Anda di halaman 1dari 20

TAFSIR TENTANG PROBLEMATIKA DAKWAH

Q. S. AL - LAHB & Q. S. AN – NASHR

“Ditujukan untuk memenuhi tugas”

Mata Kuliah : Tafsir


Dosen : Saddam Idris, M.Pd
Jurusan : Tarbiyah - PAI (II-C)

Di susun Oleh
Kelompok 3 ( Tiga )

Abdul Razak
Anggi Adriyani
Hemalia Putri Sitepu
Dicky Wahyudi

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM JAM’IYAH


MAHMUDIYAH TANJUNG PURA - LANGKAT
TAHUN PERIODE : 2018- 2019
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa


atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah
ini dengan penuh keyakinan serta usaha maksimal. Semoga dengan
terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif bagi kita semua.
Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada bapak dosen
Saddam Idris M.Pd.Imata kuliah Tafsir yang telah memberikan tugas Makalah ini
kepada kami sehingga dapat memicu motifasi kami untuk senantiasa belajar lebih
giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya mengenai “Tafsir Probematika
Dakwah ” sehingga dengan kami dapat menemukan hal-hal baru yang belum kami
ketahui.

Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga
kami dapat menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin.
Terima kasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu
terselesaikannya laporan ini, ayah bunda, teman-teman serta semua pihak yang
penuh kebaikan dan telah membantu penulis.

Terakhir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha


sekuat tenaga dalam penyelesaian Makalah ini,  tetapi tetap saja tak luput dari
sifat manusiawi yang penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran
penulis harapkan dari semua pihak guna perbaikan tugas-tugas serupa di masa
datang.

i
Tanjung Pura, April 2019

Tum Penyusun

DAFTAR IS

ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................1

PENDAHULUAN........................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................1

C. Tujuan Pembahasan.....................................................................................1

BAB II........................................................................................................................2

PEMBAHASAN..........................................................................................................2

A. Q. S. AL - Lahb..............................................................................................2

1. Asbabun Nuzul..........................................................................................2

2. Tafsir Surah Al - Lahb.................................................................................3

3. Problematika Dakwah yang Mucul...........................................................6

4. Hikmah Surah Al – Lahb............................................................................7

B. Q. S. AN - Nahsr............................................................................................7

1. Asbabun Nuzul..........................................................................................7

2. Tafsir – Surah An – Nashr..........................................................................8

3. Problematika Dakwah yang Muncul.......................................................10

BAB III.....................................................................................................................11

PENUTUP................................................................................................................11

A. Kesimpulan.................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................12

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Islam sebagai agama dakwah melalui ajarannya telah memberikan solusi


alternatif dalam pemecahan masalah. Dakwah pada hakekatnya merupakan upaya
untuk mempengaruhi seseorang dalam bertindak dan berperilaku. Dengan dakwah
diharapkan mampu mengubah kepribadian secara individu maupun kolektif.

Dalam pengertian immaterial, dakwah sebagai aktivitas yang mampu


melakukan perubahan perilaku dan pola pikir, sehingga orientasi pemikiran
manusia menuju ke arah yang lebih positif. Oleh Karena itu dakwah dalam Islam
adalah aktivitas yang sangat mulia dalam istilah al-Qur’an yakni perkataan dan
perbuatan yang terbaik.

Dalam Islam, sasaran dakwah adalah seluruh umat manusia (masyarakat).


Keberhasilan dakwah ditentukan oleh faktor-faktor yang berpengaruh, salah
satunya adalah adanya lingkungan mad’u yang dikenal sebagai masyarakat.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana penafsiran dan kandungan ayat Q.S Surah Al – Lahb?
b. Bagaimana problematika dakwah dalam Q.S Surah Al – Lahb?
c. Bagaimana penafsiran dan kandungan ayat Q.S Surah An - Nashr?
d. Bagaimana problematika dakwah dalam Q.S Surah An - Nashr?

