Anda di halaman 1dari 10

Jamaah sidang shalat Ied yang diRahmati Allah

Pada kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita semua


meningkatkan nilai ketaqwaan dan keimanan kepada Allah swt.
Dengan menundukkan kepala seraya mangagungkan kebesaran-
Nya sebagai bukti betapa kecil dan lemahnya kita. Allah Maha
Besar, kebesaran kekuasaanNya sungguh tiada batas. Langit dan
bumi serta segala isinya ada dalam genggamanNya. Segala puji
bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang terhadap semua
hambaNya. Tiada kata yang pantas kita ucapkan pada hari ini
kecuali mengucap asma Allah Yang Maha Agung.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilham.
Pada hari ini, seluruh umat Islam di seluruh dunia
merayakan hari raya idul adha. Sebagian saudara saudara kita
yang melaksanakan ibadah haji, telah berkumpul wuquf di
arafah. Baik kita maupun mereka, sama-sama punya niat untuk
mendekatkan diri kepada Allah, dan menjadi hambaNya yang
selalu taat. Niat tersebut kemudian kita aplikasikan dalam
bentuk pengorbanan, baik fisik maupun materi, sebagaimana
yang dicontohkan oleh para nabi dan rasul pendahulu kita.
Mereka selalu dekat dan m enjadi kekasih pilihan karena
kutulusannya dalam mengabdi kepada Allah serta ikhlas
berkorban demi mencapai ridhoNya. Salah satunya adalah kisah
nabi Ibrahim as dan putranya Nabi Ismail as. Keduanya menjadi
salah satu hamba pilihan Allah :
Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga
Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat (di masa mereka
masing-masing).
QS Ali Imran 33
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilham.
Moment idul adha tidak lepas dari kisah perjalanan nabi agung
ini, karena beliau adalah pemimpin umat agama-agama samawi
dann menjadi tonggak sejarah tersebarnya syariat-syariat Allah
di muka bumi. Tentunya banyak pelajaran yang bisa kita amnbil,
kemudian kita teladani. Imam Assa’di berkata Hendaklah
diketahui bahwa semua yang Allah kisahkan kepada kita dari
perjalanan Nabi Ibrahim alaihissalam, kita diperintahkan untuk
mengikutinya, sebagai suatu perintah yang khusus.
Allah azza wajalla berfirman :
Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang
sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali
tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempatan.
(ikutilah) agama bapak moyangmu ibrahim. Dia (Allah) telah
menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan
begitu pula dalam al-Quran ini, supaya rasul itu menjadi saksi atas
dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi segenap manusia.
Maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu
pada tali Allah. Dia adalah pelindungmu, maka Dia-lah sebaik-baik
pelindung dan sebaik-baik penolong.
(QS. Al-Hajj 78)

Dalam ayat lain, Allah lebih jelas berfirman tentang nabi


status nabi ibrahim :
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat
dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan Hanif. Dan sekali-
kali bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik (yang
mempersekutukan Allah), dia juga orang yang mensyukuri nikmat-
nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada
jalan yang lurus. Dan kami berikan kepadanya kebaikan di dunia.
Dan sesungguh-nya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-
orang yang shalih. Kemudian kami wahyukan kepadamu
(Muhammad), ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif dan
bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah.
QS An-Nahl 120-123
Terpilihnya nabi ibrahim sebagai pemimpin umat dari masa
ke masa, mendapat gelar khalilullah (kekasih Allah) adalah
karena beliau mampu melaksanakan syariat agama yang berupa
perintah dan laranganNya dengan sempurna, termasuk di
dalamnya berupa cobaan dan ujian hidup yang dijalaninya
dengan hati yang ikhlas, menerima apa yang sudah digariskan
oleh Allah kepadaNya tanpa perasaan kecewa, mengeluh atau
berpaling dariNya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilham.


Hadirin jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah.
Al-quran telah banyak menceritakan tentang perjalanan
hidup beliau yang peniuh dengan cobaan dan ujian. Bagaimana
seorang Ibrahim muda menghadapi kebengisan eaja namruj
laknatullah. Beliau menentang dan menghilangkan segala bentuk
kemusyrikan di muka bumi. Berhala-berhala sesembahan
mereka dihancurkan. Karena yang berhak disembah hanyalah
Allah swt. Keteguhan beliau dalam mempertahankan akidah dan
menegakkan agama Allah sungguh luar biasa, seluruh jiwa
raganya dipersaruhkan, hingga mendapatkan siksaan dibakar
hidup[ hidup oleh orang kafir yang menentangnya. Berkat
pertolongan Allah, beliau selamat dari kobaran api yang
menyala-nyala.
Kami berfirman, “Hai api menjadi dinginlah dan menjadi
keselamatanlah bagi Ibrahim!
QS Al-Anbiya
69

Di zaman kita sekarang mungkin tidak berhala yang kita


hadapi, tetapi bentuk kemusyrikan yang lain telah merajalela di
mana-mana, manusia telah menjadi budak harta dan kekuasaan.
Demi harta, mereka rela menjual akidah dan bersekutu dengan
syeitan. Ketika menghadapi persaingan hidup yang semakin
tajam. Mereka nekat menempuh jalan yag dilarang oleh agama,
praktek-praktek mistik, klenik dan lain lain dengan tujuan
mempercepat keberhasilannya dan menyingkirkan pesaingnya.
Demi segenggam kekuasaan, mereka tidak segan menjegal teman
sendiri, menusuk dari belakang bahkan menempuh cara-cara
yang tidak manusiawi.
Sebagai orang mukmin, jiwa-jiwa ibrahim harus tetap ada
dalam sanubari kita, bukankah beliau telah wasiat melalui anak
keturunannya?
Dan Ibrahim telah mewariskan ucapan itu kepada anak-
anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata), Hai anak-
anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu,
maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.
“QS. Al-Baqarah 132”
Menghadapi dunia yang penuh dengan tipu daya, yang bisa
menggelincirkan tauhid, tidak ada cara lain kecuali kita harus
tetap mempertahankan akidah islam dalam kondisi apapun.
Keimanan yang teguh jangan sampai mudah tergoyahkan oleh
harta dan kekuasaan, karena keduanya adalah perangkap setan.
Sudah begitu banyak saudara-saudara kita yang terseret arus
kemudian tenggelam dalam lautan duniawi. Mereka tidak lagi
menyembah Allah meskipun mengaku muslim, tetapi sudah
menjadi hamba syetan menyembah harta dan kekuasaan.
Ketaatannya kepada atasan mengalahkan ketaatannya kepada
Allah. Inilah yang harus kita singkirkan dari kehidupan kita.
Idul adha, harus mampu mengembalikan kita kepada
agama Islam yang benar, agama hanif, agama para nabi dan
rasul kekasih Allah. Jalan menuju kesana memang tidak mudah,
penuh dengan rintangan dan cobaan, namun yakinlah bahwa
Allah selalu menyertai orang-orang yang benar.
Jika kita mau berusaha selalu menempuh jalanNya, Allah pasti
menunjukkan ke arah yang benar :
Dan orang2 yang berjihad untuk (mencari keridhaan( kami,
benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami.
Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang
berbuat baik. QS Al-Ankabut 69
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilham.
Hadirin jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah.
Dalam kisah yang lain Al-Qur’an menceritakan tentang
perjalanan hidup nabi Ibrahim as. Ketika diperintah hijrah ke
makkah, sebuah tempat yang gersang tandus tak berpenghuni.
Nabi Ibrahim dan keluarganya bermukin di suatu daerah yang
benar-benar asing bagi mereka, hanya bekal iman dan keteguhan
bhati, bahwa ini adalah perintah Allah yang harus dijalani, apa
pun resikonya. Sekali lagi demi perjuangan menegakkan agama
hanif beliau mempertaruhkan apa saja yang dimiliki, termasuk
keluarganya. Ketika itu nabi Ibrahim memohon kepada Allah :
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan
sebahagian keturunanku di lembah yamg tidak mempunyai tanam-
tanaman di dekat rumah engkau (Baitullah) yang dihormati, ya
Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat,
maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka
dan beri rizkilah mereka dari buah-buahan, mudah-
mudahanmereka bersyukur.
QS. Ibrahim 37
Sebuah tempat yang semula sunyi sepi, tak satu tanaman
bisa tumbuh di atas tanahnya, berkat doa beliau, Mekkah
menjadi rujukan bagi seluruh ummat agama-agama samawi,
sebagai tempat suci untuk menyempurnakan syariat agama.
Keberkahan tanah haram dapat dibuktikan dengan melimpah
ruahnya rizki Allah yang datang dari segala penjuru dunia.
Apapun yang menjadi kebutuhan penduduk di sana maupun
para pendatang semuanya tercukupi. Semua itu berkat
perjuangan dan pengorbanan nabi Ibrahim as.
Semua peristiwa yang dialami oleh nabi Ibrahim dan
keluarganya ketika berada di Mekkah, telah menjadi amalan
ibadah haji. Mereka yang menunaikannya, seperti napak tilas
kejadian yang dialami oleh nabi Ibrahim dan keluarganya. Saat
ini saudara-saudara kita yang beribadah haji telah menyaksikan
secara langsung, tempat-tempat suci bersejarah yang merupakan
saksi abadi perjalanan hidup dan perjuangan khalilullah Ibrahim
as.
Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (diantaranya)
maqam Ibrahim, barang siapa memasukinya (Baitullah itu)
menjadi amanlah dia.
QS Ali Imran 97
Lebih jauh melalui mamnasik haji, umat Islam juga diajak
menghayatipengalaman nabi Ibrahim as, bersama keluarganya.
Ibadah thawaf, shalat di maqam ibrahim dan hijir ismail,
meminum air zam-zam, sa’I dan lempar jumroh. Pada
hakekatnya adalah napak tilas kehidupan dan perjuangan Nabi
Ibrahim as bersama keluarganya, dalam melaksanakan perintah
dan ujian dari Allah swt. Ibrahim dan keluarganya adalah simbol
pribadi mukmin sejati, yang mempunyai tingkat kepasrahan luar
biasa kepada Allah swt.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa ibadah haji adalah
ibadah yang hanya bisa dilakukandi satu tempat yaitu baitullah.
Ibadah rutinitas tahunan itu menjadi perhatian dunia, khususnya
umat islam, karena ibadah tersebut sarat dengan nilai-nilai
ketuhanan dan kemanusiaan. Betapa tidak, setiap muslim yang
masuk ke baitullah, adalah tamu Allah sebagai tuan rumahnya.
Maka tidak ada niat yang baik kecuali ingin mendekatkan diri
kepada-Nya, dengan melaksanakan semua rukun-rukunnya dan
menjauhi perbuatan jelek. Sebagaimana yang dicontohkan oleh
nabi Ibrahim :
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang
siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan
haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-
bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu
kerjakan berupa kebaikan, niscaya allah mengetahuinya.
Berbekallah dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan
bertakwalah kepadaku hai orang-orang yang berakal.
QS. Al-Baqarah 197
Ibadah haji juga merupakan simbol persamaan drajat
manusia, saat ini mereka berkumpul di tempat yang sama, dan
memakai pakaian ihram yang sama. Tidak ada lagi pangkat atau
jabatan yang bisa dibanggakan atau kekayaan yang diagung-
agungkan, semua sama dihadapan Allah, kecuali taqwanta.
Tamu-tamu Allah itu akan diperlakukan dengan hormat jika ia
bisa menanggalkan semua kebanggaannya. Tidak ada lagi camat,
bupati atau presiden, yang ada hanyalah hamba Allah yang
bertaqwa.
Seluruh rangkaian ibadah haji, pada dasarnya memiliki
makna yang mendalam bagi kehidupan manusia. Disamping
untuk menyempurnakan rukun islam, ibadah tersebut
menuntunnya untuk kembali mendekatkan diri kepada Allah
swt. Juga menyadarkan manusia siapa dia sebenarnya. Sehingga
sepulang dari haji diharapkan ada perubahan sikap dalam
dirinya, ibadahnya semakin tekun, tidak ada lagi kesombongan.
Ibarat rumah yang beratap, jiwanya m,enjadi adem pikirannya
tidak mudah panas.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilham.
Hadirin jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah.
Cobaan paling berat yang diberikan kepada nabi Ibrahim
adalah ketika mendapat perintah menyembelih putranya
nabiIsmail. Seorang anak yag telah lama diidam-idamkan,
menjadi tambatan dan belahan jiwa serta menjadi kebanggaan
orang tua. Semula beliau ragu namun pada akhirnya yakin
bahwa perintah trersebut datang dari Allah yang dijalankan
Namun demikian beliau tetap minta pendapat kepada putranya :
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha
bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, “Hai anak-ku
sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia
menjawab, “hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan
kkepadamu: Insyaallah kamu akan mendapatiku termasuk orang-
orang yang sabar.“
QS As-Shafaat 102

Dialog antara bapak dan anak memang terasa memilukan.


Keteguhan hati seorang bapak dan kepathan seorang anak
sungguh merupakan pengorbanan yang tulus. Keduanya sadar
bahwa semua ini perintah Allah, demi meraih ridhonya apapun
akan dilakukan dan apapun akan dikorbankan walaupun nyawa
taruhannya. Namun berkat ketabahannya dalam menghadapi
cobaan serta kepasrahannya kepada Allah, akhirnya Nabi Ismail
diganti dengan kambing dari surga.
Apa yang dialami oleh Nabi Ibrahim dan putranya mungkin
tidak akan terjadi lagi, tetapi nilai pengabdian dan
pengorbanannya patut untuk kita teladani. Perjuangan dan
pengabdian yang dibarengi dengan pengorbanan, merupakan
pilar kekuatan umat di segala bidang. Islam sangat
membutuhkan pejuang-pejuang tangguh yang rela berkorban
apa saja demi tegaknya agama dan demi kemaslahatan bersama.
Hari ini kita diperintah menyembelih hewan qurban. Itu
adalah isyarat, jika kita ingin menjadi hamba Allah yang dicintai,
maka kita harus rela mempertaruhkan apa saja yang kita miliki
untuk diinfaqkan di jalanNya. Bagi saudaraku yang punya
kelebihan harta, masih banyak tempat-tempat ibadah: masjid,
madrasah dan tempat pendidikan lainnya yang butuh bantuan di
luar sana masih banyak fuqara masakin, anak-anak yatim
nbutuh uluran tangan. Kita ini termasuk pendusta agama jika
sampai menelantarkan mereka. Bagi saudaraku yangmempunyai
kelebihan dibidang ilmu, pergunakan ilmumu itu untuk
kemaslahatan umat, bimbing mereka yang tidak tahu jalan Allah,
bantu mereka untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak,
dan jangan bodohi mereka dengan kepintaranmu.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilham.
Hadirin jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah.
Di hari yang mulia ini, marilah kita kuatkan niat untuk
berusaha lebih mendapatkan diri kepada Allah, dengan
membersihkan diri dari perbuatan-perbuatan nista, dan
meningkatkan nilai ibadah baik ibadah wajib maupun sunnah.
Mari kita satukan tekad untuk bersama-sama memperjuangkan
agama Allah sesuai dengan kemampuan kita. Apa yang dialami
oleh nabi Ibrahim as. Semoga menjadi inspirasi dan kekuatan
bagi kita dalam meninggikan kalimat-kalimat Allah di muka
bumi.
Demikianlah khotbah yang saya sampaikan, semoga Allah
menjadikan kita hamba-hamba yang selalu dekat denganNya,
dan mau berkorban untuk meraih ridhanya. Amin.

Anda mungkin juga menyukai