Anda di halaman 1dari 13

METODE PENELITIAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Yang Dibimbing Oleh Dr. Nova Laurin Isye Mourein Ogi, S. Pi, M. Si; Dr. Meity
Tanor, MS; Dr. Tommy Martho Palapa, M. Pd

OLEH: KELOMPOK 3
Elsi 20502005
Joana Rorong 20502006
Fey Jelita Rey 20502009
Putri Daud 20502028
Jessie Uwuh 20502014

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSTAS NEGERI MANADO
2021/2022
A. Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah penelitian, biasanya dikemukakan dalam berbagai ungkapan


yaitu latar belakang penelitian atau latar belakang masalah atau latar belakang masalah
penelitian. Latar belakang masalah dititikberatkan pada alasan yang menuntut dilakukannya
penelitian, baik yang berkenaan dengan masalah akademik maupun masalah sosial. Latar
belakang masalah berfungsi sebagai pengantar munculnya masalah penelitian yang dideduksi
(penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum ke yang khusus) dari suatu pemikiran atau
berdasarkan hasil studi penjajagan (studi eksplorasi), Ujang Saefulah 2003:3. Latar belakang
masalah bertolak dari adanya minat dan perhatian peneliti dalam hal ini mahasiswa terhadap
sesuatu masalah. Sesuatu itu berasal dari pergulatan pemikiran dalam masyarakat ilmiah, atau
informasi yang diperoleh dalam bidang keahlian yang bersangkutan atau dari pengalaman
kehidupan sehari-hari. Dalam latar belakang masalah dikemukakan data dasar yang dapat
dijadikan acuan atau alasan munculnya masalah penelitian. Ia dirumuskan dalam bentuk
pernyataan-pernyataan yang saling berhubungan, yang didalamnya mengandung kontradiksi.
Pengungkapan pernyataan itu dilakukan secara deduktif, berawal dari yang bersifat umum
dan berakhir pada yang bersifat khusus. Sedangkan isi Latar Belakang Masalah Penelitian
harus memuat hal-hal berikut :