C. Tujuan Pembahasan
a. Untuk mengetahui penafsiran dan kandungan ayat Q.S Surah Al – Lahb.
b. Untuk mengetahui problematika dakwah dalam Q.S Surah Al – Lahb.
c. Untuk mengetahui penafsiran dan kandungan ayat Q.S Surah An – Nashr.
d. Untuk mengetahui problematika dakwah dalam Q.S Surah An – Nashr.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Q. S. AL - Lahb
َ‫ا ًرا َذات‬55َ‫لَى ن‬5‫ص‬
ْ َ‫سي‬
َ )2( ‫ب‬ َ 5‫س‬َ ‫) َما أَ ْغنَى َع ْنهُ َمالُهُ َو َما َك‬1( ‫َب‬ َّ ‫ب َوت‬ ٍ ‫تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَ َه‬
)5( ‫س ٍد‬
َ ‫) فِي ِجي ِدهَا َح ْب ٌل ِمنْ َم‬4( ‫ب‬ ِ َ‫ َح َّمالَةَ ا ْل َحط‬5ُ‫) َوا ْم َرأَتُه‬3( ‫ب‬ٍ ‫لَ َه‬

Artinya :

Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah
berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan
masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu
bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut.

Surat ini terdiri atas 5 ayat, termasuk golongan surat-surat


Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Fath. Nama Al
Lahab diambil dari kata Al Lahab yang terdapat pada ayat ketiga
surat ini yang artinya gejolak api. Surat ini juga dinamakan
surat Al Masad (sabut penjerat).

Pokok-pokok isinya: Cerita Abu Lahab dan isterinya yang


menentang Rasulullah s.a.w. Keduanya akan celaka dan masuk
neraka. Harta Abu Lahab, tak berguna untuk keselamatannya
demikian pula segala usaha-usahanya.

Al-Biqa’i menegaskan bahwa tujuan utama suarah ini


adalah memastikan kerugian sang kafir walaupun dia adalah
orang yang paling dekat hubungan kerabatnya kepada manusia
yang paling beruntung ( Nabi Muhammad SAW ). Ini

2
menunjukkan bahwa Allah yang menetapkan ajaran agama yang
menyandang keagungan yang tidak dapat dilukiskan. Dia
melakukan apa yang dia kehendaki, karena tidak ada yang
serupa dengann-Nya. Itu untuk mendorong manusia meyakini
ajaran Tauhid.
1. Asbabun Nuzul

Suatu ketika Rasulullah SAW mendaki bukit shafa di Mekkah,


untuk berseru mengisyaratkan akan adanya bahaya yang mengancam. Maka
berkumpullah sejumlah penduduk Mekkah termasuk Abu Lahab. Nabi SAW
antara lain bersabda: “Seandainya aku menyampaikan kepada kamu bahwa akan
ada musuh yang menyerang di pagi atau sore hari, apakah kamu akan
mempercayaiku?” Mereka menjawab bahwa: “Kami tidak pernah mengetahiu
kamu berbohong”. Nabi SAW kemudian menjelaskan kepada mereka tentang
ancamam hari Akhir yang akan mereka hadapi , jika mereka mengabaikan 
tuntunan Allah. Mendengar itu Abu Lahab berseru: “Binasalah engkau sepanjang
hari! Apakah untuk itu engkau mengumpulkan kami?” Maka turunlah surah ini.
( Al-Mishbah : 2002 : 596 )1

Peristiwa diatas diperkirakan terjadi pada tahun IV setelah kenabian. Ada


juga yang meriwayatkan bahwa suatu ketika Abu Lahab datang kepada Nabi
bertanya apa yang akan diperoleh jika dia memeluk Islam ? Nabi menjawab:
“Seperti yang diperoleh kaum muslimin” Abu Jahl menjawab: “Celakalah agama
ini, bila aku dipersamakan dengan mereka”. Maka turunlah ayat ini. ( Al-Mishbah
: 2002 : 596 )

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa istri Abu Lahab menyebarkan


duri-duri di tempat yang akan dilalui Nabi SAW. Ayat ini ( Q.S. Al-Lahab : 1-4 )
turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang melukiskan bahwa orang yang
menghalang-halangi dan menyebarkan permusuhan terhadap Islam akan
mendapat Siksaan Allah. (ASbabun Nuzul : 2002 : 688 )
1
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Bandung: Mizan, 2002. H. 569

