Anda di halaman 1dari 15

SEJARAH NABI IBRAHIM AS DAN NABI ISMAIL AS

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Teknologi Pembelajaran PAI


Dosen Pengampu: Ali Imron, M. Ag

Disusun Oleh: Kelompok 4 PAI 5B

Aufa Muhammad Rafi (2003016065)

Naila Sana Salsabila (2003016074)

Aulia Nita Rahmawati (2003016078)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2022
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga dipermudah
dalam menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Tanpa pertolongan Allah
SWT tentu kami tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada Baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat kelak.
Dan mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmatsehat-Nya baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran. Sehingga mampu menyelesaikan tugas pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah Sejarah Para Nabi dengan judul “Kisah Nabi Ibrahim
as dan Nabi Ismail as”. Terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada Bapak dosen Ali
Imron, M. Ag yang telah membimbing dan kami ucapkan kepada teman-teman yang telah
berkonstribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik
dan rapi.
Dalam pembuatan makalah ini tentu menyadari bahwa masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini. Supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
lebih baik lagi. Untuk itu apabila ada banyak kesalahan kami mohon maaf.

Semarang, 10 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii


BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1

C. Tujuan ............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................. 2

A. Sejarah Perjalanan Kehidupan Nabi Ibrahim AS ........................................... 2

B. Sejarah Perjalanan Kehidupan Nabi Ismail AS .............................................. 7

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 11

A. Kesimpulan................................................................................................... 11

B. Saran ............................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Qishah, dalam bahasa Indonesia ditulis kisah, dalam al-Qur’an jumlahnya
banyak seperti kisah nabi, kisah malaikat, jin, iblis dan proses penciptaan manusia.
Salah satu kisah nabi yang tercantum dalam al-Qur’an adalah kisah Nabi Ibrahim a.s.
Kisah tersebut sangat penting dikaji dan dijadikan Ibrah (pelajaran) oleh umat muslim.
Kisah perjalanan Nabi Ibrahim sangat menarik untuk dipelajari. Kisah ini bercerita
tentang seorang anak yang dilahirkan ditengah-tengah keluarga dan masyarakatnya
penuh dengan kemusyrikan. Tetapi Nabi Ibrahim terpelihara dari perbuatan syirik
tersebut, karena Allah SWT telah menjaganya dari perbuatan syirik yang dilakukan
oleh keluarga dan kaumnya. Allah SWT menghendaki supaya Nabi Ibrahim menjadi
seorang Nabi dan Rasul yang kelak dikemudian hari akan menyampaikan risalah-Nya
kepada manusia yang buta dalam soal ketuhanan.1 Apalagi di zaman itu telah hidup
seorang seorang raja yang sangat dhalim yang bernama Namrud.
Nabi ini hanya merupakan salah satu di antara sekian banyak nama nabi yang
disebut dalam Al-Qur’an. Sekalipun Al-Qur’an mengajarkan agar tidak membeda-
bedakan para nabi dan rasul. Di dalam Al-Qur’an itu sendiri terdapat kisah-kisah umat
terdahulu, salah satu yang dapat diambil ibrah yakni kisah dari Nabi Ibrahim A.S.
Sifatnya yang sabar, teguh pada pendirian, taqwa dapat di contoh, terutama untuk
mendidik anak menjadi anak yang sholeh. Nabi Ibrahim berhasil mencetak anak yang
patuh, tunduk, sholeh, dan sabar, bukan hanya pada dirinya sendiri melainkan kepada
Allah. Anaknya, Nabi Ismail as rela menyerahkan nyawanya untuk mematuhi perintah
Allah yang disampaikan melalui mimpi ayahnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perjalanan kehidupan Nabi Ibarhim as?
2. Bagaimana sejarah perjalanan kehidupan Nabi Ismail as?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah perjalanan kehidupan Nabi Ibrahim as.
2. Untuk mengetahui sejarah perjalanan kehidupan Nabi Ismail as.

