0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
67 tayangan10 halaman
Dokumen ini merangkum analisis novel Belenggu karya Armin Pane dengan pendekatan hermeneutik Schleiermacher. Novel ini menceritakan cinta segitiga antara seorang dokter, istrinya, dan temannya dimana cinta segitiga ini membuat mereka kehilangan orang yang paling dicintai. Dokumen ini juga menganalisis tokoh-tokoh dalam novel tersebut dan bagaimana mereka terbelenggu oleh transisi zaman serta nilai-nilai subjektif yang mere
Deskripsi Asli:
Analisis novel belenggu karya armin pane dengan pendekatan hermeneutika
Dokumen ini merangkum analisis novel Belenggu karya Armin Pane dengan pendekatan hermeneutik Schleiermacher. Novel ini menceritakan cinta segitiga antara seorang dokter, istrinya, dan temannya dimana cinta segitiga ini membuat mereka kehilangan orang yang paling dicintai. Dokumen ini juga menganalisis tokoh-tokoh dalam novel tersebut dan bagaimana mereka terbelenggu oleh transisi zaman serta nilai-nilai subjektif yang mere
Dokumen ini merangkum analisis novel Belenggu karya Armin Pane dengan pendekatan hermeneutik Schleiermacher. Novel ini menceritakan cinta segitiga antara seorang dokter, istrinya, dan temannya dimana cinta segitiga ini membuat mereka kehilangan orang yang paling dicintai. Dokumen ini juga menganalisis tokoh-tokoh dalam novel tersebut dan bagaimana mereka terbelenggu oleh transisi zaman serta nilai-nilai subjektif yang mere
Pengertian Novel Novel sebagai karya sastra ditulis secara naratif. Dalam novel terkandung berbagai pesan-pesan yang ingin disam- paikan oleh penulisnya. Pengertian Hermeneutik
Kata hermeneutik itu sendiri be-
rasal dari kata kerja Yunani hermeneuien, yang memiliki arti menafsirkan, menginterpre- tasikan atau menerjemahkan
Sekilas tentang Hermeneutik Schleiermacher
=> Schleiermacher sendiri menyatakan bahwa tugas hermeneutik adalah memahami teks sebaik atau lebih baik daripada pengarangnya sendiri dan memahami pengarang teks lebih baik daripada memahami diri sendiri (Sumaryono, 1999: 41). Biografi singkat Armin Pane Lahir: 18 Agustus 1908; Muara Sipongi, Mandailing Natal, Sumatra Utara, Hindia Belanda Aliran sastra: Pujangga Baru Drama: Kami, Perempoean Saudara kandung: Lafran Pane Armijn Pane, adalah seorang Sas- Meninggal: 16 Februari 1970, trawan Indonesia. Pada tahun 1933 Jakarta bersama Sutan Takdir Alisjahbana Karya lainnya dan Amir Hamzah mendirikan ma- • (Belanda) Kort Oversicht van de Mod- erne Indonesische Literatuur (1949). Se- jalah Pujangga Baru yang mampu buah tinjauan tentang sastra Indonesia mengumpulkan penulis-penulis dan modern • Sandjak-sandjak Muda Mr Muhammad pendukung lainnya dari seluruh pen- Yamin. 1954. sebuah bahasan tentang sa- juru Hindia Belanda untuk memulai jak-sajak Muhammad Yamin • Mencari Sendi Baru Tatabahasa In- sebuah pergerakan modernisme sas- donesia. 1950. Studinya tentang gra- tra. Salah satu karyanya itu belenggu. matika bahasa Indonesia Ringkasan Novel Belenggu
Novel ini menceritakan cinta segitiga antara seorang dokter, istrinya,
