BAB I
PENDAHULUAN
Belajar pada hakikatnya adalah aktivitas untuk melakukan perubahan tingkah laku pada
diri individu yang belajar. Perubahan tingkah laku terjadi karena usaha individu yang
bersangkutan baik mencakup ranah-ranah efektif, kognitif dan psikomotor (Bloom, 1974)
Dalam pembahasan makalah ini, untuk mencapai pemahaman tentang dasar teoritis
perkembangan sosial dan emosi pada masing-masing (individu) anak usia dini, maka diharapkan
mampu mendeskripsikan secara singkat pengertian sosial dan emosi, serta menggambarkan
mekanisme terjadinya berbagai emosi dalam diri manusia, serta memahami penahapan
perkembangan sosial.
1.3. Tujuan
Sebagai bahan evaluasi bagi guru dalam usahanya memahami perkembangan sosial dan emosi
b. Sekolah
Mampu menerapkan dan memahami metode perkembangan sosial dan emosi pada anak usia
dini.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
dibakukan dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah.
Kompetensi perlu dicapai secara tuntas (Belajar Tuntas) (Depdiknas 2004:4). Selanjutnya
dijelaskan bahwa, Kurikulum dilaksanakan dalam rangka membantu anak didik mengembangkan
berbagai potensi baik pisik maupun psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai- nilai
agama, sosial , emosional, kognitif, bahasa, fisik motorik, kemandirian, dan seni untuk siap
memasuki pendidikan dasar (Depdiknas, 2004:4). Model pembelajaran ini diharapkan dapat
menjadi inspirasi dan referensi bagi semua pihak yang memberikan layanan pendidikan pada
memahami dasar teoritis tentang emosi dan sosial yang dimiliki anak usia dini.
a. Pembahasan tentang perkembangan/ pengertian sosial dan emosi anak usia dini.
c. Fungsi dan peranan emosi pada perkembangan anak usia dini.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pengertian Tentang Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia Dini
Menurut Plato secara potensial (fitrah) manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial (zoon
untuk menjadi makhluk sosial", sedangkan menurut Loree (1970:86) "sosialisasi merupakan
suatu proses di mana individu (terutama) anak melatih kepekaan dirinya terhadap rangsangan-
rangsangan sosial terutama tekanan-tekanan dan tuntutan kehidupan (kelompoknya) serta belajar
bergaul dengan bertingkah laku, seperti orang lain di dalam lingkungan sosialnya".
pembentukan social self (pribadi dalam masyarakat), yakni pribadi dalam keluarga, budaya,
bangsa, dan seterusnya. Adapun Hurlock (1978:250) mengutarakan bahwa perkembangan sosial
merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. "Sosialisasi
adalah kemampuan bertingkah laku sesuai dengan norma, nilai atau harapan sosial".
Jika kita berbicara tentang emosi maka setiap orang akan mengatakan bahwa ia pernah
merasakannya, setiap orang bereaksi terhadap keberadaannya. Hidup manusia sangat kaya akan
pengalaman emosional. Hanya saja ada yang sangat kuat dorongannya, adapula yang sangat
samar sehingga ekspresinya tidak tampak. Ekspresi emosi akan kita kenali pada setiap jenjang
usia mulai dari bayi hingga orang dewasa, baik itu laki-Iaki ataupun perempuan. Sebagai contoh,
seorang anak tertawa kegirangan ketika ayahnya melambungkan tubuhnya ke udara atau kita
meiihat seorang anak yang berusia satu tahun sedang menangis karena mainannya direbut oleh
kakaknya. Bagi seorang anak, kondisi emosi ini lebih*mudah diekspresikan rnelalui kondisi
fisiknya. Sebagai contoh seorang anak akan iangsung menangis apabila ia merasa sakit atau
merasa tidak nyaman. Namun, apabiia seorang anak ditanya tentang "bagaimana perasaannya"
atau "mengapa ia merasa sakit?", anak akan merasa kesulitan untuk mengungkapkan
sebetulnya yang dimaksud dengan emosi itu? Untuk mengetahui hai itu lebih jelas, Anda dapat
Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri kita, dapat berupa perasaan v senang atau
tidak senang, perasaan baik atau buruk. Dalam World Book Dictionary (1994: 690) emosi
didefinisikan sebagai "berbagai perasaan yang kuat". Perasaan benci, takut, marah, cinta, senang,
dan kesedihan. Macam-macam perasaan tersebut adalah gambaran dari emosi. Goleman
(1995:411) menyatakan bahwa "emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran-pikiran
khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk
bertindak".
