Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PUISI

Oleh :
ALI MUKHRIDHA

MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 TAPIN


TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam karena
atas izin dan kehendakNya jualah, makalah sederhana ini dapat kami selesaikan
tepat pada waktunya.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliahkajian puisi. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini
mengenai Puisi di Indonesia.Dalam penulisan makalah ini kami menemui
berbagai hambatan yang dikarenakan terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami
mengenai hal yang berkenan dengan penulisan makalah ini.
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam makalah ini
kami sudah berusaha semaksimal mungkin.Tapi kami yakin makalah ini masih
banyak kekurangan baik di dalam hal penulisan maupun isi. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan juga kritik yang membangun agar kami lebih maju di
masa yang akan datang.
Harap kami, makalah ini dapat menjadi referensi bagi kami dalam mengarungi
masa depan. Kami juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi orang lain
yang membacanya.

Tapin, 13 Januari 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang paling menarik tetapi
pelik. Sebagai salah satu jenis sastra, puisi merupakan pernyataan sastra yang
paling utama. Segala unsur seni sastra mengental dalam puisi.
Puisi mengandung karya estetis yang bermakna, mengekspresikan
pemikiran yang membangkitkan perasaan, merangsang panca indra dalam susunan
yang berirama. Puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia
yang digubah dalam wujud yang paling berkesan. Puisi dapat membuat kita
tertawa, menangis, tersenyum, berfikir, merenung, terharu bahkan emosi dan
marah.
Sampai sekarang, puisi selalu mengikat hati dan digemari oleh semua
lapisan masyarakat karena keindahan dan keunikannya. Oleh karena kemajuan
masyarakat dari masa kemasa selalu meningkat, maka corak, sifat dan bentuk
puisi pun selalu berubah, mengikuti perkembangan selera, konsep estetika yang
selalu berubah dan kemajuan intelektual yang selalu meningkat.

2. Perumusan Masalah

a. Menjelaskan Pengertian Puisi


b. Menjelaskan unsur-unsur Puisi Lama
c. Menjelaskan unsur – unsur Puisi Baru
d. Menjelaskan Makna dalam puisi
e. Menjelaskan Penggunaan Majas dalam puisi
f. Menjelaskan unsur-unsur puisi
g. Menjelaskan hakikat puisi

3. Tujuan
Setelah membaca makalah ini mahasiswa diharapkan mampu memahami
dengan baik tentang
a. Pengertian-pengertian puisi dari beberapa ahli
b. unsur-unsur Puisi Lama
c. unsur – unsur Puisi Baru
d. Makna dalam puisi
e. Penggunaan Majas dalam puisi
f. Unsur-unsur puisi
g. Hakikat puisi
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latarbelakang...................................................................................................
B. Rumusan masalah............................................................................................
C. Tujuan masalah……………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian puisi .......................................................................................
B. Jenis-jenis puisi.................................................................................. .......
C. Jenis makna dalam puisi………………………………………………….
D. Penggunaan majas dalam puisi…………………………………………..
E. Unsur-unsur puisi…………………………………………………………
F. Hakikat puisi………………………………………………………………

BAB III PENUTUP..............................................................................................


Kesimpulan................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PUISI
Secara etimologi istilah puisi berasal dari bahasa Yunani ”poeima” atau
”Poesis” yang berarti pembuatan. Sedangkan dalam Bahasa Inggris disebut
”Poem” atau ”Poetry” yang berarti membuat atau pembuatan, karena lewat puisi
pada dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri yang mungkin
berisi pesan atau gambaran suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah.
Definisi puisi cukup banyak, salah satu pendapat yang cukup mudah
dipahami diantaranya mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya Sastra yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun
dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa, yakni struktur fisik dan
struktur batinnya ( Waluyo.1995:28, dalam buku Drs.Supriyadi, Mpd.
Pembelajaran Sastra yang apresiatif dan Integratif dari SD 2006:44 ). Berdasarkan
asal-usul istilah puisi dari atas dan berbagai pendapat para ahli, pengertian puisi
dapat didefinisikan sebagai salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata,
rima, dan irama sebagai media penyampaian untuk membuatkan ekspresi, ilusi
dan imajinasi.
Bila dibandingkan dengan karya sastra fiksi atau drama, pilihan kata dalam
puisi cenderung padat, singkat, imajinatif sehingga dikatakan mempunyai bentuk
tersendiri. Penggunaan rima dan irama agar puisi lebih indah juga merupakan
pembeda yang sangat signitifikan bila dibandingkan fiksi dan drama.

Berikut ini adalah definisi puisi menurut para ahli :


Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah
dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun
secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan
unsur lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya.

Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal.


Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik
dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah
rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan
orkestra bunyi.

Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang


imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden
mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang
bercampur-baur.

Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia


secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Misalnya,
dengan kiasan, dengan citra-citra, dan disusun secara artistik (misalnya selaras,
simetris, pemilihan kata-katanya tepat, dan sebagainya), dan bahasanya penuh
perasaan, serta berirama seperti musik (pergantian bunyi kata-katanya berturu-
turut secara teratur).
Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling
indah dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan
dan menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang
memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat
dicintai. Semuanya merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam.

William Wordsworth menjelaskan bahwa puisi adalah peluapan yang spontan dari
perasaan-perasaan yang penuh daya, memperoleh asalnya dari emosi atau rasa
yang dikumpulkan kembali dalam kedamaian.

Putu Arya Tirtawirya menjabarkan bahwa puisi merupakan ungkapan secara


implicit dan samar, dengan makna yang tersirat, dimana kata-katanya condong
pada makna konotatif.

Pengertian Puisi dalam Pradopo adalah aktivitas yang bersifat pencurahan jiwa
yang padat, bersifat sugestif dan asosiatif.

Samad Said mengemukakan puisi pada hakikatnya adalah satu pernyataan


perasaan dan pandangan hidup seorang penyair yang memandang sesuatu
peristiwa alam dengan ketajaman perasaannya. Perasaan yang tajam inilah yang
menggetar rasa hatinya, yang menimbulkan semacam gerak dalam daya rasanya.
Lalu ketajaman tanggapan ini berpadu dengan sikap hidupnya mengalir melalui
bahasa, menjadilah ia sebuah puisi, satu pengucapan seorang penyair.

Shahnon Ahmad menjabarkan bahwa terdapat garis-garis besar tentang puisi.


Unsure-unsur itu berupa emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan
pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur
baur.

Edgar Allan Poe bahwa puisi adalah ciptaan tentang sesuatu keindahan dalam
bentuk berirama. Citarasa adalah unsur yang diutaman. Hubungan dengan budaya
intelek atau dengan suara hati hanya merupakan hubungan yang selari. Jika bukan
secara kebetulan, ia tidak ada kena mengena langsung sama ada dengan tugasnya
atau dengan kebenaran.

H.B. Jassin menjelaskan bhwa puisi adalah pengucapan dengan perasaan yang
didalamnya mengandung fikiran-fikiran dan tanggapan-tanggapan.

Ralph Waldo Emerson menjabarkan bahwa puisi mengajarkan sebanyak mungkin


dengan kata-kata sesedikit mungkin.
Waluyo mengemukakan bahwa puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang
dipadatkan, dipersingkat dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan
kata-kata kias (imajinatif).

Edwin Arlington Robinson berpendapat puisi adalah bahasa yang menyampaikan


sesuatu yang sukar hendak dinyatakan, tidak kira sama ada puisi itu benar atau
sebaliknya.

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa Puisi adalah
bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara
imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan
pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya

B. Jenis-Jenis Puisi
Menurut jamannya puisi di bedakan menjadi 2 (dua), antara lain :
1. Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu
antara lain :
a. Jumlah kata dalam 1 baris
b. Jumlah baris dalam 1 bait
c. Persajakan (rima)
d. Banyak suku kata tiap baris
e. Irama

a. Ciri-ciri Puisi Lama:


1) Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
2) Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
3) Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku
kata maupun rima

b. Jenis Puisi Lama


Yang termasuk puisi lama adalah
a. Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib
b. Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap
baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris
berikutnya sebagai isi.
c. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi,
agama/nasihat, teka-teki, jenaka
d. armina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek
e. Seloka adalah pantun berkait
f. Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a,
berisi nasihat
g. Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris,
bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita
h. Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10
baris

c. Ciri-ciri dari jenis puisi lama


a) Pantun
Ciri – ciri :
1. Setiap bait terdiri 4 baris
2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
3. Baris 3 dan 4 merupakan isi
4. Bersajak a – b – a – b
5. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
6. Berasal dari Melayu (Indonesia)

b) Syair
Ciri-ciri syair
1. Terdiri dari 4 baris
2. Berirama aaaa
3. Keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair

2.Puisi Baru
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah
baris, suku kata, maupun rima.

a. Ciri-ciri Puisi Baru


1. Bentuknya rapi, simetris;
2. Mempunyai persajakan akhir (yang teratur);
3. Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang
lain
4. Sebagian besar puisi empat seuntai;
5. Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
6. Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.

b. Jenis-jenis Puisi Baru


Menurut larik atau isinya, puisi dibedakan atas :
1. Balada adalah puisi berisi kisah/cerita
2. Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan
3. Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa
4. Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup
5. Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih
6. Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan
7. Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik
c . Ciri-ciri dari Jenis Puisi Baru
Ciri puisi baru dari Jenis isinya :
1) Balada
Ciri-ciri balada
Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik
dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-
a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam
bait-bait berikutnya.
2) Hymne
Ciri-ciri hymne
Lagu pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan, tanah
air, atau alma mater (Pemandu di Dunia Sastra).
Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai
puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati (guru,
pahlawan, dewa, Tuhan) yang bernafaskan ke-Tuhan-an.
3) Ode
Ciri-ciri ode
Ciri ode nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun,
membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu
atau peristiwa umum.
4) Epigram
Epigramma (Greek); unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah
kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan.
5) Romance
Romantique (Perancis); keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu
dendam, serta kasih mesra
6) Elegi
Ciri-ciri elegi
Sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih
atau rindu, terutama karena kematian/kepergian seseorang.
7) Satire
Satura (Latin) ; sindiran ; kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena; tidak puas
hati satu golongan (ke atas pemimpin yang pura-pura, rasuah, zalim etc)

C. Jenis Makna Dalam Puisi

Pembagian kedua jenis makna ini didasarkan ada tidaknya penambahan makna
pada makna dasar suatu kata berdasarkan nilai rasa, pikiran, atau tanggapan kita.
1. Makna denotasi adalah makna yang tidak mengalami perubahan apapun
dari makna asalnya.
2. Makna konotatif adalah makna yang telah mengalami penambahan dari
makna asalnya. Ada tidaknya penambahan makna itu dapat diketahui
setelah kata itu digunakan dalam kalimat.
D. Penggunaan Majas Dalam Puisi
Majas menjadi unsur penting dalam sebuah karya tulis, khususnya puisi. ini dapat
menjadi daya
tarik puisi, mampu menimbulkan suasana segar, hidup, dan memberikan
kejelasan dalam pencitraan. Majas mampu mengimbau indra pembaca karena
sering lebih konkret daripada ungkapan harfiah. Selain itu, majas pun lebih
ringkas daripada padanannya yang terungkap dalam kata biasa.

Berikut penjelasan mengenai macam-macam majas yang sering digunakan


dalam karya tulis

1. Perumpamaan (Simile)*
Perumpamaan (simile) adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya
berlainan dan dengan sengaja kita anggap sama. Perbandinganitu secara eksplisit
dijelaskan dengan pemakaian kata bagai, sebagai, ibarat, seperti, bak, laksana,
semisal, seumpama, umpama, dan serupa.

2. Metafora
Metafora adalah perbandingan yang dilakukan secara implisit antara dua hal yang
berbeda. Metafora hampir sama dengan perumpamaan, hanya saja dalam metafora
perbandingan dilakukan secara langsung tanpa menggunakan kata bagai, sebagai,
ibarat, seperti, bak, laksana, semisal, seumpama, umpama, dan serupa.

3. Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang melekatkan sifat-sifat insani (manusiawi) pada
benda-benda yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak Penggunaan majas
personifikasi dapat memberi kejelasan dan memberikan bayangan angan (citraan)
yang konkret.

4. Alegori
Alegori adalah ceritakisahan yang mengisahkan hal lain atau kejadian lain.
Alegori dapat dikatakan sebagai metafora yang dilanjutkan. Jadi memahami majas
alegori harus dari keseluruhan isi puisi.

5. Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang melebih-lebihkan apa yang sebenarnya
dimaksudkan, baik jumlah, ukuran, atau sifat-sifatnya. Tujuan penyair
menggunakan majas hiperbola adalah untuk mendapatkan perhatian yang lebih
saksama dari pembaca. Dengan kata lain, penyair berusaha mencuri perhatian
pembacaagar terus tertarik untuk memahami puisinya.

6. Litotes
Litotes sering dikatakan kebalikan dari hiperbola, yaitu majas yang di dalam
pengungkapannya menyatakan sesuatu yang positif dengan bentuk yang negatif
atau bentuk yang bertentangan. Litotes mengurangi atau melemahkan kekuatan
pernyataan yang sebenarnya.

7. Metonimia
Metonimia berasal dari bahasa Yunani Metonima adalah sejenis majas yang
mempergunakan nama sesuatu barang untuk sesuatu yang lain yang berkaitan erat
dengannya. Moeliono mengatakan bahwa metonimia adalah majas yang memakai
nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan orang, barang, atau hal, sebagai
penggantinya.

