Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENGEMBANGAN PENULISAN KALIMAT EFEKTIF, TUNGGAL DAN


MAJEMUK

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas


pada mata kuliah “Bahasa Indonesia”
Dosen Pengampuh : Ramlah, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
FIKRI HAYKAL FAHREZA
221210002
\

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2022
KATA SAMBUTAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Pengembangan Penulisan Kalimat Efektif, Tunggal dan Majemuk” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuann penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu
Ramlah, S.Pd.,M.Pd. selaku dosen pada mata kuliah Bahasa Indonesia, sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang Pengembangan Penulisan
Kalimat Efektif dan Majemuk lebih dalam dan lebih luas.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masiih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Pontianak, 18 Mei 2022


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2

1.3 Tujuan...........................................................................................................2

1.4 Manfaat.........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................4
2.1 Pengertian Kalimat Efektif............................................................................4

2.2 Ciri-Ciri Kalimat Efektif...............................................................................5

2.3 Syarat Kalimat...............................................................................................5

2.3.1 Kebenaran..................................................................................................

2.3.2 Kepaduan...................................................................................................

2.4 Unsur Kalimat Efektif...................................................................................6

2.4.1 Subyek.......................................................................................................

2.4.2 Predikat......................................................................................................

2.4.3 Obyek.........................................................................................................

2.4.4 Keterangan.................................................................................................

2.5 Struktur Kalimat Efektif................................................................................6

2.6 Pengertian Kalimmat Tunggal......................................................................7

2.7 Ciri-Ciri Kalimat Tunggal.............................................................................7

2.7.1 Tidak mengandung kata penghubung atau konjungsi................................

ii
2.7.2 Memiliki satu unsur penyusun kalimat......................................................

2.7.3 Hanya memiliki satu peristiwa..................................................................

2.8 Jenis-Jenis Kalimat Tunggal.........................................................................9

2.8.1 Kalimat tunggal nomina............................................................................

2.8.2 Kalimat tunggal adjektiva..........................................................................

2.8.3 Kalimat tunggal numeral.........................................................................

2.8.4 Kalimat tunggal verba..............................................................................

2.8.5 Kalimat tunggal preposisional.................................................................

2.9 Pengertan Kalimat Majemuk.......................................................................11

2.9.1 Kalimat Majemuk Setara.........................................................................

2.9.2 Kalimat Majemuk Bertingkat..................................................................

2.9.3 Kalimat Majemuk Campuran..................................................................

BAB III PENUTUP.....................................................................................................17


3.1 KESIMPULAN...........................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................19

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi yang sangat penting bagi manusia
baik lisan maupun tulisan. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung
maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat
diterima oleh pendengar atau pembaca. Dalam bahasa terdapat ide, gagasan pikiran,
dan perasaan yang mewakili diri seseorang. Setiap gagasan pikiran atau konsep yang
dimiliki seseorang pada prakteknya harus dituangkan kedalam bentuk kalimat.
Kalimat yang digunakan dalam berkomunikasi haruslah kalimat yang jelas dan
mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca yaitu kalimat efektif. Akan tetapi,
kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau
pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya
kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur
kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat
seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang
seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan.
Ketika membaca sering sekali kita menemukan beberapa kalimat yang tidak
memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik dan benar. Hal ini bisa disebabkan oleh
kalimat yang tidak logis, kacau ataupun bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu,
pembaca akan kesulitan dalam memahami maksud kalimat yang disampaikan karena
kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis membahas
kalimat efektif, syarat kalimat efektif, dan ciri-ciri kalimat yang efektif. Agar kita
semua mengetahui dan tidak lagi salah pengucapan kalimat agar lebih efektif dan
dapat dimengerti.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dalam makalah ini dapat dirumuskan
sebagai berikut ini :
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif ?
2. Apa saja syarat yang harus ada dipenuhi agar menjadi kalimat yang efektif ?
3. Bagaimana unsur dan ciri-cir dari kalimat efektif ?
4. Apa saja struktur dan contoh kalimat efektif ?
5. Apa yang dimaksud dengan kalimat tunggal?
6. Apa saja jenis-jenis kalimat tunggal?
7. Apa yang dimaksud dengan kalimat majekmuk ?
8. Apa saja contoh kalimat majemuk setara, bertinggkat, dan campuran ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kalimat efektif ?
2. Untuk mengetahui apa saja syarat yang harus ada dipenuhi agar menjadi
kalimat yang efektif ?
3. Untuk mengetahui bagaimana unsur dan ciri-ciri dari kalimat efektif ?
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kalimat tunggal?
5. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis kalimat tunggal?
6. Untuk mengetahui bagaimana contoh kalimat efektif ?
7. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kalimat majemuk ?
8. Untuk mengetahui apa saja contoh dari kalimat majemuk setara, bertingkat,
dan campuran?

1.4 Manfaat
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kalimat efektif ?
2. Mengetahui apa saja syarat yang harus ada dipenuhi agar menjadi kalimat
yang efektif ?

2
3. Mengetahui bagaimana unsur dan ciri-ciri dari kalimat efektif ?
4. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kalimat tunggal?
5. Mengetahui apa saja jenis-jenis kalimat tunggal?
6. Mengetahui bagaimana contoh kalimat efektif ?
7. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kalimat majemuk ?
8. Mengetahui apa saja contoh dari kalimat majemuk setara, bertingkat, dan
campuran?

3
4

BAB II
PEMBAHASAN

1.5 Pengertian Kalimat Efektif


Pengertian kalimat efektif adalah susunan kata yang mengikuti kaidah
kebahasaan secara baik dan benar. Sebab, sebuah tulisan bisa dikatakan efektif kalau
berhasil menyampaikan pesan atau gagasan dengan maksud si penulis.
Suatu kalimat dapat dibuat oleh klausa yang terdiri dari subjek dan predikat
dengan penambahan objek, ataupun keterangan yang di akhiri dengan tanda baca titik
(.), tanya (?), atau seru (!).
Menurut Zainal Arifin (2000; 84) berpendapat bahwa Kalimat efektif adalah
kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak
dibaca.
Menurut Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan (1992; 116-135) berpendapat bahwa
Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah
dipahami orang lain secara tepat.
Menurut Abdul Rozak (1990;8) berpendapat bahwa Kalimat Efektif adalah
kalimat yang mampu membuat isi atau maksud yang disampaikan dengan lengkap
dalam pikiran pembaca persis seperti apa yang disampaikan.
Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas,
dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Kalimat efektif haruslah
memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran
pendengar atau pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis atau
pembicara.
Suatu kalimat dapat dikatakan sebagai kalimat efektif jika memiliki beberapa
syarat sebagai berikut:
1. Mudah dipahami oleh pendengar atau pembacanya.
2. Tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan maksud sang penulis.
3. Menyampaikan pemikiran penulis kepada pembaca atau pendengarnya dengan
cepat.
4. Sistematis dan tidak bertele-tele.

1.6 Ciri-Ciri Kalimat Efektif


Kalimat efektif memiliki ciri-ciri yang harus dipenuhi, berikut merupakan ciri-
cir dari kalimat efektif antara lain:
1. Memuat unsur kalimat dengan lengkap dan tepat. Unsur tersebut antara lain
subyek, predikat, obyek, atau keterangan.
2. Menaati ejaan dan kaidah kebahasaan yang baku.
3. Memilih diksi secara tepat.
4. Memadankan strutur bahasa dengan jalan pikiran yang logis dan sistematis.
5. Ide pokoknya tersampaikan dengan jelas.
6. Menggunakan kata dengan tepat dan tidak bertele-tele.
7. Memanfaatkan variasi struktur kalimat.

