Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Disusun Oleh:

Herlina Winahyu
Kelas 8.1

SMPN 19 KOTA BEKASI


Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah Pendidikan Agama Islam ini. Tak lupa saya ucapkan terima kasih
kepada bapak dan ibu guru yang telah membimbing saya sampai sejauh ini.
Tujuan dari tugas makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga penulis.
Makalah ini membahas tentang kisah perjalanan Nabi Ibrahim AS dalam memberantas kaum
penyembah berhala dengan pertolongan Allah SWT yang Maha Kuasa.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Penulis

Herlina Winahyu

i
Daftar Isi

Kata Pengantar..................................................................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan...............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Nabi Ibrahim AS Mencari Tuhan yang Sebenarnya.............................................2
B. Perlawanan Nabi Ibrahim AS Terhadap Kaum Penyembah Berhala....................2
C. Mukjizat Nabi Ibrahim AS....................................................................................3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................................4
B. Saran-Saran...........................................................................................................5

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di zaman yang sekarang ini, pendidikan merupakan isu masalah yang selalu
muncul, baik di negara-negara berkembang maupun maju. Pendidikan
diselenggarakan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkembang,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan mengangkat derajat serta martabat manusia.
Perlunya pengembangan pendidikan karakter pada seseorang, tidak sekedar
pendidikan intelektual semata, maupun juga dengan pendidikan moral agama agar
mampu memiliki ketajaman intelektual maupun integritas diri sebagai pribadi yang
memiliki karakter yang kuat.
Ketika Tuhan menciptakan manusia, Dia telah membekalinya dengan berbagai
potensi dan kemungkinan berkembang. Untuk mengembangkan potensi tersebut,
manusia harus melewati tahapan agar dapat menjadi manusia yang mempunyai
kekuatan spiritual keagamaan. Karena apabila spiritual keagamaan seseorang kuat,
maka dia tidak akan mudah putus asa dan memiliki semangat motivasi dalam
menjalani hidup.
Nabi Ibrahim AS merupakan seorang nabi yang patut kita cermati dan tiru.
Pemikirannya yang cerdas dan kritis membuat ia menjadi seorang pribadi yang kuat.
Dan inilah cerita Nabi Ibrahim yang dengan keimanan dan keberaniannya dapat
menghancurkan berhala.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka penulis merumuskan masalah-masalah yang akan
dibahas, diantaranya:
1. Bagaimana kisah Nabi Ibrahim AS?
2. Bagaimana perlawanan Nabi Ibrahim dalam memberantas berhala?
3. Apa saja perilaku-perilaku terpuji yang bisa kita terapkan di kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui kisah Nabi Ibrahim AS.
2. Penerapan sifat-sifat terpuji Nabi Ibrahim AS dalam kehidupan nyata.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Nabi Ibrahim AS Mencari Tuhan yang Sebenarnya


