PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nabi ibrahim as merupakan seorang putera dari Aaazar (tarih) bin tahur bin
saruj rau’ bin falij bin Aaabir bin syalih bin arfakhsyad bin saam bin nuh as. Ayahnya
adalah pembuat patung untuk sesembahan. Ia dilahirkan di sebuah tempat bernama
“Faddam Aram” dalam kerajaan “Babylon” yang pada waktu itu diperintah oleh
seorang raja bernama “Namrud bin kan’aan”, Beliau adalah seorang rasul Allah yang
diutus kepada satu kaum disebuah negeri bernama irak yang dikuasai oleh raja Namrud.
Menurut buku kisah-kisah 25 nabi dan mukjizatnya, Kerajaan babylon pada masa itu
termasuk kerajaan yang makmur rakyat hidup senang, sejahtera dalam keadaan serba
kecukupan sandan maupun pangan serta sarana prasarana yang menjadi keperluan
pertumbuhan jasmani mereka. Akan tetapi tingkatan hidup rohani mereka berada
ditingkat jahiliyah. Mereka tidak mengenal Tuhan Pencipta mereka yang telah
mengaruniakan mereka dengan segela kenikmatan dan kebahagiaan duniawi.
Persembahan mereka adalah patung-patung yang mereka pahaht sendiri dari batu batu
atau terbuat dari lumpur dan tanah.
C. Rumusan Masalah
Di dalam makalah ini, disajikan beberapa gambaran umum tentang kisah Nabi Ibrahim
as dan Ismail as, antara lain :
1. Kelahiran Nabi Ibrahim as
2. Nasihat Nabi Ibrahim kepada Ayahnya
3. Percekcokan Nabi Ibrahim dengan Kaumnya
4. Nabi Ibrahim Dilempar ke dalam Api
5. Pernikahan Nabi Ibrahim
6. Nabi Ibrahim - Air Zam-zam dan Pembangunan Ka’bah
7. Kisah penyembelihan Nabi Ismail
BAB II
PEMBAHASAN
Ajakan Nabi Ibrahim yang disampaikan kepada ayahnya dengan nasihat baik
dan bertukar pikiran dengan cara diskusi tidak mendapat sambutan yang baik
dari ayahnya, malah Azar memberi ancaman kepada Nabi Ibrahim dengan
memukul dan membunuh.
Setelah seluruh kaumnya kembali dari luar kota, mereka semua terkejut melihat
patung-patung yang mereka sembah hancur berantakan dan hanya tinggal satu
patung yang besar sambil membawa kapak. Melihat kejadian tersebut, lalu
orang-orang beramai untuk mencari Nabi Ibrahim untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Setelah mereka berhasil menangkap Nabi Ibrahim, lalu mereka bertanya kepada
Nabi Ibrahim: “Adakah Engkau yang menghancurkan tuhan-tuhan kami?” Nabi
Ibrahim sebagai orang yang arif dan bijaksana berkata kepada
kaumnya: “Mungkin patung yang paling besar yang membawa kapak itu yang
melakukannya, maka tanyalah kepada mereka apabila mereka dapat berbicara.
Mendengar jawaban dari Nabi Ibrahim tersebut membuat kaumnya semakin
marah dan mereka ingin menyiksa Nabi Ibrahim dengan siksaan yang pedih.
Mendengar kabar tersebut, Sarah merasa kaget dan berkata: “Apakah benar aku
akan melahirkan seorang anak, padahal usiaku sudah lanjut.” Kemudian, para
malaikat itu berkata: “Apakah kamu merasa heran dengan ketetapan Allah Swt?
(itu adalah) rahmat dan keberkahan-Nya dicurahkan atas kamu, wahai ahlul
bait, sesungguhnya Allah Swt Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.” (Lihat surat
Hud ayat 72-73).
Dengan lahirnya seorang putra tersebut, maka anak itu diberi nama Ishak. Hal
ini merupakan tanda kekuasaan Allah SWT dan merupakan pemenuhan
permohonan Nabi Ibrahim. Sebagaimana firman Allah:
“Segala puji bagi Allah yang tela menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku)
Ismail dan Ishak. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar mendengar
(memperkenankan) doa." (Lihat surat Ibrahim ayat 39).
Setelah Nabi Ibrahim lama meninggalkan Hajar dan Ismail, lalu timbul rasa
kangen dari Nabi Ibrahim untuk segera berkumpul dengan keluarganya, lalu
Nabi Ibrahim berkumpul dengan keluarganya yang sudah lama ditinggalkannya
sampai Ismail menginjak usia dewasa. Setelah berkumpul dengan keluarganya,
lalu Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah untuk membangun baitullah.
Dan mengajak Ismail untuk bersama-sama membangun baitullah, di mana
Ismail yang mengambil batunya dan Nabi Ibrahim yang mendirikannya.
Setelah mendengar perkataan ayahnya tersebut, lalu anak yang baik hati tersebut
segera memberi jawaban kepada ayahnya dengan jawaban yang
menggembirakan: “Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu, insyaallah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang
sabar.” (Lihat Surat Ash Shaffat ayat 102).
Setelah itu, Nabi Ibrahim meletakkan tubuh Nabi Ismail di atas batu sambil
meletakkan pisau yang tajam pada lehernya, namun pisau yang tajam itu tiba-
tiba tidak mempan. Karena Allah Swt menggantinya dengan sembelihan khusus.
Sebagaimana firman Allah: “Dan kami panggil Dia: “Wahai Ibrahim,
sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah
kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, sesungguhnya
ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor
sembelihan yang besar”. (Lihat surat Ash Shaffat ayat 104 - 107)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lebih dan kurang begitulah rangkaian singkat
kisah Nabi ibrahim as. Nabi ibrahim as merupakan seorang putera dari Aaazar (tarih)
bin tahur bin saruj rau’ bin falij bin Aaabir bin syalih bin arfakhsyad bin saam bin nuh
as. Ayahnya adalah pembuat patung untuk sesembahan. Ia dilahirkan di sebuah tempat
bernama “Faddam Aram” dalam kerajaan “Babylon” yang pada waktu itu diperintah
oleh seorang raja bernama “Namrud bin kan’aan”, Beliau adalah seorang rasul Allah
yang diutus kepada satu kaum disebuah negeri bernama irak yang dikuasai oleh raja
Namrud.