Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRATIKUM

MATERIAL TEKNIK
PENGUJIAN BAHAN / MATERIAL

Dosen Pembimbing : Ir. Eko Julianto, S.T.,M.T.,IPM

HALAMAN JUDUL

DISUSUN :
NAMA : RISKI RAMADHAN
NIM : 221210016
SEMESTER / KELAS : 3 (III) / Reg B

PROGAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2023
1. Latar Belakang
Kehidupan masyarakat modern tidak bisa terlepas dari benda-
benda yang dibuat dengan proses elektroplating. Komponen dan aksesori
kendaraan bermotor, aksesori mebel, kursi lipat, berbagai alat
perkantoran, alat-alat pertanian, jam tagan, aksesori rumah tangga, dan
berbagai alat-alat industri dilakukan pengerjaan akhir melalui proses
elektroplating. Elektroplating ditujukan untuk berbagai keperluan mulai
dari perlindungan terhadap karat seperti pada pelapisan seng pada besi
baja yang digunakan untuk berbagai keperluan bahan bangunan dan
konstruksi. Pelapisan nikel dan khrom umumnya ditujukan untuk
menjadikan benda mempunyai permukaan lebih keras dan mengkilap
selain juga sebagai perlindungan terhadap korosi.
Elektroplating (electroplating) atau lapis listrik atau penyepuhan
merupakan salah satu proses pelapisan bahan padat dengan lapisan logam
menggunakan bantuan arus listrik melalui suatu elektrolit. Dalam
teknologi pengerjaan logam, proses electroplating dikategorikan sebagai
proses pengerjaan akhir (metal finishing). Secara sederhana, electroplating
dapat diartikan sebagai proses pelapisan logam, dengan menggunakan
bantuan arus listrik dan senyawa kimia tertentu guna memindahkan
partikel logam pelapis ke material yang hendak dilapis. Pelapisan logam
dapat berupa lapis seng (zink), galvanis, perak, emas, brass, tembaga, nikel
dan krom. Penggunaan lapisan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan
kegunaan masing-masing material. Perbedaan utama dari pelapisan
tersebut selain anoda yang digunakan adalah larutan elektrolisisnya.
Dalam penelitian tahun 2004, dilakukan oleh Tadashi Doi dan Kazunari
Mizumoto, mereka menemukan larutan baru (elektrolisis) yang dinamakan
larutan citrate (kekerasan deposit mencapai 440 VHN).
Proses electroplating mengubah sifat fisik, mekanik, dan sifat
teknologi suatu material. Salah satu contoh perubahan fisik ketika material
dilapis dengan nikel adalah bertambahnya daya tahan material tersebut
terhadap korosi, serta bertambahnya kapasitas konduktifitasnya. Adapun
dalam sifat mekanik, terjadi perubahan kekuatan tarik maupun tekan dari
suatu material sesudah mengalami pelapisan dibandingkan sebelumnya.
Karena itu, tujuan pelapisan logam tidak luput dari tiga hal, yaitu untuk
meningkatkan sifat teknis/mekanis dari suatu logam, yang kedua
melindungi logam dari korosi, dan ketiga memperindah tampilan
(decorative).
2. Tujuan
Adapun tujuan dari pratikum pengujian bahan / material adalah :
 Mengetahui proses electroplating
 Mengetahui hasil bahan yang telah melalui proses electropleting

3. Manfaat
Manfaat dari penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan
pengetahuan tentang Electropleting.

4. Pembahasan

A. Pengujian Eletroplating
a. Alat
 Power suplay DC
Pada proses electroplating menggunakan sumber arus listrk
searah dari DC Power Suply. Sumber arus listrk dihubungkan
pada dua buah electroda menggunakan kawat penghubung.
Kutub negativ(-) duhubungkan dengan katoda, sedangkan
kutub(+) dihubungkan dengan anoda. Arus yang dibutuhkan
untuk proses electroplating mengalir dari anoda menuju
katoda melalui electrolit. Sumber arus listrk negative yang
dihubungkan dengan katoda menyebabkan electron mengalir
bergerak ke katoda. Electrom electro di katoda akann
mengkonversi ion logam positiv(𝑀+) electrolit menjadi
lapisan logam di permukaan katoda.
 Kertas lakmus
Kertas lakmus di gunakan untuk mengukur ph electrolit

