Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL

ELEKTROPLATING

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengujian Material yang ditugaskan

Oleh :

Destri Muliastri, S.Si, MT

Disusun oleh :

Nama : Fathurrahman

NIM : 231234012

Kelas : 1A TPKM

JURUSAN TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI TEKNIK PERANCANGAN DAN


KONTRUKSI MESIN

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2024
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali menemukan benda yang


menggunakan bahan dasar logam. Mau itu pagar, pisau, paku, kawat, dan
barang lain sebagainya yang dimana semua itu berasal dari logam. Logam
banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari karena memiliki kelebihan
tersendiri. Logam memiliki sifat khusus yakni sebagai penghantar panas dan
listrikl yang baik,

Disamping banyak kelebihannya, logam juga memiliki permasalahan


diantaranya yakni korosi. Korosi dapat menimbulkan kerugian yang tidak
sedikit, bahkan dapat membahayakan apabila penggunaanya pada konstruksi.
Korosi merupakan fenomena alamiah yang terjadi pada material logam,
dimana korosi merupakan proses kerusakan material akibat reaksi oksidasi.

Karena masalah inilah timbulnya Solusi pencegahan dari korosi yakni


electroplating. Electroplating adalah proses pelapisan logam pada permukaan
benda padat melalui reaksi redoks menggunakan arus listrik searah (Direct
Current). Bagian yang akan dilapisi berperan sebagai katoda atau elektroda
negatif dari sel elektrolisis.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diuraikan rumusan masalahnya


sebagai berikut:
1.Mengapa proses electroplating dapat mencegah
terjadinya korosi?

2.Bagaimana proses electroplating dapat dilakukan?


3. Bagaimana dampak proses electroplating dengan larutan Chrome (Cr)
terhadap baja?
C. Tujuan Praktikum
1. Melakukan anodisasi pada logam ST 37
2. Menganalisa hasil pelapisan
3. Melakukan pelapisan logam dengan Cr
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Korosi
1. Pengertian

Korosi secara umum dapat diartikan sebagai penurunan sifat guna dari suatu
material atau bahan akibat interaksi pada lingkungannya. Material itu biasanya
berupa logam, komposit, polimer, keramik, dan lain sebagainya. Sedangkan
lingkungan yang dimaksudkan seperti asam, air, perubahan suhu, dan kondisi
cuaca. Sementara secara sederhana korosi ini adalah proses perusakan logam
karena reaksi kimia. Proses perusakan itu dapat terjadi karena adanya zat-zat
lingkungannya membentuk senyawa yang sebenarnya tidak diinginkan.

2. Proses Terbentuknya Korosi

Dalam ilmu kimia, korosi dapat terjadi karena adanya proses elektrokimia.
Elektrokimia ini sendiri merupakan proses terjadinya reaksi reduksi oksidasi
secara spontan. Misalnya ketika besi berkarat, besi akan membentuk oksida
besi atau Fe2O3.H2O. Besi akan teroksidasi oksigen dan udara sehingga
akhirnya memicu terjadinya karat. Proses berlangsungnya korosi pada besi
tadi dapat digambarkan dengan persamaan berikut ini:

4Fe(s)+3O2(aq)+6H2O(l)→2Fe2O3.3H2O(l).

3. Faktor-faktor yang mempercepat terjadinya korosi

Korosi dapat terjadi karena hal-hal yang alamiah secara lambat maupun
cepat. Proses korosi itu dapat terjadi karena beberapa faktor di antaranya
adalah:

a. Air dan kelembapan udara

Air dan kelembapan udara merupakan salah satu faktor utama yang
menyebabkan terjadinya proses korosi. Jadi korosi yang terjadi karena air
dan kelembapan udara terjadi ketika kadar uap air di sekitar logam tinggi.
Semakin tinggi kadar uap akan semakin mudah pula logam mengalami
korosi. Hal itu sekaligus menjawab alasan mengapa ketika besi di dalam
rumah yang diletakan di tempat yang lembap akan lebih cepat mengalami
korosi. Oleh sebab itu, sebisa mungkin simpan besi di tempat yang
cenderung kering agar tidak berkarat. Sebab, ketika suatu logam berada di
daerah kering seperti gurun, proses korosi akan berjalan secara lambat
karena kadar air yang rendah.

