Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“KALIMAT”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Hima Suyudho ,S.Pd.I., M.Pd.

Disusun oleh :
Martin Dwikasandie (63010220038)
Anggun Diah Monasari (63010220044)
Cindy Fhatmawati (63010220047)
Khakimah Himatul Aula (63010220048)
Maulida Risqia Arini (63010220049)
Niken Apriyani (63010220050)
Nikerisa Rahma Aulia (63010220051)
Dina Aulia Ramadani (63010220055)
Dita Dwi Safitri (63010220057)
Isna Putri Fajri A’yuni (63010220061)
Ika Yusinta (63010220071)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan atas rahmat dan hidayahnya sehingga kita bisa
menyusun makalah ini dengan baik dan tepat waktu sehingga dapat kita jadikan
untuk media belajar bersama. Tak lupa shalawat serta salam kita panjatkan kepada
Nabi Muhammad saw. Penulisan makalah ini guna menyelesaikan tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia dengan judul "Kalimat”. Dalam menyelesaikan makalah
ini kami tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak maka dari itu kami
mengucapkan terimakasih sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan ini kami menyadari masih banyak kekurangan maka dari itu
kami mohon maaf yang setulus tulusnya dan penulis sangat membutuhkan kritik
dan saran dari pembaca agar nantinya kita bisa memperbaiki dan menyusun
makalah dengan baik dan benar. Kami berharap makalah ini bisa menambah
wawasan dan bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salatiga, 26 Mei 2023


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
1.3. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2
2.1. Pengertian Kalimat ........................................................................................... 2
2.2. Unsur-Unsur Kalimat ....................................................................................... 3
2.2.1. Subjek (S) ................................................................................................... 3
2.2.2. Predikat (P)................................................................................................ 3
2.2.3. Objek (O) ................................................................................................... 4
2.2.4. Keterangan (K).......................................................................................... 4
2.2.5. Pelengkap (P) ............................................................................................. 6
2.3. Jenis-Jenis Kalimat ........................................................................................... 6
2.3.1. Jenis Kalimat Menurut Fungsinya .......................................................... 6
2.3.2. Jenis Kalimat Menurut Klausanya.......................................................... 7
2.3.3. Jenis Kalimat Menurut Kelengkapan Unsurnya ................................... 9
2.3.4. Jenis Kalimat menurut Susunan Subjek dan Predikatnya ................... 9
2.3.5. Kalimat Menurut Sifat Hubungan Aktor-Aksi .................................... 10
2.3.6. Kalimat Inti dan Inti Kalimat ................................................................ 11
2.3.7. Kalimat Efektif ........................................................................................ 12
2.4. Analisis kalimat ............................................................................................... 12
2.4.1. Kalimat Kontaminasi .............................................................................. 12
2.4.2. Ketidakjelasan Unsur Subjek dan Predikat dalam Kalimat .............. 13
2.4.3. Gejala Pleonasme dalam Kalimat.......................................................... 13
2.4.4. Penggunaan Kata yang Salah dalam Kalimat ...................................... 13
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 14
3.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 14
3.2. Saran ................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kalimat dapat dikatakan sebagai primadona dalam kajian bahasa. Hal ini
dikarenakan dengan perantaraan kalimat lah seseorang dapat menyampaikan
maksud secara lengkap dan jelas. Satuan bentuk bahasa yang sudah kita kenal
sebelum sampai pada tataran kalimat adalah kata dan frasa atau kelompok kata.
Kata dan frasa tidak dapat mengungkapkan suatu maksud secara lengkap dan jelas,
kecuali jika kata dan frasa itu sedang berperan dalam kalimat atau merupakan
jawaban dari sebuah pernyataan. Untuk dapat mengetahui bentuk kalimat dengan
baik dan benar, perlu kita pahami terlebih dahulu mengenai struktur dasar suatu
kalimat.
Sebelum menentukan kalimat sebagai unsur bahasa, tentunya perlu dipahami
terlebih dahulu bahwa secara sederhana bahasa terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan
bentuk dan lapisan arti. Bentuk bahasa terdiri atas satuan - satuan sebagai
pembentuknya dan secara umum disebut sebagai satuan gramatik. Satuan - satuan
yang dimaksud ialah morfem, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana. Khususnya
kalimat, dalam ragam resmi, baik lisan maupun tubs harus memiliki subjek dan
predikat. Kalau tidak memiliki unsur subjek dan predikat pernyataan itu bukanlah
kalimat. Untuk dapat memahami dan berkalimat dengan baik penulis terlebih
dahulu harus mengetahui struktur dasar suatu kalimat, pola dari sebuah kalimat dan
jenis-jenis kalimat.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa Pengertian Kalimat ?
1.2.2. Apa saja unsur-unsur kalimat ?
1.2.3. Apa saja jenis-jenis kalimat ?
1.2.4. Bagaimana analisis kalimat yang salah dan yang benar ?

1.3. Tujuan Penulisan


1.3.1. Untuk mengetahui dan memahami apa pengertian dari kalimat.
1.3.2. Untuk mengetahui unsur-unsur dari kalimat.
1.3.3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari kalimat.
1.3.4. Untuk menganalisis bentuk kalimat yang salah dan yang benar.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kalimat


Secara umum kalimat berwujud rentetan kata yang disusun sesuai dengan
kaidah yang berlaku. Fachruddin A.E juga mendefinisikan bahwa kalimat adalah
kelompok kata yang mempunyai arti tertentu yang terdiri atas subjek dan predikat
dan tidak tergantung pada suatu konstruksi gramatikal yang lebih besar. Sultan
Takdir Alisyahbana menjelaskan bahwa kalimat adalah kumpulan kata-kata yang
terkecil yang mengandung pikiran lengkap. Adapun menurut Putrayasa, kalimat
adalah satuan bahasa terkecil yang berupa klausa, yang dapat berdiri sendiri dan
mengandung pikiran lengkap.1
Selain itu, kalimat juga diartikan sebagai bagian terkecil ujaran atau teks
(ujaran) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. Pikiran
yang utuh itu dapat diekspresikan dalam bentuk lisan atau tulisan. Dalam bentuk
lisan, kalimat ditandai dengan alunan titinada, keras lembutnya suara, di sela jeda,
dan diakhiri dengan nada selesai. Dalam bentuk tulisan kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. 2
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang biasa disebut juga jabatan kata
atau peran kata, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan
keterangan (Ket). Dalam Bahasa Indonesia baku, syarat sebuah kalimat itu sendiri
terdiri atas sekurang – kurangnya dua unsur, yakni Subjek dan Predikat. Adapun
unsur lain seperti Objek, Pelengkap, dan Keterangan) dapat wajib hadir, atau tidak
wajib hadir dalam suatu kalimat.3
Oleh karena itu dapat kami simpulkan bahwa kalimat merupakan satuan
Bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri (sekurang-

1
Awaluddin, “Pengantar Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi” ,Yogyakarta: CV
Budi Utama, 2017,Hlm: 66.
2
Wini Tarmini.dkk, “SINTAKSIS BAHASA INDONESIA” ,Jakarta:UHAMKA,2019,hlm
55.
3
Sururiyah, “Mengenal Kalimat dan Jenis Kalimat” ,Jakarta:PT.Glory Offset
Press,2019,hlm 2.

2
kurangnya terdiri atas subjek dan predikat, mempunyai pesan atau tujuan tertentu,
dan diakhiri dengan intonasi akhir.