3
Adapun munasabah surah Al-Lahab dengan surah sebelumnya yaitu surah
An-Nasr bahwa menerangkan tentang kemenangan yang diperoleh Nabi
Muhammad SAW dan pengikut-pengikutnya. Sementara pada surah ini Allah
menjelaskan tentang kebinasaan dan siksaan yang akan diderita oleh Abu Lahab
dan istrinya sebagai orang-orang yang menentang Nabi Muhammad SAW. Dan
munasabah surah ini dengan surah sesudahnya yaitu surah Al-Ikhlas yang
mengemukakan  bahwa Tauhid dalam Islam adalah Tauhid yang semurni-
murninya. ( Al-‘Usyr Al-Akhir : - : 75 )
2. Tafsir Surah Al - Lahb

)۱( ‫ب‬ ٍ َ‫ي لَه‬


َّ َ ‫ب وَّت‬ ْ ِ ‫ت يَدَااَب‬
ْ َّ ‫تَب‬

“binasalah kedua tangan abu lahabdan benar-benar binasa dia!

(‫ت‬
ْ َّ ‫)تَب‬ maksudnya adalah kebinasaan dan kerugian besar,
sesatlah perbuatannya dan apa yang ia kerjakan. Sedangkan (
‫ب‬
َّ َ ‫)وَت‬ maksudnya sungguh telah merugi/binasa dan
kebinasaannya serta kehancurannya benar-benar terjadi.
Allah ‘Azza wa Jalla memulai firmanNya dengan menyebutkan (
َ
ٍ َ‫دَا أبِي لَه‬Eَ ‫ت ي‬
‫ب‬ ْ َّ ‫“ )تَب‬Binasalah kedua tangan Abu Lahab” sebelum
menyebutkan diri Abu Lahab karena tanganlah yang digunakan
untuk berbuat, bekerja, mengambil sesuatu dan memberinya.

)۲( ‫ب‬ َ َ ‫ماك‬


َ ‫س‬ ُ ُ ‫مال‬
َ َ‫ه و‬ ُ ْ ‫مااَغْنَى ع َن‬
َ ‫ه‬ َ

“Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia


usahakan”

Huruf (‫ما‬
َ ) dalam ayat ini adalah adalah huruf (
‫ما‬
َ ) istifhamiyah/pertanyaan sehingga maknanya ‘apakah ada

4
manfaat harta dan apa yang ia usahakan ?’ maka jawabannya
adalah tidak sama sekali. Huruf (‫ما‬
َ ) juga dapat bermakna
nafiyah/penolakan. Sehingga maknanya tidak bermanfaat
baginya harta dan apa yang ia usahakan. Kedua makna ini saling
berkaitan, harta yang dimiliki dan apa yang ia usahakan tidak
bermanfaat sedikitpun baginya padahal menurut kebiasaan
bahwa harta dan apa yang ia usahakan memberikan manfaat
bagi pemiliknya. Walaupun demikian apa yang ia miliki tidaklah
dapat menyelamatkannya dari siksa neraka. Sebagian ulama
menafsirkan (‫ب‬ َ َ ‫ما ك‬
َ ‫س‬ َ ) “apa yang dia usahakan” dengan anak.
Sehingga maknanya “tidaklah bermanfaat baginya harta dan
anaknya”. Yang lebih tepat bahwa ayat menunjukkan keumuman
sehingga termasuk di dalamnya anak, harta yang diusahakan,
kemuliaan dan kedudukan yang berusaha ia raih. Sehingga
seluruh yang ia usahakan baik berupa kemuliaan dan
kewibawaan maka itu semua tidak bermanfaat sedikitpun untuk
menyelamatkannya dari neraka.2

ٍ َ‫َات لَه‬
)۳( ‫ب‬ ً َ ‫صلَى ن‬
َ ‫ارا ذ‬ ْ َ ‫سي‬
َ

“Kelak dia akan masuk kedalam api yang bergejolak (neraka)”

Huruf sin (‫ )س‬pada kata (‫صلَى‬


ْ َ ‫سي‬
َ ) merupakan tanfis yang
menunjukkan akan benar-benar terjadi dan dalam waktu yang
dekat. Maksudnya Abu Lahab akan benar-benar dimasukkan ke
neraka yang bergejolak dalam waktu yang dekat. Karena selama
apapun seseorang hidup di dunia jika dibandingkan dengan
akhirat maka hal itu akan sangat dekat/singkat12.
2
Shahih Tafsir Ibnu Katsir hal. 701/IV

5
Disebutkan bahwa sebelum meninggalnya Abu Lahab
diserang penyakit yang sangat akut. Penyakit tersebut adalah
penyakit yang disebut (‫ )العدسة‬sejenis bisul. Pada saat itu orang
arab sangat menjauhi orang yang terkena penyakit ini
sebagaimana mereka menjauhi orang yang terkena
penyakittha’un/pes. Sehingga ketika dia telah meninggal tidak
ada seorangpun yang sanggup memandikannya hingga pada
hari ketiga, anaknya mengguyur jasadnya dari kejauhan.

