentukan, Pembina memeriksa hasil tiap kelompok, dalam posisi
setengah lingkaran.

Penilaian:
Penilaian diberikan kepada kelompok atas kerjsamanya, peran pimpinan kelompok, hasil mencari
bahan yang sesuai untuk bahan bangunan, jumlah bahan  bangunan dan kecepatan. Bahan
bangunan itu banyak sekali jenisnya, oleh karenanya Pembina sebaiknya membuat daftar bahan
bangunan kelas A atau yang pokok dan kelas B atau perioritas.
Bagi kelompok yang mencapai jumlah yang cukup, dapat dinyatakan sebagai pemenangnya.
Evaluasi:
Seandainya memang ada Sanggar yang perlu di perbaiki, maka kepada kelompok pemenang dapat
diberi kehormatan untuk melaksanakan perbaikan Sanggar sebagai Pimpinan  dan Penanggung-
jawab, namun kelompok lain juga di haruskan membantu.
Jika kali ini perbaikan Sanggar dilakukan melalui bentuk permainan, tentunya pada masa yang akan
datang, hal ini sudah dapat diselesaikan melalui Sangga Kerja atau kelompok tugas.

Catatan:
Permainan ini dapat juga di lakukan untuk Siaga, hanya saja bebannya harus lebih ringan, misalkan
saja mengumpulkan benda dengan kata awal yang terdapat pada kata  “Pramuka”.

Memancing

Dimainkan oleh : Amrivianis. V

Untuk                : Siaga puteri


Motivasi            : Ketangkasan, Kerjasama
Perlengkapan  : Botol, Pinsil, Benang (sejumlah Barung)

Teknik pelaksanaan:
Siaga dikumpulkan dalam bentuk lingkaran besar, atau setengah lingkaran. Bunda dan Bu-Cik sudah
menyiapkan botol kosong, pinsil yang diikatkan dengan benang, sejumlah Barung.
Kemudian Bunda membuka kegiatan ini dengan satu bungkus cerita : hari ini kita akan pergi
memancing di kali kecil yang berada di dekat tempat latihan kita ini. Untuk itu, Bunda meminta
agar setiap Barung mengirimkan utusannya dua orang.
Kedua utusan atau perwakilan Barung ini akan berperan:
  yang seorang menjadi tukang pancingnya, dan
  yang seorang lagi untuk pengarah
Kemudian Bunda dan Bu-Cik mengikatkan benang yang ada ikatan  pinsilnya, yang diumpamakan
sebagai kail pada pinggang tukang pancing, dalam posisi mata kail berada  di bagian punggung
tukang pancing.
Posisi mata kail sekitar 15 Cm diatas mulut tutup botol, dan botol itu       diletakkan dibagian
punggung tukang pancing, di bawah mata kail.
Siaga yang menjadi pengarah berada dibelakang botol dalam jarak sekitar 1 meter, dan bertugas
untuk memberitahukan kepada tukang pancing, maju,       mundur, kebawah dan sebagainya,
sehingga mata kail dapat masuk ke       dalam mulut botol.
Setelah itu, mata kail harus ditarik dengan cepat, tetapi botol tidak boleh       terjatuh.
Jika ini dapat dilakukan dengan baik, maka pasangan tukang pancing tadi       dapat dinyatakan
sebagai pemenangnya.
Kegiatan ini dalam bentuk lomba antar Barung, dilaksanakan dengan aba       -aba perintah dan
diakhiri sampai ada beberapa Barung yang sudah dapat       menyelesaikan tugasnya.

Penilaian:
Penilaian diberikan kepada pasangan yang dapat bekerjasama dengan baik, dan berhasil sesuai apa
yang menjadi target Bunda/Bu-Cik. Disamping itu, faktor waktu juga dapat disertakan dalam
pemberian nilai, yaitu siapa yang lebih cepat maka ia akan mendapatkan nilai lebih dari kelompok
lainnya.

Evaluasi:
Permainan dalam bentuk kerjasama, sebaiknya harus sering dilakukan, untuk memupuk rasa
persaudaraan, rasa cinta dan kasih. Pada saat kerjasama dilakukan, sebaiknya pemberi aba-aba
tidak perlu berteriak-teriak yang suaranya kurang enak di dengar, tetapi kalau bisa dilakukan
dengan kata-kata atau ucapan yang baik dan enak di dengar, walaupun kegiatan ini dalam
bentuk lomba.

Catatan:
  Permainan ini dapat dilakukan untuk semua golongan anggota Gerakan Pramuka.
  Anggota yang tidak bermain, berfungsi sebagai supporter memberikan semangat kepada anggota
timnya, agar dapat lebih dahulu menyelesaikan tugasnya.

Merebut Mahkota Raja

Dimainkan oleh : Sunariyah, Balikpapan – Kalimantan Timur

Untuk                : Siaga putera


Motivasi            : Kerjasama, Disiplin, Gotong-royong
Perlengkapan  : Pluit Polisi, Obat-obatan ringan

Teknik pelaksanaan:
Perindukan Siaga putera dibentuk dalam posisi lingkaran besar. Masing-masing Barung mengirimkan
dua wakilnya yang suka dan rela untuk mengikuti kegiatan ini, yaitu permainan “Merebut Mahkota
Raja”.
Siaga yang satu akan berperan menjadi Kuda yang satu lagi menjadi Raja. Usahakan yang menjadi
Kuda adalah anak yang kuat, bertubuh lebih besar dan tidak mengenakan topi/tutup kepala.
Sedangkan yang berperan menjadi Raja adalah anak yang tubuhnya lebih kecil, lebih ringan, dan
mengenakan tutup kepala.
Permainan ini dimainkan oleh dua Barung, berpasangan dengan sistem gugur.
Masing-masing Raja sudah berada di punggung Kuda, dalam posisi berhadapan, dan jaraknya masih
cukup jauh. Pluit tanda permainan di mulai, masing-masing Raja memacu Kudanya agar
mendekati Kuda lawan, dan Sang Raja berusaha mengambil topi/tutup kepala lawannya yang
diumpamakan dalam kegiatan ini sebagai Mahkota Raja.
Usai satu kegiatan, Yanda/Bunda boleh menawarkan Barung mana lagi yang akan bermain ?
Demikian selanjutnya, dengan harapan agar permainan tetap diminati pada kemudian hari, sebaiknya
permainan ini dilakukan paling banyak dalam tiga babak saja.

Penilaian:
Keberhasilan Raja mendapat Mahkota lawannya tidak lepas dari kelincahan lari Kudanya, bagaimana
menyerang dan menghindar.
Kerjasama antara pemeran Kuda dan pemeran Raja sangatlah diperlukan untuk suksesnya
permainan ini. Hasil akhir adalah siapa yang dengan baik berhasil merebut Mahkota Raja, tanpa
jatuh
Raja yang berhasil lebih dahulu mengambil topi/tutup kepala lawannya, dialah yang akan jadi
pemenangnya.
Kepada Barung pemenang dapat diberikan hadiah, bisa saja dalam bentuk sebuah nyanyian yang
dinyanyikan bersama-sama Siaga lainnya; misalnya:
Merah Barung kami,
Siaga berani,
Tidak putus asa,
Walaupun sukar luar biasa,
Hormat kepadamu, Siaga yang jitu,
Memanglah begitu, Siaga yang jitu,

Evaluasi:
Jika permainan ini di mainkan oleh Siaga, sebaiknya dimainkan di lapangan rumput yang tebal, hal ini
diperlukan untuk mencegah terjadinya luka, jika pemainnya jatuh. Dan karena sangat beresiko,
sebaiknya juga hanya dimainkan untuk para Siaga yang usianya mencapai 9 – 10 tahun dan
bertubuh sehat. Jika dalam waktu yang cukup lama, permainan belum menghasilkan
pemenangnya, sebaiknya para pemainnya diganti, dengan pengertian kegiatan tadi dianggap
sama-sama kuat.

Catatan:
Kegiatan ini dapat pula dilakukan untuk putera dari segala umur.

Membaca  Berita
Dimainkan oleh : Widaningsih, Cirebon – Jawa Barat
Untuk                : Penggalang putera/puteri
Motivasi            : Gotong royong
Perlengkapan  : Kertas berwarna, alat tulis sesuai jumlah Regu, Obat-obatan ringan

Teknik pelaksanaan:        
Pembina menyiapkan Regu-regu dalam bentuk Regu Lomba. Setiap Regu berhitung, untuk
mengetahui penomoran anggotanya, dan tiap regu memiliki warna sendiri, yang berbeda dengan
warna milik Regu lainnya.
Sekitar 10 meter dihadapan kelompok Regu berdiri, tersebar kertas warna sesuai dengan jumlah
Regu dan sesuai dengan jumlah anggota Regu.
Pada bagian atas kertas tertulis nomor, sesuai dengan jumlah anggota pada setiap Regu; sedangkan
dibalik kertas tersebut pada bagian putihnya, ada tulisan pendek yang nantinya harus dibaca dan
di hafal oleh anggota yang mengambilnya.
Jika semua peserta sudah siap, maka Pembina memberikan aba-aba tanda mulai:
  Anggota nomor satu kemudian lari menuju tempat berseraknya kertas-kertas warna, kemudian
mengambil satu kertas warna sesuai warna regunya dan hanya boleh mengambil kertas yang di
beri nomor satu.
  Kemudian kertas itu dibalik,  kata yang tertulis dibaca dan dihafal, lalu kertas diletakkan kembali
dan peserta nomor satu kembali ke Regunya, menepuk pundak anggota nomor dua, dan anggota
nomor dua lari ketempat kertas warna, mengambil kertas warna sesuai dengan warna regunya
dan hanya boleh mengambil kertas yang diberi tanda nomor dua.
  Membaca tulisan yang ada disebaliknya dan meletakkan kembali kertas sebagaimana semula di
tempatnya.
  Demikian seterusnya hingga peserta nomor terakhir.
  Kemudian anggota Regu berkumpul dan mencatat semua kata-kata dari setiap anggota Regu,
dirangkai menjadi satu kalimat yang bermakna.
  Jika itu perintah, maka anggota Regu harus menyelesaikan apa yang diperintahkan.

Penilaian:
Pemenangnya adalah Regu yang lebih dahulu selesai, kompak, dan mengerjakan perintah tersebut
dengan  benar. Seandainya tidak satu Regupun berhasil dengan benar, maka Pembina dapat
memilih Regu mana yang mendekati hasil baik, dapat ditentukan sebagai pemenangnya.

Evaluasi:
Untuk mengerjakan pengambilan nomor dan menghafal kata yang tertulis pada kertas tersebut
kiranya hal ini tidak begitu sulit; namun untuk mengerjakan perintah kemungkinan saja hal itu
tidak dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat. Karena permainan ini merupakan salah satu
mata kegiatan dalam latihan, maka sebaiknya Pembina tetap menentukan waktu penyelesaian.
Jika waktu yang ditetapkan sudah habis dan ternyata belum ada peserta yang berhasil
menyelesaian perintah, sebaiknya Pembina mengumpulkan peserta sebagai tanda permaian
usai, dan materi perintah diselesaikan bersama dengan Pembina.

Catatan:
  Permainan ini bisa dilakukan oleh kelompok anggota Gerakan Pramuka lainnya.
  Sesuai dengan tingkat usianya, maka bobot kesulitannya juga disesuaikan.

Memakai Kaos Kaki dan Sepatu


Dimainkan oleh : Utari Syahrial, Sungai Pakning – Riau Daratan

Untuk                : Penggalang puteri


Motivasi            : Ketangkasan
Perlengkapan  : Sepatu yang bertali, Kaos kaki, Pita leher

Teknik pelaksanaan:
Usai mengikuti kegiatan yang memerlukan pemikiran, sebaiknya diberikan satu permainan yang
menyenangkan dalam bentuk lomba Regu. Misalnya permainan memakai kaos kaki dan
memakai sepatu.
Penggalang dikumpulkan dalam bentuk Regu lomba; kemudian Pembina menjelaskan masalah
kegiatan berikutnya, yaitu permainan kecepatan memakai kaos kaki dan sepatu.
Tiap Regu mengirimkan perwakilannya seorang, yang menggunakan sepatu bertali dan memakai
kaos kaki.
Sepatu dan kaos kaki dilepas, dan diletakkan sekitar 10 langkah di depan dari posisi Regunya
masing-masing.
Pembina menyerahkan Sandi kepada setiap Regu, untuk dipecahkan bersama. Isi Sandi tersebut
yaitu: “Berjalanlah 10 langkah ke arah muka, dan dapatkan kaos kaki serta sepatumu. Kemudian
balikkanlah kaos kaki tersebut, lalu pakailah kaos kaki dan sepatumu itu. Setelah selesai,
kembalilah ke Regumu dan bukalah kembali tutup matamu, kemudian laporkanlah ke Kakak
Pembina, bahwa tugas sudah dilaksanakan dengan baik”.
Setelah memecahkan sandi tadi, anggota perwakilan Regu yang akan bermain, matanya ditutup
dengan pita leher, sehingga tidak dapat melihat sekitarnya.
Kakak Pembina membalikkan kaos kaki dari masing-masing peserta. Jika seluruh perwakilan Regu
sudah siap, maka Pembina membunyikan pluit tanda permainan dimulai.
Semua perwakilan Regu berjalan menuju sasarannya, dan Pemimpin Regu beserta anggota Regu
lainnya dibolehkan membantu perjalanan utusannya, dengan teriakan aba-aba baris-berbaris,
tetapi tidak boleh menyebutkan nama, dan anggota Regu yang memberikan aba-aba tidak boleh
ikut bergerak/ikut berjalan.

Penilaian:
Anggota Regu yang pertama sekali dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan benar, dapat
dinyatakan sebagai pemenangnya. Kepada pemenang, boleh diberikan hadiah.

Evaluasi:
Permainan ini termasuk permainan berresiko, oleh karenanya sebaiknya dilakukan di tempat yang
datar, berumput, tidak ada lubang atau akar-akar pohon yang menonjol dan sebaiknya dalam
radius tertentu tidak boleh ada pohon. Untuk memberikan tantangan yang lebih, Pembina dapat
memindahkan posisi letak sepatu dan kaos kaki, setelah peserta mulai berjalan. Maksudnya yaitu
menggeser letak sepatu dan kaos kaki ke sebelah kiri atau kanan dari tempat semula sekitar
jarak 1 – 2 meter.

Catatan:
  Untuk lebih memeriahkan permainan ini, utusan Regu boleh lebih dari satu orang.
  Kegiatan ini dapat dilakukan untuk semua golongan keanggotaan, putera/puteri.

