Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Nabi ibrahim as merupakan seorang putera dari Aaazar (tarih) bin tahur bin
saruj rau’ bin falij bin Aaabir bin syalih bin arfakhsyad bin saam bin nuh as. Ayahnya
adalah pembuat patung untuk sesembahan. Ia dilahirkan di sebuah tempat bernama
“Faddam Aram” dalam kerajaan “Babylon” yang pada waktu itu diperintah oleh
seorang raja bernama “Namrud bin kan’aan”, Beliau adalah seorang rasul Allah yang
diutus kepada satu kaum disebuah negeri bernama irak yang dikuasai oleh raja Namrud.
Menurut buku kisah-kisah 25 nabi dan mukjizatnya, Kerajaan babylon pada masa itu
termasuk kerajaan yang makmur rakyat hidup senang, sejahtera dalam keadaan serba
kecukupan sandan maupun pangan serta sarana prasarana yang menjadi keperluan
pertumbuhan jasmani mereka. Akan tetapi tingkatan hidup rohani mereka berada
ditingkat jahiliyah. Mereka tidak mengenal Tuhan Pencipta mereka yang telah
mengaruniakan mereka dengan segela kenikmatan dan kebahagiaan duniawi.
Persembahan mereka adalah patung-patung yang mereka pahaht sendiri dari batu batu
atau terbuat dari lumpur dan tanah.

Raja mereka namrud bin kan’an menjalankan tampuk pemerintahan dengan tangan


besi dan kekuasaan mutlah tanpa adanya undang-undang. Semua kehendaknya harus
terlaksana dan segala perintahnya merupakan undang-undangn yang tidak dapat
dilanggar atau ditawar. Kekuasaan yang besar yang berada di tangannya itu dan
kemewahan hidup berlebih-lebihan yang ia nikmati lama kelamaan menjadikan ia tidak
puas dengan kedudukannya sebagai raja. Dia merupakan seorang raja yang kejam. Ia
merasakan dirinya patut disembah oleh rakyatnya sebagai Tuhan. Ia berpikir jika
rakyatnya mau dan rela menyembah patung-patung yang terbuat dari batu yang tidak
dapat memberikan manfaat dan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka, mengapa
bukan dia saja yang disembah sebagai Tuhan. Dia yang dapat berbicara, dapat
mendegarn dan dapat berpikir, dapat memimpin mereka, membawa kemakmuran bagi
mereka dan melepaskan dari kesengsaraan dan kesusahan. Dia yang dapat mengubah
orang miskin menjadi kaya dan orang yang hinda di hina menjadi orang yang mulia. Di
samping itu, ia adalah raja yang berkuasa dan memiliki negara yang besar dan luas.
B.      Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan :
1.      Menyajikan riwayat-riyawat penting seputar perjalanan hidup Nabi Ibrahim as.
2.      Menjelaskan arti penting penyampaian kebenaran yang ditujukan kepada sang
Penguasa yang menyimpang dari kebenaran.
3.      Memberikan pemahaman kepada pembaca akan pentingnya  (hidup sederhana).
4.      Mengajarkan kepada kita perjuangan hidup dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.

C.      Rumusan Masalah
Di dalam makalah ini, disajikan beberapa gambaran umum tentang kisah Nabi Ibrahim
as dan Ismail as, antara lain :
1.      Kelahiran Nabi Ibrahim as
2.       Nasihat Nabi Ibrahim kepada Ayahnya
3.       Percekcokan Nabi Ibrahim dengan Kaumnya
4.       Nabi Ibrahim Dilempar ke dalam Api
5.       Pernikahan Nabi Ibrahim
6.      Nabi Ibrahim - Air Zam-zam dan Pembangunan Ka’bah
7.      Kisah penyembelihan Nabi Ismail
BAB II
PEMBAHASAN

1. Kelahiran Nabi Ibrahim


Tentang kelahiran Nabi Ibrahim para sejarawan berbeda pendapat, di antaranya
ada yang mengatakan:
1. Nabi Ibrahim dilahirkan di Ghouthah, Damaskus pada sebuah desa yang
bernama Barzah.
2. Nabi Ibrahim dilahirkan di Babilonia yang masuk wilayah Kaldaniyah di Irak.
3. Nabi Ibrahim dilahirkan di Babilonia dan Nabi Ibrahim pernah melakukan shalat
di Gauthah Damaskus untuk membantu keponakannya yang bernama Luth.
Dari ketiga pendapat tersebut yang mendekati kebenaran adalah pendapat yang
ketiga, yaitu Nabi Ibrahim dilahirkan di Kaldaniyah dari seorang ayah yang
bernama Azar yang waktu itu sudah berusia 75 tahun ketika Nabi Ibrahim lahir.

2. Nasihat Nabi Ibrahim kepada Ayahnya


Nabi Ibrahim diutus oleh Allah Swt untuk menyampaikan risalah dan mengajak
kaumnya agar menyembah kepada Allah Swt dan meninggalkan sesembahan
kepada patung dan berhala. Namun, ayahnya sendiri termasuk orang musyrik
yang menyembah berhala. Oleh karena itu, Nabi Ibrahim memberi nasihat
kepada ayahnya agar menyembah Allah Swt dan tidak menyembah kepada
benda yang tidak mampu berbuat apa-apa, tidak mampu berbicara, tidak mampu
mendengar, dan tidak mampu memberi petunjuk serta memberi kemanfaatan
kepada orang yang menyembah kepadanya.

Ajakan Nabi Ibrahim yang disampaikan kepada ayahnya dengan nasihat baik
dan bertukar pikiran dengan cara diskusi tidak mendapat sambutan yang baik
dari ayahnya, malah Azar memberi ancaman kepada Nabi Ibrahim dengan
memukul dan membunuh. 

Allah Swt berfirman:


Ceritakanlah (wahai Muhammad) kisah Nabi Ibrahim di dalam kitab (Alquran)
ini. Sesungguhnya ia termasuk adalah orang yang sangat membenarkan lagi
seorang Nabi. Ingat ketika ia berkata kepada ayahnya: “Wahai Bapakku,
mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan
tidak dapat menolong kamu sedikitpun, Wahai Bapakku, sesungguhnya telah
datang kepadaku sebagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu,
maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukan kepadamu jalan yang lurus.
Wahai Bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu menyembah syetan
itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Wahai Bapakku, sesungguhnya
aku khawatir kamu ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu
menjadi kawan bagi syetan. “

Bapaknya berkata: “Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, Wahai Ibrahim?


Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan aku razam, dan
tinggalkanlah aku dalam waktu yang lama. “Nabi Ibrahim berkata: “Semoga
keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu
kepada Tuhanku. Sesungguhnya dia sangat baik kepadaku”. (Lihat surat
Maryam ayat 41-47).

3. Percekcokan Nabi Ibrahim dengan Kaumnya


Pada suatu kesempatan yang baik, seluruh kaumnya menikmati liburan dengan
pergi ke luar kota untuk melaksanakan pesta. Ketika saat yang dinanti Nabi
Ibrahim tepat, maka Nabi Ibrahim menuju tempat yang digunakan oleh kaumnya
untuk menyembah berhala. Di tempat itu banyak patung-patung dan berhala,
kemudian Nabi Ibrahim masuk ke tempat tersebut dan menghancurkan semua
patung-patung dengan kapak dan hanya meninggalkan satu patung yang besar
untuk menunjukan bukti atas mereka, lalu menggantungkan kapak itu pada leher
patung yang paling besar.

Setelah seluruh kaumnya kembali dari luar kota, mereka semua terkejut melihat
patung-patung yang mereka sembah hancur berantakan dan hanya tinggal satu
patung yang besar sambil membawa kapak. Melihat kejadian tersebut, lalu
orang-orang beramai untuk mencari Nabi Ibrahim untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Setelah mereka berhasil menangkap Nabi Ibrahim, lalu mereka bertanya kepada
Nabi Ibrahim: “Adakah Engkau yang menghancurkan tuhan-tuhan kami?” Nabi
Ibrahim sebagai orang yang arif dan bijaksana berkata kepada
kaumnya: “Mungkin patung yang paling besar yang membawa kapak itu yang
melakukannya, maka tanyalah kepada mereka apabila mereka dapat berbicara.
Mendengar jawaban dari Nabi Ibrahim tersebut membuat kaumnya semakin
marah dan mereka ingin menyiksa Nabi Ibrahim dengan siksaan yang pedih.

4. Nabi Ibrahim Dilempar ke dalam Api


Setelah raja mereka memutuskan untuk membakar Nabi Ibrahim, maka seluruh
kaumnya berbondong-bondong untuk mengumpulkan kayu bakar dan
berbondong-bondong ingin melihat Nabi Ibrahim terpanggang di dalam api yang
menjilat. Setelah upacara pembakaran dimulai, lalu mereka beramai-ramai
melemparkan Nabi Ibrahim ke dalam api, namun dengan segera Allah Swt
mengubah suhu api yang semula panas menjadi suhu udara yang dingin seperti
es. 
Sebagaimana firman Allah Swt:
“Mereka berkata, bakarlah dia dengan bantuan tuhan-tuhanmu, jika kamu
benar-benar hendak bertindak. Kami berfirman; “ Wahai api, (menjadilah
dingin) menjadi keselamatan bagi Nabi Ibrahim. Mereka hendak berbuat makar
terhadap Nabi Ibrahim, maka Kami jadikan mereka itu orang-orang yang
merugi.” (Lihat surat Al Anbiya ayat 69-70).

5. Pernikahan Nabi Ibrahim


Setelah perkawinan Nabi Ibrahim dengan Sarah yang sudah berjalan beberapa
tahun tidak dikaruniai anak, Nabi Ibrahim kawin lagi dengan seorang wanita
yang bernama Hajar. Tidak lama kemudian, Hajar melahirkan seorang putra
yang kemudian diberi nama Ismail. Tidak lama setelah kelahiran Ismail, lalu
Allah Swt menyuruh malaikat untuk menyampaikan kabar gembira kepada
Sarah yang usianya sudah lanjut. Bahwa Allah akan memberikan seorang putra
kepada Sarah. 

Mendengar kabar tersebut, Sarah merasa kaget dan berkata: “Apakah benar aku
akan melahirkan seorang anak, padahal usiaku sudah lanjut.” Kemudian, para
malaikat itu berkata: “Apakah kamu merasa heran dengan ketetapan Allah Swt?
(itu adalah) rahmat dan keberkahan-Nya dicurahkan atas kamu, wahai ahlul
bait, sesungguhnya Allah Swt Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.” (Lihat surat
Hud ayat 72-73).
Dengan lahirnya seorang putra tersebut, maka anak itu diberi nama Ishak. Hal
ini merupakan tanda kekuasaan Allah SWT dan merupakan pemenuhan
permohonan Nabi Ibrahim. Sebagaimana firman Allah:
“Segala puji bagi Allah yang tela menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku)
Ismail dan Ishak. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar mendengar
(memperkenankan) doa." (Lihat surat Ibrahim ayat 39).