2.2. Unsur-Unsur Kalimat


Unsur-unsur kalimat dapat diuraikan sebagai berikut :4
2.2.1. Subjek (S)
Subjek adalah pokok atau yang menjadi pikiran pokok
pembicaraan dalam sebuah kalimat. Ciri-ciri Subjek :
▪ Berupa nama, tokoh, benda, atau yang dibendakan.
▪ Subjek menjadi inti atau pokok pikiran.
▪ Dijelaskan oleh bagian lainnya.
▪ Posisi subjek menjadi jawaban dari kalimat tanya siapa dan apa.
Contoh :
▪ Kucing mengejar tikus di atas atap.
▪ Kucing melompat.
▪ Para pendaki gunung itu beristirahat sejenak.
2.2.2. Predikat (P)
Predikat merupakan bagian kalimat yang menjelaskan tentang
sifat atau perbuatan dari subjek. Ciri-ciri predikat :
▪ Berfungsi menjelaskan subjek.
▪ Berupa kata kerja, kata sifat, kata bilangan, kata depan, dan kata
benda.
▪ Posisi predikat menjadi jawaban atas pertanyaan dengan kalimat
tanya bagaimana, mengapa, dan apa yang dilakukan.
Contoh :
▪ Candra membaca buku.
▪ Lukanya diobati.
▪ Gadis itu cantik.

4
Ibid,hlm 4-14.

3
2.2.3. Objek (O)
Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi predikat.
Objek dalam sebuah kalimat dibedakan menjadi empat, yaitu
sebagai berikut :
a) Objek langsung
b) Objek tidak langsung / penyerta / berkepentingan
c) Objek pelaku
d) Objek berkata depan / berpreposisi
Ciri-ciri objek :
▪ Biasanya berupa kata benda, frasa kata benda, atau klausa.
▪ Terletak di belakang predikat. Objek berupa sesuatu yang
dijelaskan atau dibicarakan objek pelaku dan dapat dipasifkan.
Contoh :
▪ Kucing mengejar tikus di dalam rumah.
▪ Ibu membuat kue untuk Alia.
▪ Telur dibeli oleh Anton.
▪ Kami cinta akan bangsa.
2.2.4. Keterangan (K)
Keterangan merupakan bagian dalam kalimat yang
menunjukan kapan atau di mana sesuatu terjadi. Keterangan juga
merupakan penjelasan dari bagaimana situasi saat sesuatu terjadi.
Berikut beberapa jenis keterangan dalam sebuah kalimat :
a) Keterangan cara
Kata keterangan ini digunakan untuk memberikan
keterangan cara pada kegiatan yang terjadi. Misalnya dengan
menggunakan kata “dengan” dan “secara”.
b) Keterangan alat
Kata keterangan ini menjelaskan alat yang digunakan pada
sebuah kegiatan atau peristiwa. Misalnya dengan menggunakan
kata “dengan”, “menggunakan”, dan “dengan menggunakan”.

4
c) Keterangan tujuan
Kata keterangan ini digunakan untuk menambahkan
informasi tujuan pada kalimat. Contohnya dengan menggunakan
kata “untuk”, “supaya”, dan “agar”.
d) Keterangan sebab
Kata keterangan ini menambah keterangan sebab pada
kalimat yang disertainya. Misalnya menggunakan kata “karena”,
dan “Sebab”.
e) Keterangan akibat
Kata keterangan ini menambahkan keterangan akibat yang
ditimbulkan dari sebuah peristiwa. Misalnya menggunakan kata
“hingga”, “sehingga”, dan “sebab”.
f) Keterangan tempat
Kata keterangan ini menambahkan keterangan tempat
terjadinya suatu peristiwa. Biasanya menggunakan kata “di”,
“ke”, dan “dari”.
g) Keterangan waktu
Kata keterangan ini menambahkan keterangan waktu kapan
terjadinya suatu peristiwa atau kegiatan. Beberapa kata yang
menunjukan keterangan waktu misalnya “pada”, “kemarin”,
“besok”, “lusa”, “pagi hari”, dan lain-lain.
h) Keterangan syarat
Kata keterangan ini menambahkan keterangan syarat
terjadinya suatu peristiwa. Keterangan syarat menggunakan kata
“jika”.
i) Keterangan pelaku
Kata keterangan ini menambahkan informasi tentang
pelaku atau orang yang terlibat dalam sebuah peristiwa.
Keterangan waktu menggunakan kata “oleh”, dan “dari”.
Contoh :
▪ Ibu menggoreng telur dengan menggunakan wajan.

5
▪ Rika menggendong bonekanya menggunakan kain.
▪ Zola rajin belajar supaya pintar.
▪ Padi itu banyak yang mati sebab terkena hama.
▪ Andi tidak minum sampai siang hingga tenggorokannya kering.
▪ Toni bermain bola basket di halaman rumah.
▪ Wahyu membeli bola kemarin sore.
▪ Alia akan bermain lompat tali, jika Silvi datang ke rumahnya.
▪ Nia diantar ke sekolah oleh ayahnya.
2.2.5. Pelengkap (P)
Pelengkap adalah bagian dari kalimat yang berfungsi untuk
melengkapi sebuah unsur kalimat. Unsur kalimat tersebut dapat
berupa predikat atau objek. Letak pelengkap biasanya di belakang
unsur kalimat tersebut. Pelengkap ini tidak dapat diubah dalam
bentuk pasif.
Contoh :
▪ Vina membelikan Ibu kue.
Oleh karena itu dapat kami simpulkan bahwa dalam suatu kalimat memiliki
beberapa unsur berupa subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap.

2.3. Jenis-Jenis Kalimat


Kalimat dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :5
2.3.1. Jenis Kalimat Menurut Fungsinya
Kalimat dalam bahasa Indonesia, berdasarkan fungsinya dapat
dibedakan menjadi kalimat pernyataan, kalimat perintah, dan
kalimat seruan.
a) Kalimat Pernyataan (Deklaratif)
Kalimat berita adalah kalimat yang dipakai untuk
menyatakan suatu berita. Ciri-ciri kalimat berita, yaitu bersifat

5
Gusti Ngurah Ketut Putrayasa, “Jenis - Jenis Dan Pola Kalimat Bahasa Indonesia”,
Jurnal Universitas Udayana Fakultas Sastra Dan Budaya Jurusan Sastra Indonesia, 2015,
hlm 7-15.

6
bebas, boleh langsung atau tak langsung,aktif atau pasif,tunggal
atau majemuk, berintonasi menurun dan kalimatnya diakhiri
tanda titik (.). Kalimat deklaratif berisi peryataan sesuatu dengan
lengkap untuk menyampaikan informasi kepada lawan
komunikasinya. Contoh:
▪ Menteri tenaga kerja mengadakan kunjungan ke beberapa
pabrik baja di Surabaya.
b) Kalimat Pertanyaan (Interogatif)
Kalimat ini digunakan untuk memperoleh informasi atau
reaksi dari lawan komunikasi. Kalimat pertanyaan biasanya
dipertegas dengan penyertaan tanda baca (tanda tanya). Contoh:
▪ Kapan Saudara lulus sarjana?
▪ Mengapa dia selalu bersikap tidak sopan?
c) Kalimat Perintah dan Permintaan (Imperatif)
Kalimat ini digunakan jika pemakainya menyuruh atau
melarang untuk berbuat sesuatu. Kalimat perintah dan permintaan
ini secara umum dipertegas dengan menyertakan tanda baca
(tanda seru). Contoh:
▪ Maukah kamu disuruh mengerjakan laporan itu!
▪ Tolong selesaikan tugas membuat makalah itu lebih dahulu!
d) Kalimat Seruan
Kalimat seruan digunakan untuk menyampaikan atau
mengungkapkan perasaan yang kuat dan mendadak. Contoh:
▪ Hebat, ternyata dia bisa.
▪ Nah, ini baru kejutan bagi kita.
2.3.2. Jenis Kalimat Menurut Klausanya
Menurut jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibentuk
atas dua macam, yaitu :
a) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu
klausa bebas. Hal itu berarti hanya ada satu Predikat di dalam

7
kalimat tunggal. Unsur Predikat adalah sebagai penanda klausa.
Unsur Subjek dan Predikat memang selalu wajib hadir di dalam
setiap kalimat. Adapun Objek, Pelengkap, dan Keterangan
sifatnya tidak wajib hadir di dalam kalimat, termasuk dalam
kalimat tunggal. Jika P masih perlu dilengkapi, barulah unsur
yang melengkapi itu dihadirkan. Berdasarkan jenis kata/frasa
pengisi Predikatnya, kalimat tunggal dapat dipilah menjadi
empat macam yang diberi nama atau label tambahan sesuai jenis
kata atau frasanya, yaitu nominal, adjektiva, verbal, dan numeral.
Contoh:
▪ Kami mahasiswa UIN Suska Riau (kalimat nominal).
▪ Jawaban anak pintar itu sangat tepat (kalimat adjektiva).
▪ Sapi-sapi sedang merumput (kalimat verbal).
▪ Mobil orang kaya itu ada delapan (kalimat numeral).
b) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan
gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal. Dengan kata lain
kalimat majemuk adalah kalimat yang sekurang-kurangnya
terdiri atas subjek dan dua predikat. Kalimat majemuk dibagi
menjadi dua bagian yaitu:
1) Kalimat majemuk setara/koordinatif
Kalimat majemuk setara/koordinatif yaitu gabungan dua
pokok pikiran atau lebih yang kedudukannya setara. Struktur
kalimat yang di dalamnya terdapat, sekurang - kurangnya, dua
kalimat dasar dan masing - masing dapat berdiri sendiri
sebagai kalimat tunggal. Konjungtor yang menghubungkan
klausa dalam kalimat majemuk setara jumlahnya cukup
banyak. Konjungtor itu menunjuk beberapa jenis hubungan
dan menjalankan beberapa fungsi.
2)Kalimat Majemuk Bertingkat/Kompleks/Subordinatif

8
Kalimat majemuk bertingkat/kompleks/subordinatif
yaitu kalimat tunggal yang salah satu jabatannya diperluas
membentuk kalimat baru. Dalam kalimat majemuk bertingkat
kita mengenal Induk kalimat (jabatan kalimat yang bersifat
tetap atau tidak mengalami perubahan), dan Anak kalimat
(jabatan kalimat yang diperluas membentuk kalimat baru,
Anak kalimat ditandai pemakaian kata penghubung dan bila
mendahului induk kalimat dipisah dengan tanda baca koma).
2.3.3. Jenis Kalimat Menurut Kelengkapan Unsurnya
Dipandang dari segi kelengkapan unsurnya, kalimat dibedakan
menjadi dua, yaitu kalimat sempurna (mayor) dan kalimat tak
lengkap (minor).
a) Kalimat Sempurna (Mayor)
Kalimat sempurna adalah kalimat yang dasarnya terdiri
dari sebuah klausa bebas. Oleh karena yang mendasari kalimat
sempurna adalah suatu klausa bebas maka kalimat sempurna ini
cukup kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Contoh :
▪ Ayah membaca koran. (K.S. dilihat dari kalimat tunggal)
▪ Kalau saya mempunyai uang, saya akan membeli rumah
itu. (K.S.dilihat dari kalimat majemuk bertingkat.
b) Kalimat Tak Sempurna (Minor)
Kalimat tak sempurna adalah kalimat yang subjek dan
predikatnya tidak lengkap atau dengan kata lain subjek dan
predikatnya tidak ada sama sekali. Kalimat tak sempurna ini
mencakup kalimat pertanyaan, minor, dan seruan. Contoh :
▪ “Maksudmu?”
▪ “Ayah di Sumatera Utara.”
2.3.4. Jenis Kalimat menurut Susunan Subjek dan Predikatnya
Jenis kalimat menurut susunan subjek dan predikatnya dapat
dibagi menjadi dua, yaitu kalimat versi dan kalimat inversi.

9
a) Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang berpola S-P. Kalimat ini
bisa dikatakan sama dengan kalimat tunggal tunggal yang
mempunyai satu klausa. Contoh:
▪ Dokter menangani pasien itu dengan baik.
▪ Mereka bersalaman.
b) Kalimat Inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang P-nya mendahului S
sehingga membentuk pola P-S. Selain merupakan variasi dari
pola S-P, ternyata kalimat berpola P-S dapat memberi penekanan
atau ketegasan makna tertentu. Memang kata atau frase yang
pertama muncul dalam tuturan bisa menjadi kata kunci yang
mempengaruhi makna. Contoh:
▪ Matikan televisi itu.
▪ Tidak terkabul permintaannya.
2.3.5. Kalimat Menurut Sifat Hubungan Aktor-Aksi
Dipandang dari segi hubungan aktor-aksi, maka kalimat ini
terbagi menjadi empat, yaitu kalimat aktif, kalimat pasif, kalimat
medial, dan kalimat resiprokal.
a) Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat kalimat yang subjeknya
sebagai pelaku atau aktor. Kalimat aktif umumnya berawalan
me- dan ber- pada P-nya. Contoh :
▪ Anto mengambil buah mangga.
▪ Adik bermain bola.
b) Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat - kalimat yang subjeknya
berperan sebagai penderita atau dikenai pekerjaan/tindakan.
Kalimat pasif umumnya berawalan di-, ter-, ke-an. Contoh :

10
▪ Piring dicuci Anita.
▪ Adik terjatuh di kamar mandi.
c) Kalimat Medial
Kalimat medial adalah kalimat yang subjeknya berperan
baik sebagai pelaku dan atau sebagai penderita (objek). Contoh:
▪ Dia menghibur dirinya.
▪ Wanita itu menggantung dirinya sendiri.
d) Kalimat Resiprokal
Kalimat resiprokal adalah kalimat yang subjek dan
objeknya melakukan sesuatu perbuatan yang berbalas - balasan.
Contoh :
▪ Saya sering tukar-menukar buku dengan si Joni.
▪ Para pembeli ramai tawar-menawar dengan para pedagang.
2.3.6. Kalimat Inti dan Inti Kalimat
Kalimat inti adalah kalimat yang terdiri atas S dan P.
Sedangkan inti kalimat adalah kalimat yang terdiri atas inti-inti
kalimat atau unsur-unsur kalimat yaitu S-P-O.
Syarat-syarat kalimat inti:
a) Terdiri dari dua suku kata
b) Berpola S dan P
c) Intonasi netral
Syarat-syarat inti kalimat:
a) Terdiri dari tiga suku kata
b) Berpola S-P-O
c) Intonasi netral
Contoh:
▪ Adik saya yang paling bungsu sedang mempelajari bahasa
Mandarin
Kalimat inti: Adik mempelajari
Inti kalimat: Adik mempelajari bahasa Mandarin

11
2.3.7. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan
maksud penutur/penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat
dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Dengan kata
lain kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mencapai sasarannya
dengan baik sebagai alat komunikasi. Kalimat efektif memiliki diksi
(pilihan kata) yang tepat, tidak mengalami kontaminasi frasa, sesuai
ketentuan EYD, baik penulisan tanda baca dan penulisan kata. Selain
itu kalimat efektif juga memiliki enam syarat keefektifan , yaitu
adanya kesatuan, kepaduan, keparalelan, ketepatan, kehematan, dan
kelogisan.
Maka dari itu dapat kami simpulkan bahwa kalimat memiliki beberapa jenis
baik itu berdasarkan pada fungsi, klausa, kelengkapan unsur, susunan subjek dan
predikat, hubungan aktor-aksi, kalimat inti-inti kalimat, dan kalimat efektif.

2.4. Analisis kalimat


Beberapa kesalahan yang terjadi dalam kalimat, diantaranya :6
2.4.1. Kalimat Kontaminasi
Kalimat kontaminasi atau kalimat rancu adalah kalimat yang
kacau susunannya, namun kekacauan susunan kata dalam kalimat itu
sifatnya khas. Dikatakan khas karena adanya pembentukan satu
kalimat yang kurang tepat dari dua kalimat yang benar sehingga
gagasan kalimatnya menjadi kabur atau tidak jelas. Contoh :
▪ Melalui kursus ini diharapkan bermanfaat untuk
meningkatkan keterampilan. (salah)
▪ Melalui kursus ini diharapkan dapat ditingkatkan
keterampilan.

6
Ibid, hlm 18-21.

12
2.4.2. Ketidakjelasan Unsur Subjek dan Predikat dalam Kalimat
Pada sebagian kalimat yang tidak jelas unsur S dan tidak memiliki
unsur P akan membuat ketidakefektifan dan hanya memiliki unsur lain
seperti O, Ket dan Pel. Contoh :
▪ Negara Eropa Barat berupaya membuat heli anti tank untuk
menekan biaya bersama. (jelas unsur S)
▪ Ayah ke kantor jam tujuh pagi. (tidak ada unsur P)
▪ Ayah pergi ke kantor jam tujuh pagi. (ada unsur P)
2.4.3. Gejala Pleonasme dalam Kalimat
Yang dimaksud dengan gejala pleonasme dalam kalimat adalah
penggunaan unsur kata atau bahasa yang berlebihan. Contoh :
▪ Para tamu-tamu mulai datang ke pesta itu. (salah)
▪ Para tamu mulai datang ke pesta itu. (benar)
▪ Tamu-tamu mulai datang ke pesta itu. (benar)
▪ Sejak dari terminal sampai pesawat, Pamela diikuti terus oleh
para wartawan asing (salah)
▪ Sejak terminal sampai pesawat, Pamela diikuti terus oleh para
wartawan asing.(benar)
2.4.4. Penggunaan Kata yang Salah dalam Kalimat
Beberapa penggunaan kata yang salah dalam kalimat diantaranya
penggunaan kata ”kalau” yang salah, penggunaan kata “di” yang
salah, penggunaan kata ’’daripada” salah, dan pengulangan kata.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat kami simpulkan bahwa dalam membuat
suatu kalimat juga sering terjadi kesalahan. Dari kesalahan dalam Menyusun
kalimat akan menimbulkan beberapa masalah, misalnya seperti kalimat yang
memiliki banyak makna.

13
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
kalimat merupakan satuan Bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat
berdiri sendiri (sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat, mempunyai
pesan atau tujuan tertentu, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam sebuah
kalimat pasti terdiri dari beberapa unsur berupa subjek, predikat, objek, keterangan,
dan pelengkap. Kalimat memiliki beberapa jenis baik itu berdasarkan pada fungsi,
klausa, kelengkapan unsur, susunan sujek dan predikat, hubungan aktor-aksi,
kalimat inti-inti kalimat, dan kalimat efektif. Kemudian dalam membuat suatu
kalimat juga sering terjadi kesalahan. Dari kesalahan dalam Menyusun kalimat akan
menimbulkan beberapa masalah, misalnya seperti kalimat yang memiliki banyak
makna.

3.2. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Dan semoga makalah ini bisa bermanfaat dan
menambah wawasan juga ilmu bagi kami sebagai penulis dan pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

Awaluddin. 2017.“Pengantar Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi” .Yogyakarta: CV


Budi Utama.Hlm: 66.

Ngurah Ketut Putrayasa Gusti.2015.“Jenis - Jenis Dan Pola Kalimat Bahasa Indonesia”,
Jurnal Universitas Udayana Fakultas Sastra Dan Budaya Jurusan Sastra Indonesia. hlm 7-15.

Sururiyah.2019.“Mengenal Kalimat dan Jenis Kalimat”.Jakarta:PT.Glory Offset Press.hlm 2.

Tarmini Wini.dkk.2019.“SINTAKSIS BAHASA INDONESIA”.Jakarta:UHAMKA.hlm 55.

15

Anda mungkin juga menyukai