1
Hidayah Salim, Qishashul Anbiya, (Bandung: Al-Ma’arif, 1998), Hlm. 40.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perjalanan Kehidupan Nabi Ibrahim as


Ibrahim merupakan nabi dalam agama Samawi. Ia bergelar Khalilullah.Nama
lengkap Nabi Ibrahim as adalah Ibrahim bin Tarikh bin Nahur bin Sarugh bin Raghu
bin Faligh bin Abir bin Syalih bin Arfakhsyadz bin Saam bin Nuh ‘alaihissalam.
Kepada umatnya. Nabi Ibrahim as adalah seorang nabi, seorang rasul dan seorang yang
menurunkan seluruh nabi yang berasal dari Bani Isra’il. Beliau lahir di Barzah sebelah
timur Damaskus. Beliau adalah seorang nabi yang sangat dikasihi dan disayangi oleh
Allah SWT dan kenasabannya menjadi seorang nabi yang menurunkan seorang nabi
besar dan penutup serta pelengkap nabi yaitu Rasulullah Muhammad saw, serta menjadi
pemimpin orang-orang yang bertaqwa sehingga Allah memfirmankan kepada nabi
Muhammad saw. untuk menceritakan tentang kisah nabi Ibrahim.
Sebagai seorang nabi yang besar dan agung nabi Ibrahim dalam mengarungi
kehidupannya penuh diwarnai dengan cobaan-cobaan yang sangat berat, tapi sebagai
seorang tauladan Ibrahim yang telah dibentengi dengan kekokonan iman, seluruh
cobaan yang menimpa dihadapinya dengan penuh ketabahan dan tanpa ragu sedikit
pun, sehingga ketika diperintah menyembelih putera terkasihnya dihadapinya dengan
penuh ketabahan. Itulah Ibrahim sang pemimpin dan tauladan.
Banyak sekali cobaan cobaan yang berhasil dihalau berkat keimanan yang
kokoh. Karena itu kemenangan-kemenangan serta nikmat-nikmat Allah dilimpahkan
kepada beliau dan Allah menjadikan beliau sebagai orang yang sangat disayangi serta
tauladan bagi orang-orang yang menjadikan beliau sebagai tauladan.2
1. Mencari Tuhan yang Sebenarnya
Ketika Ibrahim telah beranjak dewasa, ia merasa kehilangan sosok yang
sebelumnya memberi makan dan perlindungan untuk dirinya, terlebih ia telah
mendapati banyak orang yang merupakan para penyembah berhala tetapi Ibrahim
mengingkari anggapan bahwa patung berhala adalah dewa; sehingga Ibrahim berniat
untuk mencari Tuhan yang sesungguhnya.
Inilah daya logika yang Allah karuniakan untuk nabi Ibrahim sehingga ia menolak
agama penyembahan langit yang sedang dipercayai kaumnya. Ibrahim pun menyadari

