Anda di halaman 1dari 8

Khutbah Idul Adha

Belajar Cinta dari NABI SAW

Oleh: DR. H. Ahmad Badruddin Aseli, Lc. MA

Anggota Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an Kemenag RI

Ketua Ikatan Dai Indonesia Depok

٩× ‫هللا اكبر‬

ِ ‫ َو ُس ْب َحانَ هللاِ بُ ْك َرةً َوَأ‬،‫ َو ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َكثِيرًا‬،‫هللاُ َأ ْكبَ ُر َكبِيرًا‬


, ‫صياًل‬
‫ و ال نعبد إال إياه مخلصين له الدين و لو كره‬, ‫ال إله إال هللا‬
‫هللا أكبر و هلل الحمد‬ , ‫هللا أكبر‬ , ‫ال إله إال هللا‬, ‫الكافرون‬

‫ حيث تقربوا اليه بانواع القربات التي منها اداء المناسك فى المشعر‬،‫الحمد هلل الذي جعل هذا اليوم عيدا لعباده المؤمنين‬
‫ سيدنا محمد وعلى اله وصحبه على ممر الدهور‬،‫ والصالة والسالم على سيد االنام‬،‫ وذبح االضحية من االنعام‬،‫الحرام‬
‫وااليام‬،

‫ و اشهد ان محمدا عبده و رسوله‬،‫ال شريك له‬


, ‫ وحده‬, ‫اشهد ان ال إله إال هللا‬.

‫اما بعد‬

‫ ايها المؤمنون والمؤمنات اوصيكم ونفسي بتقوى هللا و عظموا شعاءره و خاصة فى هذه االيام فانه كما قال تعالى‬:

ِ ‫َو َم ْن يُ َعظِّ ْم َش َعاِئ َر هَّللا ِ فَِإنَّهَا ِم ْن تَ ْق َوى ْالقُلُو‬


‫ب‬

Pada hari ini, milyaran umat Islam di seluruh dunia, merayakan hari raya idul adha atau hari
raya kurban. Pada saat yang sama 3 juta lebih kaum muslimin tengah berjibaku
menyempurnakan rukun Islam ke-5 mereka yaitu berhaji di tanah suci Makkah al-
Mukarramah.

Kita berdoa kpd Allah semoga Allah menerima ibadah kita di bulan Zulhijjah ini, dari mulai
puasa Arafahnya kemarin, salat id-nya hari ini, dan sampai menyembelih kurbannya
sebentar nanti.

Kita berdoa semoga saudara-saudara kita yg berhaji tahun ini diberikan haji yg mabrur,
pulang perginya dalam keadaan sehat wal 'afiyat.

Dan semoga kita yg belum berangkat ke sana, Allah beri jalan kemudahan, kemurahan
rezeki dan kesehatan; semoga Allah tidak mencabut nyawa kita kecuali kita telah
menginjakkan kaki kita ke tanah suci walau pun hanya sekali dalam seumur hidup kita. Amin
ya Rabbal 'alamin
Allahu Akbar 3x

Haji adalah puncak perjalanan spiritual seorang hamba dalam mengabdikan dirinya kpd
Allah, kalau selama ini ia ‫ مستقبل القبلة‬mengarahkan wajahnya ke arah kiblat; maka sekarang ia
‫مستقبل الكعبة‬, sekarang ia telah berada di rumah-Nya, Baitullah, Ka'bah al-Musyarrafah. Maka
sejatinya, seorang yang telah berhaji adalah seorang yang telah mengunjungi "rumah" Allah,
bertamu kepada-Nya, mendapat jamuan dan hidangan dari-Nya. Seseorang yang telah
melihat kebesaran dan keagungan Allah. Al-Quran menyatakan:

‫ليشهدوا منافع لهم ويذكروا اسم هللا‬...

QS: 22:28

Agar para haji itu melihat dengan mata kepala mereka sejumlah kemanfaatan, nikmat,
anugrah dan karunia yang diberikan kepada mereka dan agar mereka selalu mengingat
Allah...

Maka sejatinya, seharusnya, sepantasnya setelah berhaji seseorang tidak lagi melihat ada
kebesaran, ada keagungan, pada dunia dengan segala problematikanya.

