Anda di halaman 1dari 10

Agama Islam

KISAH NABI IBRAHIM as

Kelompok 2:
-Lalita Ameliya Khiranie Syafii (21)
-Muhammad Nuril Anwar (26)
-Rivaldo Dwi Alfarezi (30)

Kelas:8A

UPTD SMPN 1 BANGKALAN


Tahun Pelajaran 2021-2022
Di dalam al-Qur’an, Nabi Ibrahim a.s. digambarkan sebagai seorang yang beragama
tauhid dan tidaklah syirik, sehingga beliau mendapatkan gelar Khalilullah (Kesayangan
Allah). Hal ini terdapat pada QS. An-Nisa’:125

Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan
dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama
Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya. (QS. An-
Nisa’:125)
Mengenai pembangunan Baitullah ini, Allah Azza wa Jalla telah berfirman dalam
QS. Al-Hajj: 26-27
Dan ingatlah, ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah
dengan mengatakan:”Janganlah kamu mempersekutukan sesuatupun dengan-Ku dan
sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadah
serta orang-orang yang ruku’ dan sujud. Dan berserulah kepada manusia untuk
mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan jalan kaki, dan
mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.” (QS. Al-Hajj:
26-27)
Sedangkan dalam surat Al-Baqarah: 124, Allah Azza wa Jalla menjelaskan sebagai
berikut:

Dan ingatlah, ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kaimat (perintah dan
larangan), lalu Ibrahim menunanikannya. Allah berfirman:”Sesungguhnya Aku akan
menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata:”(Dan saya mohon juga)
dari keturunanku”. Allah berfirman:”Janji-Ku ini tidak mengenai orang-orang yang zalim”
Dari Aisyah r.a. istri Rasulullah, bahwa Rasullah pernah bersabda:
“Tidakkah engkau menyaksikan bahwa kaummu ketika membangun Baitullah teah
mengurangi dari pondasi bangunan Ibrahim”. Lalu aku (Aisyah) bertanya: “Ya Rasulullah,
apakah engkau tidak mengembalikkannya ke pondasi (yang dibangun oleh) Ibrahim?”
Beliau menjawab:”Seandainya kaummu itu bukan orang-orang yang baru saja melepaskan
kekafirannya (pasti aku akan melakukannya)”. (HR. Al- Bukhari dalam kitab Haji, dari al-
Qa’nabi, Muslim, dan an-Nasa’i)

1. Kelahiran Nabi Ibrahim


Nama lengkap beliau adalah Ibrahim bin Tarikh(250) bin Nahur(148) bin
Sarugh(230) bin Raghu(239) bin Faligh(439) bin Abir(464) bin Syalih(433) bin
Arfakhsyadz(438) bin Saam(600) bin Nuh ‘alaihissalam.
kepada umatnya. Nabi Ibrahim as adalah seorang nabi, seorang rasul dan seorang
yang menurunkan seluruh nabi yang berasal dari Bani Isra’il. Beliau lahir di Barzah
sebelah timur Damaskus. Beliau adalah seorang nabi yang sangat dikasihi dan disayangi
oleh Allah SWT dan kenasabannya menjadi seorang nabi yang menurunkan seorang nabi
besar dan penutup serta pelengkap nabi yaitu Rasulullah Muhammad saw, serta menjadi
pemimpin orang-orang yang bertaqwa sehingga Allah memfirmankan kepada nabi
Muhammad saw. untuk menceritakan tentang kisah nabi Ibrahim
Sebagaimana tersebut dalam Al Qur'an :

Artinya: "Ceritakan (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab suci (Al
Qur'an) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang
nabi". (Q S. Maryam 41)
Adapun tentang keturunan- keturunan beliau Allah berfirman :

Artinya: "Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishak dan keturunannya, Kitab
pada keturunannya dan kami jadikan kenabian dan Al Kitab pada keturunannya, dan
Kami berikan kepadanya balasan di dunia dan sesungguhnya dia di akherat, benar-benar
termasuk orang-orang yang saleh". (Q.S. Al Ankabut: 27)
Sebagai seorang nabi yang besar dan agung nabi Ibrahim dalam mengarungi
kehidupannya penuh diwarnai dengan cobaan-cobaan yang sangat berat, tapi sebagai
seorang tauladan Ibrahim yang telah dibentengi dengan kekokonan iman, seluruh cobaan
yang menimpa dihadapinya dengan penuh ketabahan dan tanpa ragu sedikit pun, sehingga
ketika diperintah menyembelih putera terkasihnya dihadapinya dengan penuh ketabahan.
Itulah Tbrahim sang pemimpin dan tauladan. Dalam Al Qur'an Allah SWT. Berfrman :

