Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
PUISI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 D-4


KHALIFA AHSAN MIZANUR RAHMAN (33.0399)
MELVY DOMIN TAPATAB (33.
MARIA THERESA LUNA ROPA (33.1138)
OLIVIA ANGELINA (33.0724)
FRANSISKUS TAN MAMANA TARIGAN (33.0175)
FRANSISKUS TAN MAMANA TARIGAN

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DAERAH


FAKULTAS MANAJEMEN PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
JATINANGOR
2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatNya, makalah yang sederhana ini dapat kami selesaikan tepat waktu.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membuat tugas ini. Akan tetapi pasti
masih masih ada kekurangan. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini yaitu mengenai
Puisi. Dengan pembahasan yang sederhana ini semoga dapat mudah dimengerti dan dipahami.
Kami menyusun makalah ini dari beberapa sumber yang terdapat di internet. Sekian kata
pengantar dari kami, apabila ada kata yang kurang berkenaan di hati kami mohon maaf.
Penyusun

Kelompok 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................................
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Puisi.....................................................................................................................................
B. Ragam Puisi............................................................................................................................................
C. Unsur-unsur Puisi...................................................................................................................................
D. Bangun Struktur Puisi............................................................................................................................
E. Teknik Membuat Puisi...........................................................................................................................
F. Teknik Membaca Puisi...........................................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan dan seni kreatif yang obyeknya adalah
manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sebagai seni
kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam segi kehidupannya maka ia tidak saja
merupakan suatu media untuk menyampaikan ide, teori, atau sistem berpikir, tetapi juga
merupakan media untuk menampung ide, teori, atau sistem berfikir manusia. Sebagai karya
kreatif, sastra harus mampu melahirkan suatu kreasi yang indah dan berusaha menyalurkan
kebutuhan keindahan manusia. Disamping itu, sastra harus pula mampu menjadi wadah
penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh sastrawan tentang kehidupan umat
manusia
Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama. Puisi
merupakan suatu karya sastra yang terikat oleh bunyi bahasa (rima,irama, intonasi), bentuk
baris (larik) dan bait serta ditandai oleh penggunaan bahasa yang padat. Ciri utama dalam
karya sastra puisi bersifat konsentrif (konsentrasi,pemusatan) dan intensif (intensifikasi,
pemadatan). Kepadatan makna misalnya ditandai dengan dipilih salah satu diksi saja. Puisi
menurut Balai Pustaka adalah gubahan bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara
cermat sehingga mempertajam kesadaran akan pengalaman membangkitkan tanggapan
khusus lewat penataan bunyi, irama dan makna khusus.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian puisi ?
2. Apa saja ragam puisi ?
3. Apa saja unsur-unsur puisi ?
4. Apa saja bangun struktur puisi ?
5. Bagaimana teknik pembuatan puisi ?
6. Bagaimana teknik pembacaan puisi ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian puisi.
2. Untuk mengetahui ragam puisi.
3. Untuk mengetahui unsur-unsur puisi.
4. Untuk mengetahui bangun struktur puisi.
5. Untuk mengetahui teknik pembuatan puisi.
6. Untuk mengetahui teknik pembacaan puisi.
BAB I
PEMBAHASAN

