Penggunaan Kalimat
Disusun oleh :
Kelompok 4
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Penggunaan Kalimat” ini. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama
islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar
kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih
banyak terdapat kekurangannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah........................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................2
PEMBAHASAN....................................................................................................................2
2.1 Pengertian Kalimat...................................................................................................2
2.2 Unsur Kalimat...........................................................................................................3
2.3 Pola Kalimat.............................................................................................................5
2.4 Jenis Kalimat.............................................................................................................6
2.5 Kalimat Efektif........................................................................................................12
BAB III...............................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................14
3.2 Saran......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Hal yang menyebabkan kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang penting
tidak lain karena melalui kalimatlah seseorang dapat menyampaikan maksudnya
dengan jelas. Satuan bahasa yang sudah kita kenal sebelum sampai pada tataran
kalimat adalah kata (misalnya tidak) dan frasa atau kelompok kata (mis. tidak
tahu). Kedua bentuk itu, kata dan frasa, tidak dapat mengungkapkan suatu maksud
dengan jelas, kecuali jika keduanya sedang berperan sebagai kalimat. Untuk dapat
berkalimat dengan baik, perlu kita pahami terlebih dahulu struktur dasar suatu
kalimat. Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek
(S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah
lengkap dengan makna. Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis adalah berupa
tanda baca titik, tanda tanya, atau tanda seru. Penetapan struktur minimal S dan P
dalam hal ini menunjukkan bahwa kalimat bukanlah semata-mata gabungan atau
rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk. Lengkap dengan makna
menunjukkan sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap
sebagai pengungkap maksud penuturannya.
1.2 Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
(1) kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan
(3) satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi
final dan secara aktual maupun potensial terdiri atas klausa.
2
2.2 Unsur Kalimat
2. Predikat
Contoh:
3. Objek
Objek merupakan unsur kalimat yang diletakkan setelah subjek. Objek biasanya
digambarkan sebagai korban yang dikenai perbuatan oleh subjek. Dalam kalimat
3
pasif, objek biasanya dileakkan di awal kalimat menggantikan posisi subjek.
Sementara itu, dalam kalimat intransitif dan kalimat semitransitif, unsur kalimat
ini tidak digunakan sama sekali, dan fungsinya digantikan oleh unsur pelengkap
dan keterangan. Sama seperti subjek, objek sendiri juga dapat berupa kata benda
ataupun frasa nomina.
Contoh:
komplimen merupakan unsur kalimat yang letaknya berada di sebelah objek atau
bisa juga diletakkan di sebelah kalimat jika kalimat itu merupakan kalimat
intransitif dan semitransitif yang tidak membutuhkan keberadaan objek di
dalamnya. Pelengkap seringkali disamakan dengan objek, bahkan dengan
keterangan. Padahal, pelengkap mempunyai perbedaan dengan objek maupun
keterangan.
Contoh:
4
Andi mengatakan bahwa baju itu adalah kepunyaannya. (baju itu adalah
kepunyaannya= pelengkap yang berbentuk klusa).
Wajah Andi terlihat begitu murung. (begitu murung= pelengkap yang
berbentuk frasa adjektiva).
5. Keterangan
Contoh:
Kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti,
belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur
seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat,
objek, ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe
sebagai berikut.
5
2.3.3 Kalimat Dasar Berpola S – P - Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat,
dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva.
Misalnya:
6
subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif,
objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa
nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan.
S P O Pel. K
7
Burhani mengancam tidak masuk sekolah bila ia masih merasa
mendapat bully-an dari teman sekelasnya
S + P + Keterangan
2 KB + KK +(Konjungsi + Kata Benda) Ayu menari dengan gemulai.
(K)
S + P + Pelengkap
3 KB1 + KK + KB2 Mukanya bersemu merah.
(Pel)
5 S+P+O+K KB1 + KK + KB2 +(Konjungsi + KB3) Rasya menikahi gadis itu di Bali.
1. Kalimat Nomina
Kalimat nomina merupakan jenis kalimat yang menggunakan kata benda (kata
bilangan atau kata sifat) sebagai predikat
Contoh :
8
Tentara itu tewas di medan perang.
Adik saya ada dua orang
2. Kalimat Verbal
Contoh :
Kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri dari dua atau lebih kalimat
tunggal yang saling berhubungan. Berdasarkan kedudukan satu kalimat tunggal
dengan yang lain, kalimat majemuk dibedakan menjadi kalimat majemuk setara
(baca : contoh kalimat majemuk setara), bertingkat (baca : contoh kalimat
majemuk bertingkat), dan campuran (baca : contoh kalimat majemuk campuran).
Kalimat majemuk setara merupakan kalimat yang terdiri dari dua kalimat
tunggal, di mana kedudukan masing masing kalimat tersebut setara. Kalimat
majemuk setara dibagi lagi menjadi beberapa jenis, seperti berikut
Contoh :
9
b) Kalimat majemuk setara pertentangan, biasanya ditandai dengan kata
hubung (konjungsi) “tetapi”, “sedangkan”, “melainkan”, “namun”, dan
sebagainya.
Contoh :
Contoh :
Riana masih bingung menentukan antara ikut menemani ibunya kuliah di Jerman
atau tetap tinggal di sini bersama ayahnya.
Contoh :
Dia memang pemuda yang cerdas, bahkan di usianya yang ke-17 ia sudah
mendapatkan gelar sarjana pertamanya.
Contoh :
10
Anak itu sudah lama hidup sendiri semenjak orang tuanya meninggal ketika dia
masih bayi.
b). Sebab: “karena”, “oleh karena itu”, “sebab”, “oleh sebab itu”, dsb.
Contoh :
Tia memuntus pergi dari rumah karena ia tidak kuat lagi melihat kelakuan
ayahnya.
Contoh :
Contoh :
Contoh :
Meskipun diiming – imingi uang ganti rugi yang besar, warga Kampung Barang
tetap menolak dipindahkan.
Contoh :
Seandainya Risko menunggu lebih lama lagi, ia pasti akan berjumpa dengan Dewi
di kafe itu.
11
Contoh:
Contoh :
Contoh :
Contoh:
Contoh :
12
(kata hubung “dan” menyatakan kaimat majemuk setara, kata hubung “ketika”
menyatakan kalimat majemuk bertingkat.)
Contoh :
13
2.4.7. Kalimat Perintah (Kalimat Imperatif)
Contoh :
Contoh :
Contoh:
14
Andai saja aku bisa mengulang waktu kembali.
Seandainya aku menjadi dokter nantinya, aku hanya akan pergi ke daerah
terpencil dan memberikan pengobatan bagi yang membutuhkan di sana.
2.5 Kalimat Efektif
15
2. Urutan Logis
Penderitaan para pengungsi itu susah, sulit, dan tragis. Yang datang saat itu
para lurah, camat, dan para bupati sePropinsi Sumatera Selatan.
3. Pengulangan Kata
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri dan
berdasarkan pola yang mempunyai pikiran makna yang lengkap. Kalimat yang
jumlahnya banyak pada hakikatnya disusun dengan pola tertentu yang jumlahnya
sedikit. Dalam pola kalimat dasar kita dapat menjumpai Subjek (S), Prediket (P),
Objek (O), Pelengkap (Pel), dan Keterangan (Ket) yang merupakan unsur
pembangun sebuah kalimat. Unsur-unsur kalimat ini memiliki fungsi dan
tugasnya masing-masing di dalam sebuah kalimat. Kalimat minimal harus
memiliki unsur Subjek (S) dan Prediket (P).Kalimat yang jumlahnya banyak
biasanya disusun dengan pola yang mempunyai makna. Pola-pola tersebut disusun
berdasarkan unsur-unsur pembangin kalimat.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menimbulkan pikiran dan gagasan
yang dapat dimengerti oleh orang lain dan menarik perhatian pembaca mengenai
pokok pembicaraan.Kalimat efektif juga mempunyai ciri-ciri khas, yaitu
16
kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata,
kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.Jadi, yang
dimaksud kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis. 2)
Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau
pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
3.2 Saran
Dari makalah ini, diharapkan pembaca mengerti dan memahami tentang
Penggunaan Kalimat. Pembaca juga diharapkan dapat mengambil manfaat dari
makalah yang telah kami susun. Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk
memperbaiki penulisan makalah yang selanjutnya.
17
DAFTAR PUSTAKA
resmini, n. (2016). direktori file UPI. Retrieved maret 16, 2020, from KALIMAT
EFEKTIF: http://file.upi.edu