Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PARAMETER POPULASI

Dosen pengampu : Mercy Maggy Franky Rampengan, S. Pi, M. APP. Sc

Rievo Handry Djarang, S. Pi, M. Si

Dr. Tinny Doortje Kaunang, M. Si

DISUSUN OLEH :

Kelompok 2

Delvino Stevy Sambeka (20502001)

Amelia Runturambi (20502017)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PRROGRAM STUDI BIOLOGI

2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha ESA yang karena berkat dan perkenaan-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan Makalah ekologi dasar ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan dalam MK Ekologi Dasar. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang PARAMETER POPULASI bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

kami mengucapkan terima kasih kepada para pengajar, MK Ekologi Dasar ini yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni. kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah ini dengan segala baik.

kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi membuat makalah kami ini jauh
lebih baik lagi.

Rabu, 31 maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................
2 DAFTAR ISI ........................................................................................ Error! Bookmark not
defined.
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
1.1 latar belakang ................................................................................................................... 4
1.2 rumusan masalah ............................................................................................................. 4
1.3 tujuan ............................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................................
5
2.1 organisme Uniter dan Moduler .............................................................................................
5
2.2 pendekatan untuk mengestimasi densitas populasi .............................................................
7
2.3 pengukuran densitas absolut ................................................................................................
8
2.4 pengukuran dengan indeks densitas relatif .......................................................................... 9
2.5 keterbatasan pendekatan populasi .......................................................................................
9
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................................
11
3.1 kesimpulan ..........................................................................................................................
11
3.2 saran ....................................................................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................................
12
BAB I PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Dalam pembelajaran ekologi ini dangat penting bagi kita untuk mempelajari mengenai populasi,
karena pada dasarnya dalam ekologi kita mempelajari mahkluk hidup dan lingkungan dan
hubungan di antara keduanya. Jadi kita perlu mempelajari populasi agar kita dapat menentukan
mengenai mahkluk hidup yang ada di lingkungan serta berbagai pemanfaatan lainnya.

Populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama yang hidup di tempat yang sama
dan memiliki kemampuan bereproduksi di antara sesamanya. Konsep populasi banyak dipakai
dalam ekologi dan genetika. Ekologiwan memandang populasi sebagai unsur dari sistem yang
lebih luas. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi. Hasil
observasi terhadap keseluruhan individu anggota populasi disebut Parameter. Dengan demikian
dapat kita lihat, parameter adalah suatu nilai yang menggambarkan ciri atau karakteristik seluruh
anggota populasi

1.2 rumusan masalah


- organisme Uniter dan Moduler

- pendekatan untuk mengestimasi densitas populasi

- pengukuran densitas absolut

- pengukuran dengan indeks densitas relatif

- keterbatasan pendekatan populasi


1.3 tujuan
kita dapat mengetahui mengenai organisme uniter dan moduler dan perbedaanya, dapat
mengetahu mengenai pendekatan untuk mengestimasi densitas populasi, kita dapat mengukur
densitas absolut, kita dapat mengukur dengan indeks densitas relatif dan dapat mengetahui
keterbatasan pendekatan populasi.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 organisme Uniter dan Moduler


Dalam ecological fact of life, menyiratkan secara default bahwa semua individu adalah sama,
yang jelas salah dalam beberapa perhitungan. Pertama, hampir semua spesies melewati
sejumlah tahapan dalam siklus hidupnya seperti : serangga bermetamorfosis dari telur menjadi
larva, terkadang menjadi kepompong, dan kemudian menjadi dewasa. tanaman berpindah dari
biji menjadi tunas dan menjadi tumbuhan berfotosintesis dan seterusnya. Tahapan yang berbeda
cenderung dipengaruhi oleh faktor yang berbeda dan memiliki tingkat migrasi, kematian dan
reproduksi yang berbeda.

