Di susun Oleh
Kelompok 3 ( Tiga )
Abdul Razak
Anggi Adriyani
Hemalia Putri Sitepu
Dicky Wahyudi
Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga
kami dapat menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin.
Terima kasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu
terselesaikannya laporan ini, ayah bunda, teman-teman serta semua pihak yang
penuh kebaikan dan telah membantu penulis.
i
Tanjung Pura, April 2019
Tum Penyusun
DAFTAR IS
ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan.....................................................................................1
BAB II........................................................................................................................2
PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. Q. S. AL - Lahb..............................................................................................2
1. Asbabun Nuzul..........................................................................................2
B. Q. S. AN - Nahsr............................................................................................7
1. Asbabun Nuzul..........................................................................................7
BAB III.....................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................12
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana penafsiran dan kandungan ayat Q.S Surah Al – Lahb?
b. Bagaimana problematika dakwah dalam Q.S Surah Al – Lahb?
c. Bagaimana penafsiran dan kandungan ayat Q.S Surah An - Nashr?
d. Bagaimana problematika dakwah dalam Q.S Surah An - Nashr?
C. Tujuan Pembahasan
a. Untuk mengetahui penafsiran dan kandungan ayat Q.S Surah Al – Lahb.
b. Untuk mengetahui problematika dakwah dalam Q.S Surah Al – Lahb.
c. Untuk mengetahui penafsiran dan kandungan ayat Q.S Surah An – Nashr.
d. Untuk mengetahui problematika dakwah dalam Q.S Surah An – Nashr.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Q. S. AL - Lahb
َا ًرا َذات55َلَى ن5ص
ْ َسي
َ )2( ب َ 5سَ ) َما أَ ْغنَى َع ْنهُ َمالُهُ َو َما َك1( َب َّ ب َوت ٍ تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَ َه
)5( س ٍد
َ ) فِي ِجي ِدهَا َح ْب ٌل ِمنْ َم4( ب ِ َ َح َّمالَةَ ا ْل َحط5ُ) َوا ْم َرأَتُه3( بٍ لَ َه
Artinya :
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah
berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan
masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu
bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut.
2
menunjukkan bahwa Allah yang menetapkan ajaran agama yang
menyandang keagungan yang tidak dapat dilukiskan. Dia
melakukan apa yang dia kehendaki, karena tidak ada yang
serupa dengann-Nya. Itu untuk mendorong manusia meyakini
ajaran Tauhid.
1. Asbabun Nuzul
3
Adapun munasabah surah Al-Lahab dengan surah sebelumnya yaitu surah
An-Nasr bahwa menerangkan tentang kemenangan yang diperoleh Nabi
Muhammad SAW dan pengikut-pengikutnya. Sementara pada surah ini Allah
menjelaskan tentang kebinasaan dan siksaan yang akan diderita oleh Abu Lahab
dan istrinya sebagai orang-orang yang menentang Nabi Muhammad SAW. Dan
munasabah surah ini dengan surah sesudahnya yaitu surah Al-Ikhlas yang
mengemukakan bahwa Tauhid dalam Islam adalah Tauhid yang semurni-
murninya. ( Al-‘Usyr Al-Akhir : - : 75 )
2. Tafsir Surah Al - Lahb
(ت
ْ َّ )تَب maksudnya adalah kebinasaan dan kerugian besar,
sesatlah perbuatannya dan apa yang ia kerjakan. Sedangkan (
ب
َّ َ )وَت maksudnya sungguh telah merugi/binasa dan
kebinasaannya serta kehancurannya benar-benar terjadi.
Allah ‘Azza wa Jalla memulai firmanNya dengan menyebutkan (
َ
ٍ َدَا أبِي لَهEَ ت ي
ب ْ َّ “ )تَبBinasalah kedua tangan Abu Lahab” sebelum
menyebutkan diri Abu Lahab karena tanganlah yang digunakan
untuk berbuat, bekerja, mengambil sesuatu dan memberinya.
Huruf (ما
َ ) dalam ayat ini adalah adalah huruf (
ما
َ ) istifhamiyah/pertanyaan sehingga maknanya ‘apakah ada
4
manfaat harta dan apa yang ia usahakan ?’ maka jawabannya
adalah tidak sama sekali. Huruf (ما
َ ) juga dapat bermakna
nafiyah/penolakan. Sehingga maknanya tidak bermanfaat
baginya harta dan apa yang ia usahakan. Kedua makna ini saling
berkaitan, harta yang dimiliki dan apa yang ia usahakan tidak
bermanfaat sedikitpun baginya padahal menurut kebiasaan
bahwa harta dan apa yang ia usahakan memberikan manfaat
bagi pemiliknya. Walaupun demikian apa yang ia miliki tidaklah
dapat menyelamatkannya dari siksa neraka. Sebagian ulama
menafsirkan (ب َ َ ما ك
َ س َ ) “apa yang dia usahakan” dengan anak.
Sehingga maknanya “tidaklah bermanfaat baginya harta dan
anaknya”. Yang lebih tepat bahwa ayat menunjukkan keumuman
sehingga termasuk di dalamnya anak, harta yang diusahakan,
kemuliaan dan kedudukan yang berusaha ia raih. Sehingga
seluruh yang ia usahakan baik berupa kemuliaan dan
kewibawaan maka itu semua tidak bermanfaat sedikitpun untuk
menyelamatkannya dari neraka.2
ٍ ََات لَه
)۳( ب ً َ صلَى ن
َ ارا ذ ْ َ سي
َ
5
Disebutkan bahwa sebelum meninggalnya Abu Lahab
diserang penyakit yang sangat akut. Penyakit tersebut adalah
penyakit yang disebut ( )العدسةsejenis bisul. Pada saat itu orang
arab sangat menjauhi orang yang terkena penyakit ini
sebagaimana mereka menjauhi orang yang terkena
penyakittha’un/pes. Sehingga ketika dia telah meninggal tidak
ada seorangpun yang sanggup memandikannya hingga pada
hari ketiga, anaknya mengguyur jasadnya dari kejauhan.
ِ َ حط
)٤( ب َ ْ ة ال
َ َ ما ل
َّ ح ُ ُ م َراَت
َ ه ْ وَّا
َ EEEEEEَ مال
(ة َّ ح
َ ) merupakan bentuk sighah muballaghah yang
menunjukkan banyak. Disebutkan bahwa ia membawa banyak
kayu berduri yang akan diletakkan di jalan yang dilalui
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dengan tujuan untuk
mengganggu beliau.3
3
Ibid.
6
)٥( ٍ سد
َ م
َّ ن
ْ م ٌ ْ حب
ِّ ل َ جيْدِهَا
ِ ي
ْ ِف
Dalam surat Al- Lahab ini, ada beberapa pelajaran yang bisa kita
petik, diantaranya:
3. Problematika Dakwah yang Mucul
a. Dengan suara bulat, mereka memberi gelar Al-Amin kepada beliau ketika
beliau berhasil meredam pertikaian diantara mereka. Pada saat itu mereka
bertikai tentang peletakan kembali Hajar Aswad pada dinding ka’bah.
4
Munir & Wahyu Ilaihi, manajemen dakwah, Jakarta, Prenada Media, 2006. H. 67
7
b. Ketika mereka ditanya, bagaimana pendapat kalian seandainya aku beri
tahu bahwa musuh akan datang besok pagi atau petang, apakah kalian
percaya kepadaku? “mereka menjawab, “pasti kami percaya. Kami tidak
mengenalmu, kecuali sebagai orang yang jujur.”
d. Rintangan dari Ummi Hani istri abu Lahab yang selalu menghalangi jalan
dakwah dengan membuang duri dijalan dan menyebarkan fitnah terhadap
beliau.
8
dalam kondisi Abu Lahab dan istrinya masih hidup,
sementara keduanya telah divonis sebagai orang yang
akan disiksa didalam api neraka, yang konsekuensinya
mereka berdua tidak akan menjadi orang yang beriman.
Dan apa yang dikabarkan Allah subhanahu wata’ala Dzat
Yang Maha Mengetahui perkara yang gaib pasti terjadi.5
2. Tidak berguna sedikitpun harta benda (untuk melindungi)
seseorang dari azab Allah ketika ia melakukan perbuatan
yang mendatangkan murka Allah subhanahu wata’ala.
3. Haramnya menganggu orang beriman secara mutlak.
4. Tidak bermanfaat sedikitpun hubungan kekerabatan
seorang musyrik, dimana Abu Lahab adalah pamannya
Nabi tetapi ia di dalam neraka.
5. Hubungan kekeluargaan dapat bermanfaat jika itu
dibangun di atas keimanan. Lihatlah Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam dan Abu Lahab punya kedekatan dalam
kekerabatan, namun hal itu tidak bermanfaat bagi Abu
Lahab karena ia tidak beriman.
6. Tidak bermanfaatnya harta dan keturunan bagi orang
yang tidak beriman, namun sebenarnya harta dan
keturunan dapat membawa manfaat jika seseorang itu
beriman.
7. Bahaya saling tolong menolong dalam kejelekan
sebagaimana dapat dilihat dari kisah Ummu Jamil yang
membantu suaminya untuk menyakiti Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam.
B. Q. S. AN - Nahsr
ً د ُْخلُونَ فِي ِدي ِن هَّللا ِ أَ ْف َو555َاس ي
)2( ا555اج َ َّ) َو َرأَيْتَ الن1( ُر هَّللا ِ َوا ْلفَ ْت ُح555ص
ْ َ ا َء ن555إِ َذا َج
)3( ستَ ْغفِ ْرهُ إِنَّهُ َكانَ تَ َّوابًا َ َف
ْ سبِّ ْح بِ َح ْم ِد َربِّكَ َوا
Artinya:
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat
manusia masuk agama Allah dengan berhondong-bondong, maka bertasbihlah
dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Penerima Tobat.
1. Asbabun Nuzul
Surat ini adalah surat Madaniyah, terdiri dari tiga ayat, sebagai berita
gembira bagi Nabi dan sahabat yang berupa turunnya pertolongan Allah bagi
agama mereka. Dibukanya hati manusia untuk menerima agama ini lalu
5
Ibid. h. 68
9
diperintahkannya mereka untuk bertasbih dan mensucikan Allah. Sebab itu semua
adalah faktor keberhasilan.
