Anda di halaman 1dari 18

TUGAS BAHASA INDONESIA

KALIMAT TUNGGAL DAN KALIMAT MAJEMUK

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 (M21H)

1. RUSLAN SAILENDRA : 105721131121


2. MUH. ILHAM : 105721132121
3. SITI AHYANA JUWITA : 105721117221
4. PUTRI FEBRIYANTI : 105721129721
5. MUSPIRAWATI : 105721129621
6. NUR INSANI MARDATILLAH : 105721132021
7. FARIDA RAHMAN : 105721129421
8. ULIL AMRI : 105721131221
9. RITA ALRIANI : 105721130821
10. RESRTU ICHWAL FAJAR : 105721130821

FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul “Kalimat Tunggal dan
Kalimat Majemuk”. Salawat serta salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad saw sebab
ia telah membawa kita dari jalan yang gelap menuju ke jalan yang terang benderng. Makalah
ini meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya,
tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat tentang isi dari
makalah ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang
berguna bagi kita bersama. Pada bagian akhir, kami akan mengulas tentang berbagai masukan
dan pendapat dari orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu kami harapkan hal ini juga
dapat berguna bagi kita bersama. Semoga makalah yang kami buat ini dapat membuat kita
mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1


A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3


A. Pengertian Bahasa ........................................................................................... 3
B. Kalimat Tunggal .............................................................................................. 3
1. Pengertian Kalimat Tunggal ...................................................................... 3
2. Struktur Kalimat Tunggal .......................................................................... 4
3. Ciri-Ciri Kalimat Tunggal .......................................................................... 4
a. Memiliki satu peristiwa pokok .............................................................. 4
b. Memiliki satu struktur penyusun kalimat ............................................. 5
c. Tidak menggunakan kata hubung dan tanda baca koma (,) .................. 6
4. Jenis-Jenis Kalimat Tunggal ...................................................................... 6
1) Kalimat Tunggal Nomina ................................................................ 6
2) Kalimat Tunggal Adjektiva ............................................................. 7
3) Kalimat Tunggal Verbal .................................................................. 7
4) Kalimat Tunggal Numerial .............................................................. 7
C. Kalimat Majemuk ............................................................................................ 8
1. Pengertian Kalimat Majemuk .................................................................... 8
2. Ciri-Ciri Kalimat Majemuk ....................................................................... 8
3. Jenis-Jenis Kalimat Majemuk .................................................................... 9
a. Kalimat Majemuk Setara ...................................................................... 9
b. Kalimat Majemuk Bertingkat ............................................................... 10
c. Kalimat Majemuk Campuran ................................................................ 13

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 14


A. Kesimpulan ..................................................................................................... 14
B. Saran ................................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak mengunakan kata-
kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti aturan atau kaidah yang
berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran,
atau perasaan itu dinamakan kalimat. Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat
dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas.
Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola
kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita
kembangkan, yang didasarkan pada kaidah yang berlaku. Berdasarkan uraian diatas, maka
makalah ini membahas mengenai pola dasar kalimat berdasarkan kaidah-kaidah yang
berlaku.
Kalimat yang digunakan dalam berkomunikasi haruslah kalimat yang jelas dan mudah
dipahami oleh pendengar/pembaca atau biasa disebut dengan kalimat efektif. Akan tetapi,
kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca
tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang
dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang
digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang
tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu
dimunculkan.
Ketika membaca kerap kali kita menemukan beberapa kalimat yang tidak memenuhi
syarat sebagai kalimat yang baik dan benar. Hal ini bisa disebabkan oleh kalimat yang tidak
logis, kacau ataupun bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca akan kesulitan
dalam memahami maksud kalimat yang disampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif.
Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala
permasalahannya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dan fungsi kalimat?

