Anda di halaman 1dari 50

MAKALAH FONOLOGI BAHASA INDONESIA

SUPRASEGMENTAL

Dosen Pengampu :

Asisda Wahyu Asri Putradi, M.Hum.

Disusun Oleh :
Dianita Safitri 1210621047
Farrel Taruna Candra 1210621064
Mahira Alkeisa Putri Syahbana 1210621016
Nabila Ramadhina Masha 1210621063
Nathania Luvena Lais 1210621022

Program Studi Sastra Indonesia


Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Jakarta
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
Nya dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah untuk mata kuliah Fonologi Bahasa
Indonesia ini tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Asisda Wahyu
Asri Putradi, M.Hum. selaku dosen mata kuliah Fonologi Bahasa Indonesia yang telah
membimbing dan memberikan ilmunya kepada kami. Ucapan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami tentang contoh


Suprasegmental dari berbagai Bahasa di dunia yaitu Intonasi. Tentunya makalah ini tidak
seluruhnya sempurna. Maka dari itu penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Kami juga berharap makalah ini
dapat berguna bagi kami dan pihak lain yang membaca dalam memahami bagian dari mata
kuliah Fonologi Bahasa Indonesia.

Jakarta, 18 Desember 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
I.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
I.3 Tujuan.......................................................................................................................... 1
I.4 Manfaat........................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 2
II.1 Pengertian Suprasegmental ......................................................................................... 2
II.2 Contoh ......................................................................................................................... 3
II.3 Intonasi ........................................................................................................................ 3
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 1
III.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 1
III.2 Saran ........................................................................................................................ 1
BAB IV DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Komunikasi dibutuhkan oleh tiap manusia dan beragam keadaan. Kebutuhan komunikasi
bertambah seiring kompleksnya kebudayaan manusia. Bahasa sebagai alat komunikasi
memegang peranan penting. Agar komunikasi dapat berjalan lancar, maka diperlukan bahasa
harus dipahami oleh kedua belah pihak.

Wujud bahasa yang utama adalah bunyi. Bunyi-bunyi itu disebut bunyi bahasa. Dalam
pengucapannya, bunyi-bunyi bahasa dapat disegmentasikan atau dipisah-pisahkan (bunyi
segmental). Untuk dapat lebih benar mengucapkan bunyi bahasa tersebut, perlu diketahui arti
dan contoh-contohnya.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka berikut adalah rumusan masalah
yang akan dibahas:
1. Apa pengertian Suprasegmental?
2. Bagaimana contoh dari Suprasegmental?
3. Apa itu intonasi dan contohnya?

I.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka berikut adalah tujuan dari pembuatan makalah ini:
1. Mengetahui pengertian dari Suprasegmental.
2. Mengetahui contoh dari Suprasegmental.
3. Mengetahui arti intonasi dan juga contohnya.

I.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari pembuatan makalah ini adalah dapat memberikan
pengetahuan baru untuk para pembaca, serta dapat disempurnakan di waktu kemudian oleh
para peneliti lainnya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Suprasegmental


Prosodi menjelaskan segala perkara yang berkait bentuk bunyi Bahasa yang dapat
didengar di telinga, yaitu yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan melihat simbol-simbol
tulisan. Istilah prosodi juga dikenal sebagai fonologi ‘suprasegmental’. Prosodi berfokus pada
ujaran, yaitu yang ada kaitannya dengan intonasi dan rima. Prosodi melihat perubahan pada
kepanjangan suku kata, kelantangan, nada dan beberapa perkara lain yang berhubung dengan
struktur bunyi ujaran yang dilafalkan.
Fonem adalah suara, dan suara tergantung pada apakah mereka dapat dipisahkan, dibagi
menjadi dua: segmental dan suprasegmental. Segmental adalah fonem yang dapat dibagi.
Misalnya, ketika kita mengatakan "Bahasa", nama yang diucapkan (diucapkan: fonem), dapat
dibagi menjadi tiga suku kata: bahasa. Atau memecahnya menjadi apa yang menjadi: bahasa.
Fonem dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu fonem utama dan fonem kedua.
Fonem primer adalah satuan bunyi terkecil yang merupakan bagian dari fonem dengan fungsi
tertentu. Sedangkan fonem kedua adalah fenomena atau sifat bunyi yang memiliki fungsi
ekspresif bila diucapkan dalam kombinasi dengan kata lain.
Fonem sekunder adalah bagian dari fonem utama yang tidak termasuk bagian dari sebuah
kata, tetapi dapat diidentifikasi ketika sebuah kata digabungkan dengan kata lain atau ketika
sebuah kata digunakan dengan penggunaan tertentu. Fonem primer disebut segmen, sedangkan
fonem kedua disebut superphone atau sesuatu yang menyertai fonem, yaitu berupa tekanan
suara (intonasi), durasi pendek (pitch) dan getaran suara menunjukkan emosi tertentu. oleh
karena itu, segala sesuatu yang termasuk dalam istilah suprasegmental tidak dapat dipisahkan
dari fonem. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sesuatu yang terkandung dalam suatu
fonem dapat dipisahkan sedangkan yang menyertainya tidak dapat dipisahkan. Demikianlah
apa yang dimaksud dengan segmentasi dan hipersegmentasi.
Meskipun jelas ada perbedaan antara kedua kebohongan, ada perbedaan yang juga harus
diketahui, yaitu perbedaan jenis makna yang dihasilkannya. Untuk memahami pembagiannya,
Anda dapat melihat ilustrasi berikut; Ketika seseorang melafalkan nama "Ibu" secara merata
tanpa intonasi dan getaran tertentu, fonem yang mengandung nama "Ibu" hanya dapat
dipahami berarti "Ibu", tidak lebih. Tetapi jika diucapkan dengan intonasi yang kasar, dengan
getaran yang tidak beraturan, misalnya, kita dapat mengatakan bahwa tuturan tersebut
mengandung nada yang kasar. Dari ilustrasi di atas kita dapat menyimpulkan bahwa perbedaan

2
antara segmentasi dan hipersegmentasi adalah bahwa kepala hanya memberikan makna
tekstual (tergantung pada arti nama tersebut), ketika yang terakhir mampu menghasilkan
makna kontekstual (untuk makna teks campuran dengan keadaan dan kondisi). penutur dikenal
dengan intonasi dan getaran yang mengiringi fonem).
Suprasegmental, juga disebut fitur prosodik, dalam fonetik, fitur bicara
seperti stres, nada, atau titik kata yang menyertai atau ditambahkan di atas konsonan dan
vokal; fitur-fitur ini tidak terbatas pada suara tunggal tetapi sering meluas ke suku kata, kata,
atau frase. Di Spanyol aksen stres sering digunakan untuk membedakan antara kata-kata yang
identik: término berarti "istilah," termíno berarti "Saya mengakhiri," dan terminó berarti "dia
diakhiri". Di Mandarin Cina, nada adalah suprasegmental khas: "shih" diucapkan pada nada
tinggi, tingkat berarti "kehilangan"; pada nada sedikit naik berarti "sepuluh"; pada nada jatuh
berarti "kota, pasar"; dan pada nada jatuh-naik berarti "sejarah." Bahasa Inggris "beer dripped"
dan "beard ripped" dibedakan berdasarkan kata titik.
Contoh di atas menunjukkan suprasegmental fungsional. Suprasegmental
nonfungsional yang tidak mengubah arti kata atau frase juga ada; stres dalam bahasa Prancis
adalah contohnya. Disebut suprasegmental berbeda dengan konsonan dan vokal, yang
diperlakukan sebagai segmen ucapan yang diurutkan secara berurutan.

II.2 Contoh
1. Lisan : menggunakan bunyi-bunyi tertentu pada kata, frase, klausa dan ayat untuk
mendapatkan perhatian pendengar
2. Tulisan : tanda baca seperti tanda baca noktah, tanda koma, tanda seru, tanda soal
dan sebagainya. Menandakan sesuatu supaya pembaca terhadap keperluan tertentu
dalam teks yang dibaca.

II.3 Intonasi
Intonasi merupakan turun naik bunyi atau rendah suara semasa percakapan. Dalam
Bahasa melayu, intonasi berperan dalam menentukan jenis ayat yang diujarkan. Ada penutur
yang menggunakan intonasi berbentuk pernyataan untuk membuat permintaan dan ada juga
yang menggunakan intonasi pertanyaan tanpa bermaksud untuk bertanya. Intonasi dan tekanan
adalah dua elemen yang penting dalam prosodi linguistik. Terdapat Bahasa yang menggunakan
nada tinggi atau rendah untuk membedakan perkataan-perkataan dan ini dikenali sebagai ton
Bahasa.
Contohnya, sebutan "ma" dalam Bahasa Cina bermaksud emak, kuda, jerami dan marah.
Bergantung pada nada perkataan itu dilafalkan.

3
Antara intonasi yang digunakan dalam ujaran ialah :
1. Intonasi menaik : nada suara di naikkan mengikut masa
2. Intonasi menurun : nada suara di turunkan mengikut masa
3. Intonasi puncak : nada suara daripada naik kepada turun
4. Intonasi dipping : nada suara daripada turun kepada naik
Tinggi nada dan intonasi ditandai oleh angka 1,2,3 dan 4
1. Angka 1 ± nada yang paling rendah
2. Angka 2 ± nada permulaan ujaran
3. Angka 3 ± nada tekanan dalam ujaran
4. Angka 4 ± nada yang paling tinggi

4
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, beberapa hal yang dapat disimpulkan, yaitu: (1) Unsur bunyi
suprasegmental adalah sesuatu yang menyertai bunyi segmental. (2) Unsur yang termasuk
suprasegmental adalah intonasi, nada, tekanan, dan jeda. (3) Intonasi merupakan turun naik
bunyi atau rendah suara semasa percakapan. (4) Adanya intonasi yang berbeda akan
menunjukkan makna yang berbeda dalam sebuah percakapan.
III.2 Saran
Penting untuk mengetahui tentang suprasegmental untuk memahami bunyi bahasa dalam
mempermudah komunikasi. Fungsi dari unsur suprasegmental adalah untuk memperjelas
pengucapan bunyi bahasa dengan nada, tekanan, intonasi, dan jeda yang tepat dapat
memperjelas isi kalimat. Intonasi yang kurang sesuai akan menyebabkan kesalahpahaman
dalam berkomunikasi.

1
DAFTAR PUSTAKA

Fibriasari, H. (2012, Agustus 30). Disertasi Doktor (S3) Linguistik. Diambil kembali dari
repositori.usu.ac.id:
https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/43306/078107002.pdf?sequen
ce=1&isAllowed=y
Munirah, N. S. (2021, Desember 18). Suprasegmental BMZ. Diambil kembali dari Indonesia
Dokumen: https://dokumen.tips/documents/suprasegmental-bmz.html
Wardana, I. K. (2017). Kaidah Pola Fonologis Tuturan Bahasa Inggris Pasangan Cross
Marriage. SPHOTA, Volume 9, No.1, 1-6.

iv
MAKALAH
SUPRASEGMENTAL JEDA

DISUSUN OLEH:
Kelompok 3 SI-1
Andini Amaylia A. 1210621031
Athoilla Wafaidzan A. 1210621060
Syara Az Zahra 1210621001
Tiara Novitasari 1210621020
Tyas Krisna Wulan 1210621056

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya makalah “Suprasegmental Jeda” ini dapat terselesaikan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Fonologi Bahasa Indonesia dari dosen pengampu mata kuliah Fonologi
Bahasa Indonesia, yaitu Bapak Asisda Wahyu Asri Putradi, S.S., M.Hum. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai penulis dan bagi
para pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Asisda Wahyu Asri Putradi, S.S.,
M.Hum. sebagai dosen pengampu mata kuliah Fonologi Bahasa Indonesia yang telah
menugaskan kami untuk menyusun makalah ini. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang mendukung penulisan makalah ini.
Kami pun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu
kami membutuhkan kritik dan saran yang dapat membangun kemampuan dan pengetahuan
kami, agar kedepannya dapat menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca dan kami sebagai penulis.

Desember 2021

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 3
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 3
1.4. Manfaat ...................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Suprasegmental .......................................................................................... 4
2.2. Pengertian Jeda ........................................................................................................... 4
2.3 Suprasegmental Jeda dalam Bahasa Arab ..................................................................... 5
2.3.1 Pengertian Jeda dalam Bahasa Arab ...................................................................... 5
2.3.2 Jenis-Jenis Jeda/Persendian ................................................................................... 7
2.3.3 Pandangan Fonologi Prosodi Terhadap Jeda .......................................................... 8
2.3.4 Jeda dalam Bahasa Arab Tulis ............................................................................... 9
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................ 11
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 11
3.2 Saran ......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 12

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suprasegmental adalah berhubungan dengan segmen ujaran atau bunyi (fonem),
yaitu nada, tekanan, sendi, intonasi. Suprasegmental mampu menghasilkan makna yang
kontekstual (karena makna tekstualnya sudah bercampur dengan keadaan dan kondisi si
pengucap yang itu diketahui lewat intonasi dan getaran-getaran yang mengiringi fonem
tersebut). Dalam kajian mengenai bunyi suprasegmental, kajiannya dibagi menjadi,
durasi, nada, tekanan, dan jeda. Yang akan dibahas disini adalah suprasegmental kajian
jeda yang berarti suatu hal yang menyangkut perhentian bunyi dalam bahasa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan suprasegmental?
2. Apa yang dimaksud dengan jeda?
3. Bagaimana suprasegmental jeda dalam bahasa Arab?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari suprasegmental.
2. Mengetahui pengertian dari jeda.
3. Mengetahui suprasegmental jeda dalam bahasa Arab.

1.4. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari pembuatan makalah ini adalah memberikan
pengetahuan tentang suprasegmental jeda dan dapat memahami pentingnya
suprasegmental jeda dalam fonologi.

3
Bab II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Suprasegmental


Suprasegmental adalah berhubungan dengan segmen ujaran atau bunyi (fonem),
yaitu nada, tekanan, sendi, intonasi.
Bunyi segmental ialah bunyi yang dihasilkan oleh pernafasan, alat ucap dan pita
suara. Selain itu, ada pula bunyi yang tidak dapat disegmentasikan sehingga disebut
suprasegmental.
Perbedaan antara segmental dengan suprasegmental adalah kalau yang pertama
dia hanya menghasilkan makna tekstual (sesuai makna nomina yang diucapkan),
sedangkan yang kedua mampu menghasilkan makna yang kontekstual (karena makna
tekstualnya sudah bercampur dengan keadaan dan kondisi si pengucap yang itu diketahui
lewat intonasi dan getaran-getaran yang mengiringi fonem tersebut).
Dalam kajian mengenai bunyi suprasegmental, kajiannya dibagi menjadi, durasi,
nada, tekanan, dan jeda.

2.2. Pengertian Jeda


Jeda adalah suatu hal yang menyangkut perhentian bunyi dalam bahasa. Suatu
bunyi segmental dalam suku kata, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana pastilah
disertai dengan bunyi suprasegmental perhentian di sana-sini. Antara bahasa yang satu
dengan yang lain memiliki jeda yang berbeda-beda, ada yang jedanya jelas dan ada yang
tidak jelas. Jeda disamakan dengan persendian. Di sini, hentian bunyi dalam suatu arus
ujaran menjadi titik berat. Sendi yang bersifat dalam (internal juncture) membatasi
silabel dalam sebuah kata. Kata mobil, misalnya, jedanya dapat digambarkan menjadi
[mo+bil]. Menurut tempatnya, jeda dapat dibedakan menjadi empat dan biasanya
ditandai sebagai berikut :
1. Jeda antar suku kata ditandai dengan {+}
2. Jeda antar kata dalam frase ditandai dengan {/}
3. Jeda antar frase dalam klausa ditandai dengan {//}
4. Jeda antar kalimat. Dalam wacana ditandai dengan {#}
Contoh : [‘indama :/tadrus/tanjah] ‘jika mau belajar, pasti lulus’

4
Jeda ialah hentian dalam ujaran yang sering terjadi di depan unsur yang
memunyai isi informasi yang tinggi atau kemungkinan yang rendah (Kridalaksana
1993:88). Biasa dikenal yang lebih ringkas yaitu hentian sebentar dalam ujaran. Dalam
bahasa lisan, jeda ditandai dengan kesenyapan. Pada bahasa tulis jeda ditandai dengan
spasi atau dilambangkan dengan garis miring (/), tanda koma (,), tanda titik koma (;),
tanda titik dua (:, atautanda hubung (-). Jeda sangat berpengaruh terhadap perubahan
makna. Perhatikan contoh di bawah ini!
1. Kata adik, ibu Ani itu guru yang pandai.
2. Kata adik ibu, Ani itu guru yang pandai.
3. Kata adik ibu Ani, itu guru yang pandai.
Ketiga kalimat tersebut memiliki makna yang berbeda.

2.3 Suprasegmental Jeda dalam Bahasa Arab


2.3.1 Pengertian Jeda dalam Bahasa Arab
Jeda adalah waktu berhenti sebentar diantara dua kegiatan (KBBI,
2011:193). Jeda adalah perhentian yang menandai batas terminal intonasi kalimat.
Sedangkan sendi adalah peralihan dari satu bunyi ke bunyi yang lain dengan
terdapat perhentian sejenak. Jeda adalah diam sebentar diantara kata-kata atau
diantara beberapa suku kata di dalam sebuah ucapan dengan tujuan untuk
menunjukkan terhadap kedudukan ahir lafadz atau suku kata lalu akan memulainya
kembali ucapan (Umar, 1991:231).
Jeda atau persendian adalah pemutusan suatu arus bunyi-bunyi segmental
ketika diujarkan oleh penutur. Sebagai akibatnya, akan terjadi kesenyapan diantara
bunyi-bunyi yang terputus itu. Kesenyapan itu bisa berada diposisi awal, tengan
dan akhir ujaran. Kesenyapan awal terjadi ketika bunyi itu akan diujarkan,
misalnya ketika mengujarkan kalimat hadza kitaabun terjadi kesenyapan yang tak
terbatas sebelumnya. Kesenyapan tengah terjadi antara ucapan kata-kata dalam
kalimat, misalnya antara ucapan kata hadza dan kitaabun pada hadza kitaabun atau
ucapan antar suku kata, misalnya antar suku kata ha dan dza pada kata hadza,
walaupun kesenyapan itu sangat singkat. Kesenyapan akhir terjadi pada akhir
ujaran, misalnya ujaran akhir kalimat hadza kitaabun terjadi kesenyapan yang tak
terbatas sesudahnya. (Muslich, 2010).

5
Jeda atau persendian berkenaan dengan hentinya bunyi dalam arus ujaran.
Disebut jeda karena adanya hentian itu, dan disebut persendian karena di tempat
perhentian itulah terjadinya persambungan dengan segmen ujaran. Jeda ini dapat
bersifat penuh atau sementara. Jeda, persendian atau juncture menyangkut
perhentian bunyi dalam bahasa. Suatu bunyi segmental dalam suku kata, atau
kalimat pastilah disertai dengan bunyi suprasegmental yang berciri prosedi
perhentian di sana sini itu disebut jeda atau persendian. Bahasa yang satu dengan
yang lain berbeda jedanya. Ada yang jelas dan ada yang tidak jelas (Bloch &
Trager, 1942:35-36)
Ada beberapa penamaan lain terhadap topik pembahasan ini seperti
dikemukakan oleh peneliti ilmu bunyi seperti ‫( لنتقاا‬perpindahan), ‫( فاصل‬Pemisah),
dan ‫ ( سكتة‬diam sebentar ). Disebut ‫ فاصل‬atau ‫ سكتة‬karena untuk menunjukkan
bahwasanya
‫( مفصل‬jeda) merupakan bagian dari diamnya suara di dalam ucapan. Disebut
‫( لنتقاا‬perpindahan) karena unttuk menunjukan bahwa jeda merupakan bagian dari
diamnya suara di dalam ucapan dalam satu waktu yang sama.
Jeda atau persendian berkenaan dengan hentinya bunyi dalam arus ujar.
Disebut jeda karena adanya hentinya itu, dan disebut persendian karena di tempat
perhentian itulah terjadinya persambungan antara segmen yang satu dengan yang
lain. Jeda ini dapat bersifat penuh dan dapat juga bersifat sementara. Biasanya
dibedakan adanya sendi dalam atau internal juncture dan sendi luar atau open
juncture. (Drs. Abdul Chaer, 2007:122)
Jeda atau kesenyapan ini terjadi diantara dua bentuk linguistik, baik antar
kalimat, antar frase, antar kata, antar morfem, antar silabe, maupun antar fonem.
Jeda diantara dua linguistik yang lebih tinggi tatarannya. Jeda antar kalimat lebih
lama kesenyapannya dibanding dengan jeda antar frase. Jeda antar frase lebuh lama
bila dibanding dengan jeda antarkata. Begitu juga dan seterusnya. (Masnur
Muslich, 2014:114).
Jeda dalam bahasa Arab erat kaitannya dengan waqaf. Arti waqaf adalah
memotong pengucapan pada akhir sebuah kata. Bila akhir kata berharakat, di-
waqaf-kan dengan sukun dibaca mati, yakni setiap kata yang berakhir dengan
bukan huruf illah (ya, waw, dan alif). Dengan waqaf ini, sebuah kata biasanya
berakhir dengan konsonan.Waqaf untuk akhir setia kata ini berlak pula terhadap
6
kata yang tealh tersusun menjadi frasa dan kata yang merupakan sebuah akhir
sebuah kalimat. Sesuai dengan cara tersebut, kata fahmun, fikrun, shubchun dibaca
dengan fahm, fikr dan subch.
Apabila huruf akhir dari kata suatu kata sukun, di-waqafkan dengan sukun.
Hal itu berlaku pula pada kata mu’tal, yakni kata yang huruf akhirnya alif, wawu,
atau ya’. Contoh dari kata yang berakhiran dengan sukun ini adalah a’s-
salamu’alaikum. Huruf akhir dari kata tersebut adalah mim sukun. Untuk itu peng-
waqafan-nya adalah dengan mim sukun tersebut.
Adapun kata yang berakhir dengan huruf alif, wawu , dan ya’, misalnya
kata dunya (‫ )دنيا‬fatwa (‫ )فتوى‬makna (‫ )معنى‬pe-waqaf-annya dengan harakan
sebelum huruf tersebut. Jika sebuah kata ber-tanwin, dhammah atau kasrah, maka
tanwin diakhir kata itu dibuang dan huruf akhir disukun atau dihilangkan vokal
akhirnya, contohnya adalah kitabun dan kitaban dibaca dengan kitab tanpa un
maupun in. Jika sebuah nomina idefinit berkasus akusatif, huruf akhirnya dibaca
tanwin fathah, misalnya kitaban, kata tersebut juga bisa dibaca dengan sukun
diakhir kata.
Dengan demikian, kata kitaban tadi juga dapat dibaca dengan kitab. Jika
sebuah kata definit dengan alif lam, harakat akhirnya berupa dhammah, fathah atau
kasrah, contohnya alkitabu, alkitaba, alkitabi. Harakat pada akhir kata-kata tersebut
juga dihilangkan sehingga ketig-tiganya dibaca alkitab.
Kata diakhir frasa seperti Rasulu’l-Lahi dibaca Rasu’l-lah, kitabu’l-lahi
dibaca kitabu’l-lah. Kata Allah yang terletak diakhir kalimat, misalnya
alhamdulli’l-lahi, astagfiru’l-lahi dibaca alhamdulli’l-lah dan astagfiru’l-lah.
Dengan demikian suku akhir sebuah kata, frasa dan kalimat di dalam bahasa Arab
selalu berupa konsonan.

2.3.2 Jenis-Jenis Jeda/Persendian


Jeda ada yang bersifat tertutup dan ada juga yang bersifat terbuka. Oleh
karena itu jeda terbagi menjadi 2 bagian:
1. Jeda yang bersifat terkunci/tertutup (close juncture)
Yaitu terletak antara potongan masuknya kalimat dan menunjukan bunyi
yang tertulis dengan ditandai tanda “ - “ seperti kataba (Ka-ta-ba) kitabun

7
(Ki-ta-bun) maktabun (Mak-ta-bun) atau cukup dengan memberikan spasi
diantara potongan kalimat tersebut dengan tidak ada ciri.
2. Jeda yang bersifat terbuka (open juncture)
Adalah jeda yang terletak diantara kalimat, ungkapan atau jumlah yang
ditandai dengan tanda + dalam penulisannya seperti (kullu+matni),
(Mudirotul madrosati + al jadidah) dan mudirotun +Almadrosah al jadidah).
Macam-macam jeda:
1. Jeda final yaitu perhentian diakhir kalimat dan menandai intonasi berakhir.
2. Jeda non final yaitu perhentian ditengah kalimat yang manandai frase
tertentu.
Jeda dapat dibedakan atas empat jenis jeda atau sendi sebagai berikut. (Samsuri,
1970 15-16).
1. Sendi tambah (+) yakni jeda yang berda diantara dua suku kata. Ukuran
panjangnya kurang dari satu fonem. Misalnya:
[suk+ran] /sukran/
[lai+sa] /laisa/
[af+wan] /afwan/
2. Sendi tunggal (/), jeda yang berada diantara dua kata dalam frasa. Ukuran
panjangnya satu fonem. Misalnya:
Fil / jaami’ah
Ilal / baiti
Min / masjidi
3. Sendi rangkap (//) yakni jeda yang berada diamtara dua fumgsi unsur klausa
atau kalimat, diantara fiil dan fail. Misalnya:
Umi // dzahaba ila suuki
Ahmad // lam ya’ti?
4. Sendi kepang rangkap (#), yakni jeda yang berada sebelum dan sesudah
tuturan sebagai tanda diawali dan diakhiri tuturan. Sendi kepang rangkap
yang berposisi diakhir tuturan biasanya disertai nada turun (v#) atau nada
naik (#).

2.3.3 Pandangan Fonologi Prosodi Terhadap Jeda

8
Dalam pembahasan jeda bahasa Arab, pembahasan tentang fonologi
prosodi terasa perlu. Hal ini dikarenakan jeda merupakan salah satu bunyi
suprasegmental. Fonologi prosodi membahas tentang bunyi segmental yang pada
pokok-pokok prosodinya diungkap mengenai bunyi suprasegmental terutama jeda.
Fonologi prosodi adalah suatu cara untuk menentukan arti pada tataran
fonetis. Fonologi prosodi tersebut terdiri dari satuan-satuan fonematis berupa
unsur-unsur segemental; yakni konsonan, vokal, sedangkan satuan prosodi berupa
ciri-ciri atau sifat-sifat struktur yang lebih panjang daripada suatu segmen tunggal.
Prosodi yang terbentuk oleh sendi atau jeda. Artinya jeda atau persendian
mempunyai hubungan erat dengan hentian bunyi dalam arus ujar. Disebut jeda
karena ditempat perhentian itulah terjadinya persambungan antara segmen yang
satu dengan segmen yang lainnya. Jeda ini bersifat penuh dan dapat juga bersifat
sementara, sedangkan sendi biasanya dibedakan adanya sendi dalam (internal
juncture) atau sendi luar (open juncture), sendi dalam menunjukkan batas yang
lebih besar dari segmen silabel. Dalam hal ini, biasanya dibedakan:
a. Jeda antara kata dalam frase diberi tanda berupa garis miring tunggal (/)
b. Jeda antara frase dalam klausa diberi tanda berupa garis miring ganda (//)
c. Jeda antara kalimat dalam wacana diberi tanda berupa garis silang ganda (#)
Sehingga dapat diketahui bersama bahwa dalam bahasa Arab sangat
penting karena tekanan dan jeda itu dapat mengubah makna kalimat.
Prosodi yang realisasi fonetisnya melampaui yang lebih besar dari pada
fonem-fonem suprasegmental. Artinya bahwa arus ujaran merupakan tuntutan
bunyi sambung bersambung terus menerus diselang-seling dengan jeda singkat
atau jeda agak singkat, disertai dengan keras lembut bunyi, tinggi rendah bunyi,
panjang pendek bunyi dan sebagainya.
Dalam arus ujaran itu ada bunyi yang dapat disegmentasikan sehingga
disebut bunyi segmental; tetapi berkenaan dengan keras lembut, panjang pendek,
dan jeda bunyi tidak dapat disegmentasikan. Bagian dari bunyi tersebut disebut
bunyi suprasegmental atau prosodi.

2.3.4 Jeda dalam Bahasa Arab Tulis


Penggunaan jeda dalam bahasa Arab lisan lebih mudah diterapkan daripada
dalam bahasa Arab tulis. Dalam bahasa Arab tulis, terlebih dalam tataran kalimat,
9
perbedaan jeda sering menimbulkan kerancuan makna, kekaburan makna, atau
makna ambigu. Sebagai antisipasi hal tersebut, perlu dilakukan pengkajian
mengenai tata bahasa tulis mengenai penggunaan jeda dalam bahasa Arab tulis.
Mengingat jeda memiliki fungsi sebagai pembeda makna. Selain itu, yang lebih
penting lagi adalah agar tidak terjadi kekaburan makna.
Bunyi suprasegmental lain seperti nada, sudah memiliki aturan mengenai
penulisannya. Untuk menunjukkan nada tanya, menggunakan tanda tanya (?),
untuk menunjukkan kalimat seru, perintah menggunkan tanda seru (!), dan untuk
menunjukkan kalimat berita menggunakan tanda titik (.). Sedangkan untuk
penulisan bunyi suprasegmental yang berupa jeda dalam bahasa Arab masih belum
jelas.

10
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Suprasegmental berhubungan dengan segmen ujaran atau bunyi (fonem), yaitu
nada, tekanan, sendi, intonasi. Bunyi segmental adalah bunyi yang dihasilkan oleh
pernafasan, alat ucap dan pita suara. Adapula bunyi yang tidak dapat disegmentasikan
sehingga disebut suprasegmental. Perbedaannya terletak pada hasil makna tekstual
pertama yang diucapkan.
Salah satu kajiannya adalah jeda. Jeda atau persendian adalah pemutusan suatu
arus bunyi-bunyi segmental ketika diujarkan oleh penutur. Jeda atau persendian
berkenaan dengan hentinya bunyi dalam arus ujar. Artinya jeda atau persendian
mempunyai hubungan erat dengan hentian bunyi dalam arus ujar.

3.2 Saran
Jeda memiliki fungsi sebagai pembeda makna agar saat penyebutannya tidak
terjadi kekaburan atau kerancuan makna. Maka dari itu penting untuk mengkaji
mengenai tata bahasa tulis dan penggunaan jeda itu sendiri.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hidayatullah, Moch. Syarif. 2012. Cakrawala Linguistik Arab. Jakarta: Grasindo.

Marlina, Lina. 2019. Pengantar Ilmu Ashwat. Bandung: Fajar Media. Diakses pada 16
Desember 2021, dari
http://digilib.uinsgd.ac.id/30539/1/PENGANTAR%20ILMU%20ASHWAT.pdf

Prihantini, Ainia. 2015. Master Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Penerbit B First.

Taufiqurrochman. (2014). Suprasegmental. Diakses pada 15 Desember 2021, dari


http://urrohmantaufiq.blogspot.com/2014/01/suprasegmental.html?m=1

12
MAKALAH

NADA DALAM FONOLOGI SUPRASEGMENTAL

Mata Kuliah: Fonologi Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu: Asisda Wahyu Asri Putradi, M.Hum.

Disusun Oleh:

Kelompok 2
Abraham Leonardo Sitinjak (1210621028)
Achmad Efyan Faedhurohim (1210621011)
Kezia Katherine (1210621009)
Lola Anggraini (1210621006)
Salma Faida Amaliasari (1210621027)
Yalsa Awalita (1210621010)

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
Nya dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk mata kuliah
Fonologi Bahasa Indonesia ini tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Asisda Wahyu
Asri Putradi, M.Hum. selaku dosen mata kuliah Fonologi Bahasa Indonesia yang telah
membimbing dan memberikan ilmunya selama satu semester ini. Tak lepas kami ucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini seperti
teman-teman kelas SI-1 dan orang tua kami yang selalu mendukung kami.

Tujuan utama kami membuat makalah ini adalah menuntaskan proyek akhir
semester satu dalam mata kuliah Fonologi Bahasa Indonesia. Materi yang kami dapat adalah
contoh-contoh nada suprasegmental dari berbagai bahasa di dunia. Kami berharap makalah
ini dapat membuat pembaca mengetahui dan memahami materi suprasegmental dari berbagai
bahasa di dunia, khususnya dalam unsur nada. Kami juga berharap makalah ini dapat berguna
bagi kami dan pihak lain yang membaca dalam memahami bagian dari mata kuliah Linguistik
Umum.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Maka dari kami senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang membangun kemampuan dan pengetahuan kami, agar
kedepannya kami dapat membuat makalah dengan lebih baik lagi.

Jakarta, 14 Desember 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………… 1


B. Batasan Masalah…………………………………………………………………… 1
C. Rumusan Masalah…………………………………………………………….……. 2
D. Tujuan……………………………………………………………………………… 2
E. Manfaat…………………………………………………………………………...… 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Suprasegmental………………………………….……………………… 3
B. Ciri-ciri Prasodi Suprasegmental..………………………………………………….. 4
C. Contoh Dalam Berbagai Bahasa di Dunia ………………………………………….. 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………….…….…… 8
B. Saran…………………………………………………………………………………. 9

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberadaan fonologi merupakan bagian dari cabang linguistik. Fonologi
merupakan bagian dari ilmu bahasa yang mengkaji bunyi. Objek kajian fonologi yang
pertama bunyi bahasa yang disebut tata bunyi (fonetik) dan yang kedua mengkaji
fonem yang disebut tata fonem (fonemik). Fonologi adalah unsur bahasa terkecil atau
bunyi bahasa. Dalam arti luas, fonologi mencakup bunyi-bunyi bahasa secara umum
yaitu, bunyi-bunyi umum atau bunyi-bunyi pembeda makna. Serta mencakup unsure-
unsur suprasegmental dari satu ujaran, seperti, tekanan, nada, hentian dan durasi.
Suprasegmental adalah sesuatu yang menyertai fonem tersebut yang itu bisa
berupa tekanan suara (intonation), panjang-pendek (pitch), dan getaran suara yang
menunjukkan emosi tertentu. Suprasegmental adalah unsur yang “menemani” dan
memengaruhi bunyi bahasa, dan bukan bunyi sejati.
Cara yang paling mudah untuk memahami unsur suprasegmental adalah
melalui pendekatan fonetik akustik. Ada dua sifat akustik yang berpengaruh dalam
unsur suprasegmental, yaitu frekuensi dan amplitudo. Kedua unsur ini sangat
berpengaruh dalam unsur suprasegmental yang sangat berkaitan. Perbedaan kedua
bunyi ini didasarkan pada dapat tidaknya bunyi itu disegmentasikan. Bunyi yang
dapat disegmentasikan, seperti semua bunyi vocal dan bunyi konsonan adalah bunyi
segmental. Sedangkan bunyi atau unsur yang tidak dapat disegmentasikan, yang
menyertai bunyi segmental itu, seperti tekanan, nada, jeda dan durasi (pemanjangan)
disebut bunyi atau unsur suprasegmental atau non segmental.

B. Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam makalah ini dapat tersampaikan secara jelas dan tepat
sasaran, maka kami akan membatasi permasalah atau topik yang akan di bahas.
Pembatasan tersebut dapat dilihat dari cakupan materi yang kami paparkan hanya
seputar suprasegmental dari berbagai bahasa di dunia dan salah satu ciri prosodinya,
yaitu nada.

1
C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan yang kami terapkan yaitu:


1. Apa itu suprasegmental?
2. Apa saja unsur-unsur suprasegmental?
3. Bagaimana ciri prasodi nada dalam suprasegemental?
4. Apa saja contoh ciri nada suprasegmental dalam berbagai bahasa?

D. Tujuan

Makalah ini dibuat dengan tujuan memberi wawasan pengetahuan secara terperinci
mengenai ciri nada dalam suprasegmental dari berbagai bahasa di dunia.

E. Manfaat

Makalah ini memberikan manfaat yaitu sebagai refensi dan pengetahuan mengenai
suprasegmental sebagai salah satu objek kajian dalam fonologi bahasa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Suprasegmental

Suprasegmental adalah sesuatu yang menyertai fonem tersebut yang itu bisa
berupa tekanan suara (intonation), panjang-pendek (pitch), dan getaran suara yang
menunjukkan emosi tertentu. Suprasegmental adalah unsur yang “menemani” dan
memengaruhi bunyi bahasa, dan bukan bunyi sejati. Dan karena bukan bunyi sejati
itulah sehingga unsur suprasegmental dinamakan demikian. Unsur suprasegmental
disebut juga prosodi (Muslich, 2008:81).
Berbeda dengan Marsono (1999:115) bahwa bunyi suprasegmental adalah
bunyi yang menyertai bunyi segmental. (Verhaar, 2010:55) menjelaskan bahwa
bunyi-bunyi suprasegmental tersebut meliputi intonansi, nada, aksen dan tekanan.
Sebenarnya, uraian fonetis tentang bunyi-bunyi suprasegmental hanya merupakan
dasar saja untuk uraian fonemis. Namun dalam banyak hal segi fonetis dan fonemis
tiak mudah dibedakan.
Cara yang paling mudah untuk memahami unsur suprasegmental adalah
melalui pendekatan fonetik akustik. Ada dua sifat akustik yang berpengaruh dalam
unsur suprasegmental yaitu frekuensi dan amplitudo. Kedua unsur ini sangat
berpengaruh dalam unsur suprasegmental yang sangat berkaitan. Perbedaan kedua
bunyi ini didasarkan pada dapat tidaknya bunyi itu disegmentasikan. Bunyi yang
dapat disegmentasikan, seperti semua bunyi vokal dan bunyi konsonan adalah bunyi
segmental. Sedangkan bunyi atau unsur yang tidak dapat disegmentasikan, yang
menyertai bunyi segmental itu, seperti tekanan, nada, jeda dan durasi (pemanjangan)
disebut bunyi atau unsur suprasegmental atau non segmental (Chaer, 2013:35).
Fonologi suprasegmental mengacu pada pola intonasi, penempatan tekanan
dan ritme dalam bahasa lisan; disebut juga prosodi. Sampai saat ini, bagaimanapun,
studi longitudinal yang menggabungkan ukuran fonologi segmental dan
suprasegmental, terutama pada anak-anak sekolah yang lebih tua, masih langka.
Selain itu, ada beberapa bukti bahwa decoding terkait dengan fonologi segmental

3
(Melby-Lervåg, Lyster, & Hulme, 2012; Nation & Hulme, 2011) serta fonologi
suprasegmental (Goswami et al., 2002; Schwanenflugel, Hamilton, Kuhn, Wisenbaker,
& Stahl, 2004). Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini ada dua; untuk, pertama,
mengambil sikap membujur pada hubungan antara decoding dan fonologi segmental
dan suprasegmental dan, kedua, untuk menguji kontribusi decoding, fonologi
segmental dan suprasegmental terhadap pemahaman bacaan.
Membaca dimulai dengan kemampuan untuk menguraikan kata-kata yang
dicetak. Untuk melakukannya, seorang anak harus belajar bagaimana memecahkan
kode kata-kata. Penguraian kode (atau kadang-kadang disebut pengodean ulang
fonologis), melibatkan penggabungan fonem ke cetakan ortografis. Telah diusulkan
bahwa dua jenis prosedur decoding dapat dibedakan; decoding eksplisit,
membunyikan fonem individu dan memadukannya untuk membentuk sebuah kata,
dan decoding leksikal, memanfaatkan hubungan ortografi-fonologis implisit,
disimpan dalam leksikon anak (misalnya, Fletcher-Flinn & Thompson,
2000; Thompson & Fletcher-Flinn, 1993). Decoding eksplisit sangat terkait dengan
instruksi phonics.
Dalam sistem pendidikan Belanda, membaca awal sebagian besar diajarkan
menggunakan instruksi phonics (Reitsma & Verhoeven, 1993). Namun, di kelas
menengah dan atas sekolah dasar, fokusnya beralih ke pengenalan kata daripada
membunyikan kata-kata, karena anak-anak diharapkan mengetahui aturan
penggabungan ortografisfonologis pada saat itu (Aarnoutse, Verhoeven, Zandt, &
Biemond, 2003). Oleh karena itu, pada anak-anak dari kelas menengah dan atas
sekolah dasar, tampaknya lebih informatif untuk menilai decoding leksikal.

B. Ciri-Ciri Prasodi Suprasegmental

Dalam pelaksanaan ujaran, terdapat dua elemen, yaitu elemen yang dapat
disegmenkan (dipotong-potong), dan elemen yang menyertai elemen yang dapat
disegmentasikan. Elemen yang dapat disegmenkan disebut dengan elemen segmental.
Dalam ujaran elemen yang termasuk segmental adalah rangkaian kontoid dan vokoid.
Sedangkan elemen yang tak dapat disegmenkan dan menyertai elemen segmental,

4
disebut elemen supra segmental. Sebagaimana halnya bunyi segmental, bunyi-bunyi
supra segmental dapat diklasifikasikan menurut ciri-cirinya waktu diucapkan. Ciri-ciri
bunyi supra segmental waktu di ucapkan itu disebut ciri-ciri prosodi. Beberapa ciri
prosodi yang penting meliputi: (1) panjang atau kuantitas (intonation), (2) nada
(pitch), (3) tekanan (stress), dan (4) jeda atau persendian (juncture).
Nada atau pitch menyangkut tinggi rendahnya suatu bunyi. Salah satu variasi
dan titinada adalah intonasi (intonation), atau lagu (melody). Suatu bunyi segmental
yang diucapkan dengan frekuensi getaran yang tinggi, pastilah dibarengi dengan nada
yang tinggi sebagai ciri supra segmentalnya. Demikian pula hal yang sebaliknya.
Terdapat lima bentuk nada diantaranya pertama, (/) yang berarti nada naik atau
meninggi yang biasanya diberi tanda garis keatas. Kedua, (-) yang berarti nada datar
yang biasanya diberi tanda garis lurus mendatar. Ketiga, (\) yang artinya nada turun
atau merendah yang biasanya diberi tanda garis menurun. Keempat, (v) yang berarti
nada turun naik disebabkan nada yang merendah lalu meninggi. Kelima, (^) yang
berarti nada naik turun sebab nada yang meninggi lalu merendah.

Dalam pelaksanaan ujaran kita temui beberapa macam nada.


a. Nada naik atau meninggi yang biasanya diberi tanda garis ke atas [ / ]
b. Nada datar, biasanya diberi garis lurus mendatar [ ¬- ]
c. Nada turun atau merendah, biasanya diberi tanda garis menurun [ \ ]
d. Nada turun naik, yakni nada yang merendah lalu meninggi, biasanya diberi tanda
sebagai [v]
e. Nada naik turun, yaitu nada yang meninggi lalu merendah, biasanya ditandai
dengan [ ^ ]

Variasi nada yang menyertai, bunyi segmental dalam kalimat disebut intonasi. Variasi
nada atau intonasi dibedakan menjadi empat.
- Nada rendah ditandai dengan angka 1
- Nada sedang ditandai dengan angka 2
- Nada tinggi ditandai dengan angka 3
- Nada sangat tinggi ditandai dengan angka 4

5
C. Contoh Dalam Berbagai Bahasa di Dunia

Fonem suprasegmental bahasa Arab dan Indonesia memiliki beberapa bentuk


tekanan dan intonasi yang sama, secara penggunaan lambang, dan bentuk kalimat
yang digunakan. Sedangkan perbedaannya adalah dalam bahasa Arab terdapat suku
kata yang mengandung maksud dhomir, yaitu menunjukan objek baik secara langsung
maupun tersembunyi.
Klasifikasi Bunyi-bunyi fonem suprasegmental dalam bahasa Jawa. Tinggi-
rendah (nada, tona, pitch) dalam Bahasa Jawa. Dalam penuturan bahasa Jawa, tinggi-
rendahnya (nada) suara tidak fungsional atau tidak membedakan makna seperti halnya
bahasa Indonesia. Ketika penutur mengucapkan [wiŋi], [woco], [sambat] dengan nada
tinggi, sedang, atau rendah, maknanya sama saja. Begitu juga dalam tingkatan lingual
yang lebih besar: frasa, klausa, dan kalimat. Bahkan, penuturan yang diucapkan
secara berlagu (seperti orang bernyanyi) pun maknaya sama dengan ketika diucapkan
secara biasa. Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan pembedaan makna, nada dalam
bahasa Jawa tidak morfemis. Walaupun demikian, ketidakmorfemisan ini tidak berarti
nada tidak ada dalam bahasa Jawa, tetapi dapat membedakan maksud pada tataran
kalimat deklaratif, imperatif dan interogatif.

Hal ini dapat kita lihat dalam contoh bahasa Jawa:


[turu││] Turu. ‘pemberitahuan bahwa sedang tidur’
[turu//] Turu? ‘menanyakan apakah sedang tidur’
[turu==] Turu! ‘menganjurkan agar segera tidur’

Lalu bunyi-bunyi pada bahasa Prancis. Bunyi bahasa dapat berupa bunyi yang
segmental dan suprasegmental (Verhaar,1996: 27). Bunyi segmental adalah bunyi
yang dapat disegmentasikan menurut pola urutannya dari yang pertama sampai
dengan yang terakhir. Kata yang misalnya dapat disegmentasikan, yaitu [d], [a], dan
[n]. Adapun bunyi suprasegmental adalah bunyi yang tidak dapat disegmentasikan
tetapi yang dapat dibayangkan ada di balik yang segmental. Misalnya perbedaan

6
antara tuturan: Dia datang dan Dia datang? Terletak pada intonasinya. Kedua jenis
bunyi tersebut berada bersama-sama dalam setiap tuturan yang dihasilkan oleh
manusia. Sebagaimana sistem fonologi pada bahasa pada umumnya, bunyi-bunyi
bahasa Prancis juga terdiri atas vokal, konsonan, dan semivokal.
Pada tataran fonologi, intonasi diberi batasan sebagai penggunaan ciri fonetis
suprasegmental untuk membawa makna fragmatis pada tataran kalimat dalam bentuk
yang terstruktur secara linguistik. Ciri fonetis suprasegmental yang dimaksudkan
batasan itu adalah nada (pitch) fungsional yang tidak lain merupakan ciri perseptual
bunyi yang distingtif berupa frekuensi bunyi. Istilah ciri akustik seperti frekuensi,
intensitas dan durasi adalah sebagai penanda bahwa ketiga ciri akustik tersebut
berhubungan satu sama lain. Seperti halnya keterpautan antara nada dasar, nada final,
nada bawah, dan nada atas yang memiliki keterkaitan. Misalnya nada dasar bisa
dijadikan sebagai pembanding dengan nada-nada lainnya.
Dalam tulissan fonetik, nada lazim ditandai dengan angka yang jumlahnya juga
bergantung pada keperluan pemberian. Dalam hal intonasi variasi nada biasanya
dibedakan menjadi empat.
- Nada rendah ditandai dengan angka 1
- Nada sedangditandai dengan angka 2
- Nada tinggi ditandai dengan angka 3
- Nada sangat tinggi ditandai dengan angka 4

Contoh intonasi variasi nada dalam bahasa arab dapat dilihat sebagai berikut.
Dzahaba al-waladu ila al-su:qi / Anak itu pergi ke pasar.
3-2 2 3-2 2 3 -1

Namun, perbedaan intonasi yang menyebabkan terjadinya perbedaan makna,


dapat dilihat pada penggunaan kata na’am yang untuk menjawab pertanyaan dan
untuk meminta penjelasan lebih lanjut. Pengucapan salam juga berbeda intonasinya
antara saat marah dan benara-benar ingin memberi penghormatan.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Suprasegmental adalah sesuatu yang menyertai fonem tersebut yang itu bisa
berupa tekanan suara (intonation), panjang-pendek (pitch), dan getaran suara yang
menunjukkan emosi tertentu. Suprasegmental adalah unsur yang “menemani” dan
memengaruhi bunyi bahasa, dan bukan bunyi sejati.

Cara yang paling mudah untuk memahami unsur suprasegmental adalah melalui
pendekatan fonetik akustik. Ada dua sifat akustik yang berpengaruh dalam unsur
suprasegmental yaitu frekuensi dan amplitudo. Kedua unsur ini sangat berpengaruh
dalam unsur suprasegmental yang sangat berkaitan. Perbedaan kedua bunyi ini
didasarkan pada dapat tidaknya bunyi itu disegmentasikan. Bunyi yang dapat
disegmentasikan, seperti semua bunyi vocal dan bunyi konsonan adalah bunyi
segmental. Sedangkan bunyi atau unsur yang tidak dapat disegmentasikan, yang
menyertai bunyi segmental itu, seperti tekanan, nada, jeda dan durasi (pemanjangan)
disebut bunyi atau unsur suprasegmental atau non segmental.

Ciri-ciri bunyi supra segmental waktu di ucapkan itu disebut ciri-ciri prosodi.
Beberapa ciri prosodi yang penting meliputi: (1) panjang atau kuantitas (intonation),
(2) nada (pitch), (3) tekanan (stress), dan (4) jeda atau persendian (juncture). Nada
berkenanan dengan tinggi rendahnya suatu bunyi. Bila suatu bunyi segmental
diucapkan dengan frekuensi getaran yang tinggi, tentu akan disertai dengan nada yang
tinggi. Sebaliknya, kalau diucapkan dengan frekuensi yang rendah, tentu akan disertai
dengan nada yang rendah. Nada ini dalam bahasa tentu bisa bersifat fonemis maupun
morfemis.

Dalam pelaksanaan ujaran kita temui beberapa macam nada.

a. Nada naik atau meninggi yang biasanya diberi tanda garis ke atas [ / ]

b. Nada datar, biasanya diberi garis lurus mendatar [ ¬- ]

c. Nada turun atau merendah, biasanya diberi tanda garis menurun [ \ ]

8
d. Nada turun naik, yakni nada yang merendah lalu meninggi, biasanya diberi
tanda sebagai [v]

e. Nada naik turun, yaitu nada yang meninggi lalu merendah, biasanya ditandai
dengan [ ^ ]

B. Saran

Fonologi terlebih yang mencakup bahasa di seluruh dunia pada dasarnya


membahas hal yang hampir sama, oleh karena itu ada baiknya untuk benar-benar
memahami perbedaan pola kalimat dan bunyi di masing-masing bahasa karena dari
hal tersebut kita dapat mengetahui dan menyampaikan kembali ciri dari perbedaan-
perbedaan itu sendiri.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/bahtera/article/view/807

https://teruslahbelajarkawan.blogspot.com/2018/02/suprasegmental-fonologi-arab.html

https://www.researchgate.net/publication/327202851_Penamaan_Bunyi_Segmental_dan_Sup

rasegmental_Pada_Pedagang_Keliling

http://politeknikunggul-lppm.ac.id/file/data-jurnal/593501ca006b3e2a7bc26e336525eedb.pdf

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4991552/

10
MAKALAH
TEKANANDALAM FONOLOGISUPRASEGMENTAL

MataKuli
ah:Fonologi
BahasaI
ndonesi
a
DosenPengampu:AsisdaWahyuAsri
Putr
adi,
M.Hum.

DisusunOleh:
Nurfi
tr
iaHani
fah (
1210621052)
Bi
lalHafi
zulI
hsan (
1210621037)
SalmaAzzahra (
1210621004)
NoviaRahma (
1210621018)
RehzyRahmawati (
1210621051)
Pit
aRizqiDwiCahyaningt
yas (
1210621029)

UNIVERSI
TASNEGERIJAKARTA
FAKULTASBAHASADANSENI
PROGRAM STUDISASTRAI
NDONESIA
2021
KATAPENGANTAR

Pujisyukurkamipanj atkanat askehadi r


atTuhanYangMahaEsaat assegal a
rahmat -Ny adankar uni
a-Nya,sehinggakamidapatmeny el
esaikanmakal ahunt ukmat a
kuli
ahFonol ogiBahasaI ndonesiai nitepatpadawakt unya.
Padakesempat aninikamimengucapkant eri
makasi hkepadaBapakAsi sda
Wahy uAsr iPutradi,M.Hum.sel akudosenmat akul iahFonol ogiBahasaI ndonesi ayang
tel
ahmembi mbi ngdanmember ikani l
muny asel amasat usemest erini.Taklepaskami
ucapkant erimakasi hkepadapi hak-pihaky angt elahmembant udal am peny usunan
makal ahi nisepertiteman-temankel asSI -
1danor angt uakamiy angsel alumendukung
kami .
Tujuanut amakamimembuatmakal ahi niadal ahmenunt askanpr oy ekakhir
semest ersatudal am mat akuli
ahFonol ogiBahasaI ndonesia.Mat eriy angkamidapat
adalahcont oh-cont ohtekananbuny i
-bunyisupr asegment aldar iber bagaibahasadi
dunia.Kamiber harap makal ah i nidapat membuat pembaca menget ahuidan
memahamimat erisuprasegment aldar iberbagaibahasadiduni a,khususny adalam
unsurt ekanan.Kamij ugaberhar apmakal ahi nidapatber gunabagikamidanpi haklai
n
yangmembacadal am memahami bagiandar i mat akul i
ahLinguistikUmum.
Kamimeny adar
ibahwa makal ah inij auh dar isempur na.Maka dar ikami
senant i
asa menghar apkan kriti
k dan sar an y ang membangun kemampuan dan
penget ahuankami ,agarkedepanny akamidapatmembuatmakal ahdenganl ebihbaik
l
agi.

Jakar
ta,
18Desember2021

Ti
m Peny
usun

2
DAFTARI
SI

KATAPENGANTAR 2
DAFTARI
SI 3

BABIPENDAHULUAN

1.
1Lat
arBelakangMasal
ah 4
1.
2Bat
asanMasal ah 4
1.
3RumusanMasal ah 4
1.
4Tuj
uan 4
1.
5Manfaat 4

BABI
IPEMBAHASAN

2.
1Pengert
ianTekanan 5
a.TekananDistingt
ifdanNon-Di
sti
ngt
if 6
b.Tekanandalam BahasaIndonesi
a 6
c.Tekanandalam Kalimat 6
2.
2ContohTekananSupr asegment
al
a.BahasaMelay u 7
b.BahasaSpay ol 7
c.BahasaArab 7
d.BahasaJerman 9
e.BahasaInggris 10

BABI
IIPENUTUP

3.
1Kesimpul
an 12
3.
2Saran 12

DAFTARPUSTAKA 13

3
BABI
PENDAHULUAN

1.
1Lat
arBel
akang
Fonologimer upakanbagiandar icabangli
nguist
ik.Fonologimer upakanbagi an
darii
l
mubahasay angmengkaj ibunyi
.Objekkaj
ianfonol
ogi yangpertamabuny ibahasa
yangdi sebuttatabuny i(f
oneti
k)dany angkeduamengkaj ifonem y angdi sebuttata
fonem (fonemik).Fonologiadal
ahunsurbahasat erkeci
lataubuny ibahasa.Dal am art
i
l
uas,fonol ogimencakupbuny i
-bunyibahasasecar aumum y ai
tu,buny i
-bunyiumum
ataubuny i-
bunyipembedamakna.Ser tamencakupunsur -unsursuprasegment aldar
i
satuujaran,sepert
i,t
ekanan,nada,henti
andandurasi.
Suprasegmentaladalahsesuatuyangmeny er
taifonem t
ersebutyangi
tubisa
ber
upat ekanansuara( i
ntonat
ion)
,panjang-
pendek(pit
ch),dangetaransuar
ay ang
menunjukkan emositert
entu.Suprasegmentaladal
ah unsuryang “menemani
”dan
memengar uhibuny
ibahasa,danbukanbunyisej
ati
.
Membedakan t ekanan pada supr
asegmentalbisa dibedakan melal
uikeras
l
unakny abuny ibahasa.Perbedaankeduabuny ii
nidi
dasarkanpadaar usudarayang
digunakan.Bisadikat
akant ekananbunyisegmentalapabi
lay angdiucapkandengan
arusudar ay angkuatmeny ebabkanampli
tudonyamelebar,pastidibar
engidengan
tekanankeras.

1.
2RumusanMasal
ah
Adapunr
umusany
angakankami
bahas,
yai
tu:
1.Apai
tut
ekanan?
2.Tekanant
erdapatdal
am apasaj
a?
3.Apasaj
acont
ohci
rit
ekanansupr
asegment
aldal
am ber
bagai
bahasaduni
a?

1.
3Tuj
uan
Makal
ah i
nidibuatdengan tujuan memberiwawasan pengetahuan secara
t
erper
inci
mengenai
cir
itekanandal
am suprasegment
aldar
iber
bagaibahasadidunia.

1.
4Manf
aat
Makalah inimemberi
kan manf
aaty ai
tu sebagair
efensidan pengetahuan
mengenaitekanansupr
asegment
alsebagaisal
ahsat uobj
ekkajiandal
am f onol
ogi

4
bahasa.

5
BABI
I
PEMBAHASAN

2.
1Penger
ti
anTekanan
Ber beda dengan nada,t ekanan dal
am t uturan bahasa Indonesia berfungsi
membedakan maksud dal am t at
aran kali
mat ( sint
aksis),tet
apit idak berfungsi
membedakan makna dal am t ataran kat
a( l
eksis).Tidak semua t ataran kali
mat
mendapat kant ekananyangsama.Hany akatay angpent i
ngataudianggappentingsaj a
yangmendapatt ekanan(aksen).Dalam tatarankata,tekananpadasi labaatausuku
katati
dakber pengaruhdal am pembedaanmakna,apal agibermakna.Kat a[member i
]
keti
kadiucapkandengant ekananpadasi l
asabper t
ama[ mem]bermaknasamadengan
keti
ka diucapkan dengant ekanan pada sil
asab kedua [ be]atau sil
asab keti
ga [ r
i]
.
Dengandemi kian,dapatdi nyat
akanbahwat ekananpadasukukat af onemisdal am
bahasaIndonesi a.
Tekanan at au st r
ess mer upakan sal ah sat u bagi an daril i
ngkup unsur
suprasegment aldalam kajianf onologi.Sebuaht ekanandapatdi definisi
kansebagai
keraslunaknyabuny i
-bunyibahasa.suat ubuny idapatdidefinisi
kanker asat aulunak,
berdasarkankepadaar usudar ay angdi gunakan.Bi l
aseuatubuny idiucapkandengan
arusudar akuat,makaampl i
tudoy angdi hasi
lkanakanmel ebardandapatdi kat
akan
bunyitersebutbert
ekananker as.Begi t
usebal i
knya.Bilasuatubuny idiucapkandengan
arusudar ay anglemah,makaampl itudobahasay angdi hasi l
kanakanmeny empit.
Sehinggadapatdikat akanbuny it
ersebutber tekananlunak(Chaer ,2014) .
Disini,buny
idi
kaj
iber
dasar
kankekuat
anny
a.Adabunyiyangkerasdanadapula
bunyiy angl emah.Chaerdal
am Fonol
ogiBahasaIndonesi
a( 2013:53)menul
iskan
sebagai ber
ikut.
“Suat
u bunyisegment aly ang diucapkan dengan ar us udaray ang kuatsehingga
menyebabkanampli
tudony amelebar ,pastidi
barengidengantekanankeras.Sebali
knya,
sebuahbunyisegmentaly angdiucapkandenganar usudaray angtidakkuat,sehi
ngga
amplit
udonyamenyempi tpasti
dibarengi dengantekananlunak.”
Buny
isegment
aly
angdi
maksudol
ehChaerdiat
asadal
ahbuny
ivokaldan
konsonan.
Selai
nt ekananataustress,di
kenaljugaisti
l
ahakseny angsama-samamer uj
ukpada
katatekanan.Verharrmembagi nyadalam duajeni
saksen,yai
tuaksen-
nadadanaksen-
tekan.Aksen- nada berkai
tan dengan f
rekuensiget
arannya.Sementara aksen-
tekan
berkaitandenganl ebar
nyaampl i
tudo.
Tidaksemuabahasadiduniamemi
li
kitekanan.Dant
idaksemuatekananj
uga
dapatberpengar
uhpadamaknay angl
ebi
hdikenaldengani
stil
ahdi
sti
ngt
ifdanti
dak

6
dist
ingt
if.Dalam bahasaI nggri
smi sal
nya,katabl
ackboardakanmenghasil
kanmakna
yangber bedabiladitekankanpadakat abl ackat
auboar d.Sedangkandal
am bahasa
I
ndonesia,kat aorangtuat idakakanberubahmaknabi ladit
ekankanpadakataorang
atautua.(Chaer,2014).
Perludiketahui,dal
am bahasaI ndonesi
a,tekananhany adini
laipenti
ngdalam
t
ataransintaksis.Art
inya,t
ekanandapatmenegaskanmaknaf rasa,
klausa,at
aukali
mat.
Misalnya,fr
asamobi linimemili
kipenekananpadakat aini.I
niberar
tibisasajasel
ain
mobil t
ersebut,adamobi ll
ainyangmasukkedal am kontekspembicaraan.
a.TekananDi
sti
ngt
ifdannon-
dist
ingt
if
Dalam beber
apabahasaBar at,misal
nyaInggri
sdanBel anda,tekanandapat
berf
ungsiunt
ukmembedakanar ti(di
sti
ngt
if
).Berar
tibil
atekanankeraspadasuat u
bagi
an(segmen)darikat
adi
pindahkankebagiany
anglain.
Pada kebanyakan bahasa diduni
a,tekanan i
niti
dakbersi
fatdist
ingti
f( non
di
sti
ngti
f)yangberartit
idakberfungsimembedakanarti
,misal
nyabahasaI ndonesia,
Jawa,dansebagai
nya.
b.Tekanandal
am bahasaI
ndonesi
a
Walaupunt ekanandal am bahasaI ndonesi at idakber sif
atdi sti
ngti
f,it
ut idak
berart
ibahwakat a-katadalam bahasaI ndonesi atidakmengandungt ekanan.Seper ti
dalam il
ustrasidengankat a/perumahan/ ,jelasadat ekanandal am bahasaI ndonesi a.
Tetapiyangmeni mbul kanpersoalanadal ahdimanal etaktekananker aspadakat a-
kata
bahasaIndonesia?BangsaI ndonesiay angmemi l
ikibermacam- macam bahasadaer ah
dandi al
ek,memi li
kipul aintonasiy angber bedar agamny a.Keanekaani ntonasiitu
dibawaser takedal am bahasaI ndonesia,hinggamempengar uhipulaintonasibahasa
Indoenesi
a.Dal am pergaulansehar i
-hari,
kit
amenj umpai bermacam- macam or angy ang
memper gunakanbahasaI ndonesia,tetapibetapaber bedai nt
onasiy angdigunakanol eh
seorangJawadanseor angBat ak,seor angMi nangdanseor angSunda,Ambonat au
Fores.Tetapikatakanlahmanakahdar isemuai ntonasii t
uyangbenar ?Ukuran-ukuran
manakahy angdipakaiunt ukmenet apkani ntonasiy angbenar?Hi nggakinibelum ada
suatuketentuanresmi mengenai halit
u.
c.Tekanandal
am Kal
i
mat
Wal aupunt ekanany angdisti
ngt i
fdalam bidangkat at i
dakadadalambahasa
I
ndonesi a,dal am bi
dangkalimattekanany angdi st
ingti
fituada.
Tekanansemacam i
tu
biasanyadi sebutemfasis.Tekanantersebutdibuatantaralai
nji
kaadakataataubagi
an
tert
entudari kali
matyangdipenti
ngkan, at
audipertentangkandenganbagi
anlain.
Mi
sal
nya:
• Anaki
tumemukul
adi
kku.

7
• Anaki
tumemukul
adi
kku.
• Anaki
tumemukul
adi
kku.
• Anaki
tumemukul
adi
kku.

2.
2Cont
ohTekananSupr
asegment
al

a.BahasaMel
ayu
Suara(buny
i)kat
aat ausukukatayangdiucapkanl
ebihker
asdari
padakat
aatau
sukukat
ay anglai
n.Tekanandigunakanuntukmeny ampai
kansesuat
umaksudsepert
i
hair
anataurasamarahatausebagaidesakankepadapendengar
.

Tuj
uant
ekanandal
am bahasaMel
ayu:
• Menyedapkanpercakapanat
aubacaanseper
tidal
am dekl
amasisaj
akdan
pengucapandi
alog.
• Menandakant
empatat
auaspeky
angper
ludi
ber
iper
hat
ian.

Ci
ri
-Ci
rif
onem supr
asegment
aldal
am bahasaMel
ayu:
• Kel
ant
angansebut
ansesuat
usukukat
a.
• Di
kenal
isebagai
cir
ilemahat
auker
aasny
asuar
apeny
ebut
an.
• Ber
lakupadasukukat
adal
am per
kat
aandanv
okal
dal
am bahasamel
ayu.
• Buny
ivokal
disebutdenganl
ant
angdanbol
ehdi
panj
angkan.
• Lambangy
angdi
gunakani
alah(
‘)
.

b.BahasaSpay
ol
Supr
asegment al
,jugadi sebutf i
turprosodik,dal am foneti
k,fi
turbicaraseper t
i
tekanan,nada,at aut i
ti
kkatay angmeny ertaiataudi t
ambahkandiat askonsonandan
vokal;f
it
ur-
fi
turiniti
dakt erbataspadasuar at unggaltetapiseri
ngkalimencakupsuku
kata,kata,atau f r
asa.Di Bahasa Spany ol,aksen st r
es sering digunakan unt uk
membedakanant arakat a-
katay angi dent
ik:t ér
minober ar
ti“i
stil
ah”,ter
mí nober art
i
“Sayamengakhiri,
”dant er
mi nóber ar
ti“di
adi hentikan.”Contohdiat asmenunj ukkan
suprasegmental
sf ungsional.Supr asegmentalnonf ungsionalyangt i
dakmengubahar t
i
kata atau frase j uga ada; st res dalam bahasa Pr anci
s adal ah cont ohnya.
Suprasegmental
s di sebutkont ras dengan konsonan dan v okal,yang diperl
akukan
8
sebagai
segmenucapany
angdi
urut
kansecar
aser
ial
.

c.BahasaAr
ab
Kerasdanl emahny atekanandi t
andaiol ehger ak-gerakal atucapy angl ebi
h
bertenagadanmenggunakanot ot-ototy anglebiht egangdal am menghasi l
kanbuny i.
Dalam t ul
isan fonetik dikenalbeber apa tanda y ang menunj ukkan tekanan ker as,
tekanansekunder ,dant ekanant ersier.Tandat i
ngkatt ekanani nibergant ungpada
keteli
ti
anpemer i
an.Tekananmeny angkutmasal ahker aslunakny abuny i
.Suat ubuny i
segment aly ang diucapkan dengan ar us udaray ang kuatsehi ngga meny ebabkan
ampl i
tudonyamel ebar ,pastidi
barengidengant ekanany angker as,sebaliknyasebuah
buny isegment aly ang di ucapkan dengan ar us udar ay ang t i
dak kuatsehi ngga
ampl i
tudonyameny empi t
,pastidibar engidengant ekananl unak.Tekanani nimungki n
terj
adisecaraspor adis,mungki njugat el
ahberpol a.Tekanany angl azi
m dipakaidal am
bahasanadadapatdi bedakanmenj adi l
ima,yai
tusebagai ber i
kut:
a.Tekanannai
k,y
ait
unaday
angmeni
nggi
,di
tandai
dengan(
..
.’
)
b.Tekanandat
ar,
dit
andai
dengan(
..
’.
)
c.Tekanant
urun,
yai
tunaday
angmer
endah,
dit
andai
dengan(
.’
..
)
d.Tekananturunnai
k,y
ait
unaday
angmer
endahkemudi
anmenggi
,yangdi
tandai
dengan(.
.̌.
)[3]
e.Tekanannaiktur
un,y
ait
unaday
angmeni
nggikemudi
anmer
endah,di
tandai
dengan(.
^.
..
).
Contoht ekanandal
am bahasaarab,seper
tipadakata ‫ﺗﺐ‬‫ﺎ‬
‫ﻛ‬dan ‫ﺎﺏ‬‫ﺘ‬
‫ﻛ‬.Kedua
contohtersebutmenggabungkanant
arasukukatapendekpada(ti
b)dan(
ki)
,dansuku
katapanjangpada( ka:
)dan(
ta:b)
.
Tekananyangter
jadidalam bahasaArabj
ugasepertiberi
kut,kata“‫ﺏ‬
ْ‫ﺮ‬‫“ﺇﺷ‬terdir
i
daripenggalan“‫ﺇﺵ‬dan‫(“ﺭﺏ‬ CVC-CVC),ki
tamerasakanbahwat ekananj
atuhpada
penggalanpertama“‫“ﺇﺵ‬ ,tetapiapabil
akitamenambahdhami rdiakhir
,menjaditiga
penggalan“‫ﻪ‬ ْ
‫ﺑ‬
‫ﺮ‬‫“ﺇﺷ‬,(
CVC- CVC-CV)makaki tsmerasabahwat ekanansudahber pi
ndah
kepenggalankedua,yai
tu“‫“ﺭﺏ‬ .
Dalam sebagi
anbahasa,t ekananmempuny aiperanyangsangatpentingdal
am
membedakanbent ukdanmaknakat a.Dalam bahasayangsepert
iinitekanandapat
membedakansebuahkat a/kali
matdar ibentukkata/kal
imatyanglai
n,denganar t
ian
bahwatanpakei kut
ser
taant ekanandal anpenuturankali
mat,ki
tatidakakandapat
mengert
imaksudkalimatit
usecar autuh.
Tekananj
ugadapatmembedakanart
isuatukal
i
matdarikal
imatlai
n,dengan
ar
ti
anbahwasuatukal
i
matakanberbedaart
iny
aapabil
adi
ucapkandengantekanan

9
yangber
beda. Per
hat
ikancont
oht
ekanankal
i
maty
angdi
tandaikat
aber
cet
akt
ebal
miri
ngdi
bawahini!
1)Ter
nyat
aRi
zki
ber
hasi
lmenj
adi
juar
aIl
ombaKI
Rkemar
in,
Din.(
bukanAnt
on)
2)Ter
nyat
aRi
zki
ber
hasi
lmenj
adi
juar
aIl
ombaKI
Rkemar
in,
Din.(
bukanj
uar
aII
)
3)Terny
ataRizkiber
hasi
lmenj
adij
uar
aIl
ombaKI
Rkemar
in,Di
n.(
bukanl
omba
bacapui
si)

Dal
am li
teraturbahasaAr
abmeny
impul
kan,bahwabahasaAr
abmempuny
ai
l
etakt
ekanan,
diantarany
a:
a.TekananpadaPenggal
anKat
aPer
tama
Fenomenai niter
jadiapabi
lati
gapenggalankat aterbukadanpendekt erdapat
bert
urut-
turutdalam sat u kata,seper
ti( ‫ـﺭ‬‫ﻡﺡ‬ )( CV-CV-CV)at au katatersebut
mempuny ail
ebi
hdar iti
gapenggalankata,dimanatigapenggalankat apert
amaterdir
i
ataspenggalankat apendekdant er
buka,sepert
i(‫ـﺭ‬ ‫ـﻕ‬ ‫()ﺓ ﺏ‬CV- CV-CV-
CVC)at au
sebuahkal i
matyanghany aterdi
riat
assat upenggalankatasaja,seperti(‫ﺎﺱ‬‫ﻧ‬,‫ﺭ‬‫ﺎ‬‫)ﻧ‬
(CVC)ketikawaqaf.
b.TekananpadaPenggal
anKat
aTer
akhi
r
Ter
jadiapabi
lapenggal
ankatatersebutt
erdi
ridarwazan( CVVC) ,sepert
i(‫ﻴﻦ‬‫)ﻋ‬
dal
am kat
a(‫ﻴﻦ‬‫ﻌ‬‫ﺘ‬
‫ﻧﺴ‬)atauwazan(CVCC)kati
kawaqaf,sepet
i(ّ
‫ﺮ‬
‫ﻘ‬‫ﺗ‬)dalam kata(ّ
‫ﺮ‬‫ﻘ‬
‫ﺘ‬‫ﻣﺴ‬).
c.TekananpadaPenggal
anKat
aSebel
um Akhi
r
Terjadiapabil
apenggal ankatayangterakhi
rtidakdariduawazany angbar u
disebutdiatasdandal am kat
aitut
idakt
erdapatpenggalankatayangsamaCV( pendek
terbuka)
,seperti(‫ﺮ‬
ُْ‫ﻧ‬
‫ﺼ‬ ُ‫ﺎﻙ‬
‫ﺃ‬ ‫ﺎﺃﺧ‬
‫ﻤ‬‫ﻟ‬
‫ﺎ‬‫ﻭﻇ‬‫ﺎﺃ‬
‫ﻣ‬‫ﻮ‬‫ﻠ‬
‫)ﻣﻈ‬makat ekananjatuhpadapenggal
ankata-
kata
sebelum akhir.
d.TekananpadaPenggal
anKat
aKet
igadar
iAkhi
r
Hal
ini
ter
jadi
padakondi
si-
kondi
sisebagai
ber
ikut:
Apabi
laduapenggal
ankatasebel
um akhi
rdar
iwazan(
CV)seper
ti (‫ﺮ‬
‫ﺩﻫ‬‫ﺯ‬
‫ﺍ‬,
‫ﺮ‬
‫ﻜ‬‫ﺘ‬‫ﺑ‬
‫ﺍ‬()
CVC-CV-CV-
CV)makatekananjat
uhpadadadanta.
Apabil
apenggal
ankat ay angketi
gadar
iakhi
rwazan(
CVC)dany angsebel
um
akhi
rdariwazan(CV)seperti(‫ﺒﻚ‬ُ
‫ﻛ‬‫ﺮ‬‫ﻣ‬,‫ﻣﻚ‬‫ﺪ‬‫ﻘ‬
َ)(
‫ﻣ‬ CVV-CV-
CVC)makat
ekananjat
uhpada
penggal
ankataketi
gadariakhi
r.
Apabi
lapenggalankatayangter
akhi
rdariwazan(CVV)dany angsebelumny
a
dariwazan (
CV),sepert
ipada(‫ﺍ‬‫ﻮ‬‫ﻣ‬
‫ﺪ‬‫ﻗ‬,‫ﺍ‬‫ﻭ‬‫ﺮ‬
‫ﻜ‬‫)ﺑ‬,(
CV-CV-CVV)makatekananjat
uhpada
penggal
ankatay
angket i
gadari
akhi
r.

10
Tekananti
dakakanjatuhpadapenggal
anper
tamakecual
ibi
l
ati
gapenggal
an
sebel
um akhi
rter
dir
idar
iwazanper
tama(CV).
Wal
aupunbahasaAr abtidaktermasukbahasatekanan(‫ﺔ‬‫ﻐ‬‫ﺔﻟ‬‫ﻳ‬
‫ﺮ‬‫ﺒ‬‫)ﻧ‬
,namundal am
bahasa Arab terdapatbany ak contoh yang menunjukkan bahwa l etak tekanan
menentukanbent ukkataataukali
matat aupal
i
ngtidakmembedakanar t
isuatukali
mat,
sepert
i(‫ﻳﻢ‬‫ﺮ‬‫ﻠﻖ ﻛ‬‫ﻟﺨ‬‫ﺍ‬
)dan ( ‫ﻮ‬‫ﻤ‬‫ﻳ‬
‫ﺮ‬‫ﻠﻖ ﻛ‬‫ﻟﺨ‬
‫ﺍ‬) dimana t ekanan sangatber per
an dalam
membedakanbent ukkali
matdar i
tunggalmenj
adijamak.

d.BahasaJer
man
Bahasa Jerman adalah bahasa yang tergabung dal
am kel ompok Ger mani
c
l
anguage ber sama dengan bahasa I nggr
is dan bahasa Bel anda.Sehingga akan
di
temukanbeber apakesamaandi antar
aketigabahasat er
sebut.BahasaJermansendiri
mengenalkonsep t ekanan dalam bahasanyay ang juga dit
andaidengan t anda [
'
].
Biasanyatekananakanber adadisukukat apertamapadasebuahkat a-kat
adasar
bahasaJer manseperti'
butt
er.Sedangkanunt ukbahasa-bahasaserapany angdiambil
daribahasaasing,at
uransoaltekananti
dakmenj adikewaji
ban.
TekananpadabahasaJer manj ugatidakberlakupadasuf i
ksdanprefi
ks.Namun,
padabeber apapart
ikelseper
tiab-,an-,aus-,bei
-,ein-,nachakanmedapat kantekanan
bi
ladisandingkandengankata-kat
adasar .Sement arabeber apapart
ikell
ainyangdapat
di
pisahkandengankat adasar
ny a,
makadapatdi berikant ekanan.
Hurufvokoi ddalam bahasaJer manadal ahbersifatf onet is,sehinggat i
dakdapat
mer ubahfonem.Namun,dapatdi variasikanmenj adial ofon- alofonl ainsebagai mana
l
ingkunganhur ufv okoidituberaday angber ar
tidapatdipenagur hioleht ekanan.Dengan
contohpadahur uf/ u/y angber adapadasukukat ay angt erdapatt ekanan,danhany a
dii
kutikonsonanakandi ucapkanpanj angt ert
utup,begitusebal iknya.Sedangkan,pada
hurufkonsonanbahasaJer manj ugasama- samadi mi l
ikiol ehv okoid,y ait
uf onet
is.
KonsonanbahasaJer manj ugat i
dakdapatdi pengaruhiol eht ekanan,danhany aakan
mengal amibeber apapr oseslain,sepertiasimil
asidannet rali
sasi .

e.BahasaI
nggr
is
Tekanankat
adalam bahasaInggr
ismemi
li
kiat
uran-
aturannya.Aturan-at
uranini
t
idakmencakupsemuaaspekpenekanankat adalam bahasaI nggr
is;tetapimereka
mencakupsebagi
anbesarkataber
sukukatamaj
emukdalam bahasat er
sebut.

• Enam at
uranpent i
ngdar ipenekanankat
aat
auaksent
uasidal
am bahasa
I
nggri
s,y
aitusebagaiber
ikut:

11
1.Sebuahkat
abiasanyaditekankanpadasukukat
aper
tama,kecual
iadaal
asan
untukmember
ikantekananitudit
empatl
ain.
2."Al
asan"dapatber
upasuf
iks(
seper
ti-
it
yat
au-
ion)at
auawal
an(
seper
ticon-
,di
s-,
ex-at
auin-)
.
• Akhi
ran
3.Aturan"-i
on":Akhirany angkuat .Aturaninidipri
ori
taskandiat assemuaat uran
l
ainnya.Yahi tubukan" aturanbesi",tapiituadalahat ur anyangpalingpent i
ng
daritekanankat adal am bahasaI nggris.Jikasufiks( akhi r
an)dimul aidengan
hurufiat auu,seper t
ipadaakhi ranumum - i
on,i niakanmenent ukanposi si
tekanandal am sebuahkat a.[Pengecual i
an:akhiran- ist,-
ism,-izedan- ing.]
Contohsuf i
ks:-i
on,-ual,-uous,-i
al,-
ient,-i
ous,-
ior
,- i
c, -
ity ,dl
l
.Penekanandat ang
padasukukat asebel um suf i
ks.Cont oh:Atl
anti
k,komi k, cukup,rel
asi,
penjelasan,
resi
dual.Hanyaadasedi kitpengecual i
anuntukaturani ni.
4.Sufiks lai
n,y ang dikenalsebagaiakhi r
an yang l
emah, t i
dak memengar uhi
tekanankat a.Contohsuf i
ks:-al,-
ous,
-l
y,-
er,
-ed,-
ist
,-i
ng,-
ism,-mentdll
.Contoh:
Permanen, per manen, pengembangan, pengembangan Kasus khusus:
menambahkanakhi r
an- alatau- ar
ykekatayangberakhir
an-ment.-aldan- ary
berperil
akusebagaiakhi r
any angkuatketi
kaditambahkankekat a-katayang
berakhiran-ment,jadikitakatakangov er
nmentbutgov er
nment,Parl
iamentbut
Parliamentary,departmentbutdepar t
mental
.
• Awal
an
Kata-
katayang di
mulaidengan:a-ab-be-
con-com- de-dis-
ex-
in-
imper
-dan re,
kecual
i untuksuku-
sukukatayangtekananny aditent
ukanol ehaturan3diatas.
Kecual
iadanya sufi
ksberar
tiat
uran3harusditerapkan,aturan5dan6berlaku.
5.Awalandalam kataduasukukat a.Bi asany
atidakdi
ber
itekanan kecual
idi
beberapakat
abendaat aukatasi f
at.Kat aker
jaduasukukatay angdimul
ai
denganawalanhampirsemuany aditekankanpadasukukatakedua.Cont
oh:-
Untukmengatasi
,menjadi
,melengkapi,membedakan, mendi
skusi
kan,
mengeksporuntukmeningkat
kan,meny aji
kan
a) Kat abendadankatasi
fatduasukukat
ayangdimul
aidenganawalanperl
u
dipelaj
arisatu persatu.Contoh:Kata sif
atdan kata benda yang
ditekankanpadaawalan:Absen,kompleks,j
auh,an'ahli
,kont
rak,i
zin,
catatan.
b) Kat asifatdankat abenday angt
idakdit
ekankanpadaawal an: ekstri
m,
ri
ngkas l
aporan,ekspr
es,cemas.Dalam banyakkasus,seper
timengekspor
/mengekspor, ataukonfli
k/konf l
i
k,kataker j
adankatabendadi bedakan
dengandi
tekankan secaraberbeda.Namunsay angnyahali
niti
daksel
aluterj
adi,

12
seper
tidal
am r
eport /r eport, to design /a desi
gn.I ni
lah sebabnya
mengapasemuakat asepert
iitu perl
u dipelaj
arisecar
aindi
vidual.(dan juga
mengapapenuturasl
ibahasaI nggr
is t erkadangmembuatkesalahan)
6.Awal
andal
am kat
ati
gasukukat
a.
Prefiksbi asany
adi tekankanpadakat abendadankat asifattigasukukat a,
merekat i
daksel al
uditekankandal am kataker j
a,yangper ludi pelaj
arisecara
i
ndivi
dual.Cont ohkatabendadankat asi
fat:Kecelakaan,percayadi ri
,dekaden,
ol
ahraga,t erkenal, i nsiden, per manen;Cont oh kat a kerja: untuk
memper t
imbangkan, membay angkantetapimemper umi t
,'menunjukkan.Cat at
an:
Ket
igakat aker jasukukat ay angber akhi
ran- ateditekankanpadasukukat a
per
tama...
.dant i
dakper nahpadasukukat aat e.Contoh:untukmenunj ukkan,
menunjukkan, untukkonjugasi,konjugasi
,untukmemper umitrumit
Atur
an3di pri
ori
taskandiatassemuay anglain,terut
amaket i
ka" akhi
r
aturan3"di ikutioleh"akhirat
uran4".Cont
oh:t er
us-menerus,nikmat
,bersyarat
,
kondisioner,il
usionis.Atauketi
kaakhir
anaturan3di tambahkankekat adengan
duasukukat ay angdi t
ekankanpadasukukat aper t
ama,Cont oh:kompl eks>
kompl eksit
as, kontrak,>kontr
ak.Dansebagaiinfor
masi ,
prinsi
pketuj
uh,tentang
kata-katadenganempatsukukat a.
Pol
atekanandarisebagi anbesarkat aempatsukukat adalam bahasa
Inggri
sakandit
entukanolehsalahsat uatur
andiat as,ser
ingkaliat
uran3.Tet
api
j
ikat i
dakadaat ur
anawal anat ausuf i
ksy angber l
aku,normany aadalahkata
empatsukukat aakandi tekankanpadasukukat akedua.I niter
utamaaturan
umum dengankat a-
kat
ay ang dimulaidenganmor fem "Yunani"atau"Lati
n",
Contoh:anali
sis,anestesi,kelil
ing,diamet er,ekol
ogi,geogr af
i,parameter,
kelumpuhan,
fenomenal,fi
lsafat
,fonol
ogi,psikiat
er,
Tapihat
i-
hati
:adabany akpengecual
ianunt
ukpri
nsipini
,danyangterbai
k
adal
ah memeriksa pengucapan kata-
kata panj
ang yang ti
dak menyert
akan
awal
anatauakhir
anyangdapatdikenali
,menggunakankamusy angbagus.
Secaraumum,at ur
ani nisangatmudahditer
apkan.Namunadabeber apa
kel
uargakat adimanaper l
uunt ukberhat
i-
hat
i.Contohklasi
knyaadal
ahr umpun
kataberdasarkanakarkatabendabangsa.Penekananut amaakanber adapada
sukukat ayangberbedatergantungpadacarakataberakhir
;yangpenti
nguntuk
dii
ngat,bagai
manapun,adalahbahwaat ur
andi at
asberl
akudalam set
iapkasus.

13
BABI
II

PENUTUP

3.
5Kesi
mpul
an

Tekanandalam t
utur
anbahasaI ndonesiaberf
ungsimembedakanmaksuddal am
tat
arankalimat(si
ntaksi
s),
tetapiti
dakberfungsimembedakanmaknadal am t
ataran
kata(leksi
s).Ti
daksemuat atarankali
matmendapat kant
ekanany angsama.Hany a
katayangpent i
ngat
audianggappent i
ngsajayangmendapattekanan(aksen)
.

Tekananunsursuprasegmentaldal
am kaji
anfonologi
,dapatdapatdidefi
nisi
kan
sebagaiker aslunakny
abuny i
-bunyibahasa.Ataubuny idapatdi
defi
nisikankeras
ataulunak,berdasar
kankepadaarusudarayangdigunakan.

Makabuny iyangdiucapkandenganarusudar akuat,ampli


tudoy angdihasil
kan
akanmel ebardandapatdi kat
akanbunyit
ersebutber t
ekanankeras.Sebali
knya,bil
a
suatu bunyidiucapkan dengan ar
usudaray ang l emah,amplitudo bahasa yang
dihasi
l
kanakanmeny empit.Sehi
nggadapatdi katakanbunyitersebutbertekanan
l
unak.

Kemudi
anmenur
urtVer
har
raksendi
bedakanmenj
adi
duaj
eni
s,y
ait
u:

1.Aksen-
Nada.Ber
kai
tandenganf
rekuensi
get
aran.

2.Aksen-
Tekan.Ber
kai
tandenganl
ebar
nyaampl
i
tudo.

Danti
daksemuabahasadiduniamemili
kit
ekanan.Dant i
daksemuat ekanan
j
ugadapatberpengar
uhpadamaknayangl
ebi
hdikenaldenganist
il
ahdi
sti
ngtifdan
t
idakdi
sti
ngt
if
.

3.
6Sar
an

Fonol
ogit erl
ebi
hy ang mencakup bahasa disel
uruh duni
a pada dasarnya
membahashaly anghampi rsama,ol
ehkarenaituadabaiknyauntukbenar
-benar
memahamiper bedaantekanandanaksenbunyipadamasing-
masingbahasakarena
dar
ihalt ersebutkita dapatmengetahuidan menyampaikan kembalici
ridari
per
bedaan-perbedaanit
usendiri
.

14
DAFTARPUSTAKA

ht
tps:/
/ter
usl
ahbel
ajar
kawan.
blogspot
.com/
2018/
02/
supr
asegment
al-
fonol
ogi
-
ar
ab.html

ht
tp:
//ur
rohmant
auf
iq.
blogspot
.com/
2014/
01/
supr
asegment
al.
html

15

Anda mungkin juga menyukai