Ia akan melihat harta benda duniawi itu kecil, jabatan itu kecil, popularitas itu kecil.
Disanjung orang tak membuatnya menjadi rembulan terus besar dan bersinar.

Ia akan melihat bahwa kemiskinan itu kecil, kedudukan rendah menjadi rakyat jelata itu
kecil bukan masalah, tidak terkenal, termarginalkan itu kecil. Dihina orang tak akan
membuatnya menjadi "sampah" , semua itu kecil dan tak berarti.

Yang "besar" adalah apa yang ada pada Allah; yang besar adalah kekayaan spiritual,
kedudukan dan populer di sisi-Nya; menjadi orang mulia dan terhormat dalam pandangan-
Nya:

‫ان اكرمكم عند هللا اتقاكم‬

QS: 49:13

Allahu Akbar 3x walillahilhamd

Syekh Saud al-Syuraim, imam dan khatib Masjid al-Haram dalam kesempatan haji tahun
2003 pada khutbahnya menyatakan:

"Haji adalah puncak kebahagiaan hidup seorang muslim"

‫من اسعد حياة المسلم فى هذه الدنيا‬


Maka setelah berhaji, sejatinya seorang yang telah berhaji tak lagi melihat ada kebahagiaan
selain dari mengabdikan diri kepada Allah; ia tak lagi melihat kebahagian itu ada pada dunia,
ada pada harta, tahta, dan wanita.

Ia hanya melihat kebahagiaan itu ada pada kedekatan dan hubungan yang baik kepada
Allah:

‫ماعندكم ينفد وما عند هللا باق‬

Apa yang di sisimu akan lenyap dan apa yang di sisi Allah itulah yang kekal. (QS.16:96)

Segala fasilitas yang dimiliki seorang yang telah berhaji, semuanya dijadikan sarana,
dijadikan jalan untuk meraih keridaan-Nya.

Seorang haji tidak lagi itung-itungan kepada Allah; tidak ragu lagi menginfakkan hartanya di
jalan Allah; tidak ragu lagi berkurban; tidak ragu lagi berderma dan berbagi kebahagiaan:

‫لن ينال هللا لحومها وال دماءها ولكن يناله التقوى منكم‬

Daging hewan kurban dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah. Tetapi
ketakwaan kalianlah yang sampai kepada-Nya. (QS. 22:37)

Seorang haji akan menjadikan jabatan, kedudukan, segala potensi yang dimilikinya untuk
membuka jalan kebaikan, memberi kemanfaatan, menebar rahmat dan kasih sayang kepada
hamba-hamba Allah lainnya, kepada sebanyak mungkin orang. Tidak ada kerusakan yang
dilakukan. Tidak ada kerugian yang ditimbulkan, dan tidak ada keburukan yang ditularkan.
Inilah makna "haji mabrur" yang dikatakan Rasul saw:

‫الحج المبرور ليس له جزاء اال الجنة‬

Haji Mabrur tidak ada balasannya kecuali surga (HR. Bukhari-Muslim)

Allahu Akbar 3x

Hadirin dan hadirat sidang salat idul adha yang berbahagia

Haji adalah ibadah yg ‫ ربط الماضي بالحاضر‬menghubungkan antara masa lalu dengan hari ini
atau sebaliknya ‫ ربط الحاضر بالماضي‬ibadah yang mengaitkan hari ini dengan masa lalu, karena
hampir sebahagian besar Arkan wa Wajibatul haj , rangkaian-rangkaian kegiatan ritul haji
yang disebut dengsn Manasikul haj terkait langsung dengan peristiwa ribuan tahun lalu yang
pernah dilakoni dan dijalani oleh seorang hamba bernama Ibrahim dan keluarganya.