ِ َ ‫حط‬
)٤( ‫ب‬ َ ْ ‫ة ال‬
َ َ ‫ما ل‬
َّ ‫ح‬ ُ ُ ‫م َراَت‬
َ ‫ه‬ ْ ‫وَّا‬

“Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (pembawa


fitnah)”

Istri Abu Lahab merupakan salah seorang wanita


terpandang di kalangan Quraisy*. Dia adalah Ummu Jamiil
namanya Arwaa bintu Harbu bin ‘Ummayyah. Dia adalah saudara
perempuan Abu Sufyan. Istri Abu Lahab ini termasuk orang yang
membantunya dalam kekafiran dan penentangannya kepada
risalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Oleh karena itulah dia
kelak akan bersama suaminya di hari qiyamat di dalam adzab
neraka jahannam.

َ EEEEEEَ ‫مال‬
(‫ة‬ َّ ‫ح‬
َ ) merupakan bentuk sighah muballaghah yang
menunjukkan banyak. Disebutkan bahwa ia membawa banyak
kayu berduri yang akan diletakkan di jalan yang dilalui
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dengan tujuan untuk
mengganggu beliau.3
3
Ibid.

6
)٥( ٍ ‫سد‬
َ ‫م‬
َّ ‫ن‬
ْ ‫م‬ ٌ ْ ‫حب‬
ِّ ‫ل‬ َ ‫جيْدِهَا‬
ِ ‫ي‬
ْ ِ‫ف‬

“Dilehernya ada tali dari sabut yang dipintal”

Yakni dia pergi ke gurun dengan membawa tali dari sabut


untuk membawa kayu-kayu berduri yang akan ia letakkan di
jalan yang dilalui Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.

Jika kita lihat dengan teliti berdasarkan penafsiran di atas


terlihat bertapa istri Abu Lahab ini memiliki tekad yang sangat
kuat untuk menganggu dakwah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam karena ia rela mengorbankan dirinya dengan segala
kehormatan yang dimilikinya. Namun demikian ia tanggalkan
semuanya demi mengganggu dakwah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam dan membantu suaminya. Diriwayatkan dari Ats
Tsauriy Rahimahullah, beliau mengatakan ( ٍ ‫سد‬
َ ‫م‬
َ ‫ن‬
ْ ‫م‬ ٌ ْ ‫حب‬
ِ ‫ل‬ َ ), “Adalah
kalung dari api, yang panjangnya 70 hasta”.

Dalam surat Al- Lahab ini, ada beberapa pelajaran yang bisa kita
petik, diantaranya:
3. Problematika Dakwah yang Mucul

Pada dasarnya, orang-orang Quraisy mempercayai kebaikan pribadi


Rasulullah saw. Hal ini dapat diketahui dari sikap mereka.4

a.    Dengan suara bulat, mereka memberi gelar Al-Amin kepada beliau ketika
beliau berhasil meredam pertikaian diantara mereka. Pada saat itu mereka
bertikai tentang peletakan kembali Hajar Aswad pada dinding ka’bah.
4
Munir & Wahyu Ilaihi, manajemen dakwah, Jakarta, Prenada Media, 2006. H. 67

7
b.    Ketika mereka ditanya, bagaimana pendapat kalian seandainya aku beri
tahu bahwa musuh akan datang besok pagi atau petang, apakah kalian
percaya kepadaku? “mereka menjawab, “pasti kami percaya. Kami tidak
mengenalmu, kecuali sebagai orang yang jujur.”

Kebencian mereka muncul setelah beliau menyatakan diri sebagai utusan


Allah SWT. Orang-orang kafir quraisy sudah mengira bahwa beliau akan
meninggalkan agama nenek moyang yang sudah menjadi keyakinan mereka.