 Heater
Pemanas di gunakan untuk membuat suhu dari cairaan
electrolit selalu stabil.
 Ultrasonic Cleaner
Ultraasonic cleaner adalah alat yang di rancang untuk
kebutuhan membersih kan alat medis peralatan laboratorium
dan peralatan optic.
 Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat yamg digunakan untuk mengukur
panjang dan diameter dalam suatu benda.

 Termometer
Termometer adalah alat ukur temperatur yang digunakan
untuk mengukur temperatur larutan pasa saat pengcoatingan.

 Wadah
Wadah adalah tempat untuk melakukan electroplating.
b. Bahan
 Larutan Electrolit
Larutan electroit adalah larutan yang dapat menghantarkan
arus listrik. ketika dialirkan arus listrik ke dalamnya, larutan
ini akan memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada
alat uji atau timbulnya gelembung gas dalam larutan. Larutan
electrolit yang di gunakan adalah campuran dari Aquadest
80%, Asam asetat 20%, dan Natrium clorida secukupnya dan
larutan harus
mengandung PH 3-4.

 Besi (Fe)
Besi adalah sebuah unsur terbesar ke empat yang ada pada
kerak bumi. Kelimpahannya di dalam planet yang berbatu
layaknya bumi in karena begitu banyaknya produksi akibat
reaksi fusi didalam bintang yang bermassa besar. Senyawa
kimia besi tersebut memiliki begitu banyak manfaat. Besi
oksida dicampur dengan serbuk aluminium tersebut dapat
dipantik untuk membuat reaksi termit, yang biasanya
digunakan dalam pengelasan serta pemurnian bijih. Besi
tersebut membentuk senyawa biner dengan kalsogen dan juga
halogen. Senyawa organ logamnya adalah ferosen,
merupakan senyawa sandwich pertama yang ditemukan.
 Alumunium
Aluminium adalah logam unsur kimia yang mempunyai
lambang AI di tabel periodik serta mempunyai nomor atom
13. Material ini bukanlah jenis logam berat tetapi logam
berlimpah urutan ketiga dengan elemen sekitar 8 persen dari
permukaan bumi. Material ini biasanya sering
dikombinasikan dengan oksigen karena itulah disebut dengan
oksida. Sedangkan sumber daya alam yang ditambang untuk
material tersebut berupa mineral dimana disebut dengan
bauksit. Aluminium sendiri pertama kali diekstraksi pada
sekitar tahun 1825 oleh Hans Oersted tetapi pada tahun 1880,
baru layak digunakan secara ekonomis. Bahkan hingga
sekarang keberaaannya sudah digunakan untuk berbagai
macam produk.
 Aquadest
Aquadest adalah air yang dihasilkan dari satu proses
destilasi/penyulingan, sering di sebut air murni. Aquadest
disini berguna sebagai bahan utama pembuatan larutan
Electrolit dengan komposisi
sebesar 80%.
 Natrium Clorida (Garam)
Natrium clorida, juga dikenal dengan garam dapur, atau halit,
adalah senyawa kimia dengan rumus molekul NaCl,
mewakili perbandingan 1:1 ion natrium dan klorida. Dengan
massa molar masing-masing 22,99 dan 35,45 g/mol, 100 g
NaCl mengandung 39,34 g Na dan 60,66 g Cl. Senyawa ini
adalah garam yang paling memengaruhi salinitas laut dan
cairan ekstraselular pada banyak organisme multiseluler.
 Asam Asetat
Asam Asetat adalah salah satu senyawa organik yang berada
dalam golongan asam alkanoat. Cuka adalah salah satu
pengaplikasian asam asetat. Cuka disini berfungsi sebagai
bahan utama pembuatan larutan Electrolit. Pada cuka sendiri
mengandung Asam Asetat sebanyak 25%.
 Alkohol 90%
Akohol berfungsi untuk membersihkan alat yang akan
digunakan.
 Amplas
Amplas berfungsi untuk menghaluskan benda kerja
 Bubuk Logam
Bubuk Logam adalah suatu material dalam bentuk serbuk
yang di peroleh dengan cara merubah suatu padatan ukuran
ke bentuk butiran. Bubuk logam disini bertujuan untuk
membuat larutan electrolit.
c. Prosedur / langkah Pengujian Metalografi
1. Pemotongan
Potonglah material plast besi ukran 4x4 cm menjadi dua
bagian menggunakan mesin gerinda kemudian amplas material
hingga halus dan mengkilap.
2. Siapkan gelas kimia kemudian masukan aquadest sebanyak 600
ml.