1) Data dasar yang dapat dijadikan acuan atau alasan munculnya masalah penelitian.
2) Dirumuskan dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang saling berhubungan.
3) Di dalam pernyataan-pernyataan yang saling berhubungan tersebut, terkandung
kontradiksi atau kesenjangan-kesenjangan.
4) Pengungkapan pernyataan, sebaiknya dilakukan secara deduktif, berawal dari yang
bersifat umum dan berakhir pada yang bersifat khusus.
5) Dari pernyataan yang umum hingga yang khusus itu memunculkan adanya masalah.
6) Pada bagian pernyataan-pernyataan khusus yang disusun secara konsisten dan
sistematik itu muncul masalah yang khusus, juga dirumuskan dalam masalah-masalah
khusus.
B. Perumusan Masalah Penelitian
Masalah dalam penelitian skripsi dapat dikategorikan kepada masalah
akademik dan masalah sosial. Masalah akademik dapat dikatakan sebagai hubungan,
minimal antara dua unsur (variabel). Sedangkan masalah sosial dapat dimaknai
sebagai jarak antara yang diharapkan atau yang Dikehendaki dengan yang diperoleh
atau yang dirasakan. Dengan kata lain masalah sosial adalah jarak antara “yang
seharusnya” (mengacu pada norma yang dianut) dengan “yang senyatannya”
(mengacu pada realitas).Jika penelitian skripsi yang dilakukan merupakan penelitian
murni, fokus penelitian adalah masalah akademik, sedangkan untuk penelitian
kebijakan fokus penelitiannya adala masalah sosial.Masalah menurut bahasa Arab
jamaknya dari kata “masail” atau problems dalam bahasa Inggris. Sedangkan
pertanyaan menurut bahasa Arab jamaknya dari kata “asilah” atau “question” dalam
bahasa Inggris. Masalah adalah adanya kesenjangan (gap) antara kenyataan dan
harapan atau das sein dan das sollen. Dengankata lain masalah sosial adalah jarak
antara yang seharusnya (mengacu pada norma yang dianut) dengan yang senyatanya
(mengacu pada realitas yang dicapai). Jika penelitian skripsi yang dilakukan sebagai
penelitian murni maka fokus penelitian adalah masalah akademik, sedangkan untuk
penelitian kebijakan fokus penelitiannya adalah masalah sosial. Adapun pertanyaan
penelitian, merupakan ungkapan keingintahuan terhadap sesuatu yang belum jelas,
terhadap masalah itu. Meminjam pemikiran Cik Hasan Bisri (1997:22-26) “Pertanyaan
penelitian berfungsi untuk membatasi cakupan masalah penelitian dan menjadi
patokan dalam menentukan macam-macam data yang akan dikumpulkan untuk
menjawab pertanyaan penelitian tersebut.” Pertanyaan penelitian yang dibuat harus
mencerminkan ke-apa-an (pribadi atau objek yang diteliti) ke-mengapa-an (alasan
sesuatu terjadi), dan ke-bagaimana-an (bagaimana suatu proses terjadi) yang ditulis
dalam bentuk kalimat pertanyaan.Perumusan masalah ini sebagai pijakan penelitian
kita dari mana harus mulai, ke mana harus pergi dan dengan apa. Dalam membuat
perumusan masalah biasanya menggunakan kalimat pertanyaan seperti ; apa,
mengapa, bagaimana, dan seterusnya. Rumusan masalah atau identifikasi masalah
dalam masalah penelitian yang dirumuskan, baik dalam bentuk “Problem Statement”
maupun dalam bentuk “ResearchQuestion” itu masih bersifat umum, maka perlu
diidentifikasi secara jelas dan tegas serta operasional. Mengidentifikasikan masalah
berarti merinci rumusan masalah yang bersifat umum itu kepada bagian-bagiannya
(dimensi-dimensinya) sampai pada unsur-unsurnya (indikator-indikatornya), secara
lebih konkrit (jelas dan tegas) dan operasional.Berdasar hal itu si peneliti dituntut
untuk mampu menguasai bangun komponen dari fenomena-fenomena yang dijadikan
masalah penelitiannya itu. Cara menyajikan identifikasi masalah ini adalah mengurut
(merinci) butir demi butir; dimulai dari yang paling kuat (penting); kalimatnya dapat
berbentuk “problem statement”, tetapi pada umumnya dalam bentuk
“researchquestion”.Dalam mengidentifikasi masalah yang berupa eksplanasi
(penjelasan faktual), baik bagi teori maupun teknologi, dituntut kemampuan
“memilah” fenomena-fenomena kepada pilahan “determinant (faktor)” dan “result”
(konsekuensi)”. Perumusan masalah “belum mengetahui penjelasan (eksplanasi)
tentang terjadinya fenomena” atau “belum mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya fenomena”.Yang perlu diidentifikasinya itu ialah faktor-
faktor ; dengan kata lain faktor-faktor (determinant) itu yang harus dirinci secara jelas
dan tegas serta operasional.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berhubungan secara fungsional dengan rumusan masalah penelitian,


yang dibuat secara spesifik, terbatas dan dapat diperiksa dengan hasil penelitian. Ia
merupakan muara dari suatu penelitian, dengan mengerahkan segala kemampuan
penelitian untuk mencapai tujuan itu. Secara teknis, kata kerja pembuka yang
digunakan dapat dirumuskan dalam kalimat aktif, seperti untuk menemukan, untuk
mengetahui, untuk menjelaskan, untuk membandingkan, untuk menilai, dan untuk
menguraikan. Selain itu dapat dirumuskan dalam kalimat pasif, seperti agar dapat
diketahui, agar dapat dijelaskan, agar dapat dibandingkan, dan sebagainya tetapi ini
jarang digunakan dalam penelitian. Tujuan penelitian ditulis dengan menjelaskan
komponen-komponennya.

Cara Menentukan Tujuan Penelitian

1.  Jenis Penelitian

Pastikan rencana penelitian yang akan dilaksanakan, apakah jenis kualitatif ataukah
jenis kuantittaif. Atau mixedmethod, yakni gabungan antara kualitatif dan kuantitatif.

