Anda di halaman 1dari 14

MENGANALISIS KARYA SASTRA ( PUISI )

DI SUSUN OLEH:

I GEDE YOGA PUTRAYASA ( 2111171024 )

NI LUH GEDE YULIARATIH ( 2111171098 )

NI KADEK DESY DIANTARI ( 2111171026 )

NI PUTU NUNIK SEPTIARI ( 2111171066 )

UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA

FAKULTAS DHARMA ACARYA

2021/2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai.Penulis
sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca.Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami.Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Belayu, 12 Oktober 2021

Penyusu
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
C. Rumusan Masalah 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Puisi 2
B. Unsur-Unsur Puisi 3
C. Jenis-Jenis Puisi 5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 9
B. Saran 9

DATAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puisidaribahasa Yunani kunoadalahsenitertulis dimanabahasadigunakan


untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.Penekanan
pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima
adalah yang membedakan puisi dariprosa. Namun perbedaan ini masih
diperdebatkan.Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan
puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang
menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati
seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya.Baris-baris pada puisi
dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan
salah satu carapenulisuntuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga
hanya berisi satu kata/sukukatayang terus diulang-ulang.Bagi pembaca hal tersebut
mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti.Tapi penulis selalu
memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya.Tak ada yang membatasi
keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi.Ada beberapa perbedaan
antarapuisi lamadanpuisi baru.Di Indonesia, puisi telah mulai ditulis oleh
Hamzah Fansuri dalam bentuk syairMelau dan ditulis dengan huruf Arab di
akhir abad ke-16 atau awal abad ke-17.Ahli-ahli sastra banyak yang
membedakan dan membagi perpuisian Indonesiamenjadi puisi lama dan puisi
baru. Namun, apa yang disebut puisi lama itu masih tetapdiapresiasi dan diproduksi
sampai saat ini

B. Tujuan
1. Umtuk mengetahui pengertian Puisi
2. Untuk mengetahui unsur-unsur Puisi
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Puisi
C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian Puisi?
2. Apa saja unsur-unsur yang terdapat di dalam Puisi?
3. Apa saja jenis-jenis Puisi?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Puisi

Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang
artinya berati penciptaan.Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry
yang erat dengan –poet dan -poem.Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4)
menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau
mencipta.Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui
imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada
dewa-dewa.Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus
merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang
tersembunyi.
❖ Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:6) mengumpulkan definisi puisi yang pada
umumnya dikemukakan oleh para penyair romantik Inggris sebagai berikut.
❖ Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah
dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun
secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur
lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya.
❖ Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair
menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam
puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangkaian
bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra bunyi.
❖ Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang
imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden
mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang
bercampur-baur.
❖ Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia
secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Misalnya, dengan
kiasan, dengan citra-citra, dan disusun secara artistik (misalnya selaras, simetris,
pemilihan kata-katanya tepat, dan sebagainya), dan bahasanya penuh perasaan, serta
berirama seperti musik (pergantian bunyi kata-katanya berturu-turut secara teratur).
❖ Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah
dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan dan
menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak,
percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat dicintai. Semuanya
merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam.
❖ Dari definisi-definisi di atas memang seolah terdapat perbedaan pemikiran, namun
tetap terdapat benang merah. Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:7)
menyimpulkan bahwa pengertian puisi di atas terdapat garis-garis besar tentang puisi
itu sebenarnya. Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide, nada, irama,
kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang
bercampur-baur.

B. Unsur-Unsur Puisi

1. Struktur fisik puisi terdiri dari:

● Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak
dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang
tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.Hal-hal
tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
● Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam
puisinya.Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat
mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat
mungkin.Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna,
keselarasan bunyi, dan urutan kata.
● Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman
indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.Imaji dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba
atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan
melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
Pengimajinasian dalam puisi berguna untuk memberi gambaran yang jelas
menimbulkan suasana khusus membuat hidup gambaran dalam pikiran dan
pengindraan serta untuk menarik perhatian dan memberikan kesan mental atau
bayangan visual penyair menggunakan gambaran-gambaran angan.
● Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indra yang memungkinkan
munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau
lambang.Misalnya kata konkret “salju" melambangkan kebekuan cinta,
kehampaan hidup, dan lain-lain.Sedangkan kata konkret “rawa-rawa” dapat
melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dan lain-lain.Kata
konkret merupakan syarat terjadinya pengimajian atau pencitraan.
● Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan
efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi
menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna.
Gaya bahasa disebut juga majas.Adapun macam-macam majas antara lain
metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi,
anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto,
totem pro parte, dan paradoks.
● Rima atau Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan
akhir baris puisi. Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir,
persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi
[kata], dan sebagainya
● Tipografi merupakan teknik penulisan dalam puisi.Tipografi merupakan pembeda
yang paling awal yang dapat dilihat dalam membedakan puisi dengan prosa fiksi
ataupun drama.Baris-baris dalam puisi membentuk sebuah periodisitas yang
disebut bait.Tipografi merupakan aspek bentuk visual yang berupa tata hubungan,
susunan baris dan ukiran bentuk yang dipergunakan untuk mendapatkan kesan
menarik agar indah dipandang.Tujuan tipografi dalam puisi adalah untuk
keindahan indrawi dan untuk mendukung pengedepanan makna rasa dan suasana
puisi.