b. Elektrolit

Elektrolit yang dimaksudkan di sini bukanlah minuman yang bisa


meningkatkan energ. Elektrolit yang dimaksudkan adalah media yang
dapat menjadi media untuk memindahkan muatan. Elektrolit dapat
menyebabkan oksigen di udara mengikat elektron lebih mudah. Contoh
nyata yang bisa dilihat adalah ketika handphone anda jatuh ke dalam air
laut atau air hujan, kemungkinan besar akan rusak dan ketika didiamkan
akan berkarat pada bagian mesinnya. Hal itu terjadi karena air laut yang
mengandung garam atau air hujan yang mengandung asam yang mampu
menjadi media yang mempercepat proses korosi. Hal itu sekaligus
menjawab alasan mengapa besi pada lingkungan pabrik dapat mengalami
korosi karena kerap terpapar senyawa asam.

c. Permukaan logam yang tidak rata

Tidak hanya faktor-faktor eksternal seperti air atau elektrolit, tetapi bentuk
permukaan pada logam juga berpengaruh pada proses terjadinya korosi.
Semakin tidak rata suatu logam, akan semakin mudah pula mengalami
korosi. Hal tersebut dapat terjadi karena kutub-kutub muatan pada
permukaan logam dapat terbentuk. Padahal kutub muatan itu berperan
sebagai anoda dan katoda. Oleh sebab itu, anda perlu selalu membersihkan
barang-barang yang mengandung logam dengan memastikan agar tetap
licin supaya mencegah terjadinya percepatan korosi.
d. Terbentuknya sel elektrokimia

Sel elektrokimia dapat terbentuk karena dua permukaan logam saling


bersinggungan. Sel elektrokimia dapat terbentuk ketika permukaan logam
yang bersinggungan mengandung potensial elektroda yang berbeda.
Ketika sel elektrokimia terbentuk logam yang mengandung potensial
elektron lebih rendah bakal melepaskan elektron yang menyebabkan
oksidasi. Dan oksidasi itulah yang sebenarnya menyebabkan terjadinya
korosi.

B. Electroplating
a. Pengertian
Elektroplating merupakan proses pelapisan logam, dengan menggunakan
bantuan arus listrik dan senyawa kimia tertentu guna memindahkan
partikel logam pelapis ke material yang hendak dilapis. Perkembang
teknologi rekayasa pelapisan listrik (electroplating) telah banyak
memberikan konstribusi yang cukup signifikan terhadap laju pertumbuhan
industri dalam skala besar bahkan industri dalam skala kecil. Industri skala
besar diarahkan untuk sektor produksi seperti kursi, tangki penyemprot air
untuk pertanian, suku cadang kendaraan bermotor dan mobil, dan kereta
api. Sedangkan untuk industri skala kecil produksi seperti aksesoris
kendaraan bermotor dan mobil, kran air, kerajinan logam kuningan dan
peralatan elektronik (H.Syamsul, 2005).

Elektroplating memungkinkan untuk pelapisan benda-benda seperti


elektronik, sensor optik, dan komponen ruang angkasa dengan logam.
Berbagai logam seperti Ni, Cu, Co, Zn, Sn, Cr, Ag, Al, dll., Semuanya
telah digunakan dalam pelapisan benda-benda, yang penggunaannya untuk
berbagai keperluan seperti dekorasi, ketahanan korosi, kekerasan dan
meningkatkan stabilitas termal permukaan (M. Schlesinger, 2011).
Pelapisan dengan Cr, Ni, atau Co memberikan lapisan yang keras,
sedangkan Zn dan Cd dapat memberikan pelapis dengan sifat antikorosi,
dan Au dan Ag digunakan untuk perbaikan tampilan (Kanani, 2004). Di
masa lalu, elektrodeposisi timah dicapai dalam larutan air. Namun,
terdapat kerugian dalam menggunakan media berair seperti evolusi
hidrogen yang berlebihan, efisiensi arus rendah, dan toksisitas (sianida)
(N.M. Pereira, 2012).
Dalam beberapa tahun terakhir, elektrodeposisi Sn telah mendapat
banyak perhatian karena sifatnya yang tidak beracun, ketahanan yang
tinggi terhadap korosi, kualitas yang baik, dan potensi yang cukup bagus
untuk digunakan dalam aplikasi elektrokimia seperti elektronik dan
baterai. Produksi dari lapisan logam melibatkan reaksi elektrokimia pada
antarmuka elektroda / lektrolit, yang mengarah untuk deposisi ion dari
larutan ke permukaan elektrodik dengan transfer electron (A. Abbott,
2011). Selain itu, telah dilakukan electroplating dalam industri skala kecil
produksi seperti aksesoris kendaraan bermotor dan mobil, kran air,
kerajinan logam kuningan dan peralatan elektronik. Berdasarkan hal
tersebut artikel ini di buat untuk menguraikan proses elektropleting logam.