kompleks (a complex feeling state) dan getaran jiwa (stid up state) yang menyertai atau muncul
sebelum atau sesudah terjadinya suatu perilaku". Berdasarkan definisi di atas kita dapat
memahami bahwa emosi merupakan suatu keadaan yang kompleks, dapat berupa perasaan
ataupun getaran jiwa yang ditandai oleh perubahan biologis yang muncul menyertai terjadinya
suatu perilaku.
Proses sosialisasi ini tampaknya terpisah, tetapi sebenarnya saling berhubungan satu sama
lainnya, sebagaimana yang dikemukakan oleh Hurlock (1978), yaitu sebagai berikut.
1. Belajar untuk bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima masyarakat.
3. Mengembangkan sikap/tingkah laku sosial terhadap individu lain dan aktivitas sosial yang ada di
masyarakat.
Pada perkembangannya, berdasarkan ketiga tahap proses sosial ini, individu akan terbagi
ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok individu sosial dan individu nonsosial. Kelompok
individu sosial adalah mereka yang tingkah lakunya mencerminkan ketiga proses sosialisasi.
Mereka mampu untuk mengikuti kelompok yang diinginkan dan diterima sebagai anggota
kelompok. Adakalanya mereka selalu menginginkan adanya orang lain dan merasa kesepian
apabila berada seorang diri. Selain itu mereka juga merasa puas dan bahagia jika selalu berada
dengan orang lain. Adapun kelompok individu nonsosial, mereka adalah orang-orang yang tidak
berhasil mencerminkan ketiga proses sosialisasi. Mereka adalah individu yang tidak tahu apa
yang diharapkan kelompok sosial sehingga tingkah laku mereka tidak sesuai dengan harapan
sosial. Kadang-kadang mereka tumbuh menjadi individu antisosial, yaitu individu yang
mengetahui harapan kelompok sosial, tetapi dengan sengaja melawan hal tersebut. Akibatnya
Selain kedua kelompok tadi, dalam perkembangan sosial ini adapula istilah individu yang
introvert dan extrovert. Introvert adalah kecenderungan seseorang untuk menarik diri dari
lingkungan sosialnya. Minat, sikap ataupun keputusan-keputusan yang diambil selalu didasarkan
kebutuhannya bisa dipenuhi sendiri. Sedangkan extrovert adalah kecenderungan seseorang untuk
mengarahkan perhatian ke luar dirinya sehingga segala minat, sikap, dan keputusan-keputusan
yang diambilnya lebih ditentukan oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar dirinya. Orang-
orang extrovert biasanya cenderung aktif, suka berteman, dan ramah-tamah. Seorang ahli
menyatakan introvert dan extrovert hanya merupakan suatu tipe dari reaksi yang ditunjukkan
seseorang. Jika seseorang menunjukkan reaksi yang terus-menerus seperti itu atau sudah menjadi
kebiasaan barulah bisa dianggap sebagai tipe kepribadiannya. Sementara ahli lain menyatakan
bahwa suatu kepribadian yang sehat atau seimbang haruslah memiliki kedua kecenderungan ini.
Dengan demikian, kebutuhan untuk berhubungan dengan lingkungan sosialnya serta kebutuhan
Ada dua puluh karakteristik yang dapat menggambarkan individu dengan penyesuaian
3. Mau menerima tanggung jawab sesuai dengan perannya. Apakah itu peran sebagai anggota
6. Mampu membuat keputusan dengan kekhawatiran dan konflik yang minimum.
7. Tetap pada pilihannya sehingga ia menemukan bahwa pilihannya itu salah.
9. Dapat menggunakan pikiran sebagai dasar untuk bertindak, tidak untuk melarikan diri.
10. Belajar dari kegagalan tidak mencari alasan untuk kegagalannya.
11. Tahu bagaimana harus bekerja pada saat kerja dan bermain pada saat main.
14. Dapat menunjukkan kemarahan ketika merasa terluka atau merasa haknya terganggu.
19. Menerima kenyataan bahwa hidup adalah perjuangan yang tak ada habisnya.
20. Untuk menjadi individu dengan penyesuaian diri yang baik, seorang anak harus merasa bahagia
dan mampu menerima dirinya. Untuk itu, sejak dini anak perlu diajak bersikap realistis terhadap
3.3. Fungsi dan Peranan Emosi Pada Perkembangan Anak Usia Dini
Setelah kita mengetahui apa dan bagaimana mekanisme terjadinya emosi pada individu,
selanjutnya kita akan membahas tentang tungsi atau peranan emosi pada perkembangan anak.