2. Struktur batin puisi terdiri dari:

● Tema/makna (sense) adalah pokok persoalan yang disampaikan pengarang dalam


puisinya.Tema sebuah puisi dapat disampaikan secara langsung maupun tidak
langsung (makna puisi dapat ditemukan setelah membacadan
menafsirkannya).Media puisi adalah bahasa.Tataran bahasa adalah hubungan
tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris,
bait, maupun makna keseluruhan.
● Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat
dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar
belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan,
agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia,
pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman
pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak
bergantung pada kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan
bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan,
pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan
psikologisnya.
● Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya.Nada juga berhubungan
dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada
menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan
masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada
sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dan lain-lain.

C. Jenis-Jenis Puisi

Puisi memiliki dua jenis yang umum, yaitu puisi lama serta puisi baru/modern.

- Puisi lama adalah puisi yang sudah ada sejak zaman dahulu dan biasanya digunakan
dalam upacara-upacara adat. Berbeda dengan puisi modern yang dapat ditulis secara
bebas tanpa aturan, puisi lama memiliki berbagai aturan yang harus diikuti berkaitan
dengan jumlah kata dalam 1 baris, jumlah baris dalam 1 bait, jumlah suku kata, dan
rima.

Berikut merupakan jenis-jenis puisi lama, antara lain :

1. Pantun

Pantun berasal dari bahasa Minangkabau patuntun yang berarti petuntun.


Pantun adalah puisi lama yang tiap baitnya terdiri atas empat baris. Setiap
barisnya terdiri atas 8–12 suku kata. Pantun bercirikan bersajak a-b-a-b. 2
baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi.
2. Mantra

Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.


Penulisan mantra berbentuk bait dengan keberadaan rima yang tidak menentu.
Mantra lebih mengutamakan irama dibandingkan rima. Biasanya kata-kata
yang digunakan di dalam mantra adalah metafora dan dianggap memiliki
kekuatan magis atau doa. Penggunaan mantra merupakan bagian dari budaya
Indonesia. Dalam masyarakat Melayu, mantra digunakan untuk keperluan adat
dan kepercayaan mistis dan jarang digunakan sebagai karya sastra.

3. Seloka

Seloka adalah pantun berkait. Bait dalam seloka saling sambung-


menyambung. Baris pertama dan ketiga pada bait kedua menggunakan isi
yang sama dengan baris kedua dan keempat dari bait pertama. Pola ini
digunakan secara terus-menerus pada bait berikutnya. Seloka merupakan salah
satu jenis puisi Melayu klasik yang berisikan pepatah atau perumpamaan.
Pesan yang disampaikan di dalam seloka dapat berupa candaan, sindiran atau
ejekan.

4. Gurindam

Gurindam adalah jenis puisi lama yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak
a-a-a-a, berisi nasihat. Gurindam memadukan antara sajak dan peribahasa.
Baris pada gurindam disebut sebagai syarat dan akibat. Baris pertama
membahas tentang persoalan, masalah atau perjanjian, sedangkan baris kedua
memberitahukan jawaban atau penyelesaian dari bahasan pada baris pertama.

5. Talibun

Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10
baris. Pada talibun, tiap bait dibagi menjadi sampiran dan isi. Pembagian baris
sampiran dan baris isi ditentukan oleh jumlah baris keseluruhan yang
kemudian dibagi menjadi dua.

6. Karmina

Karmina adalah pantun kilat. Karmina mirip seperti pantun tetapi lebih
pendek. Karmina terdiri atas dua baris. Baris pertama merupakan sampiran
dan baris kedua merupakan isi. Karmina memiliki sajak lurus a-a. Pantun
pendek ini disampaikan untuk menyindir secara langsung.

7. Syair

Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab. Syair termasuk salah satu
puisi lama yang berasal dari Persia dan dibawa ke dalam sastra Indonesia
bersama dengan masuknya ajaran Islam ke Indonesia. Ciri dari syair adalah
tiap bait terdiri atas 4 baris, bersa-jak a-a-a-a. Syair berisi nasihat atau cerita.