A. Pengertian Puisi
Puisi merupakan ragam sastra yang terikat oleh unsur-unsurnya, seperti irama,
mantra, rima, baris, dan bait. Puisi juga dapat dikatakan sebagai ungkapan emosi, imajinasi,
ide, pemikiran, irama, nada, susunan kata, kata-kata kiasan, kesan pancaindra, dan perasaan.
Puisi adalah ungkapan yang memperhitungkan aspek-aspek bunyi di dalamnya, serta berupa
pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair dari kehidupan individu dan
sosialnya. Puisi diungkapkan dengan teknik tertentu sehingga dapat membangkitkan
pengalaman tertentu dalam diri pembaca atau pendengarnya.
Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang
bercampur-baur. Puisi merupakan suatu karya yang terbentuk atas susunan kata penuh makna.
Menurut Herman J. Waluyo (1987) puisi merupakan bentuk karya sastra yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif yang disusun dengan
mengonsentrasikan struktur fisik dan struktur batinnya.
Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:6) mengumpulkan definisi puisi yang pada
umumnya dikemukakan oleh para penyair romantik Inggris sebagai berikut.
a. Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah
dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun
secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur
lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya.
b. Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal.
Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik
dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah
rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan
orkestra bunyi.
c. Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang
imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden
mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang
bercampur-baur.
d. Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia
secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Misalnya, dengan
kiasan, dengan citra-citra, dan disusun secara artistik (misalnya selaras, simetris,
pemilihan kata-katanya tepat, dan sebagainya), dan bahasanya penuh perasaan, serta
berirama seperti musik (pergantian bunyi kata-katanya berturu-turut secara teratur).
e. Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah
dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan dan
menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang
memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat
dicintai. Semuanya merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam.
Dari definisi-definisi di atas memang seolah-olah terdapat perbedaan pemikiran, namun tetap
terdapat benang merah. Kesimpulannya bahwa pengertian puisi di atas terdapat garis-garis
besar tentang puisi itu sebenarnya. Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide,
nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang
bercampur-baur.
B. Ragam Puisi
a. Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang lahir sebelum masa penjajahan Belanda, sehingga belum
tampak adanya pengaruh dari kebudayaan barat. Sifat masyarakat lama yang statis dan
objektif, melahirkan bentuk puisi yang statis pula, yaitu sangat terikat pada aturan
tertentu.Puisi lama terdiri sebagai berikut ;
 Puisi Lama yang Pantun
Pantun berasal dari bahasa Minangkabau patuntun yang berarti
petuntun. Pantun adalah puisi lama yang tiap baitnya terdiri atas empat baris.
Setiap barisnya terdiri atas 8–12 suku kata. Pantun bercirikan bersajak a-b-a-
b. 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi.
 Puisi Lama yang Mantra
Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan
gaib. Penulisan mantra berbentuk bait dengan keberadaan rima yang tidak
menentu. Mantra lebih mengutamakan irama dibandingkan rima. Biasanya
kata-kata yang digunakan di dalam mantra adalah metafora dan dianggap
memiliki kekuatan magis atau doa.Penggunaan mantra merupakan bagian
dari budaya Indonesia. Dalam masyarakat Melayu, mantra digunakan untuk
keperluan adat dan kepercayaan mistis dan jarang digunakan sebagai karya
sastra.
 Puisi Lama yang Seloka
Seloka adalah pantun berkait. Bait dalam seloka saling sambung-
menyambung. Baris pertama dan ketiga pada bait kedua menggunakan isi
yang sama dengan baris kedua dan keempat dari bait pertama. Pola ini
digunakan secara terus-menerus pada bait berikutnya.Seloka merupakan
salah satu jenis puisi Melayu klasik yang berisikan pepatah atau
perumpamaan. Pesan yang disampaikan di dalam seloka dapat berupa
candaan, sindiran atau ejekan.
 Puisi Lama yang Gurindam
Gurindam adalah jenis puisi lama yang berdirikan tiap bait 2 baris,
bersajak a-a-a-a, berisi nasihat. Gurindam memadukan antara sajak dan
peribahasa. Baris pada gurindam disebut sebagai syarat dan akibat. Baris
pertama membahas tentang persoalan, masalah atau perjanjian, sedangkan
baris kedua memberitahukan jawaban atau penyelesaian dari bahasan pada
baris pertama.
 Puisi Lama yang Talibun
Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
Pada talibun, tiap bait dibagi menjadi sampiran dan isi. Pembagian baris
sampiran dan baris isi ditentukan oleh jumlah baris keseluruhan yang
kemudian dibagi menjadi dua.
 Puisi Lama yang Karmina
Karmina adalah pantun kilat. Karmina mirip seperti pantun tetapi
lebih pendek. Karmina terdiri atas dua baris. Baris pertama merupakan
sampiran dan baris kedua merupakan isi. Karmina memiliki sajak lurus a-a.
Pantun pendek ini disampaikan untuk menyindir secara langsung.
 Puisi Lama yang Syair
Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab. Syair termasuk salah satu puisi
lama yang berasal dari Persia dan dibawa ke dalam sastra Indonesia bersama dengan
masuknya ajaran Islam ke Indonesia. Ciri dari syair adalah tiap bait terdiri atas 4
baris, bersa-jak a-a-a-a. Syair berisi nasihat atau cerita.
b. Puisi Baru
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris,
suku kata, maupun rima. Jenis-jenis Puisi baru menurut isinya, dibedakan atas:
 Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
 Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
 Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
 Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.
 Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
 Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.
 Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.
c. Puisi Kontemporer
Puisi kontemporer adalah puisi yang ingin lebih terbebas lagi dari berbagai ikatan
konvensional puisi itu sendiri seperti: tata ungkap klise, nada-nada minor yang
menjemukan dan kecarutmarutan tercampurnya budaya populer dengan puisi.
Singkatnya, puisi ini lebih radikal dari puisi modern dan ingin terbebas lagi dari berbagai
limitasi-limitasi yang telah terbentuk oleh pandangan masyarakat umum terhadap puisi.
Contohnya adalah berbagai puisi yang justru mengangkat imaji yang tidak indah dan
suasana tidak menyenangkan. Puisi kontemporer dapat memuat imaji terminal kotor yang
bau pesing dan dipenuhi oleh angkot-angkot kosong yang kehilangan penumpangnya.

C. Unsur-unsur Puisi
Puisi memiliki dua unsur penting yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Berikut
adalah ulasan singkatnya.
1. Unsur intrinsik
Unsur intrinsik puisi adalah unsur-unsur yang terkandung dalam puisi dan
mempengaruhi puisi sebagai karya sastra. Yang termasuk unsur intrinsik puisi adalah
diksi, imaji, majas, bunyi, rima, ritme, dan tema.
 Diksi atau pilihan kata.
Dalam membangun puisi, penyair hendaknya memilih kata-kata dengan
cermat dengan cara mempertimbangkan makna, komposisi bunyi dalam rima dan
irama, kedudukan kata di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam
puisi keseluruhan.
 Daya bayang atau imaji.
Yang dimaksud dengan daya bayang atau imaji ketika membangun puisi
adalah penggunaan kata-kata yang konkret dan khas yang dapat menimbulkan imaji
visual, auditif, maupun taktil.
 Gaya bahasa atau majas.
Gaya bahasa atau majas atau bahasa figuratif dalam puisi adalah bahasa yang
digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa atau
menggunakan kata-kata yang bermakna kiasan atau lambing.
 Bunyi.
Bunyi dalam puisi mengacu pada digunakannya kata-kata tertentu sehingga
menimbulkan efek nuansa tertentu.

 Rima.
Rima adalah persamaan bunyi atau perulangan bunyi dalam puisi yang
bertujuan untuk menimbulkan efek keindahan.
 Ritme.
Ritme dalam puisi mengacu pada dinamika suara dalam puisi agar tidak
dirasa monoton bagi penikmat puisi.
 Tema.
Tema dalam puisi mengacu pada ide atau gagasan pokok yang ingin
disampaikan oleh pengarang melalui puisinya.

2. Unsur ekstrinsik
Unsur ekstrinsik puisi adalah unsur-unsur yang berada di luar puisi dan
mempengaruhi kehadiran puisi sebagai karya seni. Adapun yang termasuk dalam
unsur ekstrinsik puisi adalah aspek historis, psikologis, filsafat, dan religious.
 Aspek historis mengacu pada unsur-unsur kesejarahan atau gagasan yang terkandung
dalam puisi.
 Aspek psikologis mengacu pada aspek kejiwaan pengarang yang termuat dalam puisi.
 Aspek filsafat.
Beberapa ahli menyatakan bahwa filsafat berkaitan erat dengan puisi atau
karya sastra keseluruhan dan beberapa ahli lainnya menyatakan bahwa filsafat dan
karya sastra dalam hal ini puisi tidak saling terkait satu sama lain.
 Aspek religius puisi mengacu pada tema yang umum diangkat dalam puisi oleh
pengarang.

D. Bangun Struktur Puisi


Bangun struktur puisi adalah unsur pembentuk puisi yang dapat diamati secara visual.
Unsur tersebut akan meliputi (1) bunyi, (2) kata, (3) larik atau baris, (4) bait, dan (5) tipografi.
Bangun struktur disebut sebagai salah satu unsur yang dapat diamati secara visual karena
dalam puisi juga terdapat unsur-unsur yang hanya dapat ditangkap lewat kepekaan batin dan
daya kritis pikiran pembaca. Unsur tersebut pada dasarnya merupakan unsur yang
tersembunyi di balik apa yang dapat diamati secara visual.
Unsur yang tersembunyi di balik bangun struktur disebut istilah lapis makna. Unsur lapis
makna ini sulit dipahami sebelum memahami bangun strukturnya terlebih dahulu. Atas dasar
pemikiran itulah masalah bangun struktur dibahas terlebih dahulu sebelum membahas
masalah lapis makna dalam puisi.

a. Unsur Bunyi Dalam Puisi


Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang
ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Sedangkan irama (ritme) adalah
pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. Timbulnya irama
disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi (misalnya karena
adanya rima, perulangan kata, perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras
lemahnya (karena sifat-sifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata. Dari sini dapat
dipahami bahwa rima adalah salah satu unsur pembentuk irama, namun irama tidak hanya
dibentuk oleh rima. Baik rima maupun irama inilah yang menciptakan efek musikalisasi pada
puisi, yang membuat puisi menjadi indah dan enak didengar meskipun tanpa dilagukan.

b. Kata Dalam Puisi


Berdasarkan bentuk dan isi, kata-kata dalam puisi dapat dibedakan antara (1)
lambang, yakni bila kata-kata itu mengandung makna seperti makna dalam kamus (makna
leksikal) sehingga acuan maknanya tidak menunjuk pada berbagai macam kemungkinan lain
(makna denotatif, (2) utterance atau indice, yakni kata-kata yang mengandung makna sesuai
dengan keberadaan dalam konteks pemakaian, dan (3) simbol, yakni bila kata-kata itu
mengandung makna ganda (makna konotatif) sehingga untuk memahaminya seseorang harus
menafsirkannya (interpretatif) dengan melihat bagaimana hubungan makna kata btersebut
dengan makna kata lainnya (analisis kontekstual), sekaligus berusaha menemukan fitur
semantisnya lewat kaidah proyeksi mengembalikan kata ataupun bentuk larik (kalimat) ke
dalam bentuk yang lebih sederhana lewat pendekatan para frastis.

c. Baris Dalam Puisi


Larik (atau baris) mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat dalam prosa. Larik
bisa berupa satu kata saja, bisa frase, bisa pula seperti sebuah kalimat. Pada puisi lama,
jumlah kata dalam sebuah larik biasanya empat buat, tapi pada puisi baru tidak ada batasan.

d. Bait Dalam Puisi


Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada bait inilah biasanya
ada kesatuan makna. Pada puisi lama, jumlah larik dalam sebuah bait biasanya empat buah,
tetapi pada puisi baru tidak dibatasi.

d. Tipografi Dalam Puisi


Tipografi adalah cara penulisan suatu puisi sehingga menampilkan bentuk-bentuk
tertentu yang dapat diamati secara visual disebut tipografi. Peranan tipografi dalam puisi,
selain untuk menampilkan aspek artistik, juga untuk menciptakan nuansa makna dan suasana
tertentu. Selain itu, tipografi juga berperanan dalam menunjukkan adanya loncatan gagasan
serta memperjelas adanya satuan-satuan makna tertentu yang ingin dikemukakan penyairnya.

E. Teknik Membuat Puisi


Teknik menulis puisi mengandalkan perasaan dan imajinasi. Pepatah Arab berkata
bahwa puisi yang paling indah adalah puisi yang paling imajinatif. Sulitkah menulis puisi?
Sebetulnya tidaklah sulit jika dibandingkan dengan menulis artikel ilmiah yang sangat-sangat
berbasis riset yang objektif. Bukan berarti tanpa riset, puisi pun butuh riset, tetapi tidak harus
mendalam. Selain itu, dalam melakukan teknik menulis puisi masih bisa ditambahi dengan
tulisan yang subjektif dari penulis sendiri.Berikut ini kami sajikan teknik menulis puisi yang
bisa Anda ikuti.

1. Berkonsetrasilah dalam lima menit. Selama lima menit ini, temukan ide awal dengan
mengandalkan kepekaan Anda dalam mengamati sekeliling atau mungkin memori
Anda tentang masa lalu.
2. Tulislah daftar kata atau frase yang muncul dalam pikiran Anda berkenaan dengan
ide awal Anda. Temukanlah kata-kata yang paling pas, kena, tepat, dan luar biasa.
3. Anda bisa menulis gagasan secara singkat dalam bentuk puisi. Ungkapkanlah lewat
deskripsi, komparasi, atau klarifikasi sehingga membuat pembaca terpukau,
terpesona, atau tersedu.
4. Baca nyaring puisi Anda. Yakinlah bahwa setiap kata, frase, dan kalimat memang
sesuai dengan maksud Anda.
5. Mintalah teman Anda untuk membaca puisi Anda yang sudah jadi untuk memberikan
komentar.
6. Bacalah komentar dan saran orang lain. Tulis ulang puisi Anda berdasarkan komentar
yang menurut Anda membangun. Coba bacalah puisi-puisi orang lain yang sudah
dipublikasikan.
 Cara Membuat Puisi
Puisi banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Baik diperoleh di surat kabar
ataupun di tempat khusus seperti buku. Meskipun banyak orang yang tahu, nyatanya ada
banyak orang yang tidak tahu cara membuat puisi itu seperti apa. Nah berikut beberapa
caranya.Berikut cara membuat Puisi yang perlu Anda ketahui:
1. Menentukan Tema
Cara membuat puisi yang pertama adalah menentukan tema yang akan ditulis. Tema
akan membantu kamu dalam menentukan gaya bahasa puisi kamu loh. misal ingin
menulis tema puisi tentang cinta, tentu saja pemilihan diksi yang akan digunakan
menggunakan diksi yang berbunga-bunga bukan. Atau sebaliknya.
2. Menentukan Judul
Sebenarnya menentukan judul saat membuat puisi tidak melulu dibuat di awal
pembuatan puisi loh. Bisa juga ditulis ketika puisi yang Anda buat sudah selesai
semuanya. Jadi optional akan dibuat di awal pembuatan atau di akhir. Buat Anda tipe
yang sulit membuat judul, lebih nyaman jika menulis judul di bagian akhir.
3. Pemilihan diksi
Di sub bab awal sudah disinggung masalah diksi bukan? Diksi adalah pemilihan kata
dari penulis puisi. Nah, diksi yang bagus atau tidak biasanya dipengaruhi oleh jam
terbang penulis atau tergantung kosakata dan pengalaman dari penulis.
4. Menentukan Kata Kunci
Jika masih merasa mempraktekan membuat puisi itu susah. Ada cara lain yang bisa
Anda coba praktekan. Yaitu dengan cara menentukan kata kunci. Jadi kata kunci ini
sebagai clue untuk memancing imajinasi, gagasan atau ide si penulisnya loh. Misalnya,
Anda ingin mengikuti lomba menulis puisi dengan tema cinta alam. Tetapi bingung tema
yang akan Anda angkat. Nah, barangkali Anda membuat daftar kata kunci yang nantinya
akan membantumu menemukan ide brilian. Cara ini efektif buat yang masih pemula.
5. Menentukan Rima
Cara membuat puisi yang wajib ada adalah rima. Rima adalah persamaan bunyi atau
pengulangan bunyi di dalam penulisan puisi. Inilah pembeda karya puisi dengan karya
novel dan cerpen. Jadi penulisan puisi memang memiliki aturan atau syarat ini.
6. Memuat Bait
Cara membuat puisi yang juga harus ada adalah adanya bait. Membicarakan tentang
bait, sebenarnya ada beberapa macam baik. Pertama, ada bait distikon yang mana puisi
yang menggunakan bait ini hanya memiliki dua baris di setiap baitnya saja. kedua, bait
terzina atau bait yang memiliki tiga baris per bait. Adapun jenis bait keempat yang
disebut dengan kuatren, karena bait ini memiliki empat baris setiap baitnya. Kalimat, bait
puisi yang memiliki lima baris bait disebut dengan bait kuint. Terakhir ada bait Sonata
yang memiliki empat baris di masing-masing dua bait pertama dan tiga harus di masing-
masing dua bait terakhir.
7. Eksplorasi
Cara membuat puisi yang selanjutnya adalah mengembangkan puisi. Jadi setelah
menentukan beberapa poin di atas, Anda akan dituntut untuk melakukan eksplorasi dan
mulai menuliskan puisi tersebut.
8. Membuat Penutup Puisi
Tentu saja di bagian akhir membuat puisi harus ada bagian penutup puisi. Di Bagian
penutup buatlah penutup yang menggelitik dan memancing pembaca. Tentunya tetap
memperhatikan pesan moral yang ingin Anda sampaikan dalam puisi itu sendiri.

F. Teknik Membaca Puisi


Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang memiliki irama, rima, serta
penyusunan larik dan bait sebagai unsur yang penting. Unsur-unsur tersebut membentuk suatu
keindahan yang menjadi daya tariknya. Terlebih lagi jika dibacakan dengan tepat.
Ada beberapa tahapan yang harus di perhatikan oleh sang pembaca puisi, antara lain :
 Interpretasi (penafsiran/pemahaman makna puisi)
Dalam proses ini diperlukan ketajaman visi dan emosi dalam menafsirkan dan
membedah isi puisi. Memahami isi puisi adalah upaya awal yang harus dilakukan oleh
pembaca puisi, untuk mengungkap makna yang tersimpan dan tersirat dari untaian kata
yang tersurat.
 Vocal
Suara yang dikeluarkan oleh alat ucap harus sesuai dengan puisi yang dibacakan.
 Artikulasi
Pengucapan kata yang utuh dan jelas, bahkan di setiap hurufnya.
 Diksi
Pengucapan kata demi kata dengan tekanan yang bervariasi dan rasa.
 Tempo
Cepat lambatnya pengucapan (suara). Kita harus pandai mengatur dan menyesuaikan
dengan kekuatan nafas. Di mana harus ada jeda, di mana kita harus menyambung atau
mencuri nafas.
 Dinamika
Lemah kerasnya suara (setidaknya harus sampai pada penonton, terutama pada saat
lomba membaca puisi). Kita ciptakan suatu dinamika yang prima dengan mengatur rima
dan irama, naik turunnya volume dan keras lembutnya diksi, dan yang penting menjaga
harmoni di saat naik turunnya nada suara.
 Modulasi
Mengubah (perubahan) suara dalam membaca puisi.
 Intonasi
Tekanan dan laju kalimat pada kata di tiap baris puisi, sehingga menimbulkan suatu
pengungkapan isi kalimat yang tepat.
 Jeda
Pemenggalan sebuah kalimat dalam puisi.
 Pernafasan.
Biasanya, dalam membaca puisi yang digunakan adalah pernafasan perut.
 Penampilan
Kerapian pakaian, keserasian warna, atribut akan menambah angka bagi si pembaca
puisi. Tentu saja penilaiannya bukan terletak pada segi mewah atau tidaknya pakaian
yang ia kenakan, akan tetapi pada kepantasan dan keerasiannya dengan tema puisi yang
akan dia bacakan.
 Gerak
Gerakan seseorang membaca puisi harus dapat mendukung isi dari puisi yang dibaca.
Gerak tubuh atau tangan jangan sampai klise.
 Komunikasi
Pada saat kita membaca puisi harus bias memberikan sentuhan, bahkan menggetarkan
perasaan dan jiwa penonton.
 Ekspresi
Tampakkan hasil pemahaman, penghayatan dan segala aspek di atas dengan ekspresi
yang pas dan wajar.
 Konsentrasi
Pemusatan pikiran terhadap isi puisi yang akan kita baca.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Puisi adalah ungkapan yang memperhitungkan aspek-aspek bunyi di dalamnya, serta
berupa pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair dari kehidupan individu dan
sosialnya. Puisi diungkapkan dengan teknik tertentu sehingga dapat membangkitkan
pengalaman tertentu dalam diri pembaca atau pendengarnya.
Definisi puisi cukup banyak, tapi dapat kita ambil kesimpulan bahwa pengertian puisi
di atas terdapat garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya. Unsur-unsur itu berupa emosi,
imajinas, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan,
kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur. Bila dibandingkan dengan karya sastra fiksi
atau drama, pilihan kata dalam puisi cenderung padat, singkat, imajinatif sehingga dikatakan
mempunyai bentuk tersendiri.
B. Saran
 Hendaknya pembaca dapat memahami lebih dalam lagi mengenai puisi.
 Hendaknya pembaca dapat termotivasi untuk menumbuhkan minat dalam mengarang
puisi, sehingga tidak hanya menikmati puisi karya orang lain, melainkan dapat
menciptakan puisi sendiri.

Anda mungkin juga menyukai