a. Merupakan bentuk komunikasi sehingga anak dapat menyatakan segala kebutuhan dan
perasaannya pada orang lain. Sebagai contoh, anak yang merasakan sakit atau marah biasanya
mengekspresikan emosinya dengan menangis. Menangis ini merupakan bentuk komunikasi anak
dengan lingkungannya pada saat ia belum mampu mengutarakan perasaannya dalam bentuk
bahasa verbal. Demikian pula halnya ekspresi tertawa terbahak-bahak ataupun memeluk ibunya
dengan erat. Ini merupakan contoh bentuk komunikasi anak yang bermuatan emosional.
b. Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan
1) Tingkah laku emosi anak yang ditampilkan merupakan sumber penilaian lingkungan sosial
terhadap dirinya. Penilaian lingkungan sosial ini akan menjadi dasar individu dalam menilai
dirinya sendiri. Penilaian ini akan menentukan cara lingkungan sosial memperlakukan seorang
anak, sekaligus membentuk konsep diri anak berdasarkan perlakuan tersebut. Sebagai contoh,
sosialnya akan menilai ia sebagai anak yang "cengeng". Anak akan diperlakukan sesuai dengan
penilaiannya tersebut, misalnya entah sering mengolok-olok anak, mengucilkannya atau bisa
juga menjadi over protective. Penilaian dan perlakuan terhadap anak yang disebut "cengeng" ini
2) Emosi menyenangkan atau tidak menyenangkan dapat mempengaruhi interaksi sosial anak
diterima lingkungannya. Jika anak melempar mainannya saat marah, reaksi yang muncul dari
lingkungannya adalah kurang menyukai atau menolaknya. Reaksi yang kurang menyenangkan
ini, membuat anak memperbaiki ekspresi emosinya agar dapat diterima di lingkungan
masyarakatnya. Demikian pula halnya dengan ekspresi emosi yang disukai lingkungannya. Anak
yang empati dan suka berbagi mainan dengan temannya, akan disukai oleh lingkungannya. Anak
3) Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan. Tingkah laku emosi anak yang
ditampilkan dapat menentukan iklim psikologis lingkungan. Artinya, apabila ada seorang anak
yang pemarah dalam suatu kelompok maka dapat mempengaruhi kondisi psikologis
lingkungannya saat itu, misalnya permainan menjadi tidak menyenangkan, timbul pertengkaran
4) Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat menjadi satu kebiasaan. Artinya,
apabila seorang anak yang ramah dan suka menolong merasa senang dengan perilakunya tersebut
dan lingkungan pun menyukainya maka anak akan melakukan perbuatan tersebut berulang-ulang
5) Ketegangan emosi yang dimiliki anak dapat menghambat atau mengganggu aktivitas motorik
dan mental anak. Seorang anak yang mengalami stress atau ketakutan menghadapi suatu situasi,
dapat menghambat anak tersebut untuk melakukan aktivitas. Misalnya, seorang anak akan
menolak bermain finger painting (melukis dengan jari tangan) karena takut akan mengotori
bajunya dan dimarahi orang tuanya. Aktivitas finger painting ini sangat baik untuk melatih
motorik halus dan indra perabaannya. Namun, hambatan emosional (takut dimarahi orang
tuanya) anak menjadi kehilangan keberanian untuk mencobanya dan hilanglah kesempatan
pengembangan dirinya.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Melalui metode perkembangan sosial dan emosi anak usia dini penulis mampu menarik
kesimpulan bahwa perkembangan sosial dan emosi berperan penting dalam kehidupan anak,
selain itu juga berpengaruh pada dimensi 2 aspek perkembangan yang lainnya.
