RAMA YANA
NPM 20080036
SESI : B/20
DOSEN PENGAMPU
(UPGRISBA)
PADANG
2023
Identintas Buku Bacaan
Buku 1
Tahun : 2007
Isbn : 978-979-8587-09-2
Buku 2
Tahun : 2015
Penerbit : Azzagrafika
ISBN: 978-602-1048-42-9
Buku 3
Tahun : 2007
PENDAHULUAN
Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk
memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. Oleh karena itu,
sebelum pembahasan tentang hakikat penelitian perlu dijelaskan terlebih dahulu hakikat
metode ilmiah (scientific methods). Metode ilmiah (scientific method) merupakan suatu cara
memperoleh pengetahuan yang baru atau suatu cara untuk menjawab permasalahan secara
ilmiah.
Kata Penelitian berasal dari bahasa Inggris research yang berarti penelitian atau riset
Research berasal dari kata re (kembali) dan to search (mencari). Penelitian adalah suatu studi
yg dilakukan seseorang melalui penyelidikan yg hati-hati dan sempurna terhadap suatu
masalah, sehingga diperoleh pemecahan masalah yang tepat terhadap masalah tersebut.
Di dalam kajian ilmiah, ruang lingkup penelitian mempunyai definisi sebagai sebuah
metode pembatasan permasalahan dan juga ilmu yang akan dikaji. Jika dihubungkan dengan
proses pembuatan sebuah penelitian, maka ruang lingkup berarti batasan subjek yang akan
kita teliti. Di dalam pengertian tersebut, ruang lingkup bisa berupa batasan masalah yang
diusung dan jumlah subjek yang diteliti dan materi yang akan dibahas serta variabel yang
akan kita teliti.
Sebagai mahasiswa, kita harus memahami cara membuat ruang lingkup penelitian dalam
proposal ketika akan memulai penyusunan skripsi atau karya ilmiah lain. Ruang lingkup
sendiri merupakan bagian dari proposal yang cukup penting untuk membuat keseluruhan
proposal menjadi semakin utuh dan berkualitas. Sementara itu, terminologi ruang lingkup
seringkali digunakan ketika seseorang sedang melakukan suatu pengkajian ataupun penelitian.
Selain itu, ruang lingkup juga seringkali digunakan dalam sebuah karya ilmiah. Di dalam
Bahasa Inggris, ruang lingkup mempunyai arti scope yang juga dapat diterjemahkan menjadi
cakupan.
B. Rumusan Masalah
Dari latarbelakang tersebut dapat kita rumuskan masalah yang yang dibuat dalam bentuk
laporan bacaan sebagai berikut :
Seperti yang dijelaskan di atas, bahwa pada hakekatnya penelitian berfungsi untuk
mencari jawaban terhadap suatu permasalahan beserta penjelasannya. Selain itu, penelitian
juga berfungsi untuk memberikan alternatif sumbangan pemecahan masalah dari rumusan
masalah penelitian. Bukan suatu keharusan bahwa hasil penelitian sebagai suatu pemecahan
(solusi) langsung bagi permasalahan yang dihadapi, tetapi sebagai informasi dalam upaya
untuk memecahkan masalah yang lebih besar.
Karya ilmiah yang dihasilkan peneliti (antara lain dosen) sangatlah beragam, tergantung
jenis penelitian yang dilakukan peneliti. Hasil penelitian dapat berupa tentangdeskripsi
mengenai suatu hal, tetapi juga dapat untuk menguji kebenaran suatu hipotesis, atau bahkan
untuk memperbaiki kondisi subjek yang diteliti.
Menurut Azwar (dalam Soesilo, 2010), penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan
yang dimaksud dapat bersifat abstrak dan umum sebagaimana halnya dalam penelitian dasar
(basic research). Selain itu, jawaban permasalahan dapat pula sangat konkret dan spesifik
seperti biasanya ditemui pada penelitian terapan (applied research). Dengan demikian,
pemahaman masalah yang dimaksudkan di sini bukan hanya bersifat problem solving, bukan
hanya masalah konkrit yang dialami oleh diri subjek, tetapi dapat berupa kesenjangan (gap)
antara harapan atau teori dan kondisi nyata yang ada.
Ruang lingkup penelitian adalah sebuah metode untuk pembatasan permasalahan dalam
ilmu yang akan dikaji dalam kajian ilmiah. Artinya, ruang lingkup adalah batasan subjek
yang akan diteliti, dapat berupa batasan masalah ataupun jumlah subjek yang diteliti, materi
yang akan dibahas, maupun variabel yang akan diteliti.
