Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH TAFSIR

“PERJUANGAN NABI IBRAHIM DALAM MENANAMKAN TAUHID”


(Kajian Q.S Al-An’am Ayat 74-83,Ayat 160-163 dan Q.S Ibrahim Ayat 35-40)

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Tafsir


Dosen Pengampu
Dr. Eneng Nurhayati, S. Ag, M.A

Disusun oleh:

Kelompok 2

Akhmad Marwazy 11230540000050


Aslam Amanullah Hadzami 11230540000051
Dea Deswita 11230540000052

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
JAKARTA 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Atas berkah Rahmat,Taufik dan Hidayah-nya penulis bisa
menyelesaikan Makalah dengan baik serta tepat waktu dan Terimakasih kepada kedua Orang
tua kami yang mendukung melalui Doa maupun materi,Makalah ini untuk memenuhi tugas
Mata kuliah Tafsir yang di Ampu Oleh Dr. Eneng Nurhayati, S.Ag, M.A serta untuk
mengetahui Kisah Nabi Ibrahim Dalam menyebarkan tauhid sesuai dengan isi tafsir dari Q.S
Al-An’am Ayat 74-83,Ayat 160-163 dan Q.S Ibrahim Ayat 35-41

Makalah ini dibuat untuk memberikan pengetahuan lebih tentang kisah Nabi Ibrahim A.S dari
lahir hingga bisa menyebarkan tauhid kepada umat islam dimuka bumi ini, Semoga makalah
yang kami buat ini bisa menambah ilmu pengetahuan yang lebih luas dan bisa menjadikan
surih tauladan bagi kita sebagai Umat islam di zaman Modern saaat ini Aamiin.

Oleh karena itu, Kritik serta Saran yang sifatnya membangun sangat kami harapan guna
kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan Terimakasih kepada pihak yang sudah andil
dalam Menyusun Makalah ini, Atas perhatian serta waktunya kami ucapkan Banyak
Terimakasih.

14 September 2023

Pemakalah

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1 Latar Belakang............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................5
1.3 Tujuan.........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6
2.1 Nabi Ibrahim A.S Sebagai Bapak Tauhid....................................................................6
2.2 Perjalanan Nabi Ibrahim A.S dalam menyebarkan Tauhid..........................................6
2.3 Tafsir QS. Al-An’nam Ayat 74-83...............................................................................7
2.4 Tafsir QS. Al-An’am Ayat 160-163...........................................................................21
2.5 Tafsir QS. Ibrahim Ayat 35-40...................................................................................26
BAB III PENUTUP.........................................................................................................30
3.1 Kesimpulan................................................................................................................32
3.2 Saran..........................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................33

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Nabi Ibrahim A.S merupakan salah satu dari 5 Rasul yang di juluki dengan Ulul
Azmi, juga di juluki sebagai Khalilullah (Kesayangan Allah). Beliau diutus memang bukan
untuk Mekkah, namun untuk tanah Syam (Palestina, Suriah, Yordania, dan Lebanon).
Bagi islam, Nabi Ibrahim A.S adalah Nabi yang mengajarkan kebeneran Allah SWT.
Ketika mengajarakan Tauhid, Nabi Ibrahim A.S mulai memberikan pengarahan kepada
kaumnya bahwa ada pencipta langit dan bumi. Argumentasi Ibrahim mampu memunculkan
kebenaran, tetapi kaumnya menantang Nabi Ibrahim A.S dan mulai mendebatnya dan bahkan
mengancamnya .

Berikut dialog Nabi Ibrahim dengan sang ayah diabadikan dalam Al-Qur’an.

‫َو ِاْذ َقاَل ِاْبٰر ِهْيُم َاِلِبْيِه ٰا َز َر َاَتَّتِخ ُذ َاْص َناًم ا ٰا ِلَهًةۚ ِاِّنْٓي َاٰر ىَك َو َقْو َم َك ِفْي َض ٰل ٍل ُّم ِبْيٍن‬
Terjemahan
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya Azar, “Pantaskah engkau menjadikan
berhala-berhala itu sebagai Tuhan? Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaummu dalam
kesesatan yang nyata.”

Semestinya mereka tahu bahwa Allah-lah yang berhak disembah. Itulah sebabnya Nabi
Ibrahim menegaskan bahwa dirinya betul-betul mengetahui bahwa ayah dan kaumnya
terjerumus ke dalam kesesatan yang nyata, menyimpang dari jalan yang lurus.
Di ayat berikutnya, Allah menceritakan kisah Nabi Ibrahim mencari kebenaran Tuhan.

‫َفَلَّم ا َج َّن َع َلْيِه ٱَّلْيُل َر َء ا َك ْو َك ًباۖ َقاَل َٰه َذ ا َر ِّبىۖ َفَلَّم ٓا َأَفَل َقاَل ٓاَل ُأِح ُّب ٱْل َء اِفِليَن‬
Artinya: Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah
Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang
tenggelam".
Allah menjelaskan proses pengenalan Nabi Ibrahim A.S secara terperinci. Pengamatan Nabi
Ibrahim A.S Tertuju pada Bintang-bintang, Yaitu pada saat Bintang nampak bercahaya dan
pada saat Bintang itu tidak bercahaya, dilihatnya sebuah Bintang yang bercahaya paling
terang. (Yaitu planet Yupiter (Musyatari) dan ada pula yang mengatakan planet Venus
(Zahrah) yang dianggap sebagai dewa oleh pemuja orang-orang Yunani dan Romawi Kuno,
sedang kaum Ibrahim juga termasuk pemujanya).
Maka timbullah pertanyaan dalam hatinya. “Inikah Tuhanku?” Pertanyaan ini adalah
merupakan pengingkaran terehadap anggapan kaumnya, agar mereka tersentak untuk
memperhatikan alasan-alasan pengingkaran yang akan dikemukakan.
4
Tetapi, setelah Bintang itu tenggelam dari pandangannya, timbul keyakinan bahwa yan
tenggelam dan menghilamg tidak bisa di anggap sebagai Tuhan.
Di ayat berikutnya: “Lalu ketika dia melihat bulan terbit dan dia berkata, “Inilah Tuhanku.”
Tetapi ketika bulan itu terbenam dia berkata, “Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi
petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.” (Al-An’am Ayat 77)
“Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata, “Inilah Tuhanku, ini lebih besar.”
Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata, “Wahai kaumku! Sungguh, aku terlepas diri
dari apa yang kamu persekutuan.” (Al-An’am Ayat 78).

1.2 Rumusan Masalah.


1. Mengapa Nabi Ibrahim disebut sebagai Bapak tauhid bagi umat islam?
2. Bagaimana kisah Nabi Ibrahim A.S dalam membawa tauhid kepada umat islam?
3. Surah apa yang menjelaskan tentang perjalanan Nabi Ibrahim A.S Membawa Tauhid
kepada Umat Islam?
4. men-Tafsirkan Q.S Al-An’am Ayat 74-83,Ayat 160-163 dan Q.S Ibrahim Ayat 35-40!

1.3 Tujuan.
1. Mengetahui kisah perjalanan Nabi Ibrahim dalam menyebarkan Tauhid sesuai dengan Q.S
Al-An’am Ayat 74-83 dan Q.S Ibrahim ayat 35-40
2. Mengetahui Tafsir Q.S Al-An’am Ayat 74-83,Ayat 160-163 dan Q.S Ibrahim Ayat 35-40
dari berbagai para ulama

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Nabi Ibrahim A.S Sebagai Bapak Tauhid


Nabi Ibrahim a.s adalah salah satu Nabi yang di utus oleh Allah swt untuk menyampaikan
risalah tauhid dan mengajak manusia untuk meninggalkan menyembah patung dan berhala.
Beliau adalah bapak para nabi dan rasul, juga nenek moyang dari Nabi Muhammad SAW.
Nabi Ibrahim a.s lahir pada tahun 2995M di Negeri Mausul, di tengah-tengah Masyarakat
yang menyembah berhala yang terbuat dari kayu dan batu. Ayah nya bernama Azar,
merupakan seorang seniman yang ahli membuat patung-patung tersebut. Beliau juga masih
merupakan keturunan dari Sam Bin Nuh, merupakan ayah dari Nabi Nuh a.s
Saat itu, negeri Mausul di kuasai oleh Raja Namrud yang angkuh dan sombong, bahkan ia
mengakui bahwa ia adalah Tuhan. Hingga suatu hari, Raja Namrud bermimpi bahwa akan
lahir seorang anak laki-laki yang akan menghancurkan kerjaan dan tuhan-tuhan nya. Untuk
itu, Raja Namrud memerintahkan untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir di
negerinya.
Allah swt melindungi ibu Nabi Ibrahim a.s dari kekejaman Raja Namrud dengan kehamilan
nya yang tidak diketahui oleh orang-orang. Kemudian, ibu Nabi Ibrahim melahirkan Nabi
Ibrahim di gua tersembunyi dan menyusui nya selama beberapa tahun. Lalu, beliau membawa
Nabi Ibrahim pulang ke rumah dan menitipkan nya pada ayahnya. 1

2.2 Perjalanan Nabi Ibrahim Dalam Menyebarkan Tauhid


Sejak kecil, Nabi Ibrahim adalah seorang anak yang cerdas dan berakal sehat. Sedari kecil,
beliau selalu bertanya-tanya tentang patung yang di buat oleh ayahnya yang kemudian di
sembah oleh kaumnya. Ia meyakini, bahwa patung-patung yang di buat oleh ayahnya tidak
memberi manfaat sama sekali kepada manusia. Ia juga tidak mempercayai bahwa Raja
Namrud adalah Tuhan, karena Raja Namrud hanyalah manusia biasa.
Beliau mulai mencari tahu tentang Tuhan yang sebenarnya, yang menciptakan langit dan
bumi, matahari dan bulan, Bintang-bintang dan segala makhuk. Beliau mengamati alam
semesta dengan teliti dan mendapati bahwa semua ciptaan Allah bersifat fana dan berubah-
ubah. Beliau menyadari bawah tuhan yang haqiqi adalah satu yaitu Allah, yang tidak beranak
dan tidak diperanakan, tidak ada sesuatu yang serupa dengan-Nya, dan Dia maha kuasa atas
segala sesuatu.

1
https://kalam.sindonews.com/read/633163/70/kisah-nabi-ibrahim-mengajarkan-agama-
tauhid-1639923168

6
Seperti yang ada pada Q.S Al-An’am Ayat 76

‫َفَلَّم ا َج َّن َع َلْيِه ٱَّلْيُل َر َء ا َك ْو َك ًباۖ َقاَل َٰه َذ ا َر ِّبىۖ َفَلَّم ٓا َأَفَل َقاَل ٓاَل ُأِح ُّب ٱْل َء اِفِليَن‬
Artinya: Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah
Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang
tenggelam".

Beliau mulai menyatakan kebenaran tauhidnya di hadapan ayahnya dan kaumnya. Beliau
menasehati mereka agar berhenti meninggalkan penyembahan berhala-berhala yang tidak
dapat di dengar, melihat bahkan bergerak. Beliau juga menantang raja Namrud untuk
membuktika kekuasaan nya sebagai Tuhan. Namun, ayahnya dan kaumnya tidak mau
mendengarkan nasihat Nabi Ibrahim a.s, bahkan marah hingga mengancamnya. 2

Seperti dalam Q.S Al-An’am ayat 74

‫َو ِاْذ َقاَل ِاْبٰر ِهْيُم َاِلِبْيِه ٰا َز َر َاَتَّتِخ ُذ َاْص َناًم ا ٰا ِلَه ًةۚ ِاِّنْٓي َاٰر ى …َك َو َقْو َم َك ِفْي َض ٰل ٍل‬

‫ُّم ِبْيٍن‬
Terjemahan
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya Azar, “Pantaskah engkau menjadikan
berhala-berhala itu sebagai Tuhan? Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaummu dalam
kesesatan yang nyata.”

2.3 Tafsir Q.S Al-An’am Ayat 74-83

A.1 Tafsir Q.S Al-An’am ayat 74

‫َو ِاْذ َقاَل ِاْبٰر ِهْيُم َاِلِبْيِه ٰا َز َر َاَتَّتِخ ُذ َاْص َناًم ا ٰا ِلَه ًةۚ ِاِّنْٓي َاٰر ى …َك َو َقْو َم َك ِفْي َض ٰل ٍل‬

‫ُّم ِبْيٍن‬
Terjemahan

2
https://an-nur.ac.id/kisah-nabi-ibrahim-a-s-lengkap/

7
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya Azar, “Pantaskah engkau menjadikan
berhala-berhala itu sebagai Tuhan? Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaummu dalam
kesesatan yang nyata.”

Takwil firman Allah: ‫ َو ِإْذ َقاَل ِإْبَر ِهيُم َأِلِبيِه ءاَز َر‬:(Dan Ingatlah di waktu Ibrahim berkata kepada
bapaknya, Aazar)
Abu Ja'far berkata: Allah SWT menyatakan kepada Nabi Muhammad SAW, "Wahai
Muhammad, ingatlah sebagai Hujjah yang bisa engkau gunakan untuk kaummu dan
musuhmu tentang tuhan mereka, yakni dalil yang Kami ajarkan kepada kalian ata kebatilan
mereka, juga kebenaran agamamu hujjah Ibrahim terhadap kaumnya, juga caranya dalam
mematahkan kebatilan pan penyembah berhala. Lantas jadikanlah ia sebagai imam da
suriteladan. Yakni ketika ia berkata kepada bapaknya denga meninggalkan agamanya, bahkan
mencela peribadahan bapaknya yang menyembah berhala."
Para ulama berbeda pendapat tentang maksud lafazh Aazaar sebuah nama atau sifat? Jika
nama, maka siapakah yang diberi nama demikian?

Pertama: Sebagian ulama berpendapat bahwa Aazaar adalah nama bapaknya.

Mereka yang berpendapat demikian menyebutkan riwayat-riwayat berikut ini:


13470. Muhammad bin Al Husain menceritakan kepadaku, ia berkata: Ahmad bin Al
Mufadhdhal menceritakan kepada kami, ia berkata: Asbath menceritakan kepada kami dari
As-Sudi, tentang firman Allah SWT, ‫“ َو ِإْذ َق اَل ِإْب َر اِهيُم َأِلِبيِهءازر‬Dan (ingatlah) di waktu
Ibrahim berkata kepada bapaknya Aazar," ia berkata, "Nama bapaknya adalah Azar." 3

13471. Ibnu Humaid menceritakan kepada kami, ia berkata: Salamah bin Al Fadhl
menceritakan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Ishaq menceritakan kepadaku, ia
berkata, "Azar adalah bapak Ibrahim. Berdasarkan riwayat yang kami dapatkan, ia adalah
seorang lelaki penduduk Kutsa, negeri Sawad Kufah. 4

13472 Ibnu Al Barqi menceritakan kepadaku, ia berkata: Amr bin Abu Salamah menceritakan
kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Said bin Abdil Aziz berkata, "Ia adalah Azar, dan ia
adalah Tarih. la bagaikan Isma'il dan Ya'qub." 5

Kedua: Berpendapat bahwa Aazaar bukanlah bapaknya


3
Al Bukhari meriwayatkan hadits yang memperkuat makna tersebut dalam hadits Al-Anbiya
(3350), dengan lafadz "ibrahim melemparkan bapaknya, Azaar, pada Hari Kiamat"
Ibnu Abu Hatim dalam tafsirnya (4/1324) dan Ibnu AI Jauzi dalan Zad Al Masir (3/70)
4
Ibnu Abu Hatim dalam tafsirnya (4/1325), Al Mawardi dalan An-Nukat wa Al-Uyun (2/124),
dan Ibnu AI Jauzi dalan Zad Al Masir (3/70).
5
Ibnu Abu Hatim dalam tafsirnya (4/1325)
8
Mereka yang berpendapat demikian menyebutkan riwayat- wayat berikut ini:
11473. Muhammad bin Humaid dan Sufyan bin Waki menceritakan kepada kami, mereka
berdua berkata: Jarir menceritakan kepada kami dari Laits, dari Mujahid, ia berkata, "Azar
bukanlah bapak Ibrahim." 6

‫َأَتَّتِخ ُذ َأْص َناًم ا َو اِلَهٌة ِإِّني َأَر نَك َو َقْو َم َك في‬


Takwil firman Allah (Pantaskah kamu menjadikan ‫ ظلل مبين‬berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan?
Sesungguhnya Aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata

Abu Ja'far berkata: Ini merupakan berita dari Allah SWT antang ucapan Ibrahim kepada bapaknya,
Aazaar, ia berkata, Apakah engkau menjadikan berhala-berhala itu sebagai sesembahan, yakni Rabb
selain Allah, yang telah menciptakanmu dan memberikan rezeki kepadamu?"

‫( إني أرنَك َو َقْو َم َك ِفي َض اَل ٍل ُّم ِبيٍن‬Firman Allah SWT "Sesungguhnya Aku melihat kamu dan kaummu dalam
kesesatan yang uta Allah SWT menyatakan, "Sungguh wahai Aazaar, Aku melihatmu dan kaummu
yang menyembah berhala berada dalam kesesatan, yakni berpaling dari hujjah dan menyimpang dari
jalan kebenaran yang nyata."

"Yang nyata," maksudnya adalah nyata bagi orang yang melihatnya, bahwa ia merupakan
penyimpangan dari jalan yang lurus. Maksudnya, ia dan mereka telah menyimpang dari jalan tauhid
yang newajibkan mereka untuk ikhlas dalam beribadah kepada-Nya.

A.2 Tafsir Surah Al-An’am ayat 75

‫َو َك َذ ِلَك ُنِرى ِإْبَر اِهيَم َم َلُك وَت الَّس َم َو اِت َو اَأْلْر ِض َو ِلَيُك وَن ِم َن‬

‫اْلُم وِقِنيَن‬

"Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda- tanda keagungan (Kami yang
terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang
yakin."
(Qs. Al An'aam [6]: 75)

6
Abu Hatim dalam tafsirnya (4/1325) dan Ibnu Al Jauzi dalam Zad Al Masir (3/71).

9
Takwil firman Allah: ‫“ َم َلُك وَت الَّس َم َو اِت َو اَأْلْر ِض َو ِلَيُك وَن ِم َن اْلُم وِقِنيَن‬Dan demikianlah Kami
perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan [Kami yang terdapat] di langit dan bumi
dan [Kami memperlihatkannya] agar dia termasuk orang yang yakin)”

Abu Ja'far berkata: Maksud firman Allah SWT, "Dan demikianlah," yakni, "Seperti Kami
memperlihatkan ilmu dalam agamanya, juga kebenaran dan kesesatan kaumnya. Kami juga
memperlihatkan kerajaan langit dan bumi kepadamu."

‫ َم َلُك وَن‬Lafazh ditambahkan huruf ta, seperti dalam kata yang berasal dari lafazh. Juga seperti
lafazh, yang artinya, rasa takut lebih baik daripada rasa kasih sayang. Dihikayatkan dari
bangsa Arab, mereka berkata, "Dia memiliki kerajaan Yaman dan Irak."

Para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan firman Allah Kami perlihatkan" ‫َو َك َذ ِلَك ُنِر ى‬
‫ ِإْب َر اِهيَم َم َلُك وَن الَّس َم َو اِت َو اَأْلْر ِض‬SWT kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang
terdapat) di langit dan bumi."

Pertama: Sebagian ulama berpendapat bahwa maknanya adalah, "Kami perlihatkan


kepadanya penciptaan langit dan bumi."

Mereka yang berpendapat demikian menyebutkan riwayat-riwayat berikut ini:

13477. Al Mutsanna menceritakan kepadaku, ia berkata: Abdullah bin Shalih menceritakan


kepada kami, ia berkata: Muawiyah melihat Arsy. Demikian pula bumi yang tujuh (lapis),
dibukakan untuknya, sehingga dia dapat melihatnya " 7

A.3 Tafsir Surah Al-An’am ayat 76

‫َفَلَّم ا َج َّن َع َلْيِه اَّلْيُل َر َها َك ْو َك َبا َقاَل َهَذ ا َر ِّبي َفَلَّم ا َأَفَل َقاَل اَل ُأِح ُّب ااْل ِفِليَن‬
"Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, 'Inilah tuhanku',
tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata, "Saya tidak suka kepada yang tenggelam'."
7
Sunan Said bin manshur (5/24) dan As-Suyuthi dalam Al Mantsur (3/301)
10
(Qs. Al An'aam [6]: 76)

Takwil firman Allah: ‫َفَلَّم ا َج َّن َع َلْيِه اَّلْيُل َر َها َك ْو َك َبا َقاَل َهَذ ا َر ِّبي َفَلَّم ا َأَفَل َقاَل اَل ُأِح ُّب ااْل ِفِليَن‬
(Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang [lalu] dia berkata. "Inilah tuhanku,"
tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata, "Saya tidak suka kepada yang tenggelam")

Abu Ja'far berkata: Allah SWT menyatakan, “Ketika malam telah menutupi."
Diungkapkan dalam bahasa Arab, ‫ َع ْن َع َلْيِه‬، ‫ ان جَّنة الَّلْيَل‬dan ‫ اجن عليه‬Jika ‫ على‬dibuang maka
menggunakan huruf alif lebih U lebih fasih daripada. Semuanya diterima dan biasa didengar
dari orang Arab. adalah bahasa Asad, sementara bahasa Tamim.
‫ جانا‬dan ‫ جنونا جن‬adalah ‫ َج َّن َع َلْي ِه‬Bentuk mashdar dari lafadz Mashdar dari lafadz adalah
Diungkapkan dalam bahasa Arab Si fulan datang pada gelapnya malam." Dikatakan pula jin,
karena mereka tersembunyi dari pandangan manusia. Jadi, setiap perkara yang tersembunyi
dari pandangan manusia disebut Demikian pula perkataan Al Hudzali berikut ini,

‫َو َم اء َو َر ْد ُت قبَل الَك َر ى َو َقْد َج َّنُه الَّس َد ُف اَألْذ َهُم‬


"Dan air itu kukucurkan sebelum tidur, sementara malam yang gelap telah menyelimutinya." 8

Ubaid berkata,

‫وحرق تصيُح الُبوُم ِفيِه َم َع الَّص َد ى َم ُعوَف ِإَذ ا َم ا َح َّنُه الَّلْيُل َم ْر ُهوب‬
"Pada lapangan luas, sementara burung hantu bersuara dengan suara yang menakutkan kala
malam menutupi dengan sangat mencekam. " 9

Demikian pula ungkapan ‫ اجننت الميت‬yang artinya “Aku menutupi mayit di dalam liang
kubur." Serta ‫جننة‬. Lafazh tersebut Sebanding dengan ‫جنون الليل‬. Juga tameng dalam bahasa
arab, ‫مجن‬, Karena Ia menutupi dan melindungi.

Firman Allah SWT ‫“ َر َها َك ْو َك َبا‬Dia melihat sebuah bintang,” maksudanya adalah, ketika
ia melihat bintang, ia berkata, “Inilah Rabbku.”
Hal itu sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Abbas,
13498, Al Mutsanna menceritakan kepadaku, ia berkata: Abu Shalih menceritakan kepada
kami, ia berkata: Muawiyah bin Shalih menceritakan kepada kami dari Ali bin Abu Thalhah,
dari Ibnu Abbas, ia berkata, tentang firman Allah SWT, ‫ الموقني‬Dan ‫ريم ابراهيم ملكوت السموات‬
‫ واألرض وليكون من‬demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan
(Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk
orang yang yakin bahwa maksudnya adalah matahari, bulan, dan bintang.

