Anda di halaman 1dari 14

PENULISAN KARYA ILMIAH

MAKALAH

Disampaikan Dalam Diskusi Mata Kuliah: Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu: Eva Ardiana Indrariani, S.S, M.Hum

Disusun Oleh:
Nur Syifafatul Aimmah (113111137)
Puji Santoso (113111138)
Rosi Pertiwi (113111141)
Siti Zubaidah (113111143)
Arfian Hidayat (113111157)
Hanipah (113111159)
Nur Rohmah (113111164)

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karya ilmiah merupakan hasil tulisan yang menuruti suatu aturan tertentu. Aturan
tersebut biasanya merupakan suatu persyaratan tata tulis yang telah dibakukan oleh
masyarakat akademik. Secara umum, proses penulisan karya ilmiah dilakukan dalam tiga
tahapan, yaitu : tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap perbaikan.
Sebagai hasil penelitian atau kegiatan ilmiah setiap karangan ilmiah mengandung
komponen adanya masalah yang menjadi topik karangan ilmiah itu. Adanya tujuan
penelitian, metode penelitian, teori yang dianut, objek penelitian, instrumen yang
digunakan, dan adanya hasil penelitian yang diperoleh. Setelah kaidah ditemukan dan
dirumuskan, kegiatan penelitian harus diwujudkan dalam bentuk laporan. Hal ini
dimaksudkan karena sasaran akhir penelitian adalah mengkomunikasikan hasil penelitian
pada khalayak terkait. Oleh karena itu, menulis laporan merupakan tahap akhir yang
penting dalam penelitian, karena menulis laporan merupakan proses komunikasi yang
membutuhkan adanya pengertian yang sama antara penulis dan pembaca.
Jadi, dapat disimpulkan belajar menulis karya ilmiah itu sangat penting. Supaya
di setiap proses dan tahapannya sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain itu,
pentingnya belajar menulis karya ilmiah juga dapat memperjelas sasaran atau tujuan
dilaksanakannya penelitian sehingga dalam pembahasannya dapat disampaikan secara
tepat dan mudah dipahami oleh pembaca. Sehingga kami membuat makalah penulisan
karya ilmiah ini sebagai bahan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan karya ilmiah?
2. Bagaimana sistematika atau kerangka penulisan karya ilmiah?
3. Bagaimana cara penulisan karya ilmiah yang baik?
4. Jenis atau bentuk – bentuk apa saja yang termasuk karya ilmiah?
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan penulisan makalah ini untuk memaparkan bagaimana cara penulisan karya
ilmiah yang baik dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Menjelaskan tentang perbedaan
antara karya ilmiah dan karya non-ilmiah. Yang mencangkup tahap – tahap pelaksanaan
dan cara penulisan yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan supaya dapat
dikomunikasikan dengan baik pada sasaran serta menunjukan jenis – jenis dari karya
atau penulisan ilmiah.
Manfaat penulisan ini supaya pembaca makalah ini dapat bertambah wawasan.
D. Tinjauan Pustaka
Pembahasan tentang cara penulisan karya ilmiah sudah banyak buku – buku yang
ditulis oleh para ahlinya. Pertama pengertian dari karya ilmiah itu sendiri dipaparkan
oleh Drs. Abdul Chaer (2011) dalam buku yang berjudul “Ragam Bahasa Ilmiah” namun
dalam pembahasannya kurang spesifik dan lebih menekankan pada cara penulisan
kutipan.
Hal yang sama oleh Prof.Dr.Mahsun, M.S (2007) dalam bukunya “Metode
Penelitian Bahasa”, dalam buku ini lebih banyak pembahasan tentang tahapan – tahapan
penelitian disertai dengan contoh.
Sedangkan di buku yang lain oleh Drs. Hermawan Warsito (1992), Pengertian
karya ilmiah, cara penulisan karya ilmiah, jenis – jenis karya ilmiah dipaparkan secara
komplit. Tetapi pada pembahasannya disajikan secara ringkas serta Dra. Hj. Endang
Rumaningsih, M.Hum. (2006), memaparkan hal yang sama dengan Drs. Abdul Chaer
(2011).

II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Karya Ilmiah


Karya ilmiah adalah karya yang disusun berdasarkan satu hasil penelitian dan
dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya, bukan hasil rekaan atau pemikiran
seseorang tanpa adanya penelitian. Karya non-ilmiah adalah karya yang belum memenuhi
persyaratan-persyaratan ilmiah. Perbedaan antara karya ilmiah dan non-ilmiah lebih
didasarkan pada pertanggungjawaban ilmiahnya. Sebagai karya hasil penelitian maka di
dalam karya ilmiah harus ada beberapa komponen yaitu :[1]
a. Masalah penelitian
b. Tujuan penelitian
C . Metode penelitian
d. Kajian Teori
e. Objek penelitian, data, dan variabel penelitian
f. Hasil penelitian

[1] Drs.Abdul Chaer,2011,Ragam Bahasa Ilmiah,Jakarta:Rineka Cipta.h.181-187


Supaya para pembaca dapat lebih memahami keenam komponen di atas, maka
disini akan dijelaskan secara singkat tentang keenam komponen tersebut.
a. Masalah Penelitian
Berkaitan dengan masalah penelitian, yang dibahas mencakup: hakikat masalah, cara
mencari masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan rumusan masalah. Sebelum
kita melakukan suatu penelitian, pastilah kita harus menentukan masalah yang akan diteliti.
Masalah dapat dipahami atau diartikan sebagai adanya keadaan, kejadian, atau peristiwa yang
perlu untuk dipecahkan. Masalah biasanya timbul karena adanya kesenjangan antara yang
satu dengan yang lain. Misalnya, antara apa yang seharusnya ada dan apa yang ada dalam
kenyataan, mengenai teknologi dan pengetahuan ataupun sesuatu yang lain yang dapat
menimbulkan suatu pertanyaan. Maka penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah
tersebut atau memperkecil kesenjangan yang terjadi.
Kita dapat menemukan suatu masalah dengan cara proaktif mencari dari berbagai
sumber bacaan seperti karya ilmiah lain atau jurnal ilmiah, dari pertemuan-pertemuan ilmiah,
pernyataan pemegang otoritas, pengamatn sepintas, dan sebagainya.
Seandainya kita telah menemukan masalah yang akan diteliti, maka pertama-tama kita
harus menjelaskan mengapa masalah tersebut layak untuk diteliti, dilihat dari segi ilmiah dan
segi kegunaan hasil peneliti tersebut.
Selanjutnya, jika masalah tersebut kita teliti maka kita akan menemukan sejumlah
masalah yang lebih kecil yang perlu diidentifikasikan dulu. Kemudian dari masalah-masalah
yang telah kita identifikasi, kita memilih sebuah masalah yang dianggap paling tepat untuk
diteliti sebagai fokus dalam penelitian tersebut. Kita harus membatasi masalah yang kita teliti
agar penelitian yang kita lakukan bisa lebih mendalam. Oleh karena itu, masalah yang akan
kita teliti haruslah dirumuskan dulu dengan baik.
b b. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian tentu mempunyai suatu tujuan. Supaya penelitian tersebut dapat
terarah sesuai dengan masalahnya, maka tujuan penelitian itu harus sejalan dengan rumusan
masalahnya.
Di sini perlu disinggung, bahwa judul penelitian sebaiknya sejalan dengan rumusan
masalah dan tujuan penelitian agar mempermudah para pembaca dalam memahaminya.
c. Metode penelitian
Metode penelitian dapat diartikan sebagai jalan atau cara untuk memecahkan masalah.
Metode penelitian dibagi menjadi dua yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif,
maka ada dua cara untuk melakukan metode penelitian.
Metode kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis dengan bantuan analisis
statistik, dan untuk membuat generalisasi dari sampel yang diangkat dari populasi.
Sedangkan metode kualitatif digunakan untuk menjelaskan data-data yang ditemukan dari
sebuah objek penelitian. Kalau penelitian kuantitatif bertujuan untuk menguji hipotesis, maka
penelitian kualitatif bertujuan menemukan atau menyusun “teori-teori” baru dari data-data
penelitian yang digunakan.
Selain penelitian kuantitatif dan kualitatif, ada satu lagi penelitian yang disebut
dengan action research. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa siklus, biasanya digunakan
untuk meningkatkan hasil belajar atau hasil suatu produk. Setiap siklus akan menghasilkan
satu hipotesis yang akan digunakan untuk siklus selanjutnya. Kekurangan pada siklus
pertama akan diperbaiki oleh siklus selanjutnya, begitu seterusnya sampai siklus yang
terakhir dan didapatkan hasil yang dianggap memuaskan.
d. Kajian Teori
Setelah masalah penelitian dirumuskan dan tujuan penelitian ditetapkan, maka harus
dilanjutkan dengan kajian teori yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian. Kajian
teori dapat diambil dari berbagai sumber, dari buku, jurnal, atau karangan ilmiah yang ada.
Penelitian yang bersifat kuantitatif harus benar-benar mengkaji teori-teori yang ada lalu
merumuskan konsep pikiran dari teori-teori tersebut, serta merumuskan hipotesis yang akan
diuji berdasarkan data yang akan dikumpulkan.
Sedangkan dalam penelitian yang bersifat kualitatif kajian teori dikumpulkan sedikit
demi sedikit. Data yang baru terkumpul langsung dianalisis, dijelaskan berdasarkan kerangka
pikir yang telah ditetapkan.
e e. Objek penelitian, data, dan variabel penelitian
Dalam penelitian kuantitatif objek penelitiannya disebut populasi, tetapi tidak seluruh
populasi yang diteliti, melainkan hanya sampel (percontoh) dari populasi itu. Namun, hasil
penelitian terhadap sampel itu kemudian digeneralisasikan sebagai hasil dari populasi itu.
Sampel biasanya diambil sekian persen dari populasi, tergantung dari besarnya populasi itu.
Dalam penelitian kualitatif, besarnya objek yang diteliti tidak berdasarkan pada
sampel, melainkan pada jumlah yang dianggap memadai atau mencukupi, sampai tujuan yang
ingin diketahui dianggap telah tercapai.
Dalam penelitian kuantitatif berupa angka-angka nilai, kemudian akan dianalisis
dengan bantuan statistik. Sedangkan penelitian kualitatif berupa hal, keadaa, kejadian, dan
sebagainya.
Perlu dijelaskan bahwa objek penelitian tidak sama dengan data penelitian. Dalam
penelitian kuantitatif ada istilah variabel penelitian. Yang dimaksud dengan variabel
penelitian itu adalah sama hal dengan yang diteliti. Umpamanya, kalau judulnya adalah
korelasi, antara kemampuan membaca dengan kemampuan menulis, maka variabelnya adalah
kemampuan membaca dan menulis. Salah satu diantaranya dijadikan variabel bebas dan yang
lain dijadikan variabel terikat.
f f. Hasil Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif, hasil penelitiannya berupa hasil perhitungan statistik
terhadap variabel-variabel yang diteliti, lalu hasil perhitungan statistik ini dijadikan dasar
untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Dalam penelitian kualitatif, hasil penelitiannya berupa penjelasan terhadap data-data
yang ditemukan.
Berdasarkan hasil penelitian itu, kemudian ditarik suatu kesimpulan dan berdasarkan
kesimpulan, ditarik saran-saran untuk penelitian lebih lanjut.

B. Sistematika atau Kerangka Penulisan Karya Ilmiah

Hasil penelitian yang dilaporkan dalam bentuk tulisan merupakan karya ilmiah.
Oleh karena itu, penulisnya harus menuruti suatu aturan kerangka penulisan tertentu.
Aturan penulisan tersebut dapat berbeda-beda tergantung pada lembaga yang
bersangkutan. Secara umum, kerangka penulisan karya ilmiah dapat dibagi dalam tiga
bagian, yaitu: pendahuluan, isi, dan penutup.[2]
1. Bagian Pendahuluan
Bagian ini biasanya berisi : halaman judul, halaman pengesahan, kata pengantar,
daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan grafik.
 Halaman Judul
Judul ditulis untuk mengetahui garis besar isi laporannya. Judul ditulis dengan
huruf kapital, biasanya di tengah halaman agak ke atas. Tetapi ada juga variasi
lain.
 Halaman Pengesahan
Berisi persetujuan dari pembimbing atau lembaga yang bersangkutan.

[2]Drs.Hermawan Wasito,1997,Pengantar Metodologi Penelitian,Jakarta:PT Gramedia

Pustaka Utama.103-106
 Kata Pengantar
Menguraikan dengan singkat alasan dan tujuan penyusunan laporan penelitian,
dan ucapan terima kasih kepada pembimbing dan pihak yang telah membantu
pelaksanaan penelitian.
 Halaman Abstrak
Berisi masalah pokok pada skripsi atau disertasi. Pada makalah, tidak
memerlukan halaman ini.
 Daftar Isi
Untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang isi pokok laporan, sehingga
harus mencantumkan dengan jelas urutan bab dan sub-bab, serta seluruh lampiran
yang ada dengan nomor halaman masing-masing.
 Daftar Tabel, Gambar, dan Grafik
Jika menggunakan lampiran tabel, gambar, dan grafik untuk menunjang isi
laporan, maka harus mencantumkan nomor urut dan halaman dengan jelas.
2. Bagian Isi
Secara umum, bagian isi terdiri dari:
 Pendahuluan
Memaparkan: latar belakang dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, hipotesis, penjelasan, dan metode penelitian.
 Landasan teori
Berisi: uraian teoritis yang berhubungan dengan masalah penelitian dan konsep
yang mendasari perumusan hipotesis.
 Hasil penelitian
Menguraikan: pengolahan dan analisis data, serta penafsiran hasil analisis data.
 Kesimpulan dan Saran
Menguraikan keseluruhan hasil penelitian. Mengulas hasil penafsiran yang
dirujukkan kepada landasan teori yang digunakan kemudian dikemukakan
beberapa saran.
3. Bagian Penutup
Pada umumnya terdiri dari:
 Daftar Kepustakaan
Daftar ini harus secara lengkap dan sistematis mencantumkan seluruh buku
sumber yang digunakan dalam penulisan laporan.
 Lampiran
Berisi seluruh materi yang disertai daftar pertanyaan, perhitungan statistik,
tabel, dan lain-lain.
 Indeks
Berisi daftar kata, istilah, atau nama yang ada dalam laporan dan disusun
menurut abjad.

C. Cara atau Syarat Penulisan Karya Ilmiah yang Baik

Secara umum, penulisan karya tulis ilmiah harus memenuhi beberapa syarat
tertentu, hasil penulisan karya ilmiah harus bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya
karena karya ilmiah bukanlah suatu karangan bebas yang dapat di buat berdasarkan
imajinasi ataupun khayalan penulis.
Suatu karya ilmiah harus apa adanya sesuai dengan kenyataan adapun syarat –
syarat penulisan karya ilmiah adalah prinsip ilmiah dan sesuai dengan tatatulis baku
(EYD). Syarat penulisan karya ilmiah mencakup bebarapa hal sebagai berikut : [3]
1. Objektivitas
Objektivitas berhubungan dengan sikap penulis. Dalam hal ini, penulis harus
bersikap objektif dalam mengemukan pendapatannya, apa adanya, tidak dibuat–buat.
Sehingga hasil tulisannya dapat dipertanggung jawabkan berdasarkan data yang ada.
2. Pola berfikir deduktif – induktif
Dalam mengemukakan atau menarik kesimpulan, penulis harus menggunakan
pola berfikir yang logis (runtut dan sesuai dengan nalar) ada dua pola berfikir logis
yaitu : dedukatif dan indukatif. Pola berfikir deduktif bertolak dari teori atau hal yang
umum untuk menarik kesimpulan yang khusus.
Contoh : Secara umum dikatakan semua dokter tulisannya jelek, lalu fakta khusus
ayahku seorang dokter, maka dapat ditarik kesimpulan ayahku tulisannya
jelek.
Sedangkan pola berfikir induktif yaitu cara berfikir atau menarik kesimpulan
dari fakta – fakta khusus kepada fakta umum atau kalimat utamanya berupa kalimat
yang bersifat umum.

[3] Drs.Hermawan Wasito,Pengantar Metodology Penelitian,(Jakarta:PT Gramedia

Pustaka Utama,1997)h.99
Contoh : Fakta – fakta khusus menyatakan manusia membutuhkan oksigen. Hewan
membutuhkan oksigen. Tumbuhan membutuhkan oksigen, maka dapat
disimpulkan bahwa “semua mahluk hidup membutuhkan oksigen”
3. Sistematika
Karya tulis ilmiah harus disusun secara sistematika, artinya menuruti alur
pemahaman yang runtut dari masalah sampai pada kesimpulan.[4] Tata tulis baku
berhubungan dengan sistematika penulisan karya tulis ilmiah, biasanya masing –
masing lembaga mempunyai peraturan tata tulis yang berbeda. Akan tetapi, pada
dasarnya peraturan tersebut mempunyai patokan yang sama. Tata tulis baku ini
diperlukan karena :
 Dapat memperlancar komunikasi hasil penelitian.
 Memudahkan penilaian atau pertanggungjawabannya.
 Mempercepat penyebarluasan tanpa membutuhkan penyusunan kembali.
Tata Cara Penulisan Ilmiah terdiri dari: penulisan kutipan, catatan kaki, dan daftar
pustaka.
1. Kutipan
Kutipan merupakan penulisan kembali pendapat atau hasil karya tulis orang
lain,baik langsung maupun tidak langsung.Pada umumnya kutipan dibedakan
menjadi dua,yaitu: Kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
a. Kutipan Langsung
Kutipan langsung ditulis persis dengan aslinya(baik kata,ejaan,maupun
tanda bacanya).Kutipan seperti ini biasanya digunakan untuk mengutip: rumus,
peraturan hukum, surat keputusan, peribahasa, difinisi, dan lain-lain.Secara
umum kutipan langsung dibedakan menjadi dua:kutipan langsung panjang dan
kutipan langsung pendek.Kutipan langsung panjang,ditulis lebih darti tiga
baris,ditulis sendiri dalam alinea baru dengan perubahan spasi.Baris pertama
kutipan dituluskan pada ketukan kedelapan dari margin kiri,baris berikutnya
dimulai pada ketukan ke-lima.
Kutipan langsung pendek tidak lbih dari tiga baris,dituliskan langsung
dalam kalimat penulis diantara tanda petik(“…”) dan tanpa perubahan spasi.
b. Kutipan Tak Langsung

[4] Ibid.
Kutipan tak langsung ini merupakan uraian penulis dengan kata-kata
sendiri berdasarkan pendapat atau hasil karya penulis lain. Tetapi pendapat
pribadi tidak boleh dikemukakan didalamnya.penulisanya tanpa tanda petik dan
spasi.Sumber asal kutipan dapat dituliskan langsung dengan mencantumkan
nama penulis,tahun terbit,dan halaman buku.
2. Catatan Kaki
Yang dimaksud dengan catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks
karangan yang ditempatkan pada kaki halaman tulisan yang bersangkutan.Catatan
kaki sebetulnya bukan untuk mengetahui sumber kutipan,tetapi untuk memberi
penjelasan mengenai sesuatu yang berada diluar pokok pembicaraan,yang perlu
diketahui untuk memahami pokok pembicaraan lebih jauh.Sumber catatan kaki
dapat berasal dari:buku,majalah,jurnal,makalah,surat kabar maupun pernyataan
langsung.Cara penulisanya dengan mencantumkan nama pengarang,judul
tulisan,kota dan nama penerbit,tahun terbit serta halaman kutipan.Penulisan sumber
kutipan yang muncul berulang kali dapat disingkat dengan beberapa
istilah,seperti:ibid.,op.cit.,dan loc.ci.
3. Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi semua sumber bacaan yang digunakan dalam
penulisan.Komponen yang harus ada dalam daftar pustaka adalah,nama
pengarang,tahun terbit,judul buku,kota penerbit,nama penerbit.

D. Bentuk-Bentuk Karya Ilmiah


Dilihat dari bobot dan kedalaman analisisnya bisa dibedakan adanya beberapa
karangan ilmiah, yaitu karya tulis, makalah, skripsi, tesis, disertasi dan laporan hasil
penelitian. Pada prinsipnya semua karangan ilmiah yaitu hasil dari suatu kegiatan ilmiah.
Dalam hal ini yang membedakan hanyalah materi, susunan , tujuan serta panjang
pendeknya karya tulis ilmiah tersebut.
1) Karya Tulis
Karya tulis adalah karangan ilmiah yang lazim diberikan kepada siswa sekolah
menengah mengenai salah satu aspek satu mata pelajaran. Di dalamnya terdapat komponen
masalah, tujuan penulisan, pembahasan, dan kesimpulan. Panjangnya kurang lebih sepuluh
halaman ketikan dua spasi pada “kertas ukuran A4”. [5]