2.  Studi Pustaka atau Studi Lapangan

Pastikan penelitian yang akan dilaksanakan apakah studi pustaka ataukah studi
lapangan. Atau gabungan, yakni studi pustaka sekaligus studi lapangan. Studi pustaka
dilaksanakan dengan cara menelaah sumber-sumber kepustakaan, seperti buku dan
artikel jurnal. Adapun studi lapangan dilaksanakan dengan terjun ke lapangan untuk
melakukan pengamatan, dokumentasi, dan wawancara. Studi yang digunakan akan
terlihat dari tujuan penelitian.

3.  Masa Waktu Penelitian

Pastikan masa waktu penelitian apakah hitungan hari, minggu, bulan atau tahun. Ada
beberapa jenis penelitian yang tidak dapat dilaksanakan dalam waktu singkat tetapi
membutuhkan masa waktu sampai berbulan-bulan, dan bahkan tahun. Tujuan
penelitian –yang telah ditetapkan-- akan dapat memperkirakan masa waktu penelitian,
termasuk lokasi (tempat) penelitan bila menerapkan studi lapangan.

4.  Keluasan dan Kedalaman Isi

Tujuan penelitian dapat memperkirakan isi (materi) penelitian meliputi keluasan dan
kedalaman. Keluasan berkenaan dengan “topik” penelitian, dan kedalaman berkenaan
dengan “tema” penelitian. Topik lebih luas dan tema lebih spesifik. Ibarat topik
sebuah “rumah” maka “atap” adalah tema. Penelitian biasanya dilihat dari
kedalamannya bukan luasnya. Makin mendalam suatu penelitian, makin menemukan
titik terang atau jawaban atas tujuan penelitian yang direncanakan.

5.  Ketegasan dan Kejelasan Tujuan

Pastikan tujuan penelitian ditetapkan di awal atau dipermulaan ketika merencanakan


sebuah penelitian. Tentukan tujuan penelitian secara tegas dan jelas agar tujuan
tersebut tidak diubah ketika sedang melaksanakan setengah dari pekerjaan penelitian.
Ketegasan tujuan peneltian dilihat dari topik dan tema yang diangkat sesuai dengan
kompetensi bidang keilmuan hadis. Adapun kejelasan dilihat dari tema secara lebih
spesifik dan mendalam. Sebelumnya, pasti ada topik dan terlebih tema yang telah
dibahas melalui penelitian terdahulu. Bisa jadi peneliti merencanakan penelitian
dengan topik dan tema yang sama dengan penelitian sebelumnya. Meskipun demikian,
pasti ada celah yang disisaskan atau direkomendasikan oleh peneliti terdahulu untuk
dilakukan penelitian lebih lanjut: sesuatu yang belum tersentuh oleh penelitian
sebelumnya. Tujuan penelitian akan menunjukan ketegasan dan kejelasan materi
pembahasan.

6.  Tujuan Berdasarkan Minat


Seluruh penelitian pasti didasarkan atas “problem akademik” atau “permasalahan
dunia ilmiah”. Dalam bahasa lain problem akademik biasa disebut “kegelisahan
akademik” di mana akademisi melihat celah masalah yang menantang untuk
dilakukan penelitian. Penelitian dapat berlangsung dengan a) adanya celah untuk
dilkukan penelitian, b) adanya rumusan masalah, c) adanya tujuan penelitian, d)
adanya manfaat penelitian, e) adanya tinjauan pustaka, f) adanya kerangka berpikir, g)
adanya metode yang digunakan, dan h) adanya sistematika penulisan. Namun
demikian, penelitian akan terasa pelik dilaksanakan tanpa adanya minat atau
ketertarikan.

7.  Teknis Menyusun Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian lazimnya ditulis dengan kalimat “Penelitian ini bertujuan me……”.

Contoh: “Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi aplikasi hadis”. Eksplorasi artinya


menelaah atau mengkaji atau mendeskripsikan dan lain-lain. Aplikasi adalah suatu
program komputer yang dibuat untuk mengerjakan dan melaksanakan tugas khusus
dari pengguna.