1.7 Syarat Kalimat


Terdapat dua syarat dalam menyusun kalimat efektif. Berikut adalah penjelasan
singkatnya :
1.7.1 Kebenaran
Kalimat efektif harus disasarkan pada penulisan yang baik dan benar
sesuai dengan ejaan yang dianjurkan. Kaidah kebahasaannya ketat
mengikuti tata bahasa baku.
1.7.2 Kepaduan
Kepaduan berkaitan dengan logika kalimat. Pilihan kata dalam menyusun
kalimat harus padu, sehingga membuat kalimat menjadi utuh dan tidak
sumbang.

5
1.8 Unsur Kalimat Efektif
Unsur kalimat efektif terdiri atas subyek, predikat, obyek, dan keterangan.
Syarat untuk membuat kalimat dapat dipenuhi minimal dengan unsur dan predikat.
Namun dalam kalimat efektif, perlu kehadiran obyek atau keterangan agar
kalimat terkesan utuh. Berikut penjabaran singkat unsur kalimat efektif:
1.8.1 Subyek
Bagian dari kalimat yang menunjukkan pelaku yang dapat berupa orang,
tempat, atau benda.
1.8.2 Predikat
Bagian kalimat yang menunjukkan apa yang dilakukan oleh subyek,
biasanya berupa kata kerja.
1.8.3 Obyek
Bagian kalimat yang menunjukkan hal atau benda yang menjadi sasaran,
biasanya berupa nomina.
1.8.4 Keterangan
Kalimat yang menunjukkan tujuan cara, waktu, tempat, atau sebab-akibat.
Biasanya ditandai dengan penggunaan konjungsi atau kata hubungan.

1.9 Struktur Kalimat Efektif


Stuktur kalimat efektif mengikuti jenis kalimat. Struktur penempatan subyek,
predikat, obyek, dan keterangan menyesuaikan jenis kalimat yang akan dibuat.
Selama syarat untuk menyusun kalimat efektif sudah ditaati, maka strukturnya hanya
tinggal menyesuaikan jenis kalimat. Berikut ini contoh-contoh kalimat efektif :
1. Pihak sekolah (subyek) memasang (predikat) CCTV (obyek) untuk keamanan
sekolah (keterangan tujuan).
2. Ibu (subyek) belanja (predikat) buah, sayur, telur, daging sapi, dan beras (obyek)
di pasar (keterangan tempat).

6
3. Putri (subyek) mengayuh (predikat) sepeda (obyek) dengan kencang (keterangan
cara).
4. Pagi makan soto lahap Si Anita tadi. (tidak efektif)
5. Tadi pagi, Si Anita makan soto dengan lahap. (efektif)

1.10Pengertian Kalimmat Tunggal


Kalimat tunggal adalah kalimat yang disusun oleh satu pola unsur lengkap,
yaitu subjek, predikat, objek, dan keterangan. Kalimat tunggal sering disebut kalimat
sederhana atau kalimat simpleks, yaitu kalimat hanya terdiri dari satu predikat saja
atau satu klausa bebas.
Maksud dari satu klausa di sini adalah kalimat tunggal hanya mengandung satu
informasi saja. Informasi tersebut bisa kamu temukan dengan mencari predikat dari
kalimat yang ditulis. Contoh kalimat tunggal:
1. Fathan (S) bernyanyi (P).
2. Adi (S) membeli (P) semangka (O).
3. Salwa (S) menggosok (P) baju (O) dengan rapi (K).
4. Vikra (S) mengunjungi (P) rumah Azzahra (O) kemarin (K).

Nah, kalimat Fathan bernyanyi menunjukkan informasi bahwa subjek Fathan


melakukan aktivitas bernyanyi. Begitu pula dengan kalimat selanjutnya, predikat
memberikan informasi mengenai apa yang sedang dilakukan oleh subjek.

