Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

BAHASA JURNALISTIK MEDIA CETAK

KELOMPOK II : FEATURE (TEMA MUSIMAN)

Disusun Oleh
Rama Yana
(20080036)

Sesi : B/20

Dosen Pengampu
Afrini Rahmi, M. Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2022
Kelompok II
Feature Musiman

Belajar Iklhas dan Sabar Dalam Peristiwa Kurban

(Foto Ana)

Salah seorang warga Kota Padang Panjang sedang membersihkan sapi yang
baru saja disembelih, untuk dibagikan kepada masyarakat yang kurang
mampu atau yang dikenal dengan tradisi kurban.

Seluruh umat islam di berbagai belahan dunia tentunya sedang merayakan


Hari Raya Idul Adha, hari raya ini merupakan salah satu perayaan penting
dalam kalender hijrah dalam setiap tahunnya.

Hari raya kurban menjadi moment untuk saling berbagi antar umat. Namun,
dibalik itu semua, hari raya kurban juga bisa dijadikan moment untuk
memotong bibit kebencian dan sikap yang tidak baik barangkali masih ada
dalam diri kita masing-masing.

Saling mensucikan diri, dengan saling memaafkan berbagai kesalahan dan


banyak makna kehidupan yang bisa dipetik apabila ditelusuri lebih jauh
tentang Hari Raya Idul Adha, serta harus bisa dijadikan sebagai pedoman
dalam hidup.

Hari raya diawali dengan Sholat Idul Adha oleh para umat Muslim di
sejumlah tempat. Setelah sholat, dilakukan penyemblihan hewan kurban,
yang kemudian dagingnya dibagikan kepada warga kurang mampu atau
warga setempat. Terkadang ada juga terjadi, pembagian hewan kurban
terhadap orang yang dari kota lain dan orang yang mensembelih hewan
kurban tersebut.

Hari raya ini ditandai dengan peristiwa kurban, pada saat itu Nabi Ibrahim
bersedia dan dengan iklhas untuk menyembelih putranya yang bernama
Ismail karena atas perintah Allah SWT. Sehingga Allah begitu sayang kepada
Nabi Ibrahim, dengan kuasa-Nya Allah menggantikan Ismail dengan seekor
gibas atau domba, untuk menjadi kurban.

Maka bagi umat muslim yang memiliki harta yang lebih, diharuskan untuk
menyembelih hewan kurban. Sebagian ulama berpendapat hal tersebut
wajib untuk dilakukan bagi orang yang mampu dan ada yang berpendapat
kalau itu sebagai sunnah.

Namun terlepas dari itu semua, maka dari peristiwa kurban, tersebut kita
dapat memetik pelajaran tentang ilmu iklhas, yaitu Nabi Ibrahim rela
menyembelih anaknya, karena sangat cinta kepada Allah SWT dan apa pun
yang diperintahkan oleh Allah akan dikerjakannya.

Tokoh Agama Kota Padang Panjang Buya Jaho menyebutkan, Nabi Ibrahim
memiliki harta yang cukup banyak, lembunya mencapai 1000 ekor,
dombanya 3000 ekor dan untanya mencapai lebih 100 ekor.

"Maka saat orang bertanya kepada Nabi Ibrahim, hewan ternak itu milik
siapa. Maka Nabi Ibrahim menjawab semuanya itu adalah milik Allah dan
kalau Allah kapan saja menghendaki untuk menyerahkan kepadanya, maka
siap saya serahkan," ujar Buya Jaho.

Pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim adalah untuk


melaksanakan perintah Allah, meskipun berbagai cobaan diterima oleh
dirinya dan dengan sabar pula ia menghadapinya, serta tetap taat kepada
perintah Allah SWT.

Bahkan saat Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah untuk menempatkan


istrinya Hajar bersama anaknya Nabi Ismail, yang saat itu masih menyusui,
disuatu lembah yang tandus, gersang, tidak tumbuh sebatang pohon pun.
"Meskipun sudah seperti itu, maka Nabi Ibrahim tidak mengeluh sama
sekali, setiap harinya ia hanya berdoa'a kepada Allah agar bisa diberikan
rejeki dan bisa hidup dengan nyaman ditempat itu," tutur Buya Jaho.

Ada sebagian riwayat yang mengatakan, kalau perintah menyembelih putra


Nabi Ibrahim merupakan jawaban Allah kepada malaikat, kala itu ada yang
cemburu karena diberikan khalil dan sibuk dengan hartanya yang banyak.

"Maka Allah langsung menjawab, wahai malaikat jangan engkau menilai


Ibrahim dengan sisi lahiriahnya, tapi dengan apa yang semua ia miliki itu
tidak akan menjadi hambatan untuk kasih sayang dan mencintai saya, " kata
Buya Jaho.

Maka untuk membuktikannya, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk


menyembelih putra kesayangannya itu yang anaknya tersebut pun bersedia
untuk disembelih dan Allah pun menukar Ismail dengan seekor domba pada
saat disembelih karena Allah sudah membuktikan bahwa Nabi Ibrahim itu
sangat mencintai Allah.

Pelaksanaan kurban disaat hari Raya Idul Adha, merupakan syiar penting
dari syiar-syiar lainnya. Apalagi penyembelihan hewan kurban tersebut
merupakan identitas dari hari Raya Idul Adha.

Buya Jaho mengatakan, apabila dilihat dari sisi sosial, berkurban tersebut
merupakan untuk memperlihatkan rasa solidaritas antara sesama manusia,
dimana orang yang memiliki harta lebih bisa berbagi dengan seluruh
masyarakat.

Sehingga terbangun hubungan solidaritas yang kuat antara sesama umat


islam, dengan cara membagi hartanya bagi umat muslim lain yang
membutuhkannya.
Maka ajaran islam sangatlah indah.

Anda mungkin juga menyukai