Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT  Tuhan Semesta Alam
karena atas izin dan kehendakNya jualah, makalah sederhana ini dapat kami
selesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah bahasa indonesia. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini
mengenai Puisi di Indonesia.Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai
hambatan yang dikarenakan terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang
berkenan dengan penulisan makalah ini.
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam makalah
ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin.Tapi kami yakin makalah ini masih
banyak kekurangan baik di dalam hal penulisan maupun isi. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan juga kritik yang  membangun agar kami lebih maju di masa
yang akan datang.
Harap kami, makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi referensi
bagi kami dalam mengarungi masa depan. Kami juga berharap agar makalah ini dapat
berguna bagi orang lain yang membacanya.

Keruak, 13 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I  PENDAHULUAN
A. Latar belakang............................................................................................1
B. Rumusan masalah.......................................................................................1
C. Tujuan masalah...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian puisi.........................................................................................3
B. Jenis-jenis puisi.........................................................................................5
C. Jenis makna dalam puisi..........................................................................9
D. Penggunaan majas dalam puisi...............................................................9
E. Unsur-unsur puisi.....................................................................................11
BAB III  PENUTUP
A. Simpulan ........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang paling menarik
tetapi pelik. Sebagai salah satu jenis sastra, puisi merupakan pernyataan sastra
yang paling utama. Segala unsur seni sastra mengental dalam puisi.
Puisi mengandung karya estetis yang bermakna, mengekspresikan
pemikiran yang membangkitkan perasaan, merangsang panca indra dalam
susunan yang berirama. Puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman
manusia yang digubah dalam wujud yang paling berkesan. Puisi dapat membuat
kita tertawa, menangis, tersenyum, berfikir, merenung, terharu bahkan emosi dan
marah.
Sampai sekarang, puisi selalu mengikat hati dan digemari oleh semua
lapisan masyarakat karena keindahan dan keunikannya. Oleh karena kemajuan
masyarakat dari masa kemasa selalu meningkat, maka corak, sifat dan bentuk
puisi pun selalu berubah, mengikuti perkembangan selera, konsep estetika yang
selalu berubah dan kemajuan intelektual yang selalu meningkat.
B. Perumusan Masalah
1. Menjelaskan Pengertian Puisi?
2. Menjelaskan unsur-unsur Puisi Lama?
3. Menjelaskan unsur – unsur Puisi Baru?
4. Menjelaskan Makna dalam puisi?
5. Menjelaskan Penggunaan Majas dalam puisi?
6. Menjelaskan unsur-unsur puisi?
7. Menjelaskan hakikat puisi?
C. Tujuan
Setelah membaca makalah ini mahasiswa diharapkan mampu memahami dengan
baik tentang
1. Pengertian-pengertian puisi dari beberapa ahli
2. unsur-unsur Puisi Lama
3. unsur – unsur Puisi Baru
4. Makna dalam puisi
5. Penggunaan Majas dalam puisi
6. Unsur-unsur puisi
7. Hakikat puisi

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PUISI
Secara etimologi istilah puisi berasal dari bahasa Yunani ”poeima” atau
”Poesis” yang berarti pembuatan. Sedangkan dalam Bahasa Inggris disebut ”Poem” atau
”Poetry” yang berarti membuat atau pembuatan, karena lewat puisi pada dasarnya seseorang
telah menciptakan suatu dunia tersendiri yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana
tertentu, baik fisik maupun batiniah.
Definisi puisi cukup banyak, salah satu pendapat yang cukup mudah dipahami
diantaranya mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya Sastra yang mengungkapkan pikiran
dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan
bahasa, yakni struktur fisik dan struktur batinnya ( Waluyo.1995:28, dalam buku Drs.Supriyadi,
Mpd. Pembelajaran Sastra yang apresiatif dan Integratif dari SD 2006:44 ). Berdasarkan asal-
usul istilah puisi dari atas dan berbagai pendapat para ahli, pengertian puisi dapat didefinisikan
sebagai salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata, rima, dan irama sebagai media
penyampaian untuk membuatkan ekspresi, ilusi dan imajinasi.
Bila dibandingkan dengan karya sastra fiksi atau drama, pilihan kata dalam puisi
cenderung padat, singkat, imajinatif sehingga dikatakan mempunyai bentuk tersendiri.
Penggunaan rima dan irama agar puisi lebih indah juga merupakan pembeda yang sangat
signitifikan bila dibandingkan fiksi dan drama.
Berikut ini adalah definisi puisi menurut para ahli :
1. Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah
dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun
secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan
unsur lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya.
2. Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal.
Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik
dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah

3
rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan
orkestra bunyi.
3. Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang
imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden
mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang
bercampur-baur.
4. Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia
secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Misalnya,
dengan kiasan, dengan citra-citra, dan disusun secara artistik (misalnya selaras,
simetris, pemilihan kata-katanya tepat, dan sebagainya), dan bahasanya penuh
perasaan, serta berirama seperti musik (pergantian bunyi kata-katanya berturu-
turut secara teratur).
5. Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling
indah dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan
dan menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang
memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat
dicintai. Semuanya merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam.
6. William Wordsworth menjelaskan bahwa puisi adalah peluapan yang spontan dari
perasaan-perasaan yang penuh daya, memperoleh asalnya dari emosi atau rasa
yang dikumpulkan kembali dalam kedamaian.
7. Putu Arya Tirtawirya menjabarkan bahwa puisi merupakan ungkapan secara
implicit dan samar, dengan makna yang tersirat, dimana kata-katanya condong
pada makna konotatif.
8. Pengertian Puisi dalam Pradopo adalah aktivitas yang bersifat pencurahan jiwa
yang padat, bersifat sugestif dan asosiatif.
9. Samad Said mengemukakan puisi pada hakikatnya adalah satu pernyataan
perasaan dan pandangan hidup seorang penyair yang memandang sesuatu
peristiwa alam dengan ketajaman perasaannya. Perasaan yang tajam inilah yang
menggetar rasa hatinya, yang menimbulkan semacam gerak dalam daya rasanya.

4
Lalu ketajaman tanggapan ini berpadu dengan sikap hidupnya mengalir melalui
bahasa, menjadilah ia sebuah puisi, satu pengucapan seorang penyair.
10. Shahnon Ahmad menjabarkan bahwa terdapat garis-garis besar tentang puisi.
Unsure-unsur itu berupa emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan
pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur
baur.
11. Edgar Allan Poe bahwa puisi adalah ciptaan tentang sesuatu keindahan dalam
bentuk berirama. Citarasa adalah unsur yang diutaman. Hubungan dengan budaya
intelek atau dengan suara hati hanya merupakan hubungan yang selari. Jika bukan
secara kebetulan, ia tidak ada kena mengena langsung sama ada dengan tugasnya
atau dengan kebenaran.
12. H.B. Jassin menjelaskan bhwa puisi adalah pengucapan dengan perasaan yang
didalamnya mengandung fikiran-fikiran dan tanggapan-tanggapan.
13. Ralph Waldo Emerson menjabarkan bahwa puisi mengajarkan sebanyak
mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin.
14. Waluyo mengemukakan bahwa puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang
dipadatkan, dipersingkat dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan
kata-kata kias (imajinatif).
15. Edwin Arlington Robinson berpendapat puisi adalah bahasa yang menyampaikan
sesuatu yang sukar hendak dinyatakan, tidak kira sama ada puisi itu benar atau
sebaliknya.

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa


Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan
bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya
B. Jenis-Jenis Puisi

Menurut jamannya puisi di bedakan menjadi 2 (dua), antara lain :


1. Puisi Lama

5
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu
antara lain :
 Jumlah kata dalam 1 baris
 Jumlah baris dalam 1 bait
 Persajakan (rima)
 Banyak suku kata tiap baris
 Irama
a. Ciri-ciri Puisi Lama:
1) Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
2) Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
3) Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku
kata maupun rima
b. Jenis Puisi Lama
Yang termasuk puisi lama adalah
1) Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib
2) Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap
baris terdiri
3) dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran,  2 baris berikutnya sebagai
isi.
4) Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi,
agama/nasihat, teka-teki, jenaka
5) Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek
6) Seloka adalah pantun berkait
7) Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a,
berisi nasihat
8) Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris,
bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita
9) Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris

6
c. Ciri-ciri dari jenis puisi lama
1) Pantun
Ciri – ciri :
 Setiap bait terdiri 4 baris
 Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
 Baris 3 dan 4 merupakan isi
 Bersajak a – b – a – b
 Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
 Berasal dari Melayu (Indonesia)
2) Syair
Ciri-ciri syair
 Terdiri dari 4 baris
 Berirama aaaa
 Keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair
2. Puisi Baru
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi
jumlah baris, suku kata, maupun rima.
a. Ciri-ciri Puisi Baru
1) Bentuknya rapi, simetris;
2) Mempunyai persajakan akhir (yang teratur);
3) Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola
yang lain
4) Sebagian besar puisi empat seuntai;
5) Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
6) Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.
b. Jenis-jenis Puisi Baru
 Menurut larik atau isinya, puisi dibedakan atas :
1) Balada adalah puisi berisi kisah/cerita
2) Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan

7
3) Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa
4) Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup
5) Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih
6) Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan
7) Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik
c. Ciri-ciri dari Jenis Puisi Baru
Ciri puisi baru dari Jenis isinya :
1) Balada
Ciri-ciri balada
Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8
(delapan) larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima
berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan
sebagai refren dalam bait-bait berikutnya.
2) Hymne
Ciri-ciri hymne
Lagu pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang
pahlawan, tanah air, atau alma mater (Pemandu di Dunia Sastra).
Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai
puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati (guru,
pahlawan, dewa, Tuhan) yang bernafaskan ke-Tuhan-an.
3) Ode
Ciri-ciri ode
Ciri ode nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada
anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap
pribadi tertentu atau peristiwa umum.
4) Epigram
Epigramma (Greek); unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke
arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan.

8
5) Romance
Romantique (Perancis); keindahan perasaan; persoalan kasih sayang,
rindu dendam, serta kasih mesra
6) Elegi
Ciri-ciri elegi
Sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah
karena sedih atau rindu, terutama karena kematian/kepergian seseorang.
7) Satire
Satura (Latin) ; sindiran ; kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena;
tidak puas hati satu golongan (ke atas pemimpin yang pura-pura, rasuah, zalim
etc)
C. Jenis Makna Dalam Puisi
Pembagian kedua jenis makna ini didasarkan ada tidaknya penambahan
makna pada makna dasar suatu kata berdasarkan nilai rasa, pikiran, atau
tanggapan kita.
1. Makna denotasi adalah makna yang tidak mengalami perubahan apapun
dari makna asalnya.
2. Makna konotatif adalah makna yang telah mengalami penambahan dari
makna asalnya. Ada tidaknya penambahan makna itu dapat diketahui
setelah kata itu digunakan dalam kalimat.

D. Penggunaan Majas Dalam Puisi


Majas menjadi unsur penting dalam sebuah karya tulis, khususnya puisi.
ini dapat menjadi daya tarik puisi, mampu menimbulkan suasana segar, hidup,
dan memberikan  kejelasan dalam pencitraan. Majas mampu mengimbau indra
pembaca karena sering lebih konkret daripada ungkapan harfiah. Selain itu,
majas pun lebih ringkas daripada padanannya yang terungkap dalam kata biasa.
Berikut penjelasan mengenai macam-macam majas yang sering
digunakan dalam karya tulis

9
1. Perumpamaan (Simile)*
Perumpamaan (simile) adalah perbandingan dua hal yang pada
hakikatnya berlainan dan dengan sengaja kita anggap sama. Perbandinganitu
secara eksplisit dijelaskan dengan pemakaian kata bagai, sebagai, ibarat,
seperti, bak, laksana, semisal, seumpama, umpama, dan serupa.
2. Metafora
Metafora adalah perbandingan yang dilakukan secara implisit antara
dua hal yang berbeda. Metafora hampir sama dengan perumpamaan, hanya
saja dalam metafora perbandingan dilakukan secara langsung tanpa
menggunakan kata bagai, sebagai, ibarat, seperti, bak, laksana, semisal,
seumpama, umpama, dan serupa.
3. Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang melekatkan sifat-sifat insani 
(manusiawi) pada benda-benda yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak
Penggunaan majas personifikasi dapat memberi kejelasan dan memberikan
bayangan angan (citraan) yang konkret.
4. Alegori
Alegori adalah ceritakisahan yang mengisahkan hal lain atau kejadian
lain. Alegori dapat dikatakan sebagai metafora yang dilanjutkan. Jadi
memahami majas alegori harus dari keseluruhan isi puisi.
5. Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang melebih-lebihkan apa yang sebenarnya
dimaksudkan, baik jumlah, ukuran, atau sifat-sifatnya. Tujuan penyair
menggunakan majas hiperbola adalah untuk mendapatkan perhatian yang
lebih saksama dari pembaca. Dengan kata lain, penyair berusaha mencuri
perhatian pembacaagar terus tertarik untuk memahami puisinya.
6. Litotes
Litotes sering dikatakan kebalikan dari hiperbola, yaitu majas yang di
dalam pengungkapannya menyatakan sesuatu yang positif dengan bentuk

10
yang negatif atau bentuk yang bertentangan. Litotes mengurangi atau
melemahkan kekuatan pernyataan yang sebenarnya.
7. Metonimia
Metonimia berasal dari bahasa Yunani Metonima adalah sejenis majas
yang mempergunakan nama sesuatu barang untuk sesuatu yang lain yang
berkaitan erat dengannya. Moeliono mengatakan bahwa metonimia adalah
majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan orang,
barang, atau hal, sebagai penggantinya.
8. Sinekdoke
Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai
pengganti nama keseluruhannya atau sebaliknya. Sinekdoke digunakan untuk
melihat kejadian langsung dari sumber yang menimbulkan peristiwa hingga
gambaran lebih konkret. Ada dua macam sinekdoke, yakni pars pro toto dan
totem.
a. Pars pro toto adalah sinekdoke bagian untuk keseluruhan. Maksudnya    
untuk menonjolkan suatu hal dengan menyebutkan salah satu bagian  
yang terpenting dari keseluruhan hal, keadaan, atau benda dalam  
hubungan tertentu. Misalnya, untuk menggambarkan orang, hanya 
menyebutkan suara , mata, hidung, atau bagian tubuh yang lain.
b. Totem pro parte adalah sinekdoke yang menyebutkan keseluruhan atau 
melihat sesuatu secara generalisasi untuk menonjolkan sebagian.
E.  Unsur-Unsur Puisi
Struktur fisik puisi sebagai metode pembacaan puisi harus dikaji
mendalam, harus sedikit mengetahui tentang “Prosody” atau versifikasi yang
didalamnya terdapat :
1. Rima : Pengulangan bunyi dalam puisi, untuk membentuk musikalitas atau
orkestrasi sehingga puisi menjadi merdu jika dibaca.
2. Ritma : Ritma sangat berhubungan dengan bunyi dan juga pengulangan
bunyi, kata, frasa dan kalimat, yang didalamnya terdapat pertentangan bunyi:

11
tinggi / rendah, panjang / pendek, keras / lemah, yang mengalun dengan
teratur dan berulang – ulang sehingga membentuk keindahan.
3. Metrum : Pengulangan tekanan kata yang tetap.
4. Selain itu, dalam menghayati puisi telaah yang lebih mendalam kestruktur
yang lebih kecil, yang meliputi :
a. Diksi: pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya.
Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat
mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat
mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna,
keselarasan bunyi, dan urutan kata.
b. Pengimajiasian atau  citraan: kata atau susunan kata-kata yang dapat
mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran,
dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif),
imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji
dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan
merasakan seperti apa yang dialami penyair.
c. kata kongkret: kata-kata yang digunakan oleh penyair untuk
menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan
maksud untuk membangkitkan imaji pembaca.
d. Bahasa figurative atau kiasan: bentuk penyimpangan dari bahasa
normatif, baik dari segi makna maupun rangkaian katanya, dan bertujuan
untuk mencapai arti dan efek tertentu
e. Tifografi atau Pewajahan Puisi: bentuk puisi seperti halaman yang tidak
dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris
puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap
puisi.

12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Secara etimologi istilah puisi berasal dari bahasa Yunani ”poeima” atau
”Poesis” yang berarti pembuatan. Sedangkan dalam Bahasa Inggris disebut ”Poem”
atau ”Poetry” yang berarti membuat atau pembuatan, karena lewat puisi pada
dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri yang mungkin berisi
pesan atau gambaran suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah.
Definisi puisi cukup banyak, salah satu pendapat yang cukup mudah dipahami
diantaranya mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya Sastra yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan
mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa, yakni struktur fisik dan struktur batinnya
( Waluyo.1995:28, dalam buku Drs.Supriyadi, Mpd. Pembelajaran Sastra yang
apresiatif dan Integratif dari SD 2006:44 ). Berdasarkan asal-usul istilah puisi dari
atas dan berbagai pendapat para ahli, pengertian puisi dapat didefinisikan sebagai
salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata, rima, dan irama sebagai media
penyampaian untuk membuatkan ekspresi, ilusi dan imajinasi.
Bila dibandingkan dengan karya sastra fiksi atau drama, pilihan kata dalam
puisi cenderung padat, singkat, imajinatif sehingga dikatakan mempunyai bentuk
tersendiri. Penggunaan rima dan irama agar puisi lebih indah juga merupakan
pembeda yang sangat signitifikan bila dibandingkan fiksi dan drama.
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan
bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya

13
DAFTAR PUSTAKA

http://gudangbukuku.wordpress.com//02/12/puisi-lama-dan-puisi-baru/
http://zeepro.blogspot.com/2012/02/makalah-puisi-.html
www.wikipedia.puisi.com

14

Anda mungkin juga menyukai