1
2. Menjelaskan tentang kalimat tunggal?
3. Menjelaskan tentang kalimat majemuk?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
5. Mengetahui arti dan fungsi kalimat.
6. Mengetahui tentang kalimat tunggal.
7. Mengetahui tentang kalimat majemuk.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BAHASA

Bahasa merupakan salah satu alat yang digunakan manusia untuk dapat berkomunikasi
atau bertukar pikiran dengan manusia lainnya. Dalam menyampaikan pesan, manusia
menggunakan bahasa-bahasa tertentu agar lawan bicaranya dapat mengetahui maksud dari isi
pembicaraan yang dilakukan. Manusia biasanya mengekspresikan pikiran atau gagasannya
melalui kalimat. Kalimat sendiri merupakan satuan bahasa yang terdiri dari rangkaian kata-
kata. Secara umum, ada dua jenis kalimat dalam bahasa Indonesia, yakni kalimat tunggal dan
kalimat majemuk. Kedua kalimat ini tentunya memiliki perbedaan.

Menurut Yendra dalam bukunya yang berjudul Mengenal Ilmu Bahasa (2018) pengertian
dari kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan maupun tulisan yang
mengungkapkan pikiran secara utuh, atau satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar.
Maksud dari konstituen dasar ialah berupa klausa atau susunan klausa yang membentuk
sebuah kesatuan ujaran yang bermakna. Singkatnya, kalimat terdiri dari klausa. Klausa adalah
satuan bahasa yang terdiri dari unsur subjek dan predikat. Klausa juga dapat dibentuk dari
unsur predikat saja, selama berpotensi menjadi kalimat. Contoh klausa: mempercayainya,
adiknya suster, ratusan jamaah haji, kepada hadirin sekalian, siswa itu pintar. Memahami
klausa penting dalam menganaisis kalimat. Klausa dapat membantu kita memahami jenis-
jenis kalimat. Terdapat berbagai jenis kalimat. Jenis kalimat berdasarkan bentuk dibedakan
menjadi dua, yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

B. KALIMAT TUNGGAL
1. PENGERTIAN KALIMAT TUNGGAL

Kalimat tunggal disebut juga kalimat sederhana. Tidak ada kata penghubung atau
konjungsi dalam kalimat tunggal. Mengutip Yendra dalam buku Mengenal Ilmu Bahasa
(2018), kalimat sederhana atau kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu
klausa atau satu kerangka yang menyusun klausa yang memberikan suatu makna utuh dalam
ujaran tersebut. Sederhananya, kalimat tunggal terdiri dari satu klausa dan memenuhi syarat
sebagai kalimat utuh.

3
Berikut beberapa contoh kalimat tunggal, yakni:

• Saya pergi ke sekolah.


• Ibu membeli sayur di pasar.
• Anak-anak sedang bermain bola di lapangan.

2. STRUKTUR KALIMAT TUNGGAL

Dikutip dari buku Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: Kalimat yang disusun oleh Sry
Satriya Tjatur Wisnu Sasangka, kalimat tunggal memiliki struktur yang cenderung sederhana
dibandingkan jenis kalimat majemuk.

Beberapa struktur kalimat tunggal adalah:

1. Subjek dan predikat (S-P).

Contohnya: Orang itu guru kami.

2. Subjek, predikat, dan objek (S-P-O).

Contohnya: Vina sedang membuat surat jawaban. (S-P-O)

3. Subjek, predikat, dan pelengkap (S-P-Pel).

Contohnya: Kemampuan Didi diakui banyak orang. (S-P-Pel)

4. Subjek, predikat, objek, dan pelengkap (S-P-O-Pel).

Contohnya: Andi mengajari adiknya melukis (S-P-O-Pel)

5. Subjek, predikat, objek dan keterangan (S-P-O-K).

Contohnya: Kami berangkat kerja pukul 8 pagi (SPK)

3. CIRI-CIRI KALIMAT TUNGGAL


Untuk membedakannya dengan kalimat lainnya, kalimat tunggal juga memiliki cirinya
tersendiri, yaitu :

a. Memiliki satu peristiwa pokok

4
Pada dasarnya kalimat tunggal hanya akan menyajikan atau menyampaikan atau
menjelaskan satu persitiwa saja. Contoh :

• Ibu meyiram bunga.