Problematika dakwah yang tersirat pada surah Al-Lahab ialah :

a. Sikap penolakan masyarakat quraisy terhadap agama yang dibawa


Rasulullah SAW.

b. Penolakan secara tegas terhadap dakwah Rasulullah SAW justru dimotori


oleh kerabat beliau sendiri, yakni paman beliau yang bernama Abu Lahab.

c. Cemoohan yang disampaikan oleh paman beliau sendiri dengan pernyataan


bahwa beliau akan mendapatkan kecelakaan.

d. Rintangan dari Ummi Hani istri abu Lahab yang selalu menghalangi jalan
dakwah dengan membuang duri dijalan dan menyebarkan fitnah terhadap
beliau.

e. Tekanan dari kaum kafir quraisy terhadap beliau dan pengikutnya.

4. Hikmah Surah Al – Lahb

1. Surat ini merupakan salah satu tanda dari tanda-tanda


kekuasaan Allah. Dimana Allah menurunkan surat ini

8
dalam kondisi Abu Lahab dan istrinya masih hidup,
sementara keduanya telah divonis sebagai orang yang
akan disiksa didalam api neraka, yang konsekuensinya
mereka berdua tidak akan menjadi orang yang beriman.
Dan apa yang dikabarkan Allah subhanahu wata’ala Dzat
Yang Maha Mengetahui perkara yang gaib pasti terjadi.5
2. Tidak berguna sedikitpun harta benda (untuk melindungi)
seseorang dari azab Allah ketika ia melakukan perbuatan
yang mendatangkan murka Allah subhanahu wata’ala.
3. Haramnya menganggu orang beriman secara mutlak.
4. Tidak bermanfaat sedikitpun hubungan kekerabatan
seorang musyrik, dimana Abu Lahab adalah pamannya
Nabi tetapi ia di dalam neraka.
5. Hubungan kekeluargaan dapat bermanfaat jika itu
dibangun di atas keimanan. Lihatlah Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam dan Abu Lahab punya kedekatan dalam
kekerabatan, namun hal itu tidak bermanfaat bagi Abu
Lahab karena ia tidak beriman.
6. Tidak bermanfaatnya harta dan keturunan bagi orang
yang tidak beriman, namun sebenarnya harta dan
keturunan dapat membawa manfaat jika seseorang itu
beriman.
7. Bahaya saling tolong menolong dalam kejelekan
sebagaimana dapat dilihat dari kisah Ummu Jamil yang
membantu suaminya untuk menyakiti Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam.
B. Q. S. AN - Nahsr
ً ‫د ُْخلُونَ فِي ِدي ِن هَّللا ِ أَ ْف َو‬555َ‫اس ي‬
)2( ‫ ا‬555‫اج‬ َ َّ‫) َو َرأَيْتَ الن‬1( ‫ ُر هَّللا ِ َوا ْلفَ ْت ُح‬555‫ص‬
ْ َ‫ ا َء ن‬555‫إِ َذا َج‬
)3( ‫ستَ ْغفِ ْرهُ إِنَّهُ َكانَ تَ َّوابًا‬ َ َ‫ف‬
ْ ‫سبِّ ْح بِ َح ْم ِد َربِّكَ َوا‬
Artinya:
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat
manusia masuk agama Allah dengan berhondong-bondong, maka bertasbihlah
dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Penerima Tobat.
1. Asbabun Nuzul

Surat ini adalah surat Madaniyah, terdiri dari tiga ayat, sebagai berita
gembira bagi Nabi dan sahabat yang berupa turunnya pertolongan Allah bagi
agama mereka. Dibukanya hati manusia untuk menerima agama ini lalu
5
Ibid. h. 68

9
diperintahkannya mereka untuk bertasbih dan mensucikan Allah. Sebab itu semua
adalah faktor keberhasilan.