Menyurvai Lokasi Perkemahan


Dimainkan oleh : Spenyer Momot, Sorong – Irian Jaya

Untuk                :  Penggalang putera


Motivasi            :  Keterampilan, kerjasama
Perlengkapan  : Bendera Semaphore, Kompas, Kertas gambar, Pinsil, Meja-jalan

Teknik pelaksanaan:
Regu di kumpulkan dalam bentuk Regu lomba. Kakak Pembina memberikan pengarahan, bahwa
dalam program kerja kita, terdapat acara berkemah; untuk itu kita perlu mengadakan survei
lokasi perkemahan yang akan kita gunakan.
Kepada setiap Regu akan mendapatkan tugas untuk mensurvei satu daerah lokasi perkemahan,
kemudian akan kita lihat dan bicarakan bersama, lokasi mana yang paling baik.
Setelah memberikan pengarahan pada Regu-regu, maka setiap Regu boleh mengambil tempat yang
strategis, mengarah kepada satu tempat untuk dapat melihat lambaian bidadari, sebagai petunjuk
awal kegiatan.
Setelah Regu-regu menyatakan siap, maka Pembina memberikan aba-aba kepada petugas yang
ditunjuk memberikan berita Semaphore, agar dilaksanakan.
Isi berita Semaphore:
Adik-adik berangkat dengan sasaran bidik balik, untuk Regu A =     120 derajat
                                                                                                            B   =     240 derajat
                                                                                                            C   =       60 derajat
                                                                                                            D   =     320 derajat
Pada jarak sekitar 1 Km. Adik-adik akan menemukan tanda jejak.
Disitu terdapat pula surat perintah, dalam bentuk Sandi yang isinya:
“Gambarlah situasi lokasi dimana adik menemukan surat ini, lihatlah posisi mana yang lebih
memungkinkan untuk tempat berkemah; kemudian kembalilah ke-tempat semula “
Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan keterampilan Semaphore, Kompas, Tanda-jejak,
Sandi dan Menggambar Panorama “ 
Penilaian:
Untuk Regu yang telah melaksanakan tugas ini dengan hasil baik, dapat dinyatakan sebagai
pemenangnya.
Penilaian diberikan melihat hasil pemecahan Sandi, hasil Penggambaran Panorama, pelaksanaan
Sistem Beregu, kecepatan waktu dan lainnya yang dianggap dapat dijadikan tambahan penilaian,
.
Evaluasi:
Untuk kegiatan ini sebaiknya semua soal sudah dipelajari terlebih dahulu, jadi apa yang dijadikan
soal merupakan evaluasi belajar yang lalu, sehingga Pembina dapat mengukur daya ingat,
kemampuan peserta didiknya.

Catatan:
Kegiatan ini dapat dilakukan untuk Penggalang puteri, Penegak dan Pandega Putera/puteri serta
anggota dewasa lainnya.  

Melukis Sket Perisai Garuda Pancasila


Dimainkan oleh : Masrum. H, Balikpapan – Kalimantan Timur

Untuk                : Penggalang, Penegak putera/puteri


Motivasi            : Penghayatan dan pengamalan Pancasila
Perlengkapan  : Bendera Semaphore, Kertas gambar, Alat tulis.

Teknik pelaksanaan:
Anggota dikumpulkan dalam bentuk setengah lingkaran. Sebaiknya ada jarak antar Regu/Sangga,
minimal tiga langkah. Kemudian Pembina menjelaskan bahwa adik-adik akan menerima berita
melalui  lambaian Bidadari dari satu sudut yang apabila ada tanda pluit, maka semua anggota
harus menghadap kearah yang ditunjuk oleh Pembina.
Para peserta mundur sekitar lima langkah dari tempatnya semula, dan menyiapkan diri untuk
menerima berita.
Aba-aba Pluit tanda mulai dibunyikan oleh Pembina, kemudian berita melalui Semaphore
disampaikan oleh petugas, yang isinya:
“ Gambarkanlah Skets Perisai Pada Lambang Negara, Burung Garuda Pancasila “
Masing-masing Regu/Sangga bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh Kakak Pembinanya, bagi Regu/Sangga yang telah selesai, segera melaporkan hasil
pekerjaannya kepada Kakak Pembina.

Penilaian:
Hasil yang baik dan tepat, dikerjakan bersama dengan anggota Kelompoknya, dapat dinyatakan
sebagai pemenangnya, kemudian diberikan hadiah. Kepemimpinan, dalam kegiatan kerja
kelompok, serta penggunaana waktu, sebaiknya juga menjadi bahan penilaian.

Evaluasi:
Skets perisai pada Lambang Negara Republik Indonesia, seyogyanya sudah diketahui oleh semua
warganegara, mulai usia dini hingga dewasa. Namun kondisi dan perkembangan lingkungan
tidak menutup kemungkinan jika saat ini banyak remaja yang tidak tahu secara tepat posisi
penempatan gambar yang masing-masing mempunyai arti dari butir-butir Pancasila yang terkait
dengan sejarah serta kiasannya dari Lambang Negara tersebut.
Oleh karena itu, Pembina seyogyanya dapat mengulang kembali dalam waktu-waktu tertentu, dalam
berbagai penyajian, materi serupa ini, agar  pembentukan rasa kebangsaan bagi remaja pramuka
dapat lebih terjamin kualitasnya.

Catatan:
Kegiatan ini dapat dilakukan untuk golongan dewasa lainnya.

Menganalisa Suatu Kasus Pembunuhan


Dimainkan oleh : Daniel Waha, Bukit Datuk - Dumai

Untuk                : Penegak putera


Motivasi            : Intelegensia, Ketangkasan, Patriotisme
Perlengkapan  : Sebuah boneka manusia yang besar, Seutas tali + 1,5 mtr.,   Bangku kecil, Kaleng
Baygon, Kertas surat, Ballpoint, Korek-api, Rokok, Tempat abu rokok.

Teknik pelaksanaan:
1.    Boneka digantung dengan tali yang diikatkan ke leher, kemudian kaleng Baygon di letakkan
dibawah kaki Boneka, dengan posisi di rebahkan. Bangku kecil di rebahkan di dekat kaki Boneka.
Diatas meja tulis, terdapat sebuah surat yang sudah selesai di tulis dan rokok yang masih
berasap diatas asbak.
2.    Adik-adik Penegak diminta berkumpul, kemudian diberikan pengarahan mengenai tugas yang
akan dilaksanakan, yaitu untuk menganalisa sebuah kasus dimana terdapat jenazah yang
tergantung. Adik-adik ditugaskan untuk menganalisa apakah kasus tersebut karena bunuh diri
ataukah pembunuhan?
3.    Para Penegak mengamati serta menyelidiki kasus tersebut, dengan berpedoman kepada jenazah
yang tergantung, bangku kecil yang rebah, kaleng Baygon, Rokok yang masih berasap dan
sebuah surat yang berisi pesan kepada keluarganya , dimana almarhum memohon ma’af akan
segala tindakan yang dilakukannya itu.
4.    Dalam penyelidikan, ada beberapa kejanggalan yang dapat dilihat dengan adanya puntung rokok
yang masih berasap, surat, kaleng Baygon dan bangku kecil yang rebah, maka pada perkiraan
kasus tersebut pasti sepintas orang akan berpendapat bahwa itu adalah bunuh diri.
5.    Jika diperhatikan dengan teliti, terdapat kejanggalan pada jenazah, bahwa setiap orang yang
bunuh diri pasti lidahnya terjulur keluar, sedangkan jenazah tersebut, lidahnya tidak terjulur
keluar.
6.    Jadi jelas terlihat disini bahwa kasus tersebut adalah pembunuhan. Untuk menghilangkan jejak si
pembunuh, kemudian korban di gantung,dan diletakkanlah bukti-bukti seperti yang diuraikan
diatas.

Penilaian:
Kepada adik-adik yang dapat menganalisa dengan baik, dapat diberikan penghargaan. Namun
didalam proses pembinaan peserta didik, ada hal-hal yang patut juga mendapat penilaian,
misalnya system beregunya, pembagian tugas, hidupnya kelompok diskusi (suara tidak
didominasi satu atau beberapa orang saja), serta cara menyelesaikan masalah, yaitu alur
pikirnya, sehingga mereka mendapatkan hasil yang benar tersebut.

Evaluasi:
Kegiatan serupa ini sangat baik diberikan kepada peserta didik kita, agar mereka dapat
mengantisipasi keadaan lingkungannya selalu, serta bagian ini merupakan bagian yang tidak
kalah pentingnya dalam menyiapkan mereka untuk  menghadapi tantangan zaman yang semakin
berat.
Bagi mereka yang belum berhasil menyelesaikan tugasnya, Kakak Pembina wajib memberi tuntunan
bagaimana menyelesaikan satu persoalan.
Sekali-kali peserta didik diajak langsung praktek menghadapi kenyataan yang terjadi di lingkungan
masyarakat, dan jika mungkin memberikan saran/pendapat, atas kejadian tersebut.

Catatan:
Kegiatan ini dapat diperuntukkan bagi Penegak, Pandega putera/puteri atau orang dewasa lainnya.

Menangkap Ikan
Dimainkan oleh : nn

Untuk                : Semua golongan keanggotaan, putera/puteri


Motivasi            : Disiplin, Cerdas
Perlengkapan  : Ikan-ikanan dibuat dari kertas HVS, sejumlah peserta

Teknik pelaksanaan:
Kegiatan ini dapat dijadikan kegiatan lomba antar kelompok. Jika memang demikian, maka jumlah
ikan-ikanan yang dibuat dari bahan kertas HVS, yang diperlukan hanya sejumlah kelompok
anggota peserta lomba.
Agar tidak terlalu banyak rintangan, sebaiknya kegiatan ini dilakukan di atas ubin atau tempat yang
rata, bukan diatas tanah, karena debunya dapat menyebabkan seseorang menderita sakit; dan
tidak ada angin yang mempengaruhi jalannya kegiatan.
Ditengah tempat kegiatan dibuat satu lingkaran (boleh dengan kapur tulis/agar mudah dihapus), yang
diumpamakan sebagai kolam ikan; sedangkan di sekiling kolam itu, pada jarak antara 7 – 10
meter merupakan titik start kegiatan.
Anggota perwakilan kelompok diminta berdiri pada jarak yang sama, namun dalam bentuk lingkaran,
bukan sejajar, sehingga pada saat kegiatan tidak saling tabrak, dan seolah-olah dari segala
penjuru ikan itu di peroleh.
Ikan-ikanan yang terbuat dari bahan kertas di letakkan dibawah.
Pemain membawa ikan-ikanan tersebut ke kolam yang di sediakan, namun tidak boleh di pegang
atau di dorong dengan kaki. Caranya hanya dengan meniup ikan-ikanan kertas itu dan
menggiringnya masuk kedalam kolam.

Penilaian:
Nilai diberikan kepada peserta yang dengan sungguh-sungguh, kreatip dan dapat melaksanakan
tugas dengan baik, dalam waktu yang relatip singkat,. Ikan-ikanannya dapat masuk kedalam
lingkaran. Kemungkinan adanya gangguan alam, bisa saja terjadi, untuk ini harus menjadi
pertimbangan Pembina, agar penilaian selalu diberikan secara jujur, tidak memihak, semuanya
hanya berdasar pada prinsip-prinsip kepramukaan.
Jika ada lebih dari satu pemenang, penyelesaiannya dapat dilakukan dengan mengumumkan
semuanya menjadi pemenang, atau untuk pemenang tersebut dilakukan lomba lanjutan dengan
tantangan yang lebih berat.

Evaluasi:
Kegiatan ini, juga merupakan kegiatan gerak yang memerlukan kelincahan penggunaan bagian tubuh
kita, sehingga dapat juga untuk pemanasan dalam memulai satu kegiatan.

Catatan:
1.    Permainan ini dapat diulang, setidaknya maksimal dua kali lagi saja, agar tetap menjadi
penasaran bagi kelompok atau peserta, sehingga lain waktu diminta dimainkan kembali.
2.    Untuk anggota puteri, sebaiknya tidak ada putera disekitar tempat pelaksanaan, dan memakai
celana training atau kulot.

Makan Bakso
Dimainkan oleh : nn

Untuk                : Semua golongan keanggotaan, putera/puteri


Motivasi            : Mengenal alat sumpit, disiplin, terampil
Perlengkapan  : Alat sumpit satu stel untuk setiap anggota, Batu koral atau                              buah
yang besarnya sebesar Bakso ukuran sedang, untuk                              satu anggota satu buah.

Teknik pelaksanaan:
Berbicara masalah Bakso, semua orang pasti sudah mengenal dan bahkan sebagian besar sudah
menikmatinya. Kegiatan permainan ini dimaksudkan untuk lebih mengenalkan bagaimana
caranya menggunakan sumpit, sebagai salah satu tradisi alat makan bangsa Tionghoa.
Membekali pengetahuan kepada setiap anggota akan sangat berguna bagi masa depannya, apalagi
pengetahuan itu diberikan dalam bentuk permainan, sehingga tidak terasa kalau mereka diajak
untuk mengenal satu alat Bantu Makan bangsa Tionghoa.
Untuk teknik pelaksanannya, Pembina mengatur sbb.:
1.    Peserta duduk berlingkaran, satu dengan lainnya bisa untuk saling bergerak bebas, mengirimkan
benda yang di pegangnya.
2.    Setiap peserta memegang sepasang sumpit, dan dihadapannya, dibawah diletakkan sebuah
benda bulat, boleh batu atau buah-buahan.
3.    Jika semua peserta sudah mengerti maksud permainan ini, maka Pembina mengajak para
peserta bernyanyi (boleh nyanyian apa saja, mungkin yang tepat adalah lagu “piring siapa ini /
ciptaan: Ny.Panuti Sujiman” )
4.    Setelah lancar menyanyinya, maka sambil bernyanyi semua peserta mengangkat benda
dihadapannya dengan sumpit dan meletakkannya dihadapan teman sebelah kanannya.
5.    Demikian seterusnya, sampai Pembina membunyikan pluit tanda usai.

Penilaian:
Walaupun kegiatan ini bukan merupakan kegiatan lomba, namun seyogyanya Pembina dapat
mencatat secara pribadi peserta didiknya, dalam hal keterampilan, usaha, keseriusan dalam
mengikuti kegiatan.
Hal ini sangat perlu untuk mengetahui perkembangan pribadi peserta didik tersebut selaku anggota
Gerakan Pramuka.

Evaluasi:
Kegiatan ini diusahakan dapat dilaksanakan dengan gembira, peserta tidak merasa adanya tekanan,
walaupun pada prinsipnya seseorang semula tidak suka dengan menggunakan sumpit, tetapi
usahakan melalui suatu pengantar yang indah, akhirnya ia akan berusaha semaksimal mungkin
mengikuti kegiatan ini dengan baik.

Catatan:
1.    Kegiatan ini tidak menentukan menang atau kalah
2.    Boleh diulang sampai tiga kali.
3.    Dan tidak harus sampai selesai, kemudian peserta harus segera meninggalkan tempat kegiatan,
karena Pembantu Pembina sudah memanggilnya untuk kegiatan berikutnya.

Memindahkan Bahan Berbahaya


Dimainkan oleh : nn

Untuk                : Semua Golongan Keanggotaan, putera/puteri


Motivasi            : Kerjasama, Disiplin, Terampil
Perlengkapan  : Untuk satu perwakilan Kelompok: Tongkat Regu 3 bh.;                              Ember; Air;
Tali Pramuka. Obat-obatan.

Teknik pelaksanaan:
Peserta dalam bentuk Kelompok Lomba; ada garis batas start dan finish, yang jaraknya sekitar 10-12
meter.
Setiap kelompok diwakili oleh tiga orang peserta.
Kemudian Pembina mengantar kegiatan dengan satu cerita singkat sebagai pembungkusnya, yang
intinya bahwa setiap kelompok mendapat satu tugas mulia, memindahkan bahan yang sangat
berbahaya, dengan cara:
1.    Tongkat Regu di rangkai menjadi satu, yaitu  tongkat kaki tiga, seperti tongkat untuk memasak
kaki tiga (untuk peserta didik Siaga, dapat diganti dengan tali yang di tarik dari tiga penjuru, atau
rangkaian tongkat sudah dibuatkan oleh Pembina)
2.    Pada puncaknya ada seutas tali untuk menggantung ember yang berisi air (besarnya ember dan
banyaknya air, disesuaikan dengan usia peserta lomba)
3.    Ember berisi air yang diberi tanda pada sisi ember, sekitar 3 - 5 sentimeter dari bibir ember.
4.    Setiap ujung Tongkat Regu di pegang oleh seorang peserta, mulai dari tempat start hingga finish.
5.    Peserta yang menjadi supporter, yaitu peserta yang tidak bermain, dalam memberikan semangat
temannya, tidak boleh melampaui garis batas start.

Penilaian:
Kebersamaan dakam melaksanakan tugas, diawali dengan diskusi kelompok. Kelompok yang isi
embernya cukup banyak dan berhasil dengan baik dalam melaksanakan tugasnya, dapat
dinyatakan sebagai pemenangnya.

Evaluasi:
Sisi kesulitan disini banyak sekali, antara lain jalan kesamping atau mungkin jalan mundur bagi
seseorang yang posisinya tidak menguntungkan.
Oleh karenanya instruksi kegiatan beserta tim pengawas dari para Pembina sangatlah diperlukan
demi suksesnya kegiatan ini.

Catatan:
1.    Kegiatan ini dapat dilakukan di lapangan rumput, jika perlu ada beberapa rintangan yang harus
dilalui.
2.    Untuk Pramuka Siaga: jarak tempuh, besar ember, volume air, dan rintangan/tantangan dapat
dipermudah/disederhanakan, disesuaikan dengan faktor usia, besar tubuh serta kemampuan.
Membawa Pesan Rahasia
Dimainkan oleh : nn

Untuk                : Semua golongan keanggotaan, putera/puteri


Motivasi            : Kerjasama, Disiplin
Perlengkapan  : Bola kaki, Ban Mobil 4 bh. untuk satu Tim., Obat-obatan   ringan.

Teknik pelaksanaan:
Kelompok disiapkan dalam bentuk kelompok lomba; masing-masing kelompok mengutus 5 orang
perwakilannya.
Ban Mobil dipasang dalam jarak antara 5 - 7 meter, antara tempat start sampai tempat finish.
Peserta kegiatan menempatkan dirinya, mulai di tempat start, dan di belakang setiap Ban Mobil.
Pembina mengantar permainan dengan satu cerita pendek sebagai bungkus kegiatan. Jika peserta
sudah siap seluruhnya, Pembina membunyikan pluit sebagai tanda mulai; kemudian peserta
pada pos start menendang Bola, membawanya sampai pos pertama Ban Mobil, di dekat Ban
Mobil, Bolanya dipegang, bersama Bola di tangannya ia menerobos dan menyerahkan Bola
kepada pemain ke dua. Pemain ke-dua menendang Bola sampai pos ke-dua, kemudian
menerobos Ban dengan memegang Bola dan menyerahkannya kepada pemain ke-tiga, demikian
seterusnya hingga pemain ke lima, yang akan membawa Bola sampai pos finish, dan
menyerahkan Bola kepada Pembina/Pembantu Pembina yang berdiri di tempat finish.

Penilaian:
Kelompok yang lebih dahulu sampai dan menyerahkan Bola dengan baik, minimal dengan sedikit
kesalahan, dapat dinyatakan sebagai pemenang.
Kegiatan ini memerlukan kecermatan dan perhitungan yang tepat dalam membawa bola ke sasaran.
Jika tendangannya terlalu keras, maka bola akan bergulir jauh, dan kemungkinan pos yang
menjadi tujuannya terlampaui. Oleh karena itu, Pembina harus jeli dalam memberikan penilaian.

Evaluasi:
Kegiatan ini dapat dilakukan berulang kali, namun sebaiknya titik kesulitannya ditambah, agar setiap
mengikuti satu kegiatan, peserta merasakan itu satu kegiatan yang baru.
Tantangan yang baru, misalnya jumlah Ban pada setiap Pos ditambah menjadi dua, atau tiga, atau
diantaranya ada yang berjumlah lebih dari satu Ban Mobil, atau Ban yang ada pada satu Pos
terdiri dari Ban besar dan Ban kecil.

Catatan :
1.    Jarak antar Pos dapat disesuaikan, sesuai usia peserta lomba.
2.    Jumlah Pos juga dapat disesuaikan dengan usia peserta, bisa saja di perbanyak atau di kurangi.

Melalui Jalan Beranjau


Dimainkan oleh : nn

Untuk                : Semua golongan keanggotaan, putera/puteri


Motivasi            : Kerjasama, Disiplin
Perlengkapan  : Tongkat Regu, 3 bh. untuk setiap kelompok

Teknik pelaksanaan:
Kelompok disiapkan dalam bentuk kelompok lomba. Semua peserta akan ikut bermain, oleh
karenanya, sebaiknya jumlah anggota kelompok yang satu dengan yang lainnya, harus sama.
Jika jumlahnya ada selisih, sebaiknya kelebihan peserta tersebut di jadikan supporter saja.
Pembina mengantar kegiatan dengan satu bungkus cerita pendek, yang diantaranya dikatakan
bahwa adik-adik akan melalui satu tempat yang sangat berbahaya, oleh karenanya harus hati-
hati, tidak boleh menyentuh dinding tempat tersebut. Jika dindingnya tersentuh, maka bangunan
itu akan roboh, dan adik-adik harus memulainya lagi dari tempat start.
Dihadapan setiap kelompok dibuat bangunan kaki tiga, dengan menggunakan Tongkat Regu (tidak
boleh diikat/dibiarkan di sandarkan satu dengan lainnya); bangunan ini dipasang oleh kelompok
peserta kegiatan.
Kemudian semua peserta dari masing-masing kelompok memegang pinggang temannya yang ada di
depannya. Kelompok akan berjalan sambil bernyanyi dengan lagu pilihannya masing-masing dan
akan meliwati terowongan Tongkat Regu, masuk dari salah satu sisi lubangnya dan keluar dari
sisi lubang lainnya.
Jika seseorang anggota menyentuh Tongkat tersebut, tentunya susunan Tongkat akan rubuh dan
kelompok di wajibkan membetulkannya kembali serta memulainya lagi dari tempat start.
Demikian, seterusnya.

Penilaian:
Kelompok yang lebih dahulu selesai dengan baik; kepadanya dapat dinyatakan sebagai pemenang.

Evaluasi:
Kegiatan ini memerlukan konsentrasi dan kerjasama kelompok yang baik. Jika ada salah seorang
anggota yang kurang serius melaksanakan kegiatan ini, hal tersebut dapat merugikan
kelompoknya, misalnya terjadi menyentuh dinding/Tongkat, sehingga Tongkat rubuh, dan harus
dipasang kembali serta memulainya dari awal.

Catatan:
Kegiatan ini dapat dilakukan di segala lapangan.

Menyusun Angka
Dimainkan oleh : nn

Untuk                : Semua golongan keanggotaan, putera/puteri


Motivasi            : Kecepatan, Kekompakan, Disiplin, Kerjasama
Perlengkapan  : Kertas karton ukuran post card 4 buah, yang ditulis angka 1   s/d 4 untuk setiap
kelompok; 4 buah peniti untuk setiap   kelompok.

Teknik pelaksanaan:
Setiap kelompok mengutus empat orang anggotanya untuk mewakili kelompoknya.
Sisa anggota kelompok diberi batas, agar tidak mengganggu jalannya kegiatan dan mereka dapat
menjadi supporter.
Ada anggota kelompok yang membantu Pembina, untuk menentukan kelompok mana yang benar
dan menang, serta menjadi anggota Juri, untuk mencatat hasil yang di capai oleh setiap
kelompok (sebaiknya setiap kelompok ada perwakilannya).
Utusan kelompok berdiri menghadap kelompoknya dalam jarak sekitar 5 meter.
Dibagian dada peserta lomba digantungkan kertas karton yang ada tulisan angka 1 s/d 4, dan untuk
sementara susunannya di baca dari muka, dimulai nomor 1, nomor 2, 3 dan 4; Jadi anggota yang
memakai nomor 1 berdiri disebelah kanan, kemudian disebelah kirinya, nomor 2, 3 dan 4.
Setelah semua kelompok memasang angkanya benar, dan mengerti akan caranya bermain,
kemudian Pembina sambil berceritera, menyebutkan satu rangkaian angka yang harus segera
diikuti/disesuaikan susunannya, dengan adanya perpindahan anggota, misalnya saja Pembina
menyebutkan angka 2431; maka anggota yang memakai angka 2, 4 dan 1 harus berpindah
tempat, sehingga dapat dibaca seperti permintaan Pembina, yaitu 2431.
Biasanya untuk memulai permainan ini diperlukan latihan dahulu, yaitu permainan pertama dan
kedua tidak diberikan nilai; sedangkan mulai permainan ke tiga, baru dianggap permainan yang
di lombakan. Selanjutnya Pembina akan meminta nomor-nomor baru, dan Juri akan menentukan
kelompok mana yang lebih cepat dan benar dalam menyusun angkanya, kepada kelompok yang
benar di berikan nilai 1 (satu).
Demikian seterusnya, Pembina akan mengacak nomor-nomor permintaan, hingga permainan
dianggap selesai.
Permainan babak kedua masih akan berlanjut dengan tantangan yang lebih berat lagi, yaitu kertas
bernomor tadi di letakkan di bagian belakang peserta lomba/dipunggung; dan kini peserta lomba
berdiri membelakangi kelompoknya.
Pembina melanjutkan ceriteranya dan mengacak kembali permintaannya, hingga permainan babak
kedua dinyatakan cukup.

Penilaian:
Pembina meminta Tim Juri membacakan nilai akhir, kelompok siapakah yang menjadi
pemenangnya ? Kepada kelompok pemenang dapat diberikan hadiah.

Evaluasi:
Kegiatan ini baik sekali dilakukan untuk, mengalihkan konsentrasi sebelum mengikuti satu kegiatan
yang memerlukan keseriusan. Sehingga sehabis melakukan kegiatan ini, para peserta dapat
dengan tertib mendengar dan mengikuti materi baru yang memerlukan keseriusan.
Catatan:
1.    Permainan ini dapat dimulai dengan percobaan sampai dua kali saja, agar peserta lebih
memahami caranya bermain dan lebih konsentrasi.
2.    Dapat dilakukan dua kali bermain dengan kelompok yang berbeda/orangnya diganti.
3.    Pembina memegang daftar rangkaian angka yang akan diminta, buatlah sekitar 10 macam urutan
acak angka 1 s/d 4, karena permintaan dapat mengulang angka yang sudah disebutkan.

Pancasila
Dimainkan oleh : A.Rachman.T, Rantau – Sumatera Utara

Untuk                : Penegak putera dan puteri


Motivasi            : Latihan membaca efektif, kerjasama, kepemimpinan,                              demokrasi
Perlengkapan  : Surat kabar/Majalah bekas, Kertas putih/polos, Gunting                              dan Lem
(perekat)

Teknik pelaksanaan:
Ambalan putera atau puteri dikumpulkan dalam bentuk setengah lingkaran. Sebagai latihan awal,
Pembina menunjuk secara bergantian kepada para Penegak, dan Penegak yang di tunjuk harus
mengucapkan butir-buitir Pancasila sesuai dengan urutannya.
Kemudian Pembina membagikan surat kabar/majalah bekas, kertas putih/polos, gunting dan lem
(perekat) kepada masing-masing Sangga.
Masing-masing Sangga diminta untuk menyusun Pancasila dengan urutannya, yang bahannya
diambil dari potongan surat kabar/majalah bekas.
Tiap Sangga mengambil tempat yang rata, tidak boleh terlalu dekat antara Sangga yang satu dengan
yang lainnya, dan mulai membagi tugas untuk melaksanakan permintaan Kakak Pembina.
Masing-masing Penegak sesuai dengan tugasnya di Sangganya, berusaha untuk mencari kata-kata
dari surat kabar/majalah bekas tersebut dan memotongnya, lalu menempelkannya pada kertas
putih polos, kata-kata Pancasila berikut isinya.
Waktu pelaksanaan ditetapkan 20 menit, jika pelaksanaannya dianggap cukup waktu, maka pada
kegiatan serupa lain kali, waktunya di kurangi menjadi 15 menit.
Pembina memonitor pekerjaan Penegak di semua Sangga, serta mencatat: kerjasama, pembagian
tugas, kepemimpinan, dan demokrasi.
Hasilnya dapat dibacakan di hadapan Ambalan.

Penilaian:
Kepada Sangga yang dapat menyelesaikan lebih awal, dan benar serta susunannya baik, dapat
dinyatakan sebagai pemenang, perlu mendapat penghargaan.

Evaluasi:
Permainan ini dapat ditingkatkan lagi sisi kesulitan atau tantangannya, misalnya saja dengan
mewajibkan kelompok berdiskusi dan melaporkan hasil diskusinya. Selanjutnya dapat pula
diwujudkan dalam praktek, sebagai sosialisasi Pancasila.

Catatan:
Permainan ini dapat dilakukan untuk segala golongan peserta didik, putera dan puteri, juga bagi
Pembina peserta kursus

Puzzle Puisi
Dimainkan oleh : nn

Untuk                : Penggalang, Penegak, Pandega, dan Orang Dewasa,                              


putera/puteri
Motivasi            : Kreatifitas, Teliti
Perlengkapan  : Potongan gambar, Amplop
Teknik pelaksanaan :
1.    Pembina menyiapkan gambar yang di potong tidak beraturan, minimal satu gambar di potong
menjadi enam bagian. Usahakan gambar tersebut gambar pemandangan, gambar kota dan
kesibukannya, atau gambar apa saja yang sekiranya dapat dijadikan inspirasi dalam membuat
satu puisi.
2.    Potongan gambar dimasukkan kedalam sampul tertutup atau amplop surat.
3.    Kemudian Pembina membagikan amplop tersebut kepada semua anggota, sekaligus menjelaskan
tugasnya, yaitu:
a.    Susunlah potongan gambar dalam amplop, sehingga menjadi satu gambar yang sempurna.
b.    Buatlah satu puisi yang didapat dari inspirasi gambar yang disusun tadi.
c.    Minimal delapan baris.
d.    Jika sudah selesai, serahkan hasil tugas kepada Kakak Pembina. (jangan lupa menulis nama
pembuat dan kelompoknya)
4.    Setelah semua anggota selesai melaksanakan tugasnya, hasilnya dibacakan oleh yang
bersangkutan, seorang demi seorang, secara bergantian.

Penilaian:
Puisi yang sesuai dengan penugasan dan baik, dapat dinyatakan sebagai pemeangnya.

Evaluasi:
Kegiatan ini dapat ditindak lanjuti dalam rangka mewujudkan bakat peserta didik. Untuk hasil yang
baik dapat dikirim ke redaksi majalah atau surat kabar, untuk dimuat.

Catatan:
Selain puisi, bisa juga menugaskan kepada peserta didik, untuk membuat       cerita pendek, minimal
satu folio. Untuk menambah tantangan bagi peserta       didik, perintah dapat diberikan melalui
sandi.

Raja Berpijak Sepatu Mas dan Sang Abdi-Dalem


Dimainkan oleh : Teddy Budiman MS, Garut – Jawa Barat

Untuk                : Siaga, Penggalang putera/puteri


Motivasi            : Ketangkasan, Keterampilan, Kerjasama
Perlengkapan  : Daun, Pluit Polisi

Teknik pelaksanaan :
Kelompok disiapkan dalam bentuk regu lomba. Pembina menjelaskan permainan yang akan 
dilaksanakan, yaitu “ Raja berpijak sepatu mas dan Sang Abdi Dalem “. Untuk permainan ini tiap
kelompok diwakili oleh dua orang yang suka rela dan siap untuk bermain serta berlomba.
Diberi batas permainan, bisa dengan tongkat atau tali pramuka, yang diletakkan dihadapan kelompok
sebagai garis batas start dan sekitar 5 – 7 meter dari garis start, yaitu untuk garis finish.
Sukarelawan kelompok berdiri satu langkah dari kelompoknya, dihadapan garis start. Anggota yang
berperan menjadi Raja, berdiri membelakangi kelompok dan menghadap ke garis finish,
sedangkan anggota yang berperan menjadi Abdi Dalem, dalam posisi jongkok, dihadapan Sang
Raja, menghadap ke garis start.
Sisa anggota kelompok akan tetap berada di belakang garis start untuk memberikan support kepada
anggota yang mewakilinya dan tidak boleh meliwati garis start. Pelanggaran dapat mengurangi
nilai.
Abdi Dalem menyiapkan dua lembar daun yang cukup besar, misalkan saja daun Jati, yang di
letakkan dibawah telapak kaki Sang Raja. Jika ada aba-aba mulai, maka Sang Abdi Dalem harus
memindahkan daun dibawah kaki Sang Raja, secara bergantian, yaitu daun pada telapak kaki
kanan, dan kemudian daun pada telapak kaki kiri, sambil mundur hingga Sang Raja dapat
berjalan mencapai finish.
Kecepatan dan ketepatan memindahkan daun merupakan salah satu kunci sukses, disamping perlu
adanya kerjasama antara Sang Abdi Dalem dan Sang Raja.

Penilaian:
Pembina mencatat proses pelaksanaan ini dan melihat hasil akhir, apakah daun tempat pijakan Sang
Raja menjadi rusak? Kerusakan yang sedikit akan memberikan nilai tambah. Dan kepada
pemenangnya boleh diberikan hadiah.

Evaluasi:
Kerjasama antara Abdi Dalem dan Raja merupakan nilai tersendiri untuk dapat mencapai
kemenangan kelompok. Kegiatan serupa ini perlu sering diselenggarakan dalam upaya
memupuk kerjasama antar anggota.

Catatan:
  Permainan ini dapat juga di lakukan oleh kelompok anggota lainnya
  Jika permainan di perankan untuk puteri, sebaiknya dapat dijaga kode etik, yaitu tidak didekat
putera, dan harus dengan Pembina puteri
  Khusus untuk peserta puteri, disarankan menggunakan seragam senam atau kulot.

Surat Wasiat dan Tongkat Ajaib


Dimainkan oleh : Teddy Budiman MS, Garut – Jawa Barat

Untuk                : Penggalang putera/puteri


Motivasi            : Keterampilan, gotong royong
Perlengkapan  : Bambu uk. 20 Cm. sejumlah regu, Surat dalam bentuk sandi sejumlah regu, Pluit
Polisi

Teknik pelaksanaan :
Regu-regu Penggalang disiapkan dalam bentuk lomba. Jarak antar regu minimal dua meter dan jarak
antar anggota regu sejauh rentangan tangan.
Pembina membuka acara ini dan memberitahukan bahwa kita akan mencari surat wasiat.
Pembina menyerahkan kepada masing-masing Pemimpin Regu, sepotong Bambu yang didalamnya
terdapat sebuah surat dalam bentuk Sandi.
Potongan Bambu ini harus disampaikan secara beranting, dimulai dari Pemimpin Regu, kepada
anggota Regu dibelakangnya, demikian seterusnya, hingga anggota Regu paling akhir.
Cara menyampaikannya yaitu, potongan Bambu dijepit dengan dagu, kemudian diterima juga dengan
dagu, tidak boleh menggunakan tangan dan tidak boleh jatuh.
Bilamana potongan Bambu tadi terjatuh, dapat dimulai dari Pemimpin Regu kembali, atau dapat di
teruskan, tetapi Regu yang potongan Bambunya terjatuh sudah di catat oleh Pembina, untuk
bahan penilaian.
Jika potongan Bambu sampai pada anggota yang terakhir dari Regu itu, maka anggota tersebut
menyatakan selesai, dan semua anggota Regu berkumpul untuk memecahkan soal dari Surat
Wasiat tersebut.
Setelah Sandi dapat diterjemahkan, apabila ada perintah dari Surat Wasiat tersebut, Regu harus
segera menyelesaikannya.

Penilaian:
Regu yang berhasil lebih dahulu menyampaikan Tongkat Ajaib dan memecahkan Surat Wasiat serta
melaksanakan perintahnya, dapat dinyatakan sebagai pemenang, setelah dikurangi nilai jatuhnya
potongan Bambu, jika memang terjadi.

Evaluasi:
Pembina dapat mencatat dari awal permainan, anggota mana yang serius dan tidak, serta anggota
yang dengan sungguh-sungguh, juga dalam hal memecahkan sandi, sehingga dapat dicatat
perkembangan kemampuan anggota.

Catatan:
Permainan ini dapat dilakukan untuk semua golongan keanggotaan, putera/puteri

Siapa Terpanjang ?
Dimainkan oleh : Lena Leatimia, Sorong – Irian Jaya

Untuk                : Penggalang puteri


Motivasi            : Disiplin, Gerak cepat, cerdas
Perlengkapan  : Kaos kaki, Sepatu, Tali sepatu, Ikat pinggang, Pita leher,                              dan
perlengkapan Regu/pribadi lainnya, Obat-obatan ringan.
Teknik pelaksanaan:
Para Penggalang dikumpulkan dalam bentuk Regu lomba. Kakak pembina menjelaskan tentang
kegiatan/permainan yang akan dilaksanakan bersama; namun sebagai selingan, agar tidak
terlalu tegang, para Penggalang perlu diajak bernyanyi dengan lagu-lagu yang gembira, sehingga
para peserta akan terfokus mengikuti kegiatan selanjutnya.
Para Penggalang tidak boleh meninggalkan Regunya untuk mendapatkan tambahan perlengkapan,
kegiatan ini menggunakan semua perlengkapan, baik perlengkapan Regu maupun perlengkapan
pribadi yang bisa digunakan.
Setelah para Penggalang mengerti maksud dari permainan ini, yaitu merangkai semua perlengkapan
menjadi satu garis panjang, maka Pluit tanda mulai dibunyikan, semua anggota dalam Regunya
berusaha merangkai segala perlengkapan yang dimilikinya, baik kaos-kaki, sepatu, tali-sepatu,
setangan-leher, buku, tas, tongkat-regu, pena, pinsil, penggaris, penghapus; pokoknya apa saja
benda-benda yang dapat dirangkai untuk menambah panjang rangkaian.
Waktu yang diberikan untuk merangkai sekitar 10 menit, jika sudah tiba waktunya, pluit tanda usai
dibunyikan, tidak ada satu orangpun Penggalang yang masih bekerja; semua kegiatan di
hentikan; Pembina beserta Pembantu Pembina memeriksa semua tugas yang dilaksanakan oleh
setiap Regu.
Pembina dan Pembantu Pembina sudah dapat menentukan Regu mana yang menjadi
pemenangnya; namun masih ada satu lomba lagi yang terkait dengan ini, selanjutnya Pembina
meniup pluit mengumpulkan para Penggalang kembali ke Regunya seperti semula dalam
keadaan rapih.
Disini para Penggalang segera mengambil kembali perlengkapan pribadi/regunya dan kembali ke
kesatuannya dalam bentuk barisan lomba Regu.