dan temannya; cinta segitiga ini akhirnya membuat semua mereka kehi- langan orang yang paling dicintai. Kisah roman Belenggu dimulai dari retaknya rumah tangga Dokter Sukartono (Tono) dengan istrinya Sumartini (Tini). Kehidupan rumah tangga Tono dengan Tini kian hari kian merenggang. Antara keduanya sudah tidak ada lagi komu- nikasi yang baik. Masing-masing menutup diri, saling berprasangka buruk, hingga kemudian masing-masing mencari kesibukan sendiri-sendiri. Rumah tangga yang dibangun bukan atas dasar cinta itu akhirnya tidak bahagia. Tono dan Tini kurang harmonis dan sering terjadi di antara mereka. Apa lagi datangnya Yah diantara mereka, maka bertambah rumit kisah rumah tangga mereka karena orang ketiga. Pada akhirnya rumah tangga mereka tidak bertahan dan tono pun tidak juga bisa bersama dengan Yah. Kajian Hermeneutik Dalam Novel Belenggu
Tokoh-tokoh dalam novel ini tak bisa se-
cara vulgar membicarakan masalah kere- takan kehidupan keluarga mereka dengan orang lain, karena hal itu masih dipandang sebagai aib pribadi dan keluarga. Dalam konteks tokoh perempuan, jawaban lain yang mungkin diajukan adalah karena perempuan tak dapat bersuara dengan cukup leluasa untuk mengutarakan kegalauan dan gugatan mereka. Meng- hadapi tekanan budaya patriarki yang menempatkan perempuan tak sejajar den- gan kaum laki-laki, dialog yang adil seperti menjadi sesuatu yang terlalu sulit diper- oleh. Ketiga tokoh utama ini berinteraksi dalam ketegan- gan atmosfer perselingkuhan yang digambarkan se- jak bagian pembuka novel ini. Kisah dalam novel ini diawali dengan penggambaran keretakan hubungan Tono dan Tini, yang dilukiskan dengan cara menyajikan Tono yang baru pulang menangani pasien dan tengah kebingungan mencari-cari blo- knot yang berisi pesan telepon dari para pasien. Mestinya Tini yang bertugas mencatat dan meny- impan bloknot itu di dekat pesawat telepon. Tapi Tono tak menemukannya. Pada bagian ini digam- barkan Tono yang kesal, dan di bagian yang lain kemudian ditegaskan perasaan Tini yang tak sudi menjadi “budak suruhan penjaga telepon” (hlm. 17, 62). Ada tiga tokoh utama yang menjadi pusat cerita novel ini. Yang pertama adalah dokter Sukartono (Tono), seo- rang dokter yang sangat mencintai pekerjaannya dan memiliki kepedulian kemanusiaan yang cukup tinggi sehingga dia dikenal sebagai dokter dermawan dan penolong. Tokoh kedua adalah Sumartini (Tini), istri Tono. Ia seorang perempuan modern yang tak ingin terkungkung dalam belenggu kehidupan domestik keluarga dan memiliki banyak aktivitas sosial di luar rumah. Di sisi yang lain, ia merasa diabaikan oleh suaminya yang waktunya banyak tersita mengurusi pasien. Tokoh ketiga adalah Nyonya Eni, alias Siti Ro- hayah (Yah), alias Siti Hayati. Yah adalah perempuan korban kawin paksa yang karena frustrasi kemudian hidup sebagai bungaraya—tapi ia juga gemar mem- baca. Ia teman lama Tono yang secara diam-diam mencintainya. Dengan demikian, dapat ditegaskan bahwa ketiga tokoh utama novel ini berasal dari Dalam novel ini, para tokohnya digam- barkan berada dalam belenggu arus tran- sisi. Tini, yang mulai berkenalan dengan ide emansipasi, terbelenggu dalam per- juangannya sebagai aktivis sosial yang justru menjauhkannya dari Tono. Semen- tara itu, Tono dibelenggu oleh angan-an- gannya tentang sosok ideal seorang istri dokter yang mestinya dapat membantu dan mendukung profesi suaminya. Sedangkan Rohayah berada dalam proses transisi dari belenggu masa lalunya yang kelam. Mas- ing-masing tokoh dalam novel ini terikat dengan kepentingan nilai subjektifnya yang terbentuk melalui pendidikan dan pengalaman hidupnya. THANKS FORWATCHING