Surah An-Nasr turun berkaitan dengan kedatangan Rasulullua SAW


bersama 12.000 pasukan muslim di Mekah. Pada waktu itu, Rasulullah SAW
menugaskan panglima Khalid bin Walid menggempur pasukan tersebut, Khalid
bin Walid memperoleh kemenangan yang gemilang dan berhasil melucuti senjata
mereka. Hal itu membawa dampak positif. Orang-orang Quraisyberbondong-
bondong masuk islam. Pada saat itu turun surah An-Nasr. Surah ini berisi perintah
agar Rasulullah SAW bersama kaum muslimin bersyukur dan bertasbih serta
memohon ampun atas segala kesalahan.6
2. Tafsir – Surah An – Nashr

‫إِ َذا َجا َء نَصْ ُر هَّللا ِ َو ْالفَ ْت ُح‬


1. (Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan).
Kata nashr, artinya al ‘aun (pertolongan). Yang dimaksud dengan
nashrullah dalam ayat ini, menurut Ibnu Rajab rahimahullah ialah pertolongan-
Nya bagi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam saat berhadapan dengan musuh-
musuhnya, sehingga berhasil beliau menundukkan bangsa ‘Arab semuanya dan
berkuasa atas mereka, termasuk atas suku Quraisy, Hawazin dan suku-suku
lainnya.
Secara eksplisit, surat ini memuat bisyarah (kabar gembira) bagi
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kaum Muslimin. Syaikh ‘Abdur-
Rahman as-Sa’di rahimahullah berkata,”Dalam surat ini terdapat bisyarah dan
perintah kepada Rasul-Nya n pada saat kemunculannya. Kabar gembira ini berupa
pertolongan Allah bagi Rasul-Nya dan peristiwa penaklukan kota Mekkah dan
masuknya orang-orang ke agama Allah lSubhanahu wa Ta’ala dengan
berbondong-bondong.
Dalam menjelaskan pengertian ayat di atas, Syaikh Abu Bakr al Jazairi
mengungkapkan: “Jika telah datang pertolongan Allah bagimu wahai Muhammad,
hingga engkau berhasil mengalahkan para musuhmu di setiap peperangan yang
6
Tafsir Suratin-Nashr, hlm. 42

10
engkau jalani, dan datang anugerah penaklukkan, yaitu penaklukan kota Mekkah,
Allah membukanya bagi dirimu, sehingga menjadi wilayah Islam, yang
sebelumnya merupakan daerah kekufuran”.
Adapun pengertian al fathu pada surat ini adalah fathu Makkah. Yakni
penaklukan kota suci Mekkah. Ibnu Katsir rahimahullah berkata,”Yang dimaksud
dengan al fathu yaitu fathu Makkah. (Ini merupakan) sebuah pendapat yang sudah
bulat.” .
‫اس يَ ْد ُخلُونَ فِي ِدي ِن هَّللا ِ أَ ْف َواجًا‬
َ َّ‫َو َرأَيْتَ الن‬
2. (Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong).
Menurut Imam al Qurthubi, peristiwa tersebut terjadi ketika kota Mekkah
berhasil dikuasi.7
Bangsa Arab berkata: “Bila Muhammad berhasil mengalahkan para
penduduk kota suci (Mekkah), padahal dulu mereka dilindungi oleh Allah dari
pasukan Gajah, maka tidak ada kekuatan bagi kalian (untuk menahannya). Maka
mereka pun memeluk Islam secara berbondong-bondong”.
Ayat ini juga menandakan, bahwa kemenangan akan terus berlangsung
bagi agama ini dan akan semakin bertambah saat dilantunkannya tasbih, tahmid
dan istighfar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ini merupakan bentuk
syukur. Faktanya yang kemudian dapat kita jumpai pada masa khulafaur-rasyidin
dan generasi setelah mereka.
Pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala itu akan berlangsung terus-
menerus sampai Islam masuk ke daerah yang belum pernah dirambah oleh agama
lainnya. Dan ada kaum yang masuk Islam, tanpa pernah ada yang masuk ke
agama lainnya. Sampai akhirnya dijumpai adanya pelanggaran pada umat ini
terhadap perintah Allah, sehingga mereka dilanda bencana, yaitu berupa
perpecahan dan terkoyaknya keutuhan mereka.
‫ك َوا ْستَ ْغفِرْ هُ ۚ إِنَّهُ َكانَ تَوَّابًا‬
َ ِّ‫فَ َسبِّحْ بِ َح ْم ِد َرب‬
3. (Maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-
Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Menerima taubat).
Sejumlah sahabat mengartikan ayat ini dengan berkata: “(Maksudnya)
Allah memerintahkan kami untuk memuji dan memohon ampunan kepada-Nya,
7
Tafsirul-Qur`anil-‘Azhim (8/513) Jami’ul Bayan ‘an Ta`wili Ayil-Qur`an (15/426), Zadul-Masir (4/
501), al Jami’ li Ahkamil-Qur`an (20/211), Aisarut-Tafasir (2/1500).).