Kedua, bahkan dalam satu tahap, individu bisa berbeda dalam 'kualitas' atau 'kondisi'. Aspek
yang paling jelas dari hal ini adalah ukuran, tetapi ini juga merupakan hal yang umum misalnya,
bagi individu untuk berbeda dalam jumlah individu yang bersama.

Populasi adalah sekelompok organisme dari jenis yang sama menempati waktu dan tempat yang
bersamaan. Batasan antara populasi dapat menjadi rancu. Populasi dapat dikategorikan ke dalam
organisme Unitarian atau modular. Di dalam populasi Unitarian, tiap zigot berubah menjadi
individu tunggal. Organisme unitarian memiliki perkembangan yang menentukan (ditetapkan
tahapan kehidupan) dari zigot hingga bentuk dewasa dan individu atau kelompok individu
(populasi) yang secara visual berbeda. Di dalam organisme modular, zigot berkembang menjadi
unit konstruksi yang membentuk individu selanjutnya dan membentuk struktur bercabang.
Struktur dapat berfragmen memproduksi banyak individu. Organisme modular memiliki bentuk
pertumbuhan tak tentu (tahap kehidupan tidak ditetapkan) melalui literasi berulang dari individu
yang identik secara genetik (atau individu), dan mungkin sulit untuk membedakan antara
populasi secara keseluruhan dan individu di dalamnya. Dalam kasus terakhir, individu tersebut
mungkin memiliki fungsi khusus di dalam populasi.

Dalam organisme uniter, bentuk sangat ditentukan Manusia adalah contoh sempurna dari
organisme uniter. Kehidupan dimulai ketika sel sperma membuahi sel telur untuk membentuk
zigot. Ini ditanamkan di dinding rahim, dan proses kompleks perkembangan embrio dimulai. Pada
usia 6 minggu, janin memiliki hidung, mata, telinga, dan anggota tubuh yang dapat dikenali
dengan lainnya, dan akan tetap dalam bentuk ini sampai ia mati. Janin terus tumbuh hingga lahir,
dan kemudian bayi tumbuh hingga mungkin berusia 18 tahun tergantung dari individu tetapi
satu-satunya perubahan dalam bentuk (dibandingkan dengan ukuran) adalah yang relatif kecil
terkait dengan kematangan seksual. Fase reproduksi berlangsung mungkin selama 30 tahun pada
wanita dan lebih lama pada pria. Ini diikuti oleh fase penuaan. Kematian dapat mengintervensi
kapan saja, tetapi bagi individu yang masih hidup, rangkaian fase, seperti bentuk, sepenuhnya
dapat diprediksi.

Dalam organisme modular, baik waktu maupun bentuk tidak dapat diprediksi. Zigot berkembang
menjadi unit konstruksi (misalnya daun dengan panjang batang yang menyertainya), yang
kemudian menghasilkan modul serupa lebih lanjut. Individu terdiri dari sejumlah modul yang
sangat bervariasi, dan program pengembangan mereka sangat bergantung pada interaksi mereka
dengan lingkungan mereka. Produk ini hampir selalu bercabang, dan kecuali untuk fase remaja,
secara efektif tidak bisa bergerak. Kebanyakan tumbuhan bersifat modular dan tentunya
merupakan kelompok organisme modular yang paling jelas. Namun demikian, banyak kelompok
penting individu hewan modular berbeda dalam tahap siklus hidup dan kondisi organisme
kesatuan mereka.

organisme modular yaitu Suatu organisme di mana zigot berkembang menjadi unit diskrit yang
kemudian menghasilkan lebih banyak unit seperti dirinya sendiri, daripada berkembang menjadi
organisme lengkap. Organisme modular (misalnya tumbuhan, jamur, spons) Biasanya memiliki
struktur bercabang dan bentuk keseluruhan yang sangat bervariasi dan ditentukan terutama oleh
pengaruh lingkungan. Mutasi sel di sepanjang cabang dapat menyebabkan heterogenitas antara
berbagai bagian organisme.

2.2 pendekatan untuk mengestimasi densitas populasi


Estimasi populasi merupakan suatu metode yang dilakukan untuk memperkirakan ukuran
populasi. Salah satu metode yang paling sering digunakan untuk mengestimasi ukuran populasi
adalah metode capture-recapture atau pula dikenal sebagai metode capture, mark, release,
recapture (CMRR). Kajian mengenai estimasi ukuran populasi ini secara serius dimulai pada awal
tahun 1950 yang diterapkan pada keilmuan hayati. Kajian ilmiah mengenai estimasi ukuran
populasi yang dilakukan pada rentang waktu tersebut baru dipublikasikan secara masif pada
tahun 1973 oleh 2 orang peneliti yaitu : Cormack dan seber.

densitas (jumlah individu per satuan luas). Densitas yang tinggi dapat merupakan indikasi bahwa
kondisi lingkungan (habitat) yang ditempati adalah lebih baik dibandingkan dengan lingkungan
yang ditempati oleh populasi dengan densitas lebih rendah, setidaknya, lingkungan tersebut
relatif lebih baik bagi spesies bersangkutan. Ukuran populasi dan densitas merupakan parameter
populasi yang salingberkaitan. Bila densitas diketahui, maka ukuran populasi dalam suatu
kawasanakan dapat diduga; demikian juga sebaliknya.

Teknik Capture Mark Release Recapture (CMRR) terdiri dari 3 metode, yaitu metode Licoln-
Petersen, metode Schnabel dan metode Schumacher-Eschmeyer. Metode yang paling sederhana
dalam Capture Mark Release Recapture (CMRR) adalah metode Licoln-Petersen. Metode Licoln-
Petersen merupakan metode yang dilakukan dengan satu kali penandaan (marking) dan satu kali
penangkapan ulang (recapture). Karena estimasi yang diperoleh dari metode ini dinilai kurang
akurat, maka untuk mengatasi kekurangan tersebut muncul sebuah metode baru yaitu metode
Schnabel. Metode Schnabel merupakan metode estimasi jumlah anggota populasi dalam teknik
Capture Mark Release Recapture (CMRR) dimana pengambilan sampel dan penandaan
sampelnya dilakukan lebih dari dua kali. Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis mencoba
mengaplikasikan metode Schnabel dalam menghitung populasi ikan mola-mola. Berdasarkan
hasil perhitungan diperoleh bahwa estimasi jumlah anggota populasi ikan mola-mola adalah
sebanyak 450 ikan.

Metode CMRR

1. menangkap (capture)

dapat diartikan sebagai pengambilan sampel dalam populasi tertentu. Pada umumnya dalam
teknik ini diperlukan jebakan untuk populasi yang bersifat liar.

2. Menandai (marking)

Setelah objek sampel ditangkap, selanjutnya objek sampel tersebut diberi tanda. Hal ini dilakukan
agar menjadi pembeda dengan anggota populasi yang lain atau belum ditangkap.

3. Melepaskan (release)

Setelah objek sampel diberi tanda, objek sampel tersebut selanjutnya dilepaskan kembali dan
berbaur dengan anggota populasi yang lain

4. Menangkap kembali (recapture)

Menangkap kembali hal ini mempunyai arti mengambil sampel kembali. Terdapat perbedaan
untuk penangkapan kembali ini karena ada kemungkinan anggota populasi yang tertangkap
merupakan objek sampel yang sudah ditangkap sebelumnya yang dibedakan oleh tanda.

2.3 pengukuran densitas absolut


Densitas Mutlak Densitas mutlak didefinisikan sebagai jumlah pohon per unit area
(Mitchell, 2007). Untuk menentukan densitas multlak biasanya digunakan metode PCQ. Point
Centred Quarter (PCQ) merupakan metode jarak yang banyak digunakan untuk pohon dan
semak. Parameter yang digunakan adalah frekuensi, densitas, dan dominansi. Jumlah individu
dalam suatu area dapat ditentukan dengan mengukur jarak antara individu tumbuhan dengan
titik sampling.