• Ibu menyiram bunga mawar dengan air hujan yang ditampung kemarin.
• Ayah membaca koran waspada di teras rumah.
• Ketika hujan tadi malam, para penjual nasi goreng tidak berjualan.
• Adik membaca buku ensiklopedia.
• Kami pergi ke Gunung Rinjani saat liburan nanti.

b. Memiliki satu struktur penyusun kalimat

Kalimat tunggal hanya memiliki satu struktur penyusun kalimat saja, struktur penyusun
kalimat telah dijelaskan sedikit diatas, yaitu:

'subjek – predikat' (SP)

‘subjek – predikat – objek’ (SPO)

‘subjek – predikat – objek – keterangan’ (SPOK)

‘subjek – predikat – objek – pelengkap’ ( SPOPel)

‘subjek – predikat – pelengkap’ (SPPel)

Namun, tetap perlu diingat kalimat tunggal mempunyai satu subjek, satu predikat, dan
satu objek .

Contoh :

Asti memintal benang

S P O

Ayah tertawa

S P

Obe menulis puisi

S P O

5
Balon itu ditiup Nuha

S P O

c. Tidak menggunakan kata hubung dan tanda baca koma (,)

Telah kita ketahui, kalimat tunggal hanya memiliki satu peristiwa saja yang mencakup
satu subjek maupun predikat, sehingga tanda koma maupun kata konjugasi/penghubung yang
berperan sebagai penghubung bukan ciri kalimat tunggal. Contoh :

• Aku membaca buku dongeng yang kubeli semalam di pameran buku


• Mereka sangat giat belajar dengan keadaan yang serba terbatas
• Suatu sore paman mengajak kami bermain di sawah
• Katak-katak dan burung mencari makanan di kolam itu
• Sukab adalah teman Alina semasa kecil dahulu
• Sepotong kue untuk temanku
• Orang-orang yang mengantri itu sangat sabar

4. JENIS-JENIS KALIMAT TUNGGAL

Dalam penggolongan kalimat tunggal, terdapat beberapa jenis berdasarkan predikatnya.


Kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi kalimat tunggal nominal, kalimat tunggal
adjektiva, kalimat tunggal verbal, kalimat tunggal preposional dan kalimat tunggal numeral.

1) Kalimat Tunggal Nomina

Kalimat tunggal ini merupakan kata benda yang menjadi predikatnya, seperti contoh :

a. Nenek temanku seorang pelaut


(kata benda = pelaut)
b. Udin bukan anak yang bandel
(kata benda = bandel)
c. Orang yang memanjat pohon itu adalah Aji
(kata benda =Aji)

6
d. Rani adalah anak yang bijak
(kata benda = Anak yang bijak)
e. Mereka adalah siswa SMA Taruni Cendana
(kata benda = siswa SMA Taruni Cendana)

2) Kalimat Tunggal Adjektiva


Kalimat tunggal ini merupakan kata sifat yang menjadi predikatnya, seperti contoh :
a. Intan sangat bersemangat
(kata sifat = sangat bersemangat)
b. Qori tumbuh menjadi anak yang ceria
(kata sifat = menjadi anak yang ceria)
c. Gunung itu memang benar-benar tinggi
(kata sifat = benar-benar tinggi)
d. Besi itu tidak mudah berkarat
(kata sifat = tidak mudah berkarat)
e. Menara itu lebih terlihat di kejauhan
(kata sifat = lebih terlihat di kejauhan)

3) Kalimat Tunggal Verbal

Kalimat tunggal ini merupakan kata kerja yang menjadi predikatnya, seperti contoh :

a. Asep menunggang kuda


(kata kerja = menunggang)
b. Siwa berteriak dikejauhan
(kata kerja = berteriak)
c. Sifa menjahit baju
(kata kerja = menjahit)

4) Kalimat Tunggal Numerial

Kalimat tunggal ini merupakan kata bilangan yang menjadi predikatnya, seperti contoh :

a. Pelepasan kuda itu membutuhkan lima orang

7
(kata numerial = lima orang)
b. Uang yang dibutuhkan sebanyak lima juta
(kata numerial = lima juta)
c. Abahku berulang tahun ke-50
(kata numerial = ke-50)

C. KALIMAT MAJEMUK
1. PENGERTIAN KALIMAT MAJEMUK

Kalimat majemuk adalah struktur kalimat yang memiliki lebih dari satu dasar kalimat.
Berikut ini pengertian, jenis, dan contoh kalimat majemuk: Mengutip Yendra
dalam Mengenal Ilmu Bahasa (2018), kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud
lisan maupun tulisan yang mengungkapkan pikiran secara utuh atau satuan sintaksis, yang
disusun dari konstituen dasar, yaitu berupa klausa atau susunan klausa yang membentuk
sebuah kesatuan ujaran yang bermakna. Sementara menurut Dendy Sugono dalam Sintaksis
Bahasa Indonesia: Analisis Fungsi Sintaktik (2019), kalimat majemuk diartikan sebagai kata-
kata yang memiliki struktur kalimat yang di dalamnya terdapat beberapa kalimat dasar.
Dalam kalimat majemuk, konjungsi memegang peranan penting. Konjungsi atau kata
penghubung, berperan penting untuk menjadi jembatan antardasar kalimat dalam satu kalimat
majemuk.

2. CIRI-CIRI KALIMAT MAJEMUK

Berikut ini adalah ciri-ciri kalimat majemuk:

• Kalimat majemuk terdri dari dua klausa yang saling berhubungan dan memanfaatkan
konjungsi atau kata hubung.
• Dari penggabungan kalimat selanjutnya akan menghasilkan kalimat dan arti baru.
• Isi kalimat terdiri dari subjek (S), predikat (P), dan kalimat penjelas lebih dari satu.
• Menggunakan kata penghubung yang bersifat kesetaraan.
• Biasanya memiliki pola S-P+S-P

8
3. JENIS-JENIS KALIMAT MAJEMUK
a. KALIMAT MAJEMUK SETARA

Kalimat majemuk setara disebut juga kalimat majemuk koordinatif. Struktur kalimat di
dalamnya terdapat paling sedikit dua kalimat dasar dan masing-masing dapat berdiri sendiri
sebagai kalimat tunggal. Berdasarkan konjungsi yang digunakan, kalimat majemuk setara
dibagi menjadi empat jenis, yaitu:

1) Kalimat majemuk yang menyatakan penjumlahan.

Jenis kalimat ini disebut juga aditif. Jenis kalimat ini menggunakan konjungsi yang
memperlihatkan hubungan penjumlahan dari kalimat dasar. Contoh konjungsinya adalah dan,
serta, lagipula. Contoh: Aku membacakan buku dongeng dan adik-adik menyimak dengan
antusias. Ibu membersihkan gudang di hari libur, ayah menata kebun, serta aku membereskan
kamar tidur. Kita seharian hanya mengerjakan tugas tanpa pelajaran lisan, lagipula guru
sedang ada rapat.

2) Kalimat majemuk yang menyatakan urutan peristiwa.

Dalam kalimat jenis ini, meski sudah memakai konjungsi sebagai penghubung antardasar
kalimat, tetapi tetap dibutuhkan tanda koma sebagai pembatas. Kalimat ini menggunakan
konjungsi yang menghubungan urutan peritiwa, seperti lalu, lantas, terus, dan kemudian.
Contoh kalimat majemuk yang menyatakan urutan peristiwa adalah: Saya tinggal di
Bandung, lalu keluarga pindah ke Yogyakarta. Teman sekelas saya mengendarai motor tanpa
mengenakan helm, lantas polisi lalu lintas menghentikan mereka. Kamu tuang putih telur
dalam wadah, terus kamu kocok putih telur menggunakan mixer sampai mengembang. Saya
membayar ongkos pada supir angkot, kemudian ia memberi uang kembalian dengan jumlah
yang pas.

3) Kalimat majemuk yang menyatakan pemilihan.

Jenis kalimat ini ditandai dengan kata penghubung atau. Hubungan pemilihan pada dua
atau lebih kalimat dasar juga dapat ditunjukkan dengan kata apa(kah). Contoh: Dia ingin
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler basket, atau kegiatan fisik lain yang bisa mengisi
kekosongan aktivitas di akhir pekan. Buku baru yang kamu pesan sudah saya kirim, apakah

9
paket sudah sampai di rumah? Kamu bebas memilih jurusan IPA, IPS, atau Bahasa. Kalimat
majemuk yang menyatakan pertentangan atau perlawanan. Jenis kalimat ini menghubungkan
satu kalimat dasar dengan kalimat dasar yang lain, meski berlainan atau bertentangan.
Konjungsi atau kata penghubung yang biasa dipakai dalam kalimat jenis ini contohnya tetapi,
melainkan, dan sedangkan.