8
Bait ini terdapat dalam syair-syair Hudzaliyyin, dalam Al-Lisan (entri:‫)سد ف‬
9
Bait ini terdapat dalam diwan Ubaid bin Al Abrash, dari qasidah yang berjudul

Tadzakkartu Ahli Ash-Shalihin. Lihat Ad-Diwan (38).


11
‫ ظلما من َع َلْيِه اليل رها كوَك ما َق اَل َه ذا رد‬Firman Allah SWT "Ketika malam telah gelap, ia
melihat sebuah bintang (lalu) ia berkata, Inilah Tuhanku! Lantas ia menyembahnya hingga
lenyap, dan ketika lenyap, dia berkata, "Aku tidak suka kepada yang tenggelam."

‫ فلما رها اْلَقَم َر َباِزًضا َقاَل َهَذ ا َر ل‬Firman Allah SWT ‫" َفَلَّم ا‬Kemudian tatkala dia melihat bulan
terbit dia berkata, "Inilah Tuhanku":"Lantas dia menyembahnya hingga lenyap. dan ketika
lenyap, ia berkata, "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah
aku termasuk orang yang sesat.” 10

Firman Allah SWT, ‫فَلَّم ا َر ها الشمس بازغة َقاَل َهَذ ا َر ِّبي َهذا اكبر‬
"Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata, 'Inilah Tuhanku, ini yang lebih
besar." Lantas ia menyembahnya hingga lenyap, dan ketika lenyap, ia berkata, "Hai kaumku,
aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan."

13499. Bisyr menceritakan kepada kami, ia berkata: Yazid menceritakan kepada kami, ia
berkata: Said menceritakan kepada kami dari Qatadah, tentang firman Allah SWT, ‫جَّن َع َلْيِه اَّلْيُل‬
‫" َر َم ا َك ْو َك َبا َقاَل َهَذ ا َر ِّب َفَلَّم ا َأْهَل َقاَل ال ُأِح ُّب أل فلين‬Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah
bintang (lalu) dia berkata, Inilah Tuhanku, tetapi tatkala bintang itu tenggelam ia berkata,
"Saya tidak suka kepada yang tenggelam." Dia tahu bahwa Rabbnya senantiasa ada dan tidak
lenyap Qatadah lalu membacakan firman-Nya sampai, ‫"هذ اربي هذا اكبر‬Inilah Tuhanku, ini
yang lebih besar. "Maksudnya, ia melihat makhluk Allah yang lebih besar daripada dua
makhluk sebelumnya, serta lebih bercahaya. 11

A.4 Tafsir Surah Al-An’am 77

‫َفَلَّم ا َر َء ا ٱْلَقَم َر َباِز ًغ ا َقاَل َٰه َذ ا َر ِّبىۖ َفَلَّم ٓا َأَفَل َقاَل َلِئن َّلْم َيْهِدِنى َر ِّبى‬
‫َأَلُك وَنَّن ِم َن ٱْلَقْو ِم ٱلَّض ٓاِّليَن‬
Artinya: “Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi
setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk
kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat".

10
Ibnu Abu Hatim dalam taftirnya (411328) dan Ibnu Al Jauzi drJnm Zad Al

Masir (31'74).
11
Ibnu Abu Hatim dalam tafsimya(4/1330).
12
Abu Ja'far berkata: Allah SWT menyatakan, "Tatkala bulan muncul, dan Ibrahim
melihatnya, itulah yang dinamakan buzugh."Diungkapkan dalam bahasa Arab ‫بزغت الشمس‬
artinya terbit. Bentuk mudhari dan mashdar-nya adalah ‫ تبزغ بزوغا‬Kata tersebut juga berlaku
untuk matahari.

Firman Allah SWT, ‫" َقاَل َٰه َذ ا َرِّبىۖ َفَلَّم ٓا َأَف َل‬Dia berkata, 'Inilah Tuhanku'. Tetapi setelah
bulan itu terbenam." ‫ َأَف َل‬artinya terbenam. Ibrahim berkata, 'Seandainya Allah tidak
memberikan hidayah kepadaku dan meluruskanku kepada tauhid-Nya, niscaya aku akan
menjadi orang yang menyimpang, tidak mendapatkan hidayah, dan termasuk orang-orang
yang menyembah selain Allah SWT."
Sebelumnya kami telah menjelaskan makna lafadz ‫الضالل‬, sehingga tidak perlu diulang
kembali.

A.5 Tafsir Surah Al-An’am ayat 78

‫َفَلَّم ا َر َء ا ٱلَّش ْمَس َباِزَغ ًة َقاَل َٰه َذ ا َر ِّبى َٰه َذ ٓا َأْك َبُرۖ َفَلَّم ٓا َأَفَلْت َقاَل َٰي َقْو ِم ِإِّنى‬
‫َبِرٓى ٌء ِّمَّم ا ُتْش ِرُك وَن‬
Artinya: “Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang
lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya
aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.”

Abu Ja'far berkata: Allah SWT menyatakan, ‫ َفَلَّم ا َرَءا ٱلَّش ْم َس َباِزَغًة‬yang artinya, "Ketika
Ibrahim melihat matahari terbit, ia berkata, 'Yang terbit ini adalah tuhanku, ia lebih besar'.
Maksudnya lebih besar daripada bintang dan bulan."

Firman Allah SWT, ‫ َفَلَّم ٓا َأَفَلْت‬maksudnya yaitu, ketika matahari itu terbenam, Ibrahim
berkata kepada kaumnya, ‫ َٰيَق ْو ِم ِإِّنى َبِرٓى ٌء ِّمَّم ا ُتْش ِرُك وَن‬artinya, “Wahai kaum, aku terbebas dari apa
yang kalian sekutukan, yakni berhala dan patung yang kalian sembah.”

A.6 Tafsir Surah Al-An’am ayat 79

‫ِإِّنى َو َّجْهُت َو ْج ِهَى ِلَّلِذ ى َفَطَر ٱلَّس َٰم َٰو ِت َو ٱَأْلْر َض َح ِنيًفاۖ َو َم ٓا َأَن۠ا ِم َن‬
‫ٱْلُم ْش ِرِكيَن‬

13
Artinya: “Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit
dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-
orang yang mempersekutukan Tuhan.”

Abu Ja'far berkata: Ini merupakan berita dari Allah SWT tentang kekasih-Nya
Ibrahim AS. Ketika kebenaran telah jelas baginya, ia pun menyaksikannya dan ketika ia telah
menampakkan keyakinan yang berbeda dengan kaumnya yang ahli batil dan kesyirikan, ia
pun tidak merasa takut celaan di jalan Allah, juga tidak merasa gentar karena sedikitnya
orang yang mengatakan kebenaran. Kala itu ia berkata, "Wahai kaum, aku membebaskan diri
dari apa yang kalian sekutukan dengan Allah, karena Allahlah yang telah menciptakan kalian.
Sungguh, aku menghadapkan wajahku dalam beribadah hanya kepada Dzat yang telah
menciptakan langit dan bumi, yang langgeng tidak akan hancur, dan yang hidup tidak akan
pernah mati, bukan kepada makhluk yang fana dan tidak bisa memberikan mudharat serta
manfaat."
Allah SWT mengabarkan, "Ibrahim menghadapkan wajahnya kepada Allah dalam
beribadah dengan ikhlas, juga istiqamah kepada Rabb atas landasan tauhid, bukan atas
landasan kesyirikan, karena menghadapkan wajah dalam keadaan tidak hanif tidak akan
bermanfaat bagi pelakunya, bahkan akan memudharatkannya.”

Firman Allah SWT, ‫" َوَم ٓا َأَن۠ا ِم َن ٱْلُم ْش ِرِكيَن‬Dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Tuhan," maksudnya adalah, "Aku bukan golongan orang yang beragama
dengan agama kalian wahai orang-orang yang menyekutukan Allah SWT."
Makna tersebut sama seperti yang dinyatakan oleh Ibnu Zaid.

Riwayat-riwayat yang menjelaskan makna tersebut adalah:

13502. Yunus menceritakan kepadaku, ia berkata: Ibnu Wahb mengabarkan kepada kami, ia
berkata, Ibnu Zaid berkata, tentang perkataan kaum Ibrahim kepada Ibrahim, “Apakah
engkau meninggalkan peribadahan kepadanya?” Beliau menjawab, ‫ِإىِّن َوَّج ْهُت َوْج ِه ِلَّل ِذ ى َفَط َر‬
‫َى‬
‫ِت‬
‫" ٱلَّس َٰم َٰو َوٱَأْلْرَض‬Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan
langtt dan bumi." Mereka lalu berkata, "Kamu tidak mendatangkan apa pun, karena kami
juga beribadah kepadanya dan menghadap kepadanya!" Ibrahim menyahut, "Tidak, aku
menyembah-Nya dengan hanif - maksudnya secara ikhlas- dan aku tidak menyekutukan-Nya
seperti kalian menyekutukan-Nya." 1212

A.7 Tafsir Surah Al-An’am ayat 80

1212
Lihat Fath Al Qadir karya Asy-syaukani (3/414) dan makna kata hanifa dalam Tafsir lbnu Abu Hatim (4/1330) dari Atha.
14
‫َو َح ٓاَّج ۥُه َقْو ُم ُهۥۚ َقاَل َأُتَٰٓح ُّج ٓو ِّنى ِفى ٱِهَّلل َو َقْد َهَد ٰى ِن ۚ َو ٓاَل َأَخ اُف َم ا ُتْش ِرُك وَن ِبِهٓۦ‬
‫ِإٓاَّل َأن َيَش ٓاَء َر ِّبى َش ْئًـاۗ َو ِس َع َر ِّبى ُك َّل َش ْى ٍء ِع ْلًم اۗ َأَفاَل َتَتَذَّك ُروَن‬
Artinya: “Dan dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata: "Apakah kamu hendak membantah
tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku". Dan aku
tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan-sembahan yang kamu persekutukan dengan
Allah, kecuali di kala Tuhanku menghendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. Pengetahuan
Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran
(daripadanya)?"

Abu Ja'far berkata: Allah SWT menjelaskan, "Kaum Ibrahim mendebat Ibrahim tentang
sikapnya mengesakan Allah dan sikapnya yang berlepas diri dari berhala mereka berkata
bahwa tuhan mereka lebih baik daripada tuhan Ibrahim." Ibrahim lalu berkata 'Apakah kalian
mendebatku tentang sikapku yang mengesakan Allah dan mengikhlaskan amal hanya untuk-
Nya? Dialah Allah yang tetap memberikan petunjuk kepadaku, yakni telah memberikan
pertolongan kepadaku sehingga aku mengetahui keesaan-Nya, serta telah memberikan
penerangan agar aku menapaki jalan kebenaran, lalu aku yakin bahwa tidak ada yang berhak
disembah selain-Nya'."

‫" َوٓاَل َأَخ اُف َم ا ُتْش ِرُك وَن ِبِهٓۦ‬Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan-
sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah." Ibrahim berkata, “Aku tidak takut kepada
tuhan yang kalian sembah, aku tidak takut malapetaka yang ditimbulkannya."
Perkataan Ibrahim diawali oleh perkataan kaum yang berkata, “Aku takut jika tuhan
kami memberikan malapetaka dengan penyakit kulit dan kehancuran, karena kamu telah
berkata buruk kepadanya." Ibrahim lantas berkata kepada mereka, "Aku tidak takut kepada
tuhan yang kalian sembah dan tidak takut atas malapetaka yang ditimbulkannya" karena
sebenarnya dia tidak bisa memberikan mudharat atau manfaat."