Artinya : “Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan


tauladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia orang-orang
yang mempersekutukan (Tuhan)". Q.S. An Nahl : 120)
Banyak sekali cobaan cobaan yang berhasil dihalau berkat keimanan yang kokoh.
Karena itu kemenangan-kemenangan serta nikmat-nikmat Allah dilimpahkan kepada
beliau dan Allah menjadikan beliau sebagai orang yang sangat disayangi serta tauladan
bagi orang-orang yang menjadikan beliau sebagai tauladan.
Dalam Al Qur'an Allah SWT. Berfirman :

Artinya : "Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan dia
mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi
kesayangan-Nya". (Q.S. An Nisa : 125)
Dalam sejarah kenasaban nabi Ibrahim terdapat dua pendapat yang berbeda, yaitu:
Dalam hadits nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari menyatakan dengan sabdanya :
“Pada hari kiamat nanti Ibrahim akan bertemu dengan Azar ayahnya. Pada wajah Azar ada
goresan warna hitam yang berdebu. Lalu dikatakan kepadanya: "Bukankah aku pernah
mengatakan kepadamu, janganlah kau mendustaiku?” Lalu ayahnya menjawab : "Hari ini
aku tidak mendustaimu. Lalu Ibrahim berkata: "Wahai Tuhan kami sungguh telah Engkau
janjikan kepadaku bahwa Engkau tidak akan menyusahkanku pada hari manusia
dibangkitkan, musibah yang mana lebih menyusahkan daripada ayahku yang berada jauh
daripadaku?” Lalu allah berfirman: Sesungguhnya aku mengharamkan surga bagi orang-
orang kafir, kemudian Allah berfirman kepada nabi Ibrahim : “Lihatlah apa yang ada di
bawah kakimu, lalu ia melihat, ternyata di bawah kakinya ada yang kotor, lalu diambillah
kotoran itu dan dilemparkan ke api neraka”.
Dalam kitab Nihayah, Ibnu Katsir mengemukakan pendapat yang menunjukkan
bahwa Azar adalah ayahnya dengan ungkapannya : "Ketika Ibrahim mengatakan kepada
Azar ayahnya, akankah kau menjadikan berhala sebagai Tuhan". Ayat ini menunjukkan
bahwa ayah Ibrahim itu Azar. Menurut mayoritas ahli peneliti silsilah, diantaranya Ibnu
Abbas berpendapat bahwa nama ayah nabi Ibrahim itu Tarih, sedangkan menurut ahlul
kitab Tarikh, menurut satu pendapat, ia dijuluki dengan nama berhala yang ia sembah
yang bemama Azar. Ibnu Jarir berkata : Pendapat yang benar bahwa nama ayahnya adalah
Azar sebagaimana yang disebutkan di dalam Al Qur'an dan barangkali ia mempunyai dua
nama asli atau salah satu nama julukan dan yang lainnya nama asli.
Demikian pendapat tentang orang tua nabi Ibrahim as, bisa saja nama orang tua
Ibrahim itu Azar sebagai nama asli bisa pula nama Azar itu sebagai nama samaran maka
atas perdebatan yang muncul sulit rasanya untuk membenarkan atau menyalahkan salah
satunya.
Sebagai seorang nabi yang mempunyai aneka warna karakteristik, nabi Ibrahim as.
mempunyai banyak julukan. Misalnya Ibrahim as disebut dengan nama Abu Dhaifan, hal
ini kemungkinan karena banyaknya tamu yang hadir ke rumah beliau, dan ini dapat
ditemukan di dalam sejarahnya, bahwa beliau adalah seorang nabi yang mempunyai
banyak sekali tamu dan sangat memuliakan tamu yang hadir ke rumahnya bahkan
disebutkan dalam sejarahnya bahwa beliau selalu menjamu tamu dengan jamuan yang
sangat istimewa, meskipun tamu yang datang itu bukan tamu yang dikenalnya.