Perjalanan hidup beliau sendiri banyak diungkap dan dibicarakan oleh Al-Qur'an. Seperti
tertuang dalam surah: Al-Baqarah:124-132, 258-260; Ali Imran: 67-68, 96-97; An-Nisa: 54,
125; Al-An'am: 74-83, At-Taubah: 114, Hud: 69-76; Al-Hijir 51-58: An-Nahl 120-123;
Maryam41-50, Al-Anbiya 51-71; Al-Haj 26-27, Asy-Syuara 69-103; Al-Ankabut 16-27; Ash-
Shaffat: 83-113; Shad: 45-47 Az-Zariyat: 24-34; An-Najm: 37; Al-Mumtahanah:4-6; dan satu
surah khusus surah ke 14 yang disebut dengan surah Ibrahim.

Informasi yang sedemikian padat tentang profil Ibrahim adalah agar kita dapat
mengeksplorasi berbagai sisi-sisi kehidupan beliau untuk kita teladani dan menjadi bahan
pelajaran, karena Allah berfirman:

َ‫ك َأ ِن اتَّبِ ْع ِملَّةَ ِإ ْب َرا ِهي َم َحنِيفًا ۖ َو َما َكانَ ِمنَ ْال ُم ْش ِر ِكين‬
َ ‫ثُ َّم َأوْ َح ْينَا ِإلَ ْي‬

Kemudian kami perintahkan engkau Muhammad agar mengikuti "Millah Ibrahim" yaitu
tatacara ibadahnya, dedikasinya dalam menghambakan diri dan mendekatkan diri kepada-
Nya, sebagai seorang yang lurus dan tidak mempersekutukannya dengan apa pun.
(QS.16:123)

Pada ayat ini perintah Allah kepada Rasul, namun juga perintahnya kepada kita. Kaidah Usul
mengatakan: ‫ امر للرسول امر المته‬perintah kepada Rasul juga perintah kepada umatnya.

Perintah untuk meneladani Ibrahim dan keluarganya juga disebutkan secara jelas pada
firman-Nya:

‫لقد كان لكم فيهم اسؤة حسنة‬

Sungguh telah ada pada Ibrahim dan pengikutnya suri teladan yang baik bagimu (QS.60:6)

Hadirin dan hadirat sekalian...

Salah satu hal menarik dari Nabi Ibrahim as. yang patut kita contoh dan teladani adalah
dalam hal mencintai dan menyayangi orang lain.

Cinta dan kasih sayang beliau kepada sesama antara lain dapat dibuktikan, pertama:

Seperti diungkapkan dalam surah al-Anbiya bahwa beliau sejak masa mudanya tida rela
melihat masyarakatnya menyembah berhala, mengikuti tradisi-tradisi dan keyakinan yang
tak berdasar (‫)ماانزل هللا بها من سلطان‬. Ibrahim mencoba membuka pikiran mereka, menyingkap
tabir yang menutupi nalar mereka, seraya mengajak mereka berdialog agar menemukan
Tuhan yang sebenarnya yang patut mereka sembah.

َ ‫َوتِ ْل‬
‫ك ُح َّجتُنَا آتَ ْينَاهَا ِإب َْرا ِهي َم َعلَى قَوْ ِم ِه‬

Ibrahim terus meyakinkan mereka dengan berbagai dalil, argumen yang begitu jelas dan
terang. Awalnya mereka menerima namun kemudian mereka berbalik memusuhinya dan
memvonisnya bersalah. Dialog pun berakhir dengan dibakarnya Ibrahim dalam tungku api
yang amat besar namun Allah menyelamatkannya dan ibrahim pun terpaksa harus hijrah
dari satu kota ke kota lainnya dan dari satu negeri ke negeri lainnya.
Apa yang dilakukan Ibrahim dalam hal ini adalah edisi mencerdaskan masyarakatnya,
membuka hati dan pikiran mereka. Meskipun beresiko membahayakan dirinya tapi yang
terpenting akidah masyarakatnya terselamatkan.

Sebagai umat Nabi Muhammad saw yang juga diperintahkan mengikuti Nabi Ibrahim, dalam
hal ini kita juga harus tampil mencerdaskan masyarakat, mengadvokasi mereka,
memproteksi mereka dari berbagai virus yang merusak masyarakat seperti virus
sekularisme, liberalisme, radikalisme, dan lain sebagainya, yang setiap saat mengancam
masyarakat. Sebagai umat Nabi Muhammad kita juga harus terus berani menyuarakan
kebenaran dari waktu ke waktu meskipun tidak ada keuntungan materi duniawi yang kita
dapatkan atau malah sebaliknya merugikan dan membahayakan diri sendiri umat Islam
dalam hal ini tidak boleh bergeming.

Allahu Akbar 3x

Contoh kedua dari betapa cinta dan sayangnya Nabi Ibrahim kepada manusia atau orang
lain seperti tertuang dalam surah Hud mulai ayat 69 adalah pada saat kunjungan kerja
malaikat.

Para malaikat itu datang bertamu kepadanya. Maka tidak beberapa lama kemudian

‫ث َأن َجا َء بِ ِعجْ ٍل َحنِي ٍذ‬


َ ِ‫فَ َما لَب‬

Ibrahim langsung menghidangkan untuk mereka daging panggang anak sapi yang lezat.

dalam ayat lain surah az-Zariyat ayat 26:

‫فَ َجا َء بِ ِعجْ ٍل َس ِمي ٍن‬

daging anak sapi yang gemuk yg membangkitkan selera.

Mengapa Ibrahim melakukan hal demikian?

Hal ini lantaran beliau adalah seorang yang terbiasa menghormati dan menjamu tamunya,
terbiasa berbagi makanan terbaik yang dimiliki, terbiasa care/peduli kepada orang lain yang
kurang beruntung.

Akan tetapi....

َ ‫ص ُل ِإلَ ْي ِه نَ ِك َرهُ ْم َوَأوْ َج‬


ً‫س ِم ْنهُ ْم ِخيفَة‬ ِ َ‫ۚ فَلَ َّما َرَأ ٰى َأ ْي ِديَهُ ْم اَل ت‬

Setelah Nabi Ibrahim melihat para tetamunya itu tidak sedikit pun menyentuh makanan
yang dihidangkan kepada mereka beliau merasa takut dan khawatir.

Para tetamunya itu segera memberi tahu bahwa mereka adalah para malaikat yang diutus
untuk: pertama, memberi kabar gembira bahwa Ibrahim akan dikaruniai seorang anak. Yang
kedua, para malaikat itu memberi kabar bahwa mereka akan menghancurkan dan
menjungkir-balikan kampung sebelah, yaitu kampung Sadum kampungnya Nabi Lut as.

Kabar pertama membuat Ibrahim kembali tenang dan hilang rasa takutnya:

‫ع َو َجا َء ْتهُ ْالبُ ْش َر ٰى‬ َ ‫فَلَ َّما َذه‬


ُ ْ‫َب ع َْن ِإب َْرا ِهي َم الرَّو‬

Namun kabar kedua membuatnya:

ٍ ُ‫ي َُجا ِدلُنَا فِي قَوْ ِم ل‬


)74( ‫وط‬

Membuatnya mendebat para malaikat tentang "nasib" kaum Nabi Lut tersebut. Beliau
berharap agar keputusan azab itu masih bisa dinegosiasikan, beliau berharap agar mereka
masih bisa diberi kesempatan bertaubat. Lebih-lebih Nabi Lut masih berada di tengah-
tengah mereka.

Allah menyebutkan mengapa Ibrahim bersikap demikian:

75( ٌ‫ان ِإ ْب َرا ِهي َم لَ َحلِي ٌم َأوَّاهٌ ُّمنِيب‬


َّ

Sungguh Ibrahim adalah seorang yang penyantun seorang yang sabar tidak rela melihat
orang lain menderita , seorang yang lembut hatinya dan banyak kembali kepada Allah.

Intinya beliau tidak ingin ada umat yang diazab sementara para Nabi pemberi peringatan
masih berada di tengah-tengah mereka.

Namun Allah berfirman:

َ ِّ‫يَا ِإب َْرا ِهي ُم َأ ْع ِرضْ ع َْن ٰهَ َذا ۖ ِإنَّهُ قَ ْد َجا َء َأ ْم ُر َرب‬
‫ك ۖ َوِإنَّهُ ْم آتِي ِه ْم َع َذابٌ َغ ْي ُر َمرْ دُو ٍد‬

Wahai Ibrahim stop-lah dari berdebat tentang ini, sesungguhnya keputusan Tuhanmu sudah
bulat, dan azab itu sudah pasti menimpa mereka.

Sampai di sini, sebagai umat Nabi Muhammad yang diperintahkan juga mengikuti Nabi
Ibrahim kita dapat mengambil pelajaran bahwa:

‫نحن دعاة‬

Kita adalah para penyeru, orang yang mengajak agar manusia berbuat kebaikan dan
meninggalkan kemungkaran.

‫ولسنا قضاة‬

Kita bukan hakim yang memvonis bersalah seseorang; si Fulan munafik, si Fulan sesat, ahli
neraka, dan lain sebagainya.

Selagi hayat masih dikandung badan maka kesempatan bertaubat dan memperbaiki diri itu
masih ada.
Kita harus selalu menghadirkan cinta dan kasih sayang kepada siapa pun meskipun keadaan
orang tersebut saat ini sangat mengecewakan kita.

Kepada kaum homo, Nabi Ibrahim masih menaruh cinta kasih dan perhatian kepada mereka
maka apalagi seharusnya kita kepada anak kita, pasangan hidup kita, orang terdekat kita,
tetangga atau siapa pun yang kita kenal; yang saat ini keadaannya kurang menggembirakan
kita, masih suka melawan dan bermaksiat kepada Allah, kita tetap harus menaruh cinta dan
harapan kepada mereka.

Rasul bersabda:

‫الراحمون يرحمهم الرحمن‬

Para penyayang itu akan dikasihi Allah yang Maha Penyayang.

‫ارحموا من فى االرض يرحمكم من فى السماء‬

Sayangilah orang yang di bumi, maka yang di langit akan menyayangimu.

(HR. Tirmizi)

Inilah salah satu sebab mengapa Ibrahim dicintai Allah

‫َواتَّ َخ َذ هَّللا ُ ِإب َْرا ِهي َم خَ لِياًل‬

(QS. 4:125)

Karena beliau sangat cinta dan sayang kepada hamba-hamba Allah lainnya.

Kita pun akan mendapat kecintaan Allah swt tersebut jika kita terus menghadirkan cinta
kepada sesama dalam berbagai bentuk ekpresi cinta seperti yang dicontohkan Nabi Ibrahim
as.

Semoga Allah terus memperbaiki keadaan kita, terus menumbuhkan cinta dan kasih sayang
di antara kita, dan memberikan keselamatan hidup di dunia dan akherat. Amin

‫ َونَفَ َعنِي َواِيِّا ُك ْم بما فيه‬.‫ك هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ آ ِن ْال َع ِظي ِْم‬ َ ‫صلَّي بَا َر‬ َ َ‫بسم هللا الرحمن الرحيم قَ ْد اَ ْفلَ َح َم ْن تَ َز َّكي َو َذ َك َر ا ْس َم َربًِ ِه ف‬
‫ َوتَقَبِّ َل هللا ِمنِّي َو ِم ْن ُك ْم تِال َوتَهُ اِنَّه ه َُوال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‬.‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬
ِ ‫ِمنَ اآليَا‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫‪.‬هللا أكبر‪ ،‬هللا أكبر‪ ،‬هللا أكبر‪ ،‬هللا أكبر‪ ،‬هللا أكبر‪ ،‬هللا أكبر‪ ،‬هللا أكبر‬

‫أن اَل إلهَ إال هللا َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْيكَ‬ ‫إن تَ ُع ُّدوْ ا نِ ْع َمةَ هللاِ اَل تُحْ صُوهَا‪ ,‬أشهَ ُد ْ‬ ‫اض نِ َع َمهُ َعلَ ْينَا َوَأ ْع َ‬
‫ظ َم‪َ .‬و ْ‬ ‫الحم ُد هلل أفَ َ‬
‫أن ُم َح َّمدًا عب ُدهُ و َرسُوْ لُهُ‪َ .‬رسُوْ ٌل اِصْ طَفَاهُ َعلَى َج ِمي ِْع ْالبَ ِريَّا ِ‬
‫ت‪.‬‬ ‫لَهُ‪َ .‬أ ْسبَ َغ نِ َع َمهُ َعلَ ْينَا ظَا ِه َرهَا َوبَا ِطنَهَا َوأ ْشهَ ُد َّ‬
‫َملَ ِكهَا َوإ ْن ِسهَا َو ِجنِّهَا‬

‫ض بُ ُد ً ِوهَا وقَ َراهَا‪. p‬اللهم‬


‫ع األرْ ِ‬ ‫على أل ِه وأصحاب ِه أه ِل ْال َك َم ِ‬
‫ال فِى بِقا َ ِ‬ ‫على َسيًِ ِدنا‪ p‬محم ٍد َو َ‬ ‫ص ِّل و َسلًِ ْم َ‬ ‫اللهم َ‬
‫ص َّل َعلَى َسيِّ ِدنَا‪ُ p‬م َح َّم ٍد َو َعلَى أل َسيَّ ِدنا ُم َح ًَم ٍد‪ .‬كما َ ًّ‬
‫ار ْك عَل َى ُم َح ًَم ٍد‬ ‫صليْتَ َعلَى إبراهيم َوع َ‬
‫َلى أ ِل إب َْرا ِهيم‪ ,‬وبَ ِ‬ ‫َ‬
‫َلى إ ْب َرا ِهي َم و َعلَى أ ِل إب َراهيم فى العالَ ِم ْينَ إنًَكَ حمي ٌد مجي ٌد‬ ‫أل محم ٍد‪ ,‬كما با َر ْكتَ ع َ‬ ‫َوعل َى ِ‬

‫ت‪ .‬إنك سمي ٌع قريبٌ مجيبُ‬ ‫ت األحيا ِء ِم ْنهُ ْم واأل ْم َوا ِ‬ ‫ت والمؤمنِيْنَ والمؤ ِمنا ِ‪p‬‬ ‫اللهم اغفِرْ لِ ْلمسل ِميْن وال ُم ْسلِ َما ِ‪p‬‬
‫ُور‪ .‬و َجنَّبْنا ِمنَ النَّ َوا ِهى‬ ‫ح يَ ْبقَى نَ ْف ُعهُ ع َ‬
‫َلى َم َمرِّ ال ُّده ِ‬ ‫ت‪ .‬اللهم َوفَّ ْقنَا لِ َع َم ٍل َ‬
‫صالِ ٍ‬ ‫الحا َجا ِ‬ ‫ى َ‬ ‫ت ويَا قَ ِ‬
‫اض َ‬ ‫ال ًَدع ََوا ِ‬
‫ف بَ ْينَ قُلُوبِنَا وَأصْ لِحْ‬‫وبار ْ‪p‬ك لنا فِى ُعلُوْ ِمنا وأ ْع َمالِنا‪ .‬اللهم َألِّ ْ‬
‫ِ‬ ‫َوأع َما ٍل ِه َى تَبُوْ ر‪ .‬اللهم أصْ لِحْ ُواَل ةَ ُأ ُموْ ِرنَا‪.‬‬
‫ك أ ْنتَ ال َوهابُ ‪ .‬ربنا أتنا فى الدنيا‬ ‫َذاتَ بَ ْينِنا‪ .‬ربنا ال تُ ِز ْغ قُلُوبَنَا بَ ْع َد ْإذ هَ َد ْيتَنَا َوهَبْ لَنَا ِم ْن لَ ُد ْنكَ رحمةً إن َ‬
‫حسنة وفى األخرة حسنة وقنا‪ p‬عذاب النار‬

‫ان وإيتا ِء ِذى القُرْ ب َى ويَ ْنهَى ع َِن الفَحْ َشا ِء وال ُم ْن َك ِر‪ .‬يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلًَ ُك ْم‬ ‫إن هللاَ يَأ ُمرُك ْم بال َع ْد ِل واإلح َس ِ‬‫عبا َد هللا! ًَ‬
‫تَ َذ ًَكرُون‪ .‬فَ ْاذ ُكرُوا‪ p‬هللا يَ ْذ ُكرْ ُكم‪ p‬واش ُكرُوا عَل َى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْ‪p‬م ‪ .‬ولَ ِذ ْك ُ‪p‬‬
‫ر هللاِ أكبَر‬

Anda mungkin juga menyukai