‫" ِإٓاَّل َأن َيَش ٓاَء َرِّبى َش ْئًـ ا‬Kecuali di kala Tuhanku menghendaki sesuatu (dari
malapetaka) itu." lbrahim berkata, "Akan tetapi rasa takutku hanya kepada Allah yang telah
menciptakanku dan menciptakan langit serta bumi, karena Dia Maha Kuasa jika
menghendaki sesuatu dalam diri dan hartaku, baik hancur maupun kekal, bertambah maupun
berkurang, dan yang lainnya. Dialah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu."

A.8 Tafsir Surah Al-An’am ayat 81

15
‫َو َك ْيَف َأَخ اُف َم ٓا َأْش َر ْك ُتْم َو اَل َتَخ اُفوَن َأَّنُك ْم َأْش َر ْك ُتم ِبٱِهَّلل َم ا َلْم ُيَنِّز ْل ِبِهۦ َع َلْيُك ْم‬
‫ُس ْلَٰط ًناۚ َفَأُّى ٱْلَفِريَقْيِن َأَح ُّق ِبٱَأْلْم ِن ۖ ِإن ُك نُتْم َتْع َلُم وَن‬
Artinya: “Bagaimana aku takut kepada sembahan-sembahan yang kamu persekutukan
(dengan Allah), padahal kamu tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan
yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah kepadamu untuk mempersekutukan-Nya. Maka
manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak memperoleh keamanan (dari
malapetaka), jika kamu mengetahui?”

Abu Ja'far berkata: Ini merupakan jawaban Ibrahim kepada kaumnya kala mereka
menakut-nakuti beliau dengan siksa (dari tuhan mereka), kala Ibrahim mengungkapkan kata-
kata buruk kepada tuhan mereka. Ibrahim berkata kepada mereka, "Bagaimana aku takut
terhadap apa yang kalian sembah selain Allah, padahal ia sama sekali tidak bisa memberikan
mudharat atau manfaat? Seandainya ia bisa memberikan mudharat dan manfaat, niscaya akan
bisa menahan perbuatanku yang menghancurkannya dengan kapak! Sementara kalian sendiri
tidak takut kepada Allah SWT yang telah menciptakan kalian serta memberikan rezeki
kepada kalian, dan Dialah Allah yang Maha Kuasa untuk memberikan manfaat serta
mudharat kepada kalian."

‫" َم ا َلْم ُيَنِّزْل ِبِهۦ َعَلْيُك ْم ُس ْلَٰطًنا‬yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah kepadamu untuk
memperoleh-Nya," maksudnya adalah, "Allah SWT tidak memberikan alasan atau udzur
ketika kalian menyekutukan-Nya."

‫" َف َأُّى ٱْلَف ِريَق ْيِن َأَح ُّق ِب ٱَأْلْم ِن‬Manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak
memperoleh keamanan." Ibrahim berkata, "Aku berhak mendapatkan keamanan karena aku
beribadah kepada Allah dengan ikhlas, lurus dalam beragama, dan membebaskan diri dari
peribadahan kepada berhala serta patung. Ataukah kalian yang lebih berhak mendapatkannya,
sementara kalian beribadah kepada selain Allah, yakni kepada patung yang sama sekali Allah
tidak menurunkan hujjah dan alasan padanya?"

‫“ ِإن ُك نُتْم َتْع َلُم وَن‬Jika kamu mengetahui?” maksudnya adalah, "Jika kalian mengetatrui
kebenaran ucapanku, hakikat hujjah yang kuungkapkan kepada kalian, maka katakanlah,
siapa di antara kedua kelompok ini yang berhak mendapatkan keamanan?" Makna yang kami
ungkapkan sama seperti yang dikatakan oleh Muhammad bin Ishaq.

A.9 Tafsir Surah Al-An’am ayat 82

16
‫َٰٓل‬
‫ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا َو َلْم َيْلِبُس ٓو ۟ا ِإيَٰم َنُهم ِبُظْلٍم ُأ۟و ِئَك َلُهُم ٱَأْلْم ُن َو ُهم ُّم ْهَتُد وَن‬
Artinya: “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-
orang yang mendapat petunjuk.”

Abu Jerfar berkata: Para ulama berbeda pendapat tentang alasan firman Allah SWT,
‫ ٱَّل ِذ يَن َءاَم ُن و۟ا َو َلْم َيْلِبُس ٓو ۟ا ِإيَٰم َنُه م ِبُظْلٍم‬orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman
mereka dengan kezhaliman (syirik).”
Pertama: Ini merupakan pemutus dari Allah SWT antara Ibrahim dengan kaumnya dari
kalangan musyrikin yang telah mendebatnya. Yakni ketika Ibrahim berkata kepada kaumnya,
"Bagaimana aku takut kepada tuhan yang kalian sembah selain Allah, sementara kalian
menyekutukan Allah tanpa hujjah. Jadi, manakah di antara keduanya yang pantas
mendapatkan keamanan jika kalian mengetahui?' Allah SWT lalu berfirman sebagai pemutus
antara Ibrahim dengan kaumnya, "Orang yang membenarkan Allah dan hanya beribadah
kepada-Nya, serta tidak mencampurkan ibadahnya itu dengan kesyirikan, adalah orang yang
lebih berhak mendapatkan keamanan dari siksa Allah, daripada orang yang menyekutukan-
Nya dengan beribadah kepada patung dan berhala, karena merekalah yang takut dari siksa-Nya.
Di dunia mereka mendapatkan kemurkaan Allah, sedangkan di akhirat mereka mendapatkan
kepedihan dengan siksa Allah SWT.”

Kedua: Ini merupakan jawaban kaum Ibrahim, ketika Ibrahim bertanya kepada mereka,
"Jadi, manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak memperoleh keamanan."
Mereka lalu menjawab, "Orang yang beriman kepada Allah dan bertauhid kepada-Nya lebih
berhak mendapatkan keimanan selama mereka tidak mencampuradukkan keimanan mereka
dengan kesyirikan."
Abu Ja'far berkata: Pendapat yang paling tepat adalah yang menyatakan bahwa ayat
tersebut merupakan kabar dari Allah SWT tentang kelompok yang paling berhak
mendapatkan keamanan, juga merupakan pemutus dari-Nya di antara Ibrahim dengan
kaumnya. Alasannya adalah, seandainya hal itu merupakan perkataan kaum Ibrahim yang
menyembah berhala dan menyekutukan Allah, niscaya mereka telah menetapkan tauhid dan
mengikuti Ibrahim dalam masalah tauhid.

Para ulama tafsir berbeda pendapat tentang maksud firman Allah SWT, ‫َو َلْم َيْلِبُس ٓو ۟ا ِإيَٰم َنُه م‬
‫“ ِبُظْلٍم‬Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezhaliman."

A.10 Tafsir Surah Al-An’am ayat 83

17
‫َو ِتْلَك ُحَّج ُتَنٓا َء اَتْيَٰن َهٓا ِإْبَٰر ِهيَم َع َلٰى َقْو ِم ِهۦۚ َنْر َفُع َد َر َٰج ٍت َّم ن َّنَش ٓاُء ۗ ِإَّن َر َّبَك‬
‫َح ِكيٌم َع ِليٌم‬
Artinya: “Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi
kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya
Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.”

Abu Ja'far berkata: Maksud lafadz hujjah Kami adalah

perkataan Ibrahim kepada lawannya dari kalangan musyrikin, ‫“ فاي الفريقين َأَح ُّق باألمن‬Maka
manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak memperoleh keamanan. " Apakah
yang beribadah hanya kepada Tuhan yang esa dengan mengikhlaskan ibadah kepada-Nya?
Atau yang beribadah kepada banyak tuhan? Juga jawaban mereka kepadanya, "Hanya orang
yang beribadah kepada Tuhan yang esa yang berhak mendapatkan keamanan.” Demikian pula
keputusan mereka terhadap diri mereka sendiri. Semuanya merupakan pemutus hujjah dan
alasan mereka, serta tanda kemenangan bagi hujjah Ibrahim atas mereka Itulah hujjah yang
diberikan Allah kepadanya.

Riwayat-riwayat yang menjelaskan makna tersebut adalah:

13549. Al Harits menceritakan kepadaku, ia berkata: Abdul Aziz menceritakan kepada kami,
ia berkata: Sufyan Ats-Tsauri menceritakan kepada kami dari seseorang, dari Mujahid,tentang
firman Allah SWT: ‫" َقْو ِمِه َو ِتْلَك ُحَّج ُتنا وانيتها إبراهيم على‬Dan itulah hujjah Kami yang Kami
berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya," ia berkata, "Itulah Orang-orang yang
beriman ‫ اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو َلْم َيْلُسوا ِإيَم َنُهم يظلم‬dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezhaliman'. 13

13550. Al Harits menceritakan kepadaku, ia berkata: Abdul Aziz menceritakan kepada kami,
ia berkata: Yahya bin Zakaria menceritakan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari Mujahid, ia
berkata: Ibrahim berkata, "Manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak
memperoleh keamanan?" Lantas Ibrahim berkata, "Inilah hujjah Ibrahim." Firman Allah
SWT, ‫“ َأَتْيَنَه ا ِإْب َر اِهيَم َع َلى َقْو ِم ِه‬Yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi
kaumnya," maksudnya adalah, "Kami memberikan dan mengajarkannya kepada Ibrahim."
‫“ ترفع َد َر َج اٍت ِّم ن َّنَش اُء‬Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat.” 14

A.11 Tafsir Al-Munawir QS.Al-An’am ayat 74-79

Qiraa’aat

13
Al Qurthubi dalam Al Jami’li Ahkam Al Qur’an (7/20)
1414
Ibnu Al Jauzi dalam Zad Al Masir (3178) dan Al Mawardi dalam An-Nukat wa Al Uyun (2/139).
18
‫ ِإِّني َأَر اَك‬dibaca oleh qiraa’aat Nafi’, Ibnu Katsir dan Abu Amr ‫ ِإَني َأَر اَك‬dengan Dalam
qiraa’aat lainnya di baca ‫ِإْني َأَر اَك‬.
‫َو ْج ِهَي ِلَّلِذ ي‬
dibaca oleh qiraa’aat Nafi’, Ibnu ‘Amir, dan Hafsh dengan ‫َو ْج ِهَي ِلَّلِذ ي‬
Dalam qiraa’aat lainnya dibaca dengan ‫َو ْج ِهْي ِلَّلِذ ي‬

I’raab
Dalam kalimat ‫ َألِبيِه آَز َر‬kata ‫ آَز َر‬menjadi badal isim majrur dari kalimat ‫َألِبيِه‬
seolah-olah itu adalah namanya. Kata ini tidak bisa di-tafshrif karena merupakan isim
ma’rifah mu’jam dan isim ini mengikuti wazan ( ‫ )َأْفَعَل‬seperti kata ( ‫)َأْح َم ُد‬. Adapun orang
yang membaca-nya dengan dhammah menjadikan kata ini sebagai munada mufrad dan
taqdiir-nya, ( ‫آَز َر‬ ‫)َيا‬. Kalimat ‫ َأَتَّتِخ ُذ َأْص َناًم ا آِلَهًة‬merupakan istifham tawbiikh (pertanyaan
penghinaan).

‫ َو ِلَيُك وَن ِم َن اْلُم وِقِنيَن‬kata ( ‫ )َو ِلَيُك وَن‬athaf pada fi’il muqaddar, taqdiir-nya ialah ‫ِلَيْسَتِد َّل‬
‫َو ِلَيُك وَن ِم َن‬. Huruf laam di sini ber-ta’alluq pada fi’il muqaddar, taqdiir-nya ialah ‫ِلَيْسَتِد َّل‬
‫ َو ِلَيُك وَن ِم َن َأَر ْيَناُه الَم َلُك ْو َت‬.
(‫)َباِز َغ ًة‬
dibaca nashab sebagai haal karena kata (‫)َر َأى‬ di sini bermakna melihat
dengan mata, bukan melihat sebagai hati.

