Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

TEATRIKAL DRAMA

DISUSUN OLEH :

1. MAYA MAESAROH
2. INTAN RISMAWATI

GURU MAPEL :

DESMI YANTI. M.Pd


NIP. 198312272009022003

SMA NEGERI 6 SELUMA


TAHUN AJARAN 2022/2023
Kata Pengantar

Puji syukur senantiasa penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat

rahmat dan hidayahnya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada

waktunya.

Makalah ini dibuat dengan harapan agar yang membaca mendapatkan ilmu yang

bermanfaat serta membuka wawasan pembaca tentang drama itu sendiri.

Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kita, khususnya selaku penulis, kami

sadar dalam makalah ini masih banyak kekurangan dalam hal isi maupun penulisan, untuk itu

penulis sampaikan maaf yang sebesar besarnya dan mengharapkan kritik dan saran yang

dapat membangun untuk penyusunan makalah kedepannya. Akhir kata penulis ucapkan

terima kasih.

Bengkulu, Januari 2023

Penyusun,
BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah

Dibuatnya makalah yang berisi tentang teatrikal drama ini, karena untuk memenuhi

tugas pentas seni. Selain itu mudah-mudahan isi dari makalah ini bermanfaat bagi kita yang

membaca dan mempelajarinya. Serta mudah-mudahan bisa menambah wawasan dan

pengetahuan tentang drama.

1.2.   Tujuan

Untuk mengetahui sinopsis dan bentuk pola tari dari puisi “Pada Suatu Hari Nanti”

Karya Sapardi Djoko Damono.


BAB II

PEMBAHASAN

Pada Suatu Hari Nanti


"Pada suatu hari nanti,
jasadku tak akan ada lagi,
tapi dalam bait-bait sajak ini,
kau tak akan kurelakan sendiri.
Pada suatu hari nanti,
suaraku tak terdengar lagi,
tapi di antara larik-larik sajak ini.
Kau akan tetap kusiasati,
pada suatu hari nanti,
impianku pun tak dikenal lagi,
namun di sela-sela huruf sajak ini,
kau tak akan letih-letihnya kucari"

