Tugas VII
Tentang
Analisis Jurnal
Dosen Pengampu
Disusun Oleh
Rama Yana
(20080036)
B. Bagian Isi
Resume/Analisis Jurnal
Faktor dan Kondisi yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Emosional Ank Usia Dini
2. Kematangan
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mempertimbangkan
dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan
kematangan intelektual dan emosional.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Pendidikan dalam arti luas
harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupak keluarga,
masyarakat dan kelembagaan.
C. Kondisi yang Dapat Mempengaruhi Perkembangan Emosi pada Anak Usia Dini
1. Kondisi yang Mempengaruhi Emosi Dominan
a) Kondisi kesehatan
Kesehatan yang baik mendorong emosi yang menyenangkan menjadi domina,
sedangkan kesehatan yang buruk menyebabkan emosi yang tidak menyenangkan
menjadi dominan.
b) Suasana rumah
Jika anak-anak tumbuh dalam lingkungan rumah yang lebih banyak berisi
kebahagiaan dan apabila pertengkaran, kecemburuan, dendam, dan perasaan lain
yang tidak menyenangkan diusahakan sedikit mungkin maka anak akan lebih banyak
mempunyai kesempatan untuk menjadi anak yang bahagia.
h) Bimbingan
Bimbingan dengan titik berat pada penanaman pengertian bahwa menglami
frustrasi diperlukan sekali-kali dapat mencegah kemarahan dan kebencian menjadi
emosi yang dominan. Tanpa bimbingan semacam ini, emosi tersebut akan menjadi
dominan, terutama apabila frustrasi yang dialami dirasakan tidak adil bagi seorang
anak.
2) Kondisi psikologis
a). perlengkapan intelektual yang buruk. Anak yang tingkat intelektualnya rendah
rata-rata mempunyai pengendalian emosi yang kurang dibandingkan dengan anak
yang pandai pada tingkata umur yang sama.
b). kegagalan mencapai tingkat aspirasi. Kegagalan yang berulang-ulang dapat
mengakibatkan timbulnya keadaan cemas, sedikit atau banyak.
c). kecemasan setelah pengalaman emosional tertentu yang sangat kuat. Sebagai
contoh, akibat lanjutan dari pengalaman yang menakutkan akan mengakibatkan anak
takut kepada setiap situasi yang dirasakan mengancam.
3) Kondisi lingkungan
a). kekangan yang berlebihan, seperti disiplin yang otoriter.
b). sikap orang tua yang terlalu mencemaskan atau terlalu melindungi.
c). suasana otoriter disekolah. Guru yang terlalu menuntut atau pekerjaan sekolah
yang tidak sesuai dengan kemampuan anak akan menimbulkan kemarahan sehingga
anak pulang kerumah dalam keadaan kesal.
Lengkapi Resume yang Berkaitan dengan Materi
A. Pengertian Emosi
Istilah emosi berasal dari kata emotus atau emovere atau mencerca (to stir up) yang
berarti sesuatu yang mendorong terhadap sesuatu, missal emosi gembira mendorong
untuk tertawa, atau dengan perkataan lain emosi didefinisikan sebagai suatu keadaan
gejolak penyesuaian diri yang berasal dari dalam dan melibatkan hamper keseluruhan diri
individu.
Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi
merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat
merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu
perilaku intensional manusia (Prawitasari, 1995).
(Sujiono, 2005). Menurut Sarlito Wirawan Sartono berpendapat bahwa emosi merupakan
setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afekti. Yang dimaksud warna
efektif ini adalah perasaan-perasaan tertentu yang dialami pada saat menghadapi
(menghayati) suatu situasi tertentu contohnya: gembira, bahagia, takut dan lain-lain.
Sedangkan menurut Goleman Bahasa emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran.
Ali & Ansori (2006) menambahkan bahwa perkembangan emosi seseorang pada
umumnya tampak jelas pada perubahan tingkah lakunya. Perkembangan emosi remaja
juga demikian halnya. Kualitas atau fluktuasi gejala yang tampak dalam tingkah laku itu
sangat tergantung pada tingkat fluktuasi emosi yang ada pada individu tersebut. Dalam
kehidupan sehari-hari sering kita lihat beberapa tingkah laku emosional, misalnya agresif,
rasa takut yang berlebihan, sikap apatis, dan tingkah laku menyakiti diri, seperti melukai
diri sendiri dan memukul-mukul kepala sendiri.
Sejumlah faktor menurut Ali & Asrori (2006) yang dapat mempengaruhi perkembangan
emosi remaja adalah sebagai berikut:
a. Perubahan jasmani.
b. Perubahan pola interaksi dengan orang tua.
c.Perubahan pola interaksi dengan teman sebaya
d. Perubahan pandangan luar
e. Perubahan interaksi dengan sekolah.
2. Takut
Takut adalah jenis emosi anak yang berkaitan erat dengan upaya pertahanan diri
terhadap bahaya. Rasa takut juga bisa ditimbulkan oleh ingatan tentang pengalaman yang
tidak menyenangkan. Ekspresi emosi anak yaitu panik, lari, menghindar, menutup muka,
bersembunyi, dan menangis.
3. Cemburu
Cemburu adalah jenis emosi anak karena adanya rasa tidak nyaman dengan kehadiran
seseorang yang dianggap sebagai kompetitor. Biasanya terjadi pada kelahiran adik di
tengah keluarga. Anak merasa adanya pengalihan perhatian dari orang tua dan orang-
orang dewasa di sekitarnya. Ekspresi emosi anak yaitu usil, tidak menyukai bahkan melukai
adiknya.
5. Sedih
Sedih adalah jenis emosi anak atas kehilangan sesuatu yang dianggap penting dan
dicintainya. Bisa karena berpisah dengan teman bermain atau kehilangan binatang
kesayangannya. Ekspresi emosi anak yaitu menangis, berwajah murung, mengambek atau
tidak mau makan.
1. Amarah, di dalamnya meliputi brutal, mengamuk, benci, marah, jengkel, kesal hati,
terganggu, tersinggung, bermusuhan.
3. Rasa takut, di dalamnya meliputi cemas, takut, gugup, khawatir was-was, perasa an
takut sekali, sedih, waspada, tidak tenang, ngeri, kecut, panik dan pobia
d. Lingkungan
Kebebasan dan kontrol yang mutlak/ketat dapat menjadi penghalang dalam pencapaian
kematangan emosi seseorang. Lingkungan di sekitar kehidupan seseorang yang
mendukung perkembangan fisik dan mental memungkinkan kematangan emosi dapat
tercapai.
e. Jenis Kelamin
Laki-laki dikenal lebih berkuasa jika dibandingkan dengan perempuan, mereka memiliki
pendapat tentang kemaskulinan terhadap dirinya sehingga cenderung kurang mampu
mengekspresikan emosi seperti yang dilakukan oleh perempuan. Hal ini menunjukkan laki-
laki cenderung memiliki ketidakmatangan emosi jika dibandingkan dengan perempuan.
f. Pengalaman Traumatik
Masa lalu dapat mempengaruhi perkembangan seseorang.dampaknya yaitu jejak rasa
takut an sikap terlalu waspada. Yang ditimbulkan dapat berlangsung seumur hidup.
E. Usaha Guru dan Orang Tua Dalam Mengembangkan Emosi Peserta Didik
1. Orang tua memeriksa kembali cara pendidikan atau pengasuhan yang sudah diterapkan
atau digunakan selama ini pada anak. Guru memberikan kegiatan yang diorganisasikan
berdasarkan Kebutuhan, minat dan karakteristik anak dalam mengembangkan kecerdasan
emosi anak.
3. orang tua dan guru dapat melatih anak untuk mengenali emosinya dan mengelolanya
dengan baik dalam pengembangan emosi pada anak.
4. guru dan orang tau harus mampu menciptakan lingkungan yang kondusif yang sesuai
dengan tuntutan perkembangan emosia anak.
Pemahaman Sendiri
Perkembangan emosi adalah reaksi yang terjadi pada seorang terhadap perasaan yang
sedang dialaminya setiap hari diberbagai situasi yang mana sangat berpengaruh besar
terhadap cara pandang anak tersebut dalam menghadapi suatu masalah, cara menghadapi
masalah tersebut, dan tingkah laku sianak tersebut. Seperti pada saat anak mendapatkan
nilai yang bagus maka reaksi emosi yang dilihatkan anak itu senang dan bahagia. Bila anak
mendapatkan nilai rendah maka anak tersebut akan menunjukkan reaksi emosi sedih
karena tidak mendapatkan nilai tinggi, takut karena nilainya turun ia akan menunjukkan
reaksi takut akan dimarahi orang tuanya, cemburu karena anak tersebut akan menganggap
bahwa hasil nilai nilai tersebut tidak adil hingga memunculkan reaksi emosi cemburu, dan
marah karena anak tersebut merasa nilai yang ia terima tidak sesuai dengan usahanya
padahal ia sudah melakukan sesuai dengan ketentuan guru tapi nilainya kenapa turun
hingga menimbulkan si anak akan menunjukkan kan reaksi emosi marah. Dan banyak lagi
lain sebagainya.
Nah sebagai seorang guru kita harus mengetahui emosi peserta didik tersebut, agar bisa
menjalin hubungan timbal balik yang baik antara peserta didik dengan pendidik. Dapat
juga dengan mengenal karakter siswa, apa bila seseorang guru mengenal karakter
siswanya maka guru akan mampu membimbing dan mengarahkan siswa. Sehingga
kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan baik serta mendapatkan hasil yang baik pula.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi pada anak yaitu : faktor
keturunan dan lingkungan, faktor bawaan dan pendidikan, faktor kematangan dan belajar,
faktor intelektual dan sosial.
C. Penutup
Kesimpulan Jurnal
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan social emosional anak yaitu : keluarga,
kematangan, status sosial ekonomi, pendidikan, emosi, mental dan lingkungan belajar. Dari
factor-faktor tersebut sangat berperan penting dalam perkembangan sosial emosional anak
usia dini. Adapun kondisi yang mempengaruhi perkembangan social emosional anak yaitu:
kondisi kesehatan, suasana rumah, cara mendidik anak, hubungan dengan anggota
keluarga,hubungan dengan teman sebaya, perlindungan yang berlebih-lebihan, aspirasi orang
tua dan bimbinngan.
Kesimpulan Materi
Emosi adalah pengalaman efektif yang di sertai penyesuaian diri dalam diri individu tentang
keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang nampak. Para peneliti
sebagaimana dikemukakan Djali (2008), menemukan bentukbentuk emosi untuk tiap jenis
reaksi perubahan fisik tertentu seperti rasa marah, takut, bahagia, cinta, terkejut, jijik, dan
sedih. Fase-fase perkembangan emosi peserta didik dapat dilihat dari perkembanagan peserta
didik dari usia pra sekolah, sekolah dasar dan di usia remaja. Masa remaja di anggap sebagai
periode “badai dan tekanan”, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat
dari perubahan fisik dan kelenjar. Biehler (1972) membagi cirri-ciri emosional remaja menjadi
dua rentan usia, yaitu 12-15 tahun dan usia 15-18 tahun.
Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan kecemasan, rasa
takut dan factor-faktor eksternal yang seringkali tidak dikenal sebelumnya oleh anak yang
sedang tumbuh. Emosi dapat ,mempengaruhi tingkah laku, misalnya rasa marah atau rasa
takut dapat menyebabkan seorang gemetar, dalam nya , mulut menjadi kering detak
ketakutanjantung mulai cepat,system pencernaan berubah selama selama pemunculan emosi
ini.
D. Referensi
Bahri, Syaiful, dkk. 2006. Psikologi Pendidikan. Banda Aceh: UPT Perpustakaan
Unsyiah.
Jakarta: Kencana.
Susanto, Ahmad. 2017. Pendidikan Anak Usia Dini (Konsep dan Teori). Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: PT
Indeks, 2012.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-jumiatig2a-5475-3-
babii.pdf
https://ojshafshawaty.ac.id/index.php/jpengmas/article/download/1/2
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://osf.io/qwn4y/dow
nload/%3Fformat%3Dpdf&ved=2ahUKEwjZ7O-n4-
LzAhXGXCsKHRwLBTAQFnoECAQQAQ&usg=AOvVaw0uqLqOg3lSQDOWDU_6o
uNW