C. Baja
a. Pengertian

Baja adalah paduan logam yang tersusun dari besi sebagai unsur utama
dan karbon sebagai unsur penguat. Kandungan baja yang utama adalah
Besi (Fe) dengan kadar 97% dan Karbon (C) dengan kadar 0,2% hingga
2,1%, serta unsur paduan lain yaitu Mangan (Mn), Krom (Cr),
Vanadium(V), Nikel (Ni), Silikon (Si), tembaga (Cu), sulfur (S), fosfor (P)
dan lainnya dengan jumlah yang dibatasi dan berbeda-beda.

b. Jenis baja
Jenis-jenis Baja
Menurut Wiryosumarto (2004), berdasarkan komposisi karbon yang
digunakan, baja dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis, yaitu:
a. Baja karbon
Baja karbon adalah paduan antara besi dan karbon dengan sedikit Si,
Mn, P, S, dan Cu. Sifat baja karbon sangat tergantung pada kadar
karbon, bila kadar karbon naik maka kekuatan dan kekerasan juga
akan bertambah tinggi. Karena itu baja karbon dikelompokkan
berdasarkan kadar karbonnya. Berdasarkan komposisi kandungan
karbon, baja karbon dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Baja Karbon Rendah. Baja karbon rendah memiliki kandungan karbon
dibawah 0,3%. Baja karbon rendah sering disebut dengan baja ringan
(mild steel) atau baja perkakas. Jenis baja yang umum dan banyak
digunakan adalah jenis cold roll steel dengan kandungan karbon 0,08%
- 0,30% yang biasa digunakan untuk body kendaraan.
Baja Karbon Sedang. Baja karbon sedang merupakan baja yang
memiliki kandungan karbon 0,30% - 0,60%. Baja karbon sedang
mempunyai kekuatan yang lebih dari baja karbon rendah dan
mempunyai kualitas perlakuan panas yang tinggi, tidak mudah
dibentuk oleh mesin, lebih sulit dilakukan untuk pengelasan, dan dapat
dikeraskan (diquenching) dengan baik. Baja karbon sedang banyak
digunakan untuk poros, rel kereta api, roda gigi, pegas, baut,
komponen mesin yang membutuhkan kekuatan tinggi, dan lain-lain.
Baja Karbon Tinggi. Baja karbon tinggi memiliki kandungan karbon
paling tinggi jika dibandingkan dengan baja karbon yang lain yakni
0,60% - 1,7% C dan memiliki tahan panas yang tinggi, kekerasan
tinggi, namun keuletannya lebih rendah. Baja karbon tinggi
mempunyai kuat tarik paling tinggi dan banyak digunakan untuk
material tools. Salah satu aplikasi dari baja ini adalah dalam
pembuatan kawat baja dan kabel baja.
D. Electroplating/pelapisan logam
Penyepuhan logam adalah suatu proses di mana lapisan tipis logam,
seperti emas, perak, nikel, atau krom, ditempatkan di atas permukaan
logam atau bahan lainnya untuk memberikan lapisan pelindung, estetika,
atau sifat fungsional tertentu. Proses ini bertujuan untuk meningkatkan
penampilan dan ketahanan korosi logam dasar, atau bahkan untuk
memberikan sifat konduktivitas listrik yang lebih baik. Penyepuhan logam
biasanya dilakukan dengan metode elektroplating, electroless plating, atau
plating kimia, yang melibatkan penggunaan elektrokimia atau kimia untuk
mentransfer logam lapisan ke permukaan bahan dasar. Penyepuhan logam
sering digunakan dalam pembuatan perhiasan, perlengkapan rumah
tangga, industri otomotif, dan dalam berbagai aplikasi teknik dan
manufaktur untuk meningkatkan tampilan dan kinerja produk.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Alat

Alat Fungsi Gambar


Mesin Elektroplating Sebagai alat
menampung larutan
kimia

Amplas membuat permukaan


benda yang kasar
menjadi lebih halus

Tang Membengkokkan
kawat

Mur baut Sebagai penyambung


kawat dan
tembaga
Batu angsol Untuk memoles
permukaan benda
kerja agar berkilau

Obeng Mengencangkan mur


baut yang dipasang
antar kawat tembaga
dan benda kerja

Jangka sorong Untruk mengukur


panjang bena kerja

Mikrometer sekrup Untuk mengukur


ketebalan benda kerja

Thermometer tembak Untuk mengukur suhu


cairan/larutan

Timer Untuk mengukur


waktu lama
peredaman
Kawat tembaga Sebagai pengait benda
kerja

Power Supply Untuk mengalirkan


Arus dan Voltase ke
larutan

B. Bahan

Bahan Fungsi Gambar


Chemical Degresing (NaCL) Membersihkan
kotoran pada
benda kerja

Elektrolytic Menghilangkan
degresing (NaOH) lemak dan
kontaminan
Pickling (HCL) Membersihkan
plat dari karat

Larutaan Sebagai larutan


electroplating/polishing(Chrome) pelapis benda
kerja

Plat st 37 Sebagai benda


kerja

C. Prosedur Kerja

1. Amplas terlebih dahulu benda kerja untuk mengangkat karat pada benda
kerja

2. Lakukan pengukuran pada benda kerja untuk mengetahui panjang, lebar,


dan tebal

3. Kaitkan benda kerja dengan kawat tembaga

4. Lakukan chemical degreasing selama 3 menit

5. Bilas benda kerja dengan bak berisi air selama 30 detik

6. Lakukan elektrolit degreasing selama 3 menit

7. Bilas benda kerja kembali ke bak berisi air selama 30 detik

8. Lakukan rendaman ke dalam bak berisikan pickling selama 3 menit


9. Bilas benda kerja menggunakan air mengalir selama 30 detik

10. Rendam benda kerja pada bak berisikan krom, dengan variasi waktu
20, 30, dan 40 menit

11. Bilas benda kerja menggunakan air selama 30 detik

12. Keringkan benda kerja

13. Ukur ketebalan benda kerja

14. Polishing benda kerja dengan batu angsol


BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

a. Analisa Data
1. Secara Praktikum

Langka Waktu Arus Suhu Tebal Hasil


Kerja
Chemical 180s - 25℃ 1. 0.5mm 1. -
Degreasing 2. 0.5mm 2. -
3. 0.5mm 3. -
Elec. 180s - 25℃ 1. 0.5mm 1. -
Degreasing 2. 0.5mm 2. -
3. 0.5mm 3. -
Pikling 180s - 25℃ 1. 0.5mm 1. -
2. 0.5mm 2. -
3. 0.5mm 3. -
Lapis 1200s 0.8V 80℃ 1. 0.5mm 1. 0.5mm
Krom 1800s 2. 0.5mm 2. 0.5mm
2400s 3. 0.5mm 3. 0.6mm

2. Secara Teoritis
 Benda kerja 1
-Luas Penampang(A) = 2(𝑝𝑥𝑙) + (𝑝𝑥𝑡) + (𝑙𝑥𝑡)
= 2(5.9 x 2.63)+(5.9x0.5)+(2.63x0.5)
= 35.299mm^2
-Kerapatan Arus(I) = 𝑖/𝐴
= 0.8/35.299
= 0.022663531 Ampere/m^2
-Berat = 𝑖𝑥𝑡𝑥𝐴/𝑍𝑥𝐹
= 0.8x1200x35.299/6x96500
= 0.058 gr
-Volume = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎/𝜌
= 0.058/51.996
= 0.00112560272671
-Ketebalan =V/A
=0.00112560272671/35.299
= 3.188x10^-5 mm
 Benda kerja 2
-Luas Penampang(A) = 2(𝑝𝑥𝑙) + (𝑝𝑥𝑡) + (𝑙𝑥𝑡)
=2(5.4x2.56)+(5.4x0.5)+(2.56x0.5)
=31.628mm^2
-Kerapatan Arus(I) = 𝑖/𝐴
=0.8/31.628
=1.27388535 Ampere/m^2
-Berat = 𝑖𝑥𝑡𝑥𝐴/𝑍𝑥𝐹
=0.8x1800x31.628/6x96500
= 0.078 gr
-Volume = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎/𝜌
=0.078/51.996
= 0.001512 mm^3

-Ketebalan =V/A
=0.001512/31.628
=4.783x10^-5 mm
 Benda Kerja 3
-Luas Penampang(A) = 2(pxl)+(pxt)+(lxt)

=2(5.7x2.55)+(5.7x0.5)+(2.55x0.5)