Agar pengaruhnya dapat dikenali dan ditanggapi secara positif, maka kita perlu
meningkatkan pelayanan dan selalu peka terhadap perkembangan sosial dan emosi anak didik
4.2. Saran
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mempunyai beberapa saran antara lain :
a. Diharapkan guru-guru pendidikan anak usia dini dapat memahami perkembangan sosial dan
b. Diperlukan antusiasme guru dalam menangani sikap individu tentang perubahan dan
Pembahasan:
a. Orang introvert adalah orang yang lebih banyak merenungi diri dan lebih suka menyendiri daripada
bersama-sama dengan orang lain.
b. Orang ekstrovert adalah orang yang bersifat sosial dan yang pikirannya lebih banyak tertuju pada
hal-hal di luar dirinya.
2. Setujukah Anda kalau dikatakan bahwa “ orang dilahirkan dalam keadaan sudah bersifat sosial, tidak
sosial, atau antisosial”? Jelaskan alasannya!
Pembahasan:
Tidak setuju, sebab orang bersifat sosial, tidak sosial, atau antisosial bukan pembawaan sejak lahir,
melainkan karena hasil belajar.
Pembahasan:
Perkembangan sosial adalah kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial.
4. Menjadi orang yang bermasyarakat (socialized) memerlukan tiga proses, yang meskipun terpisah dan
dapat dibedakan satu sama lain, tetapi saling berkaitan, sehingga kegagalan dalam satu proses akan
merendahkan tingkat sosialisasi individu. Jelaskanlah ketiga proses yang dimaksudkan!
Pembahasan:
Ketiga proses itu disebut proses sosialisasi. Adapun tiga proses sosialisasi tersebut yaitu sebagai
berikut:
Setiap kelompok sosial mempunyai pola kebiasaan yang telah ditentukan dengan seksama oleh para
anggotanya dan dituntut untuk dipatuhi. Ebagai contoh, ada peran yang telah disetujui bersama
bagi orang tua dan anak serta bagi guru dan murid.
Untuk bermasyarakat/ bergaul dengan baik anak-anak harus menyukai orang dan aktivitas sosial.
Jika mereka dapat melakukannya, mereka akan berhasil dalam penyesuaian sosial yang baik dan
diterima sebagai anggota kelompok sosial tempat mereka menggabungkan diri.
Pembahasan:
a. Orang sosial ialah mereka yang perilakunya mencerminkan keberhasilan di dalam tiga proses
sosialisasi, sehingga mereka cocok dengan kelompok tempat mereka menggabungkan diri dan
diterima sebagai anggota kelompok.
b. Orang yang suka hidup berkelompok (gregarious) adalah orang yang menghasratkan kehadiran
orang lain dan merasa kesepian jika berada seorang diri. Mereka puas semata-mata karena berada
bersama orang lain, terlepas dari sifat hubungannya.
c. Orang yang nonsosial adalah orang perilakuknya tidak mencerminkan keberhasilan dalam ketiga
yang menjadi ciri khas seorang yang mempunyai sifat sosial.
d. Orang yang tidak sosial (unsocial) adalah orang nonsosial yang tidak mengetahui apa yang dituntut
oleh kelompok sosial sehingga berperilaku yang tidak memenuhi tuntutan sosial. Oleh karena itu,
mereka tidak diterima oleh kelompok dan terpaksa menggunakan sebagaian besar waktu mereka
untuk berada seorang diri.
e. Orang yang antisosial adalah orang nonsosial yang mengetahui hal-hal yang dituntut kelompok,
tetapi karena sikap permusuhan terhadap orang lain maka mereka melawan norma kelompok.
Akibatnya mereka diabaikan dan ditolak oleh kelompok.
6. Apakah anak akan belajar menysuaikan diri dengan tuntutan sosial (harapan sosial) dan menjadi
pribadi yang dapat bermasyarakat bergantung pada empat faktor. Jelaskanlah faktor-faktor yang
dimaksud!
Pembahasan:
Empat faktor itu disebut esensi sosialisasi (Essential of socialization). Keempat faktor yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
a. Kesempatan yang penuh untuk sosialisasi adalah penting karena anak-anak tidak dapat belajar
hidup bermasyarakat dengan orang lain jika sebagian besar waktu mereka dipergunakan seorang
diri. Tahun demi tahun mereka semakin membutuhkan kesempatan untuk bergaul tidak hanya
dengan anak yang umur dan tingkat perkembangannya sama, tetapi juga dengan orang dewasa
yang umur dan lingkungannya berbeda.
b. Dalam keadaan bersama-sama anak-anak tidak hanya harus mampu berkomunikasi dalam kata-
kata yang dapat dimengerti orang lain, tetapi juga harus mampu berbicara tentang topik yang
dapa dipahami dan menarik bagi orang lain. Pembicaraan yang bersifat sosial, merupakan
penunjang yang penting bagi sosialisasi, tetapi pembicaraan yang egosentrik menghalangi
sosialisasi.
c. Anak akan belajar sosialisasi hanya apabila mereka mempunyai motivasi untuk melakukannya.