Ruang lingkup bisa memberikan gambaran seperti apa keseluruhan penelitian yang akan
dilakukan dalam kajian ilmiah tersebut. Ada banyak faktor yang bisa menjadi batasan dalam
ruang lingkup, mulai dari materi, tempat, waktu, jumlah, dan lain sebagainya.
Ruang lingkup adalah wajib dalam penelitian, karena menentukan sah tidaknya
penelitian tersebut, dengan ruang lingkup jadi pembatasan ilmu yang akan dikaji.
Para ahli memiliki pengertian mereka sendiri soal apa arti dari ruang lingkup tersebut.
Berikut ini beberapa di antaranya:
a. Danu Saputro
Ruang lingkup menurut Danu Saputro kondisi dengan bentuk benda atau daya yang
bisa dibikin menjadi objek untuk hidup. Ada beberapa unsur yang bisa masuk ke dalam
ruang lingkup, termasuk unsur alam biotik dan abiotik.
b. Soedjono
Sedangkan Soedjono mengatakan bahwa ruang lingkup adalah semua hal yang
berhubungan dengan format yang nyata di sekitar kita, termasuk hewan, tanaman, atau
berbentuk rohani dan jasmani.
c. Emil Salim
Emil Salim punya pendapat berbeda, dengan mengatakan ruang lingkup bisa
didefinisikan dalam bentuk benda, suasana, dan pengaruh yang bisa dirasa di sekitar kita.
Ini termasuk semua hal yang ingin berhubungan dengan manusia, mulai dari ekonomi,
politik, benda, sosial, alam semesta, dan hal-hal lainnya.
d. Otto Soemarwoto
Otto Soemarwoto berpendapat bahwa ruang lingkup adalah segala hal yang terjadi di
sekitar kita yang bisa memberikan provokasi pada kelangsungan hidup, dengan ruang
lingkup tak terbatas jumlahnya.
Ada cara yang baik dan benar untuk menentukan ruang lingkup ini. Berikut ini adalah
langkah-langkahnya:
a. Batasan Masalah
Memberi batasan masalah yang akan dikaji menjadi hal penting pertama yang harus
dilakukan oleh peneliti. Hal ini dilakukan agar pembahasan dalam kajian ilmiah tersebut
lebih fokus dan spesifik.
Artinya, nanti pembahasan kemudian akan lebih terarah dan jadi lebih mendalam,
karena tanpa pembatasan maka akan ada distraksi atau gangguan. Jika terganggu, maka
kajian ilmiah tersebut akan tak berarah dan tak komprehensif.
Keberadaan data penelitian sangat penting artinya dalam sebuah penelitian. Jadi, ruang
lingkup bisa disesuaikan dengan data yang ada, sehingga nantinya tak kesulitan atau
menemui jalan buntu jika tak ada data yang tersedia.
Jika data ada di lapangan, bisa terlebih dahulu membuat hipotesis atau kerangka
penelitian untuk menentukan data penelitian yang bisa didapat. Hal ini perlu dilakukan
untuk tahu langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan ke depannya.
c. Memahami Penelitian
Untuk menentukan ruang lingkup, terlebih dahulu harus mengerti dan memahami
esensi penelitian tersebut secara keseluruhan. Hal ini untuk menghindari adanya kesalahan
ruang lingkup yang justru akan bisa membatasi tujuan penelitian tersebut.
Juga menghindari ruang lingkup yang justru terlalu besar untuk kajian ilmiah tersebut.
Selain itu, tanpa pemahaman penelitian, bisa terjadi distraksi bahkan kegagalan memahami
desain penelitian.
Tema yang menarik dan urgensi untuk masyarakat luas menjadi salah satu hal yang
perlu diperhatikan dalam menentukan ruang lingkup tersebut. Jika penelitian tak menarik
dan tak ada urgensi, lalu buat apa?
Selain itu, bisa jadi tak ada data yang bisa tersedia jika penelitian tersebut tak menarik
dan tak memiliki urgensi tertentu di masyarakat.
a. Identifikasi Masalah
Ruang lingkup akan membantu peneliti untuk bisa mengidentifikasi masalah yang
akan diteliti. Ada kemungkinan permasalahan yang ada bisa dikembangkan atau memiliki
kaitan masalah lain yang juga menarik untuk diteliti.
b. Lebih Fokus
Ruang lingkup membuat peneliti lebih fokus dengan apa yang menjadi bahasan, tidak
terpengaruh terhadap distraksi-distraksi dari data yang diambil.
c. Efektif
Pembahasan masalah juga akan lebih efektif dengan adanya ruang lingkup, membuat
penelitian lebih tajam dan punya tujuan yang jelas.
d. Efisien
Tak hanya masalah waktu, ruang lingkup juga membuat penelitian lebih efisien soal
tenaga, pikiran, dan bahkan dana penelitian.
e. Beri Gambaran
Ruang lingkup bisa memberikan gambaran soal keseluruhan penelitian yang sedang
dilakukan.
5. Contoh Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup bisa dibagi menjadi beberapa jenis, dua di antaranya adalah ruang
lingkup penelitian kuantitatif dan ruang lingkup penelitian kualitatif. Perbedaan keduanya
terletak di variabel dan hasil yang ingin diraih, serta data-data yang ada. Akan tetapi, secara
garis besar, cara menentukan ruang lingkup dua jenis penelitian tersebut tak jauh berbeda.
Berikut contohnya:
Contoh Kuantitatif
Judul: Pengaruh Jam Tidur Siswa Terhadap Nilai Pelajaran Olahraga di Sekolah (Studi Kasus
SD 2 Beringharjo, Yogyakarta)
Ruang Lingkup:
Penelitian ini mengambil data dengan subjek seluruh siswa kelas 1 sampai 3 di SD 2
Bringharjo, Yogyakarta. Data diambil dengan bantuan orang tua mengisi formulir tentang
jam tidur dan bangun anak setiap hari selama dua bulan (Maret-April 2021). Data ini
kemudian dibandingkan dengan data nilai praktik pelajaran olahraga yang didapat dari data
milik guru olahraga di SD 2 Bringharjo, Yogyakarta.
Contoh Kualitatif
Judul: Analisis Pengukuran Peningkatan Minat Baca Siswa dengan Metode Sustained Silent
Reading (Studi Kasus SMP 2 Mojolaban, Sukoharjo)
Ruang Lingkup:
Penelitian dilakukan dengan studi kasus, data diambil dengan memberikan kuesioner
kepada siswa di SMP 2 Mojolaban kelas 8. Data diambil sebelum dan sesudah siswa
menggunakan metode SSR (Sustained Silent Reading) selama dua bulan (Januari-Februari
2022). Faktor eksternal di luar jam pembelajaran tidak dimasukkan dalam ruang lingkup ini.
Demikian penjelasan mengenai ruang lingkup penelitian yang perlu diketahui. Sebagai
salah satu universitas terakreditasi penuh di Indonesia, Sampoerna University secara aktif
mendorong kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat sebagai perwujudan Tri Dharma
Perguruan Tinggi Indonesia.
Dapatkan informasi terkait program studi, akademik dan seputar kampus yang ada di
Sampoerna University dengan mengisi data dibawah ini dan team kami akan siap melayani.
Jika sudah dijelaskan bahwa penelitian ilmiah memiliki pengertian secara umum yakni
kegiatan yang dilakukan untuk mengungkap kebenaran yang dilakukan secara terstruktur,
sistematis, metodologis, dan juga dilakukan secara konsisten, maka Anda juga perlu
mengetahui pengertian penelitian ilmiah dari berbagai pendapat ahli.
Di bawah ini akan dijabarkan pengertian penelitian ilmiah menurut beberapa ahli.
1. Sanapiah Faisal
Menurut Sanapiah Faisal, penelitian ilmiah merupakan suatu aktivitas dalam menelaah
suatu masalah dengan menggunakan metode ilmiah secara tertata dan sistematis untuk
menemukan pengetahuan baru yang dapat diandalkan kebenarannya mengenai dunia sosial.
2. Sutrisno Hadi
Sementara itu, menurut Sutrisno Hadi, penelitian ilmiah adalah sebuah usaha dalam
menemukan segala sesuatu untuk mengisi kekosongan atau kekurangan yang ada, kemudian
digunakan untuk menggali lebih dalam apa yang sudah ada, dan selanjutnya dikenbangkan
dan diperluas, terakhir menguji kebenaran dari apa yang sudah ada tetapi kebenarannya
masih diragukan.
3. Soerjono Soekanto
4. Sukmadinata
5. Sukardi
6. Hasan
Menurut Hasan, penelitian adalah penyaluran rasa ingin tahu manusia terhadap sesuatu
atau masalah dengan perlakuan tertentu, misalnya mengusut, menelaah, memaksa, dan juga
mempelajari secara cermat dan juga sungguh-sungguh, sehingga memperoleh suatu
kebenaran atau mendapat jawaban atau masalah dan juga bertujuan mengembangkan ilmu
pengetahuan.