1.11Ciri-Ciri Kalimat Tunggal


Salah satu cara agar kamu bisa menentukan kalimat tunggal di antara jenis
kalimat lainnya yaitu dengan memerhatikan cirinya. Berikut ini adalah ciri-ciri
la;Imat tunggal :
1.11.1 Tidak mengandung kata penghubung atau konjungsi
Konjungsi atau kata hubung berfungsi untuk menghubungkan dua kata,
frasa, kalimat, maupun paragraf. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya,

7
kalimat tunggal hanya memiliki satu klausa. Maka, kalimat tunggal ini tidak
mengandung kata penghubung atau konjungsi. Konjungsi bisa berupa
kata dan, atau, tetapi, dan lain-lain yang diikuti dengan koma.
Kalimat tunggal merupakan kalimat yang tidak memiliki konjungsi, maka
tanda koma juga tidak digunakan dalam kalimat tunggal. Kalimat yang
menggunakan koma termasuk ke dalam kalimat majemuk.
Biar nggak bingung, yuk lihat contoh kalimat tunggal di bawah ini yang
hanya memiliki satu klausa dan tidak mengandung kata penghubung atau
konjungsi.
1. Ayah (S) tidur (P).
2. Kakak (S) membuka (P) jendela (O).
1.11.2 Memiliki satu unsur penyusun kalimat
Selain tidak memiliki kata penghubung atau konjungsi, struktur kalimat
tunggal lebih sederhana dibandingkan dengan jenis kalimat lain. Kalimat
tunggal hanya memiliki satu unsur penyusun kalimat yaitu terdiri dari satu
predikat, subjek, lalu objek dan disertai keterangan atau pelengkap.
Penyusun kalimat tersebut bisa S-P atau S-P-O. Nah, jika unsur
penyusunnya lebih dari satu maka kalimat tersebut bukan kalimat tunggal
melainkan kalimat majemuk. Contoh:
1. Amel (S) makan (P).
2. Agung (S) bermain (P) bola (O).
3. Aril (S) menggambar (P) pemandangan (O).
1.11.3 Hanya memiliki satu peristiwa
Karena tidak menggunakan kata penghubung atau konjungsi maka contoh
kalimat tunggal ini biasanya hanya menggambarkan satu peristiwa saja.
Contoh:
1. Sarah (S) membeli (P) bakso (O).
2. Adri (S) membaca (P) komik (O) di teras (K).

8
1.12Jenis-Jenis Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal terbagi menjadi lima jenis, yaitu kalimat tunggal nomina,
kalimat tunggal adjektiva, kalimat tunggal numeral, kalimat tunggal verba, dan
kalimat
tunggal preposisional. Supaya lebih memahami kelima jenis kalimat tunggal tadi,
berikut penjelasannya.
1.12.1 Kalimat tunggal nomina
Nomina adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, atau
semua yang dibendakan. Kalimat tunggal nomina merupakan jenis kalimat
tunggal yang memiliki satu predikat berupa kata benda. Kalimat “Kakak
adalah seorang pelaut.” merupakan kalimat tunggal nomina
karena pelaut termasuk predikat yang mengacu pada sebuah profesi (kata
benda). Contoh kalimat tunggal nomina:
1. Dokter gigi itu adalah Ayah Egi.
2. Shintia adalah seorang penari di sekolahnya.
3. Melly adalah seorang pelajar.
1.12.2 Kalimat tunggal adjektiva
Jenis kalimat yang kedua adalah kalimat tunggal adjektiva. Kalimat tunggal
adjektiva merupakan jenis kalimat tunggal yang memiliki satu predikat
berupa kata sifat. Kata sifat yaitu kata yang dipakai untuk menjelaskan sifat,
kualitas atau kondisi suatu hal seperti makhluk hidup, benda mati, tempat,
waktu, dan lainnya. Pada kalimat “Andi memiliki meja belajar yang besar.”
merupakan kalimat tunggal adjektiva karena besar termasuk ke dalam
sebuah predikat yang mengacu pada sebuah kata sifat. Contoh kalimat
tunggal adjektiva:
1. Sepatu adik menjadi kotor
2. Sekolah itu angker.
3. Bunga tulip sangat indah.

9
1.12.3 Kalimat tunggal numeral
Numeralia atau kata bilangan yang menyatakan jumlah dari sebuah
benda. Kalimat tunggal numeral merupakan jenis kalimat tunggal yang
memiliki satu predikat berupa kata bilangan. Kalimat
“Sepatunya tiga pasang.” merupakan kalimat tunggal berpredikat numeral
karena memiliki predikat bilangan yaitu tiga. Contoh kalimat tunggal
numeral:
1. Kakak membeli enam apel.
2. Harga sepatu ini adalah Rp150.000,-
3. Marcella memiliki satu ekor kucing.
4. Farisska memiliki sepasang cincin.
5. Balonku ada lima.
1.12.4 Kalimat tunggal verba
Verba atau kata kerja digunakan untuk menggambarkan proses,
menunjukkan perbuatan, atau keadaan. Predikat yang terdapat pada kalimat
tunggal verba berupa kata kerja. Kalimat “Sindi memasak opor” memiliki
unsur predikat yang menunjukkan sebuah perbuatan yang dilakukan oleh
Sindi yaitu memasak. Contoh kalimat tunggal verba:
1. Rahmadiva membaca novel.
2. Riri mencuci sepatu.
3. Sidiq menendang bola.
1.12.5 Kalimat tunggal preposisional
Preposisional atau preposisi merupakan kata yang biasa terdapat di depan
nomina, atau biasanya disebut dengan kata depan. Contoh preposisi
yaitu dari, di, dengan, ke, oleh, pada, untuk dan masih banyak lagi. Kalimat
tunggal preposisional merupakan jenis kalimat tunggal yang memiliki satu
predikat bentuk kata depan. Misalnya, pada kalimat “Saya di kantor” kata di

10
kantor merupakan predikat yang berupa kata depan atau preposisi. Contoh
kalimat tunggal preposisional:
1. Perpustakaan di belakang sekolah.
2. Damar pergi ke toko alat tulis.
3. Zaki tiba di rumah.

1.13Pengertan Kalimat Majemuk


Kalimat majemuk adalah struktur kalimat yang memiliki lebih dari satu dasar
kalimat. Mengutip Yendra dalam Mengenal Ilmu Bahasa (2018), kalimat adalah
satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan maupun tulisan yang mengungkapkan
pikiran secara utuh atau satuan sintaksis, yang disusun dari konstituen dasar, yaitu
berupa klausa atau susunan klausa yang membentuk .
Sementara menurut Dendy Sugono dalam Sintaksis Bahasa Indonesia: Analisis
Fungsi Sintaktik (2019), kalimat majemuk diartikan sebagai kata-kata yang memiliki
struktur kalimat yang di dalamnya terdapat beberapa kalimat dasar. Dalam kalimat
majemuk, konjungsi memegang peranan penting. Konjungsi atau kata penghubung,
berperan penting untuk menjadi jembatan antardasar kalimat dalam satu kalimat
majemuk.
Umumnya, pengertian kalimat majemuk adalah kalimat yang mengandung dari
dua pola kalimat atau lebih. Selain itu, kalimat majemuk juga disebut kalimat yang
kompleks. Adapun jenis-jenis kalimat majemuk dan contohnya sebagai berikut:
1.13.1 Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara disebut juga kalimat majemuk koordinatif.
Struktur kalimat di dalamnya terdapat paling sedikit dua kalimat dasar dan
masing-masing dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal. Berdasarkan
konjungsi yang digunakan, kalimat majemuk setara dibagi menjadi empat
jenis, yaitu:

11
1. Kalimat majemuk yang menyatakan penjumlahan
Jenis kalimat ini disebut juga aditif atau penambahan. Jenis kalimat ini
menggunakan konjungsi yang memperlihatkan hubungan penjumlahan
dari kalimat dasar. Contoh konjungsinya yakni dan, serta, lagipula.
Contoh kalimat majemuk yang menyatakan penjumlahan:
1. Aku membacakan buku dongeng dan adik-adik menyimak dengan
antusias.
2. Ibu membersihkan gudang di hari libur, ayah menata kebun, serta aku
membereskan kamar tidur.
3. Kita seharian hanya mengerjakan tugas tanpa pelajaran lisan, lagipula
guru sedang ada rapat.
4. Soal itu sudah ditanyakan ke bagian IT, dan sudah dikonfirmasi
berulang kali.
2. Kalimat majemuk yang menyatakan urutan peristiwa
Dalam kalimat jenis ini, meski sudah memakai konjungsi sebagai
penghubung antardasar kalimat, tetapi tetap dibutuhkan tanda koma
sebagai pembatas. Kalimat ini menggunakan konjungsi yang
menghubungan urutan peritiwa, seperti lalu, lantas, terus, dan kemudian.
Contoh kalimat majemuk yang menyatakan urutan peristiwa adalah:
1. Saya tinggal di Bandung, lalu keluarga pindah ke Yogyakarta.
2. Teman sekelas saya mengendarai motor tanpa mengenakan helm,
lantas polisi lalu lintas menghentikan mereka.
3. Kamu tuang putih telur dalam wadah, terus kamu kocok putih telur
menggunakan mixer sampai mengembang.
4. Saya membayar ongkos pada supir angkot, kemudian ia memberi
uang kembalian dengan jumlah yang pas.
3. Kalimat majemuk yang menyatakan pertentangan atau perlawanan

12
Jenis kalimat ini menghubungkan satu kalimat dasar dengan kalimat
dasar yang lain, meski berlainan atau bertentangan. Konjungsi atau kata
penghubung yang biasa dipakai dalam kalimat jenis ini
contohnya tetapi, melainkan, dan sedangkan. Contoh:
1. Saya ingin kuliah jurusan seni rupa murni, tetapi orang tua tidak
memiliki cukup uang untuk biaya kuliah.
2. Perundungan di bawah umur bukan sepenuhnya salah anak-anak,
melainkan orang tua memiliki tanggung jawab besar mendidik anak-
anak mereka.
3. Doni tekun mengerjakan tugas kelompok agar mendapat hasil
terbaik, sedangkan Edwin bermain video game seharian tanpa
membantu kami sedikitpun.
1.13.2 Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat ialah kalimat tunggal yang salah satu
unsurnya diperluas sehingga membentuk pola baru. Contohnya seperti,
kebakaran terjadi ketika penduduk tertidur pulas, ketika penduduk tertidur
pulas, kebakaran terjadi.
Jenis kalimat ini adalah kalimat yang mengandung satu kalimat dasar yang
merupakan inti (utama) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang
berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur kalimat inti itu. Unsur kalimat
yang dapat dialihfungsikan, seperti subyek, obyek, atau keterangan.
Sehingga, yang membedakan kalimat majemuk bertingkat dengan kalimat
jenis lain adalah keberadaan anak kalimat dan induk kalimat. Induk kalimat
memegang peranan sebagai kalimat dasar inti atau utama. Sedangkan anak
kalimat menjadi pengisi salah satu unsur. Berdasarkan perannya, anak
kalimat dibagi menjadi:
1. Anak kalimat keterangan waktu

13
Anak kalimat ini dapat ditempatkan di posisi awal, akhir, di antara
subyek dan predikat, bahkan di antara predikat dan obyek pada induk
kalimat. Konjungsi yang digunakan yaitu ketika, waktu, kala, saat,
sesaat, tatkala, sesudah, setelah, dan sebelum. Contoh:
1. Ketika aku mengunjunginya di rumah sakit, dia sudah tiada.
2. Kala ibu dan ayah remaja, mereka sering bertamasya ke telaga.
3. Kamu jangan lupa mengangkat gorengan tempe, saat warna
tempe sudah kuning kecokelatan.
2. Anak kalimat keterangan sebab
Jenis ini mempunyai sifat seperti anak kalimat keterangan waktu, tetapi
menyatakan pertalian sebab. Ditandai dengan konjungsi karena,
sebab, dan lantaran. Berikut contoh kalimatnya:
1. Karena berlebihan konsumsi gula, nenek terkena diabetes.
2. Dia mengurungkan niat membeli PS5, sebab uangnya hendak
ia tabung.
3. Lantaran harga tanah dan bangunan di ibu kota mahal, kaum
milenial memilih kontrak rumah.
3. Anak kalimat keterangan akibat
Jenis anak kalimat ini menyatakan pertalian akibat. Posisi anak kalimat
selalu di akhir, setelah induk kalimat. Ditandai dengan konjungsi atau
kata penghubung hingga, sehingga, maka, akibatnya, dan akhirnya.
Berikut contoh kalimatnya:
1. Hujan mengguyur kota ini semalaman, hingga sawah terendam
air.
2. Tengkulak membeli beras dengan harga murah, sehingga petani
merugi.
3. Media arus utama hanya menjadi corong politisi, maka mutu
jurnalisme semakin bobrok.