6. Nabi Ibrahim - Air Zam-zam dan Pembangunan Ka’bah


Ketika Ismail masih dalam asuhan ibunya, Nabi Ibrahim meninggalkan istri dan
anaknya di tempat yang tandus dan gersang untuk menuju ke tempat yang jauh
sambil berdoa: “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan
sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat
rumah Engkau (baitullah) yang dihormati. Wahai Tuhan kami (yang demikian
itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebahagian manusia
cenderung kepada mereka dan beri rizkilah mereka buah-buahan, mudah-
mudahan mereka bersyukur.” (Lihat Surat Ibrahim ayat 37).
Setelah Ismail merasa kelaparan, maka Hajar berusaha untuk mendapatkan air
agar Ismail tidak menangis terus. Kemudian, Hajar pergi mencari air dan ia
sampai di Bukit Shafa. Dari atas bukit, Hajar melihat sebuah lembah, lalu turun
untuk mendekati lembah itu. Setelah itu, tidak didapati air, lalu Hajar naik ke
Bukit Marwa. Demikianlah Hajar mondar-mandir antarbukit Shafa dan bukit
Marwa ia mendengar suara, lalu ia memohon pertolongan.
Tiba-tiba, Ismail menghentakan tumitnya ke tanah dan keluarlah air, dan air itu
sekarang dikenal dengan nama air zam-zam yang lalu digunakan oleh Hajar
untuk merawat Ismail sampai dewasa.

Setelah Nabi Ibrahim lama meninggalkan Hajar dan Ismail, lalu timbul rasa
kangen dari Nabi Ibrahim untuk segera berkumpul dengan keluarganya, lalu
Nabi Ibrahim berkumpul dengan keluarganya yang sudah lama ditinggalkannya
sampai Ismail menginjak usia dewasa. Setelah berkumpul dengan keluarganya,
lalu Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah untuk membangun baitullah.
Dan mengajak Ismail untuk bersama-sama membangun baitullah, di mana
Ismail yang mengambil batunya dan Nabi Ibrahim yang mendirikannya.

7. Penyembelihan Nabi Ismail


Setelah Nabi Ismail yang diidam-idam oleh Nabi Ibrahim sudah tumbuh dewasa,
lalu Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah Swt untuk menyembelih Nabi
Ismail, lalu Nabi Ibrahim menyampaikan perintah tersebut kepada Nabi
Ismail: “Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu, maka pikirkanlah pendapatmu”. (Lihat Surat Ash Shaffat:
102).

Setelah mendengar perkataan ayahnya tersebut, lalu anak yang baik hati tersebut
segera memberi jawaban kepada ayahnya dengan jawaban yang
menggembirakan: “Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu, insyaallah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang
sabar.” (Lihat Surat Ash Shaffat ayat 102).

Setelah itu, Nabi Ibrahim meletakkan tubuh Nabi Ismail di atas batu sambil
meletakkan pisau yang tajam pada lehernya, namun pisau yang tajam itu tiba-
tiba tidak mempan. Karena Allah Swt menggantinya dengan sembelihan khusus.
Sebagaimana firman Allah: “Dan kami panggil Dia: “Wahai Ibrahim,
sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah
kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, sesungguhnya
ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor
sembelihan yang besar”. (Lihat surat Ash Shaffat ayat 104 - 107)
BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Lebih dan kurang begitulah rangkaian singkat
kisah Nabi ibrahim as. Nabi ibrahim as merupakan seorang putera dari Aaazar (tarih)
bin tahur bin saruj rau’ bin falij bin Aaabir bin syalih bin arfakhsyad bin saam bin nuh
as. Ayahnya adalah pembuat patung untuk sesembahan. Ia dilahirkan di sebuah tempat
bernama “Faddam Aram” dalam kerajaan “Babylon” yang pada waktu itu diperintah
oleh seorang raja bernama “Namrud bin kan’aan”, Beliau adalah seorang rasul Allah
yang diutus kepada satu kaum disebuah negeri bernama irak yang dikuasai oleh raja
Namrud.

B.      Saran dan Kritik


Semoga kehadiran makalah ini, dapat memberikan khasanah ilmu bagi para
pembaca, khususnya kepada diri penyusun sendiri. Sekelumit kisah-kisah para nabi
lainnya dapat memberikan pencerahan sebagai modal hidup bagi kita semua.
Disusun Oleh :

Nama : Agnes Nur Fadhillah


Kelas : IX2

Anda mungkin juga menyukai