[5] Abdul Chaer, Ragam Bahasa Ilmiah, (Jakarta: Rineka Cipta. 2011), h. 185.
2) Makalah
Makalah adalah karangan ilmiah yang ditulis untuk disajikan dalam seminar
atau simposium. Tebalnya sekitar 15 halaman diketik satu setengah spasi pada kertas
ukuran A4, termasuk abstrak dan daftar pustaka.
Makalah juga harus disusun berdasarkan hasil penelitian, entah penelitian
lapangan maupun penelitian pustaka. Jadi, semua komponen penelitian ada tercakup
di dalamnya. Namun, format susunannya tidak perlu formal seperti pada skripsi, tesis,
dan disertasi. Abstrak yang diletakkan pada awal makalah, biasanya berisi tujuan
penulisan, masalah penulisan, dan hasil atau kesimpulan. Abstrak lazim berisi kata
kunci dari abstrak itu.
Kemajuan teknologi dewasa ini tidak menuntut penyaji makalah membacakan
makalahnya melainkan hanya menjelaskan makalah dari power point yang
ditayangkan.[6]
3) Skripsi
Skripsi adalah karangan ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan
pendapat orang lain yang ditulis untuk menjadi syarat tugas akhir pada pendidikan strata satu
(S1). Masalah yang diajukan berkenaan dengan salah satu aspek yang menjadi substansi
bidang keilmuan yang ditekuni. Skripsi memiliki bobot yang lebih tinggi dari sebuah karya
tulis. Semua komponen penelitian yang dikemukakan pada subbab 8.1 harus jelas tampak
dalam sebuah skripsi. [7]
Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta- fakta empiris-objektif
baik berdasarkan peneliian langsung (observasi lapangan) maupun penelitian tidak langsung
(study kepustakaan). Pembahasan dalam skripsi harus dilakukan mengikuti alur pemikiran
ilmiah yaitu logis dan emperis. Jumlah halaman untuk skripsi minimal 60 halaman. Kalau
karya tulis tidak diujikan, dan makalah disajikan dalam suatu seminar atau suatu pertemuan
ilmiah, maka skripsi diujikan di muka suatu sidang ujian skripsi.
4) Tesis
Tesis adalah karangan ilmiah sebagai tugas akhir dalam pendidikan strata dua. Isinya
merupakan pendalaman dari salah satu aspek atau segi program studi yang diikuti. Tesis juga
diujikan dalam satu sidang ujian tesis.[8]

[6] Ibid.h. 185-186.

[7]Ibid. h. 186.

[8] Ibid. h. 186.


Penulisan tesis bertujuan mensintesikan ilmu yang diperoleh dari perguruan tinggi
guna memperluas khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah master, khazanah
ini terutama berupa temuan-temuan baru dari hasil suatu penelitian secara mendalam tentang
suatu hal yang menjadi tema tesis tersebut. Jumlah halaman untuk Tesis minimal 80 halaman.
5) Disertasi
Disertasi adalah karangan ilmiah sebagai tugas akhir dalam pendidikan strata
tiga. Isinya merupakan tinjauan filosofis terhadap satu aspek atau segi dari bidang
ilmu yang diteliti. Penekanan pada aspek filosofis ini menjadi ciri pada pendidikan
strata tiga. Mengapa? Karena induk dari segala ilmu adalah filsafat. Mereka yang
sudah menyelesaikan pendidikan strata tiga atau yang telah menyelesaikan disertasi
dikatakan pengetahuannya telah sampai pada tingkat filsafat. Maka itu, di Inggris atau
di negara lain, mereka yang telah lulus dalam pendidikan strata tiga diberi gelar Ph.D
(=Philosophy Degree). Artinya, telah mencapai derajat filosof.[9]
Disertasi merupakan suatu karangan ilmiah yang mengemukakan suatu dalil
yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan analisis
terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari
sanggahan-sanggahan senat guru besar atau penguji pada sutu perguruan tinggi,
desertasi berisi tentang hasil penemuan-penemuan penulis dengan menggunakan
penelitian yang lebih mendalam terhadap suatu hal yang dijadikan tema dari desertasi
tersebut, penemuan tersebut bersifat orisinil dari penulis sendiri, penulis desertasi
berhak menyandang gelar Doktor. Jumlah halaman untuk Disertasi minimal 250
halaman.
6) Laporan Hasil Penelitian
Laporan hasil penelitian adalah laporan yang dibuat setelah suatu penelitian
dilakukan. Laporan penelitian juga berisi komponen masalah, metode penelitian, objek
penelitian, instrumen penelitian, hasil yang dicapai. Lalu rekomendasi untuk melakukan
sesuatu yang lain berdasarkan hasil penelitian itu. [10]

III. PENUTUP
A. Analisis

[9] Ibid. h. 186-187.

[10] Ibid. h. 187.


Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah digunakan untuk melaporkan atau
mengkomunikasikan hasil kegiatan ilmiah, yang dilakukan dalam suatu penelitian
ilmiah. Karya ilmiah dan non-ilmiah sangatlah berbeda, karya ilmiah ditulis berdasarkan
fakta atau data – data yang diperoleh melalui tahap penelitian sedangkan karya non–
ilmiah, merupakan suatu bentuk karangan dari hasil pemikiran atau imajinasi seseorang
yang terkadang tidak masul akal (khayal).
Karya ilmiah harus disajikan dalam bahasa ilmiah, yang antara lain memiliki
ciri :
1) Bersifat lugas artinya, apa yang mau diutarakan, dikatakan saja secara langsung, apa
adanya.
2) Mematuhi kaidah – kaidah gramatika artinya kalimat – kalimat dan paragraf sesuai
dengan kaidah tata bahasa.
3) Efektivitas kalimatnya terpenuhi.
4) Kosakata yang digunakan selain kalimat efektif juga menggunakan kaidah pemilihan
kata (diksi).
5) Kalimat – kalimatnya bebas dari ambiguitas.
6) Bebas dari makna kias atau figura bahasa.
7) Mematuhi persyaratan penalaran.
8) Mematuhi atau menerapakan kaidah – kaidah EYD.
Jika, penulisan karya ilmiah memenuhi setidaknya delapan kriteria tersebut,
maka besar kemungkinan penyampaian atau tujuan akhir dari tahapan penelitian dapat
tercapai, yaitu mengkomunikasikan atau menginformasikan pada pembaca.

B. Kesimpulan
Secara keseluruhan cara penulisan karya ilmiah yang baik sudah ditentukan, yaitu
sesuai dengan tata bahasa (EYD) dan tata tulis yang disepakati oleh masyarakat
akademik. Adapun yang masuk kedalam penelitian meliputi masalah penelitian, tujuan,
metode, kajian teori, objek data variabel dan hasil penelitian. Kemudian cara – cara
penulisan karya ilmiah yang baik adalah:
- Objektif
- Pola berfikir deduktif – induktif
- Sistematika
Tata cara penulisan karya ilmiah mencakup : penulisan kutipan, catatan kaki, dan
daftar pustaka.
Adapun bentuk – bentuk karya ilmiah meliputi :
- Karya tulis
- Makalah
- Skripsi
- Thesis
- Disertasi
- Laporan hasil peneliti

C. SARAN
Kami membuat makalah ini untuk pembelajaran bersama. Kami mengambil
dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan dan kekurangan,
maka kami sarankan untuk mencari referensi yang lebih baik. Apabila pembaca merasa
ada kekurangan dapat membaca buku yang menjadi referensi secara lengkap.

DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul, 2011, Ragam Bahasa Ilmiah, Jakarta: Rineka Cipta.
Keraf, Gorys, 2004, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, Ende: Nusa
Indah, Cetakan XIII.
Rumaningsih, Endang, 2011, Mahir Berbahasa Indonesia, Semarang: Ra-SAIL
(Ranah Ilmu-ilmu Sosial Agama dan Interdisipliner), Cetakan III.
Wasito, Hermawan, 1997, Pengantar Metodologi Penelitian: Buku Panduan
Mahasiswa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Winarto, Yunita T., Totok Suhardiyanto, dan Ezra M. Choesin (eds.), 2004, Karya
Tulis Ilmu Sosial: Menyiapkan, Menulis, dan Mencermatinya, Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, Edisi 1.

Anda mungkin juga menyukai