Contoh: Saya ingin kuliah jurusan seni rupa murni, tetapi orang tua tidak memiliki cukup
uang untuk biaya kuliah. Perundungan di bawah umur bukan sepenuhnya salah anak-anak,
melainkan orang tua memiliki tanggung jawab besar mendidik anak-anak mereka. Doni tekun
mengerjakan tugas kelompok agar mendapat hasil terbaik, sedangkan Edwin bermain video
game seharian tanpa membantu kami sedikitpun.

b. KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT

Jenis kalimat ini adalah kalimat yang mengandung satu kalimat dasar yang merupakan
inti (utama) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu
unsur kalimat inti itu. Unsur kalimat yang dapat dialihfungsikan, seperti subyek, obyek, atau
keterangan. Sehingga, yang membedakan kalimat majemuk bertingkat dengan kalimat jenis
lain adalah keberadaan anak kalimat dan induk kalimat. Induk kalimat memegang peranan
sebagai kalimat dasar inti atau utama. Sedangkan anak kalimat menjadi pengisi salah satu
unsur. Berdasarkan perannya, anak kalimat dibagi menjadi:

1) Anak kalimat keterangan waktu.

Anak kalimat ini dapat ditempatkan di posisi awal, akhir, di antara subyek dan predikat,
bahkan di antara predikat dan obyek pada induk kalimat. Konjungsi yang digunakan
yaitu ketika, waktu, kala, saat, sesaat, tatkala, sesudah, setelah, dan sebelum. Contoh:

1. Ketika aku mengunjunginya di rumah sakit, dia sudah tiada.


2. Ongkos angkutan umum ke rumah masih 300 rupiah, waktu aku duduk di Sekolah
Dasar.
3. Kala ibu dan ayah remaja, mereka sering bertamasya ke telaga.
4. Kamu jangan lupa mengangkat gorengan tempe, saat warna tempe sudah kuning
kecokelatan.
5. Hakim mengetuk palu kencang sekali, semua hadirin dalam persidangan terdiam
sesaat.

10
6. Sesudah mencuci baju, Roni kembali mengerjakan tugas matematikanya.
7. Setelah sekian lama aku menjadi penulis, akhirnya salah satu buku terbitanku menjadi
best seller.
8. Kedua pengantin itu mengucapkan janji setia, sebelum pendeta mempersilahkan
bertukar cincin.

2) Anak kalimat keterangan sebab

Jenis ini mempunyai sifat seperti anak kalimat keterangan waktu, tetapi menyatakan
pertalian sebab. Ditandai dengan konjungsi karena, sebab, dan lantaran. Berikut contoh
kalimatnya: Karena berlebihan konsumsi gula, nenek terkena diabetes. Dia mengurungkan
niat membeli PS5, sebab uangnya hendak ia tabung. Lantaran harga tanah dan bangunan di
ibu kota mahal, kaum milenial memilih kontrak rumah.

3) Anak kalimat keterangan akibat

Jenis anak kalimat ini menyatakan pertalian akibat. Posisi anak kalimat selalu di akhir,
setelah induk kalimat. Ditandai dengan konjungsi atau kata penghubung hingga, sehingga,
maka, akibatnya, dan akhirnya. Berikut contoh kalimatnya:

1. Hujan mengguyur kota ini semalaman, hingga sawah terendam air.


2. Tengkulak membeli beras dengan harga murah, sehingga petani merugi.
3. Media arus utama hanya menjadi corong politisi, maka mutu jurnalisme semakin
bobrok.
4. Pemerintah memberi izin untuk mengadakan kegiatan belajar tatap muka, akibatnya
muncul klaster baru di sekolah.
5. Aku tidak lagi merawat taman belakang rumah, akhirnya tumbuhan di taman banyak
yang layu.

4) Anak kalimat keterangan syarat

Jenis anak kalimat yang menyatakan pertalian persyaratan. Ditandai dengan konjungsi
jika, kalau, apabila, andaikata, dan andaikan. Anak kalimat ini dapat diletakkan di bagian
mana saja dalam kalimat. Berikut contoh kalimatnya:

1. Jika tidak ingin terlambat ke sekolah, aku harus bangun lebih awal.
2. Pandemi segera berakhir, kalau semua orang mematuhi protokol sejak awal.

11
3. Ayah tidak akan murka, apabila kamu jujur dari awal. Andaikata aku lolos masuk
perguruan tinggi negeri, aku traktir teman sekelas.
4. Ruang redaksi media di Indonesia akan lebih independen, andaikan perusahaan media
tidak dipegang oleh politisi.

5) Anak kalimat keterangan tujuan.

Jenis anak kalimat yang menyatakan pertalian tujuan. Ditandai dengan konjungsi supaya,
agar, untuk, dan guna. Berikut contoh kalimatnya:

1. Dinda mengendarai sepedah dengan pelan, supaya telur ayam yang dibawanya tidak
pecah.
2. Agar tidak dehidrasi, kamu sebaiknya banyak minum air putih.
3. Bos memasang baliho di jalan untuk meningkatkan target penjualan.
4. Olah raga dengan teratur di rumah, guna menjaga kebugaran tubuh.

6) Anak kalimat keterangan cara.

Jenis anak kalimat ini menyatakan pertalian cara. Ditandai dengan konjungsi dengan dan
dalam. Anak kalimat jenis ini dapat ditempatkan di bagian mana saja pada kalimat. Contoh:

- Dengan disahkannya UU Cipta Kerja, sejumlah pihak berpendapat bahwa hal itu
menambah catatan buruk bagi pemerintahan Joko Widodo.
- Gugus tugas mengirim pesan pendek ke seluruh warga Indonesia, dalam rangka
mencegah disinformasi terkait Covid-19.

7) Anak kalimat pengganti pewatas

Jenis anak kalimat yang berfungsi menyertai nomina objek, subyek, maupun predikat.
Anak kalima ini ditandai dengan konjungsi yang atau kata petunjuk itu. Berikut contohnya.

- Dia ketua OSIS baru, yang terpilih minggu lalu.


- Kami memilih berteduh di bangunan yang selalu dipenuhi lumut itu.

8) Anak kalimat pengganti nomina

12
Jenis anak kalimat ini ditandai dengan konjungsi bahwa. Dapat menjadi subyek atau
obyek dalam kalimat transitif.

Contohnya sebagai berikut;

- Adik berjanji bahwa dia tidak akan mencuri mangga tetangga lagi.
- Kepala daerah memberi perintah, bahwa setiap rumah ibadah wajib menerapkan
protokol keamanan yang ketat selama masih ada bahaya Covid-19.

c. KALIMAT MAJEMUK CAMPURAN


Kalimat jenis ini merupakan gabungan penggunaan kalimat majemuk setara dan kalimat
majemuk bertingkat.
Contohnya sebagai berikut:
- Karena tidak pernah menyimak pelajaran di sekolah, Bobi mendapat nilai jelek
dan harus tidak naik kelas
- Setelah lulus dari pendidikan jenjang SMP, Rina harus memilih sekolah negeri
atau swasta.
- Keinginan itu selalu tertunda karena Dedi lebih berkonsentrasi ke lembaga
pendidikan di luar negeri, sedangkan orang tuanya memilih pendidikan di dalam
negeri.
- Ketika malam mulai mencekam, kutarik selimut itu dan kupejamkan mata ini,
tetapi rasa takut itu tidak juga pergi dari hati dan pikiranku.

13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kalimat adalah kumpulan kata yang memiliki pengertian lengkap dan dibangun oleh
kontruksi fungsional dan tidak tergantung pada kontruksi gramatikal yang lebih besar atau
Kalimat adalah satuan bahasa yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara
lisan maupun tulisan secara lengkap.
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu inti kalimat atau satu klausa.
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek
dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana.
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola atau lebih. Kalimat majemuk
ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan induk
kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi di
dalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.

B. SARAN
Sebaiknya kita memahami dengan seksama dan bena tentang bahasa indnesia yang
memiliki berbagai ragam bahasa supaya dalam proses kegiatan belajar mengajar teradisi
komunikasi yang baik dan tepat penggunaan bahasanya antara pendidik dengan peserta didik.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat/

http://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Kalimat

http://freezcha.wordpress.com/2010/05/08/jenis-jenis-kalimat/

Syamsuri, Andi Sukri. 2014. ”bahasa Indonesia mata kuliah dasar umum”. Makassar: Pustaka

Lontara.

Munir, Mila Amalya. Octora, Tiara. Maulana, Muh. Yusuf 2017.

15

Anda mungkin juga menyukai