11
manakala pertolongan Allah telah tiba dan sudah menaklukkan (daerah-daerah)
bagi kita”. Pernyataan ini muncul, saat ‘Umar bin al Khaththab Radhiyallahu
‘anhu mengarahkan pertanyaan kepada mereka mengenai kandungan surat an-
Nashr.
Ibnu Katsir rahimahullah mengomentari penjelasan ini dengan berkata: “Makna
yang ditafsirkan oleh sebagian sahabat yang duduk bersama Umar Radhiyallahu
‘anhum ialah, bahwa kita diperintahkan untuk memuji Allah dan bersyukur
kepada-Nya ketika Dia telah menaklukkan wilayah Madain dan benteng-
bentengnya, yaitu dengan melaksanan shalat karena-Nya dan memohon ampunan
kepada-Nya merupakan pengertian yang memikat lagi tepat. Terdapat bukti
penguat, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat delapan raka’at
pada hari penaklukan kota Mekkah. Dalam Sunan Abu Daud termaktub bahwa
beliau mengucapkan salam pada setiap dua raka’at di hari penaklukan kota
Mekkah. Demikianlah yang dilakukan Sa’ad bin Abil Waqqash Radhiyallahu
‘anhu pada hari penaklukan kota Mada-in”..8
‫إِنَّهُ َكانَ تَوَّابًا‬
4. (Sesungguhnya Dia adalah Maha Menerima taubat).
Maksudnya, Allah Maha menerima taubat orang-orang yang bertasbih dan
memohon ampunan. Dia mengampuni, merahmati mereka dan menerima taubat
mereka. Apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam saja yang sudah ma’shum
(terpelihara dari dosa-dosa) diperintahkan untuk beristighfar, maka bagaimanakah
dengan orang lain?.

3. Problematika Dakwah yang Muncul

Problematika yang dihadapi kaum muslimin berkaitan dengan kemenangan


atas kota mekah ialah :

1. Sikap permusuhan kaum kafir quraisy khususnya sejak awal dakwah


2. Dirusaknya perdamaian Hudaibiyah oleh Suhail bin Amr safwan bin
Umayyah dan Ikrimah bin Abu Jahal.

8
Ibid.

12
3. Perlawanan pasukan kafir yang dipimpin oleh Suhail bin Amr safwan bin
Umayyah dan Ikrimah bin Abu Jahal terhadap pasukan Khalid bin Walid.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Problematika dakwah yang tersirat pada surah Al-Lahab ialah :

a. Sikap penolakan masyarakat quraisy terhadap agama yang dibawa


Rasulullah SAW.

b. Penolakan secara tegas terhadap dakwah Rasulullah SAW justru dimotori


oleh kerabat beliau sendiri, yakni paman beliau yang bernama Abu Lahab.

c. Cemoohan yang disampaikan oleh paman beliau sendiri dengan pernyataan


bahwa beliau akan mendapatkan kecelakaan.

d. Rintangan dari Ummi Hani istri abu Lahab yang selalu menghalangi jalan
dakwah dengan membuang duri dijalan dan menyebarkan fitnah terhadap
beliau.

e. Tekanan dari kaum kafir quraisy terhadap beliau dan pengikutnya.

Problematika dalam q.s An – Nashr yang dihadapi kaum muslimin berkaitan


dengan kemenangan atas kota mekah ialah :

a. Sikap permusuhan kaum kafir quraisy khususnya sejak awal dakwah


b. Dirusaknya perdamaian Hudaibiyah oleh Suhail bin Amr safwan bin
Umayyah dan Ikrimah bin Abu Jahal.
c. Perlawanan pasukan kafir yang dipimpin oleh Suhail bin Amr safwan bin
Umayyah dan Ikrimah bin Abu Jahal terhadap pasukan Khalid bin Walid.

14
DAFTAR PUSTAKA

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Bandung: Mizan, 2002

Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin, Tafsir Juz ‘Amma

Shahih Tafsir Ibnu Katsir hal. 701/IV 


Munir & Wahyu Ilaihi, manajemen dakwah, Jakarta, Prenada Media, 2006

15

Anda mungkin juga menyukai