Mufradaat Lughawiyyah
( ‫)ِاْبَر ا ِهْيُم‬
ia adalah khalilurrahman, bapak para nabi, anak kesepuluh dari Sam,
kakek dari bangsa arab, ayahnya Nabi Isma’il. Ia dilahirkan di wilayah Ura, yakni daerah an-
Nur di kota al-Kildaan. Sekarang wilayah tersebut dikenal dengan sebutan Urfah di sebelah
Selatan perbatasan negara Turki yang berdampingan dengan Suriah.

( ‫)آَز َر‬
adalah bapaknya Nabi Ibrahim dan itu adalah julukannya, sedangkan
Namanya Tarah atau Tarakh, artinya pemalas.

‫ َتَّتِخ ُذ َأْص َناًم ا آِلَهًة‬apakah engkau akan menjadikan berhala-berhala tersebut sebagai
Tuhan yang disembah? Pertanyaan di sini bertujuan untuk mencela. ‫ ِإِّني َأَر اَك َو َقْو َم َك‬Aku
melihatmu dan kaummu telah menyembahnya. ( ‫ )ِفي َض اَل ِل‬tersesat dari jalan yang haq.
Kesesatan di sini maksudnya menyimpang dari jalan yang mengarah pada tujuan. ( ‫)ُّم ِبيٍن‬
jelas dan nyata. ( ‫ )َو َك َذ ِلَك‬sebagaimana Kami telah memperlihatkan kepadanya akan kesesatan
ayah-nya dan kaumnya, Kami juga memperlihatkan kepada Ibrahim. ( ‫ )َم َلُك ْو َت‬Kerajaan,
kekuasaan, dan keagungan. Allah SWT memperlihatkan keagungan yang terdapat di langit
dan di bumi untuk menunjukkan keesaan Allah SWT. Kalimat . ( ‫)َو َك َذ ِلَك‬ dan kalimat yang
sesudahnya merupakan i’tiradh dan athaf pada kata ( ‫)َقَل‬

19
(‫)َج َّن َع َلْيِه الَّلْيُل‬ gelap gulita atau tertutup kegelapan. (‫)َر َأى َك ْو َك ًبا‬ bintang yang
bersinar. Ada yang mengatakan bahwa maksudnya adalah Venus dan Jupiter. ( ‫)َأَف َل‬
menghilang setelah kemunculannya. ( ‫ )اَل ُأِح ُّب اآلِفْيِلْيَن‬saya tidak akan menjadikannya
sebagai tuhan sebab Tuhan tidak akan berubah-ubah dan berpindah-pindah. Keduanya
merupakan sifat dari makhluk sehingga benda-benda itu tidak layak menjadi Tuhan. (‫)َباِز ًغ ا‬
muncul. Yang dimaksud dengan buzuughul qamar adalah permulaan kemunculannya. (‫َيْهِد ني‬
‫ )َر ِّبي‬menetapkanku di jalan yang lurus. ( ‫ )ِم َن اْلَقْو ِم الَّض اِّليَن‬merupakan sindiran bagi
kaumnya bahwa mereka berada dalam kesesatan. Namun, hal itu tidak berpengaruh bagi
mereka. ( ‫ )َهَذ آ َأْك َبُر‬lebih besar dari Bintang dan bulan. ( ‫ )ِإِني َبِر ْي ٌء ِّمَّم ُتْش ِر ُك وَن‬aku
berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan, baik berupa berhala-berhala maupun benda-
benda ciptaan. Lalu, mereka berkata kepada Ibrahim, “Apa yang kamu sembah?”

( ‫)َو َّجْح ت َو ْج ِهَي‬ aku tujukan ibadah dan permintaanku hanya kepada Allah SWT
semata dengan penghambaan yang tulus dan ikhlas. ( ‫ )َفَط َر الَّس َم َو ِت َو اَأْلْر َض‬yang
menciptakan langit dan bumi atau yang menciptakannya dengan penuh keindahan dan belum
pernah ada sebelumnya. (‫)َحِنًفا‬ berpaling dari kesesatan dan kemusyrikan menuju agama
yang benar.

Persesuaian Ayat
Dalam ayat ini, Allah SWT menjelaskan kisah Nabi Ibrahim Bersama ayahnya, Aazar,
dalam menyangkal penyembahan terhadap berhala. Hal ini sebagai argumentasi bagi orang-
orang musyrik Arab karena semua kelompok dan sekte keagamaan mengakui keutamaan
Ibrahim. Orang-orang musyrik mengakui keutamaannya, bahkan mereka mengklaim bahwa
mereka menganut ajarannya. Orang-orang Yahudi dan Narani semuanya mengagungkan
Ibrahim, mengakui kebesaran, dan kekuasaanya. Kalau begitu, kalau Nabi Ibrahim berdebat
dengan berdiskusi dengan kaumnya terkait dengan penyembahan berhala, orang Arab beserta
anak-cucunya wajib untuk Kembali sadar dari penyimpangannya dan menyadari
kesalahannya dalam menyembah berhala.

Tafsir dan Penjelasan


Ingatlah wahai Muhammad di saat Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar
"Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai Tuhan yang selalu kamu sembah se-
lain Allah? Padahal, Allah adalah Tuhan yang menciptakanmu dan menciptakan berhala-
berhala itu. Dia-lah yang paling berhak untuk disembah, bukan berhala-berhala tersebut."

Ibnu Katsir mengatakan bahwa nama ayahnya Ibrahim adalah Aazar.

Sesungguhnya, aku melihatmu dan kaum- mu yang menyembah berhala-berhala ini. yakni
orang-orang yang menempuh cara- mu dan menapaki jalanmu berada dalam ke- sesatan yang
nyata. Mereka berada dalam ke- sesatan. Tidak ada petunjuk yang benar me- nuju jalan lurus
20
yang ditempuhnya, bahkan mereka berada dalam kebingungan dan ke- bodohan. Sungguh,
apa yang kalian lakukan ini adalah sebuah kebodohan dan kesesatan yang nyata di mata
semua orang yang berakal sehat. Adakah kesesatan yang lebih nyata. daripada penyembahan
kalian terhadap ber- hala-berhala yang terbuat dari batu, kayu pe- pohonan, ataupun barang
tambang yang kalian pahat dengan tangan sendiri, kemudian kalian menyembah dan
menyucikannya? Firman Allah SWT,
"Dia (Ibrahim) berkata, Apakah kamu menyembah patung-patung yang kamu pahat itu?
Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu." (ash- Shaaffaat:
95-96) 15

2.4 Tafsir Surah Al-An’am Ayat 160-163

B.1 Tafsir Surah Al-An’am ayat 160

‫َم ن َج ٓاَء ِبٱْلَحَس َنِة َفَل ۥُه َع ْش ُر َأْم َثاِلَهاۖ َو َم ن َج ٓاَء ِبٱلَّسِّيَئِة َفاَل ُيْج َز ٰٓى ِإاَّل ِم ْثَلَها‬
‫َو ُهْم اَل ُيْظَلُم وَن‬
Artinya: “Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat
amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan
melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya
(dirugikan).”

Takwil firman Allah: ‫َم ْن َج ۤا َء ِباْلَح َس َنِة َفَلٗه َعْش ُر َاْم َثاِلَها َۚو َم ْن َج ۤا َء ِبالَّسِّيَئِة َفاَل ُيْج ٰٓز ى ِااَّل ِم ْثَلَها َو ُهْم‬
‫( اَل ُيْظ َلُم ْو َن‬Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya [pahala] sepuluh kali lipat
amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi
pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak
dianiaya [dirugikan].
Abu Ja'far berkata: Allah SWT menjelaskan, "Barangsiapa datang kepada Rabb-
Nya pada Hari Kiamat, tepatnya saat dihisab, dari golongan orang-orang yang memecah-
belah agama mereka dengan tobat dan keimanan, serta lari dari kesesatannya, itulah kebaikan
yang disebutkan oleh Allah SWT. Barangsiapa datang dengan membawa kebaikan tersebut,
maka ia akan mendapatkan sepuluh kali lipat pahala."

‫“ ۖ َفَل ۥُه َعْش ُر َأْم َثاِلَها‬Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya," maksudnya
adalah, mereka akan mendapatkan sepuluh kali lipat kebaikan dari kebaikan yang ia bawa.

‫" َو َم ن َج ٓاَء ِبٱلَّس ِّيَئِة‬Dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat," maksudnya
adalah, barangsiapa di antara mereka datang pada Hari Kiamat dalam keadaan memecah-

15
Az-Zuhaili,Wahbah pada Buku Terjemah Tafsir Al-Munir (Jilid 4-Hal.240)
21
belah agama Allah SWT dan kufur kepada-Nya, maka ia tidak akan dibalas kecuali sesuai
dengan kejahatan yang ia perbuat.

‫" َو ُهْم اَل ُيْظ َلُم وَن‬sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan)," maksudnya
adalah, Allah SWT tidak menzhalimi kedua kelompok ini, baik kelompok yang berbuat
kebaikan maupun kelompok yang berbuat kejahatan, dengan memberi balasan kebaikan bagi
yang berbuat baik dan memberi balasan keburukan bagi yang berbuat jahat. Allah SWT Maha
Bijaksana, Dia tidak meletakkan sesuatu kecuali pada tempatnya, dan tidak memberi balasan
kepada seseorang kecuali bagi yang berhak mendapatkan balasan.
Kami telah menyebutkan masalah ini sebelumnya, bahwa makna zhalim adalah meletakkan
sesuatu bukan pada tempatnya, disertai dengan riwayat-riwayat yang mendukungnya, maka
tidak perlu dibahas kembali.

B.2 Tafsir Surah Al-An’am ayat 161

‫ُقْل ِإَّنِنى َهَد ٰى ِنى َر ِّبٓى ِإَلٰى ِص َٰر ٍط ُّم ْسَتِقيٍم ِد يًنا ِقَيًم ا ِّم َّلَة ِإْبَٰر ِهيَم َح ِنيًفاۚ َو َم ا َك اَن‬
‫ِم َن ٱْلُم ْش ِرِكيَن‬
Artinya: “Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang
lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah
termasuk orang-orang musyrik".

Takwil firman Allah: ‫ُقْل ِاَّنِنْي َهٰد ىِنْي َر ِّبْٓي ِاٰل ى ِص َر اٍط ُّم ْسَتِقْيٍم ۚە ِد ْيًنا ِقَيًم ا ِّم َّلَة ِاْبٰر ِهْيَم َحِنْيًفۚا َو َم ا‬
‫َك اَن ِم َن اْلُم ْش ِر ِكْيَن‬
(Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya Tuhanku telah memberiku petunjuk
ke jalan yang lurus, agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus. Dia (Ibrahim) tidak
termasuk orang-orang musyrik.”)
Abu Ja'far berkata: Allah SWT memerintahkan kepada Nabi SAW, "Katakanlah
wahai Muhammad, kepada orang-orang yang menyekutukan Allah SWT dengan berhala, ‫ِاَّنِنْي‬
‫َهٰد ىِنْي َر ِّبْٓي ِاٰل ى ِص َر اٍط ُّم ْسَتِقْيٍم‬,‘Sungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang
lurus'. Dialah agama Allah yang dengannya Dia mengutusku, yaitu agama yang Hanifiyah
Islam, kemudian ia memberi taufik kepadaku’.”

‫“ َو َم ا َك اَن ِم َن اْلُم ْش ِر ِكْيَن‬Dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik,”


maksudnya adalah, “Tidakkah Ibrahim AS termasuk orang-orang yang berbuat kesyirikan,
sebab dia tidak termasuk orang yang menyembah berhala.”