Motivasi sebagian besar bergantung pada timgkat kepuasan yang dapat diberikan oleh aktivitas
sosial kepada anak.Jika mereka memperoleh kesenangan dari hubungan dengan orang lain,
mereka akan mengulangi hubungan tersebut. Sebaliknya, jika hubungan sosial hanya
memberikan kegembiraan sedikit, mereka akan menghindarinya apabila mungkin.
d. Metode belajar yang efektif dengan bimbingan adalah penting. Dengan metode coba alat anak
mempelajari beberapa beberapa pola perilaku yang penting bagi penyesuaian sosial yang baik.
Mereka juga belajar dengan mempraktikkan peran yaitu dengan menirukan orang yang dijadikan
tujuan identifikasi dirinya. Akan tetapi mereka akan belajar lebih cepat dengan hasil akhir yang
lebih baik jika mereka diajar oleh seseorang yang dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan
belajar dan memilih teman sejawat sehingga mereka akan mempunyai contoh yang baik untuk
ditiru.
7. a. Ketika anak memasuki sekolah dasar (SD), siapakah yang lebih berpengaruh pada keputusan anak:
orang tua, guru atau temansebaya?
b. Apa sebabnya pengaruh teman sebaya pada masa kanak-kanak kuat?
Pembahasan:
a. Ketika anak memasuki sekolah dasar (SD), yang lebih berpengaruh pada keputusan anak adalah
teman sebaya. Dengan meningkatnya umur anak, jika nasihat orang tua dan guru berbeda maka
anak cenderung lebih terpengaruh oleh teman sebaya.
1. dari keinginan anak itu sendiri untuk dapat diterima oleh kelompok;
2. dari kenyataan bahwa anak menggunakan waktu lebih banyak dengan teman sebaya.
8. Pengaruh kelompok sosial poada anak berbeda-beda (bervariasi). Jelaskanlah faktor-faktor yang ikut
mempengaruhi adanya variasi dalam pengaruh kelompok sosial!
Pembahasan:
Faktor yang ikut mempengaruhi perbedaan pengaruh kelompok sosial adalah:
Anak-anak yang populer dan melihat kemungkinan memperoleh penerimaan kelompok lebih
dipengaruhi kelompok dan kurang dipengaruhi keluarga dibandingkan dibandingkan dengan anak-
anak yang pergaulannya dengan kelompok tidak begitu akrab. Anak-anak yang hanya melihat
adanya kesempatan kecil untuk dapat diterima kelompok mempunyai motivasi yang kecil pula
untuk menyesuaikan diri denganstandar kelompok.
Anak-anak yang merasa aman di dalam kelompok akan merasa bebas mengekspresikan
ketidakcocokan mereka dengan pendapat anggota lainnya. Sebaliknya, mereka yang merasa tidak
aman akan menyesuaikan diri sebaik mungkin dan akan mengikuti anggota lainnya.
Pengaruh kelompok berasal dari jarak sosial yaitu derajat hubungan kasih sayang di antara para
anggota kelompok. Pada kelompok primer (antara lain keluarga atau teman sebaya) ikatan
hubungan dalam kelompok lebih kuat dibandingkan dengan pada kelompok sekunder (antara lain
kelompok bermain yang diorganisasikan atau perkumpulan sosial) atau pada kelompok tertier
(antara lain orang-orang yang behubungan dengan anak di dalam bus, kereta api, dan sebagainya).
Akibatnya kelompok primer mempunyai pengaruh terkuat terhadap anak-anak.
Dalam sebuah kelompok, pengaruh terbesar biasanya timbul dari pimpinan kelompok dan
pengaruh yang terkecil berasal dari anggota yang paling tidak populer.
e. Kepribadian.