3. Kemudian siapkan garam dan masukan garam kedalam gelas


yang sudah berisi aquadest.
1. Selanjutnya celupkan material plat besi kedalam cairan
larutan dan diamkan sekitar setengah jam pada larutan.

2. Setelah di diamkan selama waktu yang ditentukan plat


besi akan terlihat korosi seperti digambar dibawah ini
d. Kesimpulan
Pengujian bahan material merupakan proses kritis dalam
rekayasa dan industri untuk memastikan kualitas, keamanan, dan
kinerja bahan yang digunakan dalam berbagai aplikasi. Berbagai
teknik pengujian digunakan untuk mengidentifikasi sifat-sifat
material dan memastikan bahwa bahan tersebut memenuhi standar
yang ditetapkan. Berikut adalah beberapa kesimpulan mengenai
teknik pengujian bahan material:

1. Identifikasi Sifat Material: Teknik pengujian


memungkinkan identifikasi sifat-sifat mekanik, termal,
listrik, dan kimia dari suatu bahan. Hal ini membantu
insinyur dan desainer dalam memilih bahan yang sesuai
dengan kebutuhan spesifik aplikasi.
2. Assurance Kualitas: Pengujian bahan material digunakan
sebagai langkah untuk memastikan kualitas bahan yang
digunakan dalam proses produksi. Ini membantu
menghindari kegagalan struktural atau fungsional yang
dapat terjadi karena cacat atau ketidaksesuaian dengan
standar.
3. Optimasi Desain: Informasi yang diperoleh dari pengujian
material membantu dalam mengoptimalkan desain produk.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang sifat-sifat
material, desainer dapat membuat pilihan yang lebih baik
untuk memenuhi persyaratan kinerja dan keandalan.
4. Pemantauan Proses Produksi: Pengujian material juga
digunakan untuk memantau dan mengendalikan proses
produksi. Hal ini membantu dalam menjaga konsistensi
kualitas bahan selama produksi massal.
5. Penelitian dan Pengembangan: Pengujian material
merupakan bagian integral dari penelitian dan
pengembangan untuk mengembangkan bahan baru dengan
sifat-sifat yang unggul. Ini mendorong inovasi dan
kemajuan dalam industri.
6. Analisis Kegagalan: Jika suatu produk atau struktur
mengalami kegagalan, teknik pengujian material
digunakan untuk menganalisis penyebabnya. Hal ini
membantu dalam perbaikan desain dan pencegahan
kegagalan serupa di masa depan.
7. Keamanan Produk dan Pengguna: Pengujian bahan
material sangat penting untuk memastikan keamanan
produk dan perlindungan terhadap pengguna. Ini termasuk
pengujian ketahanan terhadap tekanan, suhu ekstrem,
keausan, dan berbagai kondisi lingkungan.
8. Ketepatan Standar: Pengujian bahan material memastikan
bahwa bahan tersebut memenuhi standar industri dan
regulasi yang berlaku. Hal ini diperlukan untuk
memastikan keselamatan dan kualitas produk.

Secara keseluruhan, pengujian bahan material merupakan


langkah esensial dalam proses pengembangan produk dan produksi
untuk memastikan bahwa bahan yang digunakan memenuhi
persyaratan teknis, standar, dan keamanan yang ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai