BAHASA INDONESIA
PUISI
Kelompok 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................................
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Puisi.....................................................................................................................................
B. Ragam Puisi............................................................................................................................................
C. Unsur-unsur Puisi...................................................................................................................................
D. Bangun Struktur Puisi............................................................................................................................
E. Teknik Membuat Puisi...........................................................................................................................
F. Teknik Membaca Puisi...........................................................................................................................
A. Kesimpulan............................................................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan dan seni kreatif yang obyeknya adalah
manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sebagai seni
kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam segi kehidupannya maka ia tidak saja
merupakan suatu media untuk menyampaikan ide, teori, atau sistem berpikir, tetapi juga
merupakan media untuk menampung ide, teori, atau sistem berfikir manusia. Sebagai karya
kreatif, sastra harus mampu melahirkan suatu kreasi yang indah dan berusaha menyalurkan
kebutuhan keindahan manusia. Disamping itu, sastra harus pula mampu menjadi wadah
penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh sastrawan tentang kehidupan umat
manusia
Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama. Puisi
merupakan suatu karya sastra yang terikat oleh bunyi bahasa (rima,irama, intonasi), bentuk
baris (larik) dan bait serta ditandai oleh penggunaan bahasa yang padat. Ciri utama dalam
karya sastra puisi bersifat konsentrif (konsentrasi,pemusatan) dan intensif (intensifikasi,
pemadatan). Kepadatan makna misalnya ditandai dengan dipilih salah satu diksi saja. Puisi
menurut Balai Pustaka adalah gubahan bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara
cermat sehingga mempertajam kesadaran akan pengalaman membangkitkan tanggapan
khusus lewat penataan bunyi, irama dan makna khusus.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian puisi ?
2. Apa saja ragam puisi ?
3. Apa saja unsur-unsur puisi ?
4. Apa saja bangun struktur puisi ?
5. Bagaimana teknik pembuatan puisi ?
6. Bagaimana teknik pembacaan puisi ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian puisi.
2. Untuk mengetahui ragam puisi.
3. Untuk mengetahui unsur-unsur puisi.
4. Untuk mengetahui bangun struktur puisi.
5. Untuk mengetahui teknik pembuatan puisi.
6. Untuk mengetahui teknik pembacaan puisi.
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian Puisi
Puisi merupakan ragam sastra yang terikat oleh unsur-unsurnya, seperti irama,
mantra, rima, baris, dan bait. Puisi juga dapat dikatakan sebagai ungkapan emosi, imajinasi,
ide, pemikiran, irama, nada, susunan kata, kata-kata kiasan, kesan pancaindra, dan perasaan.
Puisi adalah ungkapan yang memperhitungkan aspek-aspek bunyi di dalamnya, serta berupa
pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair dari kehidupan individu dan
sosialnya. Puisi diungkapkan dengan teknik tertentu sehingga dapat membangkitkan
pengalaman tertentu dalam diri pembaca atau pendengarnya.
Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang
bercampur-baur. Puisi merupakan suatu karya yang terbentuk atas susunan kata penuh makna.
Menurut Herman J. Waluyo (1987) puisi merupakan bentuk karya sastra yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif yang disusun dengan
mengonsentrasikan struktur fisik dan struktur batinnya.
Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:6) mengumpulkan definisi puisi yang pada
umumnya dikemukakan oleh para penyair romantik Inggris sebagai berikut.
a. Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah
dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun
secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur
lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya.
b. Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal.
Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik
dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah
rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan
orkestra bunyi.
c. Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang
imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden
mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang
bercampur-baur.
d. Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia
secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Misalnya, dengan
kiasan, dengan citra-citra, dan disusun secara artistik (misalnya selaras, simetris,
pemilihan kata-katanya tepat, dan sebagainya), dan bahasanya penuh perasaan, serta
berirama seperti musik (pergantian bunyi kata-katanya berturu-turut secara teratur).
e. Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah
dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan dan
menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang
memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat
dicintai. Semuanya merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam.
Dari definisi-definisi di atas memang seolah-olah terdapat perbedaan pemikiran, namun tetap
terdapat benang merah. Kesimpulannya bahwa pengertian puisi di atas terdapat garis-garis
besar tentang puisi itu sebenarnya. Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide,
nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang
bercampur-baur.
B. Ragam Puisi
a. Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang lahir sebelum masa penjajahan Belanda, sehingga belum
tampak adanya pengaruh dari kebudayaan barat. Sifat masyarakat lama yang statis dan
objektif, melahirkan bentuk puisi yang statis pula, yaitu sangat terikat pada aturan
tertentu.Puisi lama terdiri sebagai berikut ;
Puisi Lama yang Pantun
Pantun berasal dari bahasa Minangkabau patuntun yang berarti
petuntun. Pantun adalah puisi lama yang tiap baitnya terdiri atas empat baris.
Setiap barisnya terdiri atas 8–12 suku kata. Pantun bercirikan bersajak a-b-a-
b. 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi.
Puisi Lama yang Mantra
Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan
gaib. Penulisan mantra berbentuk bait dengan keberadaan rima yang tidak
menentu. Mantra lebih mengutamakan irama dibandingkan rima. Biasanya
kata-kata yang digunakan di dalam mantra adalah metafora dan dianggap
memiliki kekuatan magis atau doa.Penggunaan mantra merupakan bagian
dari budaya Indonesia. Dalam masyarakat Melayu, mantra digunakan untuk
keperluan adat dan kepercayaan mistis dan jarang digunakan sebagai karya
sastra.
Puisi Lama yang Seloka
Seloka adalah pantun berkait. Bait dalam seloka saling sambung-
menyambung. Baris pertama dan ketiga pada bait kedua menggunakan isi
yang sama dengan baris kedua dan keempat dari bait pertama. Pola ini
digunakan secara terus-menerus pada bait berikutnya.Seloka merupakan
salah satu jenis puisi Melayu klasik yang berisikan pepatah atau
perumpamaan. Pesan yang disampaikan di dalam seloka dapat berupa
candaan, sindiran atau ejekan.
Puisi Lama yang Gurindam
Gurindam adalah jenis puisi lama yang berdirikan tiap bait 2 baris,
bersajak a-a-a-a, berisi nasihat. Gurindam memadukan antara sajak dan
peribahasa. Baris pada gurindam disebut sebagai syarat dan akibat. Baris
pertama membahas tentang persoalan, masalah atau perjanjian, sedangkan
baris kedua memberitahukan jawaban atau penyelesaian dari bahasan pada
baris pertama.
Puisi Lama yang Talibun
Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
Pada talibun, tiap bait dibagi menjadi sampiran dan isi. Pembagian baris
sampiran dan baris isi ditentukan oleh jumlah baris keseluruhan yang
kemudian dibagi menjadi dua.
Puisi Lama yang Karmina
Karmina adalah pantun kilat. Karmina mirip seperti pantun tetapi
lebih pendek. Karmina terdiri atas dua baris. Baris pertama merupakan
sampiran dan baris kedua merupakan isi. Karmina memiliki sajak lurus a-a.
Pantun pendek ini disampaikan untuk menyindir secara langsung.
Puisi Lama yang Syair
Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab. Syair termasuk salah satu puisi
lama yang berasal dari Persia dan dibawa ke dalam sastra Indonesia bersama dengan
masuknya ajaran Islam ke Indonesia. Ciri dari syair adalah tiap bait terdiri atas 4
baris, bersa-jak a-a-a-a. Syair berisi nasihat atau cerita.
b. Puisi Baru
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris,
suku kata, maupun rima. Jenis-jenis Puisi baru menurut isinya, dibedakan atas:
Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.
Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.
Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.
c. Puisi Kontemporer
Puisi kontemporer adalah puisi yang ingin lebih terbebas lagi dari berbagai ikatan
konvensional puisi itu sendiri seperti: tata ungkap klise, nada-nada minor yang
menjemukan dan kecarutmarutan tercampurnya budaya populer dengan puisi.
Singkatnya, puisi ini lebih radikal dari puisi modern dan ingin terbebas lagi dari berbagai
limitasi-limitasi yang telah terbentuk oleh pandangan masyarakat umum terhadap puisi.
Contohnya adalah berbagai puisi yang justru mengangkat imaji yang tidak indah dan
suasana tidak menyenangkan. Puisi kontemporer dapat memuat imaji terminal kotor yang
bau pesing dan dipenuhi oleh angkot-angkot kosong yang kehilangan penumpangnya.
C. Unsur-unsur Puisi
Puisi memiliki dua unsur penting yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Berikut
adalah ulasan singkatnya.
1. Unsur intrinsik
Unsur intrinsik puisi adalah unsur-unsur yang terkandung dalam puisi dan
mempengaruhi puisi sebagai karya sastra. Yang termasuk unsur intrinsik puisi adalah
diksi, imaji, majas, bunyi, rima, ritme, dan tema.
Diksi atau pilihan kata.
Dalam membangun puisi, penyair hendaknya memilih kata-kata dengan
cermat dengan cara mempertimbangkan makna, komposisi bunyi dalam rima dan
irama, kedudukan kata di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam
puisi keseluruhan.
Daya bayang atau imaji.
Yang dimaksud dengan daya bayang atau imaji ketika membangun puisi
adalah penggunaan kata-kata yang konkret dan khas yang dapat menimbulkan imaji
visual, auditif, maupun taktil.
Gaya bahasa atau majas.
Gaya bahasa atau majas atau bahasa figuratif dalam puisi adalah bahasa yang
digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa atau
menggunakan kata-kata yang bermakna kiasan atau lambing.
Bunyi.
Bunyi dalam puisi mengacu pada digunakannya kata-kata tertentu sehingga
menimbulkan efek nuansa tertentu.
Rima.
Rima adalah persamaan bunyi atau perulangan bunyi dalam puisi yang
bertujuan untuk menimbulkan efek keindahan.
Ritme.
Ritme dalam puisi mengacu pada dinamika suara dalam puisi agar tidak
dirasa monoton bagi penikmat puisi.
Tema.
Tema dalam puisi mengacu pada ide atau gagasan pokok yang ingin
disampaikan oleh pengarang melalui puisinya.
2. Unsur ekstrinsik
Unsur ekstrinsik puisi adalah unsur-unsur yang berada di luar puisi dan
mempengaruhi kehadiran puisi sebagai karya seni. Adapun yang termasuk dalam
unsur ekstrinsik puisi adalah aspek historis, psikologis, filsafat, dan religious.
Aspek historis mengacu pada unsur-unsur kesejarahan atau gagasan yang terkandung
dalam puisi.
Aspek psikologis mengacu pada aspek kejiwaan pengarang yang termuat dalam puisi.
Aspek filsafat.
Beberapa ahli menyatakan bahwa filsafat berkaitan erat dengan puisi atau
karya sastra keseluruhan dan beberapa ahli lainnya menyatakan bahwa filsafat dan
karya sastra dalam hal ini puisi tidak saling terkait satu sama lain.
Aspek religius puisi mengacu pada tema yang umum diangkat dalam puisi oleh
pengarang.
1. Berkonsetrasilah dalam lima menit. Selama lima menit ini, temukan ide awal dengan
mengandalkan kepekaan Anda dalam mengamati sekeliling atau mungkin memori
Anda tentang masa lalu.
2. Tulislah daftar kata atau frase yang muncul dalam pikiran Anda berkenaan dengan
ide awal Anda. Temukanlah kata-kata yang paling pas, kena, tepat, dan luar biasa.
3. Anda bisa menulis gagasan secara singkat dalam bentuk puisi. Ungkapkanlah lewat
deskripsi, komparasi, atau klarifikasi sehingga membuat pembaca terpukau,
terpesona, atau tersedu.
4. Baca nyaring puisi Anda. Yakinlah bahwa setiap kata, frase, dan kalimat memang
sesuai dengan maksud Anda.
5. Mintalah teman Anda untuk membaca puisi Anda yang sudah jadi untuk memberikan
komentar.
6. Bacalah komentar dan saran orang lain. Tulis ulang puisi Anda berdasarkan komentar
yang menurut Anda membangun. Coba bacalah puisi-puisi orang lain yang sudah
dipublikasikan.
Cara Membuat Puisi
Puisi banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Baik diperoleh di surat kabar
ataupun di tempat khusus seperti buku. Meskipun banyak orang yang tahu, nyatanya ada
banyak orang yang tidak tahu cara membuat puisi itu seperti apa. Nah berikut beberapa
caranya.Berikut cara membuat Puisi yang perlu Anda ketahui:
1. Menentukan Tema
Cara membuat puisi yang pertama adalah menentukan tema yang akan ditulis. Tema
akan membantu kamu dalam menentukan gaya bahasa puisi kamu loh. misal ingin
menulis tema puisi tentang cinta, tentu saja pemilihan diksi yang akan digunakan
menggunakan diksi yang berbunga-bunga bukan. Atau sebaliknya.
2. Menentukan Judul
Sebenarnya menentukan judul saat membuat puisi tidak melulu dibuat di awal
pembuatan puisi loh. Bisa juga ditulis ketika puisi yang Anda buat sudah selesai
semuanya. Jadi optional akan dibuat di awal pembuatan atau di akhir. Buat Anda tipe
yang sulit membuat judul, lebih nyaman jika menulis judul di bagian akhir.
3. Pemilihan diksi
Di sub bab awal sudah disinggung masalah diksi bukan? Diksi adalah pemilihan kata
dari penulis puisi. Nah, diksi yang bagus atau tidak biasanya dipengaruhi oleh jam
terbang penulis atau tergantung kosakata dan pengalaman dari penulis.
4. Menentukan Kata Kunci
Jika masih merasa mempraktekan membuat puisi itu susah. Ada cara lain yang bisa
Anda coba praktekan. Yaitu dengan cara menentukan kata kunci. Jadi kata kunci ini
sebagai clue untuk memancing imajinasi, gagasan atau ide si penulisnya loh. Misalnya,
Anda ingin mengikuti lomba menulis puisi dengan tema cinta alam. Tetapi bingung tema
yang akan Anda angkat. Nah, barangkali Anda membuat daftar kata kunci yang nantinya
akan membantumu menemukan ide brilian. Cara ini efektif buat yang masih pemula.
5. Menentukan Rima
Cara membuat puisi yang wajib ada adalah rima. Rima adalah persamaan bunyi atau
pengulangan bunyi di dalam penulisan puisi. Inilah pembeda karya puisi dengan karya
novel dan cerpen. Jadi penulisan puisi memang memiliki aturan atau syarat ini.
6. Memuat Bait
Cara membuat puisi yang juga harus ada adalah adanya bait. Membicarakan tentang
bait, sebenarnya ada beberapa macam baik. Pertama, ada bait distikon yang mana puisi
yang menggunakan bait ini hanya memiliki dua baris di setiap baitnya saja. kedua, bait
terzina atau bait yang memiliki tiga baris per bait. Adapun jenis bait keempat yang
disebut dengan kuatren, karena bait ini memiliki empat baris setiap baitnya. Kalimat, bait
puisi yang memiliki lima baris bait disebut dengan bait kuint. Terakhir ada bait Sonata
yang memiliki empat baris di masing-masing dua bait pertama dan tiga harus di masing-
masing dua bait terakhir.
7. Eksplorasi
Cara membuat puisi yang selanjutnya adalah mengembangkan puisi. Jadi setelah
menentukan beberapa poin di atas, Anda akan dituntut untuk melakukan eksplorasi dan
mulai menuliskan puisi tersebut.
8. Membuat Penutup Puisi
Tentu saja di bagian akhir membuat puisi harus ada bagian penutup puisi. Di Bagian
penutup buatlah penutup yang menggelitik dan memancing pembaca. Tentunya tetap
memperhatikan pesan moral yang ingin Anda sampaikan dalam puisi itu sendiri.