Para ahli qira’at berbeda pendapat tentang bacaan firman Allah SW, ‫ِد ْيًنا ِقَيًم ا‬

Mayoritas ahli qira'at Madinah dan sebagian ahli qira'at Bashratr membacanya, ‫ِد ْيًنا‬
‫ ِقَيًم ا‬dengan harakat fathah pada huruf qaf darn men-tasydid-kan huruf ya, dengan maksud
22
menghubungkannya dengan firman Allah SWT, ‫“ ٰذ ِلَك الِّدْيُن اْلَقِّيُم‬Itulah (ketetapan) agama yang
lurus.” (Qs. At Taubah [9]: 36) Serta firman-Nya, ‫“ َو ٰذ ِلَك ِد ْيُن اْلَقِّيَم ِۗة‬Dan yang demikian itulah
agama yang lurus." (Qs. Al Bayyinah [98]:5)

Para ahli qira'at Kufah membacanya, ‫ ِقَيًم ا ِد ْيًنا‬dengan harakat kasrah pada huruf qaf
da ya, serta meringankan bacaannya. Mereka berkata, "Lafazh ‫ اْلَقِّيُم‬dan ‫ اْلَقِّيُم‬memiliki makna
yang sama. Keduanya adalah dua bahasa yang bermakna agama yang lurus." 16
Abu Ja'far berkata: Keduanya adalah bacaan yang dikenal oleh para ahli qira'at
pada zaman ini, dan keduanya memiliki makna yang sama. Jadi, dengan cara manapun
seseorang membacanya, ia tetap benar. Hanya saja, aku lebih cenderung pada bacaan dengan
harakat fathah pada huruf qaf dan men-tasydid-kan huruf ya, sebab itulah bahasa yang lebih
dikenal dan lebih fasih.
Sedangkan me-nashab-kan kata ‫ ِد ْيُن‬sebagai mashdar dari makna firman Allah SwT,
‫" ِاَّنِنْي َهٰد ىِنْي َر ِّبْٓي ِاٰل ى ِصَر اٍط ُّم ْس َتِقْيٍم‬Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan
yang lurus," sebab makna katimat tersebut sama dengan ‫" َهَداِني َر ِّبي ِإَلى ِد ْيِن َقِو ْيم‬Sehingga aku
mengikuti agama-Nya yang lurus." Lafazh ‫ الدين‬dan nashab dari kalimat yang disembunyikan,
yaitu ‫ اهتديت‬yang telah diwakili oleh firman-Nya ‫" ِإَّنِني َهَدني َر ِّبي ِإَلى ِصَر اٍط ُم ْسَتِقيٍم‬Sesungguhnya
aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus.”
Sebagian ahli nahwu Bashrah berpendapat, "Di-nashab-kannya lafazh ‫الدين‬, sebab saat
dikatakan ‫ ِإَّنِني َهَدني َر ِّبي ِإَلى ِصَر اٍط ُم ْس َتِقيٍم‬secara langsung, sudah mengabarkan bahwa dirinya
telah mengetahui sesuatu, sehingga berkata, ‫ دينا قيم‬seolah-olah ia berkata, ‫َع َر ْفُت دينا قيما ملة‬
‫“ ابراهيم‬Aku telah mengetahui agama yang lurus, yaitu agama Ibrahim." Adapun makna lafazh
‫ الحنيف‬telah kami jelaskan pada surah Al Baqarah, yang disertai dengan riwayat-riwayat yang
mendukungnya, sehingga tidak perlu diulang dalam ayat ini.

B.3 Tafsir Surah Al-An’am ayat 162-163

162 ‫ُقْل ِإَّن َص اَل ِتى َو ُنُس ِكى َو َم ْح َياَى َو َمَم اِتى ِهَّلِل َر ِّب ٱْلَٰع َلِم يَن‬
163 ‫ا َش ِر يَك َلُهۥۖ َو ِبَٰذ ِلَك ُأِم ْر ُت َو َأَن۠ا َأَّو ُل ٱْلُم ْس ِلِم يَن‬

Artinya: “Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah


untuk Allah, Tuhan semesta alam.” Ayat 162

“Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah
orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)." Ayat 163

1616
Ibnu Katsir, Nafi, dan Abu Amru membacanya, ‫ دينا قيم‬dengan harakat fathah pada hurf qaf dan kasrah
pada huruf ya, serta men-tasydid-kannya. Sementara itu, Ashim, Ibnu Amir, Hamzah, dan Al Kasa'i
membacanya ‫ دينا قيم‬dengan harakat kasrah pada huruf qaf dan fathah pada huruf ya dengan wazan, ‫فعل‬. Ibnu
Athiyah dalarn Al Muharrar Al Wajiz (2/369) dan At-Taisir fi Al Qira'at As-Sab'u (hal 89).
23
Abu Ja'far berkata: Allah SWT berfirman kepada Nabi SAW, "Katakanlah wahai
Muhammad, kepada orang-orang yang menyekutukan tuhan mereka dengan berhala-berhala,
yang meminta dirimu untuk mengikuti mereka di atas kebatilan, dengan beribadah kepada
berhala, ‫' ِإَّن َص اَل ِتى َو ُنُسِك ى َو َم ْح َياَى َو َمَم اِتى ِهَّلِل َرِّب ٱْلَٰع َلِم يَن‬Sesungguhnya sembahyangku,
ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu
bagi-Nya” Maksudnya adalah, "Wahai orang-orang musyrik penyembah berhala,
sesungguhnya semuanya murni hanya untuk Allah, bukan untuk sesembahan selain Allah
yang kalian sembah. Dialah Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya dalam memperuntukkan
peribadahan-peribadahan tersebut dari makhluk-Nya, dan tidak ada sesuatu pun yang
mendapatkan bagian dari ibadah tersebut, sebab semuanya itu harus murni hanya untuk-Nya."

‫ َو ِبَٰذ ِلَك ُأِم ْر ُت‬maksudnya adalah, “Demikianlah, Dia memerintahkan kepadaku. "
‫ َو َأَن۠ا َأَّوُل ٱْلُم ْس ِلِم يَن‬maksudnya adalah, "Akulah orang pertama yang mengakui dan
tunduk kepada-Nya dari umat ini.”
Makna yang kami ungkapkan sama seperti yang dinyatakan oleh para ulama tafsir.
Riwayat yang menjelaskan bahwa makna lafazh ‫ النسك‬pada ayar ini adalah ‫الذبح‬
“sembelihan” adalah:
14332. Ibnu Hamid menceritakan kepada kami, ia berkata: Hakam menceritakan kepada kami
dari Anbasah, dari Muhammad bin Abdurrahman, dari Al Qasim bin Abu Bazzah, dari
Muhajid, tentang firman-Nya, ‫" ِإَّن َص اَل ِتى َو ُنُس ِكى‬Sesungguhnya sembahyangku, ibadahku," ia
berkata, "Lafazh ‫ النسك‬maksudnya adalah sembelihan-sembelihan pada saat haji dan umrah.
ll4417
14333. Muhammad bin Amru menceritakan kepadaku, ia berkata: Abu Ashim menceritakan
kepada kami, ia berkata: Isa menceritakan kepada kami dari Ibnu Abu Najih, dari Mujahid,
tentang firman Allah SWT, ‫“ َو ُنُسِك ى‬Dan ibadahku,” bahwa maksudnya adalah,
"Sembelihanku pada saat haji dan umrah."l14518
14334. Al Mutsanna menceritakan kepadaku, ia berkata: Abu Hudzaifah menceritakan kepada
kami, ia berkata: Syibl menceritakan kepada kami dari Ibnu Abu Najih, dari Mujahid, tentang
ayat, ‫“ َو ُنُس ِكى‬Dan ibadahku,” bahwa maksudnya adalah, "Sembelihanku pada saat haji dan
umrah."ll4619
14335. Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, ia berkata: Abdurrahman
menceritakan kepada kami, ia berkata: Suffan menceritakan kepada kami dari Ismail (bukan
dari Ibnu Abu Khalid), dari Sa'id bin Jubair, tentang firman Allah Swr, ‫َص اَل ِتى َو ُنُس ِكى‬
"Sembahyangku, ibadahku," ia berkata, "Yaitu sembelihanku." 114720

17
1444 Lihat tafsir surah Al Baqarah ayat 135.
18
1145 Mujahid dalam tafsirnya (332), Ibnu Abu Hatim dalam tafsirnya (5/1434), dan Al Mawardi dalam An-
Nukat wa Al Uyun (2/195)
19
1146 Mujahid dalarn tafsirnya (332), Ibnu Abu Hatim dalam rafsirnya (5/1434), dan Ibnu Al Jauzi dalam Zad
Al Masir (3/l6l)
20
1147 Ibnu Abu Hatim dalam tafsirnya (5/1434) dan Ibnu Ar Jauzi dalam Zad Al Masir (3/161).
24
14336. Al Hasan bin Yahya menceritakan kepada kami, ia berkata: Abdurazzak mengabarkan
kepada kami, ia berkata: Ats-Tsauri mengabarkan kepada kami dari Ismail, dari Said bin
Jubair, tentang firman Allah SWT, ‫ " َص اَل ِتى َو ُنُس ِكى‬Sembahyangku, ibadahku," ia berkata,
Maksudnya adalah sembelihanku."1148 21
14337. Ibnu Waki menceritakan kepada kami, ia berkata: Abdurrahman bin Mahdi
menceritakan kepada kami dari Sufyan, dari Ismail bin Jubair, bahwa Ibnu Mahdi berkata:
Aku tidak tahu dari Ismail yang mana, ‫" َص اَل ِتى َو ُنُس ِكى‬Sembahyangku dan ibadahku," ia
berkata, “Shalatku dan sembelihanku." 1149 22
14338. Al Mutsanna menceritakan kepadaku, ia berkata: Ishak menceritakan kepada kami, ia
berkata: Abdurrazzak menceritakan kepada kami, ia berkata: Ats-Tsauri menceritakan kepada
kami dari Ismail bin Abu Khalid, dari Sa'id bin Jubair, tentang firman Allah SWT, ‫َص اَل ِتى‬
‫“ َو ُنُس ِكى‬Sembahyangku, ibadahku," ia berkata, "Sembelihanku.” 115023

14339. Muhammad bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin
Tsauri menceritakan kepada kami dari Ma'mar, dari Qatadah, tentang lafazh, ‫ َو ُنُس ِكى‬yakni
sembelihanku. 115124
14340. Muhammad bin Al Husain menceritakan kepadaku, ia berkata: Ahmad bin
Mufadhdhal menceritakan kepada kami, ia berkata: Asbath menceritakan kepada kami dari
As-Suddi, tentang firman Allah SWT, ‫ َو ُنُس ِكى‬,ia berkata, "Sembelihanku.” 1152 25

14341. Ibnu Waki menceritakan kepada kami, ia berkata: Al Muharabi menceritakan kepada
kami dari Juwaibir, dari Adh- Dhahhak, tentang ayat, ‫َص اَل ِتى َو ُنُس ِكى‬, ia berkata, “Lafazh ‫الصالة‬
maknanya adalah shalat, sedangkan lafazh ‫ النسك‬maknanya adalah sembelihan. 115326

Firman Allah SwT, ‫" َو َأَن۠ا َأَّوُل ٱْلُم ْس ِلِم يَن‬Dan aku adalah orang yang pertama-tama
menyerahkan diri (kepada Allah).” Riwayat yang menjelaskan demikian yaitu:
14342. Muhammad bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin
Tsaur menceritakan kepada kami dari Ma'mar, dari Qatadah, tentang ayat ‫َو َأَن۠ا َأَّوُل ٱْلُم ْس ِلِم يَن‬
“Dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah),” yakni dari
kalangan umat ini. 1154 27

