1. Sebagai bentuk dorongan dari suatu kegiatan dari penelitian untuk menjadi
penyebab suatu kegiatan penelitian terjadi untuk dilakukan.
2. Perumusan dapat dilakukan dengan pengembangan sehingga mendapatkan
wawasan baru.
3. Tahu apa saja yang harus dibahas, apa saja yang harus diselesaikan sehingga
menjadi suatu karya, hasil ataupun wawasan baru.
4. Mempermudah untuk menentukan mana saja yang harus diprioritaskan dan mana
yang hanya akan menjadi bagian pelengkap.
2.1.2 Rumusan Masalah
Di dalam proposal penelitian, mengenal dan merumuskan masalah dengan jelas
adalah bagian terpenting dan juga termasuk yang paling menantang. Proposal
penelitian yang memiliki masalah yang tidak jelas dirumuskan akan menghasilkan
temuan penelitian yang kemungkinan tidak logis.
Dalam proposal penelitian merupakan suatu hal yang elementer bagi setiap
peneliti untuk mengkonstruksikan perumusan masalah pada bagian akhir dari Bab
Pendahuluan. Suatu rumusan masalah umumnya diungkapkan dalam bentuk kalimat
tanya, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi arah kemana sebenarnya
penelitian akan dibawa, dan apa saja sebenarnya yang ingin dikaji atau dicari tahu oleh
peneliti.
Rumusan masalah atau research questions atau disebut juga research problem,
memiliki arti sebuah rumusan yang menanyakan suatu kejadian atau fenomena yang
ada, baik itu kedudukannya mandiri, atau pun kejadian atau fenomena yang saling
berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Masalah yang dipilih haruslah
menampilkan “researchable”, dalam artian bahwa suatu masalah itu dapat diselidiki
secara ilmiah.Baik itu sebab atau akibat. Sampai pentingnya rumusan masalah ini pada
sebuah penelitian, hingga menjadikan rumusan masalah ini adalah setengah dari
penelitian itu sendiri.
Rumusan masalah adalah pertanyaan-pertanyaan mengenai masalah sebuah hal
atau kejadian yang berbentuk kalimat tanya yang sederhana, singkat, padat, dan jelas.
Rumusan masalah mempertanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan suatu
penelitian, dimana nantinya jawaban dari pertanyaan ini lah yang akan menjadi hasil
penelitian itu.
Bentuk-bentuk Rumusan Masalah Penelitian:
a. Rumusan masalah Deskriptif:
rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel
mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri)
b. Rumusan Masalah Komparatif
rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau
lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
c. Rumusan Masalah Asosiatif
suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua
variabel atau lebih.
1) Hubungan Simetris : suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang
kebetulan munculnya bersama.
2) Hubungan Kausal : hubungan yang bersifat sebab akibat. Variabel independen
(variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependent (variabel yang
dipengaruhi).
3) Hubungan interaktif/reciprocal/timbal balik: hubungan yang saling
mempengaruhi.
Ciri-ciri rumusan masalah yang efektif adalah:
Pertanyaan penelitian haruslah menarik (aktual, ada paradoks dan sejauh mungkin
diterapkan pendekatan yang berbeda);
- Pertanyaan penelitian harus relevan dengan topik penelitian yang dikaji, dan
diperkuat dengan maksud untuk mengisi potongan teka teki yang hilang atau
membuat hubungan antara fenomena sosial yang dikaji.
- Pertanyaan penelitian harus diformulasikan dengan jelas. Buat
- pertanyaan yang “membumi” dan batasan variabel yang diteliti.
- Pertanyaan yang diajukan harus membawa implikasi penelitian dapat dijalankan.
Beberapa langkah membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Tentukan fokus penelitian
2. Cari berbagai kemungkinan faktor yang ada kaitan dengan focus tersebut yang
dalam hal ini dinamakan subfokus
3. Cari antara faktor – faktor yang terkait adakan pengkajian mana yang sangat
menarik untuk ditelaah, kemudian tetapkan mana yang dipilih.
4. Kaitkan secara logis faktor – faktor subfokus yang dipilih dengan fokus penelitian.
5. Tulis paragraf pengantar sebelum pembaca sampai pada rumusan masalah.
6. Tulislah dalam bentuk daftar pertanyaan agar lebih mudah membentuk konsep.
7. Gunakan kalimat tanya yang relevan, seperti “apa”, “bagaimana”, dan “mengapa”
8. Buat pertanyaan yang spesifik dan akhiri dengan tanda tanya.