Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“KALIMAT”

Dosen Pembimbing :

Oleh :
1. I Gede Komang Angga Praditiayoga (231106003)
2. I Kadek Bintang Ariana (231106006)
3. Guntur Taruna Tanjung (231106016)
4. I Gede Surya Darma Dinata (231106026)

DIII FARMASI
FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BINTANG PERSADA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nyalah makalah yang berjudul “Kalimat” dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Kami Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan - kekurangan. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kamis miliki. Oleh karena
itu, semua kritik dan saran pembaca akan kami terima dengan senang hati demi perbaikan
tugas berikutnya.
Makalah ini dapat kami selesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan ini kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan
demi kelancaran dan kelengkapan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah yang jauh dari
sempurna ini ada manfaatnya

Denpasar, 19 Oktober 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
2.1 Pengertian Kalimat........................................................................................................................2
2.2 Unsur Kalimat................................................................................................................................3
2.3 Jenis Kalimat..................................................................................................................................4
2.4 Kalimat Efektif..............................................................................................................................7
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................10
3.2. Saran...........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tiap kita dapat dengan mudah menyaksikan bahwa percakapan manusia berlangsung dalam
kesatuan- kesatuan, yang dengan jelas dapat dibeda- bedakan. Tiap- tiap kali si pembicara
mulai lagi dengan ucapan yang tertentu, dilanjutkannya hal itu sebentar atau lebih lama dan
kemudian diselesaikannya itu menurut Fokker (Djonhar, 1980: 11).
Hal yang menyebabkan kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang penting tidak lain karena
melalui kalimatlah seseorang dapat menyampaikan maksudnya dengan jelas. Satuan bahasa
yang sudah kita tahu sebelum sampai tataran kalimat adalah kata dan frasa atau kelompok
kata. Kedua bentuk itu, kata dan frasa, tidak dapat mengungkapkan suatu maksud dengan
jelas, kecuali jika keduanya sedang berperan sebagai kalimat. Untuk dapat berkalimat dengan
baik, perlu kita pahami terlebih dahulu struktur dasar suatu kalimat. Kalimat adalah bagian
ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek( S) dan predikat (P) dan intonasinya
menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna. Intonasi final kalimat dalam
bahasa tulis adalah berupa tanda baca titik, tanda tanya,atau tanda seru.penetapan struktur
minimal S dan P dalam hal ini menunjukkan bahwa semata-mata gabungan atau rangkaian
kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian dari Kalimat?
2. Apa saja unsur – unsur dari Kalimat?
3. Apa saja Jenis - Jenis Kalimat?
4. Apa yang dimaksud dengan Kalimat Efektif?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian dari Kalimat
2. Untuk mengetahui apa saja unsur – unsur dari Kalimat
3. Untuk mengetahui apa saja Jenis - Jenis Kalimat
4. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Kalimat Efektif

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kalimat


Kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang
utuh secara ketatabahasaan (Balai Pustaka, 1988: 254).
Kalimat menurut Fokker (Djonhar, 1980: 11), adalah ucapan bahasa yang mempunyai arti
penuh dan batas keseluruhannya ditentukan oleh turunnya suara. Jadi kriterium yang akan
dipakai untuk menentukan apakah akan dihadapkan dengan kalimat atau tidak ialah yang
dinamakan bunyi kaliamat atau intonasi.
Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan pengertian kaliamat adalah 1 kesatuan ujar yg
mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan; 2 perkataan; 3 Ling satuan bahasa yg
secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun
potensial terdiri atas klausa.
Sedangkan menurut Dr. R. Kunjana Rahardi dalam bukunya (Kunjana, 2010: 76), kalimat
dapat dipahami sebagai satuan bahasa terkecil yang dapat digunakan untuk menyampaikan
ide atau gagasan. Dapat dikatakan sebagi satuan bahasa terkecil karena sesungguhnya di atas
tataran kalimat itu masih terdapat satuan kebahasaan lain yang jauh lebih besar. Pakar
berbeda menyatakan bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang secar relatif berdiri sendiri,
mempunyai intonasi akhir, dan secara aktual dan potensial terdiri atas klausa.
Jadi, tidak salah pula kalau dikatakan bahwa sesungguhnya sebuah kalimat membicarakan
hubungan antara klausa yang satu dan yang lainnya. Secara umum dapat disampaikan pula
bahwa satuan- satuan bahasa lebih besar yang ada di atas tataran kalimat itu adalah paragraf
dan wacana.
Kalimat adalah kesatuan ujar yang megungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan
(Moeliono, 1999:434). Kaliamat juga mempunyai pengertian sebagai satuan bahasa terkecil
yang dapat mengungkapkan pikiran yang utuh. Pikirang yang utuh itu dapat diwujudkan
dalam bentuk lisan atau tulisan. Dalam bentuk lisan, kalimata ditandai dengan alunan
titinada, keras lembutnya suara, dan disela jeda, serta diakhiri dengan nada selesai. Adapun
dalam bentuk tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda itik,
tanda seeu, atau tanda tanya (UNS Press, 2008: 83).
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan
cara lisan maupun tulisan.Kalimat selalu kita ucapkan ketika kita berbicara kepada
seseorang.Didalam kalimat itu sendiri terdapat tata bahasa dan tata cara pengucapanya.

2
2.2 Unsur Kalimat
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang lazim disebut jabatan kata atau peran kata dalam
kalimat. Unsur kalimat tersebut adalah subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.
Seperti disebutkan diatas bahwa kalimat dalam bahasa Indonesia baku sekurang- kurangnya
terdiri atas dua unsur yaitu subjek dan predikat. Unsur- unsur yang lain yaitu objek,
pelengkap, dan keterangan kehadirannya tergantung konteks. Untuk lebih jelasnya, unsur-
unsur kalimat dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
1.Subjek
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda),
sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan. Subjek pada umumnya
diisi oleh jenis kata atau frasa benda (nomina), klausa, atau frasa verba. Dalam Kamus
Linguistik disebutkan bahwa subjek adalah bagian dari klausa berwujud nomina atau frasa
nomina yang menandai apa yang dikatakan oleh pembicara (Kridalaksana, 1982: 159). Untuk
lebih jelasnya, perhatikan kalimat berikut ini.
(1) Ibuku sedang memasak.
(2) Meja belajar kecil.
(3) Yang berbaju merah dosen saya.
(4) Berjalan kaki menyehatkan badan.
(5) Membangun gedung bertingkat sangant mahal.

2.Predikat
Predikat (P) adalh bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa atau
dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku, toko, atau benda di dalam suatu kalimat). Selain
memberi tahu tindakan atau perbuata subjek, predikat juga dapat menyatakan sifat, situasi,
status, ciri, atau jati diri subjek. Termasuk juga sebagai predikat dalam kalimat adalah
pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki subjek. Predikat dapat berupa kata atau
frasa, sebagian besar berkelas verba atau ajektiva, tetapi dapat pula numeralia, nomina atau
frasa nominal.
3.Objek
Objek (O) adalh bagian kalimat yang melengkapi P. Objek pada umumnya diisi oleh
nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak objek selalu dibelakang predikat yang berupa verba
transitif, yaiyu verba yang menuntut wajib hadirnya objek.

3
4.Pelengkap
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Letak Pel
umumnya dibelakang P yang berupa verba. Posisi tersebut juga di tempati O dan jenis kata
yang mengikuti Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa.
Namun, antara Pel dan O terdapat perbedaan.
5.Keterangan
Keterangan (Ket) adalah bagian dari kalimat yang menerangkan berbagai hal
mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur Ket ini dapat menerangkan S, P, O dan Pel.
Ket ini memiliki posisi manasuka, atrinya posisi Ket dapat berasa di awal, di tengah atau di
akhir kalimat.Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa preposional, adverbia, atau klausa.

2.3 Jenis Kalimat


Kalimat dalam bahasa Indonesia dapat digolongkan menurut jumlah klausa
pembentuknya, fungsi isinya, kelengkapan unsurnya, dan susunan subjek predikatnya
(Finoza, 2002: 119). Lebih lanjut dinyatakan bahwa sevcara sistematis jenis- jenis kalimat
tersebut akan diurai dengan disertai contoh agar lebih jelas.pembagian jenis kalimat ini agar
lebih memudahkan dalam mengidentifikasi kalimat dalam bahasa Indonesia.
Menurut jenis klausa, kalimat dapat dibedakan menjadi kaliamat tunggal dan kalimat
majemuka.
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal dapat diartikan sebagai kalimat yang terdiri dari satu klausa. Kalimat
tunggal ini hanya mengandung satu unsur saja, yaitu S, P, O, Pel, dan Ket. Kelima unsur
tersebut tidak harus muncul semuannya secara bersamaan, akan tetapi unsur minimal sebuah
kalimat, yaitu S dan P harus ada. Oleh karena unsur pembentuk kalimatnya sebrba tunggal
maka dinamakan kalimat tunggal.
Kalimat tunggal ini juga masih dapat dibagi lagi berdasarkan jenis kata atau frasa
pengisi P-nya. Penamaan jenis kalimat ini disesuaikan dengan P-nya. Contoh- contoh kalimat
tersebut adalah sebagai berikut.
(1) Dia mahasiswa baru
(2) Baju bintan film itu sangat indah.
(3) Anak- anak sedang bermain
(4) Rumah aktor senior itu ada tiga
Pada kalimat- kalimat diatas dapat diidentifikasi bahwa kalimat (1) merupakan
kalimat nomunal ditandai dengan frasa nomina mahasiswa baru. Kalimat (2) merupakan

4
kalimat adjektival dengan ditandai dengan frasa adjektival sangat indah. Kalimat (3)
termasuk kalimat verba sedang bermain. Kalimat (4) termasuk kalimat numeral dengan
ditandai dengan frasa numeralia ada tiga. Keterangan tunggala ada yang dapat diperluas atau
dilengkapi dengan menambahkan unsur O, Pel, dan Ket. Selain itu, unsur S dan O dapat pula
diperluas lagi dengan memberinya berbagai keterangan. Kalimat tunggal tidak harus kalimat
pendek.
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk dapat dikatakan sebagai perluasan dari kalimat tunggal. Pada
dasarnya kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari duu atau lebih
kalimat tunggal. Seperti diketahui bahwa kalimat tunggal hanya terdiri dari satu klausa,
berarti kalimat majemuk mengandung lebih dari satu klausa. Untuk lebih jelasnya perhatikan
contoh kalimat berikut ini.
Seorang penyunting /harus memiliki /pengetahuan yang luas /dan / harus mengetahui /kode
etik penyuntingan/.
Mahasiswa /berdiskusi/ masalah itu/dihalaman kampus /ketika /para dosen /pergi /ke ruang
pimpinan/.
Apabila diamati dengan cermat, kalimat tersubut di atas yaitu kalimat (1) dan kalimat (2)
setidaknya mempunyai P lebih dari satu, sedangkan S yang sebenarnya ganda, dapat tidak
tampak ganda seperti pada kalimat (1) yankni Seorang penyunting. Kaliamat (1) adalah
kalimat majemuk setara. Penanda yang memisahkan kalimat majemuk setara antara lain
adalah kata penghubung atau konjungsi dan. Adapun kalimat (2) adalah kalimat majemuk
bertingkat karena kalimat kedua merupakan hasil perluasan kalimat pertama. Penanda yang
memisahkan kedua klausa dalam kalimat majemuk tak setara atau bertingkat antara lain
adalah kata penghubung ketika.
Kalimat majemuk setara pada umumnya mempunyai ciri yaitu kalimat tersebut dibentuk dari
dua atau lebih kalimat tunggal. Ciri yang lain adalah kedudukan tiap kalimat sejajar atau
sederajat. Oleh karena kalimat majemuk merupakan gabungan kalimat, lebih tepat rasanya
jika kalimat- kalimat yang disebut dengan konjungtor yang menghubungkan klausa dalam
kalimat majemuk setara, jumlahnya ada beberapa dan menjalankan beberapa fungsi.
Kalimat majemuk bertingakat berbeda konstruksinya dengan kalimat majemuk setara.
Perbedaan tersebut terletak pada derajat klausa pembentuknya yang tidak setara karena
klausa kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Brkaitan dengan hal tersebut, kata
penghubung atau konjungtor yang menghubungka klausa kalimat majemuk bertingkat juga
berbeda dengan konjungtor pada kalimat majemuk setara.

5
Kalimat berdasarkan funsi isi atau makna komunikatifnya dapat dibedakan menjadi empat
macam, yaitu kalimat berita atau deklaratif, kalimat perintah atau imperatif, kalimat tanya
atau introgatif, dan kalimat seru atau ekslamatif.
1. Kalimat Berita atau Deklaratif
Kalimat berita atau deklaratif adalah kalimat yang digunakan oleh seorang penutur
untuk menyatakan suatu berita kepada mitra tuturnya. Kalimat berita ini mempunyai bentuk
yang bebas, boleh inversi atau biasa, aktif atau pasif, tunggalatau majemuk, dan lain
sebagainya. Hal yang penting dari kalimat berita ini adalah isinya merupakan pemberitaan.
Jika digunakan dalam bahasa lisan kalimat ini berintonasi menurun dan pada bahasa tulis
kalimat berita diakhiri tanda titik (.).
2. Kalimat Perintah atau Imperatif
Kalimat perintah atau imperatif adalah kalimat yang digunakan apabila seorang
penutur ingin menyuruh, memerintah, atau melarang seseorang untuk berbuat sesuatu.
Kalimat perintah atau imperatif pada bahasa lisan berintonasa akhir menurun dan pada bahasa
tulis kalimat perintah diakhiri dengan tanda seru atau tanda titik.
3. Kalimat Tanya atau Interogatif
Kalimat tanya natau interogatif adalah kalimat yang digunakan oleh seorang penutur
untuk memperoleh informasi atau reaksi berupa jawaban yang diharapakan dari mitra
tuturnya. Kalimat tanya atau interogatif pada bahasa lisan berintonasi naik dan pada bahasa
tulis kaimatnya diakhiri dengan tanda tanya (?). selain adanya tanda tanya, dalam kalimat
tanya sering muncul kata tanya, misalnya apakah, bagaimana, mengapa, yang mana, di mana,
siapa, dan lain- lain.
4. Kalimat Seru atau Eksklaminatif
Kalimat seru atau eksklaminatif adalah kalimat yang digunakan untuk megungkapkan
perasaan emosi yang kuat, termasuk peristiwa yang tiba- tiba dan memerlukan reaksi spontan.
Kalimat seru atau eksklaminatif pada bahasa lisan berintonasi naik, dan pada bahasa tulis
ditandai dengan tanda seru di akhir kalimatnya.
Jenis kalimat menurut kelengkapan unsur dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kalimat
lengkap atau kalimat mayor dan kalimat tak lengkap atau kalimat minor. Pengertian kalimat
lengkap adalah kalimat yang mempunyai struktur minimal S dan P. Yang perlu dijelaskan
disini adalah kalimat tak lengkap atau kalimat minor. Kalimat dalam bahasa tulis dan lisan
sering sekali unsurnya tidak lengkap. Hal tersebut terjadi karena dalam wacana tuturan yang
konteksnya sudah diketahui oleh para penutur dan mitra tuturnya. Jadi kalimat yang tidak

6
ber-S dan ber-P disebut kalimat minor. Sebagai ilustri berikut ini contoh kalimat yang
menggambarkan fenomena di atas.
Anak : Ibu akan pergi kemana?
Ibu : Ke pasar
Anak : Adik boleh ikut
Ibu : Ya
Peristiwa tutur diatas (1) merupakan tuturan yang terjadi antara ibu dan anak. Pada tuturan
(1) terlihat ada bentuk ke pasar. Bentuk tersebut sebenarnya sebuag bagian dari kalimat ibu
akan pergi ke pasar dan adik boleh ikut ke pasar. Akan tetapi dalam tuturan tersebut tidak
diucapkan secara lengakap walaupun tidak lengkap tuturannya tetapi anak tersebut mengerti
maksud apa yang dituturkan oleh ibunya. Banyak kalimat tak lengkap yang sering muncul
dalam tuturan sehari- hari yang berupa petunjuk, slogan, ucapan, slogan khas, dan grafiti.
Contoh kalimat tak lengkap tersebut antara lain yaitu dilarang masuk, awas, angkat tangan,
selamat pagi, selamat jalan, dan lain- lain.
Kalimat juga dapat dibedakan atas susunan subjek dan predikatnya. Berdasarkan susunan
subjek predikat, kalimat dibedakan menjadi kalimat biasa dan kaliamat inversi. Kalimat biasa
adalah kalimat yang strukturnya biasa, yaitu unsur S kemudian diikuti oleh unsur P. Adapun
kalimat inversi adalah kalimat yang unsur P-nya mendahului unsur S. Struktur tersebut
digunakan untuk tujuan penekanan atau penegasan makna. Kata atau frasa yang muncul
pertama dalam peristiwa tutur menjadi kunci yang mempengaruhi makna dalam hal
menimbulkan kesan tertentu dibandingkan apabila menempatkan pada urutan kedua. Berikut
ini contoh kalimat biasa dan kalimat inversi.
1. Adikku menangis karena jatuh dari sepeda
2. Menangis adikku karena jatuh dari sepeda
Kalimat (1) merupakan contoh kalimat biasa dan kalimat (2) merupakan contoh kalimat
inversi. Dapat dirasakan bahwa kalimat (2) memberi penekanan pada kata menangis dan
bukan pada adikku. Jadi dapat dikatakan lagi bahwa kalimat inversi bertujuan memberikan
tekanan pada kata yang dituturkan pada awal kalimat yang berkedudukan sebagai P dalam
kalima tersebut.

2.4 Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang memperlihatkan bahwa proses penyampaian oleh
pembicar atau penulis dalam proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung
dengan sempurna sehingga isi atau maksud yang disampaikan oleh pembicara atau penulis

7
tergambar lengkap dalam pikiran pendengar atau pembaca. Pesan yang diterima oleh
pendengar atau pembaca relatif sama dengan yang dikehendaki oleh pembicara atau penulis
(Alwi, 2001: 39). Kalimat efektif merupakan kunci penentuyang menjembatani efektivitas
bahasa. Secara umum kalimat efektif adalah struktur hasil gabungan kata- kata yang secara
dasar direncanakan mencapai tujuan komunikasi seprima mungki (Syamsudin, 1994: 99).
Lebih lanjut dijelaskan berkaitan dengan bahasa tulis bahwa kalimat efektif adalah komposisi
kata- kata yang maksud artinya diterima oleh pembaca secara persis seperti yang
dimaksudkan oleh penulisnya. Selain keunggulannya yang tepat sasran itu, komposisinya
benar menutur gramatika sesuai kaidah berbahasa yang benar dan baik, akan tetapi juga
menimbulkan daya tarik bagi pembaca dan bahkan bagi penulisnya sendiri.
Kalimat efektif mempunyai ciri- ciri, yaitu (1) keutuhan, (2) kesejajaran, (3) pemfokusan, dan
(4) penghematan. Berikut ini akan dijelaskan masing- masing ciri kalimat efektif tersebut di
atas dengan merujuk pendapat Finoca (2002).
1.Kesatuan
Kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Dengan satu ide
pokokboleh panjang atau pendek, menggabungkan lebih dari satu kesatuan, bahkan dapat
mempertentangkan satu dengan lainnya, asalkan ide atau gagasan kalimatnya tunggal.
Penutur tidak boleh menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai hunbungan sama
sekali kedalam sebuah kalimat.
2.Kepaduan
Kepaduan adalah hubungan yang padu antara unsur- unsur pembentuk kalimat yang termasuk
pembentuk kalimat adalah frasa, klausa, serta tanda baca yang mempentuk S-P-O-Pel.-Ket.
Dalam kalimat.
3.Kesejajaran
Kesejajaran adalah terdapatnya unsur- unsur yan sama derajatnya, sama pola atau susunan
kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat.
4.Pemfokusan
Pemfokusan ialah suatu perlakuan khusus menonjolkan bagian kalimat sehingga berpengaruh
terhadap makna kalimat secara keseluruhan. Cara yang dipakai untuk memberi perlakuan
khusus kepada kata- kata tertentu ada beberapa, yaitu (1) dengan meletakkan kata yang
ditonjolkan itu di awl kalimat, (2) dengan melakukan pengulangan kata (repetisi), (3) dengan
melakukan pengontrasan kata kunci, dan (4) dengan menggunakan partikel/ penegas.
5.Penghematan
Penghematan adalah menghindari penukaran kata yang tidak perlu. Hemat tidak berarti harus

8
menghilangkan kata- kata yang dapat memperjelas arti kalimat. Hemat berarti “ekonomis”
tidak memakai kata- kat mubazir tidak mengulang- ulang subjek, tidak menjamakkan kata
yang memang sudah berbentuk jamak. Dengan hemat kata- kata diharapkan kalimat menjadi
padat berisi.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh,
baik dengan cara lisan maupun tulisan.Kalimat selalu kita ucapkan ketika kita berbicara
kepada seseorang.Didalam kalimat itu sendiri terdapat tata bahasa dan tata cara
pengucapanya. Unsur dalam kalimat adalah subjek (S), predikat (P), objek (O),
pelengkap (Pel.), dan keterangan (Ket.). Kalimat menurut jenis klausa dapat dibedakan
menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat berdasarkan fungsi isi atau
makna komunikatifnya dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu kalimat berita atau
deklaratif, kalimat perintah atau imperatif, kalimat tanya atau interogatif, dan kalimat
seru atau eksklaminatif. Jenis kalimat menurut kelengkapan unsur dapat dibedakan
menjadi dua jenis yaitu kalimat lengkap atau kalimat mayor dan kalimat tak lengkap atau
kalimat minor. Kalimat efektif adalah kalimat yang mempunyai kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan- gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti
apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat efektif mempunyai ciri- ciri,
yaitu (1) keutuhan, (2) kesejajaran, (3) pemfokusan, dan (4) penghematan.

3.2. Saran
Demikian makalah ini disusun. Semoga untuk kedepannya kita semua bisa
memahami unsur-unsur dan pola dasar kalimat, sehingga dapat mengaplikasikannya
dalam penulisan. Terima kasih atas antusiasme dari pembaca yang telah mecoba
memahami isi makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi.
Kami berharap pembaca memberikan saran dan kritik kepada kami demi
sempurnanya makalah ini di kesempatan berikutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Djonhar . 1980. Pengantar : Sintaksis Indonesia. Jakarta : Pradnya Paramita.


Muhammad Rohamdi, dkk.2008. Teori dan Aplikasi: Bahasa Indonesia di Perguruan
Tinggi. Surakarta: UNS press.
Rahardi, Kunjana. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Erlangga.
Samsuri , dkk.1988. Tata Bahasa Baku: Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

11

Anda mungkin juga menyukai