Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL

AINA FIRDA NOVITA / 857609071


Ke : 2
Kode Mata Kuliah : PAUD4103
Nama Mata Kuliah : Metode Pengembangan Sosial Emosional
Nama Pengembang : Nur Fatma Oktaviana, S.Pd., M.Pd
Masa Registrasi 2022.2
Rentang Skor 10 – 100

Soal

1. Jelaskan Perkembangan Sosial Emosional pada Anak Usia TK!


Jawaban :
Perkembangan sosial anak adalah suatu proses dalam kehidupan anak untuk berperilaku sesuai
dengan norma atau aturan dalam lingkungan kehidupan anak. Perkembangan sosial-emosional anak
merupakan faktor yang penting dalam pengembangan anak di TK dan keberhasilannya di masa
depan.
Perkembangan sosial emosional meliputi perkembangan dalam hal emosi, kepribadian dan
hubungan interpersonal (Papalia, 2004). Pada tahap awal masa kanak-kanak, perkembangan sosial
emosional berkisar tentang proses sosialisasi, yaitu proses ketika anak mempelajari nilai-nilai dan
perilaku yang diterima dari masyarakat (Dodge, 2002).
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak :
a. Keadaan di dalam individu
b. Konflik-konflik dalam proses perkembangan
c. Sebab-sebab yang bersumber dari lingkungan keluarga, sekitar dan sekolah.
Sedangkan perkembangan sosial anak dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :
a. Lingkungan keluarga
b. Faktor dari luar rumah
c. Faktor pengaruh pengalaman sosial awal

2. Sebut dan Jelaskan Karakter Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia TK!
Jawaban :
Emosi pada masa awal kanak-kanak sangat kuat. Pada fase ini anak mudah terbawa ledakan-ledakan
emosional sehingga sulit dibimbing dan diarahkan. Menurut Hurlock (1978) perkembangan emosi
ini mencolok pada anak usia 2,5-3,5 tahun dan 5,5-6,5 tahun.
Ciri utama reaksi emosi pada anak adalah sebagai berikut :
a. Reaksi emosi anak sangat kuat
b. Reaksi emosi sering kali muncul pada setiap peristiwa dengan cara yang diinginkan
c. Reaksi emosi anak mudah berubah
d. Reaksi emosi bersifat individual
e. Reaksi emosi anak, dapat dikenali melalui tingkah laku yang ditampilkan.
Bentuk-bentuk reaksi emosi yang umum terjadi pada awal masa kanak-kanak menurut Hurlock
(1993:117) adalah sebagai berikut :
a. Amarah, marah sering kali muncul sebagai reaksi terhadap frustasi, sakit hati dan merasa
terancam. Reaksi marah menurut Hurlock (1991) ada dua yaitu marah yang impulsif (agresi) dan
marah yang terhambat (marah yang tidak dicetuskan karena dikendalikan atau ditahan)
b. Takut, reaksi takut pada anak-anak berupa rasa tak berdaya. Jeffrey Gray (1971) mengemukakan
beberapa bentuk penyebab rasa takut pada anak dapat diakibatkan oleh adanya rangsangan
berupa suara keras, pengalaman menghadapi tempat/orang asing, tempat tinggi, kamar gelap,
berada seorang diri, rasa sakit atau karena interaksi sosial, terancam atau marah dengan orang
lain. Rekasi emosi yang berdekatan dengan reaksi takut menurut Hurlock (1991) yaitu shyness,
embarassment, khawatir dan anxiety.
c. Cemburu, cemburu adalah reaksi normal terhadap hilangnya kasih sayang, baik kehilangan
secara nyata terjadi maupun yang hanya sekadar dugaan.
d. Ingin tahu, rasa ingin tahu besar merupakan perilaku khas anak prasekolah.
e. Iri hati, iti hati timbul karena anak kurang memiliki rasa aman dan kepercayaan terhadap dirinya
sendiri dan muncul saat anak merasa tidak memperoleh perhatian.
f. Senang/gembira, merupakan reaksi emosi yang timbul bila anak mendapatkan apa yang
diinginkan, kondisi yang sesuai dengan harapannya.
g. Sedih, emosi negatif yang kemunculannya didorong oleh perasaan kehilangan atau ditinggalkan
terutama oleh orang yang disayanginya
h. Kasih sayang, merupakan emosi positif yang sangat penting keberadaannya, ia menjadi dasar
berbagai macam perilaku emosi dan kepribadian yang sehat, kekurangan kasih sayang dapat
berdampak buruk pada pembentukan kepribadian di masa depan.
Beberapa karakteristik perilaku sosial pada anak usia prasekolah menurut Snowman dalam
Patmonodewo (1995:29) yaitu :
a. Pada umumnya anak pada usia ini memiliki satu atau dua sahabat. Akan tetapi, sahabat ini cepat
berganti. Mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara sosial. Sahabat yang dipilih
biasanya dari jenis kelamin yang sama, kemdian berkembang menjadi bersahabat dengan anak
dengan jenis kelamin berbeda.
b. Kelompok bermainnya cenderung kelompok kecil, tidak terlalu terorganisasi secara baku
sehingga kelompok tersebut cepat berganti-ganti.
c. Anak yang lebih kecil sering kali mengamati anak yang lebih besar.
d. Pola bermain anak prasekolah lebih bervariasi fungsinya sesuai dengan kelas sosial dan gender.
Anak dari kelas menengah lebih banyak bermain asosiatif, kooperatif dan konstruktif, sedangkan
anak perempuan lebih banyak bermain soliter, konstruktif, paralel dan dramatik. Anak laki-laki,
lebih banyak bermain fungsional solitaire dan asosiatif dramatis.
e. Perselisihan sering terjadi. Akan tetapi, sebentar kemudian mereka berbaikan kembali. Anak
laki-laki banyak melakukan tindakan agresif dan menantang.
f. Setelah masuk TK, pada umumnya kesadaran mereka terhadap peran jenis kelamin telah
berkembang. Anak laki-laki lebih senang bermain di luar, bermain kasar dan bertingkah laku
agresif, sedangkan anak perempuan lebih suka bermain yang bersifat kesenian, bermain boneka
atau menari.
Sementara itu menurut Hurlock (1978) pola perilaku sosial pada masa kanak-kanak, yaitu kerja
sama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan sosial, simpati, empati, ketergantungan,
sikap ramah, tidak mementingkan diri sendiri, meniru dan perilaku kelekatan.
3. Apa kaitannya perkembangan Sosial Emosional dengan Fisik, Mental dan Psikologis Anak?
Jelaskan!
Jawaban :
Tampilan emosi merupakan suatu bentuk komunikasi atau dengan kata lain ekspresi emosi
memungkinkan anak untuk bersosialisasi dalam suatu lingkungan sosial yang dimasukinya. Melalui
perubahan mimik wajah dan fisik yang menyertai emosi, anak-anak dapat mengomunikasikan
perasaan mereka kepada orang lain dan mengenal berbagai jenis perasaan orang lain. Dengan
ekspresi emosi, mereka dapat menunjukkan rasa kegembiraan, kebencian, ketakutan, dsb.
Tampilan emosi pada anak dapat kita jadikan dasar dalam memahami perkembangan mental dan
psikologi anak. Secara mental, tekanan emosi akan mempengaruhi konsentrasi, kemampuan
mengingat dan menyerap pengalaman belajar. Begitu pula tekanan emosi pada anak biasanya akan
mempengaruhi motivasi, minat dan ekspresi psikologis lainnya.
Terhadap aspek mental perkembangan sosial emosional juga berpengaruh kuat. Hurlock, (1999)
menyatakan bahwa emosi dapat berpengaruh dan mengganggu aktivitas mental karena kegiatan
mental, (seperti konsentrasi, daya ingat dan penalaran) sangat mudah dipengaruhi oleh emosi yang
kuat.
Berikutnya, pengaruh emosi terhadap perubahan fisik adalah sebagai berikut.
Jenis Emosi Perubahan Fisik
Terpesona Reaksi elektris pada kulit
Marah Peredaran darah bertambah cepat
Terkejut Denyut jantung bertambah cepat
Kecewa Bernapas panjang
Sakit/marah Pupil mata membesar
Takut/tegang Air liur mengering
Takut Berdiri bulu roma
Tegang Pencernaan terganggu, otot-otot menegang atau bergetar (tremor)
Dikutip dari : Yusuf, 2000

4. Apa saja yang dapat menghambat perkembangan sosial Emosional pada anak TK? Jelaskan!
Jawaban :
Hal-hal yang dapat menghambat perkembangan sosial emosional anak, yaitu :
a. Keadaan di dalam diri individu
Keadaan diri individu, seperti usia, keadaan fisik, inteligensi, peran seks (Hurlock, 1980) dapat
mempengaruhi perkembangan emosi individu. Contoh kondisi fisik yang mengganggu yaitu :
1) Kesehatan yang buruk, disebabkan oleh gizi buruk, gangguan pencernaan atau penyakit
2) Kondisi yang merangsang, seperti kaligata atau eksim
3) Setiap gangguan kronis, seperti asma atau penyakit kencing manis
4) Perubahan kelenjar, terutama pada masa puber.
b. Konflik-konflik perkembangan
Bila anak mengalami gangguan atau hambatan dalam menghadapi konflik-konflik pada fase
perkembangan sehingga tidak dapat mengatasi konflik-konflik tersebut maka anak dapat
mengalami gangguan-gangguan emosi.
c. Kondisi Psikologis
1) Tingkat intelektual di bawah rata-rata. Anak yang tingkat intelektualnya rendah, rata-rata
memiliki pengendalian emosi yang kurang dibandingkan anak yang pandai pada tingkat
umur yang sama.
2) Kegagalan mencapai tingkatan aspirasi. Kegagalan yang berulang-ulang dapat
mengakibatkan timbulnya keadaan cemas, sedit atau banyak
3) Kecemasan setelah pengalaman emosi tertentu yang sangat kuat. Sebagai contoh akibat
lanjutan dari pengalaman yang menaktkan akan mengakibatkan anak takut kepada setiap
situasi yang dirasakan mengancam.
d. Kondisi Lingkungan
1) Lingkungan keluarga
a) Gaya pengasuhan tidak peduli membuat anak impulsif, gaya pengasuhan otoriter
menjadikan anak seorang pemarah (Hadits, 1995)
b) Sikap orang tua yang selalu mencemaskan atau terlalu melindungi. Over protective akan
mengakibatkan penolakan dari orang yang disayanginya
2) Lingkungan sekitarnya
a) Daerah yang terlalu padat
Daerah yang terlalu padat dengan beragam ciri khas penduduk, akan mengganggu
perkembangan emosi anak. Apalagi jika pada lingkungan tersebut jumlah orang dewasa
lebih banyak dibandingkan anak-anak, hal itu dapat mengakibatkan anak mendapatkan
jauh lebih banyak tekanan dari orang-orang dewasa disekitarnya.
b) Daerah yang memiliki angka kejahatan tinggi
Kejahatan perilaku orang dewsa baik langsung maupun tidak langsung yang menyangkut
anak-anak prasekolah akan berpengaruh pada mereka. Secara umum, di lingkungan anak
yang rawan tindak kejahatan akan mengakibatkan para keluarga yang tinggal di sana
selalu diliputi kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutan.
c) Kurangnya fasilitas rekreasi
Menjadikan kurangnya stimulus yang menyenangkan bagi anak.
d) Tidak adanya aktivitas-aktivitas yang diorganisasi dengan baik untuk anak
Bila aktivitas anak dalam bergerak aktif tidak terorganisasi dengan baik dan kurang
mendapatkan sentuhan-sentuhan bermakna dari orang dewasa, maka aktivitas-aktivitas
anak yang berada disekitar kita cenderung liar, tidak terkendali dan berkembang apa
adanya.
3) Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah yang dapat menimbulkan gangguan emosi dan menyebabkan terjadinya
tingkah laku pada anak yaitu hubungan yang kurang harmonis antara anak dan guru,
hubungan yang kurang harmonis dengan teman-teman.

Faktor yang dinggap dapat menghambat perkembangan sosial anak usia dini, menurut Sri Deliana
(2000), yaitu sebagai berikut :
a. Tingkah laku agresif
Tingkah laku agresif selain mengganggu hubungan sosial juga melanggar aturan yang
diberlakukan di sekolah, misalnya suka berkelahi, merusak alat permainan milik teman atau
mengganggu anak lain.
b. Daya suai (kemampuan beradaptasi) kurang
Kurangnya kemampuan beradaptasi akan menyebabkan anak tersebut terasing dan selanjutnya
tidak dapat mengikuti kegiatan (pembelajaran) yang bersifat kelompok.
c. Pemalu
Pemalu yang berlebihan dinaggap sebagai masalah, hal ini karena hal tersebut dapat
menyebabkan anak di masa mendatang tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
d. Anak manja
Memanjakan anak adalah suatu sikap orang tua yang selalu mengalah pada anaknya,
membatalkan perintah atau larangan hanya karena anak menjerit, menentang atau membantah.
e. Perilaku berkuasa
Perilaku berkuasa ini mulai muncul sekitar usia 3 tahun dan semakin meningkat dengan
bertambahnya kesempatan.
f. Perilaku merusak
Ledakan amarah yang dilakukan oleh anak sering disertai tindakan merusak benda-benda di
sekitarnya.

5. Sebutkan peran Sosial Emosional pada Pendidikan Anak Usia Dini!


Jawaban :
Perkembangan sosial emosional anak perlu dikembangkan sejak dini, karena jika perkembangan
sosial emosional anak terhambat maka anak akan mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dengan
orang-orang di lingkungan nyata dalam kehidupannya. Peran sosial emosional pada Pendidikan
Anak Usia Dini, yaitu :
a) Kecerdasan sosial emosional mampu menjadi alat untuk mengendalikan diri sehingga tidak
terjerumus ke dalam hal-hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain
b) Dengan sosial emosional yang baik membuat anak lebih mudah untuk beradaptasi/mengenal
lingkungan
c) Kecerdasan emosi bisa diimplementasikan sebagai cara yang sangat baik untuk membesarkan
ide, konsep, atau bahkan sebuah produk. Dengan pemahaman tentang diri, kecerdasan emosi
juga menjadi cara yang terbaik dalam membangun kerjasama
d) Kecerdasan emosi adalah modal penting bagi seseorang untuk mengembangkan bakat
kepemimpinan dalam bidang apapun.
e) Mengurangi dampak negatif pada perkembangan emosi dan sosial anak yang tidak terpenuhi
f) Membantu anak untuk mengenali perasaannya sendiri dan lebih mudah untuk menyampaikan
emosinya dengan baik
g) Sosial emosional dapat membantu anak untuk bisa menyelesaikan masalahnya sendiri dan
mandiri

Anda mungkin juga menyukai