2.5 Tafsir Surah Ibrahim Ayat 35-41

C.1 Tafsir Surah Ibrahim Ayat 35-36

21
1148 Abdurrazzak dalam tafsirnya (2173) dan Al Qurthubi dalam Al Jami' li Ahkam Al Qur'an (7/152).
22
1149 Al Mawardi dalam An-Nukat wa Al Uyun (2/195).
23
1150 Abdurrazzak dalam tafsirnya (2/73) dan Ibnu Abu Hatim dalam tafsirnya (5/1434)
24
1151 Ibnu Abu Hatim dalam tafsirnya (5/1434) dan Al Mawardi dalam An-Nukat wa Al Uyun (2/195).
25
1152 Ibid.
26
1153 Al Mawardi dalam An-Nukat wa Al Uyun (2/195)
27
1154 Ath-Thabari [Abdurrazzak dalam tafsirnya (2/73), Ibnu Abu Hatim dalam tafsirnya (5/1435), Al Qurthubi
dalam At Jami' li Ahkam Al Qur'an (7/155), dan Ibnu Al Jauzi dalam Zad At Masir (3/16).]
25
( ‫َو ِإْذ َقاَل ِإْبَر اِهيُم َر ِّب اْج َع ْل َهَذ ا اْلَبَلَد آِم ًنا َو اْج ُنْبِني َو َبِنَّي َأْن َنْع ُبَد األْص َناَم‬
‫) َر ِّب ِإَّنُهَّن َأْض َلْلَن َك ِثيًرا ِم َن الَّناِس َفَم ْن َتِبَعِني َفِإَّنُه ِم ِّني َو َم ْن َع َص اِني‬35
)36( ‫َفِإَّنَك َغ ُفوٌر َرِح يٌم‬
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah) negeri
yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala. Ya
Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan dari manusia;
maka barang siapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku;
dan barang siapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.” Qs. Ibraahim [14] 35-36

Abu Ja’far pernah berkata: Allah Ta’ala berfirman, ‫َو ِإْذ َقاَل ِإْبَر اِهيُم َر ِّب اْج َع ْل َهَذ ا اْلَبَلَد‬
‫آِم ًنا‬. “(Dan [ingatlah] ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini [ Makkah],
negeri yang aman,”
Maksudnya adalah, Al Haram, sebuah negeri yang aman untuk penduduknya dan
yang berdiam di dalamnya. ‫“ َو اْج ُنْبِني َو َبِنَّي َأْن َنْع ُبَد األْص َناَم‬Dan jauhkanlah aku beserta anak
cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” Kalimat ‫ جنبته الش…………ر‬berarti "aku
menjauhkannya dari keburukan". Sebagaimana dalam syair berikut ini:

“Ia menggoyang ayunan anaknya dengan penuh sayang.Dan menjauhkannya dari unta
muda yang sulit dikendalikan.”

Makna ayat ini adalah, jatrhkanlatr aku dan keturunanku dari menyembah berhala.
Kata ‫ اصنام‬adalah jamak dari kata ‫ صنم‬berarti patung berbentuk, seperti gambaran Ru'bah
bin Ajjaj tentang seorang wanita dalam syaimya berikut ini:

‫َتْض َح ُك َعن َأْش َنَب َع َذ ٍب َم ْلَتُم ُه َو ْهناَنٌة َك الُّنوِن ُيْح َلى َص َنُم ُه‬
Bermalas-malasan seperti altar yang berhalanya dipajang Ia tertawa, walau didera diusir dan
air hujan28
20896.Al Mutsanna menceritakan kepada kami, ia berkata: Abu Hudzaifhh menceritakan
kepada kami, ia berkata: Syibl menceritakan kepada kami dari Ibnu Abi Najih, dari Mujahid,
tentang firman Allah, ‫“ واجُنْبِني َو َبِنى َأن َنْعُبُد اَأْلْص َناَم َو ِإْذ َقاَل ِإْبَر اِهيُم َر ِّب اْج َع ْل َهَذ ا اْلَبَلَد اِم َنا‬Dan
(ingatlah), ketika Ibrahim berkata, ‘Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Makkah), negeri yang
aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala’.” Ia
berkata, “Allah lalu mengabulkan doa Ibrahim berkaitan dengan keturunannya, sehingga

28
1078 Bait Syair milik Ru’bah bin ‘Ajjaj (w. 145 H.) dalam Ad-Diwan

26
tidak seorang pun dari keturunannya yang menyembah berhala sesudah doanya. Kata ‫اصنام‬
berati arca yang berbentuk. Kata lain nya adalah watsan.”
Ia menambahkan, “Allah juga mengabulkan doa Ibrahim dan menjadikan negeri ini aman,
menganugerahi penduduknya dengan berbagai macam buah-buahan, menjadikannya sebagai
imam, mengeluarkan di antara keturunan nya orang-orang yang mendirikan shalat,
mengabulkan doanya, memperlihatkan tata cara ibadah kepadanya, dan menerima tobatnya.”
1079 29
20897. Ibnu Humaid menveritakan kepada kami, ia berkata: Jarir menceritakan kepada kami
dari Mughirah, ia berkata: Ibrahim At-Taimi berkata dalam kisahnya, “Manusia aman dari
bencana setelah doa yang diserukan Khalilullah Ibrahim berikut ini, ‫َو اْج ُنْبِني َوَبِنى َأن َنْعُبُد اَأْلْص َناَم‬
“Dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala’.” 1080 30
20899. Al Mutsanna menceritakan kepada kami, ia berkata: Ishaq menceritakan kepada kami,
ia berkata: Hisyam menceritakan kepada kami dari Amr, dari Sa’id dari Qatadah, tentang
firman Allah, ‫“ ِإَّنُهَّن َأْض َلْلَن َك ِث يرًا ِّم َن الَّن اِس‬Sesungguhnya berhala-berhala itu telah
menyesatkan kebanyakan daripada manusia,”Ia berkata,“Maksudnya adalah arca-arca.”1082
31

Firman Allah, ‫“ َفَم ْن َتِبَعِني َفِإَّن ُه‬Maka barangsiapa yang mengikutiku, maka
sesungguhnya orang itu termasuk golonganku.” Maksudnya, barangsiapa mengikuti Sunnah
dan jalanku dalam beriman kepada-Mu, memurnikan ibadahku kepada-Mu, dan
meninggalkan penyembahan terhadap berhala-berhala, maka ia termasuk golonganku.
Sedangkan barangsiapa menyalahi perintahku, tidak menerima apa yang kudakwahkan, dan
menyekutukan-Mu, maka sesungguhnya Engkau Maha Pengampun terhadap berbagai dosa
orang-orang yang berbuat dosa dengan kemurahan-Mu, lagi Maha Penyayang terhadap
hamba-hamba-Mu dan memaafkan orang yang Engkau kehendaki diantara mereka.
Sebagaimana dijelaskan dalam riwayat-riwayat berikut ini;
20900. Bisyr menceritakan kepada kami, ia berkata: Yazid menceritakan kepada kami, Sa’id
menceritakan kepada kami dari Qatadah, tentang firman Allah, ‫َفَم ن َتِبَعِني َفِإَّنُه ِم ني َو َم ْن َع َص اِني‬
‫“ َفِإَّن َك َغ ُف وٌر َّر ِح يٌم‬Maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu
termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau,
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” ia berkata, “Dengarlah perkataan Khalilullah
Ibrahim. Demi Allah, mereka bukan orang yang suka mencela dan melaknat! Dikatakan
bahwa seburuk-buruknya hamba Allah adalah orang yang suka mencela dan suka melaknat.
Padahal Nabiyullah Isa Putra Maryam AS berkata, ‫إن ُتَع ِّذ ْبُهْم َفِإَّنُهْم ِعَباُد َك َو ِإن َتْغ ِفْر َلُهْم َفِإَّن أنَت‬
‫‘ اْلَع ِز يُز اْلَح ِكيُم‬Jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana’.” (Qs. Al-Maa’idah [5]: 118) 1083 32
20901. Al Mutsanna menceritakan kepada kami, ia berkata: Ashbagh bin Al-Faraj
menceritakan kepada kami, ia berkata: Amr bin Harits menceritakan kepada kami, bahwa
Bark bin Sawadah bertutur bin Amr bin Ash, bahwa Rasulullah SAW membaca doa Ibrahim, َ

29
1079 Ath-Thabari [As-Suyuthi dalam Ad-Durr Al Mantsur (5/45).]
30
1080 Ath-Thabari [Ibnu Abu Hatim dalam tafsirnya (7/2242), Ibnu Athiyyah dalam Al Muharrar Al Wajiz
(3/335), dan Al Qurthubi dalam Al Jami’ li Ahkam Al-Qura’n (9/368).]
31
1082 Ath-Thabari [Lihat Ibnu Al Jauzi dalam Zad Al Masir (4/365) dan Al Qurthubi dalam Al Jami’ li Ahkam Al-
Qur’an (9/368).]
32
1083 Ath-Thabari [Ibnu Abu Hatim dalam tafsirnya (7/2249) dan Ibnu Athiyyah dalam Al Muharrar Al Wajiz
(3/341).]
27
‫“ ِّب ِإَّنُهَّن َأْض َلْلَن َك ِث يًرا ِم َن الَّن اِس َفَم ن َتِبَعِني َف ِإَّنُهِم ني َو َم ْن َع َص اِني َفِإَّن َك َغ ُف وٌر َّر ِح يٌم‬Ya
Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada
manusia, maka barangsiapa yang megikuti, maka sesungguhnya orang itu termasuk
golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” Kemudian beliau memmbaca doa Isa AS, ‫ِإن ُتَع ِّذ ْبُهْم َفِإَّنُهْم‬
‫“ ِع َب اُد َك َو إنَتْغ ِف ْر َلُهْم َفِإَّن َك َأنَت اْلَع ِز ي……ُز اْلَحِكيُم‬Jika
Engkau menyiksa mereka, maka
sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka,
maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maa Bijaksana.” Kemudian beliau
mengangkat kedua tangannya dan berdoa, “Ya Allah, umatku1 Ya Allah, umatku!” Beliau
menangis, maka Allah berfirman, “Hai Jibril, pergilah menemui Muhammad, dan Tuhanmu
lebih tahu, lalu tanyakan kepadanya apa yang membuatnya menangis?” Jibril AS lalu
mendatangi beliau, dan Rasulullah SAW pun memberitahu apa yang diucapkannya. Allah
kemudian berfirman, “Hai Jibril, pergilah temui Muhammad dan katakan kepadanya,
‘Sesungguhnya kami akan membuatmj ridha berkaitan dengan umatmu, dan kami tidak
berbuat buruk kepadamu’.” 33

C.2 Tafsir Surah Ibrahim Ayat 37

‫َّرَّبَنٓا ِإِّنٓى َأْسَك نُت ِم ن ُذ ِّر َّيِتى ِبَو اٍد َغْيِر ِذ ى َز ْر ٍع ِع نَد َبْيِتَك ٱْلُمَح َّر ِم َر َّبَنا ِلُيِقيُم و۟ا ٱلَّص َلٰو َة َفٱْج َع ْل َأْفِٔـَد ًة ِّم َن‬
‫ٱلَّناِس َتْهِوٓى ِإَلْيِهْم َو ٱْر ُز ْقُهم ِّم َن ٱلَّثَم َٰر ِت َلَع َّلُهْم َيْشُك ُروَن‬
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah
yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati,
ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati
sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan,
mudah-mudahan mereka bersyukur.” Qs. Ibrahim [14]: 37

Takwil firman Allah: (Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan
sebagian keturunanku di Lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat
rumah Engkau [Baitullah] yang di hormati, ya Tuhan kami [yang demikian itu] agar
mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada
mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka
bersyukur)
Abu Ja’far berkata: Ibrahim Khalilullah AS berdoa demikian ketika ia menempatkan
Isma’il dan ibunya (Hajar) di Makkah. Sebagaimana dijelaskan dalam riwayat-riwayat
berikut ini:
20902. Ya’qub bin Ibrahim dan Al Hasan bin Muhammad menceritkan kepada kami,
keduanya berkata: Isma’il bin Ibrahim menceritakan kepada kami dari Ayyub, ia berkata: Aku
mengabarkan dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Orang yang pertama kali
sa’i antara Shafa dan Marwah adalah ibunya Isma’il. Orang yang pertama kali membuat
wanita-wanita Arab menyeret pakaiannya adalah ibu Isma’il.” Ibnu Abbas menjelaskan,
33
HR. Muslim dalam kitab Iman (346), Abdurazzaq dalam Al Mushnaf (2697). Al Baihaqi dalam As-Sunan Al
Kubra (7/205), dan Ibnu Katsir dalam tafsirnya (8/226).
28
"Ketika Hajar lari dari Saratr, ia menyeret ujung pakaiannya untuk menghapus jejaknya. Lalu
Ibrahim membawanya bersama Isma'il hingga tiba di tempat Baitullah, menempatkan
keduanya di sana, lalu Ibrahim pulang. Hajar mengikuti Ibrahim dan berkata, 'Pada apa kau
gantungkan kami? Apakah kau gantungkan kami pada makanan? Apakatr kau gantungkan
kami pada minuman? Apakatr Allah yang menyuruhmu berbuat demikian?' Ibrahim
menjawab, 'Ya'. Hajar menjawab, 'Kalau begitu, Allah tidak akan menyia-nyiakan kami'."

2093.Al Hasan bin Muhammad menceritakan kepada kami, ia berkata: Yahya bin Abbad
menceritakan kepada kami, ia berkata: Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami dari
Atha bin As-Sa'ib, dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas, ia berkata: Nabi Ibrahim pergi
membawa Isma'il dan Hajar, lalu menempatkan keduanya di Makkah, di tempat Zamzam.
Ketika Ibrahim hendak pergi, Hajar memanggilnya "Ya Ibrahim, aku bertanya kepadamu tiga
hal, siapa yang memerintahkanmu untuk menempatkanku di negeri yang tidak ada tanaman,
gembala, kawan, bekal, dan air ini?" Ibrahim menjawab, "Tuhanku yang menyuruhku'" Hajar
menjawab, "Kalau begitu Allah tidak menyia-nyiakan kami.”

C.3 Tafsir Surah Ibrahim ayat 38

‫َر َّبَنا ِإ َّنَك َتْع َل ُم َم ا ُنْخ ِف ي َو َم ا ُنْع ِل ُن ۗ َو َم ا َيْخ َف ٰى َع َل ى ال َّلِه ِم ْن َش ْي ٍء ِف ي‬


‫ا َأْلْر ِض َو اَل ِف ي الَّس َم ا ِء‬
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa
yang kami lahirkan; dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di
bumi maupun yang ada di langit.”

Abu Ja’far berkata, Ini adalah berita dari Allah tentang permintaan Khalilullah Ibrahim
kepada-Nya untuk menjadi saksi atas niat dan tujuan doanya ini, ‫َر َّبَنا ِإ َّن َك َتْع َل ُم َم ا ُنْخ ِف ي َو َم ا‬
‫ُن ْع ِل ُن ۗ َو َم ا َي ْخ َف ٰى َع َل ى ال َّل ِه ِم ْن َش ْي ٍء ِف ي ا َأْل ْر ِض َو اَل ِف ي الَّس َم ا ِء‬. Ibrahim meniatkan doanya
ini untuk mencari ridha Allah terhadap keinginannya agar keturunannya menjadi orang yang
taat kepada Allah, memurnikan ibadah kepada-Nya seperti yang dilakukannya. Oleh karena
itu, Ibrahim berkata "ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang
disembunyikan hati kami ketika kami memohon kepada-Mu dan ketika dalam kondisi-
kondisi lain, serta apa yang kami nyatakan dari doa kami serta amal-amal lain. Ya Tuhan
kami, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari-Mu, baik-di bumi maupun di langit,
karena semua itu tampak jelas dan terang bagi-Mu, karena Engkaulah Pengendali dan
Penciptanya maka bagaimana mungkin ia tersembunyi dari-Mu?”

C.4 Tafsir Surah Ibrahim ayat 39

29
‫اْلَح ْم ُد ِهَّلِل اَّلِذ ي َو َهَب ِلي َع َلى اْلِكَبِر ِإْس َم ِع يَل َو ِإْس َح َق ِإَّن َر ِّبي لسميع الدعاة‬

Segala puji bagi Allah yang Telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku)
Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha mendengar
(memperkenankan) doa. (Qs. Ibraahiim [14]: 39)

Abu Ja'far berkata: Segala puji bagi Allah yang telah memberiku rezeki anak bernama
Isma'il dan Ishaq saat usiaku sudah tua.

‫“ ِإَّن َر ِّبي لسميع الدعاة‬Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha mendengar


(memperkenankan) doa," dia mengatakan: Sesungguhnya Tuhanku Maha Mengabulkan doa
yang kupanjatkan ini dan doaku, ‫ أْج َع ْل َهَذ ا اْلَبَلَد اينا وأجنبي َو ان َأن َتْع ُبَد اَألْص َناَم‬, "Jadikanlah
negeri ini (Makkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada
menyembah berhala-berhala." Juga doa-doanya yang lain, serta semua perkataan manusia
yang tidak tersembunyi dari-Nya.
Ibnu Waki' menceritakan kepada kami, ia berkata: Ibnu Fudhail menceritakan kepada kami
dari Dhirar bin Munah, ia berkata: Aku mendengar seorang syaikh berkata kepada Sa'id bin
Jubair, "Ibrahim diberi kabar gembira (tentang terkabulnya doanya) setelah 117 tahun."34

C.5 Tafsir Surah Ibrahim ayat 40

‫َر ِّب اْج َع ْل ِن ي ُمِق ي َم الَّص اَل ِة َو ِم ْن ُذ ِّر َّيِت ي ۚ َر َّبَنا َو َت َقَّبْل ُد َع ا ِء‬
Artinya: “Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan
shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.”
Abu Ja'far berkata: Ya Tuhanku, jadikanlah aku mampu mejialankan shalat yang telah
Engkau wajibkan pada kami.

‫" َو ِم ْن ُذ ِّر َّي ِت ي‬Dan dari anak cucuku," maksudnya adalah, jadikanlah pula di antara anak
cucuku itu orang-orang yang mendirikan shalat kepada-Mu.

‫" َر َّبَنا َو َت َق َّبْل ُد َع ا ِء‬Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku," maksudnya adalah, ya Tuhan
kami, terimalah amalku dan ibadahku yang kukerjakan untuk-Mu. Ini setara dengan Khabar
yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW, bahwa beliau bersabda,“Sesungguhnya doa ia
adalah ibadah."

34
Al Baghawi dalam Ma’alim At-Tanzil (3/386) dan Ibnu Athiyyah dalam Al Muharrar Al Wajiz (3/343)
30
C.6 Tafsir Surah Ibrahim ayat 41

‫َر َّبَنا ا ْغ ِف ْر ِل ي َو ِل َو ا ِل َد َّي َو ِل ْل ُم ْؤ ِم ِن ي َن َيْو َم َي ُقو ُم ا ْل ِح َس اُب‬


Artinya: “Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-
orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)".

Abu Ja'far berkata: Ini adalah doa Ibrahim AS agar kedua orang tuanya mendapatkan
ampunan. Padahal di tempat lain Allah menjelaskan tentang hakikat doa tersebut , ‫َو َم ا َك اَن‬
‫اْس ِتْغ َفاُر ِاْبٰر ِهْيَم َاِلِبْيِه ِااَّل َع ْن َّم ْو ِعَدٍة َّو َعَدَهٓا ِاَّي اُۚه َفَلَّم ا َتَبَّيَن َل ٓٗه َاَّن ٗه َع ُد ٌّو ِهّٰلِّل َتَب َّر َا ِم ْن ُۗه ِاَّن ِاْب ٰر ِهْيَم َاَلَّو اٌه َح ِلْيٌم‬
“Dan permintaan ampun dari lbraahiim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah
karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka tatlala jelas bagi
Ibraahiim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka lbraahiim berlepas diri
daripadanya. Sesungguhnya lbraahiim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi
penyantun." (Qs. At-Taubah [9]: l l4)
Kami telah menjelaskan saat-saat Ibrahim memutuskan keterkaitannya dengan bapaknya
dalam penjelasan yang lalu, sehingga kami tidak perlu mengulanginya. 111335

Firman-Nya, ‫" َو ِل ْل ُم ْؤ ِم ِن يَن‬Dan bagi orang-orang mukmin,” maksudnya adalah, orang-orang


yang beriman kepadamu dan mengikuti agamaku yang aku anut, lalu ia menaati perintah dan
larangan-Mu.

Firman-Nya, ‫ َي ْو َم َي ُق و ُم ا ْل ِح َس اُب‬. “Pada hari terjadinya hisab,” adalah, pada hari manusia
berdiri untuk dihisab. Di sini cukup disebut hisab, tanpa perlu menyebut manusia, karena
maknanya sudah bisa dipahami.

35
1113 Ath-Thabari [Lihat tafsir surah At-Taubah ayat 114]
31
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perjuangan Nabi Ibrahim dalam menyebarkan ajaran Tauhid, tentulah bukanlah hal
yang mudah. Ada banyak rintangan yang harus Beliau lewati, termasuk menghadapi ayah nya
yang dimana ayahnya sendiri adalah pembuat patung dari kayu, yang nantinya di sembah
oleh kaumnya. Namun, Beliau tidak putus asa untuk menuntun kaumnya menuju jalan yang
benar, mencari siapa Tuhan yang sebenar nya, yang menciptakan Langit dan Bumi, Bulan dan
Bintang, yaitu hanya menyembah Allah SWT sebagai Tuhan. Bukan patung, apalagi Raja
Namrud, yang mengaku bahwa dirinya adalah tuhan. Dengan di padu tafsir-tafsir dari para
ulama-ulama hebat, maka sempurnalah kisah Nabi Ibrahim ini.

3.2 Saran
Makalah Ini jauh dari kata sempurna, Masih jauh dari kata sempurna, masih ada
kekurangan dari segi bahasa, tata penulisan, maupun beberapa dasar pendapat yang belum
tercantum karena terbatasnya kesempatan dan waktu dari penulis. Itu semua adalah
kekurangan penulis sebagai manusia biasa.
Maka,Untuk keperluan penulisan makalah yang akan datang, segala kekurangan yang ada di
makalah ini agar bisa terpenuhi dan menjadi makalah yang baik dan berlandasan teori yang
kuat.
Makalah ini akan tetap menjadi sekedar tulisan ketika pembaca belum bisa mengamalkan dan
meneruskan pesan-pesan yang terkandung dalam makalah ini

32
DAFTAR PUSTAKA

Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari,Jami’Al Bayan an Ta’wil Ayi Al Qur’an Jilid
10,Penerjemah, Akhmad Affandi, Benny Sarbeni, Abdul Somad,Yusuf Hamdani;editor,
M.Sulton Akbar,Edi Fr -Pustaka Azzam,2008.
Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari,Jami’Al Bayan an Ta’wil Ayi Al Qur’an Jilid
15;Penerjemah, Misbah, Anshari Taslim,dkk;editor, Besus Hidayat Amin, Edy Fr.-Jakarta:
Pustaka Azzam, 2009.
Buku Tafsir Al-Munawir Jilid 4 Aqidah, Syariah, Manhaj (al-Maa’idah -al-A’raaf) Juz 7&8.
Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili.-Jakarta: Gema Insani,2016
https://kalam.sindonews.com/read/633163/70/kisah-nabi-ibrahim-mengajarkan-agama-
tauhid-1639923168
https://an-nur.ac.id/kisah-nabi-ibrahim-a-s-lengkap/

33

Anda mungkin juga menyukai