2. Ibrahim a.s. dihukum bakar


Dalam al-Qur’an, Allah berkisah tentang Nabi Ibrahim ketika beliau berkata
kepada bapak dan kaumnya yang menyembah berhala: “Patung-patung apakah ini yang
kamu tekun beribadah kepadanya ?”. dan mereka menjawab: “kami mendapati bapak-
bapak kami menyembahnya”. Ibrahim berkata: “Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu
berada dalam kesesatan yang nyata”. Beliau berkata pula: “Sebenarnya Tuhan kamu ialah
Tuhan langit dan bumi yang menciptakannya: dan aku termasuk orang-orang yang dapat
memberikan bukti atas yang demikian itu”.
Pada saat orang-orang pergi untuk menghadiri perayaan tahunan mereka, Nabi
Ibrahim tetap tinggal dengan alasan sakit. Ketika ditinggal sendiri, lalu beliau secara diam-
diam keluar menuju tempat berhala-berhala itu. Lalu ia menemukan patung-patung itu
berada di pelataran yang sangat luas. Di hadapan patung itu ada berbagai macam makanan
yang disediakan oleh orang-orang yang menyembahnya.
Nabi Ibrahim berkata pada patung-patung itu dengan nada mengejek: “Apakah
kalian tidak makan? Mengapa kalian tidak menjawab?”. Kemudian Nabi Ibrahim memukul
patung-patung itu dengan tangan kanannya yang kuat hingga patung tersebut hancur
berkeping, semua patung dihancurkan kecuali patung yang terbesar. Ketika orang-orang
kembali dari perayaan mereka mendapati patung-patung mereka telah hancur, lalu mereka
berkata: “Siapakah yang melakukan perbuatan ini kepada tuhan-tuhan kami?”. Kemudia
ada yang berkata: “Kami mendengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala
ini yang bernama Ibrahim”.
Mereka berkata: “Kalau demikian bawalah dia dengan cara yang banyak orang
dapat melihat”. Setelah itu orang-orang berkumpul dan bertanya pada Nabi Ibrahim:
“Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami?.” Ibrahim
menjawab: “Sebenarnya patung yang besar itulah yang menghancurkannya, maka tanyalah
padanya jika ia bisa berbicara”. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kamu (Ibrahim) telah
mengetahui kalau mereka itu tidak dapat berbicara”. Nabi Ibrahim berkata: “Maka
mengapa kamu menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi manfa’at
sedikitpun dan tidak pula memberi mudharat kepada kamu? Ah (celakalah) kamu dan apa
yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami?” (QS. Al-Anbiya:
66-67).
Sebagai rakyat Babilon memang merasa tersinggung dengan perilaku Ibrahim
yang berani menghina dan merusak sesembahan mereka. Akan tetapi, sebagian yang lain
sebenarnya simpatik kepada seorang anak yang bernama Ibrahim, yang berani melawan
Namrud yang bengis dan otoriter. Namun, rakyat yang simpatik tidak berani
menunjukkannya secara terang-terangan, karna takut berurusan dengan sang raja.
Tetapi, bagaimanapun perlawanan Ibrahim terhadap Namrud tidak membuka
kesadaran rakyat Babilon. Bahwa, mereka kelak harus berani melawan kezaliman seorang
raja secara bersama sama.
Raja Namrud sangat murka, seorang anak muda berani menghinanya di depan
rakyat Babilon. Sehingga Namrud memanggil Algojo kerajaan untuk mengikat Nabi
Ibrahim di atas manjaniq (alat pelontar pada zaman dulu) dan melontarkannya ke dalam
api yang menyala. Setelah itu, kayu kayu bakar di tata sedemikian rupa mengelilingi Nabi
Ibrahim As. Minyak tanah di siramkan merata di sekitar kayu yang telah menggunung.
Semua orang mengira, bahwa sebentar lagi Ibrahim dibakar hangus menjadi abu.
Meskipun Ibrahim tertutupi tumbunan kayu, Namrud bertanya dengan suara
menggelegarnya kepada Ibrahim untuk yang terakhir kalinya.
“Ibrahim. Apakah engkau ingin menyampaikan kata kata terakhirmu, sebelum api
memangsa tubuhmu ? Ayo katakan!”
“ Aku berpesan kepada seluruh rakyat Babilon, agar berani membangun kekuatan
bersama untuk berani menumbangkan Namrud yang kejam dan sewenang wenang!!”
Kurang Ajar!. Terimalah kematianmu yang mengenaskan Ibrahim!!.
Setelah mendapatkan komando dari Namrud, beberapa orang maju untuk menyulut
kayu bakar yang telah disirami minyak. Sedimikian cepatnya api melahap kayu yang
menjilat jilat ke angkasa. Sangat dahsyat. Ketika Nabi Ibrahim dilemparkan ke dalam api,
maka beliau membaca doa:
“Cukuplah Allah bagiku, dan Dia sebaik-baik penolong”
Tapi ditengah tegah kobaran api, ada mahluk berkelabat bagai cahaya. Tidak ada
manusia yang melihatnya. Dialah Malaikat Jibril As yang di utus Allah SWT untuk
menyelamatkan Ibrahim.
Dalam kobaran Api, Jibril membentangkan sayap raksasanya untuk mendekap
Ibrahim. Allah berfirman , “Hai api, jadilah engkau dingin dan selamatkan Ibrahim”.
Akibatnya, Ibrahim tidak merasa panas, melaikan merasa sejuk dan segar. Kobaran api
baru padam setelah bejam-jam lamanya. Kayu telah menjadi bara panas kemerah merahan.
Semua orang mengira Ibrahim telah lenyap mnjadi Abu.
Selanjutnya, pemandagan benar benar di luar dugaan siapa pun. Ibrahim keluar
dari reruntuhan bara api dalam kondisi segar bugar. Badannya masih utuh, tidak kurang
suatu apapun. Borgol dan ikatan justru terlepas dari tubuh Ibrahim. Inilah salah satu
mukjizat Nabi Ibrahim As: tidak mempan di panggang api yang membara.
Namrud, bala tentara, dan rakyat Babilon terbelalak. Mereka masih tidak percaya
dengan apa yang mereka lihat. Seperti mimpi. Apa yang mereka lihat adalah benar benar
kenyataan ?.
Namrud semakin gusar, dan bercampur malu, dia sadar, bahwa Ibrahim bukan
manusia biasa. Dia punya kekuatan dan keistimewaan. Namrud yakin bahwa Ibrahim sulit
dikalahkan. Kesombongan Namrud agar meluntur. Akhirnya, kerumunan massa di Babilon
membubarkan diri. Banyak orang menceritakan kejadian luar biasa yang baru saja terjadi.
Mereka sedemikian kagum terhadap Ibrahim a.s. Yang jelas-jelas mempunyai “kesaktian”
atau lebih tepat mukjizat dari Allah SWT.

3. Ibrahim a.s. diusir dari Babilon


Sejak pembakaran Nabi Ibrahim di alun alun. Semakin banyak orang percaya
terhadap kenabian Ibrahim. Secara sembunyi sembunyi karna masih takut atas kekejaman
raja Namrud. Banyak orang yang mengikuti cara Ibadah nabi Ibrahim, mempelajari ajaran
dan nilai nilai yang merupakan firman Allah.
Yang tak kalah penting, dan masih membekas himbauan Ibrahim agar rakyat
bersatu menggalang kekuatan untuk menumbangkan pengusaha dholim. Rakyat Babilon
harus mampu meraih kemerdekaan, serta mewujudkan keadilan, kemakmuran, dan
kesejahteraan bagi semua.
Bagi Namrud, sudah barang tentu Ibrahim merupakan ancaman yang sangat kuat
dan nyata. Dari hari ke hari, semakin banyak orang yang percaya kepada ajaran dan nilai
nilai yang dibawa Ibrahim.. meski rakyat Babilon melakukannya dengan cara sembunyi
sembunyi, tapi Namrud lama lama bisa mengerti dan merasakannya. Kalau dibiarkan,
tentu sangatlah berbahaya. Bisa bisa, suatu ssat, kekuasaan mutlaknya atas negeri Babilon,
digugat oleh rakyat.
Setelah memutar otak, akhirnya Namrud mendapat ide. Dia menyuruh bala
tentara kerajaan untuk mengusir Ibrahim dari negeri Babilon. Jika tidak diusur, bisa jadi
rakyat Babilon akan menemukan figur pemimpin spiritul dari Ibrahim, untuk melakukan
perlawanan terhadap Namrud. Ini sangat berbahaya.
Singkat cerita, setelah mendapat tekanan tekanan yang besar dari Namrud, dan
bala tentaranya, akhirnya Ibrahim menyutujui usul Namrud dan bala tentaranya, sehingga
Ibrahim rela meninggalkan babilon.
Namun, dari “pencerahannya” telah bersarang di sanubari rakyat, tidak harus di
kawal dan kita awasi terus menerus. Suatu saat, kekuatan ide dan gagasan telah menjadi
“kesadaran” , akan bergerak dan bergerak, tanpa ada kekuatan yang mampu menahan dan
membendungnya. Inilah barang kali yang menjadi keyakinan Ibrahim untuk rela
meninggalkan Babilon.
Disertai dengan pengikutnya yang rela meninggalkan kampung halaman, ibrahim
berangkat menuju Mesir. Di Mesir Ibrahim dan pengikutnya mencoba merajut kehidupan
baru, sembari mendakwahkan ajaran dan nilai nilai Allah, secara tulus dan jujur. Di Mesir,
Ibrahim dan pengikutnya hidup dari bertani dan bertenak. Pekerjaan mereka berhasil. Dan
akhirnya mereka hidup makmur dan sejahtera.

4. Diangkat menjadi Rosul Ulul Azmi


Nabi Ibrahim lahir di Babilonia. Saat itu Babilonia dipimpin oleh Raja Namrud,
yang meminta rakyatnya menyembah ia sebagai Tuhan. Masyarakat Babilonia memiliki
kebiasaan bermaksiat dan menyembah berhala. Nabi Ibrahim menentang oerbuatan
tersebut, dan meminta mereka untuk hanya menyembah Allah Ta’ala dan mengikuti segala
perintahNya dan menjauhi laranganNya. Kemudian saat masyarakat Babilonia pulang dari
perayaan, mereka melihat berhala-berhala yang mereka sembah hancur lebur. Raja
Namrud memanggil Ibrahim dan menuduhnya menghancurkan berhala, hingga menyuruh
pasukannya untuk membuat bangunan untuk membakar Ibrahim.
Selama tiga hari tiga malam, Nabi Ibrahim dibakar dalam api yang membara.
Namun bukan hangus terbakar, Nabi Ibrahim tetap utuh dan sehat walafiat karena
pertolongan Allah atas ketabahannya menghadapi masyarakat Babilonia. Nabi Ibrahim
juga tabah ketika Allah tidak kunjung memberikannya keturunan selama bertahun tahun
lamanya. Kemudian saat diberi keturunan yaitu Nabi Ismail, Allah memerintahkan Nabi
Ibrahim untuk menyembelih anaknya sendiri.
Karena ketaatan Nabi Ismail, ia ikhlas untuk disembelih oleh ayahnya atas
perintah Allah. Cerita ketabahan Nabi Ibrahim inilah yang akhirnya mendapatkan gelar
Nabi Ulul Azmi.

5. Perdebatan Nabi Ibrahim dengan Raja Namrud


Berkenaan dengan perdebatan ini, Allah SWT telah mengangkatnya dalam sebuah
kisah yang terkandung di dalam al-Qur’an, di mana Dia berfirman:
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang (Namrud, raja Babilonia) yang
berdebat dengan Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan
kepada orang itu kekuasaan (pemerintahan). Ketika Ibrahim mengatakan, ‘Tuhanku
adalah yang menghidupkan dan mematikan.’ Orang itu (Namrud) berkata, ‘Aku juga
dapat menghidupkan dan mematikan. ‘Ibrahim berkata, Sesungguhnya Allah menerbitkan
matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat. Lalu orang kafir itu pun heran dan
terdiam. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dhalim”. (QS. Al-
Baqarah: 258)
Para ahi tafsir dan sejarawan mengatakan, “Raja itu adalah raja Babilonia yang
bernama Namrud bin Kan’an bin Kausy bin Saam bin Nuh”. Namun, ulama mengatakan,
namanya adalah Namrud bin Falin bin ‘Abir bin Shaih bin Arfaksyadz bin Saam bin Nuh.
Raja Namrud memegang pemerintahan selama empat ratus tahun. Ia adaah seorang yang
dhalim lagi sewenang-wenang, seseorang raja yang lebih mengutamakan dunia daripada
akhirat.
Ketika Ibrahim mengajaknya supaya menyembah Allah SWT semata, justru
kebodohan dan kesesatan serta angan-angan panjang membawanya kepada keingkaran
kepada sang Pencipta. Ia malah berbalik mendebat Ibrahim dan bahkan ia mengaku bahwa
dirinya itu sebagai Tuhan, ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku adalah yang menghidupkan
dan mematikan,” maka ia mengatakan, “Aku juga dapat menghidupkan dan mematikan.”
Setelah debat Namrud terpatahkan oleh Ibrahim, namun tidak disadari oleh
khalayak ramai yang menghadirinya, Ibrahim kembali menyebutkan argumentasi lain yang
menjelaskan adanya Zat Pencipta dan sesatnya pengakuan Namrud. Ibrahim berkata,
“Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat”.
Dengan demikian, Ibrahim telah menjeaskan kesesatan, kebodohan, dan kedustaannya
(Namrud), serta kesesatan jalan yang ditempuhnya. Tiada sepatah katapun yang Namrud
ucapkan kepada Ibrahim, bahkan ia terdiam seribu bahasa. Oleh karena itu, Allah
berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 258.
“Lalu orang kafir itu heran dan terdiam. Dan Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang dhalim”.
Dikisahkan, ketika Raja Namrud tidak juga beriman kepada Allah, Allah
menurunkan azab kepadanya dan bala tentaranya, lalat yang tida terlihat oleh mereka, lalu
lalat itu memakan daging dan darah mereka dan hanya menyisakan tulang belulang saja.
Kemudian salah satu lalat itu masuk ke dalam hidung raja Namrud dan menetap di
dalamnya selama empat ratus tahun. Dengan lalat itulah Allah SWT mengadzabnya. Dan
ia selalu memukuli kepalanya dengan besi selama masa itu sehingga Allah Azza wa Jalla
membinasakannya.

6. Penyembelihan Ismail
Mengenai penyembelihan Ismail ini, Allah SWT berfirman:
Dan Ibrahim berkata: “Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan
ia Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku seorang
anak yang termasuk orang-orang yang shalih.” Maka Kami beri ia kabar gembira dengan
kelhiran seorang anak yang sangat sabar (Ismail).
Kesabaran Ismail tertulis dalam firman Allah
“Maka ketika anak itu pada usia yang sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata, “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu !”. Ia menjawab, “Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, InsyaAllah, engkau akan mendapatkan
diriku termasuk orang-orang yang sabar. Ketika keduanya telah berserah diri dan
Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, nyatalah kesabaran keduanya. (QS. As-
Saffat:102-103)
Kami panggil ia, “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi
itu”, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat
baik. Sesungguhnya yang demikian ini benar-benar suatu ujian yang nyata, dan Kami
tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang benar.
Mengenai kelahiran Ishak, Allah SWT telah menyinggungnya dalam firman-Nya
berikut ini:

“Dan kami ia kabar gembira dengan kelahiran Ishak, seorang Nabi yang termasuk
orang-orang yang shalih. Kami limpahkan keberkahan atasnya dan atas Ishak, dan
diantara anak cucunya ada yang berbuat baik da nada pula yang zalim terhadap dirinya
sendiri dengan nyata”. (QS. Al- Shaffat: 112-113).
Kabar gembira tersebut disampaikan malaikat kepada Nabi Ibrahim dan Sarah
ketika mereka berjalan bersama menuju ke beberapa kota kaum Luth. Mereka berangkat ke
sana untuk menghancurkan kekufuran mereka dan kejahatan mereka.

7. Wafatnya Nabi Ibrahim a.s.


Sarah meninggal dunia lebih awal dari Nabi Ibrahim di Habrawan yang terletak di
negeri Kan’an dalam usia seratus dua puluh tujuh tahun. Nabi Ibrahim pun merasa sedih
atas meninggalnya Sarah, dan bahkan sempat menangis karenanya. Kemudian beliau
membeli sebidang tanah kepada Afrun bin Shakhr dan dikebumikan di tanah tersebut.
Ibnu Hibban menceritakan, Muhammad bin Abdullah bin Al Janid memberitahu
kami, Qutaibah bin Sa’id memberitahu kami, Al Laits memberitahu kami, dari Ibnu Ajlan,
dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda:
“Ibrahim berkhitan ketika umurnya mencapai 120 tahun dan setelah itu beliau
hidup selama 80 tahun. Ia berkhitan dengan menggunakan alat sebangsa pisau”.
Ibnu Katsir mengatakan, “Yang benar, Ibrahim berkhitan setelah berusia 80 tahun,
dan dalam sebuh riwayat disebutkan, ketika itu Ibrahim berusia 80 tahun. Wallahu a’lam.
Kuburan Nabi Ibrahim dan juga anaknya Ishak serta Ya’qub berada di bangunan
persegi empat yang dibangun oleh Sulaiman putera Dawud a.s. di negeri Habrawan, yng
sekarang dikenal dengan Al Khalil.
Kesimpulan
Dari pembahan di atas dapat disimpulkan bahwa Ibrahim dilahirkan di Barzah
sebelah timur Damaskus. Mempelajari kisah nabi Ibrahim banyak sekali muncul keajaiban
dari dirinya. Betapa Ibrahim yang dilahirkan dalam dunia kemusyrikan baik lingkungan
maupun keluarganya serta dunia hitam menghalangi sinar kebenaran tiada menghambat
dirinya untuk mentauhidkan Allah Tuhannya. Itulah karunia Allah yang dilimpahkan
kepadanya.
Meski ia tertatih-tatih dalam pencarian akan sinar kebenaran Tuhan dan banyak
mendapat perlawanan termasuk dari ayahnya sendiri dan sering muncul perdebatan karena
yang tak mungkin untuk dihindari. Maka karena karunia itu Allah mencerdaskan akal
pikirannya. Tak didapati kekalahan dalam segala perdebatannya. Dan karena karunia-Nya
pula akhirnya Ibrahim mampu menemukan Tuhannya; mampu meng-Esakan Allah dan
tidak mensekutukan Allah dengan bentuk apa pun. Allahlah yang menunjukinya jiwa yang
ingkar kepada kekufuran.
Ibrahim adalah orang yang mempercayai Allah sebagai Tuhan karena wahyu yang
diturunkan namun belum teguh benar hatinya, maka Ibrahim pun minta bukti-bukti kepada
Tuhannya demi keteguhannya. Maka untuk meneguhkan jiwanya Allah pun mengabulkan
permintaannya.
Perjalanan Nabi Ibrahim dalam pencarian kebenaran tuhannya begitu kuat, proses
yang beliau lakukan untuk menemukan tuhan semata-mata untuk membuktikan kesesatan
tuhan kaumnya. Penemuan Ibrahim tentang tuhan menjadikan manusia yang tadinya tunduk
kepada alam menjadi mampu menguasai alam, serta menilai baik buruknya.
Setelah Allah SWT membinasakan raja Namrud melalui tangannya, ia lalu berhijrah
ke Carhae (Huran), kemudian pindah ke Syiria, dan kemudian menetap di Iliya,
sebagaimana yang telah dikemukakan di depan. Setelah itu lahirlah Ismail dan Ishak.
Mengenai wafatnya beliau itu Wallahu a’lam.
Maka dengan tauladan yang diberikan oleh nabi Ibrahim dapatlah kiranya untuk kita
ambil sebagai suri tauladan dan menghadapi beraneka ragam cobaan hidup yang semakin
berat. Ibrahim dengan segala daya dan upayanya yang berlandaskan kepada keimanan
kepada Allah SWT. Segala jenis cobaan mampu diatasi. Kiranya hanya iman yang mampu
menangkal segala cobaan hidup bila ingin selamat.

HIKMAH YANG DIPEROLEH


1. Nabi Ibrahim mengajarkan kita untk menegakkan Tauhid, yakni beribadah hanya
kepada Allah SWT saja, dan menjauhi syirik, yaitu beribadah kepada sesembahan-
sesembahan lain selain Allah SWT, seperti binatang, matahari, bulan, patung dan lain-
lain.
2. Syirik adalah dosa yang paling besar dan tidak akan dimpuni oleh Allah. Orang yang
berbuat kesyirikan, maka mereka adalah orang-orang yang sesat dan menjadi musuh
Allah dan menjadi kawan syaitan. Mereka yang berbuat syirik adan kekal dalam neraka.
3. Allah akan selalu menolong para Nabi dan Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman
kepada apa yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul-Nya, dan membinasakan orang-
orang yang berbuat dhalim dan ingkar kepada-Nya.

Anda mungkin juga menyukai