Anak-anak yang merasa tak mampu atau rendah diri lebih banyak dipengaruhi oleh kelompok
dibandingkan dengan mereka yang memilih kiepercayaan pada diri sendiri yang besar dan yang
lebih menerima diri sendiri. Anak dengan pola kepribadian otoriter paling dipengaruhi kelompok
karena mereka selalu mersa takut kalau-kalau tidak disukai teman sebaya.
Semakin kuat motif anak-anak untuk menggabungkan diri (affiliation motive) yaitu keinginan
untuk diterima semakin rentan mereka terhadap pengaruh dari mereka yang mempunyai status
tinggio dalam kelompok. Semakin menarik kelompok itu bagi anak, semakin ingin mereka diterima
dan bersedia dipengaruhi oleh kelomjpok tersebut.
9. Pengaruh kelompok terhadap perkembangan sosial anak terutama kuat dalam tiga bidang, yang
berperanan penting dalam penyesuaian pribadi dan sosial. Jelaskanlah ketiga bidang yang
dimaksudkan!
Pembahasan:
Penyesuaian diri adalah perilaku yang ditujukan untuk memenuhi tuntutan kelompok. Hal ini
mencerminkan kemauan individu untuk menyesuaikan perilaku, sikap dan nilanya sesuai dengan
tuntutan kelompok. Sebagian orang hanya menyesuaikan diri di depan umum dan berbuat
sesukanya sendiri pada waktu sendirian. Sebagian lainnya menyesuaikan diri, baik di epan umum
maupun ketika sendirian. Sebagian anak menyesuaikan diri lebih disebabkan oleh kebutuhan
daripada karena memilih. Mereka menghendaki popularitas dan kasih sayang dari teman sebaya,
terutama jika mereka merasa tidak mendapatkan kasih sayang di rumah. Untuk mencapai tujuan
ini mereka bersedia menyesuaikan diri walaupun dengan pengorbanan. Kemauan untuk
menyesuaikan diri pada anak-anak adalah kuat terutama pada masa kanak-kanak ketika keinginan
untuk diterima secara sosial mencapai puncaknya.
b. Dengan membantu anak-anak mencapai kemandirian dari orang tua dan menjadi dirinya sendiri.
Melalui hubungan dengan teman sebaya anak-anak belajar berpikir secara mandiri, mengambil
keputusan sendiri, menerima pandangan dan nilai-nilai yang asalnya bukan dari keluarga mereka,
dan mempelajari pola perliaku yang diterima kelompok.
Meskipun anak belum mengetahui mengapa orang lain menerima atau menolaknya, anak menduga
pendapat orang lain menyenangkan, anak juga akan menganggap dirinya sendiri menyenangkan;
jika pendapat orang lain tidak menyenangkan, anak akan tidak menyukai dan menolak dirinya
sendiri.
10. Jelskanlah salah satu kesulitan terbesar yang dihadapi anak dalam mempelajari perilaku sosial yang
dapat diterima! (Ingat perbedaan atau variasi dalam harapan sosial)
Pembahasan:
Salah satu kesulitan tersebut adalah bahwa setiap sub-budaya dalam masyarakat mempunyai
ketentuan masing-masing tentang hal-hal yang dapat diterima. Sebagai contoh, perilaku agresif
diterima oleh sementara sub-budaya tetapi ditolak oleh sub-budaya yang lain.
11. Jelaskanlah kesulitan-kesulitan yang dialami anak dalam usaha memenuhi harapan sosial!
Pembahasan:
a. Kecenderungan bawaan dapat meni,bulkan kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan harapan
sosial. Seorang anak laki-laki dengan tubuh yang kecil dan otot yang lemah tidak akan mampu
menyesuaikan diri dalam suatu budaya yang menganggap ideal tubuh yang sempurna seperti
atlet.
b. Seorang anak yang telah dibentuk untuk menyesuaikan diri dengan suatu kelompok budaya
mungkin mengalami kesulitan apabila berpindah ke kelompok lain. Seorang anak dari keluarga
imigran atau keluarga yang sering berpindah tempat tinggal mungkin menghadapi masalah.
c. Penyesuaian diri dengan harapan sosial menjadi sulit bila anak tidak menyetujui cita-cita
kelompok.
d. Anak yang telah mempelajari perilaku yang sesuai bagi suatu tingkatan umur mungkin
menemukan kesulitan untuk menyesuaika diri dengan pola yang diterima untuk tingkatan umur
yang lebih tua.
e. Anak mungkin bingung tentang makna pola perilaku yang diterima secara sosial. Sebagai contoh,
seorang anak perempuan mungkin tidak mengetahui bahwa ia dianggap kelompok “terlalu tua”
untuk menjadi gadis yang berperilaku kelaki-lakian (tomboy)]
f. Anak mungkin terlantar dari kesempatan mempelajari perilaku yang diterima secara sosial.
Seorang laki-laki tanpa ayah mungkin tidak mempunyai contoh pria untuk ditiru.
g. Anak yang dianggap bahwa penerimaan sosial kurang penting dibandingkan dengan memiliki
kebebasan sebagai individu akan mempunyai motivasi yang kecil untuk mengikuti pola yang
diterima secara sosial.
12. Jelaskanlah beberapa aspek kehidupan keluarga yang mempengaruhi sosialisasi anak!
Pembahasan:
Jika lingkungan keluiarga secara keseluruhan memupuk perkembangan sikap sosial yang baik,
kemungkinan besar anak akan menjadi pribadi yang sosial dan sebaliknya.
b. Hubungan antara ayah dan ibu, anak dengan saudaranya, dan anak dengan orang tua, mempunyai
pengaruh yang sangat kuat.
c. Posisi anak dalam keluarga. Anak yang lebih tua atau yang jarak umurnya dengan saudaranya
terlalu jauh, atau satu-satunya anak yang jenis kelaminnya lain dari saudara-saudaranya,
cenderung lebih banyak menyendiri ketika berada bersama anak-anak lain. Anak yang jenis
kelaminnya sama dengan saudara-saudaranya menemukan kesukaran dalam bergaul dengan
teman yang jenis kelaminnya berlainan tetapi mudah membina pergaulan dengan anak yang jenis
kelaminnya sama.
Contoh, anak tunggal sering mendapatkan perhatian yang lebih dari semestinya. Akibatnya
mereka mengharapkan perlakuan yang sama dari orang luar dan jengkel jika mereka tidaki
mendapatkannya.
e. Perilaku sosial dan sikap anak mencerminkan perlakuan yang diterima di rumah. Anak yang
merasa ditolak oleh orang tua, atau saudara kandungnya mungkin menganut sikap kesyahidan
(attitude of martyrdom) di luar rumah dan membawa sikap ini sampai dewasa. Anak semacam
itu mungkin akan suka menyendiri dan menjadi introvert. Sebaliknya penerimaan dan sikap
orang tua yang poenuh cinta kasih mendorong anak bersifat ekstrovert.
f. Harapan orang tua memotivasi anak untuk belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial.
Sebagai contoh, engan meningkatnya umur anak, mereka harus belajar mengatasi dorongan
agresif dan pelbagai pola perilaku tidak sosial lainnya jika mereka ingin diterima oleh orang tua
mereka.
g. Cara pendidikan anak yang digunakan orang tua. Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan
keluarga yang demokratis mungkin melakukan penyesuaian sosiaql yang paling baik. Mereka
aktif secara sosial dan mudah bergaul. Sebaliknya, mereka yang dimanjakan cenderung menjadi
tidak aktif dan menyendiri. Anak-anak yang dididik dengan cara otoriter cenderung menjadi
pendiam dan tidak suka melawan, dan keingintahuan serta kreativitas mereka terhambat oleh
tekanan orang tua.
13. “ Rumah merupakan tempat mempelajari keterampilan sosial .” Setujukah Anda akan maksud
pernyataan ini? “ Jelaskan alasanmu!”
Pembahasan:
Setuju, karena jika anak mempunyai hubungan sosial yang memuaskan dengan anggota keluarga,
mereka dapat menikmati sepenuhnya hubungan sosial dengan orang-orang di luar rumah,
mengembangkan sikap sehat terhadap orang lain, dan belajar berfungsi dengan sukses di dalam
kelompok teman sebaya.
Pembahasan:
Karena perilaku yang dipelajari pada usia dini cenderung menetap, hal ini mempengaruhi perilaku
dalam situasi sosial pada usia selanjutnya. Jika pola ini menghasilkan penyesuaian sosial yang baik,
hal ini merupakan suatu keuntungan; tetapi jika tidak, hal ini akan menimbulkan kerugian sosial.
Sekali sikap terbentuk, lebih sukar mengubahnya dibandingkan engan mengubah perilaku. Oleh
karena itu, anak-anak yang lebih memilih interaksi dengan manusia daripada dengan benda akan
mengembangkan keterampilan sosial sehingga lebih populer di kalangan teman sebaya
dibandingkan dengan anak yang mempunyai sikap kurang baik terhadap aktivitas sosial.
Pengalaman sosial awal mempengaruhi tingkat partisipasi sosial individu di masa kanak-kanak dan
di kemudian hari. Jika pengalaman sosialnya menyenangkan, individu mungkin akan lebih aktif
dibandingkan engan jika pengalaman sosialnya tidak menyenangkan.
Ada hubungan yang erat antara sikap menyukai aktivitas sosial dan penerimaan sosial. Semakin
baik sikap anak terhadap aktivitas sosial, semakin besar kemungkinan untuk menjadi populer.
Pengalaman sosial awal menentukan apakah anak akan menjadi cenderung sosial, tidak sosial,
atau antisosial; dan apakah anak akan menjadi seorang pemimpin atau seorang pengikut.
Pengalaman sosial awal meninggalkan kesan pada kepribadian anak, kesan yang mungkin akan
menetap sepanjang hidup. Sikap yang positif terhadap diri sendiri lebih sering dijumpai pada
orang yang yang pengalaman sosial awalnya menyenangkan.
15. Variasi dalam pola perkembangan sosial adalah kecil. Apa sebabnya?
Pembahasan:
a. Pola perkembangan fisik dan mental sama pada semua anak, meskipun mungkin ada perbedaan
sedikit yang disebabkan oleh kecerdasan, kesehatan, dan sejumlah faktor lainnya. Akibatnya
anak siap menguasai tugas perkembangan pada umur yang hampir sama.
b. Dalam suatu kelompok budaya, tekan harapan sosial menimbulkan pengalaman belajar yang sama
pada semua anak. Apabila perilaku sosial pada seorang anak sangat berbeda apada perilaku
sosial anak lain yang umurnya sebaya, umumnya hal itu berarti bahwa anak telah melakukan
penyesuaian sosial yang kurang baik. Jika anak telah melakukan penyesuaian sosial yang kurang
baik, kesulitan ini umumnya merupakan akibat dari kurangnya kesempatan untuk belajar
bermasyarakat atau kurang motivasi untuk mengambil manfaat dari kesempatan yang ada.
Pembahasan:
a. Akan memungkinkan kita untuk meramalkan perilaku sosial yang normal pada umur tertentu,
sehingga orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya tidak akan segera menganggap seorang anak
sebagai anak yang terlambat, atau terlalu cepat matang, atau antisosial.
b. Akan memungkinkan perencanaan jadwal waktu pendidikan, anak-anak dapat didorong
mengembangkan keterampilan dan sikap sosial yang diharapkan dari mereka jika mereka ingin
memperoleh penerimaan kelompok. Sebagai contoh, apabila anak mencapai usia sekolah, mereka
diharapkan mampu melakukan hubungan sosial dengan teman sebaya tanpa campur tangan orang
dewasa.
Pembahasan:
Reaksi sosial pertama bayi adalah terhadap orang dewasa karena secara normal orang dewasa
merupakan hubungan sosial pertama bayi. Pada masa bayi menginjak usia 3 bulan mereka
memalingkan muka ke arah suara manusia dan tersenyum membalas senyuman atau suara
berketuk. Bayi mengekspresikan kegembiraan terhadap kehadiran orang lain dengan senyuman,
menyepakkan kaki, atau melambaikan tangan. Senyuman sosial atau senyuman sebagai reaksi
terhadap orang yang dibedakan dari senyuman reflek yang timbul oleh rabaan pada pipi atau bibir
bayi.
18. Jelaskanlah dasar-dasar perilaku sosial (respons-respons sosial) yang diletakkan pada masa bayi!
(Atas dasar respons-respons sosial awal inilah dikembangkan perilaku sosial yang selanjutnya)
Pembahasan:
Dasar bagi prerilaku sosial yang diletakkan pada masa bayi yaitu:
a. Meniru
b. Rasa malu
c. Perilaku kelekatan (attachment behavio)
d. Ketergantungan
e. Menerima otoritas
f. Persaingan
g. Mencari perhatian
h. Kerjasama sosial
i. Perilaku melawan.
https://abdulhafi.wordpress.com/2008/12/01/perkembangan-sosial-anak-menurut-hurlock/