Anda di halaman 1dari 4

MASALAH DALAM PENELITIAN KUALITIATIF

Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui
prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Setiap penelitian baik penelitian kuantitatif
maupun kualitatif selalu berangkat dari masalah. Masalah dalam penelitian kualitatif
bertumpu pada suatu fokus. Pada dasarnya penentuan masalah menurut Lincoln & Guba
(1985 : 226) bergantung pada paradigma apakah yang dianut oleh seorang peneliti. Dalam
penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap “masalah “ yang di bawa oleh
peneliti dalam penelitian :
1. Masalah yang di bawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak awal sanpai akhir penelitian
sama.
2. Masalah yang di bawa peneliti setelah memasuki penelitian berkembang yaitu
memperluas atau memperdalam masalah yang telah di siapkan. Dengan demikian tidak
terlalu banyak perubahan, sehingga judul penelitian cukup di sempurnakan.
3. Masalah ketidaksesuaian, Dengan demikian judul proposal dengan judul penelitian tidak
sama dengan judulnya diganti. Dalam institusi tertentu, judul yang diganti ini sering
mengalami kesulitas administrasi.
Oleh karena itu institusi yang menangani penelitian kualitatif, harus mau dan mampu
menyesuaikan dengan karakteristik masalah kualitatif ini.

Penetapan fokus atau masalah dalam penelitian kualitatif bagaimana pun akhirnya akan
dipastikan sewaktu peneliti sudah berada di arena atau lapangan penelitian. Dengan
demikian kepastian tentang fokus dan masalah itu yang menentukan adalah keadaan di
lapangan. Perumusan masalah yang bertumpu pada fokus dalam penelitian kualitatif bersifat
tentatif artinya penyempurnaan rumusan fokus atau masalah itu masih tetap dilakukan
sewaktu penelitian sudah berada di latar penelitan. Pembatasan masalah merupakan tahap
yang sangat menentukan dalam penelitian kualitatif, walaupun sifatnya masih tentatif,
sehingga dapat ditarik kesimpulan penting yaitu:
1. Suatu penelitian tidak dimulai dari sesuatu yang vakum (kosong ).
2. Fokus pada dasarnya adalah masalah pokok yang bersumber dari pengalaman peneliti
atau melalui pengetahuan yang diperolehnya melalui kepustakaan ilmiah ataupun
kepustakaan lainnya.
3. Tujuan penelitian pada dasarnya adalah memecahkan masalah yang telah dirumuskan.
4. Masalah yang bertumpu pada focus yang ditetapkan bersifat tentatif, dapat diubah sesuai
dengan situasi latar penelitian
Model Perumusan Masalah.
Salah satu teknik yang sering digunakan dalam proses penelitian adalah membuat
model obyek yang akan diselidiki. Karena model itu merupakan tiruan kenyataan, maka ia
harus dapat menggambarkan berbagai aspek yang diselidiki. Salah satu alasan utama
pengembangan model adalah untuk lebih memudahkan pencarian variabel-variabel yang
penting dan berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
Sumber masalah biasanya dapat diangkat menjadi topik dari sebuah penelitian, ada beberapa
sumber masalah, antara lain :
a. Kehidupan sehari-hari (Berasal dari hal-hal yang menjadi kebiasaan yang kita lakukan
dalam kehidupan sehari-hari).
b. Masalah praktis (Masalah yang harus diselesaikan yang cepat, sehingga masalah tesebut
tidak berlarut-larut menjadi masalah).
c. Hasil penelitian sebelumnya (Masalah yang peneliti rasa tidak tuntas diteliti oleh
penelitian sebelumnya, seperti penelitian pada jurnal, skripsi, tesis, disertasi ataupun
penelitian lainnya).
d. Teori (Bedasarkan teori yang telah ada dan diakui. Biasanya peneliti ingin mencari
hubungan antara teori-teori tersebut untuk mendapatkan teori baru).