D. Kajian Teori

Salah satu tahapan proses penelitian yang harus diperhatikan oleh peneliti
adalah menyusun kajian teori. Kajian teori dalam laporan penelitian dimaksudkan
untuk mengungkapkan kerangka acuan komperhensif mengenai konsep, prinsip, atau
teori yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang dihadapi
atau dalam mengembangkan produk yang diharapkan (UM, 2010:50). Proses
menyusun kajian teori merupakan proses yang sangat menentukan langkah penelitian
berikutnya. Maka dari itu seorang peneliti harus memiliki perhatian yang tinggi
terhadap masalah kajian teori. Banyak peneliti yang terhenti proses penelitiannya
hanya karena tidak memahami cara mendapatkan teori yang relevan dengan topik
penelitiannya, atau peneliti tidak memiliki referensi yang cukup memadai untuk
melengkapi tahapan kajian teorinya, sehingga dasar pijakan dalam penelitianya
rapuh. 

Menurut Winarno (2013:39) kajian pustaka merupakan segala informasi


tertulis (teori) yang relevan dengan masalah penelitian, digunakan sebagai rujukan
dalam menentukan masalah dan kerangka berfikir, yang diperoleh dari buku-buku,
laporan penelitian, kerangan ilmiah, skripsi/tesis/disertasi, ensiklopedia, buku
tahunan, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan dan sumber-sumber yang lain.
Proses pemilihan teori yang relevan dengan topik penelitian merupakan proses yang
memerlukan kecapakan dan strategi tertentu. Seorang peneliti akan mudah menyusun
kajian teori manakala ia paham betul topik masalah yang hendak ditelitinya, kemudia
ia memiliki kemampuan untuk menemukan referensi yang dibutuhkanya. 

Proses kajian teori dilakukan sejak peneliti memikirkan masalah yang akan
ditelitinya, bersamaan dengan pencarian dan penemuan masalah itulah para peneliti
mencari dan menemukan referensi yang relevan dengan topik kajiannya, disamping
itu kajian teori merupakan bagian dari proposal penelitian, yang merupakan langkah
awal dari proses penelitian. Untuk membuat proposal penelitian pengembangan yang
berkualitas selain kemampuan menemukan masalah yang urgent dan pemilihan
metode penelitian yang relevan, bagian yang tidak kalah pentingnya adalah menyusun
kajian teori. Penelitian pengembangan merupakan penelitian yang diarahkan untuk
menghasilkan produk, desain, dan proses. Sebelum seorang peneliti menghasilkan
suatu produk diperlukan kajian teori yang mendukung pembuatan produk dan sebagai
landasan dalam menciptakan atau memperbaiki produk hasil penelitian. Menurut
Sukmadinata (2015:172) untuk mengembangkan suatu produk pedidikan diperlukan
studi literatur. Studi ini ditujukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-
landasan teoritis yang memperkuat suatu produk.

Maka dari itu seorang peneliti benar-benar harus memahami apa itu pengertian
dan fungsi kajian teori, tujuan dan isi kajian teori, sumber kepustakaan dan langkah-
langkah menyusun teori, terutama pada penelitian dan pengembangan (R & D).

1) Pengertian dan Fungsi Kajian Teori Penelitian Pengembangan


Kajian teori dalam proses penelitian merupakan salah satu tahapan yang
penting untuk diperhatikan oleh para peneliti. Para ahli memberikan banyak definisi
teori dalam penelitian. Setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah
mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi yang dapat dijadikan landasan
teoretis bagi penelitian yang akan dilakukan. Landasan ini perlu ditegakkan agar
penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba-coba
(trialanderror). Menurut Winarno (2013:39) Kajian pustaka merupakan segala
informasi tertulis (teori) yang relevan dengan masalah penelitian, digunakan sebagai
rujukan dalam menentukan masalah dan kerangka berfikir, yang diperoleh dari buku-
buku, laporan penelitian, kerangan ilmiah, skripsi/tesis/disertasi, ensiklopedia, buku
tahunan, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan dan sumber-sumber yang lain.
Landasan teoritis ini penting artinya bagi seorang peneliti karena penelaahan
kepustakaan ini merupakan bagian penting dalam proses penelitian
Setyosari&Widijoto (2007:64). Menurut Sugiyono (2015:81) suatu teori adalah suatu
konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau sistem pengertian ini diperoleh
melalui jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak,
dia bukan teori. Budiwanto (2005:27) kajian pustaka adalah menghimpun dan
memperoleh segala informasi dan bahan-bahan tertulis dari sumber-sumber
kepustakaan yang dimanfaatkan sebagai acuan penelitian.
Berdasarkan beberapa penjelasan dari ahli dapat disimpulkan kajian teori atau
kajian pustaka adalah segala sesuatu informasi tertulis (teori) dan hasil-hasil penelitian
yang relevan dengan variabel atau masalah yang diteliti, digunakan sebagai rujukan
dalam menentukan masalah dan kerangka berfikir sekaligus sebagai acuan/landasan
dalam penelitian.
Berbicara mengenai penelitian pengembangan untuk mengembangkan suatu
produk diperlukan suatu literatur. Menurut Sukmadinata (2015:172) studi ini
ditujukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoritis yang
memperkuat suatu produk. Terutama produk yang berbentuk model, program, dan
sejenisnya memiliki dasar-dasar konsep atau teori tertentu. Untuk menggali konsep-
konsep atau teori-teori mendukung suatu produk perlu dilakukan kajian literatur
secara intensif. Kajian teori dalam laporan penelitian dimaksudkan untuk
mengungkapkan kerangka acuan komperhensif mengenai konsep, prinsip, atau teori
yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang dihadapi atau
dalam mengembangkan produk yang diharapkan (UM, 2010:50).
Berdasarkan paparan ahli dapat disimpulkan kajian teori dalam penelitian
pengembangan adalah segala sesuatu informasi tertulis (teori) dan hasil-hasil
penelitian yang relevan dengan variabel atau masalah yang diteliti, kajian teori ini
diharapkan menjadi landasan teoretik mengapa masalah itu perlu dipecahkan dan
mengapa cara pengembangan produk tersebut dipilih. Kajian teoretik mengenai model
dan prosedur yang akan digunakan dalam pengembangan juga perlu dikemukakan
dalam bagian ini, terutama dalam rangka memberikan pembenaran terhadap produk
yang akan dikembangkan.
2) Tujuan dan Isi Kajian Teori
Teori dalam penelitian menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan fenomena
dan  objek yang akan diteliti. Artinya ketika seorang akan menjelaskan tentang
masalah, maka teori yang di ambil harus yang menjelaskan tentang masalah bukan
yang lain. Menurut Winarno (2013:35) peran kajian pustaka sebelum penelitian sangat
penting sebab melalui kegiatan ini hubungan antara masalah penelitian dan teori yang
relevan menjadi lebih jelas. Kajian pustaka yang dilakukan sebelum penelitian
mempunyai tujuan-tujuan berikut:
a. mencari informasi yang relevan dengan masalah yang akan diteliti,
b. memperdalam pengetahuan peneliti mengenai hal-hal yang menyangkut
masalah dan bidang yang sedang diteliti maupun mengenai berbagai metode
penelitian, termasuk rancangan penelitian, pengembangan instrumen,
penarikan sampel maupun teknik analisis data,
c. mengkaji teori-teori yang relevan denganmasalah yang akan diteliti sebagai
landasan dan acuan teoritis yang tepat,
d. mengkaji hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan
penelitian yang akan dilaksanakan sehingga dapat diketahui apa saja yang
sudah diteliti, apa saja temuan-temuannya, dan bagian-bagian mana yang
belum diteliti,
e. mendapat informasi mengenai aspek-aspek mana dari topik yang sama yang
sudah pernah diteliti, agar dapat dihindari duplikasi.

Selama penelitian berlangsung, kajian pustaka juga masih perlu dilakukan untuk
tujuan-tujuan berikut:

a. mengumpulkan informasi yang lebih khusus tentang variabel-variabel yang


sedang diteliti,
b. memanfaatkan informasi yang ada kaitannya dengan teori-teori yang sesuai
sebagai landasan penelitianyang sedang dilakukan,
c. mengumpulkan dan memanfaatkan informasi-informasi yang berkaitan
dengan metodologi penelitian agar dapat menemukan atau menyusun
instrumen pengumpulan data yang tepat maupun teknik analisis data yang
sesuai.
3) Sumber Kajian Teori atau Kepustakaan
Kegiatan penelitian merupakan kegiatan ilmiah, sehingga memerlukan informasi
atau teori-teori keilmuan. Menurut Winarno (2013:36) dukungan keilmuan tersebut
dapat berupa sumber pustaka yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, yang
dirujuk (diambil) dari sumber primer, sumber sekunder, dan tersier. Bahan pustaka dari
sumber primer berasal dari karangan asli yang ditulis oleh orang yang mengalami,
mengamati atau mengerjakan sendiri. Bahan pustaka seprti itu bisa berupa buku harian
(autobiography), tesis/disertasi, laporan penelitian, dan hasil wawancara, selain itu
sumber primer dapat juga berupa laporan pandangan mata atau reportase dan statistik
sensus penduduk.

Sumber pustaka sekunder (secondarysource) adalah tulisan-tulisan yang berupa


laporan penelitian orang lain, tinjauan, ringkasan, kritik, dan tulisan-tulisan mengenai
hal-hal tidak langsung disaksikan atau dialami sendiri oleh penulis. Kepustakaan
sekunder juga terdapat dalam ensiklopedia, kamus, buku pegangan, laporan indeks,
text-books, dan abstrak.

Peneliti dalam melakukan kajian pustaka harus sejauh mungkin untuk menggunakan
sumber kepustakaan primer yang informasinya lebih otentik, tetapi tidak selamnya
mudah dalam mendapatkan bahan pustaka yang relevan dari sumber primer. Dengan
demikian peneliti bisa menggunakan bahan-bahan dari sumber kepustakaan sekunder.
Sedangkan sumber tersier dapat digunakan sebagai informasi awal dan untuk
penelusuran lebih lanjut. Sumber tersier terutama berupa indeks, abstrak, dan biografi.

4) Langkah Penyusunan Kajian Teori


Sugiyono (2015:90-91) mengatakan bahwa secara umum langkah-langkah
untuk dapat melakukan kajian teori adalah sebagai berikut:
a. Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya,
b. Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia, jurnal ilmiah,
laporan penelitian, (Skripsi, Thesis, Disertasi) yang sebanyak-banyaknya
dan yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti,
c. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap
variabel yang akan diteliti. (Untuk referensi yang berbentuk laporan
penelitian, lihat judul penelitian, permasalahan, teori yang digunakan,
tempat penelitian, sampel sumber data, teknik pengumpulan data, analisis,
kesimpulan dan saran yang diberikan),
d. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan,
bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih
definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan,
e. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti,
lakukan analisa, renungkan, dna buatlah rumusan dengan bahasa sendiri
tentang isi setiap sumber data yang dibaca,
f. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber-sumber
ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-
sumber bacaan yang dikutif atau digunakan sebagai landasan untuk mende
skripsikan teori harus dicantumkan.

5) Metode
Metode yang digunakan adalah:
a. mengumpulkan konsep-konsep mengenai kajian teori penelitian
pengembangan,
b. mengumpulkan data yang diperoleh dari laporan penelitian (tesis) Fadhil
N R tahun 2013 yang berjudul pengembangan model latihan beban untuk
meningkatkan kemampuan fisik pemain bolavoli. Data yang diambil
adalah data mengenai kajian teori yang dibuat atau disusun oleh peneliti
untuk mengembangkan produk penelitiannya,
c. menganalisis dan membandingkan data hasil analisis laporan penelitian
dengan konsep-konsep kajian teori penelitian pengembangan.
6) Hasil
(1). Kajian teori yang disusun dalam laporan penelitiannya sebagi berikut:
(a) profil bolavoli,
(b) analisis kondisi fisik bolavoli,
(c) latihan fisik,
(d) latihan beban,
(e) model latihan beban untuk pemain bolavoli tingkat intermediet,
(f) penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir,
(2) beberapa teori yang di rujuk lebih dari 10 tahun terakhir,
(3) sumber teori yang digunakan semua berasalkan dari buku.

7) Pembahasan
Kajian teori yang disusun dalam laporan penelitian (tesis) Fadhil N R tahun
2013 yang berjudul pengembangan model latihan beban untuk meningkatkan
kemampuan fisik pemain bolavoli sebagi berikut: (1) profil bolavoli, (2) analisis
kondisi fisik bolavoli, (2) latihan fisik, (3) latihan beban, (4) model latihan beban
untuk pemain bolavoli tingkat intermediet, (5) penelitian yang relevan, dan
kerangka berpikir. Menurut Budiwanto (2005:27) kajian pustaka adalah
menghimpun dan memperoleh segala informasi dan bahan-bahan tertulis dari
sumber-sumber kepustakaan yang dimanfaatkan sebagai acuan penelitian. Kajian
teori dalam laporan penelitian dimaksudkan untuk mengungkapkan kerangka acuan
komperhensif mengenai konsep, prinsip, atau teori yang digunakan sebagai
landasan dalam memecahkan masalah yang dihadapi atau dalam mengembangkan
produk yang diharapkan (UM, 2010:50). Jadi dari perbandingan tersebut dapat
dikatakan bahwa kajian teori yang disusun sudah sesuai dan relevan dengan
variabel terikat dan variabel bebas sebagai acuan dalam penelitian pengembangan
model latihan beban.

Beberapa sumber rujukan yang digunakan dalam penelitian pengembangan


tersebut lebih dari 10 tahun terakhir, artinya sumber yang digunakan
kurang uptodate. Padahal menurut Budiwanto (2005:27) kreteria dalam memilih
bahan pustaka adalah kemuhtahiran dan relevansi. Artinya menyusun kajian teori
setidaknya acuan teori yang dipilih benar-benar terbaru dan representatif, kebaruan
dalam mengambil sumber acuan merupakan keputusan yang penting. Karena
perkembangan keilmuan yang selalu berkembang, maka suatu teori perlu
di update secara terus menerus.

Sumber teori yang digunakan bisa berasal dari mana saja sesuai dengan kebutuhan
penelitian. Sumber-sumber teori yang digunakan dalam penelitian tersebut
kebanyakan menggunakan sumber yang berasal dari buku atau primer. Sedangkan
menurut Winarno (2013:36) dukungan keilmuan tersebut dapat berupa sumber
pustaka yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, yang dirujuk (diambil)
dari sumber primer, sumber sekunder, dan tersier. Bahan pustaka dari sumber
primer berasal dari karangan asli yang ditulis oleh orang yang mengalami,
mengamati atau mengerjakan sendiri. Bahan pustaka seprti itu bisa berupa buku
harian (auto biography), tesis/disertasi, laporan penelitian, dan hasil wawancara,
selain itu sumber primer dapat juga berupa laporan pandangan mata atau reportase
dan statistik sensus penduduk.

(1) Kajian teori yang disusun sudah sesuai dan relevan dengan variabel terikat dan
variabel bebas sebagai acuan dalam pengembangan model latihan beban. (2) Teori-
teori yang dikutip terbilang teori lama karena kutipannya lebih dari 10 tahun
terakhir, butuh penyegaran teori yang sifatnya kemuhtahiran ( keterbaruan). (3)
Sumber-sumber teori yang digunakan hanya berasal dari buku (primer), perlu
penambahan teori yang berasal dari sekunder atau tersier, tujuannya untuk
melengkapi atau memperkuat dari teori yang diadopsi. Contoh hasil dari
rangkuman laporan penelitian (jurnal, artikel) yang terbaru.

Sebaiknya dalam menyusun kajian teori harus mengkombinasikan sumber


kepustakaan dari primer, sekunder dan tersier. Kajian teori yang dipilih sebagai
acuan yaitu benar-benar terbaru/aktual, kebaruan dalam mengabil sumber acuan
merupakan keputusan yang penting. Karena perkembangan keilmuan yang selalu
berkembang, maka suatu teori perlu di update secara terus menerus.

Anda mungkin juga menyukai