Penilaian:
Untuk kegiatan ini ada dua macam lomba dan ada dua Regu Pemenang;
Yaitu lomba merangkai perlengkapan menjadi yang terpanjang, dan lomba lebih dahulu rapih dan
siap. Kepada para pemenangnya dapat diberikan hadiah.

Evaluasi:
Kejujuran, kreatifitas peserta dalam mengikuti kegiatan ini perlu dicatat orang per orang, termasuk
peserta yang lamban, mengganggu dan lainnya. Bisa saja yang ikut dalam rangkaian tersebut
para anggota regu itu sendiri, jika dalam instruksi Pembina memang tidak ada larangan, tetapi
sebaiknya hal ini memang tidak dinyatakan oleh Pembina, agar peserta didik lebih kreatif.

Catatan:
Permainan ini dapat dilakukan oleh semua golongan keanggotaan.

Serupa Tapi Tak Sama


Dimainkan oleh : Tupit Aswin. Y, Bukit Datuk - Dumai

Untuk                : Penegak puteri


Motivasi            : Mengenal Lambang Gerakan Pramuka, Teliti
Perlengkapan  : 5 buah gambar lambang Gerakan Pramuka (4 buah yang                              salah, 1
buah yang betul), Alat tulis, Kertas gambar

Teknik pelaksanaan:
Permainan ini diperuntukkan bagi calon Penegak yang baru masuk, tetapi bukan calon dari golongan
Penggalang; artinya, sama sekali belum mengenal Gerakan Pramuka.
Pembina menyiapkan 5 buah gambar lambang Gerakan Pramuka yang terdiri dari sebuah gambar
lambang yang benar dan empat buah gambar lambang yang salah.
Perbedaan gambar hanya selisih sedikit saja, misalnya pada lambang yang salah,   menghadapnya
ke kiri, atau daunnya ada tiga buah, atau akarnya ada tiga,  terserah bagaimana kreasi Pembina,
sesuai dengan kebutuhan. Untuk memudahkan, sebaiknya setiap gambar diberi nomor, yaitu
mulai nomor satu sampai dengan nomor lima.
Kemudian calon  Penegak satu persatu diminta untuk memilih mana gambar lambang Gerakan
Pramuka yang benar ?
Calon Penegak mencatat  gambar lambang Gerakan Pramuka yang di pilihnya, dan melaporkannya
kepada Kakak Pembina.
Pembina menentukan siapa yang telah memilih gambar lambang yang benar dan siapa yang memilih
gambar lambang yang salah.

Penilaian:
Kegiatan diatas tidak di lombakan, tetapi bisa saja Pembina memberikan penghargaan kepada
mereka yang dengan serius, sungguh-sungguh dan berhasil baik, diberikan penghargaan.
Kepada calon Penegak yang memilih gambar lambang yang benar di berikan hadiah, misalnya saja
hadiahnya sebuah tepukan yang dilakukan oleh semua peserta; sedangkan kepada yang memilih
gambar lambang yang salah, diberikan hukuman berupa: harus membuat gambar Lambang
Gerakan Pramuka yang benar.

Evaluasi:
Pembina dapat mencatat kemampuan, keterampilan, bakat serta minat peserta dalam mengikuti
kegiatan ini. Hal ini diperlukan untuk bahan catatan pribadi kemajuan peserta didik yang selalu
diikuti oleh Pembina.

Catatan:
Permainan ini dapat dilaksanakan untuk semua golongan keanggotaan, putera/puteri.
Ular Pencari Jejak
Dimainkan oleh : Sri Rahayuningsih, Bukit Datuk - Dumai

Untuk                : Penggalang putera/puteri


Motivasi            : Kekompakan dan kerjasama anggota Regu
Perlengkapan  : Kacu, penutup mata, Obat-obatan ringan.

Teknik pelaksanaan:
Para Penggalang berdiri dalam bentuk Lomba, berbanjar dalam regunya. Sebelum permainan di
mulai, Pembina meletakkan beberapa benda yang harus diambil oleh anggota Regu yang berdiri
paling muka. Pembina mengatakan bahwa permainan ini yaitu “ular pencari jejak”, dan caranya
bermain adalah bahwa semua anggota Regu matanya ditutup, kecuali anggota yang paling
belakang/akhir. Tiap Regu akan berjalan dengan saling memegang pundak temannya yang di
muka, dan dikendalikan oleh anggota yang matanya tidak di tutup / anggota paling belakang.
Katakan saja tepuk pundak kanan berarti jalan belok kekanan, tepuk pundak kiri, berarti jalan
belok kekiri, tepuk pundak kanan cepat dan banyak berarti jalan terus, sedangkan tepuk pundak
kiri cepat dan banyak berarti jongkok dan tepuk pundak kanan dan kiri cepat dan banyak, berarti
berdiri. (kode ini boleh di rubah sesuai konsep dari Pembina)
Aba-aba pluit menandakan permainan dapat dimulai, semua kelompok Regu berusaha untuk
mendapatkan benda yang diletakkan oleh Pembina sekitar 10 – 15 meter dihadapan berdirinya
Regu-regu.
Untuk lebih menyemarakkan permainan ini, setelah pluit tanda mulai, seorang Pembantu Pembina
boleh memindahkan tempat benda-benda tersebut, sehingga kemenangan akan dapat diraih
kalau pengendali dan anggota Regu yang matanya di tutup dapat saling kerjasama.

Penilaian:
Kerjasama anggota regu dalam kegiatan ini sangat diutamakan. Keseriusan dalam melaksanakan
tugas akan mewujudkan hasil yang baik, namun ketidak seriusan akan mengakibatkan tidak
terwujudnya harapan.
Jika ada tiga benda yang di letakkan Pembina, maka kepada Regu yang berhasil mendapatkan
ketiganya atau dua saja, dapat dinyatakan sebagai pemenangnya.
Sedangkan jika ada tiga Regu, yang masing-masing mendapat satu benda, maka permainan ini
dapat dinyatakan tidak ada pemenangnya, atau semuanya jadi pemenangnya, karena semua
berhasil mendapatkan benda-benda tersebut.

Evaluasi:
Jika setiap benda diberikan nilai tersendiri, misalnya benda A dinilai 100, benda B diberi nilai 50
sedangkan benda C diberi nilai 25; maka hasil pemenangnya akan berbeda bila dibandingkan
dengan contoh tersebuit diatas, dimana semua benda nilainya sama saja. Ilustrasi permainan
dapat saja mencari benda pusaka yang punya nilai berbeda, sehingga semua kelompok akan
terfokus kepada benda yang punya nilai tinggi, walaupun ia hanya mendapat satu benda saja.

Catatan:
>  Permainan ini dapat dilakukan untuk semua golongan anggota Gerakan     Pramuka
>    Untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya tempat bermain tanahnya
rata, tidak terdapat tumbuhan yang berbahaya,      tidak di tepi jalan raya.
>    Di sarankan agar anggota yang paling muka, tangannya di rentangkan            kemuka, antara lain
untuk menghindari benturan.

Anda mungkin juga menyukai