8. Sinekdoke
Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama
keseluruhannya atau sebaliknya. Sinekdoke digunakan untuk melihat kejadian
langsung dari sumber yang menimbulkan peristiwa hingga gambaran lebih
konkret. Ada dua macam sinekdoke, yakni pars pro toto dan totem.
a. Pars pro toto adalah sinekdoke bagian untuk keseluruhan. Maksudnya
untuk menonjolkan suatu hal dengan menyebutkan salah satu bagian yang
terpenting dari keseluruhan hal, keadaan, atau benda dalam hubungan tertentu.
Misalnya, untuk menggambarkan orang, hanya menyebutkan suara , mata,
hidung, atau bagian tubuh yang lain.
b. Totem pro parte adalah sinekdoke yang menyebutkan keseluruhan atau
melihat sesuatu secara generalisasi untuk menonjolkan sebagian.

E. Unsur-Unsur Puisi
Struktur fisik puisi sebagai metode pembacaan puisi harus dikaji mendalam, harus
sedikit mengetahui tentang “Prosody” atau versifikasi yang didalamnya terdapat :
1) Rima : Pengulangan bunyi dalam puisi, untuk membentuk musikalitas atau
orkestrasi sehingga puisi menjadi merdu jika dibaca.
2) Ritma : Ritma sangat berhubungan dengan bunyi dan juga pengulangan
bunyi, kata, frasa dan kalimat, yang didalamnya terdapat pertentangan bunyi:
tinggi / rendah, panjang / pendek, keras / lemah, yang mengalun dengan teratur
dan berulang – ulang sehingga membentuk keindahan.
3) Metrum : Pengulangan tekanan kata yang tetap.
Selain itu, dalam menghayati puisi telaah yang lebih mendalam kestruktur yang
lebih kecil, yang meliputi :
1) Diksi: pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya.
Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat
mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat
mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna,
keselarasan bunyi, dan urutan kata.
2) Pengimajiasian atau citraan: kata atau susunan kata-kata yang dapat
mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran,
dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif),
imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji
dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan
merasakan seperti apa yang dialami penyair.
3) kata kongkret: kata-kata yang digunakan oleh penyair untuk
menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan
maksud untuk membangkitkan imaji pembaca.
4) Bahasa figurative atau kiasan: bentuk penyimpangan dari bahasa
normatif, baik dari segi makna maupun rangkaian katanya, dan bertujuan
untuk mencapai arti dan efek tertentu
5) Tifografi atau Pewajahan Puisi: bentuk puisi seperti halaman yang tidak
dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris
puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap
puisi.

F. Hakikat puisi

1) Tema : Subjek matter yang dikemukaan penyair, yang menjadi landasan


utama pengucapannya.
2) Perasaan / felling : Perasaan yang diungkapkan penyair berpengaruh
terhadap pemilihan bentuk fisik / metode puisi.
3) Nada dan suasana : Nada dan suasana puisi saling berhubungan karena
nada puisi menimbulkan suasana terhadap pembacanya.
4) Amanat : Sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair
menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair
menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Secara etimologi istilah puisi berasal dari bahasa Yunani ”poeima” atau
”Poesis” yang berarti pembuatan. Sedangkan dalam Bahasa Inggris disebut
”Poem” atau ”Poetry” yang berarti membuat atau pembuatan, karena lewat puisi
pada dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri yang mungkin
berisi pesan atau gambaran suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah.

Definisi puisi cukup banyak, salah satu pendapat yang cukup mudah
dipahami diantaranya mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya Sastra yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun
dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa, yakni struktur fisik dan
struktur batinnya ( Waluyo.1995:28, dalam buku Drs.Supriyadi, Mpd.
Pembelajaran Sastra yang apresiatif dan Integratif dari SD 2006:44 ). Berdasarkan
asal-usul istilah puisi dari atas dan berbagai pendapat para ahli, pengertian puisi
dapat didefinisikan sebagai salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata,
rima, dan irama sebagai media penyampaian untuk membuatkan ekspresi, ilusi
dan imajinasi.

Bila dibandingkan dengan karya sastra fiksi atau drama, pilihan kata dalam
puisi cenderung padat, singkat, imajinatif sehingga dikatakan mempunyai bentuk
tersendiri. Penggunaan rima dan irama agar puisi lebih indah juga merupakan
pembeda yang sangat signitifikan bila dibandingkan fiksi dan drama.

Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan


perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua
kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya
DAFTAR PUSTAKA

http://gudangbukuku.wordpress.com//02/12/puisi-lama-dan-puisi-baru/
http://zeepro.blogspot.com/2012/02/makalah-puisi-.html
www.wikipedia.puisi.com

Anda mungkin juga menyukai