Peneliti hendaknya senantiasa menyadari bahwa perumusan masalah dalam penelitiannya


didasarkan atas upaya menemukan teori dari dasar sebagai acuan utama. Perumusan masalah
adalah sekadar arahan pembimbing atau acuan pada usaha untuk menemukan masalah yang
sebenarnya. Masalah sesungguhnya baru akan dapat dirumuskan apabila peneliti sudah
berada dan mulai, bahkan sedang mengumpulkan data.
Ada tiga bentuk perumusan masalah :
a. Secara diskusi, cara penyajiannya adalah dalam bentuk pernyataan secara deskriptif
namun perlu diikuti dengan pertanyaan – pertanyaan penelitian
b. Secara proposional, secara langsung menghubungkan factor – factor dalam hubungan
logis dan bermakna
c. Secara gabungan, terlebih dahulu disajikan dalam bentuk diskusi kemudian ditegaskan
lagi dalam bentuk proposisional.
Langkah – langkah Perumusan Masalah
a. Tentukan fokus penelitian
b. Cari berbagai kemungkinan faktor yang ada kaitan denganfocus tersebut yang dalam hal
ini dinamakan subfokus
c. Dari antara factor – factor yang terkait adakan pengkajian mana yang sangat menarik
untuk ditelaah, kemudian tetapkan mana yang dipilih
d. Kaitkan secara logis factor –factor subfokus yang dipilih dengan focus penelitian.

FOKUS PENELITIAN
Salah satu asumsi tentang gejala dalam penelitian kuantitatif adalah bahwa gejala dari suatu
objek itu sifat tunggal dan parsial. Dengan demikian berdasarkan gejala tersebut peneliti
kuantitatif dapat menemukan variable-variabel yang akan di teliti. Dalam pandangan
penelitian kualitatif, gejala itubersifat holistic (Menyeluruh tidak dapat di pisah-pisahkan),
sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan fariabel
penelitian , tetapi keseluruhan situasi social yang di teliti yang meliputi aspek tempat (plase),
pelaku (actor) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.

Karena terlalu luasnya masalah, maka dalam rangka penelitian kuantitatif, peneliti akan
membatasi penelitian dalam satu atau lebih variable. Dengan demikian dalam penelitian
kuantitatif ada yang di sebut batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif
disebut dengan focus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum.

Pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi
feabilitas masalah yang akan di pecahkan selain juga factor keterbatasan tenaga , dana dan
waktu. Suatu masalah di katakan penting apabila masalah tersebut tidak di pecahkan melalui
penelitian, maka akan semakin menimbulkan masalah baru. Masalah dikatakan urgen
(mendesak) apabila masalah tersebut tidak segera di pecahkan melelui penelitian, maka akan
semakin kehilangan berbagai kesempatan untuk mengatasi.

Masalah dikatakan fasible apabila terdapat berbagai sumber daya untuk memecahkan
masalah tersebut. Untuk menilai masalah tersebut penting, urgen, dan feasible, maka perlu
dilakukan melalui analisa masalah.

Dalam mempertajam penelitian, peneliti kualitatif menentapkan focus. Maksudnya adalah


bahwa, focus itu merupakan domain yang terkait dari situasi social. Dalam pemelitian
kualitatif, penentuan focus dalam proposal lebih di dasarkan pada tingkat kebaruan informasi
yang akan di peroleh dari situasi social (lapangan).
Kebaruan informasi itu biasanya berupa upaya untuk memahami secara lebih luas dan
mendalam tentang situasi social, tetapi juga ada keinginan untuk menghasilkan hipotesis atau
ilmu baru dari situasi social yang di teliti. Fokus yang sebenarnya dalam penelitian kualitatif
di peroleh setelah peneliti melakukan grand tour observation dan grand tour question atau
yang disebut dengan penjelajahan umun. Dari penjelajahan umum ini peneliti akan
memperoleh gambaran umum menyeluruh yang masih pada tahap permukaan tentang situasi
social.

Untuk dapat memehami secarah lebih luas dan mendalam, Maka diperlukan pemilihan fokus
penelitian. Terdapat empat alternative untuk menetapkan fokus yaitu :
a. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informal
b. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain
c. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek
d. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah
ada

Anda mungkin juga menyukai