2
Rafi’udin, In’am Fadhali, Lentera Kisah 25 Nabi, (Jakarta: Kalam Mulia, 1997), Hlm. 10

2
bahwa Yang Mengendalikan bulan, bintang, matahari, siang dan malam; juga Yang
Menciptakan seluruh makhluk di bumi adalah Tuhan yang sebenarnya.
2. Peringatan Kepada Kaumnya
Semasa remaja, Ibrahim sering bertanya kepada sang ayah tentang Tuhan yang
sesungguhnya. Walau demikian, ayahnya tak menghiraukan Ibrahim. Ibrahim
menyadari kesia-siaan patung berhala sehingga ia berusaha menyadarkan kaumnya dan
menyebarkan dakwah tentang Tuhan yang sesungguhnya. Sewaktu mendapati ayah
kandungnya, tetap tidak mau meninggalkan penyembahan patung berhala, Ibrahim
merasa sedih dan ingin menyadarkan sang ayah tentang kekeliruan ini. Ibrahim
berusaha memperingatkan secara berulang-ulang, namun ayahnya tetap kukuh pada
pendiriannya.
Sewaktu telah memperoleh berbagai risalah Allah, Ibrahim tetap menyampaikan
berbagai dakwah menentang tindakan penyembahan berhala yang berlangsung di
tengah-tengah kaumnya; hingga ketika Ibrahim menyadarkan ayah kandungnya beserta
kaumnya, tentang kesesatan penyembahan berhala.
3. Melihat Burung Dihidupkan Kembali
Sewaktu Ibrahim memerangi perilaku syirik dan penyembahan berhala, ia masih
ingin meneguhkan keimanan terlebih dahulu sehingga dapat menenteramkan kalbu.
Maka Ibrahim memohon kepada Allah, agar diperlihatkan kepada dirinya tentang cara
Allah menghidupkan kembali makhluk-makhluk yang sudah mati.
4. Perdebatan dengan Namrud
Namrudz, yang telah mendakwakan diri sebagai raja di muka bumi, memerintahkan
untuk mendirikan sebuah bangunan sebagai tempat menyembah patung berhala. Ketika
mendapati berbagai patung berhala dijadikan sebagai sembahan, maka Ibrahim
bertekad menghancurkan berhala tersebut sebagai bentuk pembuktikan bahwa patung
batu hanyalah benda mati yang tidak dapat bertindak apapun. Ibrahim datang untuk
meruntuhkan segala patung terkecuali sebuah patung terbesar yang dianggap sebagai
sembahan paling hebat bagi kaumnya. Mendapati terdapat batu-batu yang remuk
beserta puing reruntuhan di tempat berhala mereka, para penyembah berhala merasa
marah, kemudian mereka hendak menghukum orang yang melakukan tindakan ini.
Ibrahim; yang dikenal berani menentang penyembahan berhala, dipanggil untuk
dihakimi. Mereka bertanya: "Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini terhadap
sembahan-sembahan kami, wahai Ibrahim?" ia menjawab: "Sebenarnya patung terbesar
itulah yang melakukan hal ini, cobalah tanyakan kepada benda itu jika memang dapat
3
berbicara." mereka pun mulai tersadar, lalu dengan kepala tertunduk, mereka berkata:
"Sesungguhnya kamu telah menyadari bahwa berhala- berhala itu memang tidak dapat
berbicara." ia berkata: "Lalu mengapakah kalian menyembah kepada yang selain
Allah?”. Nabi Ibrahim berkata: “Maka mengapa kamu menyembah selain Allah,
sesuatu yang tidak dapat memberi manfa’at sedikitpun dan tidak pula memberi
mudharat kepada kamu? Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah.
Maka apakah kamu tidak memahami?” (QS. Al-Anbiya: 66-67).3
5. Dibakar Hidup-hidup
Mendengar pernyataan bahwa kelak para penyembah berhala akan celaka, mereka
tidak serta merta menyerah dan mengakui dosa, justru mereka hendak membunuh dan
membakarnya. Para penyembah berhala itu beramai-ramai mengumpulkan banyak
kayu bakar untuk sebuah perapian besar Kemudian Namrudz, orang yang telah
mengajak seluruh penduduk negeri agar menyembah berhala, menyatakan secara
angkuh: "Hal ini akan menjadi bukti, siapa raja dan dewa di muka bumi ini, serta siapa
yang manusia biasa, kalian akan menyaksikan pada hari ini bahwa orang itu
dilenyapkan di perapian akibat berani menyatakan bahwa kelak Tuhannya membakar
kaum kita; maka biarlah Tuhannya yang menyelamatkan orang itu, sementara akulah
dewa yang menyelamatkan kalian, bukan orang itu!" Ketika Ibrahim hendak dilempar
ke perapian, sesosok malaikat hadir untuk menawarkan pembebasan untuk Ibrahim
supaya dapat melarikan diri menghadapi hukuman kaumnya, namun Ibrahim berkata:
"Cukuplah Yang Maha Melindungi yang memberi keselamatan kepada diriku" lalu
malaikat tersebut beranjak pergi. Tatkala Ibrahim melompat ke perapian yang
membara, Maka api dari Allah hadir untuk melindungi Ibrahim supaya dapat berjalan
dalam keadaan selamat dari tengah-tengah perapian.
6. Jawaban atas Tantangan Namrud
Mendapati Ibrahim selamat dari tengah-tengah perapian yang membara, Sebagian
besar orang berpegang pada pendapat masing-masing serta tidak mengakui satu sama
lain bahkan mereka enggan mengakui Allah. Walaupun orang-orang tersebut mengakui
kebenaran ajaran Ibrahim di dalam hati, mereka memiliki kedengkian serta tidak mau
menanggung rasa malu. Ibrahim maju seraya menyatakan bahwa ia hanya beriman