Nabi Ibrahim AS lahir dan dibesarkan di Kota Babilonia bersama ayahnya yang
bernama Azar Tarikh bin Nahur bin Sarugh bin Ra'u bin Faligh bin Abir bin Shaleh
bin Arfakhsad bin Sam bin Nuhdan dan ibunya yang bernama Umaelah, sebagian
menyebutnya Amilah. Pada masa itu, bangsa Babilonia menyembah banyak dewa.
Ayah Ibrahim adalah seorang pembuat patung berhala. Patung-patung itu dijual
kepada penduduk sekitar untuk menjadi sembahan mereka.
Allah SWT memberi Nabi Ibrahim AS pikiran yang cerdas dan kritis serta
keberanian yang besar. Ia mengilhamkan pemahaman kepada Ibrahim bahwa
menyembah patung-patung itu adalah kesesatan yang nyata. Nabi Ibrahim bertanya
“Wahai ayahku, Pantaskah engkau menjadikan berhala-berhala sebagai Tuhan-
Tuhan? Aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan.” (QS: Al-An’am [6]: 74).
Ia berpikir keras siapakah sebenarnya Tuhan yang pantas dipuja, dimintai pertolongan
dan perlindungan. Allah SWT membimbing Nabi Ibrahim AS untuk memahami
Tuhan yang sebenarnya.
Mula-mula, Allah memperlihatkan langit yang penuh bintang bercahaya dimalam
yang gelap, Nabi Ibrahim AS berkata “Inilah Tuhanku.” Ketika pagi tiba, langit
menjadi terang, bintang-bintang itu pun menghilang. Nabi Ibrahim berseru “Aku
tidak suka kepada yang terbenam.” (QS: Al An’am [6]: 76). Pada malam yang lain,
Nabi Ibrahim AS melihat bulan yang cantik dan menawan, Nabi Ibrahim kembali
berkata “Inilah Tuhanku.” Ketika pagi tiba, bulan pun tenggelam. Nabi Ibrahim
kembali berkata “Sungguh, jika Tuhanku tidak memberiku petunjuk kepadaku,
pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.” (QS: Al-An’am [6]:77). Setelah itu
terbitlah matahari, kembalilah Nabi Ibrahim AS berkata “Inilah Tuhanku, ini lebih
besar.” Menjelang senja, matahari perlahan-perlahan terbenam di ufuk barat. Melihat
fenomena ini, Nabi Ibrahim AS menasehati kaumnya “Wahai kaumku. Sungguh aku
berlepas diri dari apa yang kalian persekutukan. Aku hadapkan wajahku kepada
(Allah) yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti)
agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS: Al-
An’am [6]:78-79)

B. Perlawanan Nabi Ibrahim AS Terhadap Kaum Penyembah Berhala


Pada suatu hari, Nabi Ibrahim AS berusaha membuka mata kaumnya atas kesesatan
mereka selama ini. Nabi Ibrahim lalu bertanya kepada ayah dan kaumnya “(ingatlah),

2
ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Patung-patung apakah ini
yang kamu tekun beribadah kepadanya?” (QS: Al-Anbiya [21]:52). Lalu kaumnya
menjawab “Mereka menjawab: “Kami mendapati bapak-bapak kami
menyembahnya.” (QS: Al-Anbiya [21]:53). Lalu Nabi Ibrahim berencana untuk
menghancurkan berhala-berhala untuk membuktikan kesalahan mereka. Pada hari
perayaan kegamaan kaum Nabi Ibrahim, Nabi Ibrahim diam-diam menghancurkan
berhala-berhala tersebut dan menyisakan patung berhala terbesar yang dianggap
sebagai sembahan paling hebat bagi kaumnya, kaum Nabi Ibrahim pun bertanya
“Mereka menjawab: “Apakah kamu datang kepada kami dengan sungguh-sungguh
ataukah kamu termasuk orang-orang yang bermain-main?” Ibrahim berkata:
“Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya,
dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu.”
(QS: Al-Anbiya [21]:55-56).
Mendapati batu-batu yang remuk beserta puing reruntuhan di tempat berhala
mereka, Raja Namrud yang merupakan raja pada masa itu dan para penyembah
berhala lainnya merasa marah, kemudian mereka hendak menghukum orang yang
melakukan tindakan ini.
Nabi Ibrahim AS yang dikenal berani menentang penyembahan berhala, dipanggil
untuk dihakimi. Mereka bertanya: “Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini
terhadap sembahan-sembahan kami, wahai Ibrahim?” Nabi Ibrahim menjawab:
“Sebenarnya patung terbesar itulah yang melakukan hal ini, cobalah tanyakan kepada
benda itu jika memang dapat berbicara.”
Mereka pun mulai tersadar, lalu dengan kepala tertunduk, mereka berkata:
“Sesungguhnya kamu telah menyadari bahwa berhala-berhala itu memang tidak dapat
berbicara.” Nabi Ibrahim berkata: “Lalu mengapakah kalian menyembah kepada yang
selain Allah?” Mendengar pernyataan Nabi Ibrahim AS, para pengikutnya tersadar
dan terpikir oleh mereka Tuhan yang selama ini disembah tidak dapat melihat,
mendengar, dan bergerak. Hal ini membuat Raja Namrud menjadi murka.

C. Mukjizat Nabi Ibrahim AS


Mendengar pernyataan bahwa kelak para penyembah berhala akan celaka, mereka
tidak serta menyerah dan mengakui dosa. Justru mereka hendak membunuh Nabi
Ibrahim AS dengan membakarnya hidup-hidup. Para penyembah berhala itu beramai-
ramai mengumpulkan kayu bakar untuk sebuah perapian yang besar. Dalam Al-
Qur’an dijelaskan: “Mereka berkata: “Bakarlah dia dan bantulah Tuhan-Tuhan kamu,
jika kamu benar-benar hendak bertindak.” (QS: Al-Anbiya [21]:68).
Kemudian Namrud, orang yang telah mengajak seluruh penduduk negeri agar
menyembah berhala, menyatakan secara angkuh: “Hal ini akan menjadi bukti, siapa

3
raja dan dewa di muka bumi ini, serta siapa yang manusia biasa. Kalian akan
menyaksikan pada hari ini bahwa orang itu dilenyapkan di perapian akibat berani
menyatakan bahwa kelak Tuhannya membakar kaum kita, maka biarlah Tuhannya
yang menyelamatkan orang itu, sementara akulah dewa yang menyelamatkan kalian,
bukan orang itu!”
Ketika Nabi Ibrahim AS dilemparkan ke perapian, sesosok malaikat hadir untuk
menawarkan pembebasan untuk Nabi Ibrahim supaya bisa melarikan diri menghadapi
hukuman kaumnya, namun Nabi Ibrahim berkata: “Cukuplah yang Maha Melindungi
yang memberi keselamatan kepada diriku.” Lalu malaikat tersebut beranjak pergi.
Tatkala Nabi Ibrahim AS melompat ke perapian yang membara, Allah SWT
berfirman kepada perapian supaya menjadi keselamatan kepada Nabi Ibrahim: “Kami
berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.
Mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka kami menjadikan mereka itu
orang-orang yang paling merugi” (QS: Al-Anbiya [21]:69-70). Maka api dari Allah
hadir untuk melindungi Nabi Ibrahim supaya dapat berjalan dalam keadaan selamat
dari tengah-tengah perapian.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah kita membaca kisah Nabi Ibrahim AS, kita dapat menemukan beberapa
hikmah dan kesimpulan, bahwa:
1. Nasihat yang baik dapat datang dari mana saja.
2. Nabi Ibrahim AS dengan keberaniannya memberantas yang salah dan
menuntunnya ke jalan yang benar.
3. Sebesar apapun kekuasaan dan pengaruh yang kita miliki hendaknya jangan
menjadikan kita angkuh, sombong, dan dzalim. Kekuasaan setinggi apapun pasti ada
Yang Maha Tinggi, dan pasti akan ada akhirnya entah diakhiri oleh aturan atau
karena takdir Tuhan.
4. Allah SWT merupakan Tuhan yang harus kita imani dan tiada Tuhan selain-Nya.
5. Selalu berusaha dan tidak pernah menyerah dalam situasi buruk atau sulit.
6. Hanya Allah SWT lah tempat kita menolong dan meminta perlindungan.

4
7. Selalu berprasangka baik terhadap Allah SWT, bahwa ia telah merencanakan yang
terbaik bagi umatnya.

B. Saran-Saran
1. Secercah harapan pasti ada di hadapan kita, hanya kita yang bisa memilih untuk
mengikutinya atau membiarkannya pergi.
2. Setinggi apapun harta, kekuasaan, dll. Ingatlah jika Allah SWT dapat
menghilangkannya dalam sekejap, maka dari itulah hendaknya kita bersyukur.
3. Mari kita saling mengingatkan bahwa hanya Allah SWT lah tempat kita menolong
dan meminta perlindungan.

Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada
saya.
Apabila ada kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya, karena saya
adalah Hamba Allah yang tak luput dari salah.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai