Kelompok 2:
-Lalita Ameliya Khiranie Syafii (21)
-Muhammad Nuril Anwar (26)
-Rivaldo Dwi Alfarezi (30)
Kelas:8A
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan
dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama
Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya. (QS. An-
Nisa’:125)
Mengenai pembangunan Baitullah ini, Allah Azza wa Jalla telah berfirman dalam
QS. Al-Hajj: 26-27
Dan ingatlah, ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah
dengan mengatakan:”Janganlah kamu mempersekutukan sesuatupun dengan-Ku dan
sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadah
serta orang-orang yang ruku’ dan sujud. Dan berserulah kepada manusia untuk
mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan jalan kaki, dan
mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.” (QS. Al-Hajj:
26-27)
Sedangkan dalam surat Al-Baqarah: 124, Allah Azza wa Jalla menjelaskan sebagai
berikut:
Dan ingatlah, ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kaimat (perintah dan
larangan), lalu Ibrahim menunanikannya. Allah berfirman:”Sesungguhnya Aku akan
menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata:”(Dan saya mohon juga)
dari keturunanku”. Allah berfirman:”Janji-Ku ini tidak mengenai orang-orang yang zalim”
Dari Aisyah r.a. istri Rasulullah, bahwa Rasullah pernah bersabda:
“Tidakkah engkau menyaksikan bahwa kaummu ketika membangun Baitullah teah
mengurangi dari pondasi bangunan Ibrahim”. Lalu aku (Aisyah) bertanya: “Ya Rasulullah,
apakah engkau tidak mengembalikkannya ke pondasi (yang dibangun oleh) Ibrahim?”
Beliau menjawab:”Seandainya kaummu itu bukan orang-orang yang baru saja melepaskan
kekafirannya (pasti aku akan melakukannya)”. (HR. Al- Bukhari dalam kitab Haji, dari al-
Qa’nabi, Muslim, dan an-Nasa’i)
Artinya: "Ceritakan (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab suci (Al
Qur'an) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang
nabi". (Q S. Maryam 41)
Adapun tentang keturunan- keturunan beliau Allah berfirman :
Artinya: "Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishak dan keturunannya, Kitab
pada keturunannya dan kami jadikan kenabian dan Al Kitab pada keturunannya, dan
Kami berikan kepadanya balasan di dunia dan sesungguhnya dia di akherat, benar-benar
termasuk orang-orang yang saleh". (Q.S. Al Ankabut: 27)
Sebagai seorang nabi yang besar dan agung nabi Ibrahim dalam mengarungi
kehidupannya penuh diwarnai dengan cobaan-cobaan yang sangat berat, tapi sebagai
seorang tauladan Ibrahim yang telah dibentengi dengan kekokonan iman, seluruh cobaan
yang menimpa dihadapinya dengan penuh ketabahan dan tanpa ragu sedikit pun, sehingga
ketika diperintah menyembelih putera terkasihnya dihadapinya dengan penuh ketabahan.
Itulah Tbrahim sang pemimpin dan tauladan. Dalam Al Qur'an Allah SWT. Berfrman :
Artinya : "Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan dia
mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi
kesayangan-Nya". (Q.S. An Nisa : 125)
Dalam sejarah kenasaban nabi Ibrahim terdapat dua pendapat yang berbeda, yaitu:
Dalam hadits nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari menyatakan dengan sabdanya :
“Pada hari kiamat nanti Ibrahim akan bertemu dengan Azar ayahnya. Pada wajah Azar ada
goresan warna hitam yang berdebu. Lalu dikatakan kepadanya: "Bukankah aku pernah
mengatakan kepadamu, janganlah kau mendustaiku?” Lalu ayahnya menjawab : "Hari ini
aku tidak mendustaimu. Lalu Ibrahim berkata: "Wahai Tuhan kami sungguh telah Engkau
janjikan kepadaku bahwa Engkau tidak akan menyusahkanku pada hari manusia
dibangkitkan, musibah yang mana lebih menyusahkan daripada ayahku yang berada jauh
daripadaku?” Lalu allah berfirman: Sesungguhnya aku mengharamkan surga bagi orang-
orang kafir, kemudian Allah berfirman kepada nabi Ibrahim : “Lihatlah apa yang ada di
bawah kakimu, lalu ia melihat, ternyata di bawah kakinya ada yang kotor, lalu diambillah
kotoran itu dan dilemparkan ke api neraka”.
Dalam kitab Nihayah, Ibnu Katsir mengemukakan pendapat yang menunjukkan
bahwa Azar adalah ayahnya dengan ungkapannya : "Ketika Ibrahim mengatakan kepada
Azar ayahnya, akankah kau menjadikan berhala sebagai Tuhan". Ayat ini menunjukkan
bahwa ayah Ibrahim itu Azar. Menurut mayoritas ahli peneliti silsilah, diantaranya Ibnu
Abbas berpendapat bahwa nama ayah nabi Ibrahim itu Tarih, sedangkan menurut ahlul
kitab Tarikh, menurut satu pendapat, ia dijuluki dengan nama berhala yang ia sembah
yang bemama Azar. Ibnu Jarir berkata : Pendapat yang benar bahwa nama ayahnya adalah
Azar sebagaimana yang disebutkan di dalam Al Qur'an dan barangkali ia mempunyai dua
nama asli atau salah satu nama julukan dan yang lainnya nama asli.
Demikian pendapat tentang orang tua nabi Ibrahim as, bisa saja nama orang tua
Ibrahim itu Azar sebagai nama asli bisa pula nama Azar itu sebagai nama samaran maka
atas perdebatan yang muncul sulit rasanya untuk membenarkan atau menyalahkan salah
satunya.
Sebagai seorang nabi yang mempunyai aneka warna karakteristik, nabi Ibrahim as.
mempunyai banyak julukan. Misalnya Ibrahim as disebut dengan nama Abu Dhaifan, hal
ini kemungkinan karena banyaknya tamu yang hadir ke rumah beliau, dan ini dapat
ditemukan di dalam sejarahnya, bahwa beliau adalah seorang nabi yang mempunyai
banyak sekali tamu dan sangat memuliakan tamu yang hadir ke rumahnya bahkan
disebutkan dalam sejarahnya bahwa beliau selalu menjamu tamu dengan jamuan yang
sangat istimewa, meskipun tamu yang datang itu bukan tamu yang dikenalnya.
6. Penyembelihan Ismail
Mengenai penyembelihan Ismail ini, Allah SWT berfirman:
Dan Ibrahim berkata: “Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan
ia Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku seorang
anak yang termasuk orang-orang yang shalih.” Maka Kami beri ia kabar gembira dengan
kelhiran seorang anak yang sangat sabar (Ismail).
Kesabaran Ismail tertulis dalam firman Allah
“Maka ketika anak itu pada usia yang sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata, “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu !”. Ia menjawab, “Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, InsyaAllah, engkau akan mendapatkan
diriku termasuk orang-orang yang sabar. Ketika keduanya telah berserah diri dan
Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, nyatalah kesabaran keduanya. (QS. As-
Saffat:102-103)
Kami panggil ia, “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi
itu”, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat
baik. Sesungguhnya yang demikian ini benar-benar suatu ujian yang nyata, dan Kami
tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang benar.
Mengenai kelahiran Ishak, Allah SWT telah menyinggungnya dalam firman-Nya
berikut ini:
“Dan kami ia kabar gembira dengan kelahiran Ishak, seorang Nabi yang termasuk
orang-orang yang shalih. Kami limpahkan keberkahan atasnya dan atas Ishak, dan
diantara anak cucunya ada yang berbuat baik da nada pula yang zalim terhadap dirinya
sendiri dengan nyata”. (QS. Al- Shaffat: 112-113).
Kabar gembira tersebut disampaikan malaikat kepada Nabi Ibrahim dan Sarah
ketika mereka berjalan bersama menuju ke beberapa kota kaum Luth. Mereka berangkat ke
sana untuk menghancurkan kekufuran mereka dan kejahatan mereka.