3
M. Arief Hakim, Mutiara Kisah 25 Nabi dan Rasul, Cet 2, (Bandung: Penerbit Marja’, April 2004),
Hlm. 60.

4
kepada Allah; juga ia hanya berserah diri kepada Kehendak Allah. Maka Allah memilih
Ibrahim dari tengah-tengah umat manusia sebagai manusia pilihan Allah.
Setelah memahami bahwa Allah yang telah menyelamatkan Ibrahim sewaktu
menghadapi perapian yang membara, Namrudz beserta para pengikutnya merasa
dipermalukan serta merasa takut bahwa akan ada lebih banyak orang yang percaya
kepada Ibrahim dibanding kepada kerajaannya.
Kemudian Namrudz berupaya mengalahkan Ibrahim dengan memberi pertanyaan
sebagai tantangan: “Kami sadari bahwa kamu memang tetap hidup dari tengah-tengah
perapian tetapi kamu tidak menghadirkan sembahanmu di hadapan kami, maka kami
takkan percaya kepadamu” Ibrahim mengatakan: "Tuhankulah Yang Menghidupkan
maupun Yang Mematikan siapa yang Dia kehendaki, sebab Dialah Yang Maha Kuasa
atas segala hal yang berada di langit maupun di bumi." Seketika Namrudz memanggil
dua orang budak lalu Namrudz membunuh salah seorang budak serta membiarkan
seorang yang lain tetap hidup, Namrudz semakin menyombongkan diri: "Aku pun
memiliki kuasa di bumi terhadap orang-orang itu sebab akulah raja, dan aku pun dewa
yang sanggup menghidupkan maupun mematikan; maka aku bertaruh dengan seluruh
budak yang kumiliki bahwa kamu takkan bisa menunjukkan bukti-bukti tentang
Tuhanmu itu kepada diriku" Ibrahim berkata: "Sekalipun kamu memberi seisi bumi
kepadaku, ketahuilah bahwa segala yang ada di bumi beserta yang ada di langit adalah
Milik Allah. Maka lihatlah ke arah matahari yang terbit itu, sesungguhnya Allah adalah
Yang Menerbitkan Matahari dari arah timur, jika memang terdapat kuasa pada dirimu
terhadap matahari maka terbitkanlah matahari dari arah barat," seketika Namrudz
tertegun dan menjadi bisu di hadapan Ibrahim. lalu banyak orang yang meninggalkan
dan memisahkan diri dari kepemimpinan Namrudz sehingga orang-orang tersebut
mendirikan kekuasaan mereka sendiri. Dengan diiringi banyak pengikut, Ibrahim
meninggalkan tempat kelahirannya untuk memenuhi perintah Allah swt.
7. Penyembelihan Ismail
Disaat umur semakin uzur beliau memohon anak keturunan untuk dapat
melanjutkan tugas kenabian namun Allah mengujinya dengan ujian yang sangat berat.
Itulah ujian yang penuh dengan kebijaksanaan Allah dan penuh dengan Kasih Sayang-
Nya. Nabi Ibrâhîm hendak pergi kepada Tuhannya artinya hendak hijrah. Dalam cita-
citanya menyediakan hidup untuk menyerahkan diri kepada Tuhan tetapi belum
memiliki anak sehingga nabi berdoa pada ayat 100 lalu Nabi Ibrâhîm menikah dengan
Hajar dan Sarah. Kemudian di usia 86 tahun Nabi Ibrâhîm dan Siti Hajar melahirkan
5
anak laki-laki bernama Ismail. Kemudian ampai usia 10-15 tahun betapa tertumpah
kasih sayang Ibrâhîm kepada anaknya dan pada usia tersebut Nabi Ibrâhîm
menyampaiakan pada Nabi Ismail bahwa beliau bermimpi menyembelih anaknya dan
disuruhnya untuk memikirkan mimpinya itu dan diharap anaknya menyatakan
pendapat. Ismail percaya bahwa mimpi ayahnya adalah wahyu dari Allah bukan mimpi
sembarang mimpi sebab itu dianjurkannya ayahnya melaksanakan apa yang
diperintahkan.4
Tanpa ragu dan menunda-nunda, “tatkala keduanya telah berserah diri” secara
penuh dan tulus kepada Allah Subhânahu wa Ta’alâ “dan Ia” yakni Ibrâhîm
‘Alaihissalâm “membaringkan anaknya atas pelipisnya, sebagaimana binatang yang
akan disembelih, ketika itu terbuktilah kesabaran keduanya, pisau yang demikian tajam
atas kuasa Allah tidak melukai sang anak sedikit pun, “dan kami” melalui malaikat
“memanggilnya; hai Ibrâhîm, sungguh engkau telah membenarkan mimpi”
menyangkut penyembelihan anakmu itu dan engkau telah melaksanakannya sekuat
kemampuanmu, maka karena itu kami memberimu ganjaran dengan menjadikanmu
Imam dan teladan bagi orang-orang yang bertaqwa serta menganugerahkan kepadamu
aneka anugerah “sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada al-
muhsinin5
Diperintahkan untuk menyembelih dan disuruh dikurbankan dalam mimpi dan
perintah itu dilaksanakan karena nabi Ibrâhîm dan anaknya sama-sama
menyerah(aslama) tidak takut menghadapi maut, karena maut untuk melaksanakan
perintah ilahi adalah maut yang mulia. Maka Allah menjelaskan ayah dan anak adalah
minal muhsinin termasuk orang-orang yang hidupnya berbuat kebajikan6
Tangan nabi Ibrâhîm telah ditahan oleh jibril sehingga pisau yang tajam itu tidak
sampai ke atas leher Ismail maka datanglah seekor domba besar sebagai ganti Ismail
Karena keshalehan yang luar biasa Allah mengangkat tinggi derajat Nabi Ibrâhîm
Bukan saja ia dikenang pada zamannya namun menjamin sampai zaman yang akan
datang dan tidak dijelaskan sampai mana ia akan dikenang mungkin sampai akhir
zaman.7

4
Abdul Malik Kari Amrullah, Tafsir Al-Azhār: Diperkaya dengan Pendekatan Sejarah, Sosiologi,
Tasawuf, Ilmu Kalam, Sastra, dan Psikologi, (Jilid 1. Juz 2), Hlm. 141-144.
5
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2012, V. 11), Hlm. 281-282.
6
Abdul Malik Karim Amrullah, Tafsir Al-Azhār: Diperkaya dengan Pendekatan Sejarah, Sosiologi,
Tasawuf, Ilmu Kalam, Sastra, dan Psikologi Juz 23, Hlm. 144-14.
7
Ibnu Katsir, Tafsirul Qur’anil Adzim, Jilid 3 (Dar Tayyibah: 1999)

6
B. Sejarah Perjalanan Kehidupan Nabi Ismail as
1. Kisah Nabi Ismail
Dimulai dengan kelahiran Nabi Ismail yang mana kelahiran Nabi Ismail sebagai
keturunan Nabi Ibrahim sangat dinanti-nantikan. Kejadian tersebut sangat begitu jelas
pada Al-Qur’an surat Aṣ-Ṣāffāt ayat 100.

‫ص ِّل ِّحيْن‬
ّٰ ‫ب هَبْ ِّل ْي ِّمنَ ال‬
ِّ ‫َر‬
Artinya; Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-
orang yang saleh.
Kemudian Sarah istri nabi Ibrahim yang berusia lanjut merasa tidak mampu untuk
melahirkan seorang anak, kemudian sarah menyuruh nabi Ibrahim untuk menikah
bersama dengan Hajar yang merupakan hamba sahaya milik Sarah. Atas pernikahan itu
diharapkan Hajar mampu melahirkan seorang anak sebagai keturunan nabi Ibrahim,
kemudian lahirlah nabi Ismail.
Setelah kelahiran Nabi Ismail, Nabi Ibrahim dan istirnya Hajar berrencana untuk
melakukan hijrah ke Wadi Makkah, dikarenakan kecemburuan Sarah yang mulai
memuncak pasca kelahiran Nabi Ismail yang membuat Sarah merasa tidak mampu
untuk hidup bersama dengan Hajar oleh karnanya Sarah meminta pada Nabi Ibrahim
untuk membawa Hajar pergi menjauh dari hadapan Sarah, pada saat itu Nabi Ismail
sedang masa tahapan menyusui. Nabi Ibrahim bersama Hajar, dan anaknya Nabi Ismail
melakukan perjalanan jauh yang mana perjalanan tersebut disertai oleh bimbingan dari
Allah, hingga pada saat itu Nabi Ibrahim menurunkan Hajar dan Nabi Ismail pada suatu
tempat yang tandus dan kering serta berniat untuk meninggalkan istri dan anaknya pada
tempat tersebut. Lokasi tersebut adalah area Ka’bah, pada saat itu Hajar bangkit
sembari bergelantungan pada baju Nabi Ibrahim mengatakan “wahai Nabi Ibrahim
kemanakah engkau akan pergi? akankah Allah menyuruhmu bertindak demikian”,
kemudian Nabi Ibrahim menjawab “iya.”, lantas Hajar kembali menjawab “jika
memang begitu, sesungguhnya Allah pasti tidak akan menyia-nyikan kami.
2. Mukjizat Nabi Ismail
Yang pertama adalah; munculnya air Zamzam atas kehendak Allah sebagai tanda
kebesaran Allah kepada hambaNya, yang mana air Zamzam tidak pernah berhenti
mengalir serta menjadi sebuah keajaiban dikarenakan kala itu keadaan di sekitar air