=33.195mm^2

-Kerapatan Arus(I) = i/A

=0.8/33.195

=0.0241 Ampere/m^2

-Berat = ixtxA/ZxF

=0.8x2400x33.195/6x96500

= 0.110 gr

-Volume = massa/ρ

=0.110/51.996

=0.002117 mm^3

-Ketebalan =V/A

=0.002117/33.195

= 6.377x10^-5 mm

b. Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang sudah dilaksanakan, didapatkan data hasil


akhir, dari data yang didapat dijelaskan bahwa Pelapisan logam dengan
metode elektroplating dapat melapisi pelat baja St 37 dengan bantuan arus
listrik. Dengan metode ini pelat baja St37 dapat tercegah dari korosi dan
juga memperpanjang umur baja, karena terlihat pelat baja St37 sudah
terlapisi permukaannya dengan lapisan Krom, sehingga pelat baja akan
terlindungi oleh lapisan Krom
Setelah proses elektroplating dengan lapisan kromium terdapat dampak
yang terjadi terhadap pelat baja St37, seperti setelah di celup di larutan
Krom dan dibilas di air mengalir terdapat perubahan warna pada
permukaan pelat baja menjadi lebih mengkilap dan berpori, namun saat
sesudah di polishing akan permukaan yang berpori akan menghilang dan
bersih, ini dikarenakan baja sudah terlapisi Krom dan dengan begitu pelat
baja St37 dapat tercegah dari korosi.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kegagalan


dalam elektroplating lapis kromium ini yaitu sebagai berikut :

1. Arus listrik yang kurang stabil, dan rapat arus terlalu rendah
menyebabkan pelepasan ion menjadi lambat. Idealnya laju pertumbuhan
deposit permulaan (initial stage deposition) lebih cepat daripada laju
pembentukan deposit baru (deposisi berikutnya). Kondisi rapat arus jika
terlalu tinggi, menyebabkan polarisasi konsentrasi yakni zona larutan di
sekitar katoda akan dikosongkan dari ion-ion, maka akan muncul
kecenderungan pertumbuhan pada zona yang lebih tinggi konsentrasinya.

2. Suhu larutan berpengaruh terhadap konduktivitas. Jika suhu semakin


tinggi menyebabkan konduktivitas larutan semakin besar sehingga
mempercepat hantaran arus listrik. Pada suhu tinggi dapat diperoleh rapat
arus yang besar

3. Konsentrasi Larutan elektrolit selama proses elektroplating berlangsung


akan mengalami perubahan, dapat disebabkan oleh pengendapan ion
logam dari larutan menuju katoda ataupun karena penguapan. Pada
umumnya kelebihan kadar logam akan menyebabkan menurunnya
kecerahan dan kerataan lapisan dan juga mengakibatkan terjadinya
pemborosan bahan

4. Waktu berpengaruh pada peningkatan ketebalan lapisan. Semakin lama


waktu yang dipakai saat pelapisan maka ketebalan pelapisan semakin
bertambah
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa :
1. Baja St37 sangat mudah mengalami korosi, maka dari itu perlu
dilakukan electroplating yg bertujuan agar baja tersebut lebih tahan
korosi dan memiliki umur yang lebih lama.
2. Hasil pelapisan pada baja St37 diatas menghasilkan ketebalan
logam yang bertambah sesuai dengan waktu yang diberikan.
3. Logam lebih mengkilap dari sebelumnya, hal ini terjadi karena
logam tersebut telah dilapisi dengan krom.

2. Saran
Agar tercapainya praktikum dengan aman dan nyaman diperlukan
tempat (laboratorium) yang memiliki kelengkapan dari berbagai aspek
seperti bahan-bahan, peralatan, dan tempat yang memadai. Terlihat
bahwa laboratorium elektroplating masih jauh dari kata aman dan
nyaman dikarenakan masih banyak sekali bahan-bahan dan peralatan
yang terbengkalai, tempatnya sedikit kumuh sehingga mahasiswa
merasa kurang nyaman, aman, dan kurang fokus untuk melakukan
praktikum. Maka dari itu diperlukan renovasi pada
laboratorium elektroplating, lebih menata bahan-bahan dan peralatan
dengan baik, dan adanya pengecekan dan perawatan pada mesin-
mesinnya.

DAFTAR PUSTAKA

Admin.(2017).Penyepuhan/pelapisan logam.Diakses pada 1/3/2024, dari


https://mazpur.com/penyepuhan-pelapisan-logam-elektroplating/
Eka Viandari.(2019). Pengertian Korosi : Proses, Faktor, Dampak, dan
Cara.Diakses pada 1/3/2024, dari
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/korosi-kimia-kelas-12-
pengertian-faktor-faktor-dan-pencegahan/
Fahmi Amrulloh.(....)Elektroplating.Diakses pada 1/3/2024, dari
https://www.ypinuruzzaman.com/info-terkini/elektroplating
Riadi, Muchlisin. (2019). Pengertian, Unsur, Jenis dan Pembentukan Baja.
Diakses pada 1/3/2024, dari
https://www.kajianpustaka.com/2019/12/pengertian-unsur-jenis-dan-
pembentukan-baja.html
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai