Anda di halaman 1dari 10

KRITIK SASTRA

Analisis Novel Belenggu Karya


Armin Pane Dengan Pendekatan
Hermeneutik Schleiermacher

Nama : Rama Yana


Npm : 20080036
Sesi/Bp : B/20
Dosen Pembimbing
Yulia Pebriani, M.Pd
Analisis Novel Belenggu Karya Armin Pane dengan
Pendekatan Hermeneutik Schleiermacher

Pengertian Novel
Novel sebagai karya sastra ditulis secara naratif. Dalam
novel terkandung berbagai pesan-pesan yang ingin disam-
paikan oleh penulisnya.
Pengertian Hermeneutik

Kata hermeneutik itu sendiri be-


rasal dari kata kerja Yunani
hermeneuien, yang memiliki arti
menafsirkan, menginterpre-
tasikan atau menerjemahkan

Sekilas tentang Hermeneutik Schleiermacher


=> Schleiermacher sendiri menyatakan bahwa tugas hermeneutik adalah memahami teks sebaik atau lebih
baik daripada pengarangnya sendiri dan memahami pengarang teks lebih baik daripada memahami diri
sendiri (Sumaryono, 1999: 41).
Biografi singkat Armin Pane
Lahir: 18 Agustus 1908; Muara
Sipongi, Mandailing Natal, Sumatra
Utara, Hindia Belanda
Aliran sastra: Pujangga Baru
Drama: Kami, Perempoean
Saudara kandung: Lafran Pane
Armijn Pane, adalah seorang Sas- Meninggal: 16 Februari 1970,
trawan Indonesia. Pada tahun 1933 Jakarta
bersama Sutan Takdir Alisjahbana Karya lainnya
dan Amir Hamzah mendirikan ma- • (Belanda) Kort Oversicht van de Mod-
erne Indonesische Literatuur (1949). Se-
jalah Pujangga Baru yang mampu buah tinjauan tentang sastra Indonesia
mengumpulkan penulis-penulis dan modern
• Sandjak-sandjak Muda Mr Muhammad
pendukung lainnya dari seluruh pen- Yamin. 1954. sebuah bahasan tentang sa-
juru Hindia Belanda untuk memulai jak-sajak Muhammad Yamin
• Mencari Sendi Baru Tatabahasa In-
sebuah pergerakan modernisme sas- donesia. 1950. Studinya tentang gra-
tra. Salah satu karyanya itu belenggu. matika bahasa Indonesia
Ringkasan Novel Belenggu

Novel ini menceritakan cinta segitiga antara seorang dokter, istrinya,


dan temannya; cinta segitiga ini akhirnya membuat semua mereka kehi-
langan orang yang paling dicintai.
Kisah roman Belenggu dimulai dari retaknya rumah tangga Dokter Sukartono
(Tono) dengan istrinya Sumartini (Tini). Kehidupan rumah tangga Tono dengan
Tini kian hari kian merenggang. Antara keduanya sudah tidak ada lagi komu-
nikasi yang baik. Masing-masing menutup diri, saling berprasangka buruk,
hingga kemudian masing-masing mencari kesibukan sendiri-sendiri. Rumah
tangga yang dibangun bukan atas dasar cinta itu akhirnya tidak bahagia. Tono
dan Tini kurang harmonis dan sering terjadi di antara mereka. Apa lagi
datangnya Yah diantara mereka, maka bertambah rumit kisah rumah tangga
mereka karena orang ketiga.
Pada akhirnya rumah tangga mereka tidak bertahan dan tono pun tidak juga
bisa bersama dengan Yah.
Kajian Hermeneutik Dalam Novel Belenggu

Tokoh-tokoh dalam novel ini tak bisa se-


cara vulgar membicarakan masalah kere-
takan kehidupan keluarga mereka dengan
orang lain, karena hal itu masih dipandang
sebagai aib pribadi dan keluarga. Dalam
konteks tokoh perempuan, jawaban lain
yang mungkin diajukan adalah karena
perempuan tak dapat bersuara dengan
cukup leluasa untuk mengutarakan
kegalauan dan gugatan mereka. Meng-
hadapi tekanan budaya patriarki yang
menempatkan perempuan tak sejajar den-
gan kaum laki-laki, dialog yang adil seperti
menjadi sesuatu yang terlalu sulit diper-
oleh.
Ketiga tokoh utama ini berinteraksi dalam ketegan-
gan atmosfer perselingkuhan yang digambarkan se-
jak bagian pembuka novel ini. Kisah dalam novel
ini diawali dengan penggambaran keretakan
hubungan Tono dan Tini, yang dilukiskan dengan
cara menyajikan Tono yang baru pulang menangani
pasien dan tengah kebingungan mencari-cari blo-
knot yang berisi pesan telepon dari para pasien.
Mestinya Tini yang bertugas mencatat dan meny-
impan bloknot itu di dekat pesawat telepon. Tapi
Tono tak menemukannya. Pada bagian ini digam-
barkan Tono yang kesal, dan di bagian yang lain
kemudian ditegaskan perasaan Tini yang tak sudi
menjadi “budak suruhan penjaga telepon” (hlm.
17, 62).
Ada tiga tokoh utama yang menjadi pusat cerita novel
ini. Yang pertama adalah dokter Sukartono (Tono), seo-
rang dokter yang sangat mencintai pekerjaannya dan
memiliki kepedulian kemanusiaan yang cukup tinggi
sehingga dia dikenal sebagai dokter dermawan dan
penolong. Tokoh kedua adalah Sumartini (Tini), istri
Tono. Ia seorang perempuan modern yang tak ingin
terkungkung dalam belenggu kehidupan domestik
keluarga dan memiliki banyak aktivitas sosial di luar
rumah. Di sisi yang lain, ia merasa diabaikan oleh
suaminya yang waktunya banyak tersita mengurusi
pasien. Tokoh ketiga adalah Nyonya Eni, alias Siti Ro-
hayah (Yah), alias Siti Hayati. Yah adalah perempuan
korban kawin paksa yang karena frustrasi kemudian
hidup sebagai bungaraya—tapi ia juga gemar mem-
baca. Ia teman lama Tono yang secara diam-diam
mencintainya. Dengan demikian, dapat ditegaskan
bahwa ketiga tokoh utama novel ini berasal dari
Dalam novel ini, para tokohnya digam-
barkan berada dalam belenggu arus tran-
sisi. Tini, yang mulai berkenalan dengan
ide emansipasi, terbelenggu dalam per-
juangannya sebagai aktivis sosial yang
justru menjauhkannya dari Tono. Semen-
tara itu, Tono dibelenggu oleh angan-an-
gannya tentang sosok ideal seorang istri
dokter yang mestinya dapat membantu dan
mendukung profesi suaminya. Sedangkan
Rohayah berada dalam proses transisi dari
belenggu masa lalunya yang kelam. Mas-
ing-masing tokoh dalam novel ini terikat
dengan kepentingan nilai subjektifnya
yang terbentuk melalui pendidikan dan
pengalaman hidupnya.
THANKS
FORWATCHING

Anda mungkin juga menyukai