Disusun Oleh :
Novia Rahma (1210621018)
Rehzy Rahmawati (1210621051)
Syara Azzahra (1210621001)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pengantar Kajian Puisi ini di mata
kuliah Kajian Puisi tepat pada waktunya. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Erfi
Firmansyah, S.Pd., M.A, selaku dosen mata kuliah Kajian Puisi yang telah membimbing dan
memberikan ilmunya kepada kami. Ucapan terima kasih juga kepada pihak-pihak yang
membantu kami dalam penyusunan makalah ini hingga selesai. Makalah ini dibuat dengan
tujuan untuk mengetahui dan memahami bagian penting puisi sebagai dasar pembelajaran dan
pengantar materi di mata kuliah Kajian Puisi. Tentunya, makalah ini tidak seluruhnya
sempurna. Oleh karena itu, kami, sebagai penulis makalah ini senantiasa mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca, terutama dosen kami, bapak Erfi Firmansyah, S.Pd.,
M.A, sebagai pembelajaran kami untuk kedepannya. Kami juga berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami dan pihak lain yang membaca dalam mengetahui dan memahami bagian
penting puisi sebagai dasar pembelajaran dan pengantar materi di mata kuliah Kajian Puisi.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 1
1.4 Manfaat ........................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2
2.1 Definisi Puisi................................................................................................................... 2
2.2 Dasar – Dasar Membaca Puisi ........................................................................................ 3
2.3 Unsur Puisi ...................................................................................................................... 4
2.4 Ciri – Ciri Puisi ............................................................................................................... 5
2.5 Jenis – Jenis Puisi............................................................................................................ 6
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 8
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 8
3.2 Saran ............................................................................................................................... 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi puisi menurut para ahli.
2. Mengetahui unsur-unsur yang terkandung dalam puisi.
3. Mengetahui karakteristik ataupun ciri-ciri puisi.
4. Mengetahui macam jenis puisi.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan
wawasan dan pengetahuan tentang definisi puisi, unsur yang membangun, karakteristik
maupun jenis-jenisnya. Pembuatan makalah ini diharapkan dapat menyadarkan kita semua
akan pentingnya mengetahui hal-hal tersebut.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Puisi menurut Aristoteles yaitu fragmen yang ada penyair yang menggambarkan
tiga genre puisi adalah epik, komik, yang tragis dan mengembangkan aturan untuk
membedakan puisi kualitas tertinggi setiap genre, berdasarkan tujuan yang mendasari
genre.
• Samuel Taylor Coleridge
Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah
dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun
secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur
lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya.
• Watt-Dunton
Watt-Dunton berpendapat bahwa puisi adalah ekpresi kongkret yang bersifat
artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama. (Watt-Dunton
dalam Situmorang, 1980).
• Gerak » Gerak dalam pembacaan puisi meliputi ekspresi dan mimik, gestur, dan
pantomimik.
• Vokal » Vokal atau suara dalam pembacaan puisi dibagi menjadi tiga yaitu
artikulasi, intonasi, tempo, power serta volume suara.
1. Artikulasi yaitu ketepatan dalam melafalkan kata-kata.
2. Intonasi adalah yaitu tinggi rendahnya suatu nada pada kalimat yang
memberikan penekanan dalam kata-kata tertentu di suatu kalimat. Dalam
sebuah puisi, ada empat jenis intonasi antara lain sebagai berikut:
❖ Tekanan dinamik yaitu tekanan pada kata-kata yang dianggap penting.
❖ Tekanan nada yaitu tekanan tinggi rendahnya suara. Misalnya suara
tinggi menggambarkan keriangan, marah, takjub, dan sebagainya. Suara
rendah mengungkapkan kesedihan, pasrah, ragu, putus asa, dan
sebagainya.
❖ Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau kata.
❖ Modulasi meliputi perubahan bunyi suara misalnya suara menjerit
karena marah serta suara mendesah karena lelah. Ketepatan intonasi
atau irama ini bergantung kepada ketepatan penafsiran atas puisi yang
dibacakan.
3
3. Karakter suara adalah ciri khas suara yang dimiliki oleh pembaca puisi.
4. Tempo merupakan ukuran cepat lambatnya pembacaan dari suatu kata atau
kalimat dalam puisi.
5. Power atau kekuatan suara merupakan bagian yang amat penting untuk
diperhatikan saat membaca puisi.
4
• Rima atau Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan
akhir baris puisi. Rima mencakup:
1. Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis
pada puisi Sutadji C.B.)
2. Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan
awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan
sebagainya
3. Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang
pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan
puisi.
• Tipografi merupakan teknik penulisan dalam puisi. Tipografi merupakan
pembeda yang paling awal yang dapat dilihat dalam membedakan puisi dengan
prosa fiksi ataupun drama. Baris-baris dalam puisi membentuk sebuah
periodisitas yang disebut bait. Tipografi merupakan aspek bentuk visual yang
berupa tata hubungan, susunan baris dan ukiran bentuk yang dipergunakan untuk
mendapatkan kesan menarik agar indah dipandang. Tujuan tipografi dalam puisi
adalah untuk keindahan indrawi dan untuk mendukung pengedepanan makna
rasa dan suasana puisi.
5
▪ Biasanya nama pengarangnya tidak diketahui (anonim).
▪ Penyampaiannya bersifat dari mulut ke mulut, sehingga tak heran jika disebut
dengan sastra lisan.
▪ Sangat terikat dengan aturan, seperti jumlah baris tiap bait, suku kata, maupun
rima.
3. Puisi Modern
▪ Nama pengarangnya diketahui.
▪ Mempunyai bentuk yang rapi (simetris) dan persajakan akhir yang teratur.
▪ Gaya bahasanya dapat berubah-ubah (dinamis).
Perkembanganya melalui lisan maupun tertulis.
Umumnya, berbentuk 4 seuntai.
Tiap barisnya terdiri atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis) yang di
dalamnya berisi 4-5 suku kata.
6
• Septima » Septima, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh
seuntai).
• Oktaf/Stanza » Oktaf/Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan
baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai).
• Soneta » Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi
menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua
masing-masing tiga baris.
• Puisi Kontemporer » Puisi kontemporer dapat diartikan pula sebagai puisi yang
lahir dalam kurun waktu terakhir. Puisi kontemporer berusaha lari dari ikatan
konvensional puisi itu sendiri. Puisi kontemporer sering kali memakai kata-kata
yang kurang memperhatikan santun bahasa, memakai kata-kata yang makin
kasar, ejekan, dan lain-lain.
• Puisi Mantra » Puisi mantra adalah puisi yang mengambil sifat-sifat mantra.
Sutardji Calzoum Bachri adalah orang yang pertama memperkenalkan puisi
mantra dalam puisi kontemporer.
• Puisi Mbeling » Puisi mbeling adalah bentuk puisi yang tidak mengikuti aturan.
Aturan puisi yang dimaksud ialah ketentuan-ketentuan yang umum berlaku
dalam puisi.
• Puisi Konkret » Puisi konkret adalah puisi yang disusun dengan mengutamakan
bentuk grafis berupa tata wajah hingga menyerupai gambar tertentu. Puisi seperti
ini tidak sepenuhnya menggunakan bahasa sebagai media. Di dalam puisi
konkret pada umumnya terdapat lambang-lambang yang diwujudkan dengan
benda dan/atau gambar-gambar sebagai ungkapan ekspresi penyairnya.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Puisi merupakan salah satu jenis karya sasta yang gaya bahasanya ditentukan oleh irama,
rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi pula berupa gubahan bahasa yang bentuknya
dipilih dan ditata secara cermat. Dalam pembacaan puisi terdapat dasar-dasar penting yang
mencakup olah vokal, olah musikal, olah sukma, olah mimik, olah gerak dan wawasan
kesastraan.
Unsur puisi dibagi atas struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik diantaranya
meliputi perwajahan puisi (tipografi), diksi, imaji, kata konkret, gaya bahasa, rima atau
irama. Sedangkan struktur batin puisi meliputi tema, rasa, nada, dan amanat.
3.2 Saran
Puisi sebagai salah satu jenis karya sastra mempunyai fungsi sebagai sarana
menyampaikan ide atau gagasan terhadap suatu hal maupun peristiwa. Hal ini dianggap
penting untuk perkembangan diri, dan manfaat pembelajarannya perlu diberlakukan sejak
dini.
8
DAFTAR PUSTAKA
Zabadi, Fairul dan Sutejo. 2015. Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud
Ahyar, Juni (Oktober 2019). Apa Itu Sastra: Jenis-Jenis Karya Sastra dan Bagaimanakah
Cara Menulis dan Mengapresiasi Sastra (PDF). Yogyakarta: Deepublish. ISBN 978-623-
02-0145-5.
Kosasih, E. (2008). Apresiasi Sastra Indonesia (PDF). Jakarta: Nobel Edumedia. ISBN 978-
602-8219-57-0.
Nuryatin, A., dan Irawati, R. P. (2016). Pembelajaran Menulis Cerpen (PDF). Semarang:
Penerbit Cipta Prima Nusantara. ISBN 978-602-8054-88-1.
Mahliatussikah, Hanik (2015). Pembelajaran Puisi Teori dan Penerapannya dalam Kajian
Puisi Arab (PDF). Malang: Universitas Negeri Malang. ISBN 978-979-495-785-1.
Sumaryanto (2010). Mengenal Puisi dan Syair. Semarang: PT. Sindur Press. ISBN 978-979-
067-054-9.
Afrizatul (2020), Puisi Rakyat: Pengertian, Jenis, Unsur serta Contoh.
Suswandari, M., dan Hatmo, K. T. (2018). Ontologi Puisi (PDF). Kebumen: CV. Intishar
Publishing. ISBN 978-602-5692-57-4.