Zamzam merupakan tanah yang kering dan tandus. Hajar dan putranya Nabi Ismail
mematuhi perintah Nabi Ibrahim yang mana perintah tersebut merupakan perintah

7
Allah, dengan penuh kesabaran dan keikhlasan Hajar hanya mengandalkan bekal yang
sangat minim yang ditinggalkan Nabi Ibrahim. Pada waktunya bekal tersebut telah
habis yang membuat dirinya dan putranya Nabi Ismail merasa kehausan, Nabi Ismail
terus menghentak-hentakan kakinya sebagai pertanda Nabi Ismail merasakan
kehausan yang luar biasa.
Hajar merasa kasian kemudian bangkit untuk mencari air sembari terus berlari-lari
kecil tanpa henti hingga di suatu tempat yang tinggi yang bernama Shafa berharap
dapat menemukan air akan tetapi Hajar tidak menemukan air di bukit Shafa kemudian
Hajar kembali turun dengan berlari-lari kecil penuh dengan kepayahan sampai pada
suatu tempat yang bernama Marwa, Hajar melakukan hal tersebut hingga tujuh kali.
Pada terakhir kalinya Hajar berada di Marwa dengan tidak sengaja mendengar
sebuah suara, kemudia Hajar menoleh ke titik tempat yang melihatkan sosok malaikat
yang berdiri yang mana tempat tersebut merupakan sumur air Zamzam, malaikat
tersebut menggali menggunakan sayapnya hingga memunculkan sebuah aliran air,
dengan cepat dan penuh kegembiraan Hajar membuat danau dengan tangannya.
Kemudian Hajar mengisi gerabahnya dengan air di danau kemudian meminumnya
serta memberikan minum kepada anaknya hingga mengenyangkan Hajar dan anaknya.
Sesungguh nya benar adanya bahwa Allah tidak akan pernah menyia-nyikan umatnya.
Ibnu Abbas menjelaskan bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda bahwa itulah
alasan mengapa umat manusia melakukan ibadah sa’i di antara dua bukit tersebut,
bukit Shafa dan bukit Marwa.8
Kemudian mukjizat Nabi Ismail yang kedua adalah; pengorbanan Nabi Ismail
untuk disembelih sebagai wujud ketaatan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail atas perintah
Allah.Banyak pendapat mengenai usia Nabi Ismail pada saat disembelih, yang paling
terkenal usia Nabi Ismail pada saat itu -+11 tahun. Nabi Ibrahim yang telah
meninggalkan Nabi Ismail di kota Makkah kerap menjengkuk Nabi Ismail disana.
Pada suatu hari Nabi Ibrahim bermimpi bahwasanya Allah menyuruh menyembelih
Nabi Ismail, dapat dipastikan mimpi para nabi merupakan wahyu dari Allah, sehingga
dengan penuh keyakinan Nabi Ibrahim menyakini bahwa mimpi tersebut benar-benar
datangnya dari Allah dan wajib untuk dilaksanakan,9dengan penuh tekad Nabi Ibrahim
berkunjung menemui Nabi Ismail untuk melaksanakan perintah Allah.

8
Al-Hafizh Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi dan Rasul, terj. Abu Hudzaifah, et. Al, (Jakarta: Pustaka as-
Sunnah, 2007), Hlm. 217.
9
Al-Qur’an Terjemah Dan Asbabul Nuzul, (Pustaka Al-Hanan), Hlm. 450.

8
Berlangsunglah dialog antara ayah dan anak tersebut sebagaimana pada surah Aṣ-
Ṣāffāt ayat 102. Nabi Ibrahim memulai dialog dengan penuh rasa tawakal berserah diri
pada Allah sekaligus mengajak diskusi terkait perintah Allah bersama dengan Nabi
Ismail agar penuh kelapangan agar terhindar dari pemaksaaan dan kekerasan; "Hai
anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka
fikirkanlah apa pendapatmu!", Nabi Ismail menjawab dengan penuh kesabaran dan
kesiapan ini membuat angina segar bagi Nabi Ibrahim sehingga penuh suka rela
mematuhi perintah Allah untuk menyembelih Nabi Ismail "Hai bapakku, kerjakanlah
apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk
orang-orang yang sabar". Dialog tersebut sebagai puncak keimanan antara orang tua
dan anak peda Allah dengan penuh ketulusan.
Dengan penuh kepasrahan diri pada Allah secara tulus dan berniat teguh
melaksanakan perintah Allah, Nabi Ibrahim hendak menyembelih Nabi Ismail
dibaringkan Nabi Ismail seperti membaringkan hewan yang hendak disembelih dan
meletakan pelipisnya di atas tanah, guna untuk memalingkan wajah agar tidak melihat
wajah Nabi Ismail saat hendak disembelih, pendapat lain mengatakan wajah Nabi
Ismail ditelungkupkan agar dapat disembelih dari belakang agar tidak melihat secara
langsung saat putranya disembelih.10
Nabi Ibrahim hendak menyembelih Nabi Ismail menguncapkan kalimat basmalah
dan takbir sedangkan Nabi Ismail menguncapkan kalimat syahadat untuk menghadapi
kematinnya. Nabi Ibrahim mulai menggoreskan pisaunya di leher Nabi Ismail akan
tetapi tidak mampu menggoreskannya, wallahu a’lam.
Sesungguhnya ini merupakan sebuah ujian yang nyata untuk menguji ketaatan
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, yang mana ujianya ini dlaksankan dengan sesegera
mungkin, dengan niat semata-mata melaksanakan perintah Allah. Meski dengan penuh
keikhlasan Nabi Ibrahim merelakan anaknya yang amat tersayang untuk dikurbankan
dan Nabi Ismail dengan penuh kesiapan berkorban meski nyawa yang dikorbankan.
Sebagiman dalam surah As-Ṣāffāt ayat 106 bahwa ini merupakan ujian besar dan nyata
bagi Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail;
ٰۤ
‫ا َّن ٰهذَا لَ ُه َو ْال َب ٰلؤُا ْال ُم ِّبيْن‬
Artinya: Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Ujian yang jela dan
amat besar tersebut sesunguhnya menguji keimanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail

10
Zaid Husein, Kisah 25 Nabi dan Rasul, (Jakarta: Pustaka Amani, 1995), Hlm. 43.

9
yang mana mereka berhasil menghadapi ujian tersebut, kemudian Allah melarang
untuk menyembelih Nabi Ismail sehingga Allah mengganti tebusan untuk Nabi Ismail
dengan domba, para jumhur ulama banyak yang berpendapat bahwa tebusan tersebut
adalah domba.
Ujian yang jelas dan amat besar tersebut sesunguhnya menguji keimanan Nabi
Ibrahim dan Nabi Ismail yang mana mereka berhasil menghadapi ujian tersebut,
kemudian Allah melarang untuk menyembelih Nabi Ismail sehingga Allah mengganti
tebusan untuk Nabi Ismail dengan domba, para jumhur ulama banyak yang
berpendapat bahwa tebusan tersebut adalah domba.
Kisah tebusan berupa domba sangat mahsyur dikalangan masyarakat, kemudian
terdapat pendapat lain bahwa Allah mengantinya dengan seekor sembelihan berupa
kambing, peristiwa tersebut sebagaimana diisyaratkan untuk peristiwa pada Hari Raya
Haji atau Idul Adha.
Hadirnya mukzijat pada Nabi Ismail sebagaimana penjelasan diatas; berupa
munculnya air Zamzam pada tanah yang tandus dan kering serta ujian pada Nabi
Ismail untuk bersedia disembelih merupakan sebuah keagungan Allah yang diberikan
secara khusus untuk para nabi-nabi Nya sebagai tanda kebenaran atas risalahNya.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ibrah yang bisa diambil dari Kisah Nabi Ibrâhîm 'Alaihissalâm:
a. Mencontoh keteladanan Nabi Ibrâhîm 'Alaihissalâm sabar, santun, tegar dan tabah
dalam menyampaikan dakwah serta yakin pada kebesaran Allah.
b. Selalu membiasakan diri mencintai Allah, ridha atas ketentuan Allah, ikhlas, dan
husnuzhan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
c. Dalam kehidupan kita harus selalu berikhtiar, bertawakkal dan berdoa dalam
menjalankan perintah maupun larangan-larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ibrah yang bisa diambil dari Kisah Nabi Ismail ‘Alaihissalam:
a. Percaya Qadha dan Qadar Allah Ta'ala.
b. Tidak Mau Mendengar Bisikan Waswas dari Setan.
c. Istri Salehah adalah Keberkahan Bagi Keluarganya.
d. Anak yang Taat kepada Allah adalah Keberkahan.\
e. Keberkahan Air Zamzam untuk Makkah dan Kehidupan Banyak Orang.
f. Ayah yang Baik Selalu Memperhatikan Kondisi Anak-anaknya dan Memberi
Nasihat.
B. Saran
Demikianlah makalah dari kelompok kami, mohon maaf apabila dalam makalah
kami terdapat banyak kesalahan dalam penulisan maupun dalam proses presentasi.
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua

11
DAFTAR PUSTAKA

Al-Hafizh Ibnu Katsir. 2007. Kisah Para Nabi dan Rasul, terj. Abu Hudzaifah, et. Al.
Jakarta: Pustaka as-Sunnah.
Hakim, M. Arief. 2004. Mutiara Kisah 25 Nabi dan Rasul, Cet 2. Bandung: Penerbit
Marja’.
Husein, Zaid. 1995. Kisah 25 Nabi dan Rasul. Jakarta: Pustaka Amani.
In’am Fadhali, Rafi’udin. 1997. Lentera Kisah 25 Nabi. Jakarta: Kalam Mulia.
Katsir, Ibnu. 1999. Tafsirul Qur’anil Adzim, Jilid 3. Dar Tayyibah.
Kari Amrullah, Abdul Malik. Tafsir Al-Azhār: Diperkaya dengan Pendekatan Sejarah,
Sosiologi, Tasawuf, Ilmu Kalam, Sastra, dan Psikologi. Jilid 1. Juz 2.
Salim, Hidayah. 1998. Qishashul Anbiya. Bandung: Al-Ma’arif.
Shihab, M. Quraish. 2012. Tafsir al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati.

12

Anda mungkin juga menyukai