7. Winarno Surachmad
Pengertian penelitian ilmiah menurut Winarno Surachmad adalah suatu metode studi
yang bersifat hati-hati dan mendalam dari segala bentuk fakta yang dapat dipercaya atas
masalah tertentu guna membuat pemecahan masalah.
9. Sugiyono
Menurut Sugiyono, penelitian merupakan suatu cara ilmiah guna mendapatkan data
dengan tujuan dan juga kegunaan tertentu.
12. Parson
Menurut Parson, penelitian adalah suatu pencarian atas segala sesuatu yang dilakukan
secara sistematis dengan penekanan bahwa pencariannya dilakukan pada berbagai masalah
yang dapat dipecahkan dengan penelitian.
Mohamad Ali mengungkap arti penelitian sebagai suatu cara untuk memahami sesuatu
melalui proses penyelidikan atau usaha dengan mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan
dengan masalah tersebut dan dilakukan secara hati-hati sehingga diperoleh pemecahan
masalahnya.
Cooper dan Emory beranggapan bahwa penelitian merupakan proses atau kegiatan
dalam penyelidikan sistematis yang bertujuan untuk memberikan informasi untuk
memecahkan masalah.
15. Woody
Menurut Woody, penelitian adalah suatu metode yang menemukan sebuah pemikiran
yang kritis. Penelitian ini meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah,
membuat formulasi hipotesis atau menentukan apakah kesimpulan tersebut sesuai dengan
hipotesis.
16. John
Penelitian adalah pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas dalam menemukan
hubungan antara fakta dan menghasilkan hukum tertentu.
17. Supadmoko
Penelitian merupakan suatu usaha yang di lakukan secara sadar dan di arahkan untuk
mengetahui atau mempelajari fakta-fakta baru dan juga sebagai penyaluran hasrat keingin
tahuan manusia.
Dari berbagai pendapat di atas, maka disimpulkan bahwa penelitian merupakan suatu
kegiatan ilmiah yang dilakukan untuk menemukan dan juga mengembangkan serta menguji
kebenaran terhadap suatu masalah yang mana diselesaikan menggunakan pengetahuan untuk
mencari solusi atau pemecahan masalah.
Untuk lebih dalam memahami mengenai pengertian ilmiah dan agar Anda juga dapat
membedakan penelitian ilmiah dengan kegiatan lain, maka Anda harus mengetahui ciri-ciri
yang menjadi karakteristik dari penelitian ilmiah. Berikut adalah ciri-ciri yang menjadikan
penelitian ilmiah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan kegiatan lainnya.
1. Bersifat Ilmiah
Ciri-ciri penelitian ilmiah yang pertama adalah penelitian ilmiah bersifat ilmiah. Artinya,
penelitian tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan dan juga bisa dibuktikan
kebenarannya. Oleh sebab itu, maka penelitian harus menyajikan berbagai data dan juga
temuan fakta sehingga penelitian tersebut bisa dikatakan menjadi penelitian yang ilmiah.
2. Bersifat Analitis
Selain bersifat ilmiah, suatu penelitian ilmiah juga bersifat analitis. Artinya penelitian
ilmiah ini harus dapat dibuktikan dan juga dijelaskan melalui berbagai proses dan juga
metode ilmiah yang mana adanya hubungan antara sebab dan akibat antarvariabel yang harus
diuraikan dan dijelaskan secara detail di dalam penelitian.
Ciri-ciri dari penelitian ilmiah lainnya adalah bersifat yang logis dan juga sistematis. Di
dalam penelitian ilmiah yang dilakukan, harus dibuat dan dilakukan dengan cara yang logis
dan juga tidak memanipulasi hal apapun di dalamnya. Selain itu, penelitian yang logis juga
tidak melibatkan adanya metode induktif dan deduktif.
4. Data Akurat
Selanjutnya, ciri-ciri penelitian ilmiah ini menggunakan pendekatan yang sistematis dan
harus diikuti dengan data yang akurat. Artinya aturan dan prosedur adalah bagian dari
integral dari berbagai proses yang dapat menetapkan tujuan di dalam penelitian tersebut. Oleh
sebab itu, di dalam hal ini, peneliti perlu melakukan praktik mengenai etika dan kode etik
saat melakukan pengamatan hingga menarik kesimpulan.