Jenis puisi modern, yaitu puisi naratif merupakan puisi yang digunakan untuk
menyampaikan suatu cerita, dibedakan menjadi tiga yaitu epic, romansa dan balada.Jenis
kedua puisi modern adalah puisi lirik yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan
penyair, jenis terakhir puisi moderen adalah puisi deskriptif, yaitu puisi yang
mengemukakan pendapat serta kesan penyair.

1. Balada

Balada adalah puisi berisi kisah atau cerita. Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga)
bait. Masing-masing terdiri dari 8 larik dengan skema rima a-b-a-bb-c-c-b. Skema
rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan
sebagai refren dalam bait-bait berikutnya.

2. Himne

Himne adalah puisi berisi pujian untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
Himne juga sering disebut dengan gita puja atau madah. Bagi umat Kristiani, himne
adalah nyanyian yang dikarang khusus untuk digunakan bermadah atau
bersembahyang.

3. Ode
Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gaya ode
sangat resmi, bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, dan bersifat
menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.

4. Epigram

Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan atau ajaran hidup. Epigram adalah
sebuah pernyataan singkat, peminatan, kenangan dan terkadang pernyataan
mengejutkan atau satir.

5. Romansa

Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. Penulisan
romansa menggunakan bahasa yang romantis. Cerita yang disampaikan di dalam
roman berupa percintaan yang berhubungan dengan pertentangan dan petualangan
kesatria. Dalam roman, kehidupan tokoh diceritakan secara lengkap dari masa kecil
hinga akhir hayatnya.

6. Elegi

Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis kesedihan. Elegi biasanya
mengandung ratapan dan ungkapan dukacita, khususnya pada peristiwa kematian.
Objek yang digambarkan di dalam puisi elegi biasanya berupa pengalaman-
pengalaman pahit atas peristiwa yang pernah dialami, atau dapat juga berupa
penyesalan atau sesuatu yang pernah dilakukan di masa lalu.

7. Satire

Satire adalah puisi yang berisi sindiran atau kritik. Pesan yang ingin
diungkapkan didalam satire ialah ketidakpuasan penyair terhadap suatu keadaan.
Pengungkapan perasaan dilakukan dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan
baru yang berkebalikan dengan keadaan yang sebenarnya.

8. Soneta

Soneta adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi
dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing
tiga baris.

9. Distikon

Distikon adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris. Jenis puisi ini
terdiri atas dua baris kalimat dalam setiap baitnya. Distikon bersajak a-a.

10. Terzina

Terzina adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris. Terzina setiap
baitnya terdiri alas tiga buah kalimat. Terzina bersajak a-a-a, a-a-b, a-b-c atau a-b-b.

11. Kuatrain
Kuatrain adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris. Puisi ini setiap
baitnya terdiri atas empat buah kalimat. Quatrain bersajak a-b-a-b, a-a-a-a atau a-a-b-
b.

12. Kuint

Kuint adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris. Kuint setiap
baitnya terdiri atas lima bariss. Quint bersajak a-a-a-a-a.

13. Sektet

Sektet adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris. Jenis puisi ini
terdiri atas enam buah kalimat dalam setiap baitnya. Sektet mempunyai sajak yang
tidak beraturan. Pengarang bebas menyatakan perasaannya tanpa menghiraukan
persajakan atau rima bunyi.

Septime

Septime adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris. Septime setiap baitnya
terdiri atas tujuh buah kalimat. Persajakan dalam septima tidak berurutan.

14. Stanza

Stanza adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris. Stanza terdiri
atas delapan kalimat. Persajakan dalam stanza tidak berurutan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi, puisi merupakan suatu karya sastra yang berupa ungkapan isi hati
penulis dimana didalamnya ada irama, lirik, rima, dan ritme pada setiap barisnya.
Dikemas dalam bahasa yang imajinatif dan disusun dengan kata-kata yang padat serta
penuh makna. Suatu karya puisi mengandung nilai estetika tersendiri.
B. Saran.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat membaca ataupun
menulis sebuah puisi yaitu ketepatan ekspresi/mimic, kinesik yaitu gerak anggota
tubuh, kejelasan artikulasi, timbre yaitu warna bunyi suara bawaan yang dimilikinya,
dinamik yaitu keras lembut serta tinggi rendahnya suara serta intonas
DAFTAR PUSTAKA

http://www.wikipedia.com

http://artikelddk.com

http://www/kemendikbud.org

http://pustakapelajar.com

www.mahkamahkonstitusi.go.id,

Anda mungkin juga menyukai