Metode ini terlebih dahulu diawali membuat garis-garis transek. Pada jarak-jarak tertentu
(secara sistematik atau acak) disepanjang garis-garis tersebut dibuat titik-titik pengukuran,
dimana dilakukan pengamatan dan pengukuran pohon. Pada setiap titik pengukuran, dibuat garis
absis dan ordinat khayalan sehingga setiap titik pengukuran terdapat 4 buah kuadran. Pada setiap
kuadran dipilih satu pohon yang letaknya paling dekat dengan titik pengukuran dan ukur masing-
masing jarak pohon tersebut ke titik pengukuran pengukuran dimensi pohon hanya dilakukan
terhadap keempat pohon yang dipilih. Yang ilustrasinya dapat dilihat seperti dibawah ini :

2.4 pengukuran dengan indeks densitas relatif


Densitas relatif dari setiap spesies didefinisikan sebagai presentase total jumlah observasi dari
spesies (Mitchell, 2007). Pengukuran densitas relative dapat dilakukan dengan memakai metode
Point centered Quarter (PCQ) dengan perhitungan :
2.5 keterbatasan pendekatan populasi
Dalam pengukuran densitas populasi merupakan hal yang sangat jarang untuk dilakukan, karena
berbagai kendala seperti, lingkungan yang sulit dicapai, cuaca yang buruk dan peralatan. Karena
itulah terkadang melakukan estimasi perhitungan populasi terkadang mustahil dilakukan. Bukan
hanya kita harus melakukan perhitungan secara langsung (turun ke lapangan) terkadang juga
perhitungan yang dilakukan dapat terjadi kesalahan jikalau tidak melakukan perhitungan secara
menyeluruh. Peralatan yang dibutuhkan terutama untuk menangkap suatu individu tertentu
terkadang juga memiliki biaya yang mahal karena itulah banyak keterbatasan dalam melakukan
estimasi populasi.
BAB III PENUTUP

3.1 kesimpulan
Populasi adalah sekelompok organisme dari jenis yang sama menempati waktu dan tempat yang
bersamaan. Populasi tersebut tidak hanya hewan tetapi juga tumbuhan. Densitas populasi adalah
jumlah individu per satuan luas lingkungan. Ada banyak metode untuk melakukan perhitungan
densitas populasi, tetapi metode tersebut cukup sulit dilakukan dan harus dilakukan secara
langsung (turun ke lapangan).

3.2 saran
Kita harus mempelajari dengan baik semua metode yang dapat digunakan untuk menentukan
densitas populasi karena hal ini sangat penting dalam pembelajaran MK Ekologi Dasar kita, serta
memiliki banyka manfaat di bidang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.encyclopedia.com/science/dictionaries-thesauruses-pictures-and-

pressreleases/modular-organism https://www.ecologycenter.us/species-richness/unitary-

and-modular-organisms.html http://weeklyecology.blogspot.com/2010/10/populasi.html

https://en.wikipedia.org/wiki/Colony_(biology)

https://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/568302

file:///C:/Users/Costumer/Downloads/10297-21197-1-SM.pdf

file:///C:/Users/Costumer/Downloads/10647-22004-1-SM.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/221875-teknik-estimasi-ukuran-populasi-

suatusp.pdf https://www.academia.edu/37946032/Estimasi_Kepadatan_Populasi

https://elektronika-dasar.web.id/parameter-cmrr-commom-mode-rejection-ratio-op-amp/

file:///C:/Users/User/Downloads/Documents/Metode_Point_Quarter.pdf

https://www.academia.edu/9496773/ekologi_tumbuhan

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/94cb178327854e97d8e925e40ad38dfc.pdf

Anda mungkin juga menyukai