14
4. Anak kalimat keterangan syarat
Jenis anak kalimat yang menyatakan pertalian persyaratan. Ditandai
dengan konjungsi jika, kalau, apabila, andaikata, dan andaikan. Anak
kalimat ini dapat diletakkan di bagian mana saja dalam kalimat. Berikut
contoh kalimatnya:
1. Jika tidak ingin terlambat ke sekolah, aku harus bangun lebih
awal.
2. Pandemi segera berakhir, kalau semua orang mematuhi
protokol sejak awal.
3. Ayah tidak akan murka, apabila kamu jujur dari awal.
5. Anak kalimat keterangan tujuan
Jenis anak kalimat yang menyatakan pertalian tujuan. Ditandai dengan
konjungsi supaya, agar, untuk, dan guna. Berikut contoh kalimatnya:
1. Dinda mengendarai sepedah dengan pelan, supaya telur ayam
yang dibawanya tidak pecah.
2. Agar tidak dehidrasi, kamu sebaiknya banyak minum air putih.
3. Bos memasang baliho di jalan untuk meningkatkan target
penjualan.
6. Anak kalimat ketrangan cara
Jenis anak kalimat ini menyatakan pertalian cara. Ditandai dengan
konjungsi dengan dan dalam. Anak kalimat jenis ini dapat ditempatkan
di bagian mana saja pada kalimat. Contoh:
1. Dengan disahkannya UU Cipta Kerja, sejumlah pihak berpendapat
bahwa hal itu menambah catatan buruk bagi pemerintahan Joko
Widodo.
2. Gugus tugas mengirim pesan pendek ke seluruh warga
Indonesia, dalam rangka mencegah disinformasi terkait Covid-19
7. Anak kalimat pengganti pewatas

15
Jenis anak kalimat yang berfungsi menyertai nomina objek, subyek,
maupun predikat. Anak kalima ini ditandai dengan
konjungsi yang atau kata petunjuk itu. Berikut contohnya.
1. Dia ketua OSIS baru, yang terpilih minggu lalu.
2. Kami memilih berteduh di bangunan yang selalu dipenuhi lumut
itu.

8. Anak kalimat pengganti nomina


Jenis anak kalimat ini ditandai dengan konjungsi bahwa. Dapat
menjadi subyek atau obyek dalam kalimat transitif. Contohnya sebagai
berikut :
1. Adik berjanji bahwa dia tidak akan mencuri mangga tetangga
lagi.
2. Kepala daerah memberi perintah, bahwa setiap rumah ibadah wajib
menerapkan protokol keamanan yang ketat selama masih ada bahaya
Covid-19.
1.13.3 Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat jenis ini merupakan gabungan penggunaan kalimat majemuk setara
dan kalimat majemuk bertingkat. Contohnya sebagai berikut:
1. Karena tidak pernah menyimak pelajaran di sekolah, Bobi mendapat nilai
jelek dan harus tidak naik kelas.
2. Setelah lulus dari pendidikan jenjang SMP, Rina harus memilih
sekolah negeri atau swasta.
3. Sebelum meninggal dunia, nenek berpesan padaku agar jangan pernah
meninggalkan shalat meskipun aku sibuk bekerja mencari rezeki.
4. Sebanyak lima orang dilaporkan tewas dalam kecelakaan ini,
sedangkan korban luka jumlahnya masih sulit diketahui karena banyak
yang telah meninggalkan lokasi kejadian.

16
17
18

BAB III
PENUTUP
1.14 KESIMPULAN
Pengertian kalimat efektif adalah susunan kata yang mengikuti kaidah
kebahasaan secara baik dan benar. Memuat unsur kalimat dengan lengkap dan tepat.
Unsur tersebut antara lain subyek, predikat, obyek, atau keterangan, menaati ejaan
dan kaidah kebahasaan yang baku, memilih diksi secara tepat, memadankan strutur
bahasa dengan jalan pikiran yang logis dan sistematis, ide pokoknya tersampaikan
dengan jelas, menggunakan kata dengan tepat dan tidak bertele-tele, dan
memanfaatkan variasi struktur kalimat. Merupakan ciri-ciri dari kalimat efektif.
Kalimat efektif juga memiliki syarat dalam penyusunannya yaitu Kebenaran dan
Kepaduan. Struktur kalimat efektif mengikuti jenis kalimat. Struktur penempatan
subjek, predikat, obyek dan keterangan menyesuaikan jenis kalimat yang akan dibuat.
Selama syarat untuk menyusun kalimat efektif sudah ditaati, maka stukturnya hanya
tinggal menyesuaikan jenis kalimatnya saja. Salah satu contoh kalimat efektif yaitu,
Pihak sekolah (subyek) memasang (predikat) CCTV (obyek) untuk keamanan sekolah
(keterangan tujuan).

Kalimat tunggal adalah kalimat yang disusun oleh satu pola unsur lengkap,
yaitu subjek, predikat, objek, dan keterangan. Kalimat tunggal sering disebut kalimat
sederhana atau kalimat simple yaitu kalimat hanya terdiri dari satu predikat saja atau
satu klausa bebas. Maksud dari satu klausa di sini adalah kalimat tunggal hanya
mengandung satu informasi saja. Informasi tersebut bisa di temukan dengan mencari
predika dari kalimat yang ditulis. Ciri-ciri dari kalimat tunggal adalah tidak
mengandung kata penghubung atau konjungsi, memiliki satu unsur penyusun kalimat,
dan hanya memiliki satu peristiwa. Kalimat tunggal memiliki lima jenis, yaitu kalimat
tunggal nomina, kalimat tunggal adjektiva, kalimat tunggal numeral, kalimat tunggal
verba, dan kalimat tunggal preposisional.
Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu dasar kalimat.
Dalam kalimat majemuk, konjungsi memegang peranan penting. Konjungsi atau kata
penghubung, berperan penting untuk menjadi jembatan antardasar kalimat dalam satu
kalimat majemuk. Kalimat majemuk dibagi menjadi tiga macam, yaitu kalimat
majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.
Berdasarkan konjungsi yang digunakan, kalimat majemuk setara dibagi menjadi
empat jenis, yaitu kalimat majemuk yang menyatakan penjumlahan, kalimat majemuk
yang menyatakan urutan peristiwa, kalimat majemuk yang menyatakan pemilihan,
dan kalimat majemuk yang menyatakan pertentangan atau perlawanan. Unsur kalimat
yang dapat dialihfungsikan, seperti subyek, obyek, atau keterangan. Sehingga, yang
membedakan kalimat majemuk bertingkat dengan kalimat jenis lain adalah
keberadaan anak kalimat dan induk kalimat. Berdasarkan perannya, anak kalimat
dibagi menjadi anak kalimat keterangan waktu, anak kalimat keterangan sebab, anak
kalimat keterangan akibat, anak kalimat keterangan syarat, anak kalimat keterangan
tujuan, anak kalimat keterangan cara, anak kalimat keterangan pewatas, dan anak
kalimat keterangan nomina.

19
DAFTAR PUSTAKA
https://www.diadona.id/d-stories/pengertian-kalimat-efektif-utama-majemuk-dan-
imperatif-di-kehidupan-sehari-hari-200627n.html

https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/03/180624569/kalimat-efektif-
pengertian-ciri-syarat-unsur-struktur-dan-contoh?page=2

20

Anda mungkin juga menyukai