10
engkau jalani, dan datang anugerah penaklukkan, yaitu penaklukan kota Mekkah,
Allah membukanya bagi dirimu, sehingga menjadi wilayah Islam, yang
sebelumnya merupakan daerah kekufuran”.
Adapun pengertian al fathu pada surat ini adalah fathu Makkah. Yakni
penaklukan kota suci Mekkah. Ibnu Katsir rahimahullah berkata,”Yang dimaksud
dengan al fathu yaitu fathu Makkah. (Ini merupakan) sebuah pendapat yang sudah
bulat.” .
اس يَ ْد ُخلُونَ فِي ِدي ِن هَّللا ِ أَ ْف َواجًا
َ ََّو َرأَيْتَ الن
2. (Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong).
Menurut Imam al Qurthubi, peristiwa tersebut terjadi ketika kota Mekkah
berhasil dikuasi.7
Bangsa Arab berkata: “Bila Muhammad berhasil mengalahkan para
penduduk kota suci (Mekkah), padahal dulu mereka dilindungi oleh Allah dari
pasukan Gajah, maka tidak ada kekuatan bagi kalian (untuk menahannya). Maka
mereka pun memeluk Islam secara berbondong-bondong”.
Ayat ini juga menandakan, bahwa kemenangan akan terus berlangsung
bagi agama ini dan akan semakin bertambah saat dilantunkannya tasbih, tahmid
dan istighfar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ini merupakan bentuk
syukur. Faktanya yang kemudian dapat kita jumpai pada masa khulafaur-rasyidin
dan generasi setelah mereka.
Pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala itu akan berlangsung terus-
menerus sampai Islam masuk ke daerah yang belum pernah dirambah oleh agama
lainnya. Dan ada kaum yang masuk Islam, tanpa pernah ada yang masuk ke
agama lainnya. Sampai akhirnya dijumpai adanya pelanggaran pada umat ini
terhadap perintah Allah, sehingga mereka dilanda bencana, yaitu berupa
perpecahan dan terkoyaknya keutuhan mereka.
ك َوا ْستَ ْغفِرْ هُ ۚ إِنَّهُ َكانَ تَوَّابًا
َ ِّفَ َسبِّحْ بِ َح ْم ِد َرب
3. (Maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-
Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Menerima taubat).
Sejumlah sahabat mengartikan ayat ini dengan berkata: “(Maksudnya)
Allah memerintahkan kami untuk memuji dan memohon ampunan kepada-Nya,
7
Tafsirul-Qur`anil-‘Azhim (8/513) Jami’ul Bayan ‘an Ta`wili Ayil-Qur`an (15/426), Zadul-Masir (4/
501), al Jami’ li Ahkamil-Qur`an (20/211), Aisarut-Tafasir (2/1500).).
11
manakala pertolongan Allah telah tiba dan sudah menaklukkan (daerah-daerah)
bagi kita”. Pernyataan ini muncul, saat ‘Umar bin al Khaththab Radhiyallahu
‘anhu mengarahkan pertanyaan kepada mereka mengenai kandungan surat an-
Nashr.
Ibnu Katsir rahimahullah mengomentari penjelasan ini dengan berkata: “Makna
yang ditafsirkan oleh sebagian sahabat yang duduk bersama Umar Radhiyallahu
‘anhum ialah, bahwa kita diperintahkan untuk memuji Allah dan bersyukur
kepada-Nya ketika Dia telah menaklukkan wilayah Madain dan benteng-
bentengnya, yaitu dengan melaksanan shalat karena-Nya dan memohon ampunan
kepada-Nya merupakan pengertian yang memikat lagi tepat. Terdapat bukti
penguat, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat delapan raka’at
pada hari penaklukan kota Mekkah. Dalam Sunan Abu Daud termaktub bahwa
beliau mengucapkan salam pada setiap dua raka’at di hari penaklukan kota
Mekkah. Demikianlah yang dilakukan Sa’ad bin Abil Waqqash Radhiyallahu
‘anhu pada hari penaklukan kota Mada-in”..8
إِنَّهُ َكانَ تَوَّابًا
4. (Sesungguhnya Dia adalah Maha Menerima taubat).
Maksudnya, Allah Maha menerima taubat orang-orang yang bertasbih dan
memohon ampunan. Dia mengampuni, merahmati mereka dan menerima taubat
mereka. Apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam saja yang sudah ma’shum
(terpelihara dari dosa-dosa) diperintahkan untuk beristighfar, maka bagaimanakah
dengan orang lain?.
8
Ibid.
12
3. Perlawanan pasukan kafir yang dipimpin oleh Suhail bin Amr safwan bin
Umayyah dan Ikrimah bin Abu Jahal terhadap pasukan Khalid bin Walid.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
d. Rintangan dari Ummi Hani istri abu Lahab yang selalu menghalangi jalan
dakwah dengan membuang duri dijalan dan menyebarkan fitnah terhadap
beliau.
14
DAFTAR PUSTAKA
15