SINOPSIS
Puisi Pada Suatu Hari Nanti yang termuat di dalam Hujan Bulan Juni merupakan karya
Sapardi Djoko Damono. Selama 30 tahun Sapardi Djoko Damono membuatnya, mulai dari
tahun 1964 sampai dengan tahun 1994. Puisi ini mengacu pada kesetiaan di mana kefanaan
pada suatu hari nanti benar terjadi, yaitu kematian teman terdekat kita.
Puisi Pada Suatu Hari Nanti mengingatkan kita akan adanya kematian. Kematian ialah teman
terdekat, di dalam sajak puisi tersebut Sapardi berusaha untuk mengingatkan dan
menyelipkan gagasan dan arti kesetiaan.
Di samping itu, Sapardi berusaha mempertegas kalimat "pada suatu hari nanti" yang di
dalamnya memiliki gagasan akhir kematian di dalam bait pertama baris kesatu dan bait kedua
baris pertama serta baris pertama bait ketiga. Oleh karena itu, kalimat "pada suatu hari
nanti" dijadikan pokok judul oleh Sapardi.
Terdiri dari 3 bait 12 baris yang disajikan dengan singkat, padat, dan jelas, Sapardi mencoba
membuat puisi ini hanyut dalam suasana hening serta pembaca hanyut dalam suasana yang
membuat hati bergetar dengan tema yang ia sajikan, yaitu kematian dan keabadian hidup.
Menelisik bait pertama puisi Pada Suatu Hari Nanti.
"Pada suatu hari nanti,
jasadku tak akan ada lagi,
tapi dalam bait-bait sajak ini,
kau tak akan kurelakan sendiri."
Pada baris kedua, "jasadku tak akan ada lagi". Kata "jasadku" mengacu pada kata konotatif
atau kata kiasan dari kehidupan. Dilanjutkan dengan kalimat "tak akan ada lagi" artinya hal
yang tak dapat diputar balik atau terulang kembali, di mana jelas kalimat tersebut merujuk
pada kematian.
Pada baris ke-3 dan ke-4, Sapardi berusaha menjelaskan bahwa ia tidak merelakan
kehidupannya terhenti begitu saja hanya dikarenakan kematian "takkan kurelakan
sendiri", tetapi jauh dari hal tersebut ia ingin selalu ada hal yang membuatnya abadi. Untuk
itu Sapardi menyelipkan kehidupannya di dalam setiap "bait-bait sajak" yang dapat diartikan
sebuah karya sastra.
Menelisik bait kedua puisi Pada Suatu Hari Nanti.
"Pada suatu hari nanti,
suaraku tak terdengar lagi,
tapi di antara larik-larik sajak ini.
Kau akan tetap kusiasati,"
Baris pertama pada bait ke-2 mengulang dan menegaskan hal yang sama kepada pembaca,
yaitu sesuatu yang akan datang, menjelaskan makna terdalam kehidupan bahwa kehidupan
tidak akan terhenti karena kematian.
Di baris ke-2 "suaraku tak terdengar lagi", kata "suara" tersebut mengacu pada kehidupan
sama halnya dengan jasad pada bait pertama. Tetapi, kehidupan di sini lebih mengacu pada
kehidupan yang berupa ekspresi emosi, suara hati atau yang bersifat kebatinan. "Tak
terdengar lagi” yang berarti suara (kehidupan) oleh indra yang tidak lagi bisa dirasakan, atau
kematian.
Kemudian di baris ke-3 dan ke-4 pada bait ke-2 "larik-larik sajak" menegaskan penentangan
terhadap kematian.
Lalu, di baris ke-4 "kau akan tetap kusiasati" merujuk pada apa pun yang coba kita lakukan
agar kehidupan tetap abadi. Maksudnya kehidupan akan tetap hidup dalam karya-karyanya
hingga orang-orang tetap merasakan kehadiran jiwa Eyang Sapardi walaupun kelak penulis
sudah tiada.
Menelisik bait ketiga puisi Pada Suatu Hari Nanti.
"pada suatu hari nanti,
impianku pun tak dikenal lagi,
namun di sela-sela huruf sajak ini,
kau tak akan letih-letihnya kucari"
Pada sepenggal bait terakhir ini adanya secercah harapan yang Sapardi ungkapkan di mana
semua cita-cita, ide, dan gagasan serta pemikiran suatu karya dapat tetap hidup dengan
semangatnya hari ini, esok, dan seterusnya sampai kematian menjemput.
Baris pertama masih sama, hal atau gagasan yang Sapardi coba gambarkan, "pada suatu hari
nanti" menjelaskan tentang suatu masa ke depan yang kelak akan terjadi.
Pada baris ke-2, "impianku pun tak dikenal lagi", kehidupan di sini dilambangkan oleh
Sapardi dengan kata "impian". Impian mengacu pada keinginan atau hasrat berupa cita-cita,
ide atau gagasan yang ia tuangkan. Pada bait "tak dikenal lagi", suatu kalimat yang mengacu
pada kehidupan jika manusia tak lagi mempunyai mimpi sama saja mengacu pada kematian.
Di baris ke-3 dan ke-4, Sapardi menyelipkan suatu hal yang ia inginkan, yaitu walaupun
impiannya suatu saat akan sirna dan tak dikenal lagi, ia akan terus berusaha dan mencarinya
agar jiwa semangatnya tetap abadi dan kekal. Ini ditegaskan di dalam "sela-sela huruf
sajak” yang merupakan kiasan dari karya-karyanya.
POLA LANTAI

Pola lantai yang digunakan vertikal/lurus

Anda mungkin juga menyukai