Penelitian ilmiah yang akurat juga harus dapat dikendalikan dalam hal mengumpulkan
data yang mana dapat diukur di dalam instrumen penelitian yang digunakan, baik instrumen,
alat, hingga hasil akhir percobaan.
5. Data Aktual
Di dalam penelitian ilmiah, data yang diturunkan harus secara real time dari pengamatan
aktual di dalam pengaturan yang alamiah.
Penelitian ilmiah adalah kegiatan atau penelitian yang mampu menciptakan jalur untuk
menghasilkan pertanyaan baru, sehingga di dalam data penelitian yang ada dapat membantu
menciptakan lebih banyak peluang untuk penelitian.
Setelah memahami berbagai hal mengenai pengertian dari penelitian ilmiah, mulai dari
pengertian secara umum dan juga menurut pendapat para ahli, perlu diketahui juga bahwa
dilakukannya penelitian ilmiah tentu memiliki tujuan tertentu yang mana tujuan tersebut
dapat bermanfaat bagi manusia dan lingkungan sekitarnya.
Pada dasarnya, ada tiga tujuan praktis dari penelitian ilmiah, yaitu eksploratif, verifikatif,
dan juga pengembangan. Berikut penjelasannya.
1. Eksploratif
Tujuan pertama dari penelitian ilmiah adalah eksploratif. Tujuan eksploratif artinya
penelitian tersebut dilakukan untuk menemukan pengetahuan baru yang belum pernah ada
sebelumnya.
Contoh dari penelitian ilmiah yang eksploratif adalah tentang manfaat daun sirsak untuk
mencegah dan mengatasi penyakit kanker.
2. Verifikatif
Tujuan selanjutnya dari penelitian ilmiah adalah verifikatif. Verifikatif adalah penelitian
ilmiah yang dilakukan dengan membuktikan dan menguji kembali mengenai kebenaran suatu
ilmu pengetahuan yang sudah ada sebelumnya.
Contoh dari tujuan penelitian ilmiah yang verifikatif adalah membuktikan manfaat daun
salam sebagai pengobatan alternatif.
3. Pengembangan
Contoh dari pengembangan dalam penelitian ilmiah ini adalah tentang manfaat jambu
biji untuk mengobati demam berdarah yang sudah ada sebelumnya.
Selain itu, tujuan dari penelitian ilmiah ini juga agar peneliti dapat memperoleh
pengetahuan dan juga penemuan baru mengenai masalah yang diteliti. Tak hanya itu,
penelitian ilmiah juga sebagai wadah bagi peneliti agar dapat membuktikan sekaligus
menguji tentang kebenaran dari berbagai pengetahuan yang sudah ada sebelumnya.
Terakhir, penelitian ilmiah ini bertujuan untuk mengembankan ilmu pengetahuan atau
suatu bidang keilmuan yang sudah ada, sehingga penelitian ilmiah ini juga biasa digunakan
pada tugas akhir, mulai dari skripsi, tesis, hingga disertasi.
Ada bermacam-macam bidang ilmu dan jika penelitian dilakukan untuk bidang ilmu
tertentu maka ragam penelitian yang dilakukan disebut sesuai dengan bidang ilmu tersebut.
Dengan demikian ditinjau berdasarkan bidang-bidang ilmu yang ada penelitian dapat
dibedakan menjadi:
a. penelitian pendidikan,
b. penelitian kedokteran,
c. penelitian keperawatan,
d. penelitian kebidanan,
e. penelitian ekonomi,
f. penelitian pertanian,
g. penelitian biologi,
Penelitian murni atau penelitian dasar merupakan penelitian yang dilakukan dengan
maksud hasil penelitian tersebut dipakai untuk mengembangkan dan memverifikasi teori-
teori ilmiah.
a. Penelitian eksploratif
c. Penelitian verifikatif
1. Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan penelitian ilmiah adalah rangkaian pengamatan yang sambung
menyambung, berakumulasi 'dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan
meramalkan fenomena-fenomena. Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode
ilmiah sebagai tata cara sistematis yang digunakan untuk melakukan penelitian. Dari laporan
bacaan tersebut kita sudah dapat memahami bahwa penelitian ilmiah itu mempunyai ciri-ciri,
tujuan, dan klasifikasi yang khas, serta membedakannya dengan penelitian lain.
2. Referensi
Abas Hamami M. 1966. Kebenaran Ilmiah, dalam Filsafat Ilmu. Tim Dosen Filsafat
Ilmu Fak. Filsafat UGM. Yogyakarta: